Ditetapkan:
PANDUAN Tanggal Terbit: Direktur
PRAKTEK KLINIK
2 Juni 2016
Dr. Intan Praweswari DL, MARS
Ditetapkan:
PANDUAN Tanggal Terbit: Direktur
PRAKTEK KLINIK
2 Juni 2016
Dr. Intan Praweswari DL, MARS
Ditetapkan:
PANDUAN Tanggal Terbit: Direktur
PRAKTEK KLINIK
2 Juni 2016
Dr. Intan Praweswari DL, MARS
Pemeriksaan radiologis :
- Foto dada: dilakukan atas indikasi jika dicurigai adanya ada perembesan
cairan dan sebagai pedoman dalam pemberian cairan. Kelainan radiologi
yang mungkin ada adalah dilatasi pembuluh darah paru terutama daerah
hilus kanan, hemitoraks kanan, kubah diafragma kanan lebih tinggi, dan
efusi pleura
- USG abdomen: dapat ditemukan efusi pleura, kelainan dinding vesica
fellea, dan buli-buli.
TERAPI Terapi DBD dibagi menjadi 4 bagian :
1. Tersangka infeksi dengue
2. DBD derajad I atau II tanpa peningkatan hematokrit
3. DBD derajad II dengan peningkatan hematokrit ≥20%
4. DBD derajad III dan IV
Ditetapkan:
PANDUAN Tanggal Terbit: Direktur
PRAKTEK KLINIK
2 Juni 2016
Dr. Intan Praweswari DL, MARS
a. Medikamentosa
1) Antipiretik: dianjurkan pemberian parasetamol bukan aspirin
2) Diusahakan tidak memberikan obat-obat yang tidak diperlukan
(antasid, antiemetik) untuk mengurangi beban detoksifikasi obat dalam
hati
3) Kortikosteroid hanya diberikan pada DBD ensefalopati, kecuali ada
perdarahan saluran cerna
4) Antibiotik hanya diberikan untuk DBD ensefalopati
b. Suportif
1) Mengatasi kehilangan cairan plasma sebagai akibat peningkatan
permeabilitias kapiler dan perdarahan
2) Kunci keberhasilan : kemampuan untuk mengatasi masa peralihan dari
fase demam ke fase penurunan suhu dengan baik
Cairan intravena diberikan bila :
Anak terus menerus muntah, tidak mau minum, demam tinggi,
dehidrasi
Nilai hematokrit cenderung meningkat pada pemeriksaan berkala
Ditetapkan:
PANDUAN Tanggal Terbit: Direktur
PRAKTEK KLINIK
2 Juni 2016
Dr. Intan Praweswari DL, MARS
Ditetapkan:
PANDUAN Tanggal Terbit: Direktur
PRAKTEK KLINIK
2 Juni 2016
Dr. Intan Praweswari DL, MARS
3. DBD ensefalopati
a. Pada ensefalopati cenderung terjadi edema otak dan alkalosis, maka
bila syok telah teratasi, cairan diganti dengan cairan yang tidak
mengandung HCO3 dan jumlah cairan segera dikurangi. Larutan RL
segera ditukar dengan NaCl (0,9%) : glukosa (5%) = 3:1
b. Monitoring :
1) apakah syok telah teratasi dengan baik, adakahTanda klinis
pembesaran hati, tanda perdarahan saluran cerna, tanda
ensefalopati.
2) Kadar hemogloboin, hematokrit, dan trombosit tiap 6 jam, minimal
tiap 12 jam
3) catat jumlah cairan yang masuk, diuresis, danBalans cairan
DEMAM BERDARAH
Ditetapkan:
PANDUAN Tanggal Terbit: Direktur
PRAKTEK KLINIK
2 Juni 2016
Dr. Intan Praweswari DL, MARS
perdarahan
Pasien dirujuk ke ICU bila :
Syok berkepanjangan (syok tidak teratasi lebih dari 60 menit)
Syok berulang
Perdarahan hebat saluran cerna
DBD ensefalopati
EDUKASI
KEPUSTAKAAN Pedoman Pelayanan Medis (Ikatan Dokter Anak Indonesia), Jilid 1, 2010