Anda di halaman 1dari 24

Patofisiologi

dan
Tatalaksana Terkini COVID-19

Retno Wihastuti
Departemen Paru- RS Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto
Etiologi •Virus corona termasuk golongan famili Coronaviridae
•Karakteristik : “crown like” spike pada permukaan virus.
•Ukuran: 65 – 125 nm.
•Memiliki single strain RNA sebagai material genetik yang
berukuran 26 – 36 kb dan memiliki envelove .
•Mutasi spike protein D614G
Patogenesis
Sel Target pada Infeksi SARS-CoV-2

https://www.the-scientist.com/news-opinion/receptors-for-sars-cov-2-present-in-wide-variety-of-human-cells-67496
FAKTOR YANG BERPERAN:
- Virus
- Pejamu
➜ Manifestasi COVID-19

2 FASE:
1. Viremia
2. Inflamasi
Tatalaksana COVID-19
• Non farmakologik
• Isolasi
• Istirahat/ tirah baring
• Asupan adekuat
• Rehabilitasi Medik
• Bronkoskopi
• Terapi Oksigen
• Target SaO2 92-96%
• Non invasif
• Invasif
• Farmakologik
Perkembangan Terapi COVID-19

• Terdapat beberapa pilihan untuk terapi : Beberapa pilihan terapi lain


• Azitromisin (Host Modifiers/Immune-Based
Therapy):
• Kolkisin
• Terapi Plasma Konvalesen / TPK
• Antivirus : • Terapi Stem cell/ Sel Punca
• Oseltamivir • Inhibitor IL-6 (Tocilizumab,
• Favipiravir Sarilumab, Siltuximab)
• Remdesivir • Inhibitor IL-1 (Anakinra)
• Interferon
• Ivermectine
• Human immunoglobulin
• Antitrombosis • Hyperimmune
serum/immunoglobulins (HS)
• Steroid
• Antifibrotic
Therapeutic Options Under Investigation [Internet]. 2020 [cited 24 July 2020]. Available from: https://www.covid19treatmentguidelines.nih.gov/therapeutic-options-under-investigation/
Obat dalam Peneitian
Q. Ye, B. Wang and J. Mao / Journal of Infection 80 (2020) 607–613 611
Kolkisin
• Sejumlah penelitian menilai efektivitas kolkisin terhadap COVID-19.
• Mekanisme kerja :
1. Menghambat ekspresi E-selectine dan L-selectin sehingga mencegah
perlekatan netrofil di jaringan.
2. Mengubah struktur sitoskleton netrofil mengganggu proses perpindahan
netrofil.
3. Menghambat inflamasi NLRP3.
4. Menghambat netrofil elastase  mencegah aktivasi/ agregasiplatelet
• Penelitian :
 CRP, Kebutuhan oksigen dan lama hari rawat turun
N-Acetylcystein
• Pada infeksi SARS-COV-2 terjadi ketidak seimbangan oksidan-
antioksidan  inflamasi dan kerusakan jaringan.
• NAC bersifat antioksidan langsung maupun tidak langsung melalui
penglepasan gugus sistein sebagai prekusor sintesis glutation .
• Glutation merupakan antioksidan yang banyak ditemukan ditubuh.
• NAC bersifat sebagai mukolitik dan antioksidan .
• Antioksidan dosis ≥ 1200 mg
Tolicizumab

• Pada hiperinflamasi pada COVID-19, maka IL6 meningkat tajam.


• IL6 berperan pada induksi diferensiasi limfosit B, produksi antibodi
serta proliferasi dan diferensiasi limfosit .
• Tocilizumab merupakan antibodi monoclonal penghambat IL-6
yang dapat secara spesifik berikatan dengan mIL-6R dan sIL-6R.
• Bekerja dengan menekan peradadangan paru dan vaskular
sehingga sebaiknya diberikan dini.
• Dosis 8 mg/kgBB single dose atau jika perburukan ditambah 1 dosis
dengan jarak waktu minimal 12 jam.
• Pemberiannya selektif
Anankira (anti-IL1)
• Antagonis reseptor IL-1 rekombinan.
• Mekanisme kerja : menetralisasi reaksi hiperinflamasi pada kondisi
ARDS.
• Studi: menurunkan penggunaan VM dan kematian akibat COVID-19.
• Dosis : 100 mg/12 jam selama 72 jam, dilanjutkan 100 mg/24 jam
selama 7 hari.
Mesenchymal Stem Cell ( MSCs) / Sel Punca
• Mekanisme kerja:
• Menekan proliferasi sel T
• Berinteraksi dengan sel dendritik sehingga terjadi pergeseran sel Th-2
proinflamasi menjadi antiinflamasi.
• Manfaat :
• Imunoregulasi
• Perbaikan jaringan paru
• Belum direkomendasi oleh FDA
Vaksinasi
• Salah satu cara paling jitu untuk mencegah penyakit infeksi.
• Mekanisme pembuatan vaksinasi COVID-19,
• Virus dilemahkan, Inaktivasi virus, replikasi viral vektor, non replikasi viral
vektor, vaksin DNA, vaksin RNA, sub unit protein, partikel menyerupai virus
• Di Indonesia penelitian fase 3, selesai akhir januari
• Efektivitas
• Synovac : 65.3%
• Synopharm 67%
• Moderna 90 %
IVERMECTIN
Intravenous Immunoglobulin ( IvIg)
• Konsentrat IgG yang dikumpulkan dari plasma donor sehat.
• Bermanfaat pada kondisi infeksi ok memberikan innate immune
system dari orang sehat ke orang sakit.
• Pemberian oada West Nile fever di New yok  menurunkan angka
kesakitan.
• Dosis 0.3-0.5 gr/KgBB/hr selama 3-5 hari berturut.
Terapi Plasma konvalesen:
1. Antivirus
2. Imunomodulator

21
Laporan Kasus:
Kombinasi Sinergis antara Terapi Plasma Konvalesen dengan
Messenchymal Stem Cell

 Foto toraks (A1–A3): lesi eksudatif paru


mengalami perbaikan setelah mendapat
terapi standar dan meningkat sebelum
Badai Sitokin yang kedua.
 CT toraks (B1–B4): Absorpsi dan evolusi
lesi eksudatif paru pada CT toraks 20
Februari dibandingkan 17 Februari, lesi
eksudatif paru tidak ada perubahan yang
signifikan. Setelah pemberian terapi
plasma konvalesen, maka tampak lesi
eksudatif paru berkurang sedikit pada CT
toraks 27februari (B3). Pada Februari 27,
setelah pemberian pertama terapi
umbilical cord mesenchymal stem cell
maka lesi eksudatif paru
mengalamiperbaikan secara signifikan
(B4).

Peng et al. Stem Cell Research & Therapy (2020) 11:291


https://doi.org/10.1186/s13287-020-01802-8
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai