Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH MEKANIKA FLUIDA

“SIKLUS HIDROLOGI”

Disusun oleh:

Dwi Lintang Wahyudi (D1101211008)

Sulthon Sholahuddin Sofyan (D1101211008)

M. Zaki Fadhlurrahman (D1101211024)

Pramudya Ananta Kesuma (D1101211025)

TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

2022

i|Page
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-
Nya yang telah dilimpahkan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Siklus Hidrologi” yang merupakan salah satu tugas
Mekanika Fluida pada semester tiga.

Dalam makalah ini kami membahas mengenai Siklus Hidrologi yang dimana
didalam makalah ini telah mencakup kesimpulan serta saran.

Dalam menyelesaikan tugas makalah ini, kami telah banyak mendapat


bantuan dan masukan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini
kami ingin menyampaikan banyak ucapan terima khususnya kepada;

1. Bu Ricka Aprillia , ST , MT selaku Dosen mata kuliah Mekanika Fluida


Universitas Tanjungpura yang telah memberikan tugas mengenai “Siklus
Hidrologi” ini sehingga pengetahuan kami dalam penulisan makalah ini makin
bertambah dan hal itu sangat bermanfaat bagi penyusunan skripsi kami di
kemudian hari.

2. Pihak-pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah turut
membantu sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dalam waktu
yang tepat.

Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari


kesempurnaan, namun demikian telah memberikan manfaat bagi kami. Akhir kata
kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Kritik dan saran yang
bersifat membangun akan kami terima dengan senang hati.

ii | P a g e
Pontianak, 8 September 2022

DAFTAR ISI

“SIKLUS HIDROLOGI”............................................................................................i
KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
PENDAHULUAN........................................................................................................1
MATERI.......................................................................................................................2
STUDI KASUS.............................................................................................................4
TINJAUAN ANALISIS HIDROLOGI BENDUNG (STUDI KASUS BENDUNG
JANGKOK KECAMATAN NARMADA KABUPATEN LOMBOK BARAT).................4
KAJIAN SISTEM HIDROLOGI AKIBAT PERUBAHAN TATAGUNA LAHAN DI
KAWASAN BANDUNG UTARA (STUDI KASUS KABUPATEN BANDUNG
BARAT)...............................................................................................................................6
ANALISIS HIDROLOGI MODEL SOIL MOISTURE ACCOUNTING
MENGGUNAKAN PROGRAM HEC-HMS.......................................................................7
CONTOH SOAL..........................................................................................................9
PENUTUP..................................................................................................................11
A. Kesimpulan...............................................................................................................11
B. Saran.........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................12

iii | P a g e
PENDAHULUAN

Dalam siklus hidrologi terdapat komponen yang sangat komplek, dimana


media utamanya merupakan air. Air secara alamiah akan mengalami peredaran
melalui siklus hidrologi, yaitu perjalanan air dari permukaan laut ke atmosfer
kemudian ke permukaan tanah dan kembali lagi ke laut secara terus menerus. Dalam
siklus ini terjadi proses evapotranspirasi dan pengembalian air secara teratur. Salah
satu bagian penting dalam siklus hidrologi adalah presipitasi. Hujan merupakan salah
satu bentuk presipitasi yang berfungsi mengembalikan air yang terevapotranspirasi
serta mengisi kembali air tanah. Sebagian hujan yang jatuh menguap sebelum tiba
dipermukaan bumi, yakni ketika sedang jatuh atau ditahan dan melekat pada tumbuh-
tumbuhan. Bagian air ini disebut air intersepsi dan peristiwa penahanan air tersebut
disebut peristiwa intersepsi (Arsyad, 2000). Curah hujan yang tinggi akan
mempengaruhi besarnya aliran permukaan (surface runoff) yang akibatnya akan
terjadi pengikisan tanah hingga menyebabkan erosi. Jika hujan terus berlangsung,
maka volume air limpasan permukaan akan membesar dan selanjutnya akan meluap
hingga menyebabkan terjadinya banjir, dan jika dibiarkan terus berlanjut akan
menimbulkan degradasi tanah (Aprisal, 2010)

Intersepsi curah hujan oleh tajuk tumbuhan atau kanopi akan menahan butiran
curah hujan yang jatuh ke permukaan tanah, sehingga dapat mengurangi aliran
permukaan dan erosi. Selain itu, juga akan mereduksi kemampuan air dalam
memecah ikatan antar partikel tanah karena pengurangan besarnya momentum
tumbukan oleh partikel butir air hujan oleh tanaman penutup tanah. Begitu juga
dengan peluang terjadinya erosi dan longsor.

1|Page
MATERI

Siklus air atau siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti
dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfer melalui kondensasi, presipitasi,
evaporasi dan transpirasi.

Pemanasan air laut oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus
hidrologi tersebut dapat berjalan secara terus menerus. Air berevaporasi, kemudian
jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan batu, hujan es dan salju
(sleet), hujan gerimis atau kabut.

Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi kembali


ke atas atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh tanaman sebelum
mencapai tanah.

Jumlah keseluruhan air di bumi ini relative tetap dari masa ke masa, karena
mengalami suatu siklus atau serangkaian peristiwa yang berlangsung terus menerus,
dimana kita tidak tau kapan dan dimana berawalnya dan berakhirnya sehingga
terjadilah siklus hidrologi (Hidrology cycle).

Matahari berfungsi sebagai motor pemanas, air yang ada di permukaan bumi
mengalami penguapan, kemudian uap air naik ke udara (atmosfer).

Semakin ke atas suhu udara semakin turun (dingin). Sehingga uap air akan
mengalami pengembunan (kondensasi) dan menempel pada inti kondensasi (debu),
Kristal-kristal garam, asam-asam belerang, abu, amoniak, sulfide dan ion, maka
terbentuklah awan.

2|Page
Apabila awan yang terbentuk tersebut semakin jenuh dengan uap air maka
terjadilah hujan (Presipitasi). Air hujan yang akan jatuh ke bumi akan mengalir
dipermukaan tanah (Run off), meresap ke dalam tanah (Infiltrasi), dan sebagian lagi
akan menguap (Evaporasi).

Air hujan yang mengalami infiltrasi akan meresap terus menuju ke lapisan
yang jenuh dengan air adalam tanah (air tanah). Air dalam tanah tidak diam
melainkan bergerak (baseflow). Pada bagian tertentu keluar sebagian sebagian mata
air (Spring water) atau dalam bentuk air arthesis, lalu menuju ke sungai, danau, dan
rawa-rawa. Akhirnya aliran air tersebut akan sampai ke laut atau samudera.

3|Page
STUDI KASUS

TINJAUAN ANALISIS HIDROLOGI BENDUNG (STUDI KASUS BENDUNG


JANGKOK KECAMATAN NARMADA KABUPATEN LOMBOK BARAT)

Bendung merupakan salah satu upaya pemerintah untuk penyediaan air irigasi
dan meningkatkan hasil produksi pertanian. Setiap pembangunan bendung diperlukan
adanya analisis hidrologi yang sesuai agar perencanaan bendung dapat sesuai secara
teknis dan ekonomis antara proses hujan (presipitation), penguapan (evaporation),
transpirasi, infiltrasi, perkolasi, aliran limpasan (runoff), dan aliran bawah tanah.
Aliran air yang melalui daratan dan pemukiman supaya dapat dimanfaatkan perlu
dibuatkan saluran dan penampungan yang memadai, seperti saluran irigasi, drainase,
bending dan lain-lain.

Irigasi adalah usaha untuk memperoleh air dengan menggunakan bangunan


dan saluran buatan untuk keperluan penunjang produksi pertanian. Secata teknis
irigasi juga dapat diklasifikasikan sebagai upaya menyalurkan air ke lahan pertanian
melalui saluran pembawa ke lahan pertanian dan setelah air itu dimanfaatkan secara
maksimum dan kemudian dan menyalurkan ke saluran pembuang dan berakhir ke
sungai (Anonim, 1986).

Sedangkan untuk mengalirkan dan membagi air irigasi dikenal ada empat cara
utama (Mawardi, 2007) yaitu pembagian air irigasi lewat permukaan tanah,
pembagian air irigasi lewat dibawah permukaan tanah, pembagian air irigasi dengan
pancaran, dan pembagian air irigasi dengan cara tetesan.

Aliran air yang mempunyai jalur lewat tertentu bisa di sebut sungai. Daerah
Aliran Sungai adalah daerah yang di batasi oleh punggung-punggung gunung atau
pegunungan dimana air hujan yang jatuh di daerah tersebut akan mengalir menuju
sungai utama pada suatu titik atau stasiun yang ditinjau (Triatmodjo, 2008).
Komponen masukan dalam DAS adalah curah hujan, sedangkan keluarannya terdiri
dari debit air dan muatan sedimen (Suripin, 2004).

4|Page
Curah hujan yang tidak menentu membutuhkan penampung yang mampu
memenuhi kebutuhan masyarakat. Guna mengantisipasi terjadinya kekurangan
pasokan air pada daerah irigasi tersebut maka pemerintah membangun bendung
dengan tujuan untuk menampung air hujan yang nantinya dapat digunakan pada
musim kemarau, salah satunya yaitu bending Jangkok di Kecamatan Narmada.
Bendung Jangkok merupakan salah satu upaya pemerintah untuk penyediaan air
irigasi dan meningkatkan hasil produksi pertanian. Setiap pembangunan bendung
diperlukan adanya analisis hidrologi yang sesuai agar perencanaan bendung dapat
sesuai secara teknis dan ekonomis. Selain itu dalam proses perencanaan bendung
perlu dilakukan optimasi tampungannya, agar fungsi bendung dapat berjalan secara
maksimal.

5|Page
KAJIAN SISTEM HIDROLOGI AKIBAT PERUBAHAN TATAGUNA LAHAN
DI KAWASAN BANDUNG UTARA (STUDI KASUS KABUPATEN BANDUNG
BARAT)

Perubahan siklus hidrologi adalah terjadinya perubahan perilaku dan fungsi


air permukaan, yaitu menurunnya aliran dasar (base flow) dan meningkatnya aliran
permukaan (surface runoff), yang menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan tata air
(hidrologi) dan terjadinya banjir dan genangan di daerah hilir.

Siklus hidrologi adalah perputaran (sirkulasi) airyang tidak pernah berhenti


dari atmosfir ke bumi dan kembali ke atmosfir melalui kondensasi, presipitasi,
evaporasi dan transpirasi. Sistem hidrologi adalah rangkaian elemen jenis tanah,
tataguna lahan, tofografi dan panjang lereng yang saling berkaitan antara satu
komponen dengan komponen lainnya sehingga membentuk satu kesatuan yang saling
mempengaruhi terhadap keseimbangan tata air.

Permasalahan berkurangnya daerah tangkapan air di Kawasan Bandung Utara


sampai saat ini telah menjadi isu nasioal yang belum terselesaikan, berdasarkan alas-
an tersebut penulis melakukan Kajian Sistem Hidrologi Akibat Perubahan Tataguna
Lahan di Kawasan Bandung Utara.

Lingkup Kajian di Kawasan Bandung Utara sangat komplek, untuk


membatasi lingkup pembahasan dalam penelitian maka penulis mengidentifikasikan
permasalahan ke dalam 4 (empat) hal, yaitu permasalahan yang berkaitan dengan
perubahan penggunaan lahan, peningkatan koefisien air larian, perhitungan debit
banjir dan laju erosivitas tanah Kawasan Bandung Utara.

6|Page
ANALISIS HIDROLOGI MODEL SOIL MOISTURE ACCOUNTING
MENGGUNAKAN PROGRAM HEC-HMS

Hidrologi suatu Daerah Aliran Sungai (DAS) rumit untuk diprediksi karena
kekurangan data dan membutuhkan biaya yang mahal. Pada penelitian ini mengambil
lokasi di sub DAS Rokan Hulu stasiun Pasir Pengaraian yang hampir setiap tahun
terjadi banjir. Perencanaan dan pengolahan sumber daya air di suatu wilayah daerah
aliran sungai sangat penting, maka dari itu perlunya mengetahui karakteristik suatu
DAS.
Perencanaan dan pengolaan sumber daya air memerlukan data debit aliran
yang lengkap. Pada sub DAS ini data hujan, data debit dan data klimatologi
menggunakan periode data sepuluh tahun yaitu dari tahun 2008-2017. Pemodelan
hidrologi dilakukan pendekatan dengan beberapa metode, salah satunya metode soil
moisture accounting di program HEC-HMS yang mana metode tersebut
mensimulasikan suatu pergerakan air pada vegetasi, permukaan tanah dan di bawah
permukaan tanah. Penyusunan periode kalibrasi dan verifikasi disusun dalam
sembilan skema yang diharapkan mampu menghasilkan hasil yang paling optimal.
Sembilan skema untuk Kalibrasi dan Verifikasi ini menggunakan metode objective
function yaitu percent error in discharge volume.
Salah satu model analisa hidrologi adalah model soil moisture accounting.
Model soil moisture accountingdapat digunakan untuk mensimulasi debit dalam
periode waktu yang panjang. Model ini mensimulasikan perilaku debit di sungai.
Penggunaan model HEC-HMS diharapkan mampu menirukan sistem DAS yang
mempunyai variabilitas sistem DAS dan karakter masukan (input) yang
mempunyai ruang dan waktu yang sangat tinggi.

7|Page
Daerah aliran sungai yang diteliti adalah Daerah Aliran Sungai Rokan
AWLR Pasir Pengaraian. Daerah Aliran Sungai AWLR Pasir Pengaraian merupakan
sub DAS yang berada pada Wilayah Sungai (WS) Rokan tepatnya pada sungai
Batang Lubuh yang mengalir ke sungai Rokan.Sungai Batang Lubuhmerupakan salah
satu sungai yang mengalir di Kabupaten Rokan Hulu.

Sungai ini merupakan sungai terbesar di Kabupaten Rokan Hulu. Hampir


setiap tahun terjadi banjir, khususnya pada musim penghujan. Hal ini
diperkirakan karena terjadi pendangkalan sungai yang salah satu penyebabnya adalah
runtuhnya tebing sungai.

8|Page
CONTOH SOAL

1.

Sebutkan istilah siklus Hidrologi yang ada pada gambar ini beserta penjelasannya?

Jawab:

1) Evaporsi

Evaporsi merupakan istilah lain dari penguapan. Siklus hidrologi akan


dimulai dari adanya penguapan yang diawali dengan penguapan dari semua
air yang ada di Bumi. Evaporsi ini akan mengubah bentuk air menjadi uap
yang memungkinkan gas tersebut untuk naik ke atmosfer karna terbawa oleh
angin

2) Transpirasi

Transpirasi ini adalah bentuk penguapan lainnya yang berasal dari jaringan
makhluk hidup. Namun, biasanya penguapan yang terjadi karena transpirasi
ini lebih sedikit daripada Evaporsi

9|Page
3) Evatranspirasi

Evatrasnpirasi ini merupakan gabungan dari Evaporsi danTranspirasi jadi


dapat dikatakan bahwa proses ini merupakan keseluruhan dari berbagai
penguapan baik yang ada di permukaan bumi dan jaringan makhluk hidup.

4) Kondensasi

Kondensasi merupakan proses berubahnya uap air menjadi partikel partikel es


yang disebabkan oleh turunnya suhu udara yang berada pada ketinggian
tertentu sehingga menyebabkan pengembunan. Proses ini mengakibatkan
terjadinya awan.

5) Adveksi

Adveksi ini terjadi setelah partikel – partikel es membentuk awan.

Adveksi merupakan perpindahan awan dari satu titik ke titik lainnya namun
masih dalam suatu horizontal dikarenakan adanyan angin maupun perbedaan
tekanan udara sehingga mengakibatkan awan berpindah.

6) Pesipitasi

Prestisipasi merupakan proses mencairnya awan hitam akibat adanya


pengaruh suhu udara yang tinggi. Pada tahapan inilah terjadinya hujan.

7) Run Off

Tahapan ini terjadi Ketika awan sudah mengalami proses presipitasi dan
menjadi air yang jatuh ke Bumi. Run off merupakan proses pergerakan air
dari tempat yang tinggi menuju ke tempat yang lebih rendah yang terjadi di
permukaan Bumi. Pergerakan air tersebut dapat terjadi melalui saluran –
saluran air

10 | P a g e
PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

11 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

(Nurrochman et al., n.d.)Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 2012.

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempusnakan. Jakarta:

PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

(TINJAUAN ANALISIS HIDROLOGI BENDUNG (STUDI KASUS BENDUNG

JANGKOK KECAMATAN NARMADA KABUPATEN LOMBOK BARAT)

Arswendra 1 ; Bagus Widhi Dharma S 2 ; I Gusti Ngurah Octova

Seventilofa 3, n.d.)

Analisis Hidrologi Model Soil Moisture Accounting Menggunakan Program HEC-

HMS (Studi Kasus : DAS Rokan AWLR Pasir Pangaraian) (Adya Ariska et al., n.d.)

12 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai