“SIKLUS HIDROLOGI”
Disusun oleh:
TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2022
i|Page
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-
Nya yang telah dilimpahkan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Siklus Hidrologi” yang merupakan salah satu tugas
Mekanika Fluida pada semester tiga.
Dalam makalah ini kami membahas mengenai Siklus Hidrologi yang dimana
didalam makalah ini telah mencakup kesimpulan serta saran.
2. Pihak-pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah turut
membantu sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dalam waktu
yang tepat.
ii | P a g e
Pontianak, 8 September 2022
DAFTAR ISI
“SIKLUS HIDROLOGI”............................................................................................i
KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
PENDAHULUAN........................................................................................................1
MATERI.......................................................................................................................2
STUDI KASUS.............................................................................................................4
TINJAUAN ANALISIS HIDROLOGI BENDUNG (STUDI KASUS BENDUNG
JANGKOK KECAMATAN NARMADA KABUPATEN LOMBOK BARAT).................4
KAJIAN SISTEM HIDROLOGI AKIBAT PERUBAHAN TATAGUNA LAHAN DI
KAWASAN BANDUNG UTARA (STUDI KASUS KABUPATEN BANDUNG
BARAT)...............................................................................................................................6
ANALISIS HIDROLOGI MODEL SOIL MOISTURE ACCOUNTING
MENGGUNAKAN PROGRAM HEC-HMS.......................................................................7
CONTOH SOAL..........................................................................................................9
PENUTUP..................................................................................................................11
A. Kesimpulan...............................................................................................................11
B. Saran.........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................12
iii | P a g e
PENDAHULUAN
Intersepsi curah hujan oleh tajuk tumbuhan atau kanopi akan menahan butiran
curah hujan yang jatuh ke permukaan tanah, sehingga dapat mengurangi aliran
permukaan dan erosi. Selain itu, juga akan mereduksi kemampuan air dalam
memecah ikatan antar partikel tanah karena pengurangan besarnya momentum
tumbukan oleh partikel butir air hujan oleh tanaman penutup tanah. Begitu juga
dengan peluang terjadinya erosi dan longsor.
1|Page
MATERI
Siklus air atau siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti
dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfer melalui kondensasi, presipitasi,
evaporasi dan transpirasi.
Pemanasan air laut oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus
hidrologi tersebut dapat berjalan secara terus menerus. Air berevaporasi, kemudian
jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan batu, hujan es dan salju
(sleet), hujan gerimis atau kabut.
Jumlah keseluruhan air di bumi ini relative tetap dari masa ke masa, karena
mengalami suatu siklus atau serangkaian peristiwa yang berlangsung terus menerus,
dimana kita tidak tau kapan dan dimana berawalnya dan berakhirnya sehingga
terjadilah siklus hidrologi (Hidrology cycle).
Matahari berfungsi sebagai motor pemanas, air yang ada di permukaan bumi
mengalami penguapan, kemudian uap air naik ke udara (atmosfer).
Semakin ke atas suhu udara semakin turun (dingin). Sehingga uap air akan
mengalami pengembunan (kondensasi) dan menempel pada inti kondensasi (debu),
Kristal-kristal garam, asam-asam belerang, abu, amoniak, sulfide dan ion, maka
terbentuklah awan.
2|Page
Apabila awan yang terbentuk tersebut semakin jenuh dengan uap air maka
terjadilah hujan (Presipitasi). Air hujan yang akan jatuh ke bumi akan mengalir
dipermukaan tanah (Run off), meresap ke dalam tanah (Infiltrasi), dan sebagian lagi
akan menguap (Evaporasi).
Air hujan yang mengalami infiltrasi akan meresap terus menuju ke lapisan
yang jenuh dengan air adalam tanah (air tanah). Air dalam tanah tidak diam
melainkan bergerak (baseflow). Pada bagian tertentu keluar sebagian sebagian mata
air (Spring water) atau dalam bentuk air arthesis, lalu menuju ke sungai, danau, dan
rawa-rawa. Akhirnya aliran air tersebut akan sampai ke laut atau samudera.
3|Page
STUDI KASUS
Bendung merupakan salah satu upaya pemerintah untuk penyediaan air irigasi
dan meningkatkan hasil produksi pertanian. Setiap pembangunan bendung diperlukan
adanya analisis hidrologi yang sesuai agar perencanaan bendung dapat sesuai secara
teknis dan ekonomis antara proses hujan (presipitation), penguapan (evaporation),
transpirasi, infiltrasi, perkolasi, aliran limpasan (runoff), dan aliran bawah tanah.
Aliran air yang melalui daratan dan pemukiman supaya dapat dimanfaatkan perlu
dibuatkan saluran dan penampungan yang memadai, seperti saluran irigasi, drainase,
bending dan lain-lain.
Sedangkan untuk mengalirkan dan membagi air irigasi dikenal ada empat cara
utama (Mawardi, 2007) yaitu pembagian air irigasi lewat permukaan tanah,
pembagian air irigasi lewat dibawah permukaan tanah, pembagian air irigasi dengan
pancaran, dan pembagian air irigasi dengan cara tetesan.
Aliran air yang mempunyai jalur lewat tertentu bisa di sebut sungai. Daerah
Aliran Sungai adalah daerah yang di batasi oleh punggung-punggung gunung atau
pegunungan dimana air hujan yang jatuh di daerah tersebut akan mengalir menuju
sungai utama pada suatu titik atau stasiun yang ditinjau (Triatmodjo, 2008).
Komponen masukan dalam DAS adalah curah hujan, sedangkan keluarannya terdiri
dari debit air dan muatan sedimen (Suripin, 2004).
4|Page
Curah hujan yang tidak menentu membutuhkan penampung yang mampu
memenuhi kebutuhan masyarakat. Guna mengantisipasi terjadinya kekurangan
pasokan air pada daerah irigasi tersebut maka pemerintah membangun bendung
dengan tujuan untuk menampung air hujan yang nantinya dapat digunakan pada
musim kemarau, salah satunya yaitu bending Jangkok di Kecamatan Narmada.
Bendung Jangkok merupakan salah satu upaya pemerintah untuk penyediaan air
irigasi dan meningkatkan hasil produksi pertanian. Setiap pembangunan bendung
diperlukan adanya analisis hidrologi yang sesuai agar perencanaan bendung dapat
sesuai secara teknis dan ekonomis. Selain itu dalam proses perencanaan bendung
perlu dilakukan optimasi tampungannya, agar fungsi bendung dapat berjalan secara
maksimal.
5|Page
KAJIAN SISTEM HIDROLOGI AKIBAT PERUBAHAN TATAGUNA LAHAN
DI KAWASAN BANDUNG UTARA (STUDI KASUS KABUPATEN BANDUNG
BARAT)
6|Page
ANALISIS HIDROLOGI MODEL SOIL MOISTURE ACCOUNTING
MENGGUNAKAN PROGRAM HEC-HMS
Hidrologi suatu Daerah Aliran Sungai (DAS) rumit untuk diprediksi karena
kekurangan data dan membutuhkan biaya yang mahal. Pada penelitian ini mengambil
lokasi di sub DAS Rokan Hulu stasiun Pasir Pengaraian yang hampir setiap tahun
terjadi banjir. Perencanaan dan pengolahan sumber daya air di suatu wilayah daerah
aliran sungai sangat penting, maka dari itu perlunya mengetahui karakteristik suatu
DAS.
Perencanaan dan pengolaan sumber daya air memerlukan data debit aliran
yang lengkap. Pada sub DAS ini data hujan, data debit dan data klimatologi
menggunakan periode data sepuluh tahun yaitu dari tahun 2008-2017. Pemodelan
hidrologi dilakukan pendekatan dengan beberapa metode, salah satunya metode soil
moisture accounting di program HEC-HMS yang mana metode tersebut
mensimulasikan suatu pergerakan air pada vegetasi, permukaan tanah dan di bawah
permukaan tanah. Penyusunan periode kalibrasi dan verifikasi disusun dalam
sembilan skema yang diharapkan mampu menghasilkan hasil yang paling optimal.
Sembilan skema untuk Kalibrasi dan Verifikasi ini menggunakan metode objective
function yaitu percent error in discharge volume.
Salah satu model analisa hidrologi adalah model soil moisture accounting.
Model soil moisture accountingdapat digunakan untuk mensimulasi debit dalam
periode waktu yang panjang. Model ini mensimulasikan perilaku debit di sungai.
Penggunaan model HEC-HMS diharapkan mampu menirukan sistem DAS yang
mempunyai variabilitas sistem DAS dan karakter masukan (input) yang
mempunyai ruang dan waktu yang sangat tinggi.
7|Page
Daerah aliran sungai yang diteliti adalah Daerah Aliran Sungai Rokan
AWLR Pasir Pengaraian. Daerah Aliran Sungai AWLR Pasir Pengaraian merupakan
sub DAS yang berada pada Wilayah Sungai (WS) Rokan tepatnya pada sungai
Batang Lubuh yang mengalir ke sungai Rokan.Sungai Batang Lubuhmerupakan salah
satu sungai yang mengalir di Kabupaten Rokan Hulu.
8|Page
CONTOH SOAL
1.
Sebutkan istilah siklus Hidrologi yang ada pada gambar ini beserta penjelasannya?
Jawab:
1) Evaporsi
2) Transpirasi
Transpirasi ini adalah bentuk penguapan lainnya yang berasal dari jaringan
makhluk hidup. Namun, biasanya penguapan yang terjadi karena transpirasi
ini lebih sedikit daripada Evaporsi
9|Page
3) Evatranspirasi
4) Kondensasi
5) Adveksi
Adveksi merupakan perpindahan awan dari satu titik ke titik lainnya namun
masih dalam suatu horizontal dikarenakan adanyan angin maupun perbedaan
tekanan udara sehingga mengakibatkan awan berpindah.
6) Pesipitasi
7) Run Off
Tahapan ini terjadi Ketika awan sudah mengalami proses presipitasi dan
menjadi air yang jatuh ke Bumi. Run off merupakan proses pergerakan air
dari tempat yang tinggi menuju ke tempat yang lebih rendah yang terjadi di
permukaan Bumi. Pergerakan air tersebut dapat terjadi melalui saluran –
saluran air
10 | P a g e
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
11 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
Seventilofa 3, n.d.)
HMS (Studi Kasus : DAS Rokan AWLR Pasir Pangaraian) (Adya Ariska et al., n.d.)
12 | P a g e