Anda di halaman 1dari 14

MATERI KELAS 8

Sejarah perkembangan pencak silat Indonesia


Sejarah pencak silat yang merupakan ilmu bela diri asli dari Indonesia ini dipercaya
sebagai cara mempertahankan diri yang dilakukan oleh nenek moyang kita dengan meniru
gerakan-gerakan binatang. Sebelum mengetahui lebih lanjut mengenai sejarah pencak silat
di Indonesia, terlebih dahulu kita akan mengulas mengenai pengertian pencak silat terlebih
dahulu.
Pencak silat berasal dari dua kata, yakni “pencak” dan “silat”. Istilah silat sendiri
dikenal secara luas di Asia Tenggara, di mana kata pencak digunakan di Indonesia,
khususnya Jawa, sementara kata silat digunakan di Sumatra, Semenanjung Malaya dan
Kalimantan. Istilah “pencak” kemudian berkembang menjadi lebih mengedepankan unsur
seni dan penampilan keindahan gerakan, sementara silat adalah inti dari ajaran bela diri.
Asal mula ilmu bela diri nusantara, awalnya berkembang dari keterampilan suku asli
Indonesia dalam berburu dan perang dengan menggunakan alat perang seperti parang,
perisai, dan tombak. Silat menyebar diperkirakan di Indonesia semenjak abad ke 7 Masehi,
terbukti dari adanya berbagai artefak senjata yang ditemukan pada peninggalan Hindu
Budha seperti pahatan relief-relief yang menggambarkan sikap kuda-kuda silat di Candi
Prambanan dan Borobudur.
Sementara perkembangan sejarah pencak silat yang tertulis dimulai pada abad ke 14
di Nusantara oleh kaum penyebar ajaran Islam, dan diajarkan di pesantren sebagai bagian
dari latihan spiritual. Silat sendiri berkembang dari seni bela diri dan seni tari rakyat menjadi
bagian dari pendidikan bela negara untuk menghadapi penjajah, tercatat para pahlawan
dari Nusantara seperti Panembahan Senopati, Sultan Agung, Pangeran Diponegoro, Teungku
Chik di Tiro, Teuku Umar, Tuanku Imam Bonjol, serta para pendekar wanita, seperti Sabai
Nan Aluih, Cut Nyak Dhien, dan Cut Nyak Meutia yang mengangkat senjata dan melakukan
perlawanan.
Pada 18 Mei 1948, sebuah organisasi pencak silat yang sifatnya nasional dibentuk,
bernama Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI), yang kini tercatat sebagai organisasi silat
tertua di dunia.
Tanggal 11 Maret 1980, Persatuan Pencak Silat Antarbangsa (Persilat) didirikan dan
menetapkan Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam dan Indonesia sebagai pendirinya.

 IPSI didirikan pada tanggal 18 Mei 1948 di Surakarta, Jawa Tengah.


 IPSI didirikan dengan maksud mengkoordinasikan dan melaksanakan pembinaan
kegiatan pencak silat di dalam pelestarian, pengembangan, dan peningkatan kualitas
seni dan budaya serta prestasi pencak silat secara menyeluruh dan
berkesinambungan.
 IPSI bertujuan mempersatukan, membina persaudaraan dan kesetiakawanan antar
perguruan pencak silat dalam rangka meningkatkan peran serta pencak silat untuk
membangun Indonesia seutuhnya, serta mengangkat harkat dan martabat bangsa.
 IPSI bersifat kekeluargaan, persaudaraan, kebersamaan, dan kesetiakawanan, dalam
kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia, nirlaba, serta tidak berafiliasi,
berorientasi, dan berfungsi politik.
Upaya untuk mempersatukan pencak silat sebenarnya sudah dimulai pada masa
penjajahan Belanda. Pada tahun 1922 di Sagalaherang, Subang, Jawa Barat, Upaya
serupa juga diadakan di Yogyakarta. Pada tahun 1943, Setelah beberapa tahun, tepatnya
pada tahun 1947, di Yogyakarta juga berdiri satu organisasi bernama Gabungan Pentjak
Seluruh Indonesia yang disingkat (GAPENSI) dengan tujuan mempersatukan aliran
pencak silat di seluruh Indonesia.
Gapensi didirikan oleh Mohamad Djoemali (pendekar pencak Setia Hati dari Sekolah
Taman Siswa) bersama beberapa tokoh pencak silat lainnya, yaitu R.M. Soebandiman
Dirdjoatmodjo (pendiri perguruan silat Perisai Diri), Ki Netra Widjihartani (pendiri
perguruan pencak silat Prisai Sakti Mataram), R. Brotosoetarjo (pendiri perguruan silat
Bima), dan Widjaja.
Meskipun organisasi di Jawa Barat dan Yogyakarta ini bercita-cita nasional, namun
keanggotaannya masih berskala lokal. Untuk itu PORI (Persatuan Olahraga Republik
Indonesia), yang kemudian berganti nama menjadi KONI (Komite Olahraga Nasional
Indonesia), mengadakan sebuah Konferensi Bagian Pencak di Solo pada tanggal 2 Juni
1947.
Pertemuan tersebut sebelumnya telah diawali dengan rapat pembentukan Panitia
Persiapan Persatuan Pencak Silat Indonesia di Solo pada awal tahun 1947 yang
diprakarsai oleh Mr. K.R.M.T. Wongsonegoro, yang di kemudian hari beliau menjabat
sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Dari hasil rapat ini dibentuklah panitia IPSI
(Ikatan Pentjak Seluruh Indonesia) pada bulan Mei 1947 yang diketuai oleh Mr.
K.R.M.T. Wongsonegoro. IPSI bernaung di bawah Kementerian Negara Urusan Pemuda.
Pada bulan agustus 1957 panglima komando tantara dan teritorium III siliwangi,
kolonel R.A Kosasih membentuk PPSI (persatuan pencaksilat seluruh Indonesia)
PPSI bertujuan untuk menghadapi DI/TII yang berkembang di wilayah lampung, jawa
barat, Jakarta, jawa tengah bagian barat dan Yogyakarta. Sesuai dengan wilayah
pembinaannya, yang masuk di dalam PPSI adalah perguruan daerah pasundan.
Pada tanggal 21-23 Desember 1950 di Yogyakarta di adakan kongres IPSI II yang
memutuskan untuk mengukuhkan organisasi dan menyusun pengurus besar IPSIdimana
Mr. K.R.M.T. Wongsonegoro diangkat sebagai ketua umum , sri paku alam VIII sebagai
wakil ketua umum dan Rachmad sebahai sekertaris umum. Gapensi dan perpi ikut
bergabung dengan IPSI. Tokoh-tokoh Gapensi dan PERPI menduduki jabatan penting di
keorganisasian IPSI.
Tahun 1961 pada PON V Bandung jawa barat pertamakali di pertandingkan
Berdasarkan AD/ART IPSI IPSI hasil Munas XIV tahun 2016, terdapat 16 perguruan
pencak silat yang terdaftar sebagai anggota IPSI Pusat, yang terdiri dari 10 anggota
khusus dan 6 anggota biasa sebagai berikut:
10 perguruan historis

1. Persaudaraan Setia Hati


2. Persaudaraan Setia Hati Terate
3. Keluarga Silat Nasional Indonesia Perisai Diri
4. Perguruan Silat Nasional Perisai Putih
5. Perguruan Seni Beladiri Indonesia Tapak Suci Putera Muhammadiyah
6. Perguruan Pencak Silat Phashadja Mataram
7. Perguruan Pencak Indonesia Harimurti
8. Persatuan Pencak Silat Indonesia
9. Persatuan Pencak Silat Putra Betawi
10.Perguruan Silat Keluarga Pencak Silat Nusantara (KPS Nusantara)

6 perguruan anggota khusus

11.Perguruan Pencak Silat Bela Diri Tangan Kosong Merpati Putih


12.Perguruan Pencak Silat Satria Muda Indonesia
13.Perguruan Silat Nasional ASAD (Persinas ASAD)
14.Pencak Silat Tenaga Dasar Indonesia
15.Lembaga Pengembangan Ilmu Terapi Tenaga Dalam Kalimasada
16.Pencak Silat Nahdlatul Ulama Pagar Nusa

Kedudukan sebagai anggota biasa di tingkat IPSI Pusat dan anggota di tingkat IPSI
Provinsi dapat dilakukan evaluasi tentang terpenuhinya syarat-syarat untuk menjadi
anggota

JURUS TUNGGAL IPSI


JURUS TGR TUNGGAL BAKU
Jurus tunggal merupakan rangakaian gerak yang telah dibakukan oleh Persilat yang
gerakkannya terdiri dari 100 gerakan , dalam pertandingan jurus ini digunakan untuk
kategori senitunggal . Peragaan jurus ini dilakukan oleh satu orang pesilat.
Pencak silat kategori seni tunggal adalah pertandingan yang dilakukan oleh 1
kubudengan menampilan rangkaian jurus wajib yang sudah dibakukan. Rangkaian jurus
tunggal ini terdapat 7 jurus tangan kosong , 3 jurus senjata golok , dan 4 jurus senjata
toya . Kategori seni tunggal dipimpin oleh 5 juri yang menilai setiap gerakan jurus yang
dilakukan oleh pesilat. Total gerakan yang dinilai pada kategori seni tunggal yaitu 100
gerak . Apabila pesilat melakukan kesalahan gerak maka dari nilai 100 akan mendapat
pengurangan nilai kesalahan yang disebut dengan nilai kebenaran gerak . Penilaian
dalam seni tunggal selain itu juga terdapat nilai kemantapan/ stamina. Semakin pesilat
itu melakukan gerak jurus dengan baik dan benar maka nilainya akan semakin tinggi .
Kemenangan pada kategori seni tunggal ini ditentukan dengan cara melihat rata- rata
nilai tertinggi pesilat.
Jurus 1

• Jurus 1.

Jurus satu meliputi 7 rangkaian gerakan yang tak terpisahkan. (perhatikan gambar di atas)

1). A1. langkahkan mundur kaki kiri, membentuk sikap pasang selup kanan.

2). A2.1. maju kaki kiri di ikuti dengan melakukan tepuk sisir kedua kaki rapat,

3). A2.2. langkahkan kaki kanan dan lakukan dobrakan oleh kedua telapak tangan.

4). A.3. tangkapan kanan, kemudian Tarik ke rusuk sebelah kanan.

5). A.4. ankat lutut kiri, patahkan dengan dua tangan. (seolah-olah memetahkan sesuatu
menggunakan lutut kaki kiri)

6). A.5. tendangan loncat kanan menggunakan teknik tendangan lurus /depan, posisi tangan
bersedia membentuk sikap pertahanan, (tangan kanan lurus ke bawah dan mengepal
menghalang di samping paha bagian dalam, sedangkan tangan kiri di bua di samping wajah
sebelah kanan)

7).A.6. simpan kaki kanan ke samping kanan, ubah badan ke arah kiri lakukan pukulan depan
dengan tangan kanan, bersamaan dengan melakukan tangkisan menggunakan tangan kiri.

8). A .7. tolakan tangan kiri ke depan bersamaan dengan tarikan tangan kanan di depan dada
sehingga membentuk gerakan sikap pasang rendah dengan kaki kiri berada di depan.
Jurus 2

• Jurus 2

Jurus dua meliputi 6 rangkaian gerak yang tak terpisahkan. (perhatikan gambar di atas)

1). B1.1 s/d B1.4. lakukan interval balik arah kiri, di ikuti dengan melakukan gerakan sikap pasang
selup kanan.

2). B2.1 s/d B2.2. langkahkan kaki kanan, tangkapan kanan di ikuti dengan sikutan samping tangan
kiri, posisi kaki slewah (serong).

3). B3. tendang dengan kaki kiri menggunakan teknik tendangan lurus.

4). B4. simpan kaki kiri di depan atau pancer kaki kiri dengan posisi kaki slewah (serong) di ikuti
dengan pukulan lurus ke depan menggunakan tangan kanan, sedangkan tangan kiri melakukan
tangkisan samping

5). B5.1 s/d B5.2. langkahkan kaki kanan di ikuti dengan tangkapan menggunakan tangan kanan,
sedangkan tangan kiri melakukan gerakan sikutan atas.

6). B6. putar badan ke samping kiri serta melakukan gedigan bawah, posisi tubuh duduk di tumit
kaki kanan dengan posisi lutut menapak di lantai, sedangakan posisi kaki kiri berada di depan.
Jurus 3

• Jurus tiga
Jurus tiga meliputi 5 rangkaian gerakan yang tak terpisahkan. (perhatikan gambar di atas)
1). C1.1 s/d C1.4. lakukan interval langkah silang depan menggunakan kaki kanan,
kemudian langkahkan mundur kaki kiri dan balik arah di ikuti dengan mengangkat kaki
kanan melakukan sikap pasang.
2). C2. pancer kaki kanan di ikuti dengan gedigan samping menggunakan tangan kanan,
sedangkan tangan kiri menutupi area depan dada.
3). C3. langkahkan kaki dan maju samping kanan di ikuti dengan bandulan depan tangan
kanan.
4). C4.1 s/d C4.2. lakukan tendangan sabit kiri ke arah depan.
5). C5.1 s/d C5.3. simpan kaki kiri di depan atau pancer kiri di ikuti dengan melakukan
teknik sircle bawah dan rebah belakang.
Jurus 4

Jurus 4 meliputi 7 rangkaian gerakan yang tak terpisahkan. (perhatikan gambar di atas)

1). D1.1 s/d D1.2 lakukan interval sikap pasang, posisi tangan kiri ke atas sedangkan tangan kanan
di simpan di atas paha, setelah itu berdiri melakukan sikap pasang atas.

2). D.2 tangkis bawah dengan tangan kanan bersamaan dengan langkah lipat ke depan,

3). D.3 kemudian lakukan putaran dan melakukan pukulan ke belakang dengan menggunakan
tangan kiri.

4). D.4 lakukan tengkisan sikut menggunakan tangan kanan selewa posisi kaki kiri aga serong
depan.

5). D.5 lakukan tendangan “ T ” ke depan menggunakan kaki sebelah kanan.

6). D.6 kemudian lakukan tusukan ke depan dengan tangan kanan di ikuti dengan tarikan.

7). D.7 lakaukan tangkisan galang dengan tangan terbuka, posisi tangan di depan wajah kita seolah-
olah sedang bercermin.
Jurus 5

Jurus lima meliputi 6 rangkaian gerakan yang tak terpisahkan (perhatikan gambar di atas)

1. E1.1 s/d E1.2. lakukan interval langkahkan kaki kiri ke samping depan, membentuk gerakan
sikap pasang serong selewa.

2. E2. langkahkan kaki kanan dan melakukan pukulan totok dengan menggunakan tangan
kanan.

3. E3. kemudian lakukan langkah mundur egosan kaki kanan serta melakuakan pukulan sangkol
dengan tangan kiri.

4. E4. lakukan egosan mundur kaki kiri sehingga kaki kanan dan kiri sejajar dengan
menggunakan kuda-kuda tengah dan di ikuti dengan tangkisan galang dengan tangan kanan
dengan posisi lengan di kepal.

5. E5.1 s/d E5.2. rapatkan kaki kiri dan melakukan tebangan dengan tangan kanan dengan
posisi lengan terbuka, sedangkan posisi tangan kiri di kepal di samping pinggang.

6. E6. buka kembali kaki kiri dan lakukan elakan mundur serta membentuk kuda-kuda tengah,
atau sering di sebut dengan pasang garuda.
Jurus 6

jurus enam

Jurus enam meliputi 8 rangkaian gerakan yang tak terpisahkan. (perhatikan gambar di atas)

1). F1.1 & F1.2. Lakukan interval balik arah kanan ke belakang.

2). F2.1 s/d F2.4. Putar badan ke depan sehingga membentuk sikap pasang samping, posisi kuda-
kuda kiri di depan.

3). F3. balikan badan dan lakukan gerakan belah bumi serta kaki kanan di angkat.

4). F4.1 & F4.2. lakukan lompatan ke depan dan melakukan cengkraman.

5. F5. kemudian lakukan sapuan tegak dengan menggunakan kaki kanan.

6. F6. lakukan gejig (tendangan jejeg) dengan menggunakan kaki kanan.

7. F7. putar kaki kanan sehingga membentuk pasang garuda.

8. F8. lakukanputaran badan ke kiri dan melakukan tangkisan duan tangan di depan.
Jurus 7

jurus tujuh

Jurus tujuh meliputi 11 rangkaian gerakan yang tak terpisahkan. (perhatikan gambar di atas)

1. G1 lakukan egosan kaki kanan ke samping dan membentuk sikap pasang menyamping.

2. G2 lakukan kibasan kanan dengan menggunakan kaki kanan.

3. G3 pancerkan kaki kanan di depan di kikuti dengan sikutan.

4. G4 lakuakan pukulan bandul dengan menggunakan tangan kanan.

5. G5 putarlah badan menghadap belakang dan melakukan tendangan belakang.

6. G6 lompat kan kaki kiri ke depan dan di ikutin kaki kana ke belakang dengan cara memutar
badan.

7. G7 lakukan sapuan depan menggunakan kaki kanan.

8. G8 putar badan ke depan dan melakukan tendangan satu kaki ke arah atas.

9. G9 lakukan posisi sikap duduk.

10. G10.1 s/d G10.4 lakukan putaran pada tubuh untuk melakukan tendangan kuda, dan di
akhiri dengan teknik guntingan.

11. G11 terakhir lakukan sikap akhiran pasang setelah melakukan geuntingan untuk melanjutkan
tahap ataupun jurus berikutnya.
Jurus 8

Jurus delapan meliputi 7 rangkaian gerakan bersenjata golok yang tak terpisahkan. (perhatikan
gambar di atas)

1. H 1.1 s/d H 1.4 Pasang mundur langkah silang (3 langkah)


2. H 2 Pasang gantung satu kaki (kaki kana di angkat)
3. H 3.1 s/d H 3.3 tebang keluar – kedalam ( langkah serong (2 langkah) kali satu depan)
4. H 4 tebang (bacok) keluar berbalik
5. H 5.1 s/d H 5.2 tusuk kanan ( posisi golok rebah)
6. H 6 melangkah berputar balik tebang kuda-kuda tengah, tangan terbuka.
7. H 7 tebas gantung kaki kanan
Jurus 9

Jurus sembilan meliputi 6 rangkaian gerakan bersenjata golok yang tak terpisahkan. (perhatikan
gambar di atas)

1. I 1 pasang tusuk kuda-kuda tengah hadap depan (posisi golok tegak)


2. I 2. 1 s/d I 2.2 balik pasang tusuk belakang (posisi golok terbalik menghadap ke atas)
3. I 3.1 s/d I 3.2 kaki kanan maju sabet bawah putar keatas arah kanan
4. I 4 tebas bawah posisi duduk sila
5. I 5.1 s/d I 5.2 tangkis kiri gante pegangan sabet serong
6. I 6 tangkis pegangan golok kaki kanan di angkat
Jurus 10

Jurus sepuluh meliputi 12 rangkaian gerakan bersenjata golok yang tak terpisahkan. (perhatikan
gambar di atas)

1. J 1 pasang bawah melutut (posisi golok tebas depan)


2. J 2 tebas samping arah depan
3. J 3 tangkis lenggang kanan
4. J 4.1 s/d J 4.2 putar sabet bawah dalam
5. J 5 mundur sabet bawah luar
6. J 6 beset leher kanan
7. J 7 ganti pegangan sabet leher tegak rapat
8. J 8.1 s/ 8.2 tangkis belakang balik belah bumi
9. J 9 tangkisan golok dalam
10. J 10 lompat sabet kiri (golok di pindahkan dari tangan kanan ke tangan kiri)
11. J 11 lompat belah bumi (hadap depan)
12. J 12 pasang bawah

Anda mungkin juga menyukai