Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN

MATA KULIAH KEPRIBADIAN DAN


PENGEMBANGAN KARAKTER (NAS 111)

Disusun oleh:
Nama : Julian Petra Hernando Kaaro
NIM : 3212017
Program Studi : D4 TLM Alih Jenjang

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NASIONAL


SURAKARTA
2021
HALAMAN PENGESAHAN

Nama : Julian Petra Hernando Kaaro


NIM : 3212017
Program Studi : D4 TLM Alih Jenjang
Khalayak Sasaran : Klenteng Boen Tek Bio, masyarakat kawasan pasar lama
Kota Tangerang
Alamat Lokasi Praktik: Jl. Bakti No.14, RT.001/RW.004, Sukasari, Kec.
Tangerang, Kota Tangerang, Banten 15118

Telah menyelesaikan laporan praktik lapangan pada Mata Kuliah Kepribadian dan
Pengembangan Karakter.

Tangerang, 14 Oktober 2021

Mengetahui, Mahasiswa
Dosen Pembimbing

Indah Tri, S.Si, M.Pd Julian Petra Hernando Kaaro


NIDN NIM 3212017

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
BAB II METODE PELAKSANAAN DAN JADWAL KEGIATAN.....................5
A. Metode Pelaksanaan.....................................................................................5
B. Rencana Program Kegiatan Praktik Lapangan............................................5
BAB III KLENTENG BOEN TEK BIO DALAM KEBHINNEKAAN...............12
BAB IV REFLEKSI DIRI DAN KOMITMEN PRIBADI....................................15
A. Refleksi Diri.............................................................................................15
B. Komitmen Pribadi....................................................................................18
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................19
A. Kesimpulan..............................................................................................19
B. Saran........................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………...20
LAMPIRAN...........................................................................................................21

3
BAB I

PENDAHULUAN

Indonesia adalah negara kepulauan yang penduduknya terdiri dari beragam


suku, agama, budaya, dan bahasa. Indonesia memiliki semboyan “Bhinneka Tung
gal Ika” yang bermakna berbeda-beda tetapi tetap dalam satu kesatuan. Perbedaan
dan keragaman bukan untuk dipertentangkan, tetapi harus dapat hidup berdampin
gan dalam sebuah harmoni dan kedamaian bersama. Keragaman merupakan moda
l social dan potensi efektif dalam membangun bangsa.(Nur Berlian et al.,2016)

Sebagai bangsa yang mengembangkan falsafah kehidupan yang menjunjun


g tinggi keteraturan sosial berdasar atas falsafah Pancasila, UUD 1945 dan peratur
an perundang-undangan lainnya, maka tentu saja kita akan menjadikan kebebasan
berbasis tanggung jawab sosial sebagai inti dari kebebasan yang kita kembangkan.
(Departemen Agama Republik Indonesia, 2003). Jika merujuk artikel sebelumnya,
negara Indonesia merupakan negara yang plural (majemuk), kemajemukan Indone
sia ini ditandai dengan adanya multi kultural yang dianut oleh penduduk, suku ban
gsa, golongan, dan ras. (Eko Digdoyo, 2018). Lebih lanjut, Multikulturalisme bera
rti keragaman kebudayaan. Secara etimologi, multikulturalisme dibentuk dari kata
multi (banyak), kultur (budaya), dan isme (aliran atau paham). (Ngainun Naim, 20
08). Letak geografis Indonesia yang berada di tengah tengah dua benua, juga ikut
menjadikan negara ini terdiri dari berbagai ras, suku bangsa, dan agama. Untuk itu,
tidak diragukan lagi, perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia itu mengakibat
kan adanya kemajemukan yang dianut oleh bangsa Indonesia dari masa ke masa.
(Eko Digdoyo, 2018).

Pengertian toleransi dalam Kamus Bahasa Indonesia adalah toleran berarti


bersifat atau bersikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pen
dirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan) yang berbeda ata
u bertentangan dengan pendirian sendiri. Sedangkan toleransi yaitu sifat atau sika
p toleran; batas ukur untuk penambahan atau pengurangan yang masih diperboleh
kan. (KBBI, 2008). Toleransi sebenarnya bukan hanya sekedar menerima perbeda

1
an tetapi saling mengakui, saling terbuka, dan saling mengerti adanya perbedaan d
an tidak mempersoalkan perbedaan tersebut meski mereka tidak sepakat. (Henry T
homas et al., 2017)

Secara historis nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila secara objektif


historis telah dimiliki oleh bangsa Indonesia itu sendiri sehingga nilai Pancasila it
u tidak lain adalah bangsa Indonesia itu sendiri, oleh karena itu bangsa Indonesia t
idak dapat dipisahkan dengan Pancasila.(Kaelan, 2016 :12) Menjalani kehidupan s
osial tidak bisa dipungkiri akan ada gesekan-gesekan yang akan dapat terjadi antar
kelompok masyarakat, baik yang berkaitan dengan agama atau ras. Dalam rangka
menjaga persatuan dan kesatuan dalam masyarakat maka diperlukan sikap saling
menghargai dan menghormati, terlebih toleransi sehingga tidak terjadi gesekan-ge
sekan yang dapat menimbulkan pertikaian dan memecah belah persatuan serta kes
atuan.

Kota Tangerang terletak di bagian utara Provinsi Jawa Barat, tepatnya di s


ebelah barat Kota Jakarta. Wilayah ini sekarang bukan lagi bagian dari Provinsi Ja
wa Barat karena sejak tahun 1999 ketika Banten memisahkan diri dari Jawa Barat
dan menjadi Provinsi Banten, Tangerang menjadi salah satu bagian wilayahnya. T
angerang memiliki banyak keunikan pada masyarakatnya, salah satunya adalah ad
anya pembauran antaretnis yang berjalan harmonis antara etnis Sunda, Jawa, Mela
yu, dan Cina. Banyak komunitas etnis Tionghoa di Indonesia, tetapi komunitas etn
is Tionghoa yang ada di Kota Tangerang memiliki keistimewaan tersendiri, yang
di sebut cina benteng.

Cina Benteng merupakan komunitas Tionghoa yang memiliki banyak keu


nikan. Tidak seperti Tionghoa peranakan pada umumnya, etnis Cina Benteng berk
ulit gelap dan matanya pun tidak sipit. Nenek moyangnya adalah Cina Hokkian ya
ng datang ke Tangerang dan tinggal turun temurun di kawasan Pasar Lama. Kawa
san Pasar Lama atau Jalan Ki Samaun sekarang, adalah pemukiman pertama masy
arakat Cina Benteng. Kawasan ini merupakan cikal bakal Kota Tangerang. Namu
n saat ini komunitas yang relatif masih asli hanya terdapat di Kampung Sewan. M
ereka telah mampu berbaur dengan pribumi secara alami. Etnis Tionghoa yang tin
ggal di Kota Tangerang hampir seperempat dari keseluruhan jumlah penduduk Ko

2
ta Tangerang. Oleh sebab itu kebudayaan Tionghoa banyak mewarnai kebudayaan
setempat. Mereka memiliki budaya khas tersendiri yang berbeda dengan warga Ti
onghoa umumnya. Sebagian besar masyarakat Cina Benteng hidup sederhana seba
gai petani, peternak, nelayan, bahkan tukang becak. Cina Benteng memang selalu
diidentifikasi dengan stereotip orang Tionghoa berkulit gelap, jago bela diri dan hi
dup sederhana (Euis Thresnawaty, 2015)

Menurut sejarah, pemberontakan masyarakat Tionghoa pada tahun 1740 m


enyebabkan pembantaian sekitar 10.000 orang Tionghoa tak berdosa oleh VOC da
n pembakaran rumah-rumah mereka. Banyak di antara orang-orang Tionghoa perg
i menyelamatkan diri dari Batavia ke Tangerang dan sekitarnya. VOC kemudian
mengirimkan sisa-sisa orang Tionghoa ke Tangerang untuk bertani. Kemudian Be
landa mendirikan perkampungan Tionghoa yang dikenal dengan nama Petak Sem
bilan. Petak Sembilan merupakan salah satu cikal bakal Kota Tangerang, yaitu sua
tu tempat yang dihuni oleh komunitas Tionghoa. Perkampungan ini kemudian ber
kembang menjadi pusat perdagangan dan menjadi bagian dari Kota Tangerang, ka
wasan Pasar Lama sekarang, sebagai pemukiman pertama bagi komunitas Tiongh
oa di Tangerang. Untuk melakukan peribadahan, Kemudian orang-orang Tiongho
a di tempat ini membangun Kelenteng Boen Tek Bio (Boen = Sastra, Tek = Kebaj
ikan, Bio = tempat ibadah) pada tahun 1684, dan merupakan bangunan paling tua
di Tangerang saat ini. (Euis Thresnawaty, 2015)

Keberadaan Etnis Cina di Tangerang tidak langsung diterima oleh pribumi


Tangerang. Banyak konflik yang terjadi di waktu lampau, konflik-konflik yang m
uncul di Indonesia adalah biasanya terjadi karna isu SARA. Seperti contoh, saat B
elanda membantai Cina di Batavia, kemudian saat terjadi kerusuhan, perusakan, p
enjarahan pada tahun 1998 di Jakarta.

Klenteng Boen Tek Bio merupakan pemersatu antara Etnis Cina Peranaka
n dan pribumi, Cina Benteng merupakan contoh wujud keberhasilan akulturasi di
Indonesia. Keberadaan Cina Benteng di Tangerang membentuk perpaduan budaya
bercorak Indonesia-Tionghoa yang unik dan syarat makna. Karena cara berinterak
si dan cara hidupnya sudah mirip dengan masyarakat pribumi, Cina Benteng dapat
membaur dan diterima. Walaupun begitu menyerupai masyarakat pribumi, kelom

3
pok Cina Benteng tidak pernah menghilangkan tradisi leluhur mereka seperti pada
perayaan dan ritual-ritual keagamaan. Pengaruh kehidupan Cina Benteng yang uta
ma adalah agar kaum Cina dan pribumi dapat hidup berdampingan dan harmonis,
seperti yang diharapkan kedua etnis.

Dengan adanya sejarah mulai masuknya etnis Cina di kota Tangerang dan
pendirian Klenteng Boen Tek Bio sampai dengan mereka dapat diterima oleh mas
yarakat pribumi dan berjalan berdampingan hingga saat ini, penulis meyakini bah
wa Klenteng Boen Tek Bio memberikan banyak pengaruh kepada etnis Cina pada
khususnya dan masyarakat luas pada umunya terkhusus nilai nilai toleransi yang s
ejalan dengan Bhinneka Tunggal Ika dan Pancasila sebagai pemersatu bangsa. Ni
lai ini pun sesuai dengan yang di angkat STIKES NASIONAL sebagai harapan da
ri setiap insan yang menjadi civitas akademika, yaitu berjiwa nasionalisme, dan m
enghargai keberagaman (ke-Bhineka-an).

BAB II

METODE PELAKSANAAN DAN JADWAL KEGIATAN

A. Metode Pelaksanaan

4
Melakukan wawancara secara langsung kepada informan sehingga
mengetahui hal hal lain dari obyek sasaran yang lebih dalam, serta menggali
berdasarkan literatur.

B. Rencana Program Kegiatan Praktik Lapangan

Nama : Julian Petra Hernando Kaaro


NIM : 3212017
Program Studi : D4 TLM Alih Jenjang
Objek Kebhinekaan : Klenteng Boen Tek Bio
Alamat Khalayak Sasaran : Cipondoh, Tangerang
Desa/Kelurahan : Sukasari
Kecamatan : Tagerang
Kabupaten/Kota : Kota Tangerang
Provinsi : Banten
Mulai Praktik Tanggal : 28 September
Durasi Kegiatan : 15 Hari

RENCANA TAHAPAN KEGIATAN JADWAL METODE / BENTUK


(Hari ke-) KEGIATAN
Survey kondisi dan potensi wilayah dari 1-2 Survey lapangan
kondisi fisik, social, kesehatan,
ekonomi, maupun lingkungan yang
relevan

5
Penentuan khalayak sasaran dan 3-4 Pengamatan, dokumen,
perumusan konsep serta kontribusi yang sejarah, teks visual,
di berikan obyek sasaran terhadap diskusi dan wawancara
kebhinnekan. dengan tokoh
masyarakat sekitar
Literasi mengenai obyek sasaran. 5 Mencari informasi
secara daring
Pelaksanaan program kegiatan 6-8 Pembuatan video
documenter sebagai
media promosi dan
edukasi
Pembuatan laporan 9 - 15 Pengumpulan tugas ter
struktur dan revisi

6
2.3 Pelaksanaan Program Kegiatan Praktik Lapangan

CATATAN KERJA
Hari / Tanggal : Selasa - Rabu, 28 - 29 September 2021
Bentuk kegiatan : Survey lingkungan tempat ibadah
Tujuan kegiatan : Mempelajari kondisi dan potensi wilayah
Pihak yang terlibat pada kegiatan : Penjaga Klenteng

Tgl Waktu Lokasi Kegiatan Metode


28 16.00 – Klenteng Boen Tek Bio Sosialisasi dengan P Wawancara
Okt 17.30 engurus Klenteng m
2021 enjelaskan
Maksud kedatangan
Melakukan komuni Wawancara
kasi dengan tokoh
Klenteng di tempat
mahasiswa melaksa
nakan
kegiatan
29 07.00 – Kawasan Pasar Lama Kota Pengamatan kondisi Survey dan
Okt 09.00 Tangerang dan potensi wawancara
2021 wilayah di Kawasan
pasar lama sambil
sesekali berbincang
dengan warga.

Surakarta, 29 September 2021


Dosen Pembimbing

( Indah Tri, S.Si, M.Pd )

CATATAN KERJA

7
Hari / Tanggal : Kamis - Jumat / 30 Sep – 1 Okt 2021
Bentuk kegiatan : Survey khalayak sasaran
Tujuan kegiatan : Mendapatkan informasi obye sasaran
Pihak yang terlibat pada kegiatan : Rizky Ramadhan (Penggiat Pariwisata)

Tgl Waktu Lokasi Kegiatan Metode


30 S 18.30 Kawasan Pasar Bersilaturahmi dan ber Paparan dan
ep 2 WIB Lama Kota Tan sosialisasi diskusi
021 gerang dengan sdr Rizky Ram
adhan untuk
menjelaskan latar bela
kang dan
tujuan kegiatan mata k
uliah, serta penggalian
informasi
31 S 09.00 Masjid Jami Ka Pemaparan informasi Pendokumentasian
ep 2 WIB li Pasir Kota Ta mengenai obyek sasara dalam bentuk vide
021 ngerang n serta mulai pendoku o dan pencatatan
mentasian berupa reka
man video

Surakarta, 1 Oktober 2021


Dosen Pembimbing

( Indah Tri, S.Si, M.Pd )

8
CATATAN KERJA
Hari / Tanggal : Sabtu, 2 Oktober 2021
Bentuk kegiatan : Literasi obyek sasaran
Tujuan kegiatan : Mendapatkan informasi obyek sasaran
Pihak yang terlibat pada kegiatan :-

Tgl Waktu Lokasi Kegiatan Metode


1 Ok 19.00 – 23. Tempat tinggal Melakukan kegiatan li Pembelajaran
t 20 00 WIB mahasiswa terasi dengan mencari mandiri
21 informasi terkait obye
k sasaran secara darin
g

Surakarta, 3 Oktober 2021


Dosen Pembimbing

( Indah Tri, S.Si, M.Pd )

9
CATATAN KERJA
Hari / Tanggal : Minggu – Senin / 3 - 4 Oktober 2021
Bentuk kegiatan : Literasi dan persiapan dokumentasi video
Tujuan kegiatan : Menyiapkan materi
Pihak yang terlibat pada kegiatan :-

Tgl Waktu Lokasi Kegiatan Metode


2 – 4 13.00 – 18. Tempat ting Mencari dan mempelaj Literasi dengan te
Okt 00 WIB gal ari format pendokume knologi informasi
2021 ntasian yang baik dan
benar
Kawasan Pa Survey lokasi pengam Praktik langsung
sar Lama K bilan video
ota Tangera
ng
Kawasan Pa Pembuatan materi pen Pendokumentasian
sar Lama K dokumentasian berupa dengan teknologi i
ota Tangera video nformasi
ng

Surakarta, 4 Oktober 2021


Dosen Pembimbing

( Indah Tri, S.Si, M.Pd )

10
CATATAN KERJA
Hari / Tanggal : Selasa – Selasa / 5 – 12 Oktober 2021
Bentuk kegiatan : Pembuatan laporan
Tujuan kegiatan : Menyelesaikan laporan praktik lapangan
Pihak yang terlibat pada kegiatan : Dosen Pembimbing

Tgl Waktu Lokasi Kegiatan Metode


5-12 19.00 – 0 Tempat tingg Membuat laporan bab I da Pembelajaran
Okt 0.00 WIB al mahasiswa n II mandiri
2021 Membuat laporan bab III
Membuat laporan bab IV
dan V
Melengkapi lampiran dan
dokumentasi
Meminta pengesahan lapo
ran

Surakarta, 12 Oktober 2021


Dosen Pembimbing

( Indah Tri, S.Si, M.Pd )

11
BAB III

KLENTENG BOEN TEK BIO DALAM KEBHINNEKAAN

Bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku, agama, ras, budaya, dan
bahasa sudah sejak dulu memiliki sikap saling menghormati. Hal itu telah terbukti
dengan kelahiran Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928. Namun saat ini bangsa
Indonesia sedang diuji kedewasaan dan keragamannya dengan maraknya kasus int
oleransi dan berbagai kasus SARA. Salah satu perekat nasionalisme adalah kebhin
ekaan. Sayang semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang diagungkan dan digaungkan
sejak dahulu oleh para pendiri bangsa, tampaknya mulai tidak dipahami dan hanya
sebatas ucapan.

“Cina Benteng” merupakan komunitas Tionghoa yang memiliki keunikan t


ersendiri. Tidak seperti Tionghoa peranakan pada umumnya, etnis Cina Benteng b
erkulit gelap dan matanya pun tidak sipit. Mereka telah mampu berbaur dengan pr
ibumi secara alami. Etnis Tionghoa yang tinggal di Kota Tangerang hampir sepere
mpat dari keseluruhan jumlah penduduk Kota Tangerang. Oleh sebab itu kebuday
aan Tionghoa banyak mewarnai kebudayaan setempat. (Euis Thresnawaty, 2015)

Klenteng Boen Tek Bio menurut sejarah, saat ini merupakan bangunan pal
ing tua di Kota Tangerang. Hal ini dibuktikan dengan sejarah lain yang menyataka
n bahwa klenteng ini di bangun ketika Cina Benteng masuk ke Banten pertama kal
inya, dan dijadikan sebagai tempat berkumpul serta beribadah.

Proses akulturasi budaya sekitar Kawasan Pasar Lama Kota Tangerang, m


emperlihatkan perpaduan budaya pribumi dan etnis Tionghoa yang sangat kuat. D
iterimanya etnis Cina Benteng sampai dengan dapat hidup berdampingan dengan
pribumi pun, pasti melalui banyak rintangan. Akhirnya, Klenteng Boen Tek Bio s
aat ini bukan lagi hanya sebagai tempat ibadah, tetapi sebagai simbol adanya sifat
sifat toleransi antar warga untuk menjunjung tinggi persatuan dalam bingkai kebhi
nnekaan.

12
Kelenteng Boen Tek Bio adalah klenteng tertua di kawasan Pecinan, Kota
Tangerang. Kehadirannya tak bisa dilepaskan dari kedatangan orang-orang Tiong
hoa yang dikenal dengan sebutan “Cina Benteng”. Boen Tek Bio sendiri berasal d
ari bahasa Hokkian yang memiliki arti khusus. Boen berarti intelektual, tek berarti
kebajikan, dan bio berarti tempat ibadah. Secara etimologi, Boen Tek Bio berarti t
empat bagi umat manusia untuk menjadi insan yang penuh kebajikan dan intelekt
ual.

Jika masuk ke halaman depan yang berubin merah, akan menjumpai dua p
atung singa dari batu andesit abu-abu. Menara pembakaran kertas sembahyang ber
cat merah ada di sisi kanan dan kiri halaman. Di tengahnya terdapat pedupaan ata
u hiolo utama. Pedupaan berwarna emas ini merupakan tempat pembakaran hio ba
gi Tuhan Yang Maha Esa (Dewa Langit). Sementara, bangunan utama kelenteng t
erdiri dari ruang dewa utama yang dikelilingi oleh serambi bagi dewa-dewi pendu
kung.

Gambar 1. Menara pembakaran di kanan kiri dan hiolo utama


Kelenteng di Jalan Bhakti, Kota Tangerang, ini direnovasi besar-besaran p
ada 1844. Bangunan yang pertama dibangun adalah bagian tengah klenteng saat in
i. Bangunan inilah yang mengalami renovasi tahun 1844. Ahli bangunan dari Tion
gkok sengaja didatangkan sehingga bangunan kelenteng yang awalnya hanya beru
pa rumah menjadi seperti yang bisa dilihat seperti saat ini. Sementara bangunan di
sisi kiri-kanan serta di belakang dibangun kemudian. Bangunan sisi kiri-kanan dib
uat tahun 1875, sedangkan bangunan di bagian belakang dibangun tahun 1904. Sa
lah satu yang menarik pada Kelenteng Boen Tek Bio adalah berbagai atribut di dal
amnya. Mulai dari tempat sembahyang hingga papan didatangkan langsung dari T

13
iongkok. Termasuk dua patung singa di halaman depan kelenteng. Patung yang bi
asa disebut Ciok say ini berasal dari sumbangan tahun 1827.

Gambar 2. Ciok Say


Klenteng Boen Tek Bio sebagai simbol dari sebuah kebhinnekaan, meman
g terbukti dari masyarakat di sekitar Pasar Lama Kota Tangerang yang dapat hidu
p berdampingan dengan berbagai etnis. Bangunan lainnya yang juga tergolong tu
a adalah berada sekitar 84 meter ke arah barat Kelenteng. Di sana, berdiri sebuah
masjid berwarna hijau muda dengan menara berbentuk seperti pagoda. Masjid Ja
mi Kali Pasir namanya. Didirikan terpaut belasan tahun dari Kelenteng Boen Tek
Bio.
Hubungan simbiosisme saling membutuhkan dan menguntungkan antar an
ggota dari berbeda keyakinan tersebut tercermin dalam hari-hari besar orang-oran
g Tionghoa di kelenteng Boen Tek Bio. Keamanan dan kenyamanan mereka yang
berkunjung di Kelenteng akan dijaga oleh warga muslim di Kali Pasir. Sebaliknya,
kelenteng Boen Tek Bio juga rutin menggelar kegiatan sosial berupa pengobatan
gratis untuk masyarakat sekitar. Tak jarang, masyarakat muslim di Kali Pasir men
jadi penerima manfaat dari kegiatan sosial yang dilakukan di Boen Tek Bio.

Gambar 3. Menara Masjid Jami Kali Pasir

14
BAB IV

REFLEKSI DIRI DAN KOMITMEN PRIBADI

A. Refleksi Diri

Core Value 1. Kompetitif


Refleksi Diri Karakter
- Saya melakukan telusur dan telaah terkait a. Kritis
objek sasaran dan narasumber yang b. Kreatif
representatif untuk mendapatkan c. Inovatif
informasi yang memadai dengan d. Kerja keras /
melakukan berbagai literasi, antara lain tekun
literasi data, literasi teknologi, dan literasi e. Tangguh
manusia.
- Sampai dengan mendapatkan narasumber
dan perizinan peliputan video dari obyek
sasaran, saya harus meluangkan waktu
beberapa kali untuk melakukan survey.
- Saya awam dalam peralatan pembuatan
video/film, serta bagaimana cara editing.
Saya memutuskan untuk belajar dan
mencari mentor untuk mengarahkan saya

Core Value 2. Kompeten

Refleksi Diri Karakter


- Pada saat melakukan observasi saya a. adaptif
beradaptasi dengan ketentuan yang b. responsif
berlaku di lingkungan objek dan berbaur c. komunikatif
dengan masyarakat pengunjung. d. solutif
- Dalam menentukan pemilihan materi yang e. komprehensif
di jadikan bahan diskusi dengan (daya paham)

15
narasumber, saya terlebih dahulu sudah
melakukan literasi. Sehingga komunikasi
bisa berjalan dua arah dan membuat hasil
diskusi lebih berwarna .

Core Value 3. Trustworthy

Refleksi Diri Karakter


- Meski saya mengetahui bahwa ada a. integritas
peluang untuk melakukan plagiasi data b. kejujuran
dalam penulisan materi di pelaporan mata c. disiplin
kuliah KPK, saya tetap mengerjakan d. komitmen
dengan penuh kejujuran dan melengkapi e. tanggung
laporan saya dengan daftar sumber yang jawab
sebenarnya
- Karena saya sedang bekerja dan harus
menyelesaikan mata kuliah ini, saya harus
membuat jadwal pengerjaan agar lebih
tertata. Walau ada beberapa hal yang
berjalan tidak sesuai rencana, saya terus
berjuang agar kembali sesuai jadwal dan
selesai sebelum batas waktu terakhir.

Core Value 4. Nasionalisme

Refleksi Diri Karakter


- Saya akan mengerjakan pekerjaan KPK a. cinta dan
saya dengan sungguhsungguh untuk bangga tanah
menjelaskan objek yang akan saya air, budaya,
laporkan karena merupakan produk kearifan, serta
budaya Indonesia yang layak untuk produk bangsa
diketahui oleh bangsa Indonesia dan b. peduli

16
dunia. lingkungan
- Dalam pelaporan tugas saya, saya c. kerukunan dan
berusaha berdiskusi dengan narasumber persaudaraan
untuk dapat memberikan penguat nyata antar sesama
yang membuktikan bahwa masyarakat d. rela berkorban
hidup dalam keberagaman dan tetap e. mengutamakan
bersatu kepentingan
- Saya merasa tidak perlu membedakan bersama
orang orang yang berperan dalam
pembuatan laporan ini, karena walau
berbeda beda, secara suku, ras, dan
agama, kita semua tetap terbingkai
dalam kesatuan Indonesia

Core Value 5. Keberagaman (ke-Bhinneka-an)

Refleksi Diri Karakter


- Dalam pengerjaan KPK Nas, saya tidak a. Toleransi
akan memaksakan kehendak saya jika b. menghargai
memang ada ranah terkait data yang perbedaan
secara ekslusif merupakan bagian yang c. saling
tidak boleh saya tulisakan menurut melengkapi
narasumber, atau ada bagian yang tidak d. kepedulian
boleh di lakukan peliputan sosial
- Dalam pelaksanaan penelitian dengan e. cinta damai
narasumber saya akan memberikan
kesempatan narasumber untuk
beribadah ketika memang waktunya
untuk beribadah.

17
B. Komitmen Pribadi

1. Setelah melwati mata kuliah ini, saya akan bersikap pro aktif untuk
menjadi seseorang yang berdampak di lingkungan saya tinggal, untuk
menekankan pentingnya saling menghargai, toleransi dan menjaga Ke-
Bhinneka-an
2. Saya akan menghormati orang lain yang sedang beribadah,
menghargai kepercayaan yang dianut sesama, menolong sesama
dengan tulus tanpa membeda-bedakan, tidak menonjolkan suku,
budaya, atau kepercayaan sendiri, menghargai perbedaan pendapat dan
tidak memaksakan kehendak sendiri, mau berteman dengan siapa saja
tanpa membedakan, menghormati adat dan budaya orang lain,
berperilaku sopan kepada orang lain, membangun sikap rukun kepada
keluarga, teman, dan tetangga dan juga menjaga kelestarian
lingkungan dan situs-situs bersejarah bangsa Indonesia.

18
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Klenteng Boen Tek Bio adalah Klenteng tertua, bahkan merupakan


bangunan tertua yang saat ini masih berdiri di Kota Tangerang. Klenteng
ini merupakan tempat beribadah umat Tionghoa dan dekat hubungan nya
dengan Etnik Cina Benteng, yang konon merupakan kaum Tionghoa yang
pertama kali masuk ke wilayah Banten. Kehidupan Cina Benteng dapat di
terima di oleh pribumi, bahkan hidup berdampingan dengan damai hingga
saat ini. Wujud asimilasi budaya dan persatuan juga dapat di lihat di
arsitektur menara Masjid Jami Kali Pasir, yang mirip dengan pagoda.
Umat yang beribadah di Boen Tek Bio dan masyarakat sekitar juga sering
melakukan kegiatan yang saling menguntungkan. Adanya Klenteng Boen
Tek Bio dan dampak persatuan yang muncul karna nya, dapat dijadikan
contoh bagi masyarakat Indonesia di tempat lain untuk bersama sama
menjaga kesatuan dan persatuan, dalam bingkai ke-Bhinneka-an

B. Saran

1. Untuk masyarakat daerah pasar lama Kota Tangerang, agar terus


mempertahankan budaya saling toleransi dan menjaga kesatuan.
2. Untuk daerah lain yang mungkin belum menyadari akan pentingnya
persatuan, Klenteng Boen Tek Bio merupakan bukti nyata bahwa
kehidupan bersama antar umat beragama tetap dapat berjalan dengan
baik.
3. Bagi pembaca laporan ini dan mahasiwa yang lain, sebagai pembawa
perubahan, seharusnya kita dapat memberikan dampak bagi
lingkungan sekitar kita untuk menjaga persatuan dan kesatuan

19
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Klenteng Boen Tek Bio, Tempat Kebajikan yang Tetap Bertahan. Akses
web : https://indonesiakaya.com/pustaka-indonesia/klenteng-boen-tek-
bio/

Brata, Ida Bagus. 2016. Kearifan Budaya Lokal Perekat Identitas Bangsa.
Denpasar : Jurnal Bakti Saraswati Vol.5 Universitas Mahasaraswati
Denpasar

Fitriani, Shofiah. 2020. Keberagaman dan Toleransi Antar Umat Beragama.


Institut Agama Islam Negeri Purwokerto. Jurnal Studi Keislaman.

Nur, Irayanti. 2019. Penerapan Nilai - Nilai Pancasila Melalui Toleransi Antar
Umat Beragama Di Desa Batusitanduk Kabupaten Luwu. Universitas
Andi Djemma. Jurnal Andi Djemma

Susilowati, Endang. dkk. 2018. Merawat Kebhinekaan Menjaga Keindonesiaan:


Belajar Dari Nilai Kebhinekan dan Kebersatuan Masyarakat Pulau.
Departemen Sejarah Fakultas Ilmu Budaya : Jurnal Sejarah Crita Lekha,
Vol 3

Thresnawaty, Euis. 2015. Sejarah Sosial – Budaya Masyarakat Cina Benteng Di


Kota Tangerang. Bandung: Balai Pelestarian Nilai Budaya Bandung.

Widiastuti. 2013. Analisis SWOT Keragaman Budaya Indonesia. Universitas


Darma Persada. Jurnal Ilmiah WIDYA

20
LAMPIRAN

Lampiran 1

21
Lampiran 2

22

Anda mungkin juga menyukai