Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN KEGIATAN SURVEILANS INFEKSI DI RSUD PARAPAT PERIODE

SEPTEMBER - NOVEMBER TAHUN 2018

I. Pendahuluan
Komite PPI Rumah Sakit Harapan menyusun laporan kegiatan PPI dalam Triwulan
(per tiga bulan). Pada periode tahun 2018 ini kami melaporkan kegiatan Program PPI,
mengenai hasil surveilans infeksi dari Juli s/d September 2018. Dengan fokus pada
kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi karena pemasangan infus (Phlebitis) dan
Infeksi Saluran Kemih (ISK) karena pemasangan urine kateter
II. Tujuan
Kegiatan surveilans bertujuan untuk :
1. Memperoleh data infeksi
2. Menurunkan angka infeksi nosokomial.
3. Mengidentifikasi kejadian luar biasa (outbreak).
4. Menilai keberhasilan program PPI
5. Mendorong setiap petugas yang terkait dengan asuhan pasien untuk melakukan
tindakan preventif yang direkomendasikan oleh TIM PPI Rumah Sakit Umum Daerah
Parapat
III. Sasaran
1. Diperolehnya angka infeksi endemis.
2. Menurunnya angka infeksi nosokomial.
3. Teridentifikasinya kejadian luar biasa (outbreak).
4. Terlaksananya program PPI sesuai jadual.
5. Terlaksananya tindakan preventif yang direkomendasikan oleh Tim PPI Rumah Sakit
Umum Daerah Parapat.
IV. Ruang Lingkup
Surveilans Infeksi dilaksanakan : pada pasien yang memakai infus 2x24 jam untuk kasus
phlebitis, pemasangan cateter urine 2x24 jam untuk kasus ISK
V. Waktu Pelaksanaan
Bulan September - November tahun 2018
VI. Pelaksanaan Surveilans
1. IPCN melakukan kunjungan ke ruang rawat inap sesuai target surveilans setiap hari
kerja, dan mengumpulkan data pasien yang menggunakan alat invasif (Intra Venous
Line dan Urine Catheter) Kemudian mengisi formulir surveilans harian infeksi Rumah
Sakit.

a. Apabila ditemukan tanda-tanda infeksi, maka dicari data sekunder sebagai


pendukung, antara lain :
1) Formulir survei infeksi Rumah Sakit,
2) Data rekam medis,
3) Catatan hasil pemeriksaan penunjang laboratorium dan
4) Wawancara dengan pasien/keluarga pasien.
b. Setelah data pendukung lengkap, selanjutnya dilakukan pengkajian oleh Tim PPI.
c. Hasil pengkajian kemudian disampaikan ke unit terkait dalam bentuk
rekomendasi.
d. Pemantauan terhadap pelaksanaan hasil rekomendasi
e. Apabila pelaksanaan hasil rekomendasi belum efektif, maka dilakukan pengkajian
ulang.
2. Data surveilans harian infeksi Rumah Sakit kemudian dipindahkan kedalam formulir
surveilans bulanan infeksi Rumah Sakit.
3. Data surveilans bulanan infeksi Rumah Sakit kemudian diinput ke computer untuk
dilakukan rekapitulasi dan dibuat laporan per ruangan.
4. Laporan bulanan per ruangan yang telah dievaluasi kemudian dilakukan umpan balik ke
setiap ruangan rawat inap dan dilaporkan.
VII. Evaluasi dan Analisa
1. Angka Kejadian Infeksi Phlebitis karena menggunakan infus Per 1000 hari pemakaian
alat pada periode September – November 2018
No Variabel September Oktober November Total

1. Phlebitis 0 6 1 7
2. Jumlah hari pemakaian kateter 126 199 172 497
vena perifer

Cara penghitungan Angka Kejadian infeksi Phlebitis adalah :


Jlh Phlebitis x 1000 = 0 ‰
Jlh hari pemakaian kateter vena perifer

No Variabel September Oktober November Total

1. Phlebitis 0 3,01 0,58 1,40


Insiden Rate Phlebitis RSUD Parapat Periode
Sep - Nov Tahun 2018

3.01
3.5
3
2.5
1000

2
1.5
0.58
1
0.5 0
0
September Oktober November

Pada Grafik diatas angka Kejadian Phlebitis tidak ditemukan, pada periode September -
November tahun 2018 : 1,40 ‰, sasaran target ≤ 10‰, setelah dilakukan pengkajian
temukan yaitu:
a. Dresing tidak segera diganti bila sudah kotor
b. Tehnik aseptik belum optimal
c. Pemberian obat suntikan belum aseptik
d. Kepatuhan petugas untuk melaukan kebersihan tangan sebelum melakukan
tindakan aseptic
e. Petugas tidak memakai sarung tangan sebelum memasang infuse
f. Kurangnya supervise kepala ruangan dalam perawatan pemasangan infuse
2. Angka Kejadian Infeksi Saluran Kemih karena pemasangan urine kateter Per 1000
hari pemakaian alat pada periode September – November tahun 2018
No Variabel September Oktober November Total

1. Jumlah ISK 0 0 0 0
2. Jumlah hari pemakaian 0
cateter urine

Cara penghitungan Angka Kejadian Infeksi Saluran Kemih adalah :


Jlh ISK x 1000 = 0 ‰
Jlh hari pemakaian kateter urine
No Variabel Juli Agustus September Total

1. ISK 0 12 0 12

Pada tabel diatas angka Kejadian ISK pada periode September – November (0 ‰)
Insiden Rate ISK RSUD PARAPAT
PERIODE SEP - NOV TAHUN 2018

1
0.9
0.8
0.7
0.6
1000

0.5
0.4
0.3
0.2 0 0 0
0.1
0
September Oktober November

Pada Grafik diatas angka Kejadian ISK tidak ditemukan pada periode September –
November tahun 2018 : 0‰, sasaran target ≤ 10‰, tetapi masih ditemukan
a. Kateter tidak difiksasi untuk mencegah terjadinya trauma pada meatus
b. Tidak dilakukan perawatan perineal setiap pagi – sore

VIII. Kesimpulan
1. Angka Kejadian Phlebitis tidak ditemukan, pada periode September - November
tahun 2018 : 1,40 ‰, sasaran target ≤ 10‰, setelah dilakukan pengkajian temukan
yaitu:
a. Dresing tidak segera diganti bila sudah kotor
b. Tehnik aseptik belum optimal
c. Pemberian obat suntikan belum aseptik
d. Kepatuhan petugas untuk melaukan kebersihan tangan sebelum melakukan
tindakan aseptic
e. Petugas tidak memakai sarung tangan sebelum memasang infuse
f. Kurangnya supervise kepala ruangan dalam perawatan pemasangan infuse
2. Angka Kejadian ISK tidak ditemukan pada periode September – November tahun
2018 : 0‰, sasaran target ≤ 10‰, tetapi masih kami temukan :
c. Kateter tidak difiksasi untuk mencegah terjadinya trauma pada meatus
d. Tidak dilakukan perawatan perineal setiap pagi – sore
IX. Rencana Dan Tindak Lanjut
1. Untuk mencegah terjadinya Plebitis maka :
a. Meningkatkan pemantauan petugas pada pasien yang memakai infus
b. Kepala ruangan agar meningkatkan supervisi kepada petugas
c. Ditingkatkan perawatan dresing infus, bila kotor segera diganti
d. Petugas agar meningkatkan pemasangan infus dengan tehnik aseptik
e. Petugas agar melakukan kebersihan tangan sesuai dengan Five Moment
f. Petugas agar memakai sarung tangan saat memasang infuse
2. Untuk mencegah terjadinya ISK maka : Meningkatkan penerapan Bundle
Pencegahan ISK (Infeksi Saluran Kencing) karena pemasangan kateter dengan :
a. Mengakaji kebutuhan penggunan kateter urine
b. Memasang fiksasi kateter
c. Melakukan pemeliharaan kateter
d. Kepala ruangan agar meningkatkan supervise kepada petugas

Pematangsiantar, 04 Desember 2018


Ketua TIM PPI IPCN

3. Kepatuhan Kebersihan Tangan


Angka kepatuhan perawat terhadap kebersihan tangan bervariasi dari satu ruang ke ruang
yang lain pada Triwulan I terendah setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien 68,96
dan tertinggi 88,53 % setelah kontak dengan cairan tubuh pasien.

Kepatuhan Perawat Kebersihan


Tangan Triwulan I
88.53
83.24
79.13
72.01 68.96

Sebelum Sebelum Setelah kontak Setelah kontak Setelah kontak


kontak dengan melakukan dengan cairan dengan pasien dengan
pasien tindakan tubuh pasien lingkungan
aseptik sekitar pasien

Gambar Grafik Kepatuan Kebersihan Tangan berdasarkan five Moment Triwulan I Tahun 2016
4. Kepatuhan Penggunaan APD
Angka kepatuhan penggunaan APD petugas bervariasi dari satu ruang ke ruang yang lain
pada Triwulan I, kepatuhan petugas penggunaan APD diatas standar

KEPATUHAN PEMAKAIAN APD TRI-


WULAN I RS Harapan
S ta n d a r t ≤ 8 5 %

89.23% 96%100%
88.46% 100%90%
90
60 10.76%
11.54%
30 4% 0% 0% 10%
0
Ya
Tidak

X. Kesimpulan
Dari data Triwulan I tahun 2016 ini kami dapat simpulkan bila dibandingkan dengan
Triwulan IV tahun 2015 maka :
1.Angka Kejadian Phlebitis pada Triwulan I tahun 2016, mengalami penurunan
dibandingkan dari Triwulan IV tahun 2015 (0,17 ‰ dari 0,81 ‰)
2.Angka Kejadian ISK pada Triwulan I tahun 2016 (0 ‰) hal ini dapat mengalami
penurunan dibandingkan dari Triwulan IV 2015 (0 ‰ dari 2,02 ‰)
3.Angka Kejadian IDO pada Triwulan I tahun 2016, mengalami peningkatan
dibandingkan dari Triwulan IV 2015 (IR0 2,5% dan IR 1 = 10 % dari IR1 = 1,38 %)
Dari hasil surveilans tersebut sekalipun terjadi penurunan angka masih kami
temukan :
a. Teknik aseptik belum optimal, langkah-langkah cara kebersihan tangan sudah
dilakukan namun moment kebersihan tangan belum optimal
b. Pemberian obat suntikan belum aseptik
c. Kurangnya perawatan dresing infus
d. Belum dilaksanakan persiapan pasien sebelum operasi pada pasien elektif,
penerapan bundle IDO yaitu mandi sabun antiseptik
e. Klasifikasi operasi/jenis operasi yaitu operasi kotor dengan infeksi
f. Kondisi pasien berdasarkan ASA yaitu ASA 3 pasien dengan gangguan
sistemik berat
g. Faktor Usia : Pasien berusia 80 tahun
h. Kemungkinan dari peralatan instrument karena tidak adanya indikator quality
steril
i. Penggunaan antibiotik yang belum rasional
j. Kurangnya petugas melakukan edukasi kepada pasien (keluarga) tentang
personal hygiene, perawatan luka, tidak boleh merokok, makanan sehat, dan
proses tanda-tanda infeksi.
4. Hasil audit kepatuhan kebersihan tangan
a. Petugas tidak melakukan kebersihan tangan setelah kontak dengan lingkungan
sekitar pasien
b. Kesadaran petugas melakukan kebersihan tangan
c. Kurangnya supervisi kepatuhan petugas untuk melakukan kebersihan tangan

5. Hasil Audit Kepatuhan penggunaan APD


a. Kepatuhan petugas penggunaan APD sesuai dengan standar yang diharapkan
b. Karu, Pj Shif agar selalu supervisi petugas dalam penggunaan APD sesuai
indikasi
XI. Rekomendasi
1. Surveilans Angka Infeksi
g. Melakukan pelatihan pemasangan IV cateter bekerjasama dengan Diklat dan
Bidang Keperawatan
h. Sosialisasi Kebersihan tangan dan Five Moment
i. Ditingkatkan perawatan dresing infus (karena pasien anak-anak)
j. Karu, Katim dan Pj Shift agar sosialisasi dan supervisi persiapan pasien operasi
pada pasien operasi elektif dan penerapan bundle IDO yaitu mandi sabun
antiseptik sore dan pagi hari
k. Perlunya pengadaan fasilitas streilisasi alat sesuai standar
l. Perlunya peta kuman agar dapat memberikan antibiotik yang rasional
m. Meningkatkan edukasi petugas kepada pasien (keluarga) tentang personal
hygiene, perawatan luka, tidak boleh merokok, makanan sehat, dan proses
tanda-tanda infeksi.
2. Hasil audit kepatuhan kebersihan tangan
a. Sosialisasi dan pelatihan kebersihan tangan
b. Karu agar supervisi kepatuhan kebersihan tangan petugas
3. Hasil audit kepatuhan penggunaan APD
a. Kepatuhan petugas penggunaan APD ditingkatkan sesuai indikasi penggunaan
APD
b. Agar Karu, Pj Shif agar selalu supervisi petugas dalam penggunaan APD sesuai
indikasi

Pematangsiantar, 08 April 2016


Ketua Komite PPI IPCN

(Dr. Lamriah Lubis, SpPK) (Katerina Nahampun)

SC BT 92

Mioma BT 3

Kista 1

Anda mungkin juga menyukai