Anda di halaman 1dari 15

LEVEL DOKUMEN : BAGIAN :

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANTI RAPIH YOGYAKARTA FORMULIR KODE:


JUDUL : Format Satuan Acara Penyuluhan TGL DIKELUARKAN :
AREA : STIKes Panti Rapih NO.REVISI :

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Hari, tanggal, waktu : Minggu, 2 Oktober 2022

Tempat : Bangsal Carolus No. 401

Topik : Vaksin HPV dalam Mencegah HPV

Sasaran : Nn. I

Tujuan :

a. Tujuan umum : Meningkatkan pengetahuan Nn. I tentang kanker serviks dan

Vaksin HPV sebagai pencegahan dini HPV

b. Tujuan Khusus :
1. Meningkatkan pengetahuan Nn. I tentang HPV
2. Meningkatkan pengetahuan Nn. I tentang pemcegahan
dini HPV dengan vaksin HPV
3. Mendorong Nn. I agar senantiasa menyebarluaskan
pengetahuan tentang HPV dan vaksin HPV pada anggota
keluarga lain dan masyarakat sekitar sehingga tujuan
umum bisa tercapai

Garis Besar Materi :

A. Definisi HPV

Human papilloma virus (HPV) merupakan penyebab


infeksi menular seksual (IMS) yang paling banyak
ditemukan di Amerika Serikat (Latifah, 2021).

B. Penularan HPV

Ketika HPV mencapai sel basal melalui mikro abrasi atau


melalui sekret atau cairan pada permukaan epitel skuamos
atau mukosa epitelium yang dihasilkan selama aktivitas
LEVEL DOKUMEN : BAGIAN :
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANTI RAPIH YOGYAKARTA FORMULIR KODE:
JUDUL : Format Satuan Acara Penyuluhan TGL DIKELUARKAN :
AREA : STIKes Panti Rapih NO.REVISI :

seksual, akan timbul infeksi fulminan (Schiffman, 2003


dicitasi oleh Latifah, 2021). Infeksi HPV dianggap hanya
dapat ditularkan melalui hubungan seksual, namun HPV
dapat juga menginfeksi daerah anogenital (daerah sekitar
anus dan genital). HPV juga dapat ditularkan melalui
kontak kulit (skin to skin contact), melalui jari-jari, pada
waktu melakukan masturbasi dan onani ataupun melalui
alat bantu seksual (sex toys). Meskipun penularan HPV
terjadi melalui hubungan seksual, proses perkembangan
dan kesembuhan infeksi dipengaruhi oleh respon imun
seseorang (Scott et al, 2001 dicitasi oleh Supratiwi, 2010).
Faktor yang paling penting dalam proses perkembangan
kanker serviks adalah adanya infeksi HPV tipe risiko
tinggi yang bersifat menetap.

C. Faktor risiko HPV

Remaja dengan imunitas seluler yang rendah mempunyai


angka insiden infeksi HPV yang tinggi dan membutuhkan
waktu yang lama untuk sembuh. Budaya merokok,
mengkonsumsi alkohol, mempunyai pasangan seksual
(pria) yang tidak disunat (uncircumcised), paritas tinggi
(melahirkan lebih dari 3 kali), mempunyai riwayat
penggunaan kontrasepsi oral dalam jangka waktu lama,
dan adanya infeksi HSV atau C. Trachomatis juga
termasuk faktor risiko terinfeksi HPV (Ley et al, 1991;
Smith et al, 2004 dicitasi oleh Lutifah, 2021). Faktor
resiko lain terinfeksi HPV adalah adanya riwayat infeksi
herpes simpleks virus (HSV) atau kutil genital (genital
warts) sebelumnya karena HSV menyebabkan terjadinya
peradangan dan merusak lapisan epitel, sehingga
memudahkan HPV untuk mencapai sel epitel basal
(Moscicki et al, 2001 dicitasi oleh Lutifah, 2021). Usia
LEVEL DOKUMEN : BAGIAN :
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANTI RAPIH YOGYAKARTA FORMULIR KODE:
JUDUL : Format Satuan Acara Penyuluhan TGL DIKELUARKAN :
AREA : STIKes Panti Rapih NO.REVISI :

juga merupakan faktor penting karena infeksi HPV


banyak ditemukan pada kelompok wanita yang seksual
aktif namun berusia di bawah 25 tahun (Weinstock et al,
2004 dicitasi oleh Lutifah, 2021). Meskipun faktor usia
juga berhubungan dengan kebiasaan atau perilaku seksual
yang beresiko (seperti mempunyai banyak pasangan
seksual, tidak menggunakan kondom pada saat
berhubungan), ada juga bukti lain yang menyatakan
bahwa remaja dan wanita usia dewasa muda lebih rentan
terhadap infeksi HPV dibandingkan wanita usia dewasa
karena alasan biologis (Supratiwi, 2010).

D. Pencegahan dan Penanganan HPV

Pada tahun 2003, American Cancer Society menyarankan


sebaiknya seorang wanita segera melakukan pemeriksaan
serviks dalam waktu 3 tahun sejak pertama kali
melakukan hubungan seksual. Pemeriksaan dilakukan
setiap tahun dengan tes sitologi Papanicolaou test atau,
lebih dikenal dengan, Pap smear. Apabila selama 3 tahun
berturut-turut, pemeriksaan Pap smear memberikan hasil
normal, maka pemeriksaan rutin selanjutnya dilakukan
setiap 2 tahun. Pada usia 30 tahun, pemeriksaan serviks
dapat dilakukan setiap 2-3 tahun sekali dengan catatan
tidak mempunyai faktor resiko (misalnya imunosupresi)
atau adanya riwayat abnormal pada hasil pemeriksaan Pap
smear sebelumnya. Selain Pap smear, pemeriksaan dapat
juga dilakukan dengan metode sitologi, DNA HPV dan
colposcopy (Saslow et al, 2002 dicitasi oleh Fitri, 2021).

E. Vaksin HPV

Vaksin HPV sudah mulai dapat diperoleh di pasaran,


meskipun vaksin tersebut belum termasuk dalam Program
LEVEL DOKUMEN : BAGIAN :
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANTI RAPIH YOGYAKARTA FORMULIR KODE:
JUDUL : Format Satuan Acara Penyuluhan TGL DIKELUARKAN :
AREA : STIKes Panti Rapih NO.REVISI :

Imunisasi Nasional di Indonesia. Saat ini, dua jenis vaksin


HPV, kuadrivalen dan bivalen, telah dipasarkan.
Keduanya dikembangkan dari partikel serupa-virus-non-
infeksius yang diciptakan melalui teknik DNA
rekombinan. Vaksin kuadrivalen mengandung partikel
serupa-virus-non-infeksius untuk HPV tipe 6, 11, 16 dan
18, sedangkan vaksin bivalen memiliki target eksklusif,
yaitu HPV tipe 16 dan 18. Tiga dosis vaksin
intramuskuler direkomendasikan selama periode 6 bulan,
sedangkan kebutuhan untuk dosis booster belum
ditetapkan (WHO, 2009 dicitasi oleh Fitri, 2021). Seperti
juga vaksinasi yang umumnya diberikan pada bayi dan
anak, vaksin HPV berperan sebagai profilaksis dan harus
diberikan sebelum terpapar virus HPV agar imunitas yang
dihasilkan dapat efektif. Program imunisasi HPV
sebaiknya diprioritaskan pada populasi target wanita
berumur 9-13 tahun. Program-program tersebut harus
menjadi bagian strategi terkoordinasi yang mencakup
pendidikan mengenai perilaku-perilaku berisiko terinfeksi
HPV (WHO, 2009 dicitasi oleh Fitri, 2021).

F. Jenis vaksin HPV

Menurut Novita, D., Nababan, T. & Paninsari, D. (2019)


ada 3 jenis vaksin HPV, yaitu :

1. Vaksin HPV kuadrivalen (Gardasil)


Untuk HPV tipe 6, 11, 16, dan 18. Vaksin gardasil®
merupakan jenis vaksin HPV kuadrivalen bentuk
suspensi untuk injeksi dalam pre-filled syringe
sebagai dosis tunggal (0,5 ml) untuk mencegah infeksi
HPV tipe 6,11,16, dan 18. Vaksin Gardasil juga
disebut Quadrivalent yang berfungsi untuk
LEVEL DOKUMEN : BAGIAN :
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANTI RAPIH YOGYAKARTA FORMULIR KODE:
JUDUL : Format Satuan Acara Penyuluhan TGL DIKELUARKAN :
AREA : STIKes Panti Rapih NO.REVISI :

melindungi terhadap empat jenis tipe HPV yaitu 6, 11,


16,dan 18. FDA telah menyetujui Gardasil untuk
digunakan pada perempuan untuk pencegahan kanker
seviks, vulva dan kanker vagina yang disebabkan oleh
HPV tipe 16 dan 18. Selain pada wanita, Vaksin ini
juga di anjurkan untuk digunakan pada laki-laki untuk
pencegahan kanker dubur dan lesi prakanker dubur
yang disebabkan oleh HPV tipe 16 dan 18. Selain itu,
Gardasil juga terbukti untuk pencegahan kutil kelamin
yang disebabkan oleh HPV tipe 6 dan 11. Vaksin ini
lebih efektif di berikan usia 9 sampai 26 tahun (Novita
dkk., 2019)
2. Vaksin 9-valent (Gardasil 9)
Untuk tipe HPV yang sama dengan vaksin
kuadrivalen (6, 11, 16, dan 18) serta tipe 31, 33, 45,
52, dan 58. Vaksin Gardasil 9 ® merupakan jenis
vaksin HPV 9-valen bentuk suspensi untuk injeksi
dalam pre-filled syringe sebagai dosis tunggal (0,5
ml) untuk mencegah infeksi HPV tipe 6, 11, 16, 18,
31, 33, 45, 52, dan 58. Dikembangkan dari
pendahulunya yang memiliki 4 valensi, vaksin HPV 9
valen dibuat dari partikel mirip virus. melindungi dari
strain 6, 11, 16, 18, 31, 33, 45, 52, dan 58, untuk pria
dan wanita antara usia 9 dan 45 tahun (Novita dkk.,
2019.
3. Vaksin bivalen (Cervarix)
Untuk HPV tipe 16 dan 18. Vaksin cervarix®
merupakan jenis vaksin HPV bivalen bentuk suspensi
untuk injeksi dalam pre-filled syringe sebagai dosis
tunggal (0,5 ml) yang digunakan untuk mencegah
infeksi HPV tipe 16 dan 18. Cervarix Injeksi adalah
vaksin yang mempunyai kandungan Strain 16 dan 18
LEVEL DOKUMEN : BAGIAN :
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANTI RAPIH YOGYAKARTA FORMULIR KODE:
JUDUL : Format Satuan Acara Penyuluhan TGL DIKELUARKAN :
AREA : STIKes Panti Rapih NO.REVISI :

virus HPV. Cervarix diindikasikan pada wanita dari


usia 9 hingga 25 tahun untuk pencegahan infeksi
persisten, lesi serviks premaligna dan kanker serviks
(squamous cellcarcinoma dan adenocarcinoma) yang
disebabkan oleh oncogenic Human Papillomavirus
(HPV) tipe 16, dan 18 (Novita dkk., 2019).

G. Waktu Pelaksanaan Vaksin HPV

Di Indonesia, vaksin HPV sudah mulai bisa diberikan


kepada anak perempuan yang berusia 9 tahun hingga
perempuan dewasa berusia 55 tahun. Waktu pemberian
yang paling disarankan adalah saat usia 9-26 tahun atau
yang belum aktif berhubungan seksual. Untuk laki-laki,
pemberian vaksin HPV disarankan mulai diberikan pada
usia 19–26 tahun. Vaksin HPV direkomendasikan untuk
rutin diberikan pada remaja usia 11-12 tahun, dapat
dimulai sejak usia 9 tahun. Apabila vaksin HPV bivalen,
kuadrivalen, atau 9-valen terlewatkan saat usia tersebut,
vaksin HPV tetap direkomendasikan pada usia 13-26
tahun bagi wanita dan usia 13-21 tahun bagi pria.
Menurut Tilong (2012) yang dicitasi oleh Novita (2021)
menyatakan bahwa Imunisasi Vaksin Human Papilloma
Virus (HPV) sebaiknya dipakai pada orang-orang yang
belum aktif secara seksual.

H. Efek Samping Vaksin HPV

Menurut Novita dkk (2021) ada beberapa efek samping


yang ditimbulkan antara lain:

1. Nyeri, bengkak, gatal, atau kemerahan di area bekas


suntikan
2. Sakit kepala
LEVEL DOKUMEN : BAGIAN :
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANTI RAPIH YOGYAKARTA FORMULIR KODE:
JUDUL : Format Satuan Acara Penyuluhan TGL DIKELUARKAN :
AREA : STIKes Panti Rapih NO.REVISI :

3. Muala dan muntah


4. Nyeri otot dan muntah
5. Rasa lelah
6. Demam
7. Pusing samapai dengan pingsan (jarang terjadi)

I. Kontraindikasi Vaksin HPV

Penggunaan vaksin HPV bersama dengan antikoagulan


dapat meningkatkan risiko terjadinya perdarahan. Selain
itu, penurunan respons imun dapat terjadi jika vaksin
HPV digunakan bersama obat-obatan untuk kemoterapi,
radioterapi, atau kortikosteroid dengan dosis tinggi
(Novita dkk., 2021).

Metode : Ceramah dan Tanya Jawab

Alat Bantu Peraga : Poster

Rencana Evaluasi :

- Apa definisi dari HPV dan Vaksin HPV?


- Mengapa kaum perempuan disarankan untuk vaksin HPV?
- Kapan vaksin sebaiknya didapatkan?
- Apa saja efek samping HPV?

Sumber :

Boy, S., Alex, M.L. & Tengku, M.F. (2021). HUBUNGAN


INFEKSI HUMAN PAPILLOMA VIRUS (HPV) DENGAN
KEJADIAN KANKER SERVIKS, Jurnal Kedokteran Methodist,
14 (2). Diperoleh dari
https://ejurnal.methodist.ac.id/index.php/jkm/issue/view/65
Fitrah, S.N. & Girah, N.P. (2021). SOSIALISASI KESEHATAN
LEVEL DOKUMEN : BAGIAN :
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANTI RAPIH YOGYAKARTA FORMULIR KODE:
JUDUL : Format Satuan Acara Penyuluhan TGL DIKELUARKAN :
AREA : STIKes Panti Rapih NO.REVISI :

TENTANG PENTINGNYA VAKSINASI HPV UNTUK


PENCEGAHAN CA CERVIKS DI SMA BUDI UTOMO
GADING MANGU PERAK KABUPATEN JOMBANG,
Jurnal Pengabdian Masyarakat Kesehatan, 7 (2). DOI:
https://doi.org/10.33023/jpm.v7i2.903
Fitri, E.A., Yuniarti, M., Jumrotul, I.J., Hasanah, M., Sulastri,
Qurniasih, N. & Anggista, N.P. (2021). PROMOSI
KESEHATAN TENTANG PENCEGAHAN KANKER
SERVIKS MELALUI PEMANFAATAN MEDIA ONLINE
HEALTH PROMOTION OF CERVICAL CANCER
PREVENTION USING ONLINE MEDIA, Jurnal Kreativitas
Pengabdian Kepada Masyarakat, 5 (1:155-160). DOI:
https://doi.org/10.33024/jkpm.v1i1.5390

Latifah, E.N. (2021). Imunisasi MR, Publish Buku UNPRI


Press ISBN, 1 (1). Diperoleh dari
http://jurnal.unprimdn.ac.id/index.php/ISBN/article/view/2312
Novita, D., Nababan, T. & Paninsari, D. (2019). PENYULUHAN
VAKSIN HPV PENCEGAH KANKER SERVIKS SEDINI
MUNGKIN, Jurnal Mitra Prima, 3 (1). Diperoleh dari

http://jurnal.unprimdn.ac.id/index.php/mitra_prima/article/view/2
610/1618
Supratiwi, Agnes. (2010). Inveksi Human Papilloma Virus
(HPV) dan Pencegahannya pada Remaja dan Dewasa Muda,
JURNAL BIOLOGI PAPUA, 2 (2:: 81–88). Diperoleh dari
https://core.ac.uk/download/pdf/228786204.pdf

Yogyakarta, 26 September 2022

Pembimbing, Mahasiswa,
LEVEL DOKUMEN : BAGIAN :
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANTI RAPIH YOGYAKARTA FORMULIR KODE:
JUDUL : Format Satuan Acara Penyuluhan TGL DIKELUARKAN :
AREA : STIKes Panti Rapih NO.REVISI :

(................................ ) (Rachaelia Adrianawati)

Lampiran Materi

A. Definisi HPV
LEVEL DOKUMEN : BAGIAN :
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANTI RAPIH YOGYAKARTA FORMULIR KODE:
JUDUL : Format Satuan Acara Penyuluhan TGL DIKELUARKAN :
AREA : STIKes Panti Rapih NO.REVISI :

Human papilloma virus (HPV) merupakan penyebab infeksi menular seksual (IMS) yang
paling banyak ditemukan di Amerika Serikat (Latifah, 2021).
B. Penularan HPV
Ketika HPV mencapai sel basal melalui mikro abrasi atau melalui sekret atau cairan pada
permukaan epitel skuamos atau mukosa epitelium yang dihasilkan selama aktivitas
seksual, akan timbul infeksi fulminan (Schiffman, 2003 dicitasi oleh Latifah, 2021).
Infeksi HPV dianggap hanya dapat ditularkan melalui hubungan seksual, namun HPV
dapat juga menginfeksi daerah anogenital (daerah sekitar anus dan genital). HPV juga
dapat ditularkan melalui kontak kulit (skin to skin contact), melalui jari-jari, pada waktu
melakukan masturbasi dan onani ataupun melalui alat bantu seksual (sex toys). Meskipun
penularan HPV terjadi melalui hubungan seksual, proses perkembangan dan kesembuhan
infeksi dipengaruhi oleh respon imun seseorang (Scott et al, 2001 dicitasi oleh Supratiwi,
2010). Faktor yang paling penting dalam proses perkembangan kanker serviks adalah
adanya infeksi HPV tipe risiko tinggi yang bersifat menetap.
C. Faktor risiko HPV
Remaja dengan imunitas seluler yang rendah mempunyai angka insiden infeksi HPV
yang tinggi dan membutuhkan waktu yang lama untuk sembuh. Budaya merokok,
mengkonsumsi alkohol, mempunyai pasangan seksual (pria) yang tidak disunat
(uncircumcised), paritas tinggi (melahirkan lebih dari 3 kali), mempunyai riwayat
penggunaan kontrasepsi oral dalam jangka waktu lama, dan adanya infeksi HSV atau C.
Trachomatis juga termasuk faktor risiko terinfeksi HPV (Ley et al, 1991; Smith et al,
2004 dicitasi oleh Lutifah, 2021). Faktor resiko lain terinfeksi HPV adalah adanya
riwayat infeksi herpes simpleks virus (HSV) atau kutil genital (genital warts) sebelumnya
karena HSV menyebabkan terjadinya peradangan dan merusak lapisan epitel, sehingga
memudahkan HPV untuk mencapai sel epitel basal (Moscicki et al, 2001 dicitasi oleh
Lutifah, 2021). Usia juga merupakan faktor penting karena infeksi HPV banyak
ditemukan pada kelompok wanita yang seksual aktif namun berusia di bawah 25 tahun
(Weinstock et al, 2004 dicitasi oleh Lutifah, 2021). Meskipun faktor usia juga
berhubungan dengan kebiasaan atau perilaku seksual yang beresiko (seperti mempunyai
banyak pasangan seksual, tidak menggunakan kondom pada saat berhubungan), ada juga
bukti lain yang menyatakan bahwa remaja dan wanita usia dewasa muda lebih rentan
LEVEL DOKUMEN : BAGIAN :
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANTI RAPIH YOGYAKARTA FORMULIR KODE:
JUDUL : Format Satuan Acara Penyuluhan TGL DIKELUARKAN :
AREA : STIKes Panti Rapih NO.REVISI :

terhadap infeksi HPV dibandingkan wanita usia dewasa karena alasan biologis
(Supratiwi, 2010).
D. Pencegahan dan Penanganan HPV
Pada tahun 2003, American Cancer Society menyarankan sebaiknya seorang wanita
segera melakukan pemeriksaan serviks dalam waktu 3 tahun sejak pertama kali
melakukan hubungan seksual. Pemeriksaan dilakukan setiap tahun dengan tes sitologi
Papanicolaou test atau, lebih dikenal dengan, Pap smear. Apabila selama 3 tahun
berturut-turut, pemeriksaan Pap smear memberikan hasil normal, maka pemeriksaan rutin
selanjutnya dilakukan setiap 2 tahun. Pada usia 30 tahun, pemeriksaan serviks dapat
dilakukan setiap 2-3 tahun sekali dengan catatan tidak mempunyai faktor resiko
(misalnya imunosupresi) atau adanya riwayat abnormal pada hasil pemeriksaan Pap
smear sebelumnya. Selain Pap smear, pemeriksaan dapat juga dilakukan dengan metode
sitologi, DNA HPV dan colposcopy (Saslow et al, 2002 dicitasi oleh Fitri, 2021).
E. Vaksin HPV
Vaksin HPV sudah mulai dapat diperoleh di pasaran, meskipun vaksin tersebut belum
termasuk dalam Program Imunisasi Nasional di Indonesia. Saat ini, dua jenis vaksin
HPV, kuadrivalen dan bivalen, telah dipasarkan. Keduanya dikembangkan dari partikel
serupa-virus-non-infeksius yang diciptakan melalui teknik DNA rekombinan. Vaksin
kuadrivalen mengandung partikel serupa-virus-non-infeksius untuk HPV tipe 6, 11, 16
dan 18, sedangkan vaksin bivalen memiliki target eksklusif, yaitu HPV tipe 16 dan 18.
Tiga dosis vaksin intramuskuler direkomendasikan selama periode 6 bulan, sedangkan
kebutuhan untuk dosis booster belum ditetapkan (WHO, 2009 dicitasi oleh Fitri, 2021).
Seperti juga vaksinasi yang umumnya diberikan pada bayi dan anak, vaksin HPV
berperan sebagai profilaksis dan harus diberikan sebelum terpapar virus HPV agar
imunitas yang dihasilkan dapat efektif. Program imunisasi HPV sebaiknya diprioritaskan
pada populasi target wanita berumur 9-13 tahun. Program-program tersebut harus
menjadi bagian strategi terkoordinasi yang mencakup pendidikan mengenai perilaku-
perilaku berisiko terinfeksi HPV (WHO, 2009 dicitasi oleh Fitri, 2021).
F. Jenis vaksin HPV
Menurut Novita, D., Nababan, T. & Paninsari, D. (2019) ada 3 jenis vaksin HPV, yaitu :
1. Vaksin HPV kuadrivalen (Gardasil)
LEVEL DOKUMEN : BAGIAN :
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANTI RAPIH YOGYAKARTA FORMULIR KODE:
JUDUL : Format Satuan Acara Penyuluhan TGL DIKELUARKAN :
AREA : STIKes Panti Rapih NO.REVISI :

Untuk HPV tipe 6, 11, 16, dan 18. Vaksin gardasil® merupakan jenis vaksin HPV
kuadrivalen bentuk suspensi untuk injeksi dalam pre-filled syringe sebagai dosis
tunggal (0,5 ml) untuk mencegah infeksi HPV tipe 6,11,16, dan 18. Vaksin
Gardasil juga disebut Quadrivalent yang berfungsi untuk melindungi terhadap
empat jenis tipe HPV yaitu 6, 11, 16,dan 18. FDA telah menyetujui Gardasil
untuk digunakan pada perempuan untuk pencegahan kanker seviks, vulva dan
kanker vagina yang disebabkan oleh HPV tipe 16 dan 18. Selain pada wanita,
Vaksin ini juga di anjurkan untuk digunakan pada laki-laki untuk pencegahan
kanker dubur dan lesi prakanker dubur yang disebabkan oleh HPV tipe 16 dan 18.
Selain itu, Gardasil juga terbukti untuk pencegahan kutil kelamin yang
disebabkan oleh HPV tipe 6 dan 11. Vaksin ini lebih efektif di berikan usia 9
sampai 26 tahun (Novita dkk., 2019)
2. Vaksin 9-valent (Gardasil 9)
Untuk tipe HPV yang sama dengan vaksin kuadrivalen (6, 11, 16, dan 18) serta
tipe 31, 33, 45, 52, dan 58. Vaksin Gardasil 9 ® merupakan jenis vaksin HPV 9-
valen bentuk suspensi untuk injeksi dalam pre-filled syringe sebagai dosis tunggal
(0,5 ml) untuk mencegah infeksi HPV tipe 6, 11, 16, 18, 31, 33, 45, 52, dan 58.
Dikembangkan dari pendahulunya yang memiliki 4 valensi, vaksin HPV 9 valen
dibuat dari partikel mirip virus. melindungi dari strain 6, 11, 16, 18, 31, 33, 45,
52, dan 58, untuk pria dan wanita antara usia 9 dan 45 tahun (Novita dkk., 2019.
3. Vaksin bivalen (Cervarix)
Untuk HPV tipe 16 dan 18. Vaksin cervarix® merupakan jenis vaksin HPV
bivalen bentuk suspensi untuk injeksi dalam pre-filled syringe sebagai dosis
tunggal (0,5 ml) yang digunakan untuk mencegah infeksi HPV tipe 16 dan 18.
Cervarix Injeksi adalah vaksin yang mempunyai kandungan Strain 16 dan 18
virus HPV. Cervarix diindikasikan pada wanita dari usia 9 hingga 25 tahun untuk
pencegahan infeksi persisten, lesi serviks premaligna dan kanker serviks
(squamous cellcarcinoma dan adenocarcinoma) yang disebabkan oleh oncogenic
Human Papillomavirus (HPV) tipe 16, dan 18 (Novita dkk., 2019).
G. Waktu Pelaksanaan Vaksin HPV
Di Indonesia, vaksin HPV sudah mulai bisa diberikan kepada anak perempuan yang
berusia 9 tahun hingga perempuan dewasa berusia 55 tahun. Waktu pemberian yang
LEVEL DOKUMEN : BAGIAN :
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANTI RAPIH YOGYAKARTA FORMULIR KODE:
JUDUL : Format Satuan Acara Penyuluhan TGL DIKELUARKAN :
AREA : STIKes Panti Rapih NO.REVISI :

paling disarankan adalah saat usia 9-26 tahun atau yang belum aktif berhubungan
seksual. Untuk laki-laki, pemberian vaksin HPV disarankan mulai diberikan pada usia
19–26 tahun. Vaksin HPV direkomendasikan untuk rutin diberikan pada remaja usia 11-
12 tahun, dapat dimulai sejak usia 9 tahun. Apabila vaksin HPV bivalen, kuadrivalen,
atau 9-valen terlewatkan saat usia tersebut, vaksin HPV tetap direkomendasikan pada
usia 13-26 tahun bagi wanita dan usia 13-21 tahun bagi pria. Menurut Tilong (2012) yang
dicitasi oleh Novita (2021) menyatakan bahwa Imunisasi Vaksin Human Papilloma Virus
(HPV) sebaiknya dipakai pada orang-orang yang belum aktif secara seksual.
H. Efek Samping Vaksin HPV
Menurut Novita dkk (2021) ada beberapa efek samping yang ditimbulkan antara lain:
1. Nyeri, bengkak, gatal, atau kemerahan di area bekas suntikan
2. Sakit kepala
3. Muala dan muntah
4. Nyeri otot dan muntah
5. Rasa lelah
6. Demam
7. Pusing samapai dengan pingsan (jarang terjadi)
I. Kontraindikasi Vaksin HPV
Penggunaan vaksin HPV bersama dengan antikoagulan dapat meningkatkan risiko
terjadinya perdarahan. Selain itu, penurunan respons imun dapat terjadi jika vaksin HPV
digunakan bersama obat-obatan untuk kemoterapi, radioterapi, atau kortikosteroid
dengan dosis tinggi (Novita dkk., 2021).

Referensi

Boy, S., Alex, M.L. & Tengku, M.F. (2021). HUBUNGAN INFEKSI HUMAN PAPILLOMA
VIRUS (HPV) DENGAN KEJADIAN KANKER SERVIKS, Jurnal Kedokteran
Methodist, 14 (2). Diperoleh dari
https://ejurnal.methodist.ac.id/index.php/jkm/issue/view/65

Fitrah, S.N. & Girah, N.P. (2021). SOSIALISASI KESEHATAN TENTANG PENTINGNYA
VAKSINASI HPV UNTUK PENCEGAHAN CA CERVIKS DI SMA BUDI UTOMO
LEVEL DOKUMEN : BAGIAN :
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANTI RAPIH YOGYAKARTA FORMULIR KODE:
JUDUL : Format Satuan Acara Penyuluhan TGL DIKELUARKAN :
AREA : STIKes Panti Rapih NO.REVISI :

GADING MANGU PERAK KABUPATEN JOMBANG, Jurnal Pengabdian Masyarakat


Kesehatan, 7 (2). DOI: https://doi.org/10.33023/jpm.v7i2.903

Fitri, E.A., Yuniarti, M., Jumrotul, I.J., Hasanah, M., Sulastri, Qurniasih, N. & Anggista, N.P.
(2021). PROMOSI KESEHATAN TENTANG PENCEGAHAN KANKER SERVIKS
MELALUI PEMANFAATAN MEDIA ONLINE HEALTH PROMOTION OF
CERVICAL CANCER PREVENTION USING ONLINE MEDIA, Jurnal Kreativitas
Pengabdian Kepada Masyarakat, 5 (1:155-160). DOI:
https://doi.org/10.33024/jkpm.v1i1.5390

Latifah, E.N. (2021). Imunisasi MR, Publish Buku UNPRI Press ISBN, 1 (1). Diperoleh dari
http://jurnal.unprimdn.ac.id/index.php/ISBN/article/view/2312

Novita, D., Nababan, T. & Paninsari, D. (2019). PENYULUHAN VAKSIN HPV PENCEGAH
KANKER SERVIKS SEDINI MUNGKIN, Jurnal Mitra Prima, 3 (1). Diperoleh dari
http://jurnal.unprimdn.ac.id/index.php/mitra_prima/article/view/2610/1618

Supratiwi, Agnes. (2010). Inveksi Human Papilloma Virus (HPV) dan Pencegahannya pada
Remaja dan Dewasa Muda, JURNAL BIOLOGI PAPUA, 2 (2:: 81–88). Diperoleh dari
https://core.ac.uk/download/pdf/228786204.pdf

Lampiran Poster
LEVEL DOKUMEN : BAGIAN :
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANTI RAPIH YOGYAKARTA FORMULIR KODE:
JUDUL : Format Satuan Acara Penyuluhan TGL DIKELUARKAN :
AREA : STIKes Panti Rapih NO.REVISI :

Anda mungkin juga menyukai