Anda di halaman 1dari 8

Nama Kelompok : Nur Fitriana widuri (191775SA)

Febriantina Istiharoh (191776SA)


Afrian Catur Pramudia (191795SA)
Resume tentang Ausit Plan, Audit Program, Audit Prosedur, Audit Teknik, Resiko Audit dan
Materialitas:

1. Audit Plan (Perencanaan Pemeriksaan) :


• Perencanaan audit yang baik mempunyai beberapa manfaat, yaitu : membantu auditor
untuk memberikan perhatian yang tepat antara area yang penting dan mengidentifikasi
serta menyelesaikan masalh yang potensial secara tepat waktu.
• Standar Pekerjaan Lapangan Pertama (IAPI, 2011 : 310.1) berbunyi : “ pekerjaan
harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi
dengan semestinya ”.
• Menurut ACIPA Auditing Strandards (Arens, 2017 : 261) : “ auditor harus
merencanakan pekerjaan auditnya dan jika digunakan asisten harus disupervisi
dengan semestinya ”.
• Perencanaan dan supervisi berlangsung terus-menerus selama audit, dan prosedur yang
berkaitan sering kali tumpang tending(overlap). Audior sebagai penanggung jawab
akhir atas staf lain dalam kantor akuntannya (asisten).
• Perencanaan audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan
lingkup audit yang diharapkan. Sifat, luas, dan saat perencanaan bervareasi dengan
ukuran dan kompleksitas suatu usaha, pengalaman mengenai satuan usaha, dan
pengetahuan tentang bisnis satuan usaha.
• Dalam perencanaan audit, auditor harus mempertimbangkan antara lain:
a. Masalah yang berkaitan dengan bisnis satuan usaha tersebut dan industry
dimana satuan usaha tersebut beroperasi didalamnya.
b. Kebijakan dan prosedur akuntansi satuan usaha tersebut.
c. Metode yang digunakan oleh satuan usaha tersebut dalam mengolah informasi
akuntansi yang segnifikan, termasuk penggunaan organisasi jasa dari luar untuk
mengolah informasi akuntansi pokok perusahaan.
d. Penetapantingkat resiko pengendalian yang direncanakan.
e. Pertimbangan awal tentang tingkat meterialitas untuk tujuan audit.
f. Pos laporan keuangan yang mungkin memerlukan penyesuaian (adjustment).
g. Kondisi yang mungkin memerlukan perluasan atau pengubahan pengujian audit,
seperti resiko kekeliruan dan ketidakberesan yang material atau adanya
transaksi antar pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
h. Sifat laporan audit yang diharapkan akan diserahkan kepada pemberi tugas
(sebagai contoh, laporan audit tentang laporan keuangan konsolidasi, laporan
khusus untuk menggambarkan kepatuhan klien terhadap kontrak/perjanjian).
• Prosedur yang dapat dipertimbangkan oleh auditor dalam perencanaan dan supervise
biasanya mencakup review terhadap catatan auditor yang berkaitan dengan satuan
usaha
dan diskusi dengan staf laindalam kantor akuntan dan pegawai satuan usaha tersebut.
Contoh prosedur tersebut meliputi:
a) Mereview arsip korespondensi, kertas kerja, arsip permanen, laporan keuangan,
laporan audit tahun lalu.
b) Membahas masalah-masalah yang berdampak terhadap audit dengan staf
kantor akuntan yang bertanggung jawab atas jasa non audit bagi satuan usaha.
c) Mengajukan pertanyaan terhadap perkembangan bisnis saat ini yang berdampak
terhadap satuan usaha.
d) Membaca laporan keuangan interim tahun berjalan.
e) Membicarakan tipe, luas, dan waktu audit dengan manajemen, dewan
komisaris, atau komite audit.
f) Mempertimbangkan dampak diterapkannya pernyataan standar akuntansi dan
standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia, terutama yang baru.
g) Mengkoordinasi bantuan dari pegawai satuan usaha dalam penyiapan data.
h) Menentukan luasanya keterlibatan jika ada konsultan, spesialis, dan auditor
intern.
i) Membuat jadwal pekerjaan audit ( time schedule).
j) Menentukan dan mengkoordinasikan kebutuhan staf audit.
k) Melaksanakan diskusi dengan pihak pemberi tugas untuk memperoleh
tambahan informasi tentang tujuan audit yang akan dilakasanakan sehingga
auditor dapat mengartisipasi dan memberikan perhatian terhadap hal-hal yang
berkaitan yang dipandang perlu.
• Agar dapat membuat perencanaan audit dengan sebaik-baiknya, auditor harus
memahami bisnis lien dengan sebaik-baiknya (understanding client business), termasuk
sifat dan jenis usaha klien, struktur organisasinya, struktur permodalan, metode
produksi, pemasaran, distribusi dan lain-lain.
• Kertas kerja audit dari tahun sebelumnya dapat berisi informasi yang bermanfaat
mengenai sifat bisnis, struktur organisasi, dan karateristik operasi, serta auditor adalah
publikasi yang dikeluarkan oleh industri, laporan keuangan satuan usaha lain dalam
industri, buku teks, majalah, dan perorangan yang memiliki pengetahuan mengenai
industri.
• Pengetahuan tentang bisnis klien, membantu auditor dalam:
a. Mengidentifikasikan bidang yang memerlukan pertimbangan khusus.
b. Menilai kondisi yang didalamnya dat akuntansi yang dihasilkan, diolah, di-review
dan dikumpulkan dalam organisasi.
c. Menilai kewajaran estimasi, seperti penilaian atas persediaan, depresiasi,
penyisihan piutang ragu-ragu persentase penyelesaian kontrak jangka panjang.
d. Menilai kewajaran representasi manajemen.
e. Mempertimbangkan kesesuaian standar akuntansi yang diterapkan dan
kecukupan pengungkapanya.
• Supervisi mencakup pengaraha usaha asisten yang terkait dalam pencapaian tujuan
audit dan menentukan apakah tujuan tersebut tercapai. Unsur supervise adalah
memberikan instruksi kepada asisten, tetatp menjaga penyampaian informasi masalah-
masalah penting yang dijumpai dalam audit, me-review pekerjaan yang dilaksanakannya,
dan menyelesaikan perbedaan pendapat di antara staf audit kantor akuntan. Luasnya
supervise yang memadai bagi suatu keadaan tergantung atas banyak factor, termasuk
kompleksitas masalah dan kualifikasi orang yang kutan dengan melaksanakan audit.
• Auditor harus menyusun Audit Plan, segera setelah Engagement Letter disetujui oleh
klien.
• Isi dari Audit Plan mencakup:
I. Hal-hal mengenai klien :

a) Buku-buku yang digunakan : buku penjualan, buku pembelian, buku


kas / bank, buku memorial.

b) Metode pembukuan : menual (tulis tembus dan biasa), computer, mesin


pembukuan.

c) Komentar mengenai mutu pembukuan secara umum (membantu dalam


menyusun budget dan pemilihan tenaga yang akan ditugaskan diklien
tersebut).

▪ Buku-buku yang digunakan : buku penjualan, buku pembelian,


buku kas / bank, buku memorial.

▪ Metode pembukuan : menual (tulis tembus dan biasa),


computer, mesin pembukuan.

▪ Komentar mengenai mutu pembukuan secara umum


(membantu dalam menyusun budget dan pemilihan tenaga
yang akan ditugaskan diklien tersebut).

d) Neraca (laporan posisi keuangan) komparatif dan perbandingan


penjualan Laba/Rugi tahun lalu dan sekarang. Perbandingan antara
Neraca tahun lalu dan Neraca tahun sekarang/ bulan terakhir tahun
sekarang agar diperoleh gambaran mengenai ukuran besar kecilnya
perusahaan.

e) Client contact yaitu mengenai nama dari orang-orang yang akan sering
dihubungi auditor misalnya: Presiden Direktur, Controller,
Chiefaccountant, Dewan Komisaris Dan Komite Audit.

f) Accounting, Auditing & Tax Problem, harus dijelaskan persoalan-


persoalan yang ( mungkin) akan dihadapi oleh klien, seperti:

▪ Accounting Problem, misalnya: Perubahan metode pencatatan


dari menual ke computer, Revaluasi fixed asset dan Perubahan
metode atau tarif penyusutan.

▪ Auditing Problem, misalnya: Hasil konfirmasi tahun lalu tidak


memuaskan, Perubahan accounting policy.
▪ Tax Problem, misalnya: Masalah restitusi, kekurangan
penyetoran, Adanya 2 pembukuan.

II. Hal-hal yang mempengaruhi klien :

Bisa didapat dari majalah-majalah ekonomi/surat kabar, antara lain: Business


News, ekonomi keuangan Indonesia.

III. Rencana Kerja Auditor :

Hal-hal yang penting antara lain:

▪ Staffing : Nama partner, manager, supervisor, senior dan asisten

▪ Waktu Pemeriksaan : waktu dimulainya suatu pemeriksaan, berapa


lama waktu pemeriksaan, dead line dalam arti laporan pemeriksaan,
budget baik dalam jumlah jam kerja maupun biaya pemeriksaan.

▪ Jenis Jasa Yang Diberikan : general audit, special audit, bantuan


administrasi, menyusun laporan posisi keuangan / laba rugi, perpajakan.

▪ Bantuan-bantuan yang Dapat Diberikan Klien : mengisi formulir


konfirmasi utang piutang, membuat aging schedule, rincian aset tetap,
rincian utang piutang, rincian biaya yang masih harus dibayar.

▪ Time Schedule

2. Audit Program :

• Audit program yang merupakan kumpulan dari prosedur audit yang akan dijalankan
dan dibuat secara tertulis.

• Audit program harus menggariskan dengan rinci, prosedur audit yang menurut
keyakinan auditor diperlukan untuk mencapai tujuan audit.

• Audit program yang baik harus mencantumkan: tujuan pemeriksaan , prosedur audit
yang dijalankan dan kesimpulan pemriksaan.

• Sebagian KAP menggunakan audit program yang sudah distandarisasi dan digunakan di
setiap kliennya, sebagian lagi menggunakan audit program yang disusun sesuai kondisi
dan situasi di perusahaan (tailor made).

• Akan lebih baik jika audit program dibuat terpisah untuk Compliance test dan
substantive test.


3. Audit Prosedur dan Audit Teknik :
Audit Procedures adalah langkah-langkah yang harus dijalankan oleh auditor dalam
melaksanakan pemeriksaannya dan sangat di perlukan oleh asisten agar tidak
melakukan penyimpangan dan dapat bekerja secar efisien dan efektif.

• Audit procedures dilakukan dalam rangka mendapatkan bahan-bahan bukti (audit


avidence) yang cukup untuk mendukung pendapat auditor atas kewajaran laporan
keuangan.

• Untuk itu di perlukan audit teknik, yaitu cara-cara untuk memperoleh audit evidence
seperti : konfirmasi, observasi, inspeksi, Tanya jawab(inquiry) dan lain-lain.

4. Resiko Audit dan Materialistis :

• Menurut SA 320.1 dan 320.2, Materialistas dalam konteks Audit :

▪ Kesalahan penyajian, termasuk penghilanga, dianggap material apabila


kesalahan penyajian tersebut, secara individual atau agregat, diperkirakan dapat
mempengaruhi keputusan ekonomi yang diambil berdasarkan laporan keuangan
oleh pengguna laporan keuangan tersebut.

▪ Pertimbangan tentang materialitas dibuat dengan memperhitungkan berbagai


kondisi yang melingkupinya dan dipengaruhi oelh ukuran atau sifat kesalahan
penyajian atau kombinasi keduanya.

▪ Pertimbangan tentang hal-halyang material bagi pengguna laporan keuangan


didasarkan pada pertimbangan kebutuhan informasi keuangan yang umum yang
diperlukan oelh pengguna laporan keuangan sebagai suatu grup, kemungkinan
dampak kesalahan penyajian terhadap pengguna laporan keuangan individual
tertentu, yang kebutuhannya beragam tidak dipertimbangkan.

• Auditor untuk mengasumsikan bahwa pengguna laporan keuangan :

a. Memiliki suatu pengetahuan yang memadai tentang aktivitas bisnis dan


ekonomi serta akuntansi dan kemauan untuk mempelajari informasi yang ada
dalam laporan keuangan dengar cermat.

b. Memahami bahwa laporan keuangan disusun, disajikan dan diaudit berdasarkan


tingkat materialitas tertentu.

c. Mengakui adanya ketidakpastian bahwa dalam pengukuran suatu jumlah yang


ditentukan berdasarkan penggunaan estimasi, pertimbangan dan pertimbangan
atas peristiwa masa depan.

d. Membuat keputusan ekonomi yang masuk akal berdasarkan informasi dalam


laporan keuangan.
• Konsep materialitas diterapkan oleh auditor pada tahap perencanaan dan pelaksanaan
audit, serta pada saat evaluasi dampak kesalahan penyajian yang teridentifikasi dalam
audit dan kesalahan penyajian yang tidak dikoreksi.

• Dalam perencanaan audit, auditor membuat pertimbangan-pertimbangan tentang ukuran


kesalahan penyajian yang dipandang material. Pertimbangan-pertimbangan
tersebut menyediakan suatu basis untuk :

a) Menentukan sifat saat dan luas prosedur penilaian risiko.

b) Mengidentifikasi dan menilai risiko kesalahan penyajian material.

c) Menentukan sifat saat dan luas prosedur audit lanjutan.

• Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses identifikasi suatu rolak ukur yang tepat
mencakup :

a. Unsur-unsur laporan keuangan seperti aset, liabilitas, ekuitas, pendapatan dan


beban.

b. Apakah terdapat unsur-unsur yang menjadi perhatian khusus para pengguna


laporan keuangan suatu entitas tertentu, seperti untuk tujuan pengevaluasian
kinerja keuangan

c. Sifat entitas, posisi entitas dalam siklus hidupnya dan industry serta lingkungan
ekonomi yang ada didalamnya entitas tersebut beroperasi.

d. Struktur kepemilikan dan pendanaan entitas, seperti jika pendanaan sebuah


entitas hanya dari utang bukan dari ekiutas, maka pengguna laporan keungan
akan lebi menekankan pada aset dan klaim atas aset tersebut dari pada
pendapatan entitas.

e. Fluktuasi relative tolak ukur tersebut.

• Resiko Bawaan :

▪ Resiko bawaan adalah kerntanan suatu saldo akunatau golongan transaksi


terhadap suatu salah saji material, dengan asumsi bahwa tidak terdapat
pengendalain yang terkait.

▪ Resiko salah saji demikian adalah lebih besar pada saldo akun atau golongan
transaksi tertentu dibandingkan dengan yang lain.

▪ factor-faktor tersebut yang khusus menyangkut saldo akun atau golongan


transaksi tertentu, factor-faktor yang berhubungan dengan beberapa atau
seluruh saldo akun atau golongan transaksi mungkin mempengaruhi resiko
bawaan yang berhunbungan dengan saldo akun atau golongan transaksitertentu.

• Resiko Pengendalian :

▪ Resiko pengendalian adalah resiko bahwa suatu salah saji material yang dapat
terjadi dalam suatu asersi tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu
oleh pengendalian intern entitas.

▪ Resiko ini merupakan fungsi efektivitas desain dan operasi pengendalian intern
untuk mencapai tujuan entitas yang relevan dengan penyusunan laporan
keuangan entitas.

▪ Beberapa risiko pengendalian akan selalu ada karena keterbatasan bawaan


dalam setiap pengendalian internal.

• Resiko Deteksi :

▪ Resiko deteksi adalah resiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi salah saji
material yang terdapat dalam suatu asersi.

▪ Resiko deteksi merupakan fungsi efektivitas prosedur audit dan penerapannya


oleh auditor.

▪ Resiko ini timbul sebagian karena ketidakpastian yang ada pada tidak memeriksa
100% saldo akun atau golongan transaksi, dan sebagian lagi karena
ketidakpastian lain yang ada, walaupun saldo akun atau golongan transaksi
tersebut diperiksa 100%.

▪ Ketidakpastian lain semacam itu timbul karena auditor mungkin memilih suatu
prosedur audit yang tidak sesuai, menerapkan secara keliru prosedur yang
semstinya, atau menafirkan secara keliru hasil audit.

▪ Ketidakpastian lain ini dapat dikurangi sampai pada tingkat yang dapat diabaikan
melalui perencanaan dan supervise yang memadai dan pelaksanaan Pratik audit
yang sesuai dengan standar pengendalian mutu.

• Risiko dideteksi mempunyai hubungan yang terbalik dengan risiko bawaan dan risiko
pengendalian. Semakin KECIL risiko bawaan dan risiko pengendalian yang diyakini
olehauditor, semakin BESAR risiko deteksi yang dapat diterima, begitu pula sebaliknya.

• Penilaian Auditor atas Kontrol :

TINGGI SEDANG RENDAH

TINGGI Paling Rendah Lebih Rendah Sedang


SEDANG Lebih Rendah Sedang Lebih Tinggi

RENDAH Sedang Lebih Paling Tinggi


Tinggi

Anda mungkin juga menyukai