Anda di halaman 1dari 34

RAHASIA

MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT


DINAS PEMBINAAN MENTAL

NASKAH SERDIK
tentang

ALIRAN KEAGAMAAN DI
INDONESIA

untuk

PENDIDIKAN BINTARA ROHANI


Nomor : 51–B–01

DISAHKAN DENGAN KEPUTUSAN KADISBINTALAD


NOMOR KEP/13/II/2019 TANGGAL 26 FEBRUARI 2019

DILARANG MEMPERBANYAK ATAU MENGUTIP SEBAGIAN ATAU SELURUH ISI HANJAR


TANPA IJIN KADISBINTAL
5

RAHASIA
RAHASIA

DAFTAR ISI

Halaman

BAB I PENDAHULUAN

1. Umum …………………………………………………….. 1
2. Maksud dan Tujuan……………………………………. 1
3. Ruang Lingkup ………………………………………….. 2
4. Referensi............................................................... 2
5. Pengertian Aliran Keagamaan.............................. 2

BAB II LATAR BELAKANG TIMBULNYA ALIRAN KEAGAMAAN

6. Umum……………………………………………………… 3
7. Perkembangan Manusia Beragama ………............ 3
8. Kriteria agama-agama di Indonesia...................... 8
9. Sebab-sebab munculnya aliran Keagamaan......... 9

BAB III ALIRAN KEAGAMAAN YANG MENYIMPANG

10. Umum…………………………………………............... 10
11. Kriteria aliran Keagamaan yang menyimpang...... 10
12. Nama-nama Aliran Keagamaan yang menyimpang 11

BAB IV PENUTUP

13. Penutup……………………………………………………… 31

RAHASIA
RAHASIA

MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT Lampiran II Keputusan Kadisbintalad


DINAS PEMBINAAN MENTAL Nomor Kep/13/II/2019
Tanggal 26 Februari 2019

ALIRAN KEAGAMAAN DI INDONESIA

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum

a. Salah satu fungsi agama yaitu memberi ketenteraman batin kepada


seseorang. Hal ini dapat dirasakan bagi orang-orang yang memahami secara
benar agama yang dianutnya, sehingga mereka mendapatkan ketenangan
dan kepuasan dalam kehidupan beragama.

b. Pemahaman yang menyimpang terhadap suatu agama akan


menimbulkan munculnya paham baru dalam suatu agama, yang nota bene
merupakan penyimpangan dari agama-agama yang ada di Indonesia. Dimana
aliran Keagamaan tersebut hakekatnya adalah merupakan sempalan dari
agama-agama yang ada. Kalau aliran itu berbau keislam-islaman, maka
aliran tersebut adalah merupakan sempalan dari agama Islam. Kalau aliran
itu dekat dengan agama Kristen, maka aliran tersebut adalah merupakan
sempalan dari agama Kristen. Dan jika aliran itu dekat dengan agama
Hindu, maka aliran itu merupakan sempalan dari agama Hindu dan
seterusnya.

c. Guna mendukung keberhasilan para Babintal dalam melaksanakan


tugasnya, maka perlu memahami dan mewaspadai tentang aliran-aliran
Keagamaan yang ada di daerahnya masing-masing.

2. Maksud dan Tujuan.

a. Maskud. Naskah Serdik ini disusun untuk menjadi pegangan bagi


Tenaga Pendidik dan Bintara Siswa dalam proses belajar mengajar bidang
materi pelajaran Aliran Keagamaan di Indonesia.

b. Tujuan. Tujuan dari pelajaran ini agar terdapat pemahaman dan


langkah yang sama bagi komunitas Pembina Mental tentang keberadaan aliran
Keagamaan yang ada di Indonesia.
2

3. Ruang Lingkup. Ruang Lingkup pembahasan materi pelajaran ini adalah


mengenai aliran Keagamaan terbatas pada agama secara resmi yang diakui di
Indonesia, yaitu agama Islam, Katholik, Protestan, Hindu, Budha dan Khong Hucu.
Adapun tata urut penyajiannya sebagai berikut:

a) Pendahuluan.
b) Latar Belakang Timbulnya Aliran Keagamaan.
c) Aliran Keagamaan yang Menyimpang.
d) Penutup

4. Referensi.

a. Peraturan Kasad Nomor Perkasad/71/XII/2013 tanggal 31 Desember


21013 tentang Jukin Bintal TNI AD.

b. Keputusan Kasad Nomor Kep/383/VIII/2018 tanggal 8 Agustus 2018


tentang Jukmin Bintal Rohani.

5. Pengertian Aliran Keagamaan. Aliran dan paham merupakan dua kata


yang sering diungkapkan seseorang dengan maksud yang sama. Karena keduanya
mengandung arti adanya suatu pemikiran yang dianut oleh sebagian orang dari
sebuah komunitas tertentu.

Aliran berarti haluan pendapat (pandangan hidup, politik dan sebagainya)


yang timbul dari suatu paham. (Kamus Umum Bahasa Indonesia, WJS
Poerwadarminta, Balai Pustaka, Jakarta 1952, hlm 27).

Aliran keagamaan adalah suatu faham/bukan agama yang mengajarkan


tentang hidup luhur/mulia, berdasarkan agama tertentu, tanpa membedakan suku
bangsa, politik, tingkat pendidikan, sehingga terwujud suasana persaudaraan.
Karena sifatnya ekstra toleran, aliran keagamaan cenderung menutup diri.
Faktanya juga demikian, penganut Aliran keagamaan ada yang berasal dari agama
Islam, Kristen, Hindu, Budha dan Khonghucu. Sering dikatakan bahwa Aliran
Keagamaan adalah sempalan dari suatu agama.

Dengan demikian Aliran Keagamaan merupakan sempalan-sempalan dari


agama-agama yang ada di Indonesia, baik sempalan dari agama Islam, Katholik,
Protestan, Hindu, Budha maupun sempalan dari agama Khong Hucu.

Jadi aliran Keagamaan di Indonesia bukanlah merupakan agama. Oleh


karena itu dilakukan upaya-upaya pembinaan agar tidak mengarah kepada
pembentukan agama baru, dan supaya mau bergabung kembali kepada agama-
agama yang ada di Indonesia.
3

BAB II
LATAR BELAKANG TIMBULNYA ALIRAN KEAGAMAAN

6. Umum. Secara geografis maupun demografis Indonesia merupakan


lahan yang sangat subur bagi tumbuh dan berkembangnya Aliran Keagamaan.
Sebab secara resmi terdapat beberapa macam agama yang secara hukum diakui di
Indonesia. Agama-agama tersebut antara lain adalah: Islam, Katholik, Protestan,
Hindu, Budha dan Khonghucu. Dari masing-masing agama tersebut, sangat
memungkinkan munculnya sempalan-sempalan baru yang berasal dari setiap
agama.

7. Perkembangan Manusia Beragama. Manusia pada dasarnya mempunyai


naluri beragama (homo religius), artinya bahwa pada diri manusia telah ada bibit
agama, hal ini disebabkan karena manusia itu mempunyai sifat merasa berhutang
budi kepada orang atau apa saja yang berbuat baik pada dirinya dan juga ingin
berterima kasih kepadanya.

Jadi apapun dan siapapun yang dianggap oleh manusia itu berbuat baik,
maka patutlah manusia itu berterima kasih kepadanya. Karena manusia makhluk
yang berpikir, maka dipikirkanlah siapa sebenarnya yang telah berbuat baik
kepadanya, sehingga dirinya menjadi hidup, merasakan kesenangan, dapat
menghirup udara dan lain sebagainya. Dalam hatinya timbul pertanyaan lalu
dijawab pertanyaan itu dengan jawaban bahwa yang telah menjadikan manusia itu
hidup adalah sesuatu Zat Pencipta Yang Maha Kuasa atau Tuhan.

Setelah manusia berpikir bahwa dirinya merasa telah diberi karunia oleh Sang
Pencipta, lalu dia berpikir pula bagaimana caranya untuk berterima kasih kepada
Pencipta Itu (Tuhan). Kemudian manusia melakukan ibadah atau menyembah
kepada yang dianggap sebagai Tuhan. Sejak itu timbul agama-agama yang dipeluk
manusia.

Disamping itu timbul bermacam-macam bentuk peribadatan sesuai dengan


apa yang didapat dari pikiran manusia dan timbul pula bermacam-macam yang di
Tuhankan. Dari sinilah lahir agama thabiy (Agama Islam), sebagai hasil kreasi
manusia yang merupakan perkembangan alam pikiran manusia secara berabad-
abad. Encon Darsono Wikatma, Agama dan Kerukunan Penganutnya, 1980 : 23 ).

Untuk mengetahui perkembangan manusia beragama, setidaknya kita harus


memahami istilah-istilah berikut: Animisme, Dinamisme, Politheisme dan
Monotheisme.
4

a. Animisme. Animisme adalah kepercayaan yang mengajarkan bahwa


tiap-tiap benda, baik yang bernyawa maupun tidak bernyawa mempunyai
roh. Roh dalam masyarakat primitif belum mengambil bentuk roh dalam
faham masyarakat yang telah lebih maju. Bagi masyarakat primitif roh masih
tersusun dari materi yang halus sekali yang dekat menyerupai uap atau
udara. Roh bagi mereka mempunyai rupa, umpamanya berkaki dan
bertangan yang panjang-panjang, mempunyai umur dan perlu makanan.
Mereka mempuyai tingkah laku seperti manusia, umpamanya pergi berburu,
menari dan menyanyi. Terkadang roh dapat dilihat, sungguhpun ia tersusun
dari materi yang halus sekali. Roh dari benda-benda yang menimbulkan
perasaan dahsyat seperti hutan yang lebat, danau yang dalam, sungai yang
arusnya deras, pohon besar daunnya rindang, gua yang gelap dan
sebagainya, itulah yang dihormati dan ditakuti. Kepada roh-roh serupa ini
diberi sesajen untuk menyenangkan hati mereka, sesajen dalam bentuk
binatang, makanan, kembang dan sebagainya. Roh nenek moyang juga
menjadi obyek yang ditakuti dan dihormati.

Tujuan beragama disini ialah mengadakan hubungan baik, dengan


roh-roh yang ditakuti dan dihormati itu dengan senantiasa berusaha
menyenangkan hati mereka. Membuat mereka marah harus dijauhi.
Kemarahan roh-roh itu akan menimbulkan bahaya dan malapetaka. Yang
dapat mengontrol roh-roh itu sebagai halnya dalam agama dinamisme adalah
para dukun atau ahli sihir. Dalam masyarakat kita kepercayaan kepada roh,
seperti halnya dengan kepercayaan pada Mana. Pemberian sesajen yang
masih banyak kita jumpai dalam masyarakat kita, selamatan juga masih
banyak dilakukan, kepercayaan kepada ”orang halus” dan lain-lain, semua
ini adalah peninggalan dari kepercayaan Animisme masyarakat kita di zaman
yang silam.

b. Dinamisme. Dinamisme adalah suatu faham yang mempercayai


adanya kekuatan gaib yang misterius. Dalam faham ini ada benda-benda
tertentu yang mempunyai kekuatan gaib dan berpengaruh pada kehidupan
manusia. Benda yang mempunyai kekuatan gaib baik disenangi, dipakai dan
dilindungi agar orang yang memakai atau menggunakannya senantiasa
dipelihara dan dilindungi oleh kekuatan gaib yang terdapat di dalamnya,
sedangkan benda yang mempunyai kekuatan gaib jahat ditakuti dan dijauhi.

Kekuatan gaib itu tidak pula mengambil tempat yang tetap, tetapi
berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Lebih lanjut kekuatan gaib itu
tak dapat dilihat, yang dapat dilihat hanyalah effek atau bekas dan
pengaruhnya, umpamanya dalam bentuk kesuburan bagi sebidang tanah,
rindangnya buah bagi sesuatu pohon, panjangnya umur bagi seseorang,
5

keberanian luar biasa bagi pahlawan perang, kekuatan luar biasa bagi seekor
binatang dan sebagainya. Kalau effek-effek tersebut telah hilang dari tanah
atau pohon ataupun yang lainnya, benda yang dianggap membawa
kesuburan, umur panjang dan sebagainya itu, telah kehilangan kekuatan
gaibnya. Dan benda itupun tidak dihargainya lagi.

Dalam masyarakat primitif terdapat dukun atau ahli sihir, dan mereka
inilah yang dianggap dapat mengontrol dan menguasai Mana yang beraneka
ragam itu. Mereka dianggap dapat membuat Mana pindah dari satu tempat
ke tempat lain dan dengan demikian dapat membuat Mana mengambil tempat
di benda-benda yang telah mereka tentukan, biasanya benda-benda kecil
mudah diikatkan keanggota badan dan mudah dibawa seorang anggota
masyarakat primitif dapat memperoleh Mana yang diperlukan untuk
memelihara keselamatan dirinya dari berbagai bahaya yang selalu mengancam
hidup manusia.

c. Politheisme. Politheisme adalah suatu paham yang mengandung


arti percaya kepada dewa-dewa. Dalam agama ini, ada hal-hal yang
menimbulkan perasaan ta’ajub dan dahsyat bukan lagi dikuasai oleh roh-roh
tapi oleh para dewa. Kalau roh-roh dalam animisme tidak diketahui tugas-
tugasnya yang sebenarnya, dewa-dewa dalam politheisme telah mempunyai
tugas-tugas tertentu. Demikianlah, ada dewa yang bertugas menyiarkan
cahaya dan panas ke permukaan bumi. Dewa ini dalam agama Mesir Kuno
disebut Ra, dalam agama Hindia Kuno disebut Surya dan dalam agama Persia
Kuno disebut Mithra. Ada pula dewa yang tugasnya menurunkan hujan, yang
diberi nama dewa Indra dalam agama India Kuno dan dewa Donnar dalam
agama Jerman Kuno. Selanjutnya ada pula dewa angin yang disebut Wata
dalam agama India Kuno dan disebut Wotan dalam agama Jerman Kuno.

Dalam pada itu, ada kalanya tiga dari dewa-dewa yang banyak dalam
politheisme meningkat keatas dan mendapat perhatian dan pujaan yang lebih
besar dari yang lain. Disini timbullah faham bentuk Brahma, Wisnu, Syiwa
dalam agama Weda Indra, Vithra dan Varuna, dalam agama Mesir kuno Osiris
dengan istrinya Isis dan anak mereka Herus dan dalam agama Arab Jahiliah
Al-Lata, Al-Uzza dan Manata. Ada kalanya satu dari dewa-dewa itu yang
meningkat di atas segala dewa lain seperti Zeus dalam agama Yunani Kuno,
Yupiter dalam agama Romawi dan Ammon dalam agama Mesir Kuno. Ini belum
berarti pengakuan pada satu Tuhan, tapi baru pada pengakuan dewa terbesar
diantara dewa yang banyak. Faham ini belum meningkat pada faham
henoteisme atau monotheisme, tetapi masih berada dalam tingkat politheisme.
6

Tetapi kalau dewa-dewa yang terbesar itu saja kemudian yang


dihormati dan di puja, sedang dewa-dewa lain ditinggalkan, faham demikian
telah keluar dari politheisme dan meningkat kepada henoteisme. Henoteisme
mengaku satu Tuhan untuk satu bangsa, dan bangsa-bangsa lain mempunyai
Tuhannya sendiri-sendiri. Henoteisme mengandung faham Tuhan nasional.
Faham yang serupa ini terdapat dalam perkembangan faham Keagamaan
masyarakat Yahudi. Yahweh pada akhirnya mengalahkan dan
menghancurkan semua dewa suku bangsa Yahudi lain, sehingga Yahweh
menjadi Tuhan nasional bangsa Yahudi.

d. Monotheisme. Dalam masyarakat yang sudah maju agama yang


dianut bukan lagi dinamisme, animisme, politheisme atau henoteisme, tetapi
agama monotheisme, yaitu agama yang menyakini adanya keesaan Tuhan.
Dasar ajaran monotheisme ialah Tuhan Satu, Tuhan Maha Esa, Pencipta alam
semesta. Dengan demikian perbedaan antara henoteisme dan monotheisme
ialah bahwa dalam agama akhir ini Tuhan tidak lagi merupakan Tuhan
nasional tetapi Internasional, Tuhan semua bangsa di dunia bahkan Tuhan
alam semesta.

Kalau dalam agama-agama sebelumnya asal-usul manusia belum


memperoleh perhatian, dalam agama monoteisme manusia telah diyakini
berasal dari Tuhan dan akhirnya akan kembali kepada Tuhan. Oleh karena itu
kesadaran bahwa hidup manusia tidak terbatas hanya pada hidup dunia,
tetapi ada hidup lain sebagai lanjutan dari hidup pertama. Keyakinan dalam
agama monotheisme bahwa diantara kedua hidup itu, hidup kedualah yang
lebih penting dari pada hidup yang pertama. Hidup pertama hanya
mempunyai sifat sementara sedang hidup kedua bersifat kekal. Senang atau
sengsara hidup seseorang nanti tergantung pada baik dan buruknya hidup
yang sekarang ini (hidup pertama). Kalau ia hidup disini sebagai orang-orang
baik ia akan memperoleh kesenangan disisi Tuhan kelak tetapi kalau ia hidup
dalam keadaan jahat, ia akan mengalami kesengsaraan di akhirat nanti.
Faham ini belum kelihatan dalam agama-agama sebelumnya yaitu Politheisme
apalagi dalam agama-agama Dinamisme dan Animisme.

Tujuan hidup dalam agama Monotheisme bukan lagi mencari


keselamatan hidup material saja, tetapi juga keselamatan hidup kedua atau
hidup spiritual. Dalam istilah agama disebut keselamatan dunia dan
keselamatan akhirat. Dan jalan mencari keselamatan itu bukan lagi dengan
memperoleh sebanyak mungkin Mana, sebagai halnya dalam masyarakat
dinamisme, dan tidak pula mungkin dengan membujuk dan menyogok roh-
roh maupun para Dewa.
7

Tuhan dalam faham Monotheisme adalah Maha Suci dan Tuhan


menghendaki supaya manusia tetap suci. Manusia akan kembali kepada
Tuhan, dan yang dapat kembali ke sisi Tuhan Yang Maha Suci hanyalah
orang-orang yang suci. Orang-orang yang kotor tidak akan diterima kembali
ke sisi Tuhan Yang Maha Suci. Orang-orang yang kotor akan berada di
Neraka, jauh dari Tuhan. Orang-orang yang suci akan berada dekat Tuhan
dalam surga. Jalan untuk tetap menjadi suci ialah senantiasa berusaha
supaya dekat pada Tuhan, ingat dan tidak lupa pada Tuhan. Dengan
senantiasa dekat dan teringat pada Tuhan, manusia tidak akan mudah dapat
terpedaya oleh kesenangan materi yang akan membawa kepada kejahatan.
Dengan senantiasa dekat dan teringat pada Tuhan, manusia akan teringat
bahwa kesenangan sebenarnya bukanlah kesenangan sementara di dunia ini,
tetapi kesenangan abadi di akhirat. Dengan jalan demikian manusia
diharapkan senantiasa berusaha untuk menjaga kesucian hati dan jiwanya
dan memelihara diri untuk tidak terjerumus kelembah nista berlumur dosa
serta menjauhi segala bentuk kejahatan lainnya.

Jelaslah kiranya bahwa hidup beragama dalam agama Monoteisme


ialah membersihkan diri dan mensucikan jiwa atau roh. Tujuan agama adalah
membina manusia agar menjadi baik, memperoleh kedamaian dan
ketenteraman dalam hidup dan terhindar dari segala bentuk kejahatan. Oleh
sebab itu agama Monotheisme mempunyai ajaran-ajaran tentang norma yang
terpuji, akhlak yang mulia, kebersihan jiwa, tidak mementingkan diri sendiri,
mencintai perdamaian, rendah hati dan sebagainya adalah norma-norma yang
diajarkan oleh agama-agama besar. Agama tanpa ajaran moral tidak akan
berarti dan tidak akan dapat merubah kehidupan manusia. Oleh karena itu
tidak mengherankan kalau agama selalu diidentifikasikan dengan moralitas,
ajaran yang penuh kebaikan, yang menghendaki seluruh pemeluknya menjadi
orang yang baik dan dapat menyebarkan kebaikan itu kepada orang lainnya.

Karena agama mempunyai sifat mengikat pada para pemeluknya, maka


ajaran-ajaran moral agama lebih besar pengaruhnya dari ajaran-ajaran moral
yang dihasilkan filsafat dan pemikiran manusia. Ajaran-ajaran yang berasal
dari Tuhan Pencipta Alam Semesta mempunyai sifat kedudukan yang absolut
dan tidak dapat ditolak oleh manusia.

Perintah manusia masih dapat diabaikan tetapi perintah Tuhan tak


dapat ditentang. Faham inilah yang membuat norma-norma akhlak yang
diajarkan agama mempunyai pengaruh besar dalam membina manusia yang
berakhlak mulia dan berbudi pekerti luhur. Jadi tujuan hidup beragama
dalam agama Monotheisme atau agama Tauhid ialah menyerahkan diri
sepenuhnya kepada Tuhan Pencipta Alam Semesta dengan cara menjalankan
8

segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, agar dengan demikian


manusia mempunyai roh dan jiwa yang bersih serta memiliki budi pekerti yang
luhur. Manusia yang seperti inilah yang akan memperoleh kehidupan yang
bahagia di dunia dan kebahagiaan abadi kelak dalam kehidupan di akhirat.
Orang yang tidak patuh pada Tuhan, suka melakukan pelanggaran dan
kejahatan maka jiwa maupun rohnya bergelimang dosa dan kemaksiatan,
akhlak dan budi pekertinya tidak terpuji. Jika di dunia saja dia tidak suci dan
bersih, jiwanya kotor penuh noda dan dosa maka di dunia jelas dia akan
sengsara, jauh dari kebahagiaan apalagi di akhirat nanti akan menderita lahir
bathin.

Dengan kata lain agama Monotheisme atau agama Tauhid dengan


ajaran-ajarannya yang suci bermaksud untuk membina manusia agar menjadi
hamba yang taat kepada perintah Tuhan-Nya serta memiliki jiwa yang
bersih/suci dan berbudi pekerti yang luhur. Di sinilah terletak salah satu arti
penting dari agama Monotheisme bagi kehidupan manusia. Dari setiap
individu yang berjiwa bersih dan memiliki budi pekerti yang luhur akan
terciptalah masyarakat yang baik, sehingga mengantarkan pemeluknya
memperoleh kedamaian serta kebahagiaan.

8. Kriteria agama-agama di Indonesia. Agama Monotheisme atau agama


Tauhid yang ada di Indonesia mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

a. Diturunkan atau lahir dari langit (Tuhan).

b. Lahir secara revolusi, karena itu dapat dipastikan kapan lahirnya.

c. Disampaikan kepada manusia dalam bentuk wahyu dengan melalui


perantaraan malaikat yang disampaikan kepada para Nabi dan Rasul.

d. Mempercayai adanya Rasul (utusan) Tuhan, yang berfungsi sebagai


penyampai, penjelas dan teladan dari wahyu Tuhan itu kepada manusia. Jadi
agama ini adalah agama missi.

e. Memiliki kitab suci, yaitu kumpulan wahyu dari Tuhan, yang berisi
pedoman atau peraturan bagi kebahagiaan hidup manusia lahir bathin,
dunia dan akhirat.

f. Ajarannya jelas dan tegas, serta memberikan arah dan jalan yang
lengkap kepada pemeluknya dalam seluruh aspek kehidupannya.
9

g. Prinsip-prisnip ajarannya tahan uji terhadap kritik akal dan selalu


sesuai dengan perkembangan ilmu.

h. Mengajarkan kepada pemeluknya dua macam kebenaran yaitu


sunnatullah (hukum alam) dan dinullah (Hukum agama). Oleh karena itu
agama dan ilmu akan selalu bersesuaian.

i. Ajarannya mutlak benarnya dan abadi, karena datang dari yang Maha
Mutlak dan abadi, yaitu Tuhan. Dan karena itu pula ia tidak akan berubah
karena perubahan pemikiran masyarakat. Konsep ke-Tuhanannya serba
Esa.

j. Lahir di Timur Tengah di bawah pengaruh ras Semitik.

k. Mempunyai konsepsi yang jelas dan tegas tentang alam gaib dan
akhirat.

l. Konsepsinya tentang perjalanan hidup manusia, sudah diatur sejak


alam roh, alam dunia sampai alam barzah (kubur) dan alam akhirat dengan
jelas dan tegas.

m. Konsepsinya tentang Tuhan, manusia dan alam amat jelas dan tegas
serta lengkap.

9. Sebab-sebab munculnya aliran Keagamaan. Diantara sebab-sebab


timbulnya aliran Keagamaan di Indonesia antara lain:

a. Adanya pluralitas agama dalam kehidupan manusia, sehingga dapat


terjadi pemahaman yang bersifat singkritis oleh umat yang belum paham
secara mendalam terhadap agamanya.

b. Adanya pemahaman yang keliru terhadap tokoh suatu agama,


menyebabkan ketidak puasan terhadap agama, sehingga menyebabkan
munculnya aliran-aliran baru yang merupakan sempalan dari suatu agama.

c. Adanya paham sempit akibat penafsiran yang tidak komprehensip


terhadap suatu ajaran agama. Dimana setiap agama mempunyai berbagai
kajian yang mencerminkan adanya pluralitas pemikiran dan mazhab atau
aliran. Oleh karena itu, pluralitas agama dan aliran-alirannya sesungguhnya
merupakan realitas yang tidak bisa dihindari oleh siapapun.
10

d. Adanya sifat paternalistik bangsa Indonesia yang taklid buta ( ikut-ikutan)


terhadap ajaran agama.

e. Adanya kepentingan dari kelompok tertentu yang sengaja menyimpangkan


agama sesuai kepentingan pribadi dan kelompoknya.

f. Adanya wilayah Indonesia yang begitu luas dan sebagian wilayah ada yang
terisolir serta penduduknya sangat heterogen, sehingga mengakibatkan
masyarakat di suatu daerah tersebut belum mendapatkan ajaran yang
lengkap dari suatu agama.

g. Adanya upaya oknum tertentu dari luar agamanya yang sengaja


menyesatkan suatu ajaran agama tertentu.

Itulah antara lain yang menjadi penyebab timbulnya beberapa aliran


Keagamaan di Indonesia.

BAB III
ALIRAN KEAGAMAAN YANG MENYIMPANG

10. Umum. Setiap ajaran atau perbuatan yang menyimpang dari jalan yang
benar, merupakan indikasi atau kriteria dari suatu aliran Keagamaan yang
menyimpang dan akan menimbulkan dampak yang negatif bagi kehidupan
bermasyarakat, berbangsa maupun bernegara.

11. Kriteria aliran Keagamaan yang menyimpang. Ada beberapa kriteria


yang menyebabkan suatu aliran keagamaan dianggap menyimpang, yaitu apabila
keberadaan aliran tersebut dapat menimbulkan berbagai permasalahan di tengah-
tengah kehidupan masyarakat, kriteria itu antara lain adalah sebagai berikut:

a. Aliran Keagamaan itu dapat menimbulkan keresahan di tengah-tengah


masyarakat.

b. Aliran Keagamaan itu merupakan penyimpangan/penyelewengan dari


agama aslinya.

c. Aliran Keagamaan itu memang dinyatakan sesat dan terlarang dari


Pemerintah.

d. Aliran Keagamaan itu menyebarkan ajaran yang memutar balikan ajaran


agama sehingga bertentangan dengan ajaran-ajaran agama yang ada.
11

e. Aktifitas aliran Keagamaan itu memancing kemarahan pengikut-pengikut


agama yang ada di Indonesia yaitu Islam, Protestan, Katholik, Hindu dan
Budha maupun Khonghucu.

12. Nama-nama Aliran Keagamaan yang Menyimpang.

a. Aliran Keagamaan dari Islam.

1) Aliran Inkar Sunnah. Aliran ini muncul di Indonesia sekitar


tahun 1980-an , mereka menamakan kelompok pengajiannya dengan
sebutan “Kelompok Qur’ani” (Kelompok pengikut Al-Qur’an).

Pengajian ini dipimpin oleh Haji Abdurrahman Pedurenan


Kuningan Jakarta, pengajian dimulai ba’da maghrib, lama kelamaan
pengajian itu tidak mau pakai adzan dan iqomah waktu mau shalat,
shalat dijadikan dua rakaat. Pengajian ini cukup ramai di Jakarta,
antara lain masjid Asyifa di RSCM.

Di proyek pasar rumput Jakarta Selatan, di masjid Al-Burhan


(dekat masjid Al-Ikhlas sekretariat LPII sekarang) muncul pula
pengajian yang dipimpin oleh Ustad Sanwani, guru masyarakat
setempat. Tapi lama kelamaan pengajian itu juga tidak mau pakai
adzan dan iqomah saat masuknya waktu shalat, serta shalat dijadikan
dua rakaat semuanya, persis yang diajarkan oleh H. Abdurrahman di
masjid RSCM. Disamping itu mereka tidak mau puasa bulan ramadhan
kecuali bagi mereka yang langsung melihat bulan.

Tokoh aliran Inkar Sunnah adalah Ir. Irham Sutarto (Ketua


Serikat Buruh Perusahaan Unilever Indonesia di Cibubur Jawa barat).
Perusahaan ini adalah milik orang Belanda.

Pokok-pokok ajaran Inkar Sunnah antara lain adalah sebagai


berikut:

a) Tidak percaya kepada semua hadits Rasulullah SAW.


Menurut mereka hadits itu bikinan Yahudi untuk
menghancurkan Islam dari dalam.

b) Dasar hukum dalam Islam hanya Al Qur’an saja.

c) Syahadat mereka : Isyhadu biannana muslimin.


12

d) Shalat mereka bermacam-macam, ada yang shalatnya dua


rakaat-dua rakaat dan ada yang hanya eling ( ingat ) saja.

e) Puasa wajib hanya bagi orang yang melihat bulan saja, kalau
seorang saja yang melihat bulan, maka dialah yang wajib puasa.
Mereka berpendapat merujuk pada ayat ”Faman syahida
minkumussyahra falyashumhu”.

f) Haji boleh dilakukan selama empat bulan haram, yaitu


Muharram, Rajab, Dzulqoi’dah dan Dzulhijjah.

g) Pakaian ihram adalah pakaian orang Arab dan membikin


repot. Oleh sebab itu waktu mengerjakan haji boleh memakai
celana panjang dan baju biasa serta memakai jas / dasi.

h) Rasul tetap diutus sampai hari kiamat.

I) Nabi Muhammad SAW tidak berhak untuk menjelaskan


tentang ajaran Al-Qur’an (kandungan isi Al-Qur’an).

j) Orang yang meninggal dunia tidak dishalati karena tidak ada


perintah Al-Qur’an.

Aliran sesat Inkar Sunnah ini telah dilarang oleh


pemerintah dengan Keputusan Jaksa Agung RI Nomor Kep-
169/J.A/1983 tanggal 30 September 1983, tentang larangan
terhadap ajaran yang dikembangkan oleh Abdurrahman dan
pengikut-pengikutnya (Aliran Inkar Sunnah) dan larangan
beredarnya buku tulisan tangan karangan Moch Ircham Sutarto.

2) Agama Salamullah. Agama Salamullah adalah agama baru yang


menghimpun semua agama, didirikan oleh Lia Aminuddin, di Jakarta.
Dia mengaku sebagai Imam Mahdi yang mempercayai adanya
reinkarnasi. Lia mengaku sebagai jelmaan roh Maryam, sedang anaknya
Ahmad Mukti yang kini hilang dianggap sebagai jelmaan roh nabi Isa AS.
Dan Imam Besar Agama Salamullah ini adalah Abdul Rahman, seorang
mahasiswa alumni UIN Jakarta yang dipercaya sebagai jelmaan roh Nabi
Muhammad SAW.
13

Ajaran Lia Aminuddin yang profesi awalnya perangkai bunga


kering ini difatwakan MUI pada tanggal 22 Desember 1997 sebagai
ajaran yang sesat dan menyesatkan. Pada tahun 2003, Lia Aminuddin
mengaku mendapat wahyu berupa pernikahannya dengan
pendampingnya yang dia sebut Jibril. Karena itu, Lia Aminuddin diubah
namanya menjadi Lia Eden sebagai lambang surga, menurut kitabnya
yang berjudul Ruhul Kudus. Pengikutnya makin menyusut, kini tinggal
70-an orang, maka ada wahyu-wahyu yang menghibur atas larinya
orang-orang dari Lia.

Beberapa pokok ajaran agama Salamullah yang dipelopori oleh Lia


Aminuddin antara lain adalah sebagai berikut:

a) Malaikat Jibril akan turun lagi ke bumi dan bersemayam di


dalam diri Lia Aminuddin, oleh sebab itu di manapun Lia berada
selalu bersama Jibril Alaihi Salam.

b) Lia Aminuddin mengaku menjadi juru bicara Jibril Alaihi


Salam dan mengaku sebagai Nabi dan Rasul.

c) Lia Aminuddin mengaku mendapatkan wahyu.

d) Lia Aminuddin mengaku mendapatkan mukjizat.

e) Agama yang dibawa oleh Lia Aminuddin bernama


salamullah/agama perenialisme yang menghimpun seluruh
agama.

f) Lia Aminuddin mengaku sebagai Imam Mahdi.

g) Ahmad Mukti (putranya) dianggap sebagai Nabi Isa.

h) Abdur Rahman diyakini sebagai wakil/Imam Besar Ajaran


Salamullah.

j) Air sumur Salamullah berkhasiat dapat menyembuhkan


penyakit.

k) Mencukur semua jenis rambut yang ada dalam tubuh,


mulai dari rambut kepala, ketiak dan lain-lain lalu membakarnya,
hal itu dianggap sebagai bentuk ibadah yang diperintah ”Jibril”
melalui Lia Aminuddin. Barangsiapa yang telah melakukan itu
sama dengan bayi yang dilahirkan.
14

3) Aliran Ahmadiyah. Aliran Ahmadiyah didirikan oleh Hazrat Mirza


Ghulam Ahmad di India, aliran ini masuk ke Indonesia tahun 1935.
Aliran ini pernah menyebar di Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah,
Sumatera Barat, Palembang, Bengkulu, Bali, NTB dan lain-lain. Aliran
ini mendapat sorotan serta reaksi dari banyak umat islam di Indonesia,
disebabkan karena para pengikut Ahmadiyah memiliki seorang Nabi
atau Rasul tersendiri, yaitu Hazrat Mirza Ghulam Ahmad.

Aliran sesat Ahmadiyah sudah banyak dilarang, Musyawarah


Nasional MUI ke VII tanggal 26 sampai dengan tanggal 29 Juli 2005 di
Jakarta, telah menetapkan Fatwa bahwa Aliran Ahmadiyah adalah
sesat dan menyesatkan. Ketetapan ini merupakan penegasan kembali
keputusan Munas II MUI tahun 1980.

Keputusan Kepala Kejaksanaan Negeri Sungai Penuh No.Kep-


01/J.6.12.3/-DKS.3/4/1989 tanggal 4 April 1989 tentang
pelarangan/pembekuan penyebaran Ajaran Ahmadiyah Qodian di
daerah hukum Kejaksanaan Negeri Sungai Penuh atau di daerah
Kabupaten Daerah Tingkat II Kerinci.

Ahmadiyah di Indonesia mempunyai dana yang cukup besar


untuk membiayai kegiatan mereka, setiap bulannya membagikan
brosur kepada masyarakat, organisasi-organisasi Islam dan tempat-
tempat yang mereka anggap sebagai sasaran propaganda, juga
membagikan buku-buku yang berisi ajaran-ajaran Ahmadiyah secara
gratis kepada masyarakat.

Pokok-pokok Ajaran Ahmadiyah

a) Hazrat Mirza Ghulam Ahmad mengaku dirinya Nabi dan


Rasul utusan Tuhan. Dia mengaku menerima wahyu yang
turunnya di India, kemudian wahyu-wahyu itu dikumpulkan
seluruhnya sehingga merupakan sebuah kitab suci dan mereka
beri nama kitab suci Tadzkirah yang lebih besar dari Al Qur’an.

b) Mereka meyakini bahwa kitab suci Tadzkirah sama sucinya


dengan kitab suci Al-Qur’an karena sama-sama wahyu dari
Tuhan.

c) Wahyu tetap turun sampai hari kiamat, begitu juga Nabi


dan Rasul tetap diutus sampai hari kiamat.
15

d) Mereka mempunyai surga sendiri yang letaknya di Qadian


dan Rabwah, sertifikat kapling surga tersebut dijual kepada
jamaahnya dengan harga yang sangat mahal.

e) Wanita Ahmadiyah haram nikah dengan laki-laki yang


bukan Ahmadiyah tetapi lelaki Ahmadiyah boleh nikah dengan
perempuan yang bukan Ahmadiyah.

f) Tidak boleh bermakmum dengan imam yang bukan


Ahmadiyah.

g) Ahmadiyah mempunyai tanggal, bulan dan tahun sendiri


yaitu nama bulan : 1. Suluh, 2. Tabliq, 3. Aman, 4. Syahadah, 5.
Hijrah, 6. Ihsan, 7. Wafa, 8. Zuhur, 9. Tabuk, 10. Ikha, 11.
Lubuah, 12. Fatah. Sedangkan nama tahun mereka adalah Hijri
Syamsi.

4) Aliran LDII. Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) ini adalah


nama baru dari sebuah aliran sesat terbesar di Indonesia, yang selama
ini sudah sering berganti nama karena dilarang oleh pemerintah
Indonesia. Lembaga ini didirikan oleh Nur Hasan Ubaidah Lubis, pada
awalnya bernama Darul Hadits, pada tahun 1951 karena ajarannya
meresahkan masyarakat Jawa Timur. Setelah dilarang Darul Hadits itu
berganti nama Islam Jamaah.

Karena ajarannya meresahkan masyarakat, maka aliran Islam


Jamaah ini secara resmi dilarang di seluruh Indonesia berdasarkan
keputusan Jaksa Agung R.I No Kep-08/DA/10.1971, tanggal 29
Oktober 1971.

Karena sudah dilarang di seluruh Indonesia, maka Imam Islam


Jamaah Ubaidah Lubis mencari taktik baru, yaitu mendekati dan
meminta perlindungan kepada Letjen Ali Mortopo (Wakil Kepala Bakin
dan Staf Opsus) Presiden Soeharto pada saat itu. Setelah mendapat
perlindungan dari Letjen Ali Murtopo, Islam Jamaah menyatakan diri
masuk Golkar. Dibawah naungan pohon beringin ini, Islam Jamaah
semakin berkembang dengan nama LEMKARI (Lembaga Karyawan
Dakwah Islam). Karena Lemkari juga meresahkan masyarakat, maka
dibekukan oleh Gubernur Jawa Timur Soelarso, dengan SK Nomor 618
tahun 1988, tanggal 24 Desember 1988, dan pembekuan itu mulai
berlaku 25 Desember 1988. Namun pada musyawarah besar Lemkari
IV di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta Timur Nopember 1990,
16

Lemkari berganti nama menjadi LDII (Lembaga Dakwah Islam


Indonesia), atas anjuran Menteri Dalam Negeri Rudini agar tidak rancu
dengan nama Lembaga Karatedo Republik Indonesia.

Pokok-pokok Ajaran Islam Jamaah/Lemkari/LDII.

a) Orang Islam diluar mereka adalah kafir dan najis,


termasuk orang tua sekaligus.

b) Kalau ada orang diluar kelompok mereka yang melakukan


shalat di masjid mereka, maka bekas tempat shalatnya dicuci
karena sudah dianggap terkena najis.

c) Wajib taat kepada Amir atau Imam.

d) Mati dalam keadaan belum bai’at kepada Amir/Imam LDII,


maka akan mati jahiliyah (mati kafir).

e) Al-Qur’an dan Hadits yang boleh diterima adalah yang


manqul (yang keluar dari mulut Imam atau Amir mereka).
Adapun Yang keluar/diucapkan oleh mulut-mulut yang bukan
Imam atau Amir mereka, maka haram untuk diikuti.

f) Haram mengaji Al-Qur’an dan Hadits kecuali kepada Imam


atau Amir mereka.

g) Dosa bisa ditebus kepada sang amir atau imam, dan


besarnya tebusan tergantung besar kecilnya dosa yang diperbuat,
sedang yang menentukannya adalah Imam/Amir.

h) Harus rajin membayar infaq, sedekah dan zakat kepada


Amir atau Imam mereka, dan haram mengeluarkan zakat, infaq
dan sedekah kepada orang lain.

i) Harta benda diluar kelompok mereka dianggap halal untuk


diambil atau dimiliki walaupun dengan cara mencuri, merampok,
korupsi, menipu dan lain-lain asal tidak ketahuan/tertangkap.
Dan kalau berhasil menipu orang Islam di luar golongan mereka
dianggap berpahala besar.
17

j) Bila mencuri harta orang lain yang bukan golongan LDII


lalu ketahuan, maka salahnya bukan mencurinya itu, tetapi
kenapa mencuri kok ketahuan. Harta orang selain golongan LDII
diibaratkan perhiasaan emas yang dipakai oleh macan, yang
sebetulnya tidak pantas, karena perhiasan ini hanya untuk
manusia. Jadi perhiasan ini bisa diambil dan tidak berdosa, asal
jangan sampai diterkam (kasarnya nyolong harta non LDII itu
boleh).

k) Harta, uang zakat, infaq, sedekah yang sudah diberikan


kepada Amir/Imam, haram ditanyakan kembali catatannya atau
digunakan kemana uang zakat tersebut. Sebab kalau bertanya
kembali pemanfaatan zakat-zakat tersebut kepada Imam/Amir,
dianggap sama dengan menelan kembali ludah yang sudah
dikeluarkan.

l) Haram membagikan daging korban atau zakat kepada


orang Islam diluar kelompok mereka.

m) Haram shalat di belakang imam yang bukan kelompok


mereka, kalaupun terpaksa sekali, tidak usah berwudlu karena
shalatnya harus diulang lagi.

n) Haram menikah dengan orang diluar kelompok mereka.


Perempuan di luar LDII/Islam Jamaah kalau mau bertamu ke
rumah orang yang bukan kelompok mereka, maka memilih waktu
pada saat haid, karena badan dalam keadaan kotor (lagi haid)
sehingga ketika (kena najis) di rumah non LDII yang dianggap
najis itu tidak perlu dicuci lagi sebab kotor dengan kotor, tidak
apa-apa.

o) Kalau ada orang diluar kelompok mereka yang bertamu di


rumah mereka, maka bekas tempat duduknya dicuci karena
dianggap kena najis.

5) Aliran Pembaharuan Isa Bugis. Isa Bugis lahir tahun 1926, di kota
Bhakti Aceh Pidie. Sekarang ia tinggal di daerah Kayu Manis Jakarta
Timur. Isa Bugis ingin menerjemahkan dan menganalisa agama Islam
berdasarkan teori pertentangan antara dua hal, seperti ideologi
komunis dengan kapitalis, antara nur dan dzulumat.
18

Ia berusaha untuk mengilmiahkan agama dan kekuasaan Tuhan


dan akan menolak semua hal-hal yang tidak bisa diilmiahkan atau
tidak bisa diterima oleh akal.

Karena itu ajaran Isa Bugis banyak diikuti oleh para intelek yang
cenderung lebih menggunakan akal dan pikiran.

Banyak sarjana yang tertarik dengan ajaran Isa Bugis. Dulu,


hampir semua Dosen Agama Islam IKIP Negeri Rawamangun Jakarta
(kini UNJ Universitas Negeri Jakarta) sebagai pengikut ajaran Isa
Bugis. Kelompok pengikut Isa Bugis ini sudah menguasai pola pikir
Keagamaan di IKIP. Mahasiswa yang menolak pola pemikiran Isa Bugis
akan sulit untuk lulus ujian mata kuliah agama Islam.

Para pengajar yang sudah berpaham Isa Bugis itu menyusun


pelajaran agama khusus untuk mahasiswa IKIP dan dijadikan buku
wajib untuk pegangan mahasiswa. Sehingga banyak mahasiswa yang
menjadi korban ( tidak lulus ) karena tidak mau mengikuti materi
dalam buku itu. Setiap diadakan perlawanan selalu mahasiswa yang
dikalahkan.

Pokok-pokok ajaran Isa Bugis. Aliran ini pendapatnya berbeda


bahkan bertentangan dengan keyakinan umat Islam pada umumnya,
seperti :

a) Air Zam-zam di Makkah adalah air


bekas bangkai orang arab.

b) Semua kitab tafsir Al-Qur’an yang


ada sekarang harus di museumkan, karena semuanya salah.

c) Menolak semua mu’jizat pada Nabi


dan Rasul, seperti kisah Nabi Musa AS. membelah laut dengan
tongkatnya dalam Al-Qur’an adalah dongeng lampu aladin.

d) Nabi Ibrahim AS. menyembelih


Ismail AS. adalah dongeng.

e) Ka’bah adalah kubus berhala yang


dikunjungi turis setiap tahun.
19

f) Ilmu Fiqih, ilmu Tauhid adalah


syirik.

g) Ulama yang mengajarkan ilmu ini


harus disingkirkan di pulau seribu.

h) Al-Qur’an bukan bahasa Arab


sehingga untuk memahami Al-Qur’an tidak perlu belajar bahasa
arab, tata bahasa arab dan sejenisnya.

i) Setiap orang yang intelek diberi


kebebasan untuk menafsirkan Al-Qur’an walau tidak mengerti
bahasa Arab.

j) Ajaran Nabi Muhamad SAW adalah


pembangkit imperialisme Arab.

k) Ajaran qurban pada waktu Idul


Adha tidak ada dasar kebenarannya.

l) Muballigh-muballigh Islam yang


menyebarkan agama keluar tanah Arab adalah pemabuk
dzulumat yang haus darah dan harta.

m) Indonesia adalah diantara sekian


banyak korban dari kebiadaban Arabisme.

n) Lembaga pembaharu (yang


dipimpin Isa Bugis) adalah nur, sedangkan orang atau golongan
di luar Lembaga Pembaharu Isa Bugis Dzulumat, sesat serta
kafir.

o) Sekarang masih periode Mekkah


sehingga belum diwajibkan shalat, puasa dan lainnya. Begitu
juga minuman yang memabukkan seperti khamer dan sejenisnya
belum diharamkan.

6) Aliran Al-Qiyadah Al-Islamiyah. Aliran AL-Qiyadah Al-Islamiyah


dibuat oleh seorang yang bernama Ahmad Musaddeq Alias H. Salam,
konon katanya dalam mimpinya ia di datangi oleh dua orang yang
diyakininya bahwa kedua orang itu adalah malaikat utusan Tuhan. Ia
menyatakan bahwa dirinya adalah utusan Tuhan yang terakhir atau
disebut Nabi terakhir “ Al-Masih Al-Maw’ud”. Didalam aliran ini ia tidak
20

mewajibkan kepada para pengikutnya untuk menunaikan shalat 5


waktu, berpuasa, naik haji, serta rukun islam lainnya. Dalam
ajarannya ia menyebarkan ajarannya untuk merekrut orang dengan
dua cara yakni dengan cara diam-diam maupun secara langsung
lewat dakwah.
7) Syi’ah. Secara garis besar ada empat hal yang menyebabkan
kaum Syiah disebut aliran sesat, yaitu: Tashbih (menyerupakan Imam
dengan Tuhan), Ba’da, Raj’ah (kembalinya sang Imam setelah
wafatnya yang bukan sebenarnya) dan Tanusukh (reinkarnasi).

Menurut terminologi, kata Syiah tertuju kepada satu sekte


(firqah) yang mengaku sebagai pengikut dan pendukung setia Ali
bin Abi Thalib dan keturunannya, sehingga menjadi nama yang
khusus bagi mereka. Syiah adalah kaum muslimin yang menganggap
pengganti Nabi Saw merupakan hak istimewa keluarga Nabi, dalam hal
ini Ali RA dan keturunannya.

Syi’ah lahir karena simpati golongan kaum muslimin terhadap Ali


dan keturunannya. Bahkan diantara segolongan kaum muslimin yang
simpati terhadap Ali menganggap Ali sebagai sahabat Nabi Saw yang
paling utama. Namun demikian, akidah Syi’ah berpijak di atas
pencacian, pencelaan dan pengkafiran terhadap para sahabat
Rasulullah.

Satu diantara sekian banyak racun yang telah ditebar di tubuh


umat, yaitu membangkitkan  fanatisme buta terhadap keimamahan
Ali bin Abi Thalib. Lalu bergulir menjadi sebuah akidah (keyakinan)
di kalangan Saba’iyah (para pengikut Abdullah bin Saba’), bahwa
keimamahan yang pertama dipegang oleh Ali bin Thalib dan berakhir
pada Muhammad bin Al-Husain Al-Mahdi. Inilah keyakinan di
kalangan Syi’ah yang merupakan keyakinan sesat. Kalangan Syi’ah
meyakini hal itu sebagai bentuk aqidah ar-raj’ah.

Penyimpangan Aqidah Syi’ah. Dalam sebuah kajian mengenai


Syi’ah di Depok, pengamat Syi’ah Prof. DR. H. Mohammad Baharun,
SH, MA saat membedah buku "Mewaspadai Gerakan Syi’ah di
Indonesia", mengungkapkan ajaran-ajaran Syi’ah yang menyesatkan.
Nah, agar tidak tersesat, berikut ini adalah ajaran-ajaran Syi’ah yang
menyimpang, sesat dan menyesatkan:

a) Aqidah Syirik, menisbatkan sifat Ilahiyah kepada imam


mereka seperti pemilik dunia akhirat, rob bumi.
21

b) Aqidah Bada’, yaitu keyakinan bahwa Allah mengetahui


sesuatu setelah sebelumnya tidak mengetahui.

c) Aqidah Raj’ah, yaitu kembali hidup sesudah mati sebelum


hari kiamat.

Arroj’ah adalah salah satu diantara sekian banyak ajaran


Syi’ah Imamiyyah Itsna Asyariyyah (Ja’fariyah), yang jelas-jelas
menyimpang dari ajaran Islam yang sebenarnya. Ajaran Roj’ah
ini menurut ulama-ulama Islam, telah membuat Syi’ah
Imamiyah Itsna Asyariyyah (Ja’fariyah) masuk golongan
Ghulaah. Ajaran tersebut sangat menyimpang dari ajaran
Rasulullah Saw.

Arroj’ah adalah suatu keyakinan , orang-orang Syi’ah


Imamiyah Itsna Asyariyyah (Ja’fariyah), bahwa suatu saat nanti,
Imam mereka yang bernama Muhammad bin Husain al-Askari,
yang dikenal sebagai Imam Syi’ah yang ke-12 dan sekarang
menurut mereka masih sembunyi di dalam gua Sarro Man
Roa, akan muncul kembali. Kemudian imam itu akan
membangkitka Rasulullah, Imam Ali, Siti Fatimah, Imam Hasan,
Imam Husein dan imam-imam lain, serta orang-orang yang dekat
kepada mereka.

Selanjutnya, semua orang-orang tersebut akan


membaiatnya, yang diawali oleh Rasulullah dan disusul yang
lain. Bersamaan dengan itu, menurut mereka, Abu Bakar, Umar
dan Aisyah serta orang-orang yang dianggap zhalim oleh mereka,
dibangkitkan dalam keadaan hidup untuk menerima siksaan-
siksaan.

Sunni atau Ahlusunnah wal jama’ah tidak membenarkan


adanya ajaran Roj’ah dalam Islam. Bagi orang-orang yang
berakal sehat, ajaran Syi’ah tersebut tidak dapat diterima.

d) Aqidah Taqiyyah, yakni suatu perkataan dan perbuatan yang


dilakukan tidak sesuai dengan keyakinan, untuk menghindari
bahaya yang mengancam jiwa, harta dan kehormatan.

e) Aqidah Kema’suman Para Imam, yakni para imam mereka


ma’sum (terjaga dari kesalahan dan dosa) serta mengetahui yang
22

ghaib. Menurutnya, para imam lebih utama dari para nabi dan
rasul, dan imam itu memiliki kedudukan yang tidak bisa dicapai
oleh malaikat dan para rasul.
f) Aqidah Syi’ah tentang Al Qur’an (Al-Kafi I/239): “Mushaf
Fatimah itu ada dan tebalnya tiga kali lipat Al-Qur’an yang
ada, dan di dalamnya tidak ada satu huruf pun yang sama
dengan AL-Qur’an.

g) Aqidah Kota Najaf dan Tanah Karbala: Orang Syi’ah


meyakini bahwa Najaf, Karbala dan Qum sebagai tanah haram,
karena terdapat kuburan para imam mereka. Tanah Karbala,
menurut orang Syiah, lebih utama daripada Ka’bah.

h) Peringatan Hari A’syuroo, atau hari yang bersejarah


Imam Husein, selalu diperingati kaum Syi’ah dengan jalan
menangis, memukul-mukul badannya, bahkan ada yang melukai
dirinya sendiri sampai berlumuran darah, ada yang memukuli
badannya sendiri dengan rantai, bahkan ada yang melukai
dirinya dengan belati atau pedang.

b. Aliran Keagamaan dari Kristen.

1) Children of God. Children of God (COG) bermula dari faham


seorang bernama David Brant Berrg, kelahiran Amerika Serikat di
Oackland tanggal 18 Pebruari 1919. Untuk memperkuat fahamnya
ia memproklamirkan dirinya sebagai Nabi Allah untuk masa kini.
Dan atas dasar kenabiannya itu ia meminta ketaatan yang mutlak
dari pengikut-pengikutnya atas dirinya.

Beberapa ayat Al-Kitab tentang kasih Allah seperti yang terdapat


dalam Yohanes 3 : 16 yang dihubungkan dengan nats-nats Al-Kitab
lainnya, baik dalam kitab perjanjian baru maupun perjanjian lama,
telah ditafsirkan secara salah dan menyesatkan. Demikian pula arti
kebebasan sebagaimana di maksud dalam Kitab para Rasul 2 : 44-45,
telah ditafsirkan secara salah dan menyesatkan.

Di Indonesia faham Children of God dibawa masuk dan


dikembangkan oleh orang-orang asing seperti :

a) David Robin Beckman warga Amerika di Jakarta.

b) Curtis Peter Van Golder warga Amerika di Bandung.


23

c) Eric Gibson dan Henrieta Gibson (suami istri) warga negara


Belanda di Semarang.
d) Edward John Scanlan warga negara Canada dan Tommy A.
Miller alias Cornellius warga Negara Amerika di Yogyakarta.

e) Broer Elgersma alias Mr Benny dan istri warga Negara


Belanda di Ujung Pandang.

Mereka masuk ke Indonesia dan berusaha memperoleh ijin


bertempat tinggal melalui oknum sponsor sebagai pengajar bahasa
Inggris pada kursus-kursus bahasa Inggris. Di samping itu ternyata
mereka dengan melalui beberapa siaran Radio non RRI telah mengisi
program dengan nama siaran Alunan Surya dan Music With Meaning,
melakukan penyebaran buku-buku, brosur-brosur, komik-komik
kerohanian dengan sticker kepada masyarakat terutama para remaja.
Ajaran Children of God ini sudah berkembang di beberapa kota besar
di Indonesia seperti : Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan Ujung
Pandang.

Departemen Agama RI menyatakan ajaran Children Of God itu


adalah sesat dan menyesatkan, karena Children Of God mengajarkan
praktek-praktek sesat, bejat, a moral, jijik seperti free sex, yang
merupakan perbuatan terkutuk.

Jaksa Agung Republik Indonesia dengan Nomor


KEP-058/J.A/3/1984 telah melarang peredaran barang-barang
cetakan yang memuat ajaran keagamaan Children Of God.

2) Sidang Jemaat Kristus. Raja Dame Jona Sihotang menamakan


diri sebagai pemimpin Sekte Sidang Jemaat Kristus di Taman Silo
Desa Besamat, Kecamatan Senembah Tanjung Muda Hilir Kabupaten
Deli Serdang dan juga sebagai Pemimpin Perdamaian Dunia berdasar
ayat-ayat Al-Kitab.

Raja Dame Jona Sihotang mengaku mempunyai isteri 15 orang


dan diantara isteri-isteri tersebut ada 5 orang yang bersaudara
kandung dan 2 orang lagi juga bersaudara kandung. Dia juga
mempunyai rambut panjang kira-kira satu meter yang disebutnya
tanda Najirat Allah dan dengan tanda itulah ia menganggap dirinya
sebagai Pemimpin Perdamaian Dunia yang diutus Allah.
24

Raja Dame Jona Sihotang yang oleh murid-muridnya dianggap


sebagai Kristus dan juga dikultuskan bahwa hidup atau mati, jiwa
dan raganya diserahkan kepada Raja Dame Jona Sihotang yang akan
mendirikan Gereja Baru dengan nama Gereja Kerajaan Allah Damai
Sejahtera.

Ajaran agama yang diajarkan oleh Raja Dame Jona Sihotang


tersebut adalah ajaran yang sesat dan menyesatkan dan bertentangan
serta menyimpang dari ajaran agama Kristen yang sebenarnya juga
melarang hukum adat Batak dan melanggar Undang-Undang
Perkawinan No 1 tahun 1974.

Oleh karena itu, dengan keluarnya Surat Keputusan


Kepala Kejaksanaan Tinggi Negeri Sumatera Utara Nomor
KEP-239/H.2.1/II/1980 tanggal 6 Nopember 1980 tentang pelarangan
ajaran ”Sidang Jemaat Kristus” yang diajarkan oleh Raja Dame Jona
Sihotang, secara resmi dilarang oleh Pemerintah.

3) Saksi Yehova. Saksi Yehova adalah sebuah organisasi


Internasional yang berdasarkan kepada prinsip merahasiakan,
dan memunculkan ide ke permukaan, baik yang bersifat agamis
ataupun politis. Muncul di Amerika Serikat pada pertengahan kedua
abad ke 19. Organisasi ini mengklaim sebagai organisasi Masehi. Tapi
dalam kenyatannya adalah organisasi yang terang-terangan dibawah
dominasi Yahudi, dan aktif atas biaya mereka. Organisasi ini lebih
dikenal sejak tahun 1931 M. Dan secara resmi telah diakui di Amerika
Serikat, sebelum kemunculannya dengan nama tersebut pada tahun
1844 M.

Sejarah berdiri dan tokoh-tokohnya.

a) Didirikan pada tahun 1874 M, oleh seorang pendeta,


Charles T.Russell (1862-1916 M). Pada waktu itu dikenal dengan
nama ”Aliran Raselisme” dan ”Pengkaji-pengkaji Baru Injil”.

b) Pucuk pempinannya kemudian digantikan oleh Franklin


Rutherford (1869-1942 M) yang pada tahun 1917 M, mengarang
sebuah buku ”Jatuhnya Babil”. Babil adalah sebuah lambang
bagi semua organisasi yang ada di dunia.

c) Kemudian datang Northon Harmer Knower ( 1905 M) pada


saat dia, organisasi ini menjadi sebuah negara dalam negara.
25

Pemikiran dan Doktrin-doktrinnya :

a) Diyakininya, bahwa Yahudi adalah Tuhan bagi mereka,


dan Isa adalah Presiden bagi Kerajaan Allah.

b) Diyakininya kitab sucinya oang-orang Kristen, tetapi


ditafsirkannya menurut kepentingan mereka sendiri.

c) Taat buta kepada pemimpin-pemimpin mereka.

d) Dieksploitasikannya nama Al-Masih dan kitab suci untuk


mencapai tujuan mereka, yaitu menegakkan sebuah negara
agama duniawi untuk menguasai dunia.

e) Tidak dipercayainya akhirat dan neraka. Diyakininya


bahwa sorga itu akan berada di dunia, dalam kerajaan mereka.

f) Diyakininya, sudah dekatnya masa perang pembebasan


yang dipimpin oleh Yesus Kristus, sementara mereka adalah
prajurit-prajuritnya yang akan menghancurkan semua penguasa
yang ada di bumi.

g) Dipetiknya dari kitab suci, bagian-bagian yang


menumbuhkan rasa cinta kepada Israel dan Yahudi, kemudian
disebarkannya.

h) Tidak dipercayainya ruh dan keabadiannya. Dan mereka


mempunyai kuil khusus untuk mereka sendiri yang disebut
”Aula Kerajaan” atau ”Rumah Tuhan”.

i) Persaudaraan umat manusia hanya terbatas pada mereka


sendiri tanpa adanya manusia lain.

j) Diperanginya system dan perundang-undangan buatan


manusia dan dikumandangkannya sikap membangkang.
Dimusuhinya semua agama kecuali agama Yahudi. Dan ketua-
ketua mereka semua adalah Yahudi.

k) Diakuinya trinitas dan ditafsirkannya dengan : Yehova,


Tuhan Anak, Ruhul Kudus.
26

l) Diakuinya kesucian Kitab-kitab yang dianggap suci oleh


Yahudi yaitu 19 buah kitab.

Seorang anggota dalam organisasi ini melewati beberapa


tahapan yang sulit, dan untuk mencapainya harus memenuhi
persyaratan-persyaratan yang kejam dan berat.

Ciri-cirinya :

a) Membangun sebuah menara, yakni sebuah kubah yang


berpojok tujuh, yang menjadi lambang Yahudi, baik lambang
agama maupun lambang nasional.

b) Membangun bintang enam, yang juga merupakan lambang


Yahudi.

c) Membangun nama ”Yehova” dan ditulisnya dengan bahasa


Ibrani, Yehova adalah Tuhan menurut Yahudi.

Perkumpulan Saksi Yehova ini dilarang oleh Jaksa Agung


RI dengan Surat Keputusan Nomor KEP-129/JA/12/1976,
tanggal 7 Desember 1976 tentang pelarangan terhadap
ajaran/perkumpulan SISWA-SISWA Alkitab/Saksi-Saksi
Yehova.

Begitu juga Keputusan Kepala Kejaksanaan Negeri Makale


Nomor KEP-293/N.3.18/Ds.3/5/1989, tanggal 26 Mei 1989,
tentang pelarangan Kegiatan Siswa/Saksi Yehova di Kabupaten
Dati II Tana Toraja.

4) Ajaran Khatrina Datu Pirri. Ajaran Khatrina Datu Pirri


mengajarkan ajaran yang mengaku dirinya sebagai Rasul Yesus
Kristus.

Ajaran yang dibawa oleh Ajaran Khatrina Datu Pirri adalah


ajaran yang sesat dan menyesatkan karena tidak mengenal Allah dan
ke Tri Tunggalan kecuali Yesus Kristus sebagai Tuhannya satu-
satunya.

Ajaran tersebut benar-benar menyesatkan umat beragama


dan meresahkan masyarakat yang memeluk agama resmi khususnya
agama Nasrani di Kabupaten Dati II Tana Toraja.
27

Dengan memperhatikan Surat Pernyataan Badan Pekerja


Majelis Gereja Sion Makale tanggal 1 Agustus 1989 tersebut,
maka resmi pemerintah melarang ajaran Kathrina Datu Pirri. Dengan
Keputusan Kepala Kejaksanaan Negeri Makale
No.Kep-06/N.3.18/DKS.3/08/1989, tanggal 5 Agustus 1989, tentang
pelarangan kegiatan Kathrina Datu Pirri yang
melaksanakan/mengajarkan ajaran yang mengaku dirinya sebagai
Rasul Yesus Kristus dan menyesatkan pemeluk-pemeluk agama yang
resmi di Kabupaten Dati II Tanah Toraja.

c. Aliran Keagamaan dari Agama Hindu.

1) Ajaran Spiritual Brahma Kumaris. Ajaran spiritual Brahma


Kumaris ini dikembangkan oleh Dada Lekhraj, penerima wahyu
pertama yang bergelar Praja Pita Brahma (Brahma Baba), di negara
bagian Rajashtan, India pada tahun 1937.

Ajaran Brahma Kumaris (disingkat BK) dipandang oleh pendiri


dan para pengikutnya sebagai sebuah revolusi spiritual baru yang
memiliki sismatika sederhana dan dapat mengatasi spiritual manusia.

Menurut seorang tokoh teras penganut ajaran ini di Bali (yang


mendirikan Yayasan Pusat Studi Spiritual Brahma Kumaris untuk
menyebarkan ajaran tersebut di Bali), pengembangan ajaran Brahma
Kumaris oleh Brahma Baba dilakukan melalui pembentukan Brahma
Kumaris World Spiritual University (BKWSU) yang berpusat di puncak
gunung Mount Abu, di Rajastan, India Barat Daya dan kini telah
memiliki sekitar 800 cabang (center) di seluruh dunia.

Praja Pita Brahma (Praja Pita Artinya ”bapak umat manusia) atau
biasa disebut Brahma Baba, dipercaya telah menerima panggilan
Tuhan pada tahun 1937 untuk melaksanakan regenerasi dunia. Ketika
mencapai usia 60 tahun, Brahma Baba melihat bayangan suci yang
memperlihatkan perwujudan Tuhan sebagai cahaya dan dunia baru
yang penuh kesucian, kedamaian dan kesempurnaan, sekaligus dunia
yang mendorongnya untuk mendarma baktikan hidup, pikiran, harta
benda dan raganya bagi tugas mensejahterakan umat manusia. Tugas
ini hanya dapat dilakukan oleh seseorang yang dijadikan perentara
Tuhan, Bapak utama semua jiwa.
28

Pada tanggal 18 Januari tahun 1969, Brahma Baba dipercaya


pengikutnya telah membebaskan diri dari segala ikatan dan
keterbatasan, mencapai kesempurnaan dan berpeluang kealam jiwa.
Dari alam jiwa inipun, Brahma Baba diyakini melanjutkan tugas
memperbaharui dunia tanpa halangan membatas jasmaniah dan dalam
hubungan yang sempurna dengan ”Bapak Yang Maha Utama”. Pesan
Brahma Baba di dunia lalu ditempati spiritual sangat tinggi. Mereka
tidak bertindak sebagai pengganti Brahma Baba, melainkan hanya
penyerahan tempat berkarya.

Ajaran BK diakui oleh para pengikutnya bukan agama, karena


tidak memiliki Kitab Suci, tidak memiliki Nabi, tempat ibadah maupun
ritus-ritus. BK hanya memusatkan diri kepada ajaran spiritual
penghayatan nilai-nilai kemanusiaan yang luhur melalui Meditasi dan
Yoga.

(Sumber utama tulisan ini berasal dari Anggaran


Dasar/Anggaran Rumah Tangga Yayasan Pusat Studi Spiritualitas
Indonesia Cabang Bali : Himpunan ajaran Spiritual Brama Kumaris
yang diterbitkan Yayasan tersebut, serta sumber tertulis dari
Kejaksanaan Tinggi Bali Denpasar. Dialog Jurnal Studi dan Informasi
Keagamaan No. 50 Th.XXIII, September 1999).

2) Sai Studi Group. Keberadaan kelompok ini di Bali dimulai sejak


tahun 1983, yakni ketika Universitas Udayana mendapat bantuan
dosen sukarela ahli bahasa sansekerta dari India, Prof Dr, Makunda
Sharma. Dialah penyebar paham Hindu yang dibangun oleh
Bhagawan Sri Satbya Sai (yang biasa di sebut Sai Baba) di India. Awal
penyebarannnya dilakukan melalui diskusi-diskusi biasa, lalu
berkembang menjadi kelompok yang disebut Sai Studi Group (disingkat
SSG), atau sering juga disebut Kelompok Studi Weda. Hal itu terjadi
sekitar tahun 1983 dan juga dipelopori oleh seorang pegawai Bank,
Wayan Merta.

Ajaran Sai Baba disebut dengan Wacana-wacana Bhagawan Sri


Satya Sai Baba dan dinyatakan bersumber dari kitab suci Weda,
bahkan diyakini sebagai ajaran Weda itu sendiri. Menurut mereka,
sang bagawan tidak membawa ajaran atau agama baru, oleh karena
peran Sai Baba adalah untuk melapangkan pada ajaran Weda, agar
semua manusia menghargai kebijaksanaan kuna yang agung itu.
29

Peran Sai Baba adalah peran seorang Awatara untuk


menyelamatkan ”Para Sadhu” (Parithraanaya Sadhunan) agar jiwa yang
agung dan suci terbebas dari cengkraman asbandi (kegelisaan dan
kesedihan) yang mengganggu manusia sebagai akibat kurang
memahami hakikat diri sejati dan lebih memusatkan perhatian pada
hal-hal ragawi yang materialistis. Dalam memahami ajaran weda,
para pengikut ajaran ini berangkat dari konsep Awatara, yakni ”Tuhan
yang berwujud secara kongkret yang dapat dilihat secara nyata di
dalam dunia maya ini”.

Menurut penganut Sai Baba, konsep ke-Tuhanan dalam Weda


dapat diringkas menjadi tiga : (1) Monotheisme Transenden, Yakni
keagamaan kepada Tuhan YME yang bersifat pribadi (personel God)
dan digambarkan sebagai makhluk berwujud konkret. Konsep ini
dibagi tiga lagi, yaitu anthromoophes seperti manusia berkepala seribu,
semi anthromoophes seperti wujud setengah manusia setengah
binatang, serta unthomoophes yang berwujud binatang (Garuda) atau
tumbuhan (Pohon Sama), (2) MonotheismeImmanen Tuhan Pencipta
Alam dengan segala isinya dan Tuhan meliputi segala sesuatu,
sehingga tidak berpribadi (impersonel), (3) Manisme, Tuhan YME
merupakan hakekat alam semesta.

Dengan memahami kedudukan Sai Baba sebagai Awatara, maka


pandangan, ucapan maupun perbuatan Sai baba dipandang sebagai
pengejawantahan ajaran Weda. Kebenaran Weda yang bersifat
universal, ditingkatkan melalui peran Sai baba sebagai Awatara.
Martabat Weda semakin diyakini kebenarannya secara internal di
kalangan umat sendiri dan secara eksternal menembus kefanatikan
antar umat (beragama).

Pada awal kehadiran Sai Studi Group (untuk mudahnya


disingkat SSG) di Bali tahun 1983 kelompok ini baik di Bali maupun
yayasan yang sama di Jakarta (baru diresmikan sebagai yayasan tahun
1991), telah terdaftar dan memperoleh pengayoman dari Departemen
Agama melalui surat Dirjen Bimas Hindu dan Budha Nomor
II/5/001/H/1983. Namun, ketika aktifitas SSG mulai menimbulkan
kontroversi, Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) provinsi Bali
mengeluarkan surat bernomor 332/Um/VI/PHBIB/1990 tanggal 31
Mei 1990, yang ditujukan kepada SSG Bali dan berisi mengenai
kegiatan SSG Bali. Isi surat PHDI Bali menyatakan, tatanan kehidupan
beragama bagi pemeluk agama Hindu Bali sudah melembaga secara
mapan dengan tata cara upacara Panca Yadnya. Oleh sebab itu
30

berbagai kegiatan peningkatan kualitas kehidupan rohani harus


memperkokoh sendi-sendi kehidupan beragama yang sudah
melembaga. Beberapa tindakan masyarakat karena berbeda dengan
yang ada, antara lain menyanyikan kidung pujian (babajan) dan
upakara upacara model India yang relatif berbeda dengan yang ada di
Bali, menjadikan centre sebagai tempat persembahyangan di luar pura
yang telah mapan dikenal (pura Kahyangan Tiga di setiap desa adat);
serta penggunaan kidung pujaan berbahasa India, bukan kidung
waqasari yang bebahasa Bali.

Sumber utama tulisan ini berasal dari buku Karya DR.I.Wayan


Jendra (1996) variai bahasa Kedudukan dan Peran Bangsawan Sri
Satya Sai baba, Paramita Surabaya, bahan tertulis dari Kejaksanaan
Tinggi Bali, wawancara dengan pengurus SSG. Dan pejabat Kanwil S\
Departemen Agama Propinsi Bali, Dialog Studi dan Informasi
Keagamaan No, 50 Th. XXIII, September 1999)

d. Aliran Keagamaan dari agama Budha. Agama Budha lahir pada


abad ke VI SM di India Utara, yang diajarkan oleh Sidharta Gautama (560-
480 SM) yang bergelar Budha, orang yang berpengetahuan luas. Selain itu ia
digelari ”Sakiya Muni” yang bersemedi.

Ajaran Budha merupakan paham yang bertujuan untuk mereformasi


ajaran Hinduisme atau mengadakan reformasi tradisi agama yang telah ada.
Seperti penghapusan kasta dalam masyarakat. Dengan demikian manusia
dalam masyarakat dipandang mempunyai derajat sama, dan siapa saja dapat
mencapai Nirwana tanpa perantara pendeta.

Setelah Budha wafat secara resmi agama Budha terbagi menjadi dua
sekte/aliran besar Budhisme Hinayana (Theravada) dan Budhisme
Mahayana.

Aliran Keagamaan yang menyimpang dari agama Budha adalah aliran


Fulungong. Aliran ini berada di Sumatera, yang pokok-pokok ajarannya
bertentangan dengan ajaran Budha.
RAHASIA
31
31
BAB IV
PENUTUP

13. Penutup. Demikian Naskah Serdik ini disusun sebagai bahan ajaran dan
pedoman bagi Gadik dan Bintara Siswa dalam proses belajar mengajar materi
pelajaran Aliran Keagamaan di Indonesia pada pendidikan Bintara Rohani.

Re
RAHASIA

Anda mungkin juga menyukai