REFERENSI - Files - BAHAN AJARANALIRAN KEAGAMAAN DI INDONESIA - UPLOAD FILE.053228
REFERENSI - Files - BAHAN AJARANALIRAN KEAGAMAAN DI INDONESIA - UPLOAD FILE.053228
NASKAH SERDIK
tentang
ALIRAN KEAGAMAAN DI
INDONESIA
untuk
RAHASIA
RAHASIA
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
1. Umum …………………………………………………….. 1
2. Maksud dan Tujuan……………………………………. 1
3. Ruang Lingkup ………………………………………….. 2
4. Referensi............................................................... 2
5. Pengertian Aliran Keagamaan.............................. 2
6. Umum……………………………………………………… 3
7. Perkembangan Manusia Beragama ………............ 3
8. Kriteria agama-agama di Indonesia...................... 8
9. Sebab-sebab munculnya aliran Keagamaan......... 9
10. Umum…………………………………………............... 10
11. Kriteria aliran Keagamaan yang menyimpang...... 10
12. Nama-nama Aliran Keagamaan yang menyimpang 11
BAB IV PENUTUP
13. Penutup……………………………………………………… 31
RAHASIA
RAHASIA
BAB I
PENDAHULUAN
1. Umum
a) Pendahuluan.
b) Latar Belakang Timbulnya Aliran Keagamaan.
c) Aliran Keagamaan yang Menyimpang.
d) Penutup
4. Referensi.
BAB II
LATAR BELAKANG TIMBULNYA ALIRAN KEAGAMAAN
Jadi apapun dan siapapun yang dianggap oleh manusia itu berbuat baik,
maka patutlah manusia itu berterima kasih kepadanya. Karena manusia makhluk
yang berpikir, maka dipikirkanlah siapa sebenarnya yang telah berbuat baik
kepadanya, sehingga dirinya menjadi hidup, merasakan kesenangan, dapat
menghirup udara dan lain sebagainya. Dalam hatinya timbul pertanyaan lalu
dijawab pertanyaan itu dengan jawaban bahwa yang telah menjadikan manusia itu
hidup adalah sesuatu Zat Pencipta Yang Maha Kuasa atau Tuhan.
Setelah manusia berpikir bahwa dirinya merasa telah diberi karunia oleh Sang
Pencipta, lalu dia berpikir pula bagaimana caranya untuk berterima kasih kepada
Pencipta Itu (Tuhan). Kemudian manusia melakukan ibadah atau menyembah
kepada yang dianggap sebagai Tuhan. Sejak itu timbul agama-agama yang dipeluk
manusia.
Kekuatan gaib itu tidak pula mengambil tempat yang tetap, tetapi
berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Lebih lanjut kekuatan gaib itu
tak dapat dilihat, yang dapat dilihat hanyalah effek atau bekas dan
pengaruhnya, umpamanya dalam bentuk kesuburan bagi sebidang tanah,
rindangnya buah bagi sesuatu pohon, panjangnya umur bagi seseorang,
5
keberanian luar biasa bagi pahlawan perang, kekuatan luar biasa bagi seekor
binatang dan sebagainya. Kalau effek-effek tersebut telah hilang dari tanah
atau pohon ataupun yang lainnya, benda yang dianggap membawa
kesuburan, umur panjang dan sebagainya itu, telah kehilangan kekuatan
gaibnya. Dan benda itupun tidak dihargainya lagi.
Dalam masyarakat primitif terdapat dukun atau ahli sihir, dan mereka
inilah yang dianggap dapat mengontrol dan menguasai Mana yang beraneka
ragam itu. Mereka dianggap dapat membuat Mana pindah dari satu tempat
ke tempat lain dan dengan demikian dapat membuat Mana mengambil tempat
di benda-benda yang telah mereka tentukan, biasanya benda-benda kecil
mudah diikatkan keanggota badan dan mudah dibawa seorang anggota
masyarakat primitif dapat memperoleh Mana yang diperlukan untuk
memelihara keselamatan dirinya dari berbagai bahaya yang selalu mengancam
hidup manusia.
Dalam pada itu, ada kalanya tiga dari dewa-dewa yang banyak dalam
politheisme meningkat keatas dan mendapat perhatian dan pujaan yang lebih
besar dari yang lain. Disini timbullah faham bentuk Brahma, Wisnu, Syiwa
dalam agama Weda Indra, Vithra dan Varuna, dalam agama Mesir kuno Osiris
dengan istrinya Isis dan anak mereka Herus dan dalam agama Arab Jahiliah
Al-Lata, Al-Uzza dan Manata. Ada kalanya satu dari dewa-dewa itu yang
meningkat di atas segala dewa lain seperti Zeus dalam agama Yunani Kuno,
Yupiter dalam agama Romawi dan Ammon dalam agama Mesir Kuno. Ini belum
berarti pengakuan pada satu Tuhan, tapi baru pada pengakuan dewa terbesar
diantara dewa yang banyak. Faham ini belum meningkat pada faham
henoteisme atau monotheisme, tetapi masih berada dalam tingkat politheisme.
6
e. Memiliki kitab suci, yaitu kumpulan wahyu dari Tuhan, yang berisi
pedoman atau peraturan bagi kebahagiaan hidup manusia lahir bathin,
dunia dan akhirat.
f. Ajarannya jelas dan tegas, serta memberikan arah dan jalan yang
lengkap kepada pemeluknya dalam seluruh aspek kehidupannya.
9
i. Ajarannya mutlak benarnya dan abadi, karena datang dari yang Maha
Mutlak dan abadi, yaitu Tuhan. Dan karena itu pula ia tidak akan berubah
karena perubahan pemikiran masyarakat. Konsep ke-Tuhanannya serba
Esa.
k. Mempunyai konsepsi yang jelas dan tegas tentang alam gaib dan
akhirat.
m. Konsepsinya tentang Tuhan, manusia dan alam amat jelas dan tegas
serta lengkap.
f. Adanya wilayah Indonesia yang begitu luas dan sebagian wilayah ada yang
terisolir serta penduduknya sangat heterogen, sehingga mengakibatkan
masyarakat di suatu daerah tersebut belum mendapatkan ajaran yang
lengkap dari suatu agama.
BAB III
ALIRAN KEAGAMAAN YANG MENYIMPANG
10. Umum. Setiap ajaran atau perbuatan yang menyimpang dari jalan yang
benar, merupakan indikasi atau kriteria dari suatu aliran Keagamaan yang
menyimpang dan akan menimbulkan dampak yang negatif bagi kehidupan
bermasyarakat, berbangsa maupun bernegara.
e) Puasa wajib hanya bagi orang yang melihat bulan saja, kalau
seorang saja yang melihat bulan, maka dialah yang wajib puasa.
Mereka berpendapat merujuk pada ayat ”Faman syahida
minkumussyahra falyashumhu”.
5) Aliran Pembaharuan Isa Bugis. Isa Bugis lahir tahun 1926, di kota
Bhakti Aceh Pidie. Sekarang ia tinggal di daerah Kayu Manis Jakarta
Timur. Isa Bugis ingin menerjemahkan dan menganalisa agama Islam
berdasarkan teori pertentangan antara dua hal, seperti ideologi
komunis dengan kapitalis, antara nur dan dzulumat.
18
Karena itu ajaran Isa Bugis banyak diikuti oleh para intelek yang
cenderung lebih menggunakan akal dan pikiran.
ghaib. Menurutnya, para imam lebih utama dari para nabi dan
rasul, dan imam itu memiliki kedudukan yang tidak bisa dicapai
oleh malaikat dan para rasul.
f) Aqidah Syi’ah tentang Al Qur’an (Al-Kafi I/239): “Mushaf
Fatimah itu ada dan tebalnya tiga kali lipat Al-Qur’an yang
ada, dan di dalamnya tidak ada satu huruf pun yang sama
dengan AL-Qur’an.
Ciri-cirinya :
Praja Pita Brahma (Praja Pita Artinya ”bapak umat manusia) atau
biasa disebut Brahma Baba, dipercaya telah menerima panggilan
Tuhan pada tahun 1937 untuk melaksanakan regenerasi dunia. Ketika
mencapai usia 60 tahun, Brahma Baba melihat bayangan suci yang
memperlihatkan perwujudan Tuhan sebagai cahaya dan dunia baru
yang penuh kesucian, kedamaian dan kesempurnaan, sekaligus dunia
yang mendorongnya untuk mendarma baktikan hidup, pikiran, harta
benda dan raganya bagi tugas mensejahterakan umat manusia. Tugas
ini hanya dapat dilakukan oleh seseorang yang dijadikan perentara
Tuhan, Bapak utama semua jiwa.
28
Setelah Budha wafat secara resmi agama Budha terbagi menjadi dua
sekte/aliran besar Budhisme Hinayana (Theravada) dan Budhisme
Mahayana.
13. Penutup. Demikian Naskah Serdik ini disusun sebagai bahan ajaran dan
pedoman bagi Gadik dan Bintara Siswa dalam proses belajar mengajar materi
pelajaran Aliran Keagamaan di Indonesia pada pendidikan Bintara Rohani.
Re
RAHASIA