Anda di halaman 1dari 7

HADITS-HADITS EKONOMI

“HADITS WAKAF”

KELOMPOK :

-SALINA SAFRI 161410148

-IDA FARIDA 161410147

-WILLY WIGUNA 161410128

SEMESTER 4 / KELAS ES D

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

JURUSAN EKONOMI

2018
A. PENDAHULUAN
1. Pengertian Waqaf

Arti wakaf menurut bahasa wakaf berasal dari bahasa Arab yaitu waqafa yang beratrti
menghentikan, berdiam ditempat atau menhan sesuatu. Pengerrtian menahan sesuatu
dihubungkan dengan harta kekayaan adalah yang dimaksud dengan wakaf dalam uraian ini.
Karena itu, wakaf artinya menahan sesuatu untuk diambil manfaatnya sesuai dengan ajaran
agama Islam.1

Menurut PP 28 Tahun 1977 tersebut yang dimaksud dengan wakaf adalah perbuatan
hukum seseorang atau badan humum yang memisahkan sebagian dari harta kekayaan yang
berupa tanah milik dan melembagakannya untuk selama-lamanya bagi kepentingan
peribadatan atau keperluan umum lainnya sesuai dengan ajaran Islam.2

Dan pendapat lainnya yaitu Waqaf adalah suatu bentuk pengeluaran untuk jalan Allah,
yaitu menahan suatu benda yang kekal zatnya, yang mungkin dapat diambil manfaatnya guna
diberikan di jalan Allah. Waqaf ini mula-mula dilakukan oleh Nabi Muhammad pada
permulaan Islam, kemudian diikuti oleh para sahabat, dengan menempatkan sebagian harta
mereka, seperti tanah , dan gedung, yang dapat dimanfaatkan dinikmati oleh orang lain, atau
makhluk lain. Seperti tanam-tanaman yang diwaqafkan ,dapat dinikmati oleh masyarakat dan
dapat dinikmati juga oleh hewan sekitar yang juga berpahala, bagi yang member waqaf.3

Hukum waqaf ini adalah sunnah dianjurkan bagi setiap orang muslim, yang mampu dan
berkehendak untuk melakukannya. Firman Allah :

Artinya:”Berbuatlah kamu kebaikan mudah-mudahan kamu mendapat kemenangan (Al-


hajj 77) “

Wakaf ini adalah kebaikan yang sangat dipuji oleh Allah dan Rasulnya. Harta wakaf itu
adalah yang baik dan disayangi serta dilakukan dengan ikhlas, seperti firman Allah :

1
M. Daud Ali, “Lembaga-Lembaga Islam di Indonesia”, 1995, Jakarta:PT. RajaGrafindo persada,. Hal 269.
2
Ibid. Hal 270
3
Mochtar Efendy,” EKONOMI ISLAM suatu pendekatan berdasarkan ajaran QUR’AN DAN HADITS” 1996,
Palembang: YayasanPendidikan dan ilmu islam.
Artinya : “ Tidak akan tercapai oleh kamu kebaikan sebelum kamu sanggup
membelanjakan sebagian harta yang kamu sayangi”(Ali-Imran 92)

B. Permasalahan
1. Wakaf Tidak disebutkan secara langsung/jelas didalam Al-Qur’an yang
memperkuat hadits yang ada.

Akan tetapi Al-Qur’an menyebutkan bahwa Hukum waqaf ini adalah sunnah
dianjurkan bagi setiap orang muslim, yang mampu dan berkehendak untuk
melakukannya. Firman Allah :

Artinya:”Berbuatlah kamu kebaikan mudah-mudahan kamu mendapat


kemenangan (Al-hajj 77) “

Dan Wakaf ini adalah kebaikan yang sangat dipuji oleh Allah dan Rasulnya.
Harta wakaf itu adalah yang baik dan disayangi serta dilakukan dengan ikhlas, seperti
firman Allah :

Artinya : “ Tidak akan tercapai oleh kamu kebaikan sebelum kamu sanggup
membelanjakan sebagian harta yang kamu sayangi”(Ali-Imran 92)

C. Penjelasan/Pembahasan
Menurut sejarahnya, timbulnya wakaf adalah dimasa Rasul Allah, dimasa Sahabat
Umar Ibn Khatab mendapat bagian tanah di Kahibar. Tanah tersebut sangat disayangi
sahabat Umar Ibn Khatab , tetapi dia bermaksud untuk mensedekahkan untuk
kepentingan umum, maka beliau menyampaikan hasratnya kepada Rasul Allah SAW:
terjadilah hadits berikut :
Artinya : “ Sesungguhnya Umar Ibn Khatab telah mendapat tanah di Khaibar. Umar
bertanya kepada Rasul Allah SAW “Apakah perintah tuan kepadaku berhubung dengan
tanah saya itu “ Rasul bersabda : Jika engkau suka, tahanlah tanah itu, dan engkau
sedekahkanlah manfaatnya, dengan perjanjian tidak menjual tanah itu, tidak akan
dihibahkan , dan tidak pula dipaksakan”. (HR Bukhari Muslim)
Hadist ini yang menentukan adanya wakaf, dan Umar Ibn Khatab yang berwakaf
pertama kali, kemudian tindakan itu diikuti oleh sahabat yang lain. Seterusnya wakaf ini
menjadi kesukaan kaum Muslim, dan dari wakaf ini banyak pembangunan masyarkat,
sosial dan pendidikan dapat diselenggarakan. Untuk dapat diketahui Universitas Al
Azhar, Universitas tertua yang dibangun pada abad ke-9, itu adalah dibiayai oleh wakaf.
1) Penjelasan/Faedah Hadits
Faedah hidist tentang wakaf yaitu:
1. Makna wakaf diambil dari sabda Rasulullah SAW, “Jika engkau menghendaki. Maka
engkau dapat menahan tanahnya dan engkau dapat menyedekahkan hasilnya”. Yang
artinya menahan asal harta dan menyalurkan manfaatnya.
Dari perkataan, “Tanahnya tidak dijual dan tidak dihibahkan dan tidak pula
diwariskan”. Dapat diambil hukum pemanfaatan wakaf, bahwa kepemilikannya tidak
boleh dialihkan dan juga tidak boleh diurus yang menjadi sebab pengalihan
kepemilikan, tapi ia harus dijaga seperti apa adanya, dapat diolah menurut syarat yang
ditetapkan orang yang mewakafkan, selagu tidak ada penyimpangan dan kezaliman.
2. Didalam perkataan tersebut juga terkandung pembolehn bagi pengelola wakaf untuk
memakan dari harta wakaf dengan cara yang ma’ruf dan menurut kepatutan, yaitu
mengambil menurut kebutuhannya, tidak bermaksud mengambil harta darinya, dan
juga dapat menjamu teman dengannya dengan cara ma’ruf.
3. Disini terkandung fadhilah wakaf, yang termasuk sedekah yang manfaatnya terus
berkelanjutan dan kebaikannya tidak pernah berhenti.
4. Yang paling utama ialah mewakafkan harta yang paling baik dan paling berharga,
sebagai sebagai cerminan dari kebajikan disisi Allah.
5. Disini terkandung musyawarah dengan orang yang memiliki keutamaan, yaitu para
ulama yang aktif beramal dan yang memiliki pengetahuan untuk disampaikan.
6. Terkandung pengertian bahwa yang dilakukan orang yang dimintai pendapat ialah
memberi nasehat, yang menurutnya paling utama dan terbaik, karena agama
merupakan nasehat.
7. Terkandung kebajikan kepada kaum kerabat, karena memberikan sedekah kepada
mereka mendatangkan pahala sedekah dan silahturahim.
2) Penjelasan wakaf
1. Syarat yang melakukan wakaf:
a. Berhak berbuat kebaikan, walaupun bukan beragama Islam.
b. Dengan suka rela.
2. Syarat barang atau harta yang diwakafkan:
a. Yang kekal zatnya, artinya jika diambil manfaatnya barang atau harta tidak
rusak, seperti rumah dan tanah, jika dipakai tidak berkurang atau jika dipungut
hasilnya tidak berkurang atau rusak.
b. Harta atau barang itu kepunyaan sendiri, yang dia sendiri menyayanginya, hal
ini terdapat di dalam hadits berikut :

Artinya: “ Telah berkata Umar Abu Ibn Khatab R.A, pada Nabi Muhammad
SAW “Sesungguhnya saya mempunyai seratus saham Khaibar, belum pernah
saya mempunyai harta yang lebih aku sayangi dari pada itu, sesungguhnya
saya bermaksud mensedekahkannya. Maka Nabi bersabda “Engkau tahan
asal barangnya (tanahnya) dan engkau sedekahkan buahnya”. (HR.An-Nasai
&Ibn Majah)

Dari hadits ini ternyata bahwa harta yang diwakafkan itu adalah :

1) Harta yang baik berguna & disenangi


2) Harta itu tidak berubah atau berkurang zatnya
3) Yand diwakafkan itu adalah manfaatnya atau hasilnya.
Yang berhak menerima wakaf :
a. Orang tertentu, yang berhak menerima wakaf, oleh karena itu tidaklah sah wakaf
kepada anak yang masih di dalam kandungan.
b. Kepada umum, yang tidak tertentu orangnya, seperti untuk fakir miskin, untuk
rumah sekolah, masjid, beasiswa dan lain-lain. Hal ini dianjurkan seperti yang
diperlihatkan oleh sahaba Usman Ibn Affan yang mewakafkan sumur air minum
kepada penduduk kota Madinah.
Syarat wakaf :

1. Berkekalan, artinya selama-lamanya, tidak digantung atau dibatasi waktu.


2. Tunai, tidak boleh bersyarat. Karena wakaf adalah menyerahkan hakk milik itu
telah ada.
3. Jelas kepada siapa diwakafkan, terhadap orang tertentu atau umum4.

D. Kesimpulan

Jadi yang dimaksud dengan wakaf adalah perbuatan hukum seseorang atau badan humum
yang memisahkan sebagian dari harta kekayaan yang berupa tanah milik dan
melembagakannya untuk selama-lamanya bagi kepentingan peribadatan atau keperluan
umum lainnya sesuai dengan ajaran Islam, yang mungkin dapat diambil manfaatnya guna
diberikan di jalan Allah.

Dan dari hadits diatas dapat diambil kesimpulan bahwa syarat wakaf harus sah
berdasarkan ketentuan syariat, tidak boleh bertentangan dengan ketentuan syariat, seperti
berbuat baik, adil, menjauhkan kezhaliman dan penyimpangan.

Dan Wakaf ini adalah kebaikan yang sangat dipuji oleh Allah dan Rasulnya. Harta wakaf
itu adalah yang baik dan disayangi serta dilakukan dengan ikhlas, seperti firman Allah :

Artinya : “ Tidak akan tercapai oleh kamu kebaikan sebelum kamu sanggup
membelanjakan sebagian harta yang kamu sayangi”(Ali-Imran 92).

Sehingga harta atau kekayaan yang kita wakafkan dapat dimanfaatkan hasilnya untuk
kepentingan halayak umum yang tentu digunakan sesuai dengan fungsinya dijalan Allah swt.

4
Mochtar Efendy,” EKONOMI ISLAM suatu pendekatan berdasarkan ajaran QUR’AN DAN HADITS” 1996,
Palembang: YayasanPendidikan dan ilmu islam.
Daftar Pustaka

Ali, Mohammad Daud. Lembaga-Lembaga Islam di Indonesia (Jakarta:PT RajaGrafindo


Persada,1995)

Efendy, Mocthar. Ekonomi Islam suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran Qur’an dan Hadits
(Palembang: Yayasan Pendidikan dan Ilmu Islam, 1996)

Anda mungkin juga menyukai