AKUNTANSI KEPERILAKUAN
“T EO RI UTILIT AS ”
DISUSUN OLEH :
NIM : C30121165
UNIVERSITAS TADULAKO
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Karena atas limpahan karunia dan rahmat
nya, sehingga makalah yang berjudul “Teori Utilitas” dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini di susun sebagai tugas individu, mata kuliah Akuntansi Keperilakuan.
Kami berusaha menyusun makalah ini dengan segala kemampuan, namun tentunya kami
menyadari bahwa makalah ini masih banyak memiliki kekurangan baik dari segi penulisan nya
maupun segi penyusunan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun akan
kami terima dengan senang hati demi perbaikan makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini bisa memberikan informasi bagaimana caranya agar bisa membuat
strategi dan bermanfaat bagi para pembacanya. Atas perhatian dan kesempatan yang di berikan
untuk membuat makalah ini, kami ucapkan Terima Kasih.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………..ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………….iii
BAB I. PENDAHULUAN
I. Latar Belakang………………………………………………………………1
II. Rumusan Masalah…………………………………………………………...1
III. Tujuan………………………………………………………………………..1
I. Kesimpulan………………………………………………………………….8
II. Saran………………………………………………………………………...8
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Mempertimbangkan, memutuskan dan memilih sesuatu merupakan kegiatan
hidup sehari hari. Kadangkala, memilih bukan pekerjaan yang mudah. Memilih
memerlukan ketelitian dan proses kognitif. Tidak mengherankan jika topik pembuatan
keputusan di kaji oleh berbagai disiplin ilmu,mulai dari ekonomi, kedokteran, geografi,
matematika, sosiologi, ilmu ilmu politik, sampai psikologi. Pembuatan keputusan dapat
di telaah dari segi normatif ataupun dari segi deskriptif. Pendekatan normatif
menitikberatkan apa yang seharusnya di lakukan oleh si pembuat keputusan agar
keputusan nya bersifat rasional. Sementara pendekatan deskriptif menggambarkan apa
yang telah di lakukan oleh si pengambil keputusan. Pembuatan keputusan juga dapat di
kaji dari dua sudut preferensi terhadap resiko, yakni keputusan yang di buat tanpa
suasana resiko (Riskless choice) ataupun keputusan yag dibuat dalam suasana yang
mengandung resiko (risky choice).
III. Tujuan
1. Untuk mengetahui Apa pengertian teori utilitas dalam pengambilan keputusan ?
2. Untuk mengetahui Jelaskan prisip dasar dalam tingkah laku memilih ?
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
pemberian imbalan $ 4.00 ) adalah ¼ , kesempatan dua kepala yang di ikuti oleh bagian
belakang (suatu pemberian imbalan $ 8.00) adalah 1/8 dan pada umumnya, nilai yang
ddi harapkan (EV) (Dimana K = jumlah undian) adalah :
EV ( game) = (1/2) + (1/4) ($4.00) + (1/8) ($8.00) + …..+ (1/2) ($2.00)
= $1.00 + $1.00 +…..+ $1.00
= suatu jumlah tanpa batas (uang)
Dengan mengira bahwa nilai dari tambahan uang merosot dengan kekayaan, Bernoulli
bisa menunjukan bahwa manfaat yang diharapkan dari permainan St. Petersburg tanpa
batas sampai kapanpun.
3
B. Prinsip dalam teori Utilitas
Teori utilitas atau teori manfaat yang diharapkan, diterbitkan oleh john von
Neumann dan Oskar Morgenstern , dimana mereka mengusulkan teori ulititas yang di
harapkan sebagai teori perilaku “seharusnya”, ini tidak dimaksudkan untuk
menggambarkan untuk menggambarkan bagaimana orang orang benar-benar
berperilaku, tetapi bagaimana orang akan berperilaku jika mereka mengikuti
persyaratan tertentu dalam pembuatan keputusan rasional. Salah satu tujuan utama dari
teori semacam itu untuk menyediakan serangkaian asumsi aksplisit, atau aksioma-
aksioma yang mendasari pengambilan keputusan rasional.
Formulasi teori utilitas yang diarapkan didasarkan pada enam prisip dalam
tingkah laku memilih berikut.
1. Ada urutan alternatif. Pertama tama para pengambil keputusan rasional
harus membandingkan setia dua alternatif dan memilih salah satu laternatif
dan mengabaikan yang lain (mutually exclusive). Prindip ini menyatakn
bahwa dalam menentukan pilihan A atau B,car acara penyajian pilihan A
atau B tersebut tidak memengaruhi keputusan yang di ambil. Misalnya
keputusan seseorang untuk diet berat badan dengan olahraga dari pada
dengan mengurangi karbohidrat tidak di pengaruhi apakah kampanye diet
di lakukan dengan secara lisan atau tertulis. Intinya kita harus memilih dari
dua alternatif atau lebih.
2. Dominasi atau kekuasaan. Misalnya sebuah mobil B sangat mendominasi
jika unggul dalam jarak tempuh, biaya dan terlihat dan itu adalah lemah
dominan jika jarak tempuh semakin baik dari mobil B, tetapi setara dalam
biaya dan tampak. Menuru teori utilitas yang di harapkan, sangat rasional
para pengambil keputusan seharusnya tidak memilih strategi yang di
dominasi, bahkan jika strategi hanya di dominasi lemah. Jika ada dua
alternatif beresiko termasuk identik dan hasil yang sama di antara mereka
kemungkinan konsekuensi yang mungkin terjadi, maka utilitas hasil ini
harus di abaikan dalam memilih antara dua pilihan. Dengan kata lain, pilihan
antara dua alternatif harus tergantung hanya pada hasil yang berbeda,, tidak
padahasil yang sama untuk kedua alternatif faktor umum harus
membatalkan keluar. Misalnya, jika dari segi kepangkatan, promosi, lokasi
dan iklim kerja, karier sebagai pegawai negeri dan swasta sama-sama
menariknya, namun gaji pegawai swasta jauh lebih besar daripadagaji
4
pegawai negeri, maka pekerjaan pegawai swasta harus lebih disukai dari
pada pekerjaan sebagai pegawai negeri.
3. Cancellation. Pemilihan antara dua alternatif seharusnya bergantung hanya
pada hasil yang berbeda dari kedua alternatif tersebut, tidak pada hasil yang
sama untuk kedua alternatif. Kalau kita memilih pekerjaan X, itu seharusnya
lebih baik dari Y.
4. Transitivitas. Jika pembuatan keputusan yang rasional harus lebih suka hasil
A ke B, dan hasil B ke C, maka orang seharusnya lebih memilih hasil Adari
pada hasil C. misalnya jika menjadi mahasiswa fakultas ekonomi lebih di
sukai dari pada menjadi mahasiswa fakultas sastra lebih di sukai dari pada
menjadi mahasiswa fakultas ilmu pendidikan, maka menjadi mahasiswa
ekonomi harus lebih di sukai daripada menjadi mahasiswa fakultas ilmu
pendidikan.
5. Kontinuitas. Untuk setiap sesuatu hasil, seorang pembuat keputusan harus
selalu lebih suka bertaruh antara hasil terbaik dan terburuk untuk hasil yang
pasti di antara jika peluang atau hasil terbaik cukup baik.
6. Invariance. Prinsip invariance menerapkan bahwa pembuatan keputusan
seharusnya tidak di pengaruhi oleh cara alternative penyajian. Pembuat
keputusan seharusnya lebih mementingkan substansi.
Sekarang anda mempunyai hasil B. dalam hal yang sama, saya seharusnya
bersedia menawarkan pada yang lain nya untuk mengambil kembali hasil B dan
memberi hasil A (yang anda pilih adalah hasil B). ini akan mmbantu membuat anda
memilih hadil A. tetapi sekarang, karena pilihan anda adalah intrasitif, saya dapat
menawarkan untuk menarik kembali hasil A dan memberimu hasil C (yang mana anda
5
memilih hasil A). hasilnya adalah anda kembali pada di mana anda memulai, berkurang
3 penni (atau Rp 3 atau Rp 3.000 atau berapapun). Di lain kata, saya bisa lanjukan untuk
menggunakan intransitif dalam pemilihan sebagai suatu “pompa uang” selama aliran
uang anda habis. Pada bagian selanjutnya, kita akan mendiskusikan masalah yang mana
aturan transitif dan aturan lain dari tindakan rasional yang di langgar.
Keadaan ini adalah bagian penting dalam masalah saat kemungkinan tujuan
tidak dapat di tentukan dimuka atau saat hasil Cuma akan terjadi sekali. Contohnya
dengan rencana atau rancangan kerja dari teori subjektifitas manfaat yang di harapkan,
ini membuat paham untuk mempertibangkan kemungkinan dari kejadian tak terulang
seperti perang nuklir, walaupun tidak dapat menentukan kemungkinan nuklir itu di
landaskan pada frekuensi relative. Dalam perbedaan atau pertentangan, ini sukar untuk
mengetahui apa “kemungkinan dari perang nuklir” sesungguhnya berarti dalam konteks
dari teori utilitas.
6
10.000 perhari) dan kehilangaan mobil seharga Rp 150 juta. Tentu, siapapun tentu akan
memilih kehilangan Rp3,6 juta dari pada kehilangan Rp150 juta.alternatifnya adalah
antara kehilangan Rp10 ribu perhari dan memperoleh pertanggungan yang kecil.
Peserta asuransi berusaha memilih yang memaksimalkan utilitasnya. Peserta asuransi
akan menjatuhkan pilihan pada asuransi yang memberikan manfaat lebih.
7
BAB III
PENUTUP
I. Kesimpulan
Utlitas merupakan preferensi atau nilai guna pengambil keputusan dengan
mempertimbangkan faktor risiko berupa angka yang mewakili nilai pay off
sebenarnya berdasarkan keputusan.
Jadi bisa disimpulkan bahwa teori utilitas merupakan teori yang menjelaskan
pilihan-pilihan konsumen atas konsumsi barang/jasa untuk memperoleh tingkat
kepuasan tertentu.
Formulasi teori utilitas yang diarapkan didasarkan pada enam prisip dalam
tingkah laku memilih berikut.
Ada urutan alternative, Dominasi atau kekuasaan, Cancellation, Transitivitas,
Kontinuita, Invariance.
II. Saran
Teori Akuntansi Dalam Akuntansi Keperilakuan sendiri merupakan Makalah
yang dibuat hanya berdasarkan beberapa materi yang di dapat dari buku ataupun
artikel di internet dan mungkin seharusnya lebih baik jika perlu dilakukan observasi
terkait dengan perilaku manusiadalam hubungannya dengan Akuntansi.
8
DAFTAR PUSTAKA
https://www.coursehero.com/file/p3i6fbd/Petersburg-tanpa-batas-sampai-kapan-pun-12-
Prinsip-dalam-Teori-Utilitas-Teori/
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/12856/Kode-Etik-Dan-Perilaku-Pedoman-
Beretiks-dan-Penjaga-Martabat-Pegawai.html