Dosen pembimbing :
1
LEMBAR PENGESAHAN
USULAN PROGRAM KERJA KELOMPOK 1 KKN STIKSAM
PERIODE 2022
KOORDINATOR
MENYETUJUI
PELAKSANA
DPL
Muhammad Ardiansyah
apt. Ghina Adhila, M. Farm
NIM : 19482011045
NIP. 159.21.DT
MENGETAHUI,
Lurah Selili
2
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................................. 2
DAFTAR ISI ........................................................................................................................................ 3
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................................... 4
DAFTAR TABEL ................................................................................................................................ 5
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................................................ 6
RINGKASAN ....................................................................................................................................... 7
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................................... 8
BAB II PENETAPAN MASALAH .................................................................................................. 10
BAB III LUARAN YANG DIHASILKAN ...................................................................................... 14
BAB IV METODE PELAKSANAAN ............................................................................................. 15
BAB V HASIL YANG DICAPAI DAN PEMBAHASANNYA ..................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................ 31
LAMPIRAN ....................................................................................................................................... 33
3
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Leaflet Eco Enzyme ............................................................................................................................... 24
4
DAFTAR TABEL
Tabel I. Penetapan Masalah .............................................................................................................. 12
5
DAFTAR LAMPIRAN
6
RINGKASAN
7
BAB I
PENDAHULUAN
Letak lokasi Kelurahan Selili ini terbagi menjadi terbagi menjadi beberapa
kondisi topografi lingkungan. Sebagian besar kawasan Kelurahan Selili ini berada
di dataran datar, di tepi sungai Mahakam dan beberapa wilayah terletak di daerah
pegunungan dan di lereng gunung, sehingga potensi bencana alam tanah
longsornya cukup tinggi. Dari data kantor Kelurahan Selili diketahui bahwa
kelurahan ini memilki RT yang berjumlah 37 dan total keseluruhan penduduk
16.779 jiwa, jumlah KK sebanyak 5485.2
1
Kelurahan Selili “Sejarah” https://kel-selili.samarindakota.go.id/pages/sejarah-UHROE (diaksespada 12
Juli 2022, pukul 10.27)
2
Direktorat Jenderal Cipta Karya “Detail Kegiatan|KKNTEMATIK-P2PIP”
http://ciptakarya.pu.go.id/setditjen/kkntematik/peta/detail/hri (diakses pada 12 Juli 2022, pukul10.45)
3
Zaenab et al. “Studi perilaku Masyarakat Dalam Mengelola Limbah Domestik dan Strategi
Pengelolaannya Di Bantaran Sungai Mahakam Kelurahan Selili Samarinda”, Jurnal Prosiding SIKMA 9,
Vol. 2 (September, 2021), 286.
8
Dari aspek ekonomi, masyarakat Kelurahan Selili memiliki mata pencarian
antara lain sebagai nelayan, pengrajin, karyawan swasta, PNS, industri rumahan,
industri besar dan lain-lain.2 Terkait aspek kesehatan di Kelurahan Selili cukup
jauh dari puskesmas, dan posyandu sehingga masyarakat susah untuk mengakses
layanan kesehatan.2 Terdapat 1 apotek di Selili, namun karena jauhnya dari sarana
dan prasarana kesehatan kebanyakan masyarakat membeli obat tanpa resep
dokter. Kelurahan Selili terbagi menjadi 2 yaitu pada jalan Lumba-lumba dan
jalan Sultan Alimuddin. Untuk masyarakat yang berada di pinggiran sungai, lebih
sering menggunakan air sungai untuk kegiatan untuk kegiatan rumah tangga
seperti MCK, kegiatan perdagangan dan industri dalam skala kecil/industri rumah
tangga sehingga tingkat kesehatan dimasyarakat menurun dan kurang baik
sehingga tingkat kesehatan di masyarakat relatif rendah .4
4
Indri Q et. al. “Persepsi dan Identifikasi Kegiatan Pemanfaatan Air Sungai Mahakam Oleh
Masyarakat Kelurahan Selili Kota Samarinda”, Jurnal Prosiding SIKMA 9, Vol. 2 (September, 2021), 113.
9
BAB II
PENETAPAN MASALAH
5
Enik, S., “Peningkatan Kesehatan Masyarakat Melalui Sosialisasi Penggunaan Tanaman Obat Keluarga
(Toga) Di Lingkungan Bandung”, AS- SYIFA : Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Kesehatan
Masyarakat, Vol. 2 No.1 (2020), 32.
10
masyarakat, maka diadakan kegiatan pembuatan pupuk kompos dan pembuatan
serbuk jahe. Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan akan
pemanfaatan limbah rumah tangga bagi pupuk kompos dan pemanfaatan hasil
kebun TOGA, salah satunya menjadi produk serbuk jahe.
Salah satu perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), ialah mencuci tangan
menggunakan air bersih dan sabun. Pentingnya pengetahuan mencuci tangan yang
baik dan benar, maka kegiatan PHBS ini di sasarkan kepada Sekolah Dasar, agar
anak-anak terbiasa untuk menjaga kebersihan tangan dari kotoran dan kuman
yang dapat menyebabkan penyakit. Kegiatan PHBS dilakukan dalam rangka
menciptakan lingkungan sekolah yang bersih dan sehat sehingga dapat
mendukung kelancaran proses belajar mengajar para murid, guru serta masyarakat
disekitar sekolah tersebut.6
6
Direktorat Rehabilitasi Sosial Anak – Direktorat Jendral Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial.
“Penguatan Kapabilitas Anak dan Keluarga : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)”, (2020).
11
Tabel I. Penetapan Masalah
Nama Masalah Faktor
No. Alternatif
Kegiatan Pokok Penunjang Penghambat
1 Pembuatan Kurangnya Bibit TOGA Lahan yang Menggunakan
kebun pengetahuan kecil untuk metode
percontohan masyarakat penanaman di penanaman
tanaman mengenai rumah dengan
obat TOGA dan menggunakan
keluarga pemanfaatanya botol bekas
(TOGA) yang dapat
digantung di
dinding rumah
2 Pelatihan eco Kurangnya Adanya Jangka waktu Mengadakan
enzym pengetahuan dukungan lama untuk zoom dan
masyarakat dari enzyme menyebarkan
mengenai kelurahan siap panen file leaflet
pemanfaatan dan alat dan tempat kepada
limbah rumah perlengkapan pembuangan masyarakat
tangga mudah dicari melalui
whatsapp
12
anak-anak setempat
6 Penyuluhan Karena Leaflet Kurangnya Menyebarkan
DAGUSIBU minimnya antibiotik minat leaflet ke
Antibiotik pengetahuan masyarakat rumah warga
masyarakat untuk setempat
akan info yang mencari
benar terkait informasi
antibiotik,
karena belum
tersebar
merata di
masyarakat
13
BAB III
LUARAN YANG DI HASILKAN
Berdasarkan kegiatan yang telah di laksanakan maka target luaran yang
dicapai setelah pelaksanaan Kegiatan Program Kerja KKN yang dilakukan oleh
mahasiswa/i STIKSAM yang dilaksanakan pada bulan Agustus dihasilkan luaran
sebagai berikut:
1. Pembuatan kebun percontohan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) akan
menghasilkan luaran berupa rak kayu sebagai contoh tempat penanaman
TOGA di tiap RT di Kelurahan Selili.
2. Pelatihan Eco Enzyme akan menghasilkan luaran berupa produk.
3. Penyuluhan dan pelatihan pembuatan pupuk kompos akan menghasilkan
luaran berupa produk dan artikel mengenai pengabdian masyarakat melalui
peyuluhan dan pelatihan pembuatan kompos.
4. Penyuluhan dan pelatihan pembuatan serbuk jahe akan menghasilkan luaran
berupa produk dan artikel mengenai pengabdian masyarakat melalui
peyuluhan dan pelatihan pembuatan serbuk jahe instant.
5. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), cuci tangan akan menghasilkan
luaran berupa poster.
6. Penyuluhan antibiotik akan menghasilkan luaran berupa leaflet.
14
BAB IV
METODE PELAKSANAAN
A. Pembuatan Kebun Percontohan Pembudidayaan TOGA
Kegiatan penyuluhan dan pelatihan Eco Enzyme dilakukan pada hari Senin,
15 Agustus 2022 bertempat di rumah Ibu RT. 22. Adapun sasaran kegiatan ini
adalah ibu-ibu rumah tangga, tujuan program ini dilaksanakan adalah sebagai
15
upaya untuk memberikan solusi program penanganan sampah organik secara
tuntas dengan mengubah sampah menjadi Eco Enzyme. Bahan yang digunakan
yaitu sisa buah (kulit dan daging buah) seperti kulit nanas, kulit semangka, kulit
melon, kulit mangga dan kulit buah naga, air, aktivator (gula merah atau molase),
wadah (kontainer) plastik, yaitu galon air mineral. Pengolahan limbah organik
dilakukan dengan metode fermentasi dengan menggunakan air dan molase atau
gula merah sebagai sumber karbon mikroorganisme yang mendekomposisi
potongan sisa buah dan sayur dalam menghasilkan Eco Enzyme. Pembuatannya
dapat menggunakan kontainer atau wadah yang terbuat dari plastik, penggunaan
wadah kaca dapat menyebabkan wadah pecah akibat aktivitas mikroba fermentasi.
Cara kerja eco-fermentasi yaitu dengan memasukkan 3 bagian bahan sisa
buah dan sayur kedalam kontainer yang berisi 10 bagian air (60% dari isi galon)
yang sebelumnya sudah ditambahkan 1 bagian molase. Setelah semua bahan terisi
wadah hingga mencapai 80% dari wadah galon ditutup untuk selanjutnya di
fermentasi selama 3 bulan, dan tidak lupa ditulisi tanggal pembuatan. Selama 1
bulan pertama, tutup galon dibuka setiap hari sekitar 5 detik yang bertujuan untuk
membebaskan gas hasil fermentasi. Hasil akhir fermetasi akan diperoleh cairan Eco
Enzyme.
16
membagikan leaflet materi, memberikan sosialisasi kepada peserta mengenai
pembuatan pupuk kompos.
Bahan yang digunakan pada pembuatan pupuk kompos sebagai berikut:
1. Sampah nitrogen seperti sampah organic rumah tangga (buah, sayur dan lain-
lain)
2. Sarung tangan
3. Compos bag
19
F. Penyuluhan DAGUSIBU Antibiotik
20
BAB V
HASIL YANG DICAPAI DAN PEMBAHASANNYA
.
Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah suatu bentuk pendidikan dengan cara
memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa untuk hidup di tengah-tengah
masyarakat di luar kampus dan secara mengidentifikasi serta menangani masalah-
masalah yang dihadapi. Kegiatan KKN kelompok 1 Tematik STIKSAM 2022
telah dilaksanakan di Kelurahan Selili, Kecamatan Samarinda. Kegiatan KKN
telah berjalan dengan lancar berkat kerjasama yang baik antara Mahasiswa KKN
dengan masyarakat Kelurahan Selili. Secara umum program kerja yang telah
disusun sebelum pelaksanaan KKN dapat terlaksana dengan baik walaupun ada
beberapa kendala yang mengakibatkan beberapa program kerja dilaksanakan tidak
sesuai perencanaan. Berdasarkan kegiatan yang telah dilaksanakan maka hasil
yang dicapai setelah pelaksanaan Kegiatan Program Kerja KKN yang dilakukan
oleh mahasiswa/i STIKSAM yang dilaksanakan pada bulan Agustus Dihasilkan
pencapaian sebagai berikut:
21
dilaksanakan pada Jumat, 26 Agustus 2022 di depan langgar At-Taubah RT 22.
Program kerja KKN dilaksanakan, jam 16.00 sampai 18.00 berjalan sukses dan
lancar. Indikator pelaksanaan kegiatan ini adalah disediakannya 6 jenis TOGA
untuk dijadikan contoh penanaman yang dapat dilihat pada Lampiran 2, serta
diberikan materi mengenai pemanfaatan TOGA tersebut. Hal ini diharapkan agar
Ibu-ibu PKK dan Dasawisma tertarik mengajak masyarakat lainnya untuk
membudidayakan TOGA di setiap rumah.
Dalam penyampaian materi pemanfaatan TOGA, metode sosialisasi adalah
metode yang paling efektif untuk memperluas capaian pelaksanaan program kerja
ini, serta memberikan demonstrasi mengenai penanaman TOGA sehingga para
peserta yang mengikuti program tersebut dan diharapkan dapat mengaplikasikan
pengetahuannya dalam kehidupan sehari-hari. Pemberian bibit TOGA juga
menjadi hal efektif dimana Ibu PKK dan Dasawisma tidak hanya mengetahui cara
pemanfaatannya saja namun juga dapat membudidayakan TOGA untuk
pemeliharaan kesehatan dan pengobatan penyakit. Tercapainya kegiatan ini sesuai
dengan perencanaan sebelumnya.
B. Penyuluhan dan Pelatihan Pembuatan Eco Enzyme
Pelaksanaan program kerja Penyuluhan dan Pelatihan Pembuatan Eco
Enzyme berhasil dilaksanakan pada hari Senin, 15 Agustus 2022 bertempat di
rumah Ibu RT. 22 dari pukul 20.00-21.00 berlangsung sukses dan lancar. Tujuan
program ini dilaksanakan adalah sebagai upaya untuk memberikan solusi program
penanganan sampah organik secara tuntas yang beredar di masyarakat yang
diubah menjadi Eco Enzyme. Eco Enzyme adalah hasil dari fementasi limbah
dapur organiik seperti kulit buah-buahan dan syuran, gula (gula merah) dan air.7
Program ini diharapkan dapat memberi lebih banyak manfaat untuk banyak pihak
dan nantinya kegiatan ini terutama untuk ibu rumah tangga akan lebih inovatif dan
kreatif dalam mengolah sampah organik dengan mengurangi penumpukan sampah
pada tempat pembuangan akhir.
7
Viana, M.P., Tia, R., Frida, P. “Manfaat Eco Enzyme Pada Lingkungan Hidup Serta Workshop
Pembuatan Eco Enzyme”, Darmacitya : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, Vol. 1 No. 1
(2021), 23.
22
Sebelum kegiatan ini dilakukan, semua anggota kelompok mendatangi
pihak mitra yaitu Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timur yang
berlokasi di Jl. MT. Haryono No.18, Air Putih, Kec. Samarinda Ulu, Kota
Samarinda, untuk mendapat arahan dan materi mengenai proses pembuatan Eco
Enzyme dan manfaat yang didapatkan. Pada kegiatan ini kelompok menyediakan
bahan-bahan yang diperlukan seperti sampah dapur berupa sisa kulit buah yang
sudah tidak digunakan, air dan molase. Adapun kegiatan ini dihadiri oleh ibu- ibu
sekitar serta kumpulan remaja RT. 22 yang keseluruhan berjumlah 15 peserta.
Pelaksanaan kegiatan inti terdiri dari beberapa tahapan acara, yaitu
pembukaan acara oleh ketua kelompok, pelaksanaan acara oleh pemateri, sesi
tanya jawab, dan penutupan. Pembukaan materi dimulai dari pengenalan
pengolahan sampah organik sisa buah dan sayur rumah tangga dengan proses eco-
fermentasi yang dapat menghasilkan cairan serba guna, salah satunya dapat
digunakan sebagai pupuk eco-enzyme merupakan solusi dalam mengurangi
sampah rumah tangga sekaligus dapat juga mengurangi penggunaan pupuk kimia
pada tanaman budidaya tanaman. Setelah pemaparan materi selesai dilakukan
demo pembuatan Eco Enzyme yang dapat dilihat pada Lampiran 2, peserta terlihat
sangat antusias memperhatikan setiap tahapan pembuatan. Demo dilakukan
dengan menggunakan galon air mineral 5L, sehingga perbandingan yang
digunakan molase 300 g , bahan organik 900 g dan air 3000 ml (1:3:10). Tidak
lupa setelah pembuatan selesai dilakukan pada galon ditulisi tanggal pembuatan
dan tanggal panen terhitung 3 bulan dari tanggal pembuatan.
Hasil fermentasi sisa buah dan sayur yang menghasilkan pupuk cair eco-
enzyme yang dapat digunakan sebagai bahan penyubur tanah juga berfungsi
sebagai bahan desinfektan dan lainnya dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu
Ampasnya juga masih dapat dijadikan pupuk organik. manfaat lain dari Eco
Enzyme yaitu dapat digunakan sebagai obat kumur, merendam sayur dan buah,
pembersih toilet, hand sanitizer, dan membersihkan kandang hewan dengan
komposisi yang telah ditentukan.
23
Gambar 1. Leaflet Eco Enzyme
Gambar diatas merupakan leaflet yang dibuat untuk menunjang kegiatan
penyuluhan dan pelatihan EE. Dalam leaflet tersebut menjelaskan beberapa point
mengenai alat dan bahan yang diperlukan, perbandingan bahan yang digunakan
serta langkah pembuatan dan komposisi penggunaan cairan Eco Enzyme
berdasarkan fungsinya masing-masing.
24
di mulai dari pemaparan materi, menyebarkan leaflet dan demo pembuatan pupuk
kompos. Selama melaksanakan kegiatan program kerja KKN kegiatan di sambut
dengan sangat antusias oleh ibu-ibu PKK dan Dasawisma, mulai dari
penyampaian materi sampai proses pembuatan pupuk kompos di ikuti oleh 54
warga dari ibu- ibu dasawisma.
Kegiatan pembuatan pupuk kompos dapat dilihat di Lampiran 2, cara
pembuatannya yaitu menyiapkan ember, mencacah sayuran, menyiapkan air gula
dengan perbandingan 1:1 gula yang di pakai 300 g dan air 30 ml, ambil EM4
(mol) dengan takaran 2- 24 tutup botol menggunakan kira kira 300 ml, masukkan
sayuran yang sudah dicacah, masukkan kulit nanas, jeruk, kulit pepaya, lalu
masukkan piring telur, air gula, tambahkan sedikit tanah, masukkan air EM4, lalu
diaduk, masukkan daun kering, lalu diaduk. Perhatikan kelembapan campuran
bahan tidak boleh terlalu basah di biarkan 1 minggu, sesekali diaduk, dibiarkan
kembali selama 1- 2 bulan.
Jika hasil kompos becek dan menimbulkan bau, tambahkan dengan
sampah karbon seperti daun kering dan lanjutkan proses fermentasi. Jika hasil
kompos kering tambahkan sampah nitrogen air/ air cucian beras. Hasil akhir
fermentasi akan diperoleh cairan pupuk kompos. Hasil yang dicapai dari
pelaksanaan program kerja KKN ini adalah warga lebih mengetahui cara
menerapkan pemanfaatan limbah rumah tangga. Program kerja KKN berjalan
dengan sangat baik dengan mendapat respon yang positif dan antusias dari warga.
25
tradisional. Besarnya potensi kesehatan dan kimia atau gizi yang terkandung
dalam jahe menggunga peneliti untuk mencoba menuangkan inovasi menciptakan
produk yaitu minuman kesehatan berbentuk serbuk instan dengan memanfaatkan
jahe.
26
minuman serbuk jahe instan dapat dengan mudah untuk dinikmati rasa dan
khasiatnya. Hasil yang dicapai dari pelaksanaan program kerja KKN ini adalah
warga dapat mengetahui cara pembuatan serbuk jahe, manfaat yang dihasilkan
setelah mengomsumsi serbuk jahe dan pemanfaatan tanaman TOGA. Program
kerja KKN berjalan dengan sangat baik dengan mendapat respon yang positif dan
antusias dari warga.
27
3. Siswa mampu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dilingkungan
sekolah maupun di lingkungan keluarga.
4. Pada tahap selanjutnya, siswa diharapkan menjadi agen perubahan untuk
menyebarkan pengetahuan tentang PHBS pada lingkungan keluarga dan
masyarakat luas.
28
tentang obat.8 Materi pertama mengenai cara mendapatkan obat antibiotik (DA).
Harus memperhatikan golongan obat, antibiotik termasuk golongan obat keras dan
hanya bisa didapatkan di Apotek dan Fasilitas Kesehatan. Harus dengan resep
dokter, karena beda bakteri maka berbeda antibiotik dokter yang akan memilihkan
antibiotik yang tepat sesuai dengan penyakit dan selalu memperhatikan tanggal
kadaluarsa.
Materi selanjutnya mengenai cara menggunakan obat (GU). Dalam
menggunakan obat masyarakat perlu memperhatikan petunjuk penggunaan obat,
baik yang tertera pada kemasan maupun berdasarkan informasi yang diperoleh
dari tenaga kesehatan. Masyarakat harus menanyakan waktu dan jumlah yang
harus digunakan, cara pemakaian yang benar sesuai kondisi (ibu hamil atau
menyusui), boleh atau tidaknya digunakan bersamaan dengan obat lain, dan
antibiotik harus dihabiskan. Jika tidak memahami petunjuknya diharapkan
bertanya kepada apoteker atau dokter.
Penjelasan tata cara penyimpanan (SI) bertujuan agar masyarakat dapat
menyimpan obat- obatan sesuai dengan tempat penyimpanan yang tertera pada
kemasan. Penyimpanan obat yang tepat dan benar dapat membantu memastikan
obat bekerja sebagaimana mestinya serta mencegah keracunan. Beberapa kondisi
penyimpanan yang perlu diperhatikan yaitu panas, udara, cahaya, dan
kelembagaan dapat merusak obat. Penyimpanan obat dapat dilakukan di tempat
sejuk dan kering dimana anak-anak tidak dapat melihat atau menjangkaunya dan
selalu menyimpan obat pada kemasan/wadah aslinya beserta etiket.
Cara membuang obat (BU) yaitu meliputi cara mengenali ciri obat yang
rusak dan cara pembuangan obat yang tepat. Masyarakat diharapkan dapat
mengetahui kerusakan obat jika telah mengalami perubahan warna, tekstur, bau
walaupun belum kadaluarsa, obat tetes mata yang sudah terbuka lebih dari satu
bulan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan masyarakat dalam membuang obat
yaitu menyingkirkan obat yang tidak digunakan dengan aman dan segera :
memeriksa tanggal kadaluarsa, menghilangkan label obat, hancurkan obat
8
UPK KEMENKES “Apa itu DAGUSIBU” https://upk.kemkes.go.id/new/detail-foto/apa-itu-
dagusibu (diakses pada 17 September 2022, pukul 13.47).
29
berbentuk padat, antibiotik cair dibuang dengan wadah yang diencerkan terlebih
dahulu kemudian selanjutnya dibuang ke wadah tertutup rapat (tempat sampah).
Beberapa hal penting yang disampaikan mengenai antibiotik yaitu :
1. Jika tidak perlu antibiotik, jangan gunakan antibiotik!
2. Antibiotik harus dihabiskan!
3. Bertanya sebelum minum obat!
4. Segera ke dokter jika terjadi alergi!
Diskusi dan tanya jawab dilakukan setelah pemberian materi untuk
mengetahui pengetahuan dan pemahaman masyarakat terkait materi yang
disajikan. Sesi tanya jawab terlaksana cukup baik terlihat dari antusias peserta
kegiatan yang memberikan beberapa pertanyaan. Pertanyaan yang diajukan
peserta memberikan gambaran mengenai rasa ingin tahu masyarakat dalam hal
mendapatkan antibiotik di warung warung sekitar dan penggunaan antibiotik
tanpa resep dokter. Hal ini diharapkan memberikan tambahan pengetahuan dan
pemahaman kepada masyarakat untuk mencegah kesalahan penggunaan obat
terutama di lingkungan keluarga.
30
DAFTAR PUSTAKA
Qolbiyani, I., et al. 2021. Persepsi dan Identifikasi Kegiatan Pemanfaatan Air
Sungai Mahakam Oleh Masyarakat Kelurahan Selili Kota Samarinda.
Prosiding SIKMA 9, Vol. 2 , pp.112-121.
Prasetio, V.M., Ristiawati, T., Philiyanti, F. 2021. Manfaat Eco Enzyme Pada
Lingkungan Hidup Serta Workshop Pembuatan Eco Enzyme.
Darmacitya : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, Vol. 1(1), pp. 21-
29.
UPK KEMENKES “Apa itu DAGUSIBU” https://upk.kemkes.go.id/new/detail-
foto/apa-itu-dagusibu (diakses pada 17 September 2022, pukul 13.47).
Sari, S.M., Ennimay, Rasyid, T.A., 2019. Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga
(TOGA) Pada Masyarakat. DINAMISIA - Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat, Vol. 3 special issue, pp. 1-7.
31
Nurfajriah, et al. 2021. Pelatihan Pembuatan Eco-Enzyme Sebagai Usaha
Pengolahan Sampah Organik Pada Level Rumah Tangga. Jurnal Ikraith-
Abdimas, Vol. 4(3), pp. 194-197.
Rosnina, AG., Wirda Z., Nilahayati, Sartika A.D. dan Zuriani. 2022. Aplikasi
Pupuk Eco-Enzyme Pada Lahan Marginal Di Desa Reuleut Barat Muara
Batu Aceh Utara. GSS, Vol. 4(1), pp 78-83.
Zul Bayu, L.O.M.A., Nasir, N.H., Awaliyah, N.H., 2021. Edukasi DAGUSIBU
(Dapatkan, Gunakan, Simpan dan Buang) Obat di Desa Puasana,
Kecamatan Moramo Utara, KAbupaten Konawe Selatan. Jurnal Mandala
Pengabdian Masyarakat, Vol. 2(2), pp. 46-51
32
LAMPIRAN
33
Lampiran 2. Foto-Foto Kegiatan
Pelaksanaan
kegiatan
penyuluhan
DAGUSIBU
Antibiotik
34
Pelaksanaan
kegiatan
Penyuluhan
Perilaku
Hidup Sehat
dan Bersih
(PHBS) di
SDN 004
35
Pelaksanaan
Kegiatan
Penyuluhan
& Pelatihan
Eco Enzyme
36
37
Pelaksanaan
Kegiatan
Penyuluhan
dan Pelatihan
Pembuatan
Serbuk Jahe
38
Pelaksanaan
Kegiatan
Penyuluhan
dan Pelatihan
Pembuatan
Pupuk
Kompos
39
Pelaksanaan
Kegiatan
Pembuatan
Kebun
Percontohan
Tanaman
Obat
Keluarga
(TOGA)
40
41
42
Lampiran 3. Perizinan
43
44
45
46
Lampiran 4. Laporan Bimbingan Lapangan
Lampiran 5. Nota dan kwitansi anggaran biaya pelatihan dan penyuluhan serbuk
jahe instan
47
Lampiran 6. Nota dan kwitansi anggaran biaya pelatihan dan penyuluhan TOGA
48
Lampiran 7. Nota dan kwitansi anggaran biaya penyuluhan DAGUSIBU
Antibiotik
49
Lampiran 8. Nota dan kwitansi anggaran biaya penyuluhan dan Pelatihan
Ecoenzyme
50
51
Lampiran 10. Nota dan kwitansi anggaran biaya penyuluhan dan pelatihan pupuk
kompos
52
Lampiran 11. Leaflet
Cara
Pembuatan
Ecoenzyme
Cara
Pembuatan
Serbuk Jahe
53
DAGUSIBU
Antibiotik
54
Lampiran 12. Poster (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) PHBS
55
Lampiran 13. Spanduk
Ppt Program
kerja
DAGUSIBU
Antibiotik
Ppt Program
Kerja
Perilaku
Hidup Bersih
dan Sehat
(PHBS)
56
Ppt Program
Kerja
Pembuatan
Eco Enzym
Ppt Program
Kerja
Pembuatan
Serbuk Jahe
Ppt Program
Kerja
Pembuatan
Pupuk
Kompos
57
Ppt Program
Kerja Kebun
Percontohan
Tanaman
obat Keluarga
(TOGA)
58