Anda di halaman 1dari 4

Prinsip Kerja AAS

Spektrofotometri serapan atom adalah suatu metode analisis yang digunakan untuk
mendeteksi atom-atom logam dalam fase gas. Metode ini seringkali mengandalkan nyala
untuk mengubah logam dalam larutan sampel menjadi atom-atom logam berbentuk gas yag
digunakan untuk analisis kuantitatif dari logam dalam sampel (Bender, 1987). Prinsip dari
spektofotometer serapan atom adalah atom-atom pada keadaan dasar (ground state) mampu
menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu, yang pada umumnya adalah panjang
gelombang radiasi yang akan dipancarkan atom-atom itu bila tereksitasi dari keadaan dasar.

Jika pada cahaya dengan panjang gelombang tertentu dilewatkan nyala yang
mengandung atom dalam keadaan dasar dan bebas maka banyaknya penyerapan akan
berbandig lurus dengan banyaknya atom keadaan dasar dan bebas yang berada dalam nyala
(Bassett, 1994).

Intensitas awal cahaya yang ditembakkan pada atom akan berkurang karena adanya absorbsi
oleh atom, kemudian cahaya tersebut akan diteruskan pada detektor. Besarnya selisih
intensitas cahaya awal dengan intensitas cahaya yang terbaca oleh detektor akan
menunjukkan jumlah atom yang menyerap cahaya awal. Dasar analisis menggunakan teknik
spektrofotometri serapan atom adalah bahwa dengan mengukur besarnya absorbsi oleh atom
analit, maka konsentrasi analit tersebut dapat ditentukan (Beaty, 1993).
Instrumentasi AAS

Pada dasarnya instrumen AAS terdiri dari tiga unit utama, yaitu sumber cahaya,
wadah sampel, dan unit pengukur intensitas cahaya.

Jika diuraikan lebih detail maka instrumen AAS dapat tergambar sebagai berikut (Beaty,
1993) :

Sumber sinar yang lazim dipakai adalah lampu katoda berongga (hollow cathoda
lamp). Lampu ini terdiri atas tabung kaca tertutup yang mengandung suatu katoda dan anoda.
Katoda berbentuk silinder berongga yang terbuat dari logam atau dilapisi dengan logam
tertentu. Tabung logam ini diisi dengan gas mulia (neon atau argon). Bila antara anoda dan
katoda diberi selisih tegangan yang tinggi (600 volt), maka katoda akan memacarkan berkas-
berkas elektron yang bergerak menuju anoda yang mana kecepatan dan energinya sangat
tinggi. Elektron-elektron dengan energi tinggi ini dalam perjalanannya menuju anoda akan
bertabrakan dengan gas-gas mulia yang diisikan tadi. Akibat dari tabrakan-tabrakan ini
membuat unsur-unsur gas mulia akan kehilangan elektron dan menjadi bermuatan positif.
Ion-ion gas mulia yang bermuatan positif ini selanjutnya akan bergerak ke katoda dengan
kecepatan dan energi yang tinggi pula. Pada katoda terdapat unsur-unsur yang sesuai dengan
unsur yang dianalisis. Unsur-unsur ini akan ditabrak oleh ion-ion positif gas mulia. Akibat
tabrakan ini, unsur-unsur akan terlempar ke luar dari permukaan katoda. Atom-atom unsur
dari katoda ini mungkin akan mengalami eksitasi ke tingkat energi-energi elektron yang lebih
tinggi dan akan memancarkan spektrum pencaran dari unsur yang sama dengan unsur yang
akan dianalisis (Rohman, 2007).
Dalam analisis dengan spektrofotometri serapan atom, sampel yang akan dianalisis
harus diuraikan menjadi atom-atom netral yang masih dalam keadaan azas (Rohman, 2007).
Pada wadah sampel, pemberian energi panas yang sesuai akan memastikan atom analit
berada dalam keadaan azas dan mampu memecah senyawa kimia menjadi atom-atom bebas.
Keadaan diatas akan memungkinkan atom untuk menyerap cahaya dari sumber cahaya
(Beaty, 1993).

Monokromator dimaksudkan untuk memisahkan dan memilih panjang gelombang


yang digunakan dalam analisis. Dalam monokromator terdapat chopper (pemecah sinar),
suatu alat yang berputar dengan frekuensi atau kecepatan perputaran tertentu (Rohman,
2007). Detektor digunakan untuk mengukur intensitas cahaya yang melalui tempat
pengatoman (Rohman, 2007).
Readout merupakan suatu alat penunjuk atau dapat juga diartikan sebagai pencatat
hasil. Hasil pembacaan dapat berupa angka atau berupa kurva yang menggambarkan
absorbansi atau intensitas emisi (Rohman, 2007)

Cold Vapour AAS (CVAAS)

CVAAS merupakan teknik yang banyak digunakan untuk analisis merkuri. Teknik ini
pada dasarnya memiliki prinsip kerja yang sama dengan AAS pada umumnya. Yang
membedakan adalah pada karakter merkuri yang dapat berada dalam keadaan azas dan bebas
pada suhu ruang. Kondisi tersebut menyebabkan CVAAS tidak memerlukan pemanasan
untuk atomisasi analitnya (merkuri) (Beaty, 1993).

Pada CVAAS sampel merkuri dilarutkan dalam asam, yang menjadikan merkuri
berada dalam bentuk ion (Hg2+). Sampel kemudian direaksikan dengan senyawa pereduksi
seperti SnCl2 untuk menghasilkan atom merkuri yang bebas dan dalam keadaan azas,
sehingga dapat mengabsorpsi energi dari sumber cahaya. Atom merkuri bebas kemudian
direaksikan dengan gas pembawa (misal argon) dalam suatu tabung tertentu (bubbling),
kemudian gas pembawa dan atom merkuri dialirkan dalam suatu tube yang akan membawa
atom merkuri dalam wadah sampel (Beaty, 1993).

Anda mungkin juga menyukai