Anda di halaman 1dari 21

BAB I

Pendahuluan

Bahan aktif farmasi tersedia dalam beberapa bentuk padat yang


berbeda, termasuk polimorf, solvat, hidrat, garam, cocrystals dan padatan
amorf . Setiap bentuk memiliki sifat fisikokimia yang unik yang dapat
memberikan pengaruh dalam efektivitas produk farmasi, seperti bioavailabilitas,
stabilitas fisikokimia , dan manufakturabilitas. Oleh karena itu, skrining bentuk
padat dari bahan aktif farmasi dan karakterisasi secara menyeluruh dalam
mengindentifikasi bahan aktif farmasi merupakan hal yang kritis dalam memilih
bahan aktif farmasi yang nantinya akan memperlihatkan sifat yang tepat untuk
produk farmasi tertentu.
Salah satu masalah dalam karakterisasi bentuk padat solvate dan hidrat,
adalah beberapa solvat ditransformasikan ke bentuk desolvat dan struktur
kristal mereka berbeda dari struktur kristal solvat yang asli atau menjadi bentuk
amorf setelah desolvasi. Dalam kasus terakhir, struktur isomorfik antara solvat
dan desolvates sering membutuhkan beberapa analitis teknik untuk memahami
sifat dari solvat tersebut. Selain itu, beberapa solvat yang mudah kehilangan
pelarut pada suhu lingkungan dapat diabaikan kecuali tindakan pencegahan
khusus yang diambil untuk menjaga komposisi mereka.
Sebuah solvat yang mempertahankan pola kristal asli setelah desolvasi
memiliki struktur terowongan. Struktur terowongan ini diisi dengan molekul
pelarut dan struktur dipertahankan selama proses desolvation. Berbagai sifat
fisikokimia spesifik untuk jenis solvat ini yang menggambarkan struktur
terowongan telah dilaporkan, terrmasuk non stoikiometrik solvasi / desolvation,
ketidakstabilan setelah desolvation, pola kristal lambat relaksasi setelah
desolvation, dan isomorphism antara solvat dari senyawa yang sama.
MA-2029, N-etil-(4-fl uoro-N-methyl-L-phenylalanyl-N-methyl-L-valyl)-3-
tert-butyl-L-tyrosinamide, ditunjukkan pada Gambar. 1, dikembangkan sebagai
antagonis reseptor motilin aktif secara oral. Dalam skrining MA-2029, beberapa
kandidat garam ditemukan dalam bahan aktif farmasi MA-2029 . Kristal
hidroklorida MA-2029 dikristalisasi dari asetonitril/air dan etil asetat/air yang
diduga solvate yang dilarutkan ketika mempertahankan pola kristal asli mereka
dan terlarut setelah proses desolvasi. Oleh karena itu, beberapa pemeriksaan
fisikokimia dan determinasi struktur kimia dilakukan dengan seksama untuk
mengetahui sifat desolvasi dan hidrasi.
BAB II
Material dan metode

2.1. Material
MA-2029 hidroklorida diperoleh dari Laboratorium Penelitian Fuji-
Gotemba Chugai Pharmaceutical Co, Ltd. Semua bahan kimia lain yang
digunakan adalah reagent grade.
2.2. Persiapan hidroklorida MA-2029 solvat, desolvates dan hidrat
MA-2029 hidroklorida solvat disiapkan dari asetonitril/air (20: 1) dan etil
asetat yang dijenuhkan dengan air melalui pendinginan dari 60 ° C ke suhu
kamar. Desolvates dibuat dengan cara pengeringan vakumsolvat pada 50 ° C
dalam waktu 6 jam. Hidrat dibuat dari paparan solvat yang dilarutkan dari
asetonitril / air 75% RH pada suhu kamar semalam.
2.3. Powder X-ray diffraction (PXRD)
Pola PXRD diperoleh dengan menggunakan PANalytical X ' Pert-Pro
MPD Powder X-ray sistem difraksi dilengkapi dengan sumber radiasi Cu Kα
yang beroperasi pada 40 mA kV/50 dan tingkat scan 0,1 ° / s. Sistem yang
sama dilengkapi dengan pemasangan suhu Anton Paar TTK atau pemasangan
kelembaban VTI digunakan untuk mengukur pola PXRD selama pemanasan
dan pada berbagai tingkat kelembaban relatif. Tingkat pemanasan adalah 5 ° C
/ menit dan suhu selama pengukuran PXRD harus di atur konstan. Untuk
pengukuran di berbagai tingkat kelembaban relatif, sampel dicampur dengan
NIST #675 standar sudut rendah untuk mengoreksi setiap 2θ
perpindahan error dan digunakan tingkat scan 0,01 ° / s.
2.4. Penentuan struktur Kristal
Kristal tunggal di pasang pada fiber kaca tipis yang di lapisi dengan
paraffin cair untuk mencegah desolvasi dari Kristal tunggal. Pengumpulan data
menggunakan Rigaku AFC7R 4 siklus difraksi dengan monokromator graphit
Mo Kα sumber radiasi 293 K. 3 standar refleksi di ukur setiap 200 refleksi dan
menunjukkan tidak adanya variasi yang signifikan (< ± 1%). Scan 20-ω
digunakan untuk pengumpulan data dan Lorentz dan koreksi polarisasi yang
diterapkan. Struktur di selesaikan dengan metode langsung menggunakan
SHELX-86 dan di sempurnakan dengan menggunakan teXsan Struktur
Molecular. Atom H dari kelompok hidroksil pada bagian tirosin di tempatkan
pada peta yang berbeda. Atom H yang lain ditempatkan secara geometris
kecuali untuk atom H air. Semua atom H membatasi selama perbaikan.
2.5. Penyerapan uap lembab/desorpsi isotherm
Penyerapan uap lembab/desorpsi isotherm pada 25 oC di ukur dengan
menggunakan sistem pengukuran permukaan DVS-1 instrumen penyerapan
uap dinamis. Data penyerapan dan desorpsi di kumpul pada rentang
kelembaban relative 5% sampai 98% dengan criteria equilibrium kurang dari
0,002%/menit perubahan berat.
2.6. Differential thermal colorimetry (DSC)
Pengukuran DSC dilakukan dengan menggunakan Seiko Instrument
DSC6200 differential scanning calorimeter. Sekitar 5 mg sampel ditimbang ke
dalam panic aluminium kemudian di panaskan pada 1-20 oC/min dari suhu
lingkungan sampai 210 oC.
BAB III
Hasil dan Diskusi

3.1. Desolvasi solvates MA-2029 hydroclorida


Perubahan pada pola PXRD sebelum dan sesudah pengeringan vakum
memberikan indikasi pertama bahwa kristalisasi sampel MA2029 hydroclorida
dari acetonitril/air dan etil asetat/air adalah solvate. Seperti yang ditunjukkan
Gambar 2, pola PXRD setiap kristal dari larutan ini berubah setelah
pengeringan vakum. Namun, pola PXRD pada setiap Kristal sebelum dan
sesudah pengeringan vakum adalah serupa, terutama pada sudut difraksi
rendah. Perubahan pada pola PXRD disebabkan oleh pengeringan vakum yang
mengindikasikan bahwa selain menjadi solvate, Kristal ini kehilangan molekul
pelarut selama proses pengeringan vakum dan berubah menjadi desolvat tanpa
adanya perubahan signifikan pada pola geometris molekul Kristal. Selain itu,
pola PXRD kedua solvate dalam bentuk solvate tersebut serupa dan pola
PXRD solvate dalam bentuk desolvate serupa. Dari hasil ini, di asumsikan
bahwa kedua solvate memiliki parameter pola geometris molekul yang sama
dan sama dengan konformasi MA-2029 dan memiliki struktur yang berbentuk
terowongan yang di isi dengan molekul pelarut yang dipertahankan selama
proses desolvasi. Oleh karena itu, solvate ini akan menunjukkan pola PXRD
yang sama walaupun memiliki pelarut yang berbeda pada pola geometris
Kristal dan akan berubah menjadi desolvate yang sama dengan perbedaan
yang kecil pada pola PXRD.
Gambar 2. Pola difraksi Powder X-ray dari MA-2029 hydroclorida bentuk Kristal
solvate dari : (a) acetonitril/air sebelum pengeringan vakum, (b) acetonitril/air
setelah pengeringan vakum, (c) etil asetat jenuh dengan air sebelum
pengeringan vakum, (d) etil asetat jenuh dengan air setelah pengeringan vakum

3.2. Struktur Kristal solvate MA-2029 hydroclorida


Penentuan struktur Kristal dilakukan untuk mengkonfirmasi asusmsi
yang berasal dari pengukuran PXRD. Struktur Kristal solvate berada di
kelompok ruang tetragonal yang sama, P4 1212, dengan parameter pola
geometris molekul yang sama diperlihatkan pada Tabel 1. Selain itu, molekul
MA-2029 pada solvate ini memiliki konformasi yang sama dan ikatan hydrogen
dengan molekul pelarut diperlihatkan pada Gambar 3, Tabel 2 dan Tabel 3.
Unit asimetrik dari kedua solvate mengandung satu MA-2029 hydroclorida, satu
molekul pelarut dan ½ molekul air yang hadir pada posisi tertentu. Oleh karena
itu, solvate ini diidentifikasi sebagai acetonitrile solvated hemihydrates atau etil
asetat solvated hemihydrates. Ikatan hydrogen geometris dari solvate MA-2029
hydroclorida dapat dilihat di Tabel 4. Atom N(5) dari molekul acetonitril dan
atom O(6) dari molekul etil asetat sama dengan bentuk ikatan hydrogen N(3)-H
dari molekul MA-2029 sebagai ikatan hydrogen akseptor. Molekul air terikat
dengan 2 atom klorida dari molekul hydroclorida melalui ikatan hydrogen.
Struktur Kristal solvate memiliki struktur yang berbentuk terowongan
lurus sepanjang c-axis dari pola geometris molekul, diperlihatkan pada Gambar
4. Molekul air terletak di tengah terowongan. Molekul pelarut terletak di kantong
pada tepi terowongan, lihat Gambar 5. Kantong ini memberikan ruang
diterowongan untuk molekul pelarut dan membentuk pola zigzag sepanjang
terowongan. N(3)-H dari molekul MA-2029 yang terikat dengan molekul air
melalui ikatan hydrogen yang berada pada kantong dan berperan penting pada
proses pelarutan. Klasifikasi sederhana dari solvate berdasarkan strukturnya
terbagi ke dalam 2 jenis yaitu clarathes dan co-crystal. Berdasarkan klasifikasi,
solvate ini termasuk dalam jenis clarathes dimana molekul ini memiliki channel,
lapisan atau struktur 3D yang di isi oleh molekul tamu dengan atau tanpa
tambahan ikatan hydrogen lemah.
Gambar 3. Konformasi MA-2029 dan molekul pelarut pada MA-2029
hydroclorida acetonitril solvate hemihydrat (A) dan etil asetat solvate
hemihydrat (B)
Gambar 4. Diagram MA-2029 hydroclorida acetonitril solvate hemihydrat : MA-
2029 dan molekul clorida diperlihatkan sepanjang c-axis (A), molekul pelarut
diperlihatkan sepanjang c-axis (B) dan molekul pelarut sepanjang a-axis (C).
Gambar 5. Tempat kantong molekul acetonitril pada struktur terowongan MA-
2029 hydroclorida acetonitril solvate hemihydrat.

3.3. Hidrasi MA-2029 hydroclorida desolvate


Diharapkan bahwa terowongan kosong pada desolvate MA-2029
hydroclorida yang ditahan setelah desolvasi akan menyebabkan hidrasi
nonstoichiometrik pada desolvate tersebut. Pada kenyataannya, higroskopitas
nonstoichiometrik dari desolvate jelas berasal dari penyerapan isothermal uap
lemban, ditunjukkan pada Gambar 6. Perubahan berat yang berulang dari 0
sampai 20% RH dan perubahan berat secara bertahap di atas 20% RH diamati.
9% perubahan berat dari 0 sampai 20% RH sesuai dengan hidrasi sekitar 3
molekul air dan 4% perubahan berat dari 20 sampai 80% sesuai dengan hidrasi
sekitar 1 molekul air.
Gambar 6. Penyerapan isothermal uap lembab MA-2029 hydroclorida desolvat
: (○) sorption, (□) desorption.
Proses hidrasi dari desolvate diperiksa dengan menggunakan
pengukuran PXRD diperlihatkan pada Gambar 7. Intensitas puncak difraksi
pada rentang yang rendah 2 θ menurun dari 0% RH sampai 20% RH. Sudut
puncak difraksi hampir constant dengan kelembaban relative dari 0% RH
sampai 90% RH. Sebagai contoh, perluasan permukaan (1,1,1) dengan hidrasi
yang dalam ca. 0,1 Å, dan perluasan ini sedikit yang teramati untuk seluruh
rentang tingkat kelembaban. Hasil ini menunjukkan bahwa nonstoichiometrik
dan higroskopitas ekstrim pada kelembaban yang rendah karena hidrasi pada
terowongan kosong dari desolvate dan perubahan kecil yang menyertai pada
konformasi molekul MA-2029 dan retensi dari pola geometris molekul Kristal.
Nonstoichiometrik dan tingkat higroskopitas di atas 20% RH mungkin dikaitkan
lebih lanjut dengan hidrasi dari terowongan yang kosong dan adsorpsi pada
permukaan. Untuk memperjelas proses hidrasi ini pada tingkat structural,
penentuan struktur Kristal dari desolvate dan hidrat sangat signifikan. Akan
tetapi, Kristal tunggal dari hidrat sesuai untuk penentuan struktur tidak
ditemukan.
Gambar 7. Pola difraksi Powder X-ray MA-2029 hydroclorida desolvate pada
berbagai tingkat kelembaban relative.

3.4. Dehidrasi termal dan titik lebur MA-2029 hidrat


Luas puncak endotermik antara 30 oC dan 80 oC sesuai dengan dehidrasi MA-
2029 hydroclorida hidrat dan puncak endotermik pada 165 oC (nilai onset)
sesuai dengan titik lebur dehidrat dideteksi dengan pengukuran DSC
ditunjukkan pada Gambar 8. Entalpi dari fusi dehidrat pada tingkat pemanasan
dapat dilihat di Tabel 5, hasilnya menurun karena tingkat pemanasan menurun.
Sifat termal dari dehidrat yang menarik ini diperiksa menggunakan PXRD,
ditunjukkan pada Gambar 9. Dehidrasi hidrat diamati antara 40 oC dan 60 oC
sebagai perubahan kecil pada pola PXRD yang juga diamati pada pengukuran
PXRD pada berbagai tingkat kelembaban relative. Perbedaan yang diamati
pada kisaran suhu dehidrasi antara DSC dan PXRD disebabkan oleh proses
pemanasan yang berbeda. Setelah dehidrasi, kristalinitas secara bertahap
menurun dengan suhu di atas 100 oC, sehingga menyebabkan pengurangan
intensitas dan memperluas puncak difraksi. Penurunan kristalinitas
menunjukkan adanya gangguan dari pola geometris Kristal sebelum peleburan
dehidrat. Oleh karena itu, sesungguhnya entalpi dari fusi dehidrat akan lebih
besar daripada entalpi yang diamati.

Gambar 8. Kurva DSC MA-2029 hydroclorida hidrat. Tingkat pemanasan


10oC/min.
Gambar 9. Pola difraksi Powder X-ray MA-2029 hydroclorida hidrat selama
pemanasan
BAB IV
KESIMPULAN

MA-2029 hydroclorida acetonitril solvate hemihydrat dan etil asetat solvate


hemihydrat ditemukan dalam bentuk clarates yang memiliki struktur berbentuk
terowongan. Struktur terowongan diisi dengan molekul pelarut dan
dipertahankan setelah desolvasi, seperti yang ditunjukkan pengukuran PXRD
dan dikonfirmasi melalui penentuan struktur Kristal. Beberapa sifat fisiko kimia
spesifik yang berhubungan dengan struktur yang berbentuk terowongan :
isomorfisme antara kedua solvate walaupun memiliki pelarut yang berbeda,
hidrasi ke dalam terowongan yang kosong terjadi setelah desolvasi dan
gangguan pola geometris Kristal dehidrat terjadi sebelum peleburan selama
proses pemanasan. Klarifikasi dari sifat unik ini, belum sepenuhnya
diperkenalkan pada penelitian clarate sebelumnya, dan merupakan hal penting
untuk manufaktur dan quality control dari bahan aktif farmasi dan produk
farmasi. Selanjutnya, penelitian ini menunjukkan pentingnya karakterisasi dari
bentuk bahan padat dalam memilih bahan aktif farmasi yang berbentuk padat.

Anda mungkin juga menyukai