Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN

POPULASI, SAMPEL DAN SAMPLING PENELITIAN

Disusun Oleh :
Kelas 6A
Kelompok 5
Husnia Susi Hartati (1130018001)

Fasilitator:
Umi Hanik, drg M,Kes

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2021
MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN
POPULASI, SAMPEL DAN SAMPLING PENELITIAN

Disusun Oleh :
Kelas 6A
Kelompok 5
Husnia Susi Hartati (1130018001)

Fasilitator:
Umi Hanik, drg M,Kes

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Metodologi Penelitian
yang berjudul “Populasi, Sampel, dan Sampling Penelitian ” dapat selesai seperti
waktu yang telah direncanakan. Tersusunnya makalah ini tentunya tidak lepas dari
peran berbagai pihak yang memberikan bantuan secara materil dan spiritual, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Fasilitator mata kuliah Metodologi Penelitian Umi Hanik, drg M,Kes
2. Orang tua yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada kami
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
3. Teman-teman yang telah membantu dan memberikan dorongan semangat
agar makalah ini dapat kami selesaikan.
Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang membalas budi
baik yang tulus dan ikhlas kepada semua pihak yang kami sebutkan di atas. Tak
ada gading yang tak retak, untuk itu kami pun menyadari bahwa makalah yang
telah kami susun dan kami kemas masih memiliki banyak kelemahan serta
kekeliruan baik dari segi teknis maupun non-teknis. Untuk itu penulis membuka
pintu selebar-lebarya kepada semua pihak agar dapat memberikan saran dan kritik
yang membangun demi penyempurnaan penulisan-penulisan mendatang, dan
apabila di dalam makalah ini terdapat hal-hal yang dianggap tidak berkenan dihati
pembaca mohon dimaafkan.

Surabaya , 30 Maret 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL`...................................................................................i
KATA PENGANTAR ...............................................................................ii
DAFTAR ISI ............................................................................................iii
BAB 1 TINJAUAN PUSTAKA..................................................................1
1.1 Definisi Populasi....................................................................................1
1.2 Pembagian Populasi ..............................................................................1
1.3 Kriteria Populasi ...................................................................................2
1.4 Sampel dan Sampling ...........................................................................3
BAB 2 CONTOH PENERAPAN .............................................................11
BAB 3 PENUTUP ....................................................................................13
3.1 Kesimpulan......................................................................................... 13
3.2 Saran .................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................14

iii
BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Definisi Populasi
Populasi adalah subjek yang memenuhi kriteria yang telah
ditetapkan. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya.
Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam
yang lain populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada
subyek/obyek yang dipelajari tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat
yang dimiliki oleh subyek atau hAobyek itu. Contoh, semua klien telah
menjalani operasi jantung di Rumah Sakit Harapan Kita Surabaya.
(Kamariyah & dkk, 2019).
Misalnya akan melakukan penelitiann di sekolah X, maka sekolah
X ini merupakan populasi. Sekolah x mempunyai sejumlah orang/subyek
dan obyek yang lain. Hal ini berarti populasi dalam arti jumlah/kuantitas.
Tetapi sekolah X juga mempunyai karakteristik orang-orangnya, misalnya
motivasi kerjanya, disiplin kerja, kepemimpinannya, iklim organisasinya
dan lain-lain. Populasi juga mempunyai karakteristik obyek yang lain,
misalnya kebijakan, prosedur kerja, tata ruang kelas, lulusan yang
dihasilkan,yang berarti ini populasi dalam arti karakteristik (Kamariyah &
dkk, 2019).

1.2 Pembagian Populasi


Menurut Sastroasmoro & Ismail yang dikutip dalam bahan ajar
metodologi penelitian Kamariyah dkk (2019) pembagian populasi dibagi
menjadi dua yaitu:
a. Populasi target
Populasi target adalah populasi yang memenuhi kriteria sampling
dan sasaran akhir penelitian. Menurut Polit dan Hungler dalam
Kamariyah dkk (2019) populasi target bersifat umum dan biasanya
pada penelitian klinis dibatasi oleh karakteristik demografis (meliputi

1
jenis kelamin dan usia). Misalnya kelompok populasi target klien
diabetes mellitus di Surabaya.
b. Populasi terjangkau
Populasi terjangkau adalah populasi yang memenuhi kriteria
penelitian dan biasanya dapat dijangkau oleh peneliti dari
kelompoknya. Misalnya, semua klien diabetes mellitus yang menjadi
anggota askes di Surabaya. Peneliti biasanya menjadikan sampel pada
populasi target dan diharapkan dapat digunakan untuk mewakili
kelompok populasi klien diabetes mellitus yang ada di Surabaya
(Kamariyah & dkk, 2019).

1.3 Kriteria Populasi


Dalam mendefinisikan populasi, peneliti harus berfokus pada
kriteria yang telah ditetapkan. Dasar pertimbangan penetuan kriteria
populasi meliputi:
a. Biaya. Jika kita ingin meneliti pada populasi suku Dayak, maka
peneliti harus belajar biaya dan bahasa Dayak agar dapat terjadi
interaksi dengan baik. Keadaan tersebut memerlukan waktu yang lama
sehingga juga memerlukan biaya tambahan (Kamariyah & dkk, 2019).
b. Praktik. Kesulitan dalam melibatkan populasi sebagai subjek karena
berasal dari daerah yang sulit dijangkau (misalnya, masyarakat Dayak
tinggal di daerah terpencil di pegubungan) (Kamariyah & dkk, 2019).
c. Kemampuan orang untuk berpartisipasi dalam penelitian. Kondisi
kesehatan seseorang yang menjadi subjek harus dijadikan bahan
pertimbangan dalam penentuan populasi. Misalnya orang dengan
gangguan mental, tidak sadar, dan kondisi mental yang tidak stabil
perlu dikeluarkan sebagai kreteria populasi (Kamariyah & dkk, 2019).
d. Pertimbangan rancangan penelitian. Pada penelitian dengan
menggunakan rancangan eksperimen, maka diperlukan populasi yang
memeiliki kreteria homogenitas dalam upaya untuk mengendalikan
variabel random, perancu dan variabel lainnya yang akan mengganggu
dalam penelitian (Kamariyah & dkk, 2019).

2
1.4 Sampel dan Sampling
1.4.1. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Sampel terdiri dari bagian populasi terjangkau yang
dapat digunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling. Sedangkan
sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi yang dapat
mewakili populasi yang ada (Kamariyah & dkk, 2019).
1. Syarat sampel
a) Representative, sampel yang dapat mewakili populasi yang ada. Untuk
memperoleh hasil/kesimpulan yang menggambarkan keadaan populasi
penelitian, maka sampel yang diambil harus mewakili populasi yang
ada (Kamariyah & dkk, 2019).
b) Sampel harus cukup banyak, semakin banyak sampel, maka hasil
penelitian mungkin akan lebih representative. Meskipun keseluruhan
lapisan populasi telah terwakili, kalau jumlahnya kurang memenuhi,
maka kesimpulan hasil penelitian kurang atau bahkan tidak bisa
memberikan gambaran tentang populasi yang sesungguhnya
(Kamariyah & dkk, 2019).
2. Kriteria sampel
a) Kriteria inklusi, adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu
populasi target yang terjangkau dan akan diteliti (Kamariyah & dkk,
2019).
b) Kriteria eksklusi, adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek
yang memenuhi kriteria inklusi dari studi. Hal ini dikarenakan:
 Terdapat keadaan atau penyakit yang mengganggu intepretasi
hasil
 Dapat mengganggu kemampuan pelaksanaan
 Hambatan etis
 Subjek menolak berpartisipasi

3
1.4.2. Sampling
Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat
mewakili populasi. Teknik sampling merupakan cara yang ditempuh
dalam pengambian sampel agar memperoleh sampel yang benar-benar
sesuai dengan keseluruhan subjek penelitian (Kamariyah & dkk, 2019).
Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian terdapat
beberapa teknik sampling yang digunakan yaitu:
1. Probability Sampling
Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang
memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi
untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi:
a) Simple Random Sampling
Pemilihan sampel dengan cara ini merupakan probabilitas yang paling
sederhana. Untuk mencapai sampling ini setiap elemen diseleksi secara
acak (Kamariyah & dkk, 2019).
b) Stratified Random Sampling
Jenis sampling ini digunakan untuk peniliti untuk mengetahui beberapa
variabel pada populasi yang merupakan hal yang penting untuk
mencapai sampel yang representative. Pada jenis sampling ini harus
diyakini bahwa semua variable yang di identifikasi akan mewakili
populasi (Kamariyah & dkk, 2019).
c) Cluster Sampling
Cluster berarti pengelompokan sampel berdasarkan wilayah atau
lokasi. Jenis sampling ini dapat digunakan dalam dua situasi. Pertama,
jika simple random sampling tidak memungkinkan karena alasan jarak
dan biaya. Kedua, peneliti tidak mengetahui alamat daripopulasi secara
pasti dan tidak memungkinkan menyusun sampling frame (Kamariyah
& dkk, 2019).
d) Systematic Sampling
Pengambilan sampling secara sitematis dapat dilaksanakan jika
tersedia daftar subjek yang dibutuhkan. Jika jumlah populasi adalah
N=1200 dan sampel yang dipilih = 50, maka setiap kelipatan 24 orang

4
akan mengambil sampel (1200 : 50 = 24). Maka sampel yang dipilih
didasarkan pada nomor kelipatan 24, yaitu no. 24, 48, dan seterusnya
(Kamariyah & dkk, 2019).
2. Non Probability Sampling
Non probability samping adalah teknik pengambilan sampel yang
tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota
populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi:
a) Purposive Sampling
Purposive sampling atau disebut juga judgemen sampling adalah suatu
teknik pendapatan sampel dengan cara memilih sampel diantara
populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti , sehingga sampel
tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal
sebelumnya (Kamariyah & dkk, 2019).
b) Consecutive Sampling
Consecutive sampling adalah pemilihan sampel dengan menetapkan
subjek yang memenuhi kriteria penelitian dimasukkan dalam
penelitian sampai kurun waktu tertentu, sehingga jumlah klien yang
diperlukan terpenuhi (Kamariyah & dkk, 2019).
c) Convinience Sampling
Convinience sampling adalah cara penetapan sampel dengan cara
mencari subjek atas dasar hal-hal yang menyenangkan atau
mengenakkan peneliti. Sampling ini dipilih apabila kurangnya
pendekatan dan tidak memungkinkan untuk mengontrol bias. Subjek
dijadikan sampel karena kebetulan dijumpai di tempat dan waktu
secara bersamaan pada pengumpulan data. Dengan cara ini, sampel
diambil tanpa sistematika tertentu, sehingga tidak dapat dianggap
mewakili populasi sumber, apalagi populasi target (Kamariyah & dkk,
2019).
d) Quota Sampling (judgement sampling)
Teknik penentuan sampel dalam kuota menetapkan setiap strata
populasi berdasarkan tanda-tanda yang mempunyai pengaruh besar
terhadap variabel yang akan diselidiki. Kuota artinya penetapan subjek

5
berdasarkan kapasitas/daya tampung yang diperlukan dalam penelitian
(Kamariyah & dkk, 2019).
3. Langkah – langkah dalam proses sampling
a) Menentukan populasi
4 komponen populasi yang perlu diingat yaitu elemen (tempat yang
paling ideal untuk mencari sampel), unit sampling (orang ataupun
tempat yang paling cocok untuk dijadikan sampel penelitian), tempat
(lokasi pengambilan sampel), dan waktu (durasi waktu penelitian).
b) Spesifikasi Kerangka Pengambilan Sampel
Sampling frame atau kerangka pengambilan sampel bertujuan untuk
memaparkan seacara jelas dan melakukan spesifikasi elemen populasi.
c) Menentukan Unit Pengambilan Sampel
Unit sampling merupakan unit dasar pada elemen populasi yang akan
dijadikan sampel. Akan tetapi, terkadang unit sampling dapat berdiri
sendiri sebagai komponen populasi atau merupakan unit sampling pada
elemen populasi.
d) Menentukan Metode Pengambilan Sampel
Metode pengambilan sampel dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu
dengan teknik probabilitas dan non-probabilitas. Dengan
menggunakan teknik probabilitas, setiap individu atau objek pada
suatu populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi
sampel. Sebaliknya, dengan teknik non-probabilitas, hanya individu
pada objek tertentu saja disuatu populasi yang dipilih menjadi sampel.
e) Menentukan ukuran sampel
Dalam menyusun suatu proyek penelitian seringkali timbul pertanyaan
"berapa banyak jumlah sampel yang harus ditetapkan" banyaknya
jumlah sampel yang ditentukan bergantung pada jenis studi,
homogenitas populasi, jenis sampel, serta jumlah dana dan personel
yang tersedia.
f) Mempersiapkan Sampling Plan
Kegiatan ini meliputi memeriksa kelengkapan perangkat lunak dan
perangkat keras.

6
g) Mengambil Sampel
Pemilihan sampel dilapangan sesuai dengan protokol penelitian yang
telah disiapkan

1.4.3. Besar sampel


Untuk menentukan jumlah sampel pada penelitian kesehatan, yang
paling penting diketahui lebih dahulu adalah faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi ukuran sampel, yaitu:
1. Category Outcomes. Bagaimana kategori yang akan dihasilkan oleh
data penelitian. Apakah berupasuatu variabel kuantitatif seperti
presentase dan nilai rata-rata atau variabel kualitatif berupa jawaban ya
atau tidak, hidup atau mati dan sebagainya.
2. Test of hypotesis. Apakah pada penelitian perlu adanya pembuktian
hipotesis atau tidak. Bila ada pembuktian hipotesis terlebih dahulu
rumuskan hipotesa yang akan dibuktikan kemudian tentukan batasan-
batasan untuk menerima atau menolak hipotesa null:
a) Bila ingin menolak suatu hipotesa null, tentukan lebih dahulu
batasan kesalahan atau disebut kesalahan tipe 1 (Alpha Level)
b) Bila menerima suatu hipotesa null, tentukan lebih dahulu batasan
kesalahan atau disebut kesalahan tipe 2 (Beta Level)
3. Power and Confidence Level. Tingkat kebenaran dalam menolak suatu
hipotesa null pada studi disebut power of test (1-β), dan tingkat
probabilitas dalam menerima hipotesa null suatu studi disebut level of
test (1-α).
4. Jenis studi. Apakah jenis studi yang dilakukan adalah deskriptif
sajaatau analitik, prospektif atau retrospektif, dan apakah sampel yang
dipakai untuk penelitian tersebut dilakukan randomisasi atau tidak,
kesemua hal ini akan mempengaruhi ukuran sampel yang ada.
Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan
besarnya sampel adalah :
1. Derajat Keseragaman (degree of humogenity) dari populasi. Makin
seragam populasi, maka semakin kecil sampel yang diambil. Apabila

7
sampel seragam sempurna (completely homogenous) maka satu satuan
elementer saja dari seluruh populasi itu sudah cukup representatif
untuk diteliti. Sebaliknya apabila populasi itu secara sempurna tidak
seragam (completely heterogenous) maka hanya pencacahan
lengkaplah yang dapat memberukan gambaran yang representative.
2. Presisi yang dikehendaki. Makin tinggi tingkat presisi yang
dikehendaki maka makin besar jumlah sampel yang harus diambil.
Semakin besar sampel, cenderung memberikan penduga yang lebih
mendekati nilai sesungguhnya (true value), semakin besar sampel juga
akan memperkecil kesalahan atau penyimpangan terhadap nilai
populasi.
3. Rencana analisis.Besar sampel juga harus disesuaikan dengan analisis
statistik yang digunakan apakah analisis secara manual atau dengan
perangkat lunak komputer.
4. Tenaga, biaya, dan waktu.Bila menginginkan presisi yang tinggi maka
jumlah sampel harus besar, tetapi apabila dana, tenaga, dan waktu
terbatas, maka tidaklah mungkin untuk mengambil sampel yang besar.
Agar dapat menghemat waktu, biaya, dan tenaga, maka peneliti harus
memperkirakan besarnya sampel yang diambil sehingga presisinya
dianggap cukup untuk menjamin tingkat kebenaran hasil penelitian.
Besaran Lambang Parameter Lambang Statistik
(Populasi) (Sampel)
Rata-rata μ X
Varians O2 S2
Simpangan baku Ơ S
Jumlah observasi N N
Proporsi P p

Perhitungan besar sampel secara umum adalah dengan rumus:


a. Pada data yang bersifat numeric
n= Z12 -∞/2 . Ơ2
d2

8
b. Pada data yang bersifat kategorik
n= Z12-∞/2 . P(1-P)
d2
Keterangan :
n : Besar sampel
d : presisi
Z score: nilai deviasi relative antara nilai sampel dan populasi yang
disesuaikan dengan tingkat kepercayaan tertentu
P : proporsi penelitian sebelumnya (jika tidak diketahui digunakan
0,5)
Ơ2 : standar deviasi
Pada sensus lengkap N= n presisi menjadi mutlak, jika presisi semakin
kecil maka sampel semakin besar.
d = Z.S
√n
Besar kecilnya jumlah sampel sangat dipengaruhi oleh rancangan dan
ketersediaan subjek dari penelitian itu sendiri. Dengan kata lain semakin
besar sampel, semakin mengurangi angka kesalahan. Penentuan besar
sampel, jika besar populasi ≤ 1000, maka sampel bisa diambil 20-30 %.
Jika besar populasi < 1000, maka:

n = N.z2 p.q
d (N-1) + z2.p.q

Keterangan:
n = perkiraan jumlah sampel
N= perkiraan besar populasi
z = nilai standar normal untuk α = 0,05 (1,96)
p = perkiraan proporsi, jika tidak diketahui dianggap 50%
q = 1 -p (100% -p)
d= Tingkat kesalahan yang dipilih (d = 0,05)
Atau
n= N
1+ N (d)2
n= Jumlah sampel

9
N= Jumlah populasi
d= Tingkat signifikansi (p)
Penggunaan sampel ini mengandung berbagai keuntungan diantaranya:
1. Lebih murah. Dengan hanya meneliti sebagian subyek dari populasi,
maka biaya penelitian menjadi jauh lebih murah dibandingkan dengan
bila penelitian dilakukan pada seluruh populasi.
2. Lebih rendah. Dengan hanya melakukan pengukuran pada sebagian
subyek dari populasi, maka pelaksanaan penelitian juga menjadi lebih
murah.
3. Lebih cepat. Dengan meneliti lebih sedikit subyek, maka hasil
penelitian yang diharapkan juga lebih cepat diperoleh
4. Lebih akurat. Dalam banyak hal pemeriksaan atau pengukuran
terhadap sedikit subyek memungkinkan pemeriksaan yang lebih teliti
dan akurat dibandingkan dengan pemeriksaan terhadap seluruh
populasi.
5. Mewakili populasi. Bila dipilih dengan cara yang benar, maka sampel
dapat mewakili populasi, sedangkan inferensi hasilnya dapat dilakukan
dengan tingkat kesalahan yang ditetapkan.
6. Lebih spesifik. Banyak penyakit memiliki manifestasi klinis variasi.
Dengan memilih sampel, maka dapat direkrut pasien dengan sifat
tertentu, sehingga dapat diperolah data pada kelompok pasien yang
lebih homogen.

BAB 2

10
CONTOH PENERAPAN

Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini yaitu semua ibu dan anak yang berusia 1-3
tahun di Posyandu Cut Mutia Desa Kendal Sari Surabaya sebesar 54 ibu dan 54
anak usia 1-3 tahun.

Sampel
Dalam penelitian ini sebagian sampel ibu dan anak yang berusia 1-3 tahun
di Posyandu Cut Mutia Desa Kendal SariSurabaya sebesar 46 ibu dan 46 anak.

Besar sampel
Adapun besar sampel penelitian ini berdasarkan rumus sebagai berikut :
n= N
1+ N (d)2
Keterangan :
n = sampel
N = populasi
d = tingkat signifikasi (0,05)
Dengan Perhitungan :
Diketahui :
N = 54
d = 0,05
Ditanya : n ?
Jawab :

n = 54
1 + 54 (0,05)2
n = 54
1 + 54 x 0,0025

n = 54
1 + 0,14
n = 54
1, 14
n = 46,12

11
Jadi besar sampel adalah 46 responden
Cara pengambilan sampel
Pengambilan sampling dalam dapat mewakili populasi.Penelitian ini
menggunakan non probability sampling dan teknik yang digunakan yaitu
sampling kuota yaitu pengambilan sampel dengan cara menetapkan jumlah
tertentu sebagai target yang harus dipenuhi dalam pengambilan sampel, kemudian
dengan patokan jumlah tersebut peneliti mengambil sesuai persyaratan sebagai
sampel.

BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulanya.Jadi populasi
bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain

12
populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang
dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh
subyek atau obyek itu.Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimilikioleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak
mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena
keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan
sampel yang diambil dari populasi itu.

3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini,diharapkan pembaca (mahasiswa, perawat dan
calon perawat) mampu memahami tentang pengertian dari populasi
maupun sampel sehingga pembaca mampu menentukan mana yang
termasuk populasi dan mana yang termasuk sampel serta mengetahui cara
pengambilan sampel sesuai dengan yang dibutuhkan peneliti.

DAFTAR PUSTAKA

Kamariyah, N., & dkk. (2019). Bahan Ajar Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan . Surabaya: Unusapress.

13
PRESENTASI
Hari/tanggal: Kamis, 08 April 2021
Via: Zoom Meeting
Fasilitator presentasi: Ibu Nurul Kamariyah
Moderator: Mahbubatul Fikriyah (1130018086)
Penanya:
1. Widya Defriani (1130018119)

14
Pertanyaan: Assalamualaikum wr.wb saya Widya Defriani NIM
1130018119 saya ingin bertanya pada mbak husnia atau kelompok 5. Tadi
dijelaskan bahwa ada 2 teknik sampling itu kan. Yang saya tanyakan
apakah ada kekurangan dan kelebihan dari setiap macam teknik sampling
itu sendiri, jika ada bisa dijelaskan. Terimakasih.
Jawaban: Waalaikumsalam wr.wb
No. Metode Sampling Kelebihan Kekurangan
1. Simple Random Kemampuan Kurang efisien
Sampling digeneralisasi yang
tinggi
2. Stratified Random Efisien digunakan jika Kesulitan dalam
Sampling kerangka populasi menentukan strata
tersedia dan memakan
waktu
3. Cluster Sampling Biaya relative rendah Mempunyai
karena pengambilan reliabilitas dan
sampel dibagi dalam efisien yang
kluster paling rendah
diantara metode
sampling
probabilitas
4. Systematic Sampling Mudah digunakan jika Memungkinkan
kerangka populasi timbulnya bias
tersedia sistematik
5. Purposive Sampling Memudahkan Jumlah sampel
tercapainya tujuan tidak selalu
penelitian , lebih menjamin
efisien dan mudah representasi dari
karena sesuai dengan popuasi
kriteria yang
dibutuhkan
6. Consecutive Sampling Efisien dan tidak Jumlah sampel

15
memakan waktu yang kadang
karena disesuaikan belum bisa
dengan target waktu memenuhi dan
yang telah ditetapkan merepresentasikan
populasi.
7. Convinience Sampling Hemat waktu dan Tidak dapat
biaya karena digeneralisir
dilakukan sesaat
8. Quota Sampling Jumlah sampel akan Tidak mudah
lebih mudah didapat, digeneralisir dan
jika populasi minoritas sampel
quota sampling efisien kemungkinan
dilakukan belum bisa
merepresentasikan
populasi

Secara garis besar probability sampling memiliki kelebihan karena


sampel yang diambil bisa merepresentasikan populasi dan sampel dapat
digeneralisir. Namun probability sampling menghabiskan banyak waktu
dan biaya karena proses pengambilan secara acak. Sedangkan non
probability sampling memiliki kelebihan lebih efisien waktu dan biaya
karena pengambilan sampel secara subjektif dari peneliti, namun
kemungkinan sampel yang diambil belum bisa merepresentasikan
populasi.

2. Bima Risqi Kurniawan (1130018078)


Pertanyaan: Assalamualaikum Wr.Wb. Perkenalkan nama saya Bima
Risqi K. NIM 1130018078, ijin bertanya. Apakah teknik sampel untuk
sekitar 1 bulan hanya bisa menggunakan "consecutiv sampling" apa
dengan teknik yang lain tidak bisa? Lalu keuntungan menggunakan teknik
ini apa nggih mbak daripada yang lain jika untuk penelitian sekitar 1 bulan
?. Terimakasih.

16
Wassalamualaikum Wr.Wb
Jawab:
Untuk pengambilan sampel yang berdasarkan atau terdapat kurun waktu
tertentu yang paling baik dan efisien untuk digunakan adalah teknik
consecutive sampling. Dalam teknik ini peniliti melakukan pengambilan
sampel dengan terdapat batasan waktu dan pengambilan sesuai dengan
kriteria yang dipilih oleh peneliti. Misalkan peneliti ingin melakukan
dengan populasi pasien hipertensi di puskesmas dengan kriteria inklusi px
hipertensi tanpa komplikasi maka peneliti melakukan pengambilan sampel
dengan menetap dalam kurun waktu tertentu yang telah ditentukan dan
berdasarkan besar sampel yang sudah dihitung pula.
3. Binti Nur Kholifah (1130018101)
Pertanyaan: Assalamualaikum wr.wb, saya Binti Nur
Kholifah/1130018101.Ijin bertanya kepada kelompok 5 mbak Husnia,
perbedaan mendasar dari simple random sampling dengan purposive
sampling itu apa nggeh karena dilihat dari pengertiannya sama-sama
sesuai kehendak dari peneliti. Pertanyaan selanjutnya yaitu sebelum kita
terjun meneliti kita harus menentukan jumlah sample terlebih dahulu
untuk mengetahui berapa sample yang akan kita ambil, begitu kah mbak
Husnia atau bagaimana nggeh mohon penjelasannya. Terima kasih .
Wassalamualaikum wr.wb
Jawab:
Perbedaan mendasar dari simple random sampling dengan purposive
sampling yakni pada cara pengambilannnya jika simple random sampling
populasi yang diketahui sudah jelas dan semua yang ada dalam populasi
tersebut memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi responden.
Misalkan peneliti ingin melakukan penelitian di daerah A pada ibu dan
anak, maka cara pengambilan sampel dengan simple random sampling ini
peneliti harus membuat kopyokan atau acakan untuk memilih sampel.
Sedangkan untuk pada purposive sampling adalah pengambilan sampel
berdasarkan subjektivitas dari peneliti, jadi peneliti langsung menunjuk
sampel atau responden yang akan diteliti sesuai dengan kriteria yang sudah

17
peneliti tetapkan sebelumnya. Sebelum melakukan peneliti harus
menghitung jumlah atau besar sampel yang akan diteliti supaya saat
melakukan pengambilan sampel lebih efisien, tidak memakan banyak
waktu dan biaya.

18

Anda mungkin juga menyukai