Anda di halaman 1dari 121

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH
PRAKTIKUM IPA DI SD
KODE MATAKULIAH PDGK4107

NAMA : LIA ANDINI


NIM : 857822182
KELAS : 1 B (POKJAR WONOGIRI)
KELOMPOK : 1 (SATU)

UPBJJ SURAKARTA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2021
LEMBAR DATA

DATA MAHASISWA

Nama : Lia Andini


NIM : 857822182
Program Studi : PGSD BI
Nama Sekolah : SD Negeri 3 Ngadirojo Lor

DATA TUTOR (PGSD)

Nama(Gelar) : Assani Nugroho, S.Pd.M.Pd


NIP : 19760623 200501 1 014
Instansi Asal : SMP N 1 Giritontro
Nomor Hp : 082223021840
Alamat Email : assani_nugroho@yahoo.co.id
assaninugroho056@gmail.com
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM
PEMBIMBINGAN
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM PEMBIMBINGAN

MODUL 1 Makhluk Hidup

KP 1. Ciri – Ciri Makhluk Hidup

Nama : Lia Andini

NIM : 857822182

Kelas :1B

Kelompok :1

UPBJJ SURAKARTA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TERBUKA

TAHUN 2021
A. Judul Percobaan
Gerak pada tumbuhan

B. Tujuan Percobaan
1. Mengamati gerak seismonasti
2. Mengamati gerak niktinasti

C. Alat Dan Bahan


1. Seismonasti dan Niktinasti
a) Tanaman putri malu dalam pot 1 buah
b) Kotak dari karton warna hitam atau kardus dilapisi kertas hitam 1 buah
c) Stopwatch atau jam tangan 1 buah
d) Alat tulis
e) Penggaris

D. Landasan Teori

Gerak merupakan salah satu ciri makhluk hidup yang bertujuan untuk
melaksanakan aktivitas hidupnya. Gerak yang terjadi pada tumbuhan berbeda dengan
gerak yang dilakukan hewan dan manusia. Gerak pada tumbuhan bersifat pasif. Selain
itu gerak pada tumbuhan merupakan respon terhadap rangsangan dari lingkungan dan
akibat adanya pertumbuhan (Kadaryanto, 2000).

Gerak pada tumbuhan biasanya sangat lambat sehingga tidak terlihat oleh mata.
Gerak pada tumbuhan tidak seperti pada hewan. Hewan dapat berpindah tempat dari
suatu tempat ke tempat lainnya. Sedangkan tumbuhan tetap berada ditempat tumbuhan.
Meskipun tidak memiliki system saraf seperti hewan, tumbuhan memiliki kemampuan
menjawab atau menanggapi rangsangan walaupun lambat. Kemampuan menanggapi
rangsangan atau memberi reaksi terhadap rangsangan disebut iritabilitas. Jadi, gerak
pada tumbuhan biasanya terjadi karena rangsangan dari luar. Proses tumbuh dari
tumbuhan juga merupakan gerak pada tumbuhan (Ferdinand, 2006).

Pada prinsipnya, gerakan tumbuhan terjadi karena adanya proses pertumbuhan


dan adanya kepekaan terhadap rangsang atau irritabilitas yang dimiliki oleh tumbuhan
tersebut. Sebagai tanggapan terhadap rangsang terebut, tumbuhan melakukan gerakan
yang mungkin menuju kearah rangsang atau menjauhi, atau melakukan gerak tanpa
menunjukan arah tertentu. Beberapa jenis gerakan tumbuhan yang tergolong iritabilitas
dibedakan menjadi tiga, yaitu tropisme, taksis, dan nasty (Kahlen, 2009).

Gerak dan iritabilitas merupakan salah satu ciri makhluk hidup baik hewan
maupun tumbuhan. Pergerakan pada hewan sangat mudah kita amati, sedangkan gerak
pada tumbuhan tidak mudah kita amati, kecuali beberapa tumbuhan tertentu. Gerak
taksis merupakan gerak pindah tempat dari seluruh tubuh tumbuhan, hal ini mudah kita
lihatpada tumbhan bersel satu. Gerak nasti merupakan gerak dari sebagian tubuh
tumbuhan, di mana arah geraknya tidak ditentukan oleh arah datangnya rangsang.Gerak
tropisme merupakan gerak dari sebagian tubuh tumbuhan, di mana arah geraknya
dipengaruhi oleh arah datangnya rangsang ( Rumanta, 2020).
Gerak pada tumbuhan terjadi karena proses tumbuh atau karena rangsangan
dari luar. Walaupun tidak memiliki alat indra, tumbuhan peka terhadap lingkungan
sekitarnya. Tumbuhan memberi tanggapan terhadap rangsangan yang berasal dari
cahaya, gaya tarik bumi, dan air. Ada pula tumbuhan yang peka terhadap sentuhan dan
zat kimia (Uya, 2010).

E. Prosedur Percobaan
1. Seismonasti
a) Menyediakan alat dan bahan.
b) Menyiapkan tanaman putri malu yang sudah tersedia didalam pot.
c) Meletakakkan pot putri malu diatas meja, selanjutnya melakukan sentuhan
yang paling halus hingga kasar terhadap daun putri malu dengan menggunakan
penggaris.
d) Mencatat hasil pengamatan pada lembar kerja.
2. Niktinasti
a) Menyediakan dua buah pot putri malu, memberi tanda A pada pot pertama dan
tanda B di pot kedua.
b) Meletakkan pot A di tempat terang dan terbuka.
c) Menyimpan pot B di atas meja dan menutupnya menggunakan kotak karton
atau kardus yang kedap cahaya, selama 30 menit.
d) Membuka pot B dengan hati hati ( tidak menyentuh tanamannya).
e) Mengamati perbedaaan antara daun putri mau pot A dengan daun putri malu
pot B.
f) Mencatat hasil pengamatan pada lembar kerja.

F. Hasil Pengamatan
Tabel 1.2
Hasil Pengamatan Seismonasti
Jenis sentuhan pada daun Reaksi daun putri
No. Keterangan
putri malu malu
1. Halus Daun sedikit Akan cepat
mengatup / lambat membuka kembali
2. Sedang Daun mengatup agak 2- 3 menit akan
rapat membuka kembali
3. kasar Daun langsung 4- 5 menit
mengatup rapa / membuka kembali
cepat

Tabel 1.3
Hasil Pengamatan Niktinasti
Reaksi daun putri malu
No. Pot putri malu 1/2 jam
Mula - mula
kemudian
1. Disimpan di tempat terang Daun terbuka Daun tetap terbuka

2. Ditutup dengan penutup yang Daun terbuka Daun mengatup/


kedap cahaya merapat

G. Pertanyaan
1. Sebutkan dua jenis tanaman lain yang dapat melakukan niktinasti! Jelaskan alasan
anda memilihnya!
2. Apa perbedaan antara niktinasti dan seismonasti pada percobaan yang telah
dilakukan? Jelaskan!
Jawaban pertanyaan.
1. Dua jenis tanaman yang dapat melakukan niktinasi adalah petai cina dan asam jawa
karena tumbuhan tersebut menundukkan daunnya pada malam hari dan akan
menaikkan daunnya pada siang hari.
2. Perbedaan niktinasi dan seismonasti adalah
a. Niktinasi adalah gerak tumbuhan yang dipengaruhi oleh cahaya yang
dibuktikan dengan percobaan yang kami lakukan, yaitu putri malu yang
berada di tempat kedap cahaya akan mengatup daunnya.
b. Seismonasti adalah gerak tumbuhan yang dipengaruhi oleh rangsang, seperti
praktik diatas, daun putri malu akan mempunyai reaksi berbeda beda disetiap
perlakuan.

H. Pembahasan

1. Seismonasti

Pada percobaan gerak pada tumbuhan yaitu seismonasti terdapat tiga reaksi
yang berbeda saat daun putri malu (Mimosa pudica) mendapatkan perlakuan.
Perlakuan yang kami lakukan adalah dengan cara disentuh secara halus, sedang dan
kasar.

Pada perlakuan yang disentuh secara halus, daun putri malu (Mimosa pudica)
akan sedikit mengatup dan waktu untuk membuka daunnya cepat sedangkan untuk
daun putri malu (Mimosa pudica) yang disentuh secara sedang maka daun akan
mengatup agak rapat dan hanya di bagian yang disentuh saja yang bereaksi, waktu
yang digunakan untuk membuka daunnya juga agak lama yaitu sekitar 2-3 menit.

Pada perlakuan yang ketiga, apabila daun putri malu (Mimosa pudica)
disentuh secara kasar, maka seluh daun yang ada pada bagian batang yang lain juga
ikut mengatup rapat. Dan waktu yang digunakan untuk membuka kembali sekitar 4-
5 menit. Reaksi ini terjadi karena adanya getaran di batang putri malu (Mimosa
pudica).

Keras dan halusnya getaran sentuh yang diberikan mempengaruhi kecepatan


menutup daun putri malu (Mimosa pudica). Semakin keras getaran sentuh, maka
kecepatan menutup daun putri malu juga akan semakin cepat begitu juga sebaliknya
semakin halus getaran yang diberikan maka kecepatan daun akan semakin lambat.
Reaksi ini terjadi akibat perubahan tiba-tiba dalam keseimbangan air yang terjadi
pada bantal daun yang kehilangan tekanan air sehingga daun maupun tangkai
mengatup.

2. Niktinasi

Pada percobaan gerak pada tumbuhan yaitu niktinasi terdapat dua reaksi yang
berbeda saat daun putri malu (Mimosa pudica) mendapatkan perlakuan. Perlakuan
yang kami lakukan pada percobaan niktinasi ini adalah putri malu yang disimpan di
tempat terang dan putri malu (Mimosa pudica) yang ditempat gelap.

Ada 2 buah tumbuhan putri malu (Mimosa pudica) yang digunakan untuk
kegiatan praktek ini yaitu pot A dan pot B. Mula- mula kedua putri malu (Mimosa
pudica) berada di dalam pot terbuka karena terkena cahaya, namun setelah 30 menit
tumbuhan putri malu (Mimosa pudica) yang telah ditutup dengan kardus kedap udara
membuat daun- daunnya menutup. Pada tumbuhan putri malu yang berada di tempat
yang kedap cahaya, daun- daunnya menutup. Hal ini terjadi karena suasana gelap dan
terjadi perubahan turgor di dalam persendian daun.

I. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa tanaman
putri malu mengalami gerak seimonasti dan niktinasti. Gerak seismonasti adalah gerak
yang disebabkan adanya rangsang getaran atau sentuhan, sedangkan gerak niktinasti
adalah gerak yang disebabkan karna pengaruh gelap ( cahaya ).

J. Daftar Pustaka
Ferdinand, Fiktor. 2003. Praktis Belajar Biologi. Yogyakarta : Grafindo.
Kadaryanto. 2000. Mengungkap Rahasia Alam Kehidupan. Yudhistira Ghalia
Indonesia. Jakarta.
Kahlen. 2009. Modeling leaf phototropism in a cucumber canopy : Germany.
Rumanta, Maman dan dkk. 2020. Praktikum IPA di SD. Jakarta : Penerbit UT
Uya. 2010. Gerak Pada Tumbuhan. Gramedia, Jakarta

K. Kesulitan
Praktikum ini kami tidak mengalami kesulitan

L. Saran Dan Masukan


Harapan kami semoga hasil praktikum ini dapat bermanfaat bagi semua orang dan
dapat membantu proses pembelajaran.

M. Foto Kegiatan
1. Alat dan Bahan

2. Percobaan Niktinasti
Jenis sentuhan pada
No. Foto
daun putri malu
1. Halus
2. Sedang

3. kasar

3. Percobaan seismonasti

No. Pot putri malu Reaksi daun setelah ½ jam kemudian

1. Disimpan di tempat
terang
2. Ditutup dengan penutup
yang kedap cahaya

4. Hasil Akhir
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM PEMBIMBINGAN

MODUL 1 Makhluk Hidup

KP 2. Pertumbuhan, Perkembangan dan Perkembangbiakan Makhluk Hidup

Nama : Lia Andini

NIM : 857822182

Kelas :1B

Kelompok :1

UPBJJ SURAKARTA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TERBUKA

TAHUN 2021
A. Judul Percobaan
Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan

B. Tujuan Percobaan
Mengamati pertumbuhan dan perkecambahan kacang merah

C. Alat Dan Bahan


1) Biji kacang merah 6 buah
2) Botol jam (selai) 2 buah
3) Kertas saring secukupnya
4) Kertas label secukupnya
5) Gunting 1 buah

D. Landasan Teori

Setiap Makhluk hidup melakukan pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan


merupakan proses yang ditandai oleh adanya pertambahan ukuran, volume, berat, suatu
organisme.

Perkembangan secara umumm merupakan suatu proses menuju keadaan yang lebih
sempurna.

Pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup selain ditentukan oleh faktor


genetik, juga sangat ditentukan oleh faktor kondisi lingkungan seperti cahaya, air,
makanan dan temperatur udara.

Berkembang biak merupakann cara makhluk hidup melestarikan jenis dan


keberlangsungan hidupnya.

E. Prosedur Percobaan
1) Merendam biji kacang merah dalam air semalaman.
2) Melipat kertas saring sehingga lebaranya setinggi dasar sampai leher botol selai. Bila
perlu memotong kelebihannya.
3) Mengulung kertas saring dan memasukan kedalam botol selai sehingga menempel
pada dinding botol bagian dalam.
4) Menyiapkan 6 biji kacang merah pada botol selai. Menambahkan air secukupnya
sehingga kertas saring tetap basah (kira-kira 1/10-nya)
5) Menyimpan sediaan di tempat terang tetapi tidak terkena sinar matahari langsung
selama 2 minggu. Jika air tampak berkurang (kertas saring mengering)
menambahkan air secukupnya sehingga kertas saring tetap basah tetapi permukaan
air tidak merendam biji.
6) Mengamati perkecambahan dan pertumbuhan biji-biji tumbuhan dari sediaan
tersebut. Mencatat kapan biji kacang merah mulai berkecambah, mengamati
bagaimana akar, batang dan daun tumbuh. Dan mengambar hasilnya pada lembar
kerja.

F. Hasil Pengamatan
Tabel 1.10
Hasil pengamatan pertumbuhan dan perkecambahan biji kacang merah
Hari Gambar pertumbuhan Panjang (mm) Keterangan
ke kecambah kacang merah
Akar Batang

0 - - Belum terlihat
pertumbuhan

1 - - Belum terlihat
pertumbuhan
2 - - Belum terlihat
pertumbuhan

3 - - Batang berwarna
putih dan agak
muncul calon batang
dari dalam biji

4 2 4 Batang berwarna
putih

5 3 5 Batang kuning, akar


putih

6 5 6 Batang kuning dan


kulit kacang merah
mengelupas
7 5 6 Akar dan batang
bertambah panjang
dan biji berubah
warna menjadi hijau

G. Pertanyaan
1) Pada hari ke berapa akar kecambah kacang merah mulai tumbuh?
2) Perhatikan arah pertumbuhan akar setiap kecambah tersebut. Adakah yang arah
pertumbuhannya ke atas? Mengapa demikian?
Jawaban pertanyaan:
1) Kecambah kacang tanah mulai tumbuh pada hari ke 4 yaitu mulai terlihat akar
dengan panjang 2 mm dan batang 4 mm.
2) Tidak, karena akar akan melingkar disekitar/ didalam botol untuk mencari sumber
air.

H. Pembahasan
Dari hasil pengamatan biji kacang merah, sel terus membelah dan berdiferensiasi
dan merupakan akibat dari aktivitas meristem lateral. Ukuran akar yang semakin
panjang dikarenakan pada ujung akar sel-selnya selalu membelah karena adanya
aktivitas meristem apikal. Pertumbuhan dan perkembangan juga terjadi pada daun.
Daun yang semula hanya 1 helai tumbuh menjadi 2 helai yang kemudian membesar
begitu juga dengan bertambah panjangnya batang kecambah.

I. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum pada pertumbuhann dan perkembangan biji kacang
merah dapat disimpulkann bahwa pertumbuhan dan perkembangan organisme
merupakan hasil pembelahan sel, pembesaran sel serta diferensiasi sel.
Proses pertumbuhan dan perkembangan biji kacang merah dari waktu ke waktu
mengalami perubahan tumbuh, yaitu tumbuhnya akar dan batang pada biji kacang
merah.
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman dipengaruhi oleh faktor dari dalam antara
lain gen, sedangkan faktor dari luar dipengaruhi oleh cahaya matahari, suhu udara, dan
air.

J. Daftar Pustaka
Rumanta, Maman dkk.2020.Praktikum IPA di SD.Jakarta:Penerbit UT
https://www.ilmiahku.com/
https://www.academia.edu/37567684/
https://www.coursehero.coma

K. Kesulitan
Praktikum ini kami tidak mengalami kesulitan.

L. Saran Dan Masukan


Harapan kami semoga hasil praktikum ini dapat bermanfaat bagi semua orang dan
dapat membantu proses pembelajaran.

M. Foto Praktikum

Pengamatan Awal
Pengamatan hari ke 7

Hasil akhir
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM PEMBIMBINGAN

MODUL 2 Makhluk Hidup dan Lingkungannya

KP 1. Ekosistem

Nama : Lia Andini

NIM : 857822182

Kelas :1B

Kelompok :1

UPBJJ SURAKARTA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TERBUKA

TAHUN 2021
PRAKTIKUM MAKHLUK HIDUP DAN LINGKUNGANNYA

A. Judul Percobaan
Ekosistem Darat

B. Tujuan Percobaan
Membandingkan komponen- komponen yang terdapat pada ekosistem darat alami dan
buatan.

C. Alat Dan Bahan


1) Seperangkat alat tulis
2) Ekosistem buatan: Hutan Pinus
3) Ekosistem alami: Pekarangan kosong di dekat rumah
4) HP/ aplikasi untuk mengukur suhu

D. Landasan Teori
Soemarwoto (1983, dalam Irwan, 2007, hlm. 20) menjelaskan pengertian
ekosistem “Ekosistem merupakan konsep sentral dalam ekologi karena ekosistem
(sistem ekologi) itu terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan
lingkungannya”. “Ekosistem merupakan satuan fungsional dasar dalam ekologi,
mengingat di dalamnya tercakup organisme dan komponen abiotik yang masing-masing
saling memengaruhi. Ekosistem juga mempunyai ukuran yang beraneka ragam besarnya
bergantung kepada tingkat organisasinya” (Resosoedarmo dkk., 1986 dalam Irwan,
2007, hlm. 22).
Odum (1993, hlm. 5) mengatakan, “Semua ekosistem, baik ekosistem terestrial
(daratan) maupun akuatik (perairan) terdiri atas komponen-komponen yang dapat
dikelompokkan berdasarkan segi trofik atau nutrisi dan segi struktur dasar ekosistem”.
Gopal dan Bhardwaj (1979, dalam Irwan, 2007, hlm 27) “Berdasarkan atas
segi struktur dasar ekosistem, maka komponen ekosistem terdiri atas dua jenis sebagai
berikut:
1. Komponen biotik (komponen makhluk hidup), misalnya binatang, tetumbuhan, dan
mikrobiologi.
2. Komponen abiotik (komponen benda mati), misalnya air, udara, tanah dan energi.

E. Prosedur Percobaan
1) Menentukan ekosistem darat alami yaitu di pekarangan kosong
2) Mengamati komponen- komponen abiotiknya dan biotiknya
3) Mencatat hasil pengamatan dan menulisnya di Tabel 2.1 untuk komponen abiotiknya
4) Mencatat hasil pengamatan dan menulisnya di Tabel 2.2 untuk komponen biotiknya
5) Menggunakan aplikasi di HP untuk mengukur suhu
6) Sebagai pembanding, menentukan suatu ekosistem darat buatan yitu di kawasan
hutan pinus
7) Mengamati komponen- komponen abiotik dan biotik dan mencatatnya pada Tabel
2.3 dan Tabel 2.4
8) Membuat kesimpulan tentang perbedaan pada kedua tipe ekosistem tersebut.

F. Hasil Pengamatan
Tabel 2.1
Komponen abiotik ekosistem darat alami
No Komponen abiotik Kondisi/ keadaan
1 Batu
2 Tanah Kering
3 Suhu 32 0 C
4 Angin Semilir
5 Kepingan genteng

Tabel 2.2
Komponen biotik ekosistem darat alami

No Jenis tumbuhan Jenis hewan Pengurai


1 Bayam Lebah
2 Pohon pisang Capung
3 Pohon bambu
4 Pohon jati
5 Rumput

Tabel 2.3
Komponen abiotik ekosistem darat buatan
No Komponen abiotik Kondisi/ keadaan
1 Suhu 320C
2 Cahaya Terang
3 Batu
4 Tanah Kering
5 Getah pinus

Tabel 2.4
Komponen biotik ekosistem darat buatan
No Jenis tumbuhan Jenis hewan Pengurai
1 Pinus
2 Rumput
3 Pohon pisang
4 Keladi ayam
5 lengkuas

G. Pertanyaan
Menurut pendapat anda ekosistem manakah yang mempunyai jenis komponen biotik
lebih banyak? Mengapa demikian? Jelaskan secara singkat!
Jawab:
Ekosistem alami karena ekosistem darat alami jumlah populasi, dan jenis makhluk
hidupnya tidak dikendalikan oleh manusia.

H. Pembahasan
Ekosistem merupakan suatu satuan fungsional dasar yang menyangkut proses
interaksi dari organisme dengan lingkungannya meliputi aliran energi, rantai makanan,
siklus biogeokimiawi, perkembangan dan pengendalian. Secara struktural dalam suatu
ekosistem terdapat komponen biotik yang terdiri dari produsen (tumbuhan), konsumen
(hewan), dan dekomposer (pengurai), serta komponen abiotik yang terdiri dari bahan
anorganik, bahan organik, dan kondisi iklim.
Ditinjau dari cara terbentuknya, terdapat 2 jenis ekosistem yaitu ekosistem alami
misalnya hutan, padang rumput, laut, danau, padang pasir, pantai, dan ekosistem buatan
misalnya kolam ikan, sawah, ladang/ kebun, akuarium.
Dalam praktikum ekosistem darat alami, kami mengambil data di pekarangan
kosong. Di pekarangan kosong tersebut terdapat komponen biotik dan abiotik. Untuk
komponen abiotiknya ada batu, suhu, tanah, angin, kepingan genteng. Sedangkan untuk
komponen biotiknya ada bayam, pohon pisang, pohon bambu, pohon jati, rumput,
capung dan lebah.
Lokasi praktikum ekosistem darat buatan yang kami lakukan adalah di hutan
pinus desa Pasekan, Eromoko, Wonogiri. Disini terdapat komponen abiotik dan biotik
sebagai berikut. Untuk komponen abiotik di kawasan hutan pinus ada suhu, udara, batu,
tanah, cahaya. Sedangkan untuk komponen biotiknya ada pohon pinus, rumput, keladi
ayam, pohon pisang dan lengkuas.
Dari kedua ekosistem yang kami cari komponen abiotik dan biotiknya, yang
memiliki komponen biotik paling banyak adalah adalah di ekosistem alami, karena di
dalam ekosistem alami tersebut jumlah populasinya tidak dikendalikan oleh makhluk
hidup/ manusia.

I. Kesimpulan
Ekosistem darat alami dan buatan memiliki komponen abiotik yang sama, ada air,
tanah dan udaranya. Hanya berbeda pada komponen biotiknya. Ekosistem darat alami
tidak dikendalikan jumlah populasinya. Atau biasa dikatakan penyusun Ekosistem darat
alami lebih lengkap diband ingkan ekosistem darat buatan.
J. Daftar Pustaka
Gopal, B. dan N. Bhardwaj. 1979. Element of Ecology. Department of Botany.
Rajasthan University Jaipur, India.
Odum, E.P. 1993. Dasar-dasar Ekologi. Terjemahan Tjahjono Samingan. Edisi Ketiga.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Resosoedarmo.S. dkk. 1985. Pengantar Ekologi. Jakarta: Fakulktas Pascasarjana IKIP.
Rumanta, Maman dan dkk. 2020. Praktikum IPA di SD. Jakarta : Penerbit UT.
Soemarwoto, Otto. 1983. Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta:
Penerbit Djambatan.

K. Kesulitan
Praktikum ini kami tidak mengalami kesulitan

L. Saran Dan Masukan


Harapan kami semoga hasil praktikum ini dapat bermanfaat bagi semua orang dan
dapat membantu proses pembelajaran.

M. Foto Kegiatan
Tahap Persiapan
Pengamatan
EKOSISTEM ALAMI
KOMPONEN BIOTIK

POHON PISANG TAWON CAPUNG

RUMPUT BAMBU POHON JATI

BAYAM
KOMPONEN ABIOTIK

BATU TANAH + KEPINGAN GENTENG SUHU

EKOSISTEM BUATAN
KOMPONEN BIOTIK

POHON PISANG POHON PINUS POHON LENGKUAS


KELADI AYAM RUMPUT

KOMPONEN ABIOTIK

SUHU POTONGAN GENTING


Hasil Pengamatan

Hasil Pengamatan Ekosistem Darat Alami


Hasil Pengamatan Ekosistem darat Buatan
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM PEMBIMBINGAN

MODUL 2 Makhluk Hidup dan Lingkungannya

KP 2. Pencemaran Lingkungan

Nama : Lia Andini

NIM : 857822182

Kelas :1B

Kelompok :1

UPBJJ SURAKARTA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TERBUKA

TAHUN 2021
PRAKTIKUM MAKHLUK HIDUP DAN LINGKUNGANNYA

A. Judul Percobaan
Pengaruh Deterjen Terhadap Perkecambahan

B. Tujuan Percobaan
Mengamati pengaruh deterjen terhadap perkecambahan kacang hijau.

C. Alat Dan Bahan


1. Neraca analitik/ sendok teh 1 buah
2. Gelas kimia 600 ml 10 buah
3. Kertas saring/tissue secukupnya
4. Kertas timah secukupnya
5. Mistar dengan skala mm 1 buah
6. Kertas untuk label secukupnya
7. Gelas kimia 1000 ml 1 buah
8. Air ledeng secukupnya
9. Deterjen serbuk 1gram.

D. Landasan Teori
Perkecambahan merupakan tahap awal perkembangan suatu tumbuhan, khususnya
pada tumbuhan berbiji. Dalam tahap perkembangan, embrio didalam biji yang semula
berada pada kondisi dorman mengalami sejumlah perubahan fisiologi yang
menyebabkan tumbuhan berbiji berkembang menjadi tumbuhan muda. Tumbuhan
muda ini dikenal dengan kecambah.
Perkecambahan diawali dengan penyerapan air dari lingkungan sekitar biji, baik
tanah, udara, maupun media lainnya. Perubahan yang teramati adalah membesarnya
ukuran biji yang disebut tahp imbibisi (berarti “minum”). Biji yang menyerap air dari
lingkungan sekelilingnya baik dari tanah maupun udara (dalam bentuk embun/ uap air,
efek yang terjadi adalah membesarnya membesarnya ukuran biji karna sel-sel embrio
membesar) dan biji melunak. Proses ini murni fisik kehadiran air kehadiran air didalam
sel mengaktivkan sejumlah enzim perkecambahan awal. Fitohormon asam absisat
menurun kadarnya, sementara giberelin meningkat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkecambahan biji antara lain:
1. Faktor internal:
a. Gen
b. Hormon
2. Faktor eksternal:
a. Air
b. cahaya
c. suhu
d. nutrisi
e. ph
f. ketinggian tempat
g. O2
h. CO2
i. kelembapan
j. angin
Deterjen adalah campuran berbagai bahan, yang digunakan untuk membantu
pembersihan dan terbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi. Dibanding dengan
sabun, deterjen mempunyai keunggulan antara lain mempunyai daya cuci yang lebih
baik serta tidak terpengaruh oleh kesadahan air. Detergen merupakan garam Natrium
dari asam sulfonat.

E. Prosedur Percobaan
1. Menyediakan larutan deterjen 100%, 50%, 25%, 12,5%, 6,25%, 3,1%, serta
kontrol yang berupa air ledeng/PDAM. Menyimpan cairan dengan gelas kimia
yang telah diberi label sebagai berikut.
a. Label I = 100%
b. Label II = 50%
c. Label III = 25%
d. Label IV = 12,5%
e. Label V = 6,25%
f. Label VI = 3,1%
g. Label kontrol = Air ledeng/PDAM

2. Menyediakan larutan deterjen.


3. Menyediakan 6 gelas kimia lain, beri label kontrol, I,II,III,IV,V, dan VI. Masing-
masing diberi lingkaran kertas saring/ kertas tissue.
4. Memasukkan kacang hijau ke dalam air pada gelas kimia. membuang kacang
yang mengapung, sementara kacang hijau yang tengelam yang digunakan dalam
percobaan ini (kacang hijau terpilih).
5. Dari kacang hijau terpilih, mengambil 10 butir lalu rendam dalam larutan I, 10
butir dalam larutan II,10 butir dalam larutan III, 10 butir dalam larutan IV, 10
butir dalam larutan V, 10 butir dalam larutan VI dan 10 butir dalam larutan
control. Biarkan rendaman selama lima menit.
6. Mengaturlah kacang hijau dalam gelas kimia dengan label yang sesuai.
7. Mengisi gelas kimia yang telah diisi kacang hijau dengan larutan berlabel sama
kira-kira 100 ml.
8. Menutup kelima gelas dengan kertas timah sehingga tidak ada cahaya masuk.
9. Melakukan pengamatan setelah 24 jam dan 48 jam. Mengukur panjang akar
dengan mistar. Kacang hijau yang tidak tumbuh akar dianggap memiliki panjang
akar = 0 mm.
10. Membuat grafik rata-rata pertumbuhan kecambah per konsentrasi setelah 24 jam
dan 48 jam dengan menggunakan warna yang berbeda.

F. Hasil Pengamatan

Tabel 2.10

Pengaruh Deterjen Terhadap Tumbuhan

No. Konsentrasi Larutan Deterjen


Hari ke-1 (24 jam)
100% 50% 25% 12,5% 6,25% 3,1% Kontrol
1 0 1 4 4 5 4 7
2 1 2 4 5 5 7 9
3 1 2 5 5 7 8 1
4 2 3 3 6 8 5 5
5 3 2 4 4 6 8 7
6 0 2 4 5 7 5 6
7 1 1 4 5 5 7 8
8 1 2 2 1 6 6 9
9 2 1 3 5 4 4 10
10 1 3 1 3 5 3 9
Jumlah 12 19 34 43 58 57 71
Rata-rata 1,2 1,9 3,4 4,3 5,8 5,7 7,1
No. Konsentrasi Larutan Deterjen
Hari ke-1 (24 jam)
100% 50% 25% 12,5% 6,25% 3,1% Kontrol
1 0 2 6 5 7 6 9
2 3 3 5 6 6 9 12
3 1 5 5 8 8 10 5
4 2 5 5 6 9 8 8
5 4 4 6 7 7 10 10
6 3 5 7 5 9 7 9
7 3 3 5 6 7 9 11
8 2 4 5 5 6 8 12
9 3 3 8 7 5 7 12
10 2 2 3 5 6 5 11
Jumlah 23 36 55 60 70 79 99
Rata-rata 2,3 3,6 5,5 6 7 7,9 9,9
Grafik 2.2

Grafik rata-rata pertumbuhan per konsentrasi pada 24 jam

12

10

6 Hari 1
Hari 2

0
100% 50% 25% 12,50% 6,25% 3,10% Kontrol

G. Pertanyaan
1. Apa fungsi larutan 0 (Kontrol)?
2. Apa kesimpulan apabila pada latutan 0 (kontrol) ada kacang hijau yang mati?
3. Mengapa pertumbuhan kacang hijau di dalam gelas piala harus ditutup dengan
kertas timah ?

Jawaban:

1. Fungsi larutan 0 (kontrol) : Sebagai pembanding dengan konsentrasi larutan


deterjen dan sebagai bukti bahwa larutan 0 (kontrol) adalah larutan yang paling baik
dalam pertumbuhan karena tidak mengandung deterjen.
2. Jika pada larutan 0 (kontrol) ada kacang hijau yang mati, mungkin kacang hijau
tersebut bukan bibit unggul (mandul).
3. Untuk mengurangi intensitas cahaya , karena intensitas cahaya sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan kacang hijau. Kacang hijau yang mendapatkan cahaya yang
cukup, ukurannya lebih kecil, jaringan mesofilnya juga lebih kecil, dan
pertumbuhannya akan lebih lambat dari kacang hijau yang tidak mendapat cahaya.
H. Pembahasan
Dari percobaan yang telah dilakukan, diperoleh data sebagai berikut: pada
pengamatan hari pertama setelah 24 jam larutan deterjen dengan konsentrasi 100% rata-
rata panjang kecambah 1,2 mm dan ada 2 biji yang tidak mengalami perkecambahan.
Larutan 50% rata-rata panjangnya 1,9 mm, larutan 25% rata-rata panjangnya 3,4 mm,
larutan 12,5% rata-rata panjangnya 4,3 mm, larutan 6,25% rata-rata panjangnya 5,8 mm
dan larutan 3,1% panjangnya 5,7 mm. Sementara pada larutan kontrol, dengan
menggunakan air ledeng sebagai pembanding, panjang akar mencapai 7,1 mm.
Dihari kedua, setelah 48 jam kacang hijau mengalami pertambahan panjang dari
semua jenis larutan. Dimulai dari larutan 100% yang pada hari pertama 1,2 mm menjadi
2,3 mm tetapi masih ada 1 biji yang tidak mengalami perkecambahan . Larutan 50%
dari 1,9 mm menjadi 3,6 mm dan pada larutan 25% dari 3,4 mm menjadi 5,5 mm.
Larutan 12,5% yang semula 4,3 mm menjadi 6 mm. Larutan 6,25% dari 5,8 mm menjadi
7 mm. Sedangkan larutan 3,1% dari 5,7 mm menjadi 7,9 mm. Dan untuk larutan kontrol
dari 7,1 mm menjadi 9,9 mm.

I. Kesimpulan
Semakin rendah persentase deterjen dalam air, perkecambahan kacang hijau
akan berlangsung dengan baik. Namun sebaliknya, persentase deterjen semakin tinggi
perkecambahan terhambat.

J. Daftar Pustaka

Rumanta, Maman dkk. 2019. Praktikum IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka

Safitri, Yuanida. 2014. Pengaruh deterjen terhadap perkecambahan kacang hijau, dalam

http://uxilyunaida.blogspot.com/2014/06/v-behaviorurldefaultvmlo.html, diakses pada


1 Mei 2021

Lembar kerja: Praktikum IPA dasar di SD, dalam


http://siindonesiacerdas.blogspot.com/2014/06/hasil-pratikum-perkecambahan-ipa-
sd.html, diakses pada 1 Mei 2021
K. Kesulitan
Praktikum ini kami tidak mengalami kesulitan

L. Saran Dan Masukan


Harapan kami semoga hasil praktikum ini dapat bermanfaat bagi semua orang dan
dapat membantu proses pembelajaran.

M. Foto Kegiatan
Tahap Persiapan

Tahap Pelaksanaan

Hasil larutan deterjen Kecambah dimasukan ke gelas


Kecambah ditutup kertas timah

Tahap Pengamatan

Pengamatan 24 jam hari ke 1 Pengamatan 24 jam hari ke 2

Hasil Akhir
Hasil Pengamatan

Hasil Pengamatan Hari 1 Hasil Pengamatan Hari 2


LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM PEMBIMBINGAN

MODUL 3 Makanan

KP 2. Uji Makanan

Nama : Lia Andini

NIM : 857822182

Kelas :1B

Kelompok :1

UPBJJ SURAKARTA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TERBUKA

TAHUN 2021
PRAKTIKUM UJI MAKANAN

A. Judul
Uji Lemak

B. Tujuan
Mengidentifikasi bahan-bahan makanan yang mengandung lemak

C. Alat dan Bahan


1. Piring plastik : 1 buah
2. Pipet : 2 buah
3. Kertas coklat sampul buku 10x10cm : 12 lemar
4. Lampu senter : 1 buah
5. Lilin : 1 buah
6. Sendok : 1 buah
7. Kemiri : 2 butir
8. Margarine : 1 sendok kecil
9. Wortel : 1 buah
10. Seledri : 1 tangkai
11. Biji jagung kering : 1 genggam
12. Singkong kering : 1 potong
13. Kacang tanah yang dikupas kering : 3-5 butir
14. Pepaya : 1 potong kecil
15. Santan : 1- 3 sendok teh
16. Minyak goreng : 5 ml
17. Susu : 1 – 3 sendok teh
18. Air : 5 ml

D. Landasan Teori
Lemak adalah salah satu komponen makanan multifungsi yang sangat penting pada
kehidupan. Selain memilki sisi positif, lemak juga mempunyai sisi negatif terhadap
kesehatan. Fungsi lemak dalam tubuh antara lain sebagai sumber energi, bagian dari
membrane sel, mediator aktivitas aktivitas biologis antar sel, isolator dalam menjaga
keseimbangan suhu tubuh, pelindung organ-organ tubuh serta pelarut vitamin A, D, E
dan K. Penambhan lemak dalam makanan memberikan efek rasa lezat dan tekstur
makanan menjadi lembut serta gurih. Di dalam tubuh, lemak menghasilkan energi dua
kali lebih banyak dibandingkan dengan protein dan karbohidrat, yaitu 9 Kkal/gram
lemak yang dikonsumsi (Sartika, 2008).
Minyak dan lemak termasuk lipid netral. Minyak dan lemak berperan sangat penting
dalam gizi kita yaitu sebagai sumber energi, cita rasa, serta sumber vitamin A, D, E dan
K. Setiap gram lemak mengandung 2,25 kali dari jumlah kalori yang dihasilkan oleh
satu gram protein atau karbohidrat. Satu gram minyak atau lipid dapat menghasilkan 9
kkal/gram, sedangkan karbohidrat dan protein hanya menghasilkan 4 kkal/gram.
Minyak atau lemak, khususnya minyak nabati, mengandung asam-asam lemak esensial
seperti asam linoleat, asam linolenat dan asam arkidonat yang dapat mencegah
penyempitan pembuluh darah akibat penumpukan kolesterol (Winarno dalam
Oktaviani, 2009).
Secara kimia, lemak dibagi menjadi tiga yaitu lemak sederhana, lemak majemuk dan
turunan lemak. Lemak sederhana yaitu apabila dihidrolisis akan menghasilkan alkohol,
biasanya berupa gliserol serta menghasilkan asam lemak. Lemak majemuk yaitu apabila
dihidrolisis akan mengahasilkan alkohol, asam lemak dan senyawa lainnya seperti
fosfat, asam amino, basa organik, seperti kolin atau betain. Lemak majemuk
mengandung listrik atau paling tidak mempunyai pengkutuban muatan dalam
molekulnya, sehingga lebih mudah berinteraksi dengan air. Turunan lemak yaitu
berbagai senyawa yang diperoleh dari hidrolisis atau pemecahan kedua jenis lemak
terdahulu, yang termasuk dalam kelompok ini adalah gliserol dan berbagai alkohol lain
yang ikut menyusun lemak, asam lemak dengan ikatan rangkap (ikatan tak jenuh) dan
asam lemak tanpa ikatan rangkap (jenuh) (Sistiawan, 2011).

E. Prosedur Percobaan
1. Menyiapkan dua buah kertas coklat sampul buku dengan ukuran 10 x 10.
2. Mengambil air dengan pipet dan meneteskannya di atas salah satu kertas coklat.
3. Mengambil minyak dengan pipet dan meneteskannya di atas salah satu kertas coklat.
4. Membiarkan kertas yang sudah diberi minyak dan air selama 10 menit, hasil ini
sebagai pembanding untuk bahan yang mengandung minyak atau tidak.
5. Menyiapkan 10 lembar kertas ukuran 10 x 10 cm, kemudian diberi label :
( 1 ) kemiri ( 6 ) singkong kering
( 2 ) margarine ( 7 ) kacang tanah kering
( 3 ) seledri ( 8 ) pepaya
( 4 ) wortel ( 9 ) santan
( 5 ) biji jagung kering ( 10 ) susu
6. Menghaluskan kemiri, kemudian diusapkan sebanyak 10x diatas kertas, dibiarkan
selama 5 sampai 10 menit.
7. Mencairkan margarine di atas sendok menggunakan panas dari lilin, kemudian
meneteskan di atas kertas coklat.
8. Mengusapkan seledri, wortel, biji jagung kering, singkong kering, kacang tanah
kering, dan pepaya sebanyak 10 x usapan pada kertas coklat, dibiarkan selama 10
menit
9. Meneteskan santan dan susu diatas kertas coklat, dibiarkan selama 10 menit.
10. Mengamati kertas coklat yang sudah dibiarkan selama 10 menit menggunakan
senter.
11. Mencatat hasil pengamatan pada tabel lembar kerja.

F. Hasil Pengamatan
Meninggalkan bekas noda minyak
No. Bahan yang di uji Keterangan
Ya Tidak
1. Kemiri  Mengandung lemak
2. Margarine  Mengandung lemak
3. Wortel  Tidak Mengandung Lemak
4. Seledri  Tidak Mengandung Lemak
5. Biji jagung kering  Tidak Mengandung Lemak
6. Singkong kering  Tidak Mengandung Lemak
7. Kacang tanah  Mengandung lemak
8. Pepaya  Tidak Mengandung Lemak
9. Santan  Mengandung lemak
10 susu  Mengandung lemak

G. Pertanyaan
1. Rabalah / usaplah tetesan bahan makan kemiri, seledri, pepaya. Bagaimanakah
terasanya bekas usapan / tetesan tersebut di tangan.?
2. Ketika bekas usapan tersebut di terangi dengan senter, bagaimana terlihatnya ?
3. Berdasarkan uji yang telah dilakukan manakah bahan makanan sumber lemak ?

Jawab :

1. Bekas usapan kemiri di kertas coklat terasa licin dan bekas usapan seledri dan
papaya tidak dak terdapat noda seperti minyak kembali kering seperti kertas coklat
biasa.
2. Setelah 10 menit didiamkan bekas kemiri terlihat transparan, sedangkan bekas
seledri dan papaya tidak terlihat transparan.
3. Bahan yang mengandung lemak: kemiri, margarine, kacang tanah kering, santan,
dan minyak goreng. Bahan yang tidak mengandung lemak: wortel, seledri, biji
jagung kering, singkong kering, papaya, dan susu.

H. Pembahasan

Setelah kami melakukan pengamatan, maka pada kegiatan praktikum uji lemak
kali ini dapat di ketahui bahwa :
a. Kemiri, kemiri yang di haluskan dan di usap-usapkan pada kertas coklat dan
didiamkan sampai 10 menit dan kertas dilihat menggunakan lampu/senter ternyata
meninggalkan noda transparan pada kertas, hal itu menunjukkan bahwa kemiri
mengandung lemak.
b. Margarin, margarin yang di oleskan/diusapkan pada kertas coklat dan didiamkan
sampai 10 menit kemudian setelah 10 menit kertas dilihat menggunakan
lampu/senter ternyata meninggalkan noda transparan pada kertas, hal itu
menunjukkan bahwa margarin mengandung lemak.
c. Wortel, wortel yang diiris halus kemudian diusap-usapkan pada kertas coklat dan
didiamkan sampai 10 menit kemudian, setelah 10 menit kertas dilihat menggunakan
lampu/senter ternyata tidak meninggalkan noda transparan pada kertas, hal itu
menunjukkan bahwa wortel tidak mengandung lemak. Wortel mengandung vitamin
A yang bermanfaat buat kesehatan mata.
d. Seledri, seledri yang diiris halus kemudian diusap-usapkan pada kertas coklat dan
didiamkan sampai 10 menit kemudian, setelah 10 menit kertas dilihat menggunakan
lampu/senter ternyata tidak meninggalkan noda transparan pada kertas, hal itu
menunjukkan bahwa seledri tidak mengandung lemak.
e. Biji Jagung Kering, biji jagung kering yang diiris halus kemudian diusap-usapkan
pada kertas coklat dan didiamkan sampai 10 menit kemudian, setelah 10 menit kertas
dilihat menggunakan lampu/senter ternyata tidak meninggalkan noda transparan
pada kertas, hal itu menunjukkan bahwa biji jagung kering tidak mengandung lemak.
f. Singkong, singkong kering yang diiris halus kemudian di usap-usapkan pada kertas
coklat dan didiamkan sampai 10 menit kemudian, setelah 10 menit kertas dilihat
menggunakan lampu/senter ternyata tidak meninggalkan noda transparan pada
kertas, hal itu menunjukkan bahwa singkong kering tidak mengandung lemak.
g. Kacang tanah kering, kacang tanah kering yang diiris halus kemudian di usap-
usapkan pada kertas coklat dan didiamkan sampai 10 menit kemudian, setelah 10
menit kertas dilihat menggunakan lampu/senter ternyata meninggalkan noda
transparan pada kertas, hal itu menunjukkan bahwa kacang tanah kering
mengandung lemak.
h. Papaya, papaya yang diiris kecil kemudian diusap-usapkan pada kertas coklat dan
didiamkan sampai 10 menit kemudian, setelah 10 menit kertas dilihat menggunakan
lampu/senter ternyata tidak meninggalkan noda transparan pada kertas, hal itu
menunjukkan bahwa papaya tidak mengandung lemak.
i. Santan, santan yang diteteskan/diusap-usapkan pada kertas coklat dan didiamkan
sampai 10 menit kemudian, setelah 10 menit kertas dilihat menggunakan
lampu/senter ternyata meninggalkan noda transparan pada kertas, hal itu
menunjukkan bahwa santan mengandung lemak.
j. Susu, susu yang ditetskan/diusap-usapkan pada kertas coklat dan didiamkan sampai
10 menit kemudian, setelah 10 menit kertas dilihat menggunakan lampu/senter
ternyata tidak meninggalkan noda transparan pada kertas, hal itu menunjukkan
bahwa susu tidak mengandung lemak.
k. Minyak goreng, minyak goreng diteteskan/diusap-usapkan pada kertas coklat dan
didiamkan sampai 10 menit kemudian, setelah 10 menit kertas dilihat menggunakan
lampu/senter ternyata meninggalkan noda transparan pada kertas, hal itu
menunjukkan bahwa minyak goreng mengandung lemak.
I. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah kami lakukan, dengan air dan minyak goreng
sebagai kontrol. Dapat disimpulkan bahwa bahan makanan yang mengandung lemak
adalah kemiri, margarine, kacang tanah, santan, dan susu. Sedangkan bahan makanan
yang tidak mengandung lemak yaitu wortel, seledri, kentang, singkong kering, dan biji
jagung kering.

J. Daftar Pustaka
Oktaviana, N. D., 2009. Hubungan Lamanya Pemanasan dengan Kerusakan Minyak
Goreng Ditinjau dari Bilangan Polisakarida. Jurnal Biokimia. Vol. 1 (1): 31-
35.
Rumanta, Maman dan dkk. 2020. Praktikum IPA di SD. Jakarta : Penerbit UT
Sartika, R. A. D. 2008. Pengaruh Asam Lemak Jenuh, Tidak Jenuh dan Asam
Lemak Trans Terhadap Kesehatan. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional.
Vol 2 (4) : 154 160.
Sistiawan, W. 2011. Modul Praktikum Biokimia. Universitas
Muhammadiyah Sukabumi. Sukabumi.

K. Kesulitan
Dalam praktikum uji lemak ini, kami tidak mengalami kesulitan.

L. Saran dan Masukan


Harapan kami semoga hasil praktikum ini dapat bermanfaat bagi semua orang dan
dapat membantu proses pembelajaran.
M. Foto Kegiatan
Tahap Pesiapan
1. Alat

2. Bahan
Tahap Pengamatan
1. Kontrol ( Air dan Minyak Goreng )

2. Kontrol setelah 10 menit


3. Olesan bahan makanan

4. Olesan bahan makanan setelah 10 menit

Proses Pengamatan
Hasil Pengamatan
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM PEMBIMBINGAN

MODUL 4 Mekanika

KP 2. Gerak

Nama : Lia Andini

NIM : 857822182

Kelas :1B

Kelompok :1

UPBJJ SURAKARTA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TERBUKA

TAHUN 2021
PRAKTIKUM MEKANIKA

A. Judul Percobaan
Gerak Lurus Beraturan (GLB)

B. Tujuan Percobaan
Mengetahui Gerak Lurus Beraturan

C. Alat Dan Bahan


1. Katrol gantung tunggal
2. Stop watch
3. Penggaris
4. Beban Gantung 100 gram ( 2 buah )
5. Statis dan klem
6. Benang kasur
7. Plastisin
8. Beban tambahan

D. Landasan Teori
Gerak lurus beraturan adalah gerak benda titik yang membuat lintasan berbentuk
garis lurus dengan sifat bahwa jarak yang ditempuh tiap satu satuan waktu tetap. Pada
gerak lurus beraturan, rata-rata sama dengan sesaat yang tetap baik besar maupun arah.
Dengan perkataan lain: Kecepatan rata-rata pada gerak lurus beraturan tak tergantung ada
jangka waktu yang dipilih. Percepatan pada gerak lurus beraturan adalah , sebab tetap,
berarti pada gerak lurus berarturan tidak ada percepatan.

E. Prosedur Percobaan
a. Merakit alat dan bahan
b. Mengusahakan agar beban tambahan m tertinggal di ring pembatas bila M1 turun
dan M2 naik.
c. Menandai ketinggian beban tambahan (m) mula-mula sama tinggi dengan titik A.
d. Ukur panjang BC.
e. Biarkan sistem bergerak m + M1 turun dan M2 naik. Mencatat waktu yang
diperlukan M1 untuk bergerak dari B ke C.
f. Ulangi percobaan sampai 5 kali dengan jarak BC yang berbeda-beda ( tinggi A tetap,
B tetap, C berubah ).
g. Mencatat hasil pengamatan pada tabel 4.5

F. Hasil Pengamatan

Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Gerak Lurus Beraturan

𝒔
No Jarak BC s t1 t2 t rata-rata V=𝒕
(cm)
1 15 cm 0,56 0,58 0,57 26,3
2 20 cm 0,71 0,72 0,715 27,9
3 25 cm 1,04 1,04 1,04 24,03
4 30 cm 1,44 1,44 1,44 43,2
5 35 cm 1,83 1,83 1,83 19,1

G. Pertanyaan
1. Buatlah grafik hubungan antara jarak (s) sebagai fungsi waktu (t) berdasarkan data
percobaan GLB (s sumbu vertical dan t sumbu horizontal)!
2. Hitunglah kecepatan benda berdasarkan grafik diatas!

Jawaban:

1. Grafik hubungan antara jarak (s) sebagai fungsi waktu (t) berdasarkan data
percobaan GLB (s sumbu vertical dan t sumbu horizontal).
2. karena GLB maka berdasarkan grafik di atas kecepatannya adalah konstan/tetap
yaitu V = s/t atau kecepatan = jarak tempuh : waktu.
H. Pembahasan
Setelah melakukan percobaan dan di lihat dari data pengamatan tersebut dapat
diketahui bahwa dengan beban yang sama beratnya, semakin dekat jaraknya, semakin
cepat pula waktu yang diperlukan pada gerak lurus beraturan (GLB) suatu benda,
semakin jauh jaraknya maka semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk bergerak.

I. Kesimpulan

Perbandingan antara jarak dan waktu suatu benda untuk bergerak lurus beraturan
(GLB) adalah berbanding lurus. Sedangkan kecepatan yang digunakan adalah tetap.

Gerak lurus beraturan (GLB) adalah gerak suatu benda yang lintasannya berupa
garis lurus dengan kecepatan tetap. Dengan beban yang sama beratnya, makin dekat
jaraknya makin cepat pula waktu yang diperlukan.

J. Daftar Pustaka

Rumanta, Maman dkk. 2019. Praktikum IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka

https://www.ilmiahku.com/2019/05/laporan-praktikum-gerak.html diakses pada 16 Mei


2021

https://pdf.wecabrio.com/praktikum-gerak-lurus-beraturan.pdf diakses pada 16 Mei


2021

https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/26/214640669/soal-dan-pembahasan-
gerak-lurus-beraturan diakses pada 16 Mei 2021

K. Kesulitan
Praktikum ini kami tidak mengalami kesulitan
L. Saran Dan Masukan
Harapan kami semoga hasil praktikum ini dapat bermanfaat bagi semua orang dan
dapat membantu proses pembelajaran.

M. Foto Kegiatan
Tahap Persiapan

Tahap Pengamatan
Hasil Pengamatan
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM PEMBIMBINGAN

MODUL 6 Gelombang

KP 1. Jenis dan Bentuk Gelombang

Nama : Lia Andini

NIM : 857822182

Kelas :1B

Kelompok :1

UPBJJ SURAKARTA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TERBUKA

TAHUN 2021
PRAKTIKUM JENIS DAN BENTUK GELOMBANG

A. Judul
Percobaan jenis-jenis gelombang

B. Tujuan
Mengamati bentuk dan jenis gelombang transversal dan gelombang longitudinal.

C. Alat dan Bahan


1. Slinki.
2. Kabel listrik, panjang 5 m, Φ = 0,5 cm
3. Benang kasur panjang 3 m
4. Karet gelang

D. Landasan Teori
Gelombang dapat didefenisikan sebagai getaran yang merambat melalui medium
yang dapat berupa zat padat, cair, dan gas. Gelombang terjadi karena adanya sumber
getaran yang bergerak terus-menerus. Medium pada proses perambatan gelombang
tidak selalu ikut berpindah tempat bersama dengan rambatan gelombang. Misalnya
bunyi yang merambat melalui medium udara, maka partikel-partikel udara akan
bergerak osilasi (lokal) saja.

E. Prosedur Percobaan
1. Mengambil slinki, merentangkan di atas lantai yang licin. Mengikat salah satu
ujung slinki pada tiang yang cukup kokoh untuk menahannya atau dipegang oleh
teman anda. Ujung yang lain dipegang sendiri.
2. Mengusik ujung slinki yang anda pegang itu dengan cara menggerakan ujung slinki
dengan cepat ke kiri lain ke kanan.
Mengamati gelombang yang terjadi pada slinki. Apa yang terjadi pada ujung slinki?
Apa yang merambat pada slinki?
3. Mengusik lagi ujung slinki berulang-ulang seperti langkah 2. Mengamati arah getar
(arah usikan) dan arah rambat gelombang. Gelombang yang terjadi ini disebut
gelombang transversal. Bagaimana arah getar dan arah gelombang transversal itu?
4. Mengikatkan karet gelang tersebut di tengah-tengah slinki. Lalu usik lagi ujung
slinki yang anda pegang berulang-ulang. Mengamati karet gelang tersebut, ketika
gelombang berjalan, ikut pindahkah karet gelang tersebut? Adakah energi yang
merambat melalui pegas? Jika ada, darimanakah asalnya?
5. Melakukan percobaan dari lagkah a sampai dengan d sekali lagi. Kali ini slinki
diganti kabel listrik. Samakah hasilnya dengan menggunakan slinki? Jika ada
perbedaannya, sebutkan!
6. Mengambil slinki, merentangkan di atas lantai yang licin ikat salah satu ujung pada
tiang ynag cukup kokoh atau dipegang dengan anda. Ujung yang lain dipegang
sendiri. Usiklah ujung slinki yang anda pegang berulang-ulang dengan cara
menggerakan ujung slinki dengan cepat ke belakang lain kedepan.
Mengmati arah getar (arah usikan) dan arah rambat gelombang-gelombang yang
terjadi di sebut gelombang longitudinal. Bagaimanakah arah getar dan arah rambat
gelombang longitudinal tersebut?
7. Apa perbedaan antara gelombang transversal dengan gelombang longitudinal?

F. Hasil Pengamatan
Pada saat slinki diusik dengan cara menggerak-gerakkan ujung slinki,terlihat
adanya suatu rambatan atau gelombang.
 Apabila diusik ke kanan dan kekiri maka rambatan gelombang sama ke kanan dan
kekiri/ gelombang transversal.
 Apabila di slinki di ikat karet maka karet akan berpindah saat bergetar lalu ke
tempat semula.
 Apabila slinki di gerakan maju mundur maka rambatan gelombang lurus /
longitudinal.

G. Pertanyaan
Apakah perbedaan gelombang transversal dan longitudinal?
Jawab :
Gelombang transversal adalah gelombang yang memiliki arah rambat tegak lurus
dengan arah getarnya. Contoh gelombang transversal adalah gelombang pada tali. Arah
getar gelombang adalah vertikal, sedangkan arah rambatnva horizontal sehingga arah
getar dan arah rambatnva satins.
Gelombang longitudinal adalah gelombang yang memiliki arah getar sejajar dengan
arah rambatnya contohnya adalah gelombang pada slinki yang digerakkan maju
mundur.

H. Pembahasan

1. Slinki direntangkan di atas lantai yang licin,salah satu ujungnya dipegang sendiri dan
ujung yang lain dipegang teman. Lalu slinki diusik ujungnya dengan cara
menggerakkan ujung slinki dengan cepat ke kiri lalu ke kanan sehingga terjadi
rambatan pada slinki yang membentuk gelombang. Gelombang adalah gerakan
merambat pada suatu benda yang diberi energi.
2. Percobaan dilakukan beberapa kali sampai dapat diamati dan dilihat arah usikan dan
rambat gelombangnya. Ternyata arah usikan tegak lurus dengan arah rambatannya.
Hal demikian disebut gelombang transversal,yakni gelombang yang arah getarannya
tegak lurus pada arah rambatan gelombangnya.
3. Percobaan kedua diberi karet gelang di tengah-tengah slinki lalu ujung slinki yang
dipegang diusik secara berulang-ulang,ternyata karet gelang tersebut ikut berpindah
bersama gelombang,dan juga karet gelang berpindah karena adanya energi yang
merambat melalui slinki. Energi ini berasal dari usikan slinki (pada saat ujung slinki
digerakkan ).
4. Percobaan ketiga,slinki diganti dengan kabel listrik. Langkahnya sama yaitu diberi
usikan di ujung kabel, sedang ujung yang lain diikatkan pada tiang atau dipegang
salah seorang teman.Ternyata hasilnya berbeda dengan slinki. Bedanya adalah pada
kabel listrik tidak muncul gelombang. Pada saat diberi gelang dibagian tengah kabel,
ternyata karet gelang tidak berubah atau berpindah berarti tidak ada energi pada kabel
listrik tersebut.

5. Percobaan kali ini slinki direntangkan diatas lantai,salah satu ujungnya diikat pada
tiang atau dipegang sendiri. Lalu ujung slinki diusik atau digerakkan berulang-ulang
dengan cepat ke belakang dan ke depan, Pada percobaan ini diamati arah usikan dan
rambatannya (gelombang).Ternyata arah usikan searah dengan arah
rambatannya.Maka gelombang ini dinamakan Gelombang Longitudinal.

I. Kesimpulan
1. Gelombang transversal adalah gelombang yang arah getarannya tegak lurus dengan
arah rambatannya.
2. Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah getarannya searah dengan
arah rambatannya.
3. Perbedaan antara gelombang transversal dan gelombang longitudinal terletak pada
arah rambatannya yaitu bila transfersal tegak lurus sedangkan longitudinal searah
rambatannya.

J. Daftar Pustaka
Rumanta, Maman dkk. 2019. Praktikum IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

K. Kesulitan
Dalam praktikum percobaan jenis-jenis gelombang ini, kami tidak mengalami
kesulitan.

L. Saran dan Masukan


Harapan kami semoga hasil praktikum ini dapat bermanfaat bagi semua orang dan
dapat membantu proses pembelajaran.

M. Foto Kegiatan
Tahap Pesiapan
Alat dan Bahan

Tahap Pelaksanaan

Ujung slinki digerakkan dengan cepat kekiri lalu kekanan

Tengah-tengah slinki diberi karet gelang


Ujung slinki digerakkan dengan cepat ke belakang dan ke depan

Ujung kabel digerakkan dengan cepat kekiri lalu kekanan

Diberi gelang di bagian tengah kabel


LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM PEMBIMBINGAN

MODUL 7 Optik

KP.1 Sifat Cahaya

Nama : Lia Andini

NIM : 857822182

Kelas :1B

Kelompok :1

UPBJJ SURAKARTA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TERBUKA

TAHUN 2021
PRAKTIKUM PERCOBAAN PEMBIASAN CAHAYA

A. Judul
Percobaan Pembiasan Cahaya

B. Tujuan
Untuk mengetahui jalannya berkas sinar pada balok kaca dan untuk mengetahui sifat
bayangan yang dibentuk oleh lensa cekung

C. Alat dan Bahan


1. Lampu senter
2. Celah cahaya
3. Balok kaca
4. Kertas putih
5. Busur derajat
6. Lensa cembung
7. Lensa cekung
8. Layar (tabir kertas)
9. Lilin
10. Penggaris panjang (100cm)

D. Landasan Teori
Cahaya tergolong gelombang elektromagnetik karena cahaya dapat merambat tanpa
zat antara. Cahaya merambat menurut garis lurus. Gelombang ini tidak membutuhkan
medium untuk merambat sehingga dapat melalui ruang hampa. Misalnya saja cahaya
matahari, yang mampu sampai ke bumi melewati ruang hampa udara di luar angkasa
dalam waktu 300 juta m/s.
Karena Matahari mampu memancarkan gelombang cahaya, maka matahari disebut
sumber cahaya. Contoh lain dari sumber cahaya adalah lampu, api, obor, dan lainnya.
Pada ilmu Fisika, cahaya digolongkan sebagai suatu bentuk radiasi. Menurut laman
Sumber Belajar Kemdikbud, radiasi adalah sesuatu yang memancar keluar dari suatu
sumber cahaya tetapi bukan merupakan zat.
Adapun sifat- sifat cahaya adalah sebagai berikut.
1. Cahaya merambat menurut garis lurus
Dikutip dari buku Mengenal Alam Sekitar, tulisan Edi Tarwoko yang
diterbitakan oleh Departemen Pendidikan Nasional, matahari sebagai sumber
cahaya terbesar di bumi, memiliki pancaran sinar yang lurus. Karena adanya
rambatan cahaya matahari ke bumi itulah, terjadi siang dan malam. Salah satu
bukti bahwa cahaya merambat menurut garis lurus adalah adanya gerhana
matahari, dan juga gerhana bulan. Sinar matahari yang dihalangi oleh bulan
membuat sebagian bumi menjadi gelap.
2. Cahaya dapat menembus benda bening.
Saat cahaya melewati benda bening, maka ia dapat menembusnya.
Misalnya pada kaca bening, kaca mata, air jernih, dan lainnya.
3. Cahaya dapat dipantulkan (refleksi).
Jika suatu benda tidak menerima pantulan cahaya, maka mata tak bisa
melihat benda tersebut. Sehingga, proses ‘melihat’ terjadi karena adanya
pantulan cahaya dari benda ke mata. Pemantulan cahaya dibedakan menjadi
dua:
a. Pemantulan teratur: adalah pantulan yang terjadi pada permukaan benda
yang rata (cermin, kaca, permukaan benda mengkilap seperti lantai
keramik, dan lainnya.)
b. Pemantulan tidak teratur: adalah pemantulan yang terjadi pada
permukaan benda tak rata (misalnya jalan berbatu, pohon, sepatu, dan
lainnya.)
4. Cahaya dapat dibiaskan/dibelokkan (refraksi). Mengapa bisa terjadi
pembiasan/pembelokkan cahaya? Karena dua zat yang dilewati oleh cahaya
mempunyai kerapatan partikel berbeda. Misalnya saja pensil yang diletakkan
di dalam gelas berisi air bening. Pensil akan terlihat bengkok atau patah,
karena cahaya yang melewati udara dan air dalam gelas mengalami
pembengkokan arah rambat. Contoh lain pembiasan cahaya: dasar kolam
renang yang terlihat lebih dangkal dari pada sebenarnya.
5. Cahaya dapat diuraikan (dispersi).
Pemisahan cahaya tampak, menjadi cahaya dengan warna berbeda.
Cahaya putih adalah hasil dari gabungan berbagai warna cahaya lainnya, ini
bisa dibuktikan pada pelangi. Pelangi yang berwarna-warni sebenarnya
terbentuk karena penguraian cahaya matahari oleh titik-titik air hujan.
Pembuktian lain: jika prisma kaca disinari oleh senter, maka cahaya senter
yang semula hanya putih, akan menembus prisma dan diuraikan menjadi
berbagai warna lain seperti pelangi.
6. Cahaya dapat diserap (absorpsi).
Saat sinar datang masuk ke dalam material transparan, maka sebagian
energinya akan terdisipasi (berkurang) menjadi energi panas. Intensitas
cahaya akan berkurang atau absorpsi.
7. Cahaya dapat disearahkan (polarisasi).
Cahaya normal yang merambat ke segala arah tegak lurus dengan arah
rambatannya. Jika cahaya terbatas untuk hanya merambat di satu arah bidang,
maka cahaya tersebut dapat dikatakan terpolarisasi.
Pembiasan cahaya atau refraksi adalah peristiwa membeloknya arah rambat cahaya
karena ada perbedaan medium. Hukum pembiasan cahaya dicetuskan oleh
matematikawan asal Belanda, Willebrord Snellius. Itulah sebabnya, hukum pembiasan
cahaya biasa disebut hukum Snellius. adapun pernyataan hukum Snellius adalah sebagai
berikut.
1. Sinar datang, garis normal, dan sinar bias terletak satu bidang datar.
2. Pembagian antara sinus sudut datang sudut bias menghasilkan suatu nilai yang
disebut indeks bias.

E. Prosedur Percobaan
1. Menyusun lampu senter, celah dan balok kaca seperti gambar berikut.
2. Menyalakan lampu senter dan amati dengan baik jalannya berkas sinar pada saat
sebelum dan sesudah menembus balok kaca.
3. Menggambar jalannya berkas sinar tersebut, sehingga tampak sudut datang dan
sudut biasnya. Kemudian mengukur besar sudut datang dan sudut bias tersebut.
4. Mempergunakan lensa cembung untuk mengamati sebuah huruf pada buku dengan
jarak yang relatif dekat antara lensa dan huruf. Kemudian menggeser lensa perlahan-
lahan menjauhi huruf tersebut sampai bayangan huruf menjadi sangat besar dan
kabur atau tidak tampak. Mengukur jarak huruf ke lensa pada saat tersebut dan
mencatat bagaimana sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa cembung
tersebut.
5. Menyusun lensa cembung, layar, lilin dan penggaris panjang seperti gambar berikut.

6. Mengatur letak lilin dan lensa cembung agar diperoleh bayangan nyala lilin paling
tajam pada tabir. Mengukur jarak benda (s) san jarak bayangan (s’) dan mencatat
sifat-sifat bayangan yang dibentuk lensa cembung tersebut.
7. Mempergunakan sebuah lensa cekung untuk mengamati huruf pada buku, dengan
jarak yang relatif dekat. Kemudian menggeser lensa secara perlahan menjauhi huruf
tersebut. Mencatat bagaimana sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa cekung
tersebut.

F. Hasil Pengamatan
1. Jalannya berkas sinar pada balok kaca
No. Sudut datang (i) Sudut bias (r)
1 320 200
2 540 320
3 600 360
4 780 440

2. Sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa cembung


Nyata, terbalik, diperkecil

3.
No. Jarak benda (cm) Jarak bayangan (cm)
1 40 10
2 42 8
3 44 6
4 45 5

Sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa cekung


Maya, terbalik, diperkecil.

G. Pertanyaan
1. Dengan menggunakan persamaan 7.2 dan 7.3 pada landasan teori, tentukan indeks
bias kaca dan kecepatan rambat cahaya dalam balok kaca dari hasil kegiatan II !
Jawab.
Indeks bias kaca
𝑐°
n= =1
𝑐

2. Agar lensa cembung yang memiliki jarak fokus 20 cm dapat membentuk bayangan
nyata pada jarak setengah kali jarak bendanya, dimanakah benda harus diletakkan
terhadap lensa cembung tersebut?
Jawab.
Diketahui lensa cembung:
F = 20 cm
1
S’ = 2 𝑆
Ditanga S?
Jawab.
𝐹.𝑆′
S= 𝑆 ′ −𝐹
1
20. 𝑆
2
S= 1
𝑠−20
2
1
20. 𝑆
2
S= 1
𝑠−20
2

S = ½ S – 20 = 10
S = 60 cm

H. Pembahasan
Berkas sinar pada balok kaca pada sudut datang 320 sudut biasnya 200, berkas sinar
pada balok kaca pada sudut datang 540 sudut biasnya 320, berkas sinar pada balok kaca
pada sudut datang 600 sudut biasnya 360, berkas sinar pada balok kaca pada sudut datang
780 sudut biasnya 440,
Pada jarak benda 40 cm maka jarak bayangan 10 cm, jarak benda 42 cm maka jarak
bayangan 8 cm, jarak benda 44 cm maka jarak bayangan 6 cm, jarak benda 45 cm maka
jarak bayangan 5cm. Semakin banyak jarak benda maka semakin kecil jarak bayangan.
Sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa cembung adalah nyata, terbalik, diperkecil
adapun sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa cekung adalah maya, terbalik,
diperkecil.

I. Kesimpulan
Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa pembiasan adalah peristiwa pembelokan
cahaya yang terjadi karena cahaya melewati batas medium yang berbeda indeks biasnya.
Bayangan yang dibentuk oleh lensa cekung selalu maya dan tegak. Bayangan yang
dibentuk oleh lensa cembung selalu nyata dan terbalik. Semakin banyak jarak benda
maka semakin kecil jarak bayangan. Jadi jarak benda dan jarak bayangan berbanding
terbalik. Banyangan nyata adalah bayangan yang dapat ditangkap oleh suatu media
(layar).

J. Daftar Pustaka
Mengenal Sifat-Sifat Cahaya: Pembiasan, Pemantulan, dan Penguraian dalam
https://tirto.id/mengenal-sifat-sifat-cahaya-pembiasan-pemantulan-dan-penguraian-
gbzT diakses pada 20 Mei 2021.
Pembiasan Cahaya – Fisika Kelas 8 dalam
https://www.quipper.com/id/blog/mapel/fisika/pembiasan-cahaya-fisika-kelas-8/
diakses pada 20 Mei 2021.
Rumanta Dkk, Maman. Praktikum IPA di SD, Modul. Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka. 2020.

K. Kesulitan
Mencari lokasi yang tidak cukup cahaya untuk mencari hasil pembiasan cahaya dengan
haisl yang lebih maksimal. Karena ruangan yang digunakan untuk praktik cukup terang
sehingga harus mencari lokasi yang lebih gelap. Karena praktikum dilakukan pada siang
hari.

L. Saran dan Masukan


Harapan kami semoga hasil praktikum ini dapat bermanfaat bagi semua orang dan
dapat membantu proses pembelajaran. Saran dan masukan sebaiknya praktikum
dilakukan pada malam hari agar mendapatkan hasil bias cahaya yang lebih maksimal.

M. Foto Kegiatan

Tahap Awal Tahap Praktikum


Tahap Praktikum Tahap Praktikum
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM PEMBIMBINGAN

MODUL 7 Optik

KP 2. Lensa Cembung dan Cermin Cekung

Nama : Lia Andini

NIM : 857822182

Kelas :1B

Kelompok :1

UPBJJ SURAKARTA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TERBUKA

TAHUN 2021
PRAKTIKUM OPTIK

A. Judul
Lensa cembung dan cermin cekung

B. Tujuan
1. Menentukan jarak titik api ( f ) lensa cembung
2. Menentukan kekuatan lensa cembung ( P )
3. Menentukan jarak titk api ( f ) cermin cekung

C. Alat dan Bahan


1. Meja optik lengkap
2. Lensa cembung
3. Cermin cekung
4. Layar
5. Lilin
6. Alat tulis

D. Landasan Teori

Lensa adalah medium transparan yang dibatasi oleh dua permukaan bias paling
sedikit satu diantaranya lengkung sehingga terjadi dua kali pembiasan sebelum keluar
dari lensa. Garis hubung antara pusat kelengkungan kedua permukaan disebut sumbu
utama. Bayangan yang dibuat oleh permukaan pertama merupakan benda untuk
permukaan kedua. Permukaan kedua akan membuat bayangan akhir. Terdapat dua jenis
lensa, yaitu lensa cembung dan lensa cekung. Pada lensa cembung (lensa positif) sinar
dapat mengumpul (konvergen) dan pada lensa cekung (lensa negatif) sinar dapat
menyebar atau konvergen (Sarojo, 2011).

Lensa adalah benda bening untuk mengumpulkan atau menyebarkan cahaya.


Terdapat dua jenis lensa, yaitu lensa cembung dan lensa cekung. Pada lensa cembung
(lensa positif) sinar dapat mengumpul (konvergen) dan pada lensa cekung (lensa
negatif) sinar dapat menyebar (divergen). Pada lensa terdapat sinar-sinar istimewa.
Tentunya, sinar-sinar istimewa pada lensa cembung berbeda dengan lensa cekung
(Purwoko,2007).

Lensa dapat membentuk bayangan yang diperkecil atau diperbesar, sehingga


lensa banyak digunakan dalam alat-alat optik seperti kaca mata, mikroskop, lup, kamera
dan teropong. Kaca mata digunakan untuk membantu penglihatan bagi penderita
miopia, hipermetropi, presmiopi dan astigmatisme. Mikroskop digunakan untuk melihat
benda yang ukurannya sangat kecil. Lup atau sering disebut kaca pembesar digunakan
untuk melihat benda kecil sehingga terlihat lebih besar. Kamera digunakan untuk
mengambil gambar dengan menggunakan fokus lensa. Teropong digunakan untuk
melihat benda jauh agar tampak dekat (Purwoko,2007).

Menurut Giancoli (2001) jika berkas-berkas yang paralel dengan sumbu lensa
(garis lurus yang melewati pusat lensa dan tegak lurus terhadap kedua permukaannya)
jatuh pada lensa tipis, maka akan difokuskan pada satu titik yang disebut titik fokus f.
Titik fokus merupakan titik bayangan untuk benda pada jarak tak terhingga dari sumbu
utama.

Kaidah-kaidah pembentukan bayangan oleh lensa, yaitu sebagai berikut :

1. Sinar sejajar sumbu utama dari sebelah kiri bidang utama pertama akan dibiaskan
ke titik fokus pertama setelah sampai di bidang utama kedua, sebaliknya sinar
sejajar sumbu utama dari sebelah kanan bidang utama kedua akan dibiaskan ke titik
fokus pertama setelah sampai di bidang utama pertama.
2. Sinar yang melewati titik fokus pertama akan dibiaskan sejajar sumbu utama setelah
sampai di bidang utama pertama, sebaliknya yang melewati titik fokus kedua akan
dibiaskan sejajar sumbu utama setelah sampai bidang utama kedua.
3. Sinar menuju titik utama pertama akan dibiaskan sejajar dari titik utama kedua,
sebaliknya sinar yang menuju titik utama kedua akan dibiaskan sejajar dari titik
utama pertama (Soedojo,2004).

E. Prosedur Percobaan
1. Percobaan lensa cembung
a. Menyusun lensa pada dudukan dan meletakkan diantara layar dan sumber cahaya
( gambar 7.7 )
b. Menyalakan sumber cahaya, kemudian mengatur posissi benda dan lensa agar
pada layar terbentuk bayangan yang paling tajam.
c. Mengukur jarak benda ( s ) dan jarak bayangan ( s’ ).
d. Mengulangi percobaan beberapa kali dengan kedudukan benda yang berbeda.
e. Mencatat hasil percobaan di lembar hasil.

2. Percobaan cermin cekung


a. Menyusun alat seperti di gambar 7.8.
b. Menyalakan sumber cahaya, kemudian mengatur posissi benda dan lensa agar
pada layar terbentuk bayangan yang paling tajam
c. Mengukur jarak benda ( s ) dan jarak bayangan ( s’ ).
d. Mengulangi percobaan beberapa kali dengan kedudukan benda yang berbeda.
e. Mencatat hasil percobaan di lembar hasil.

F. Hasil Pengamatan
1. Lensa cembung
No. Jarak benda s (cm) Jarak bayangan s’ (cm)
1 5 10
2 15 30
3 20 20

2. Cermin cekung
No. Jarak benda s (cm) Jarak bayangan s’ (cm)
1 5 10
2 15 30
3 20 20

G. Pertanyaan
1. Tentukan jarak fokus (f) lensa cembung yang anda gunakan dalam percobaan!
Jawab :
1 1 1
= +
𝑓 𝑠 𝑠′
1 1 1
= +
𝑓 15 30
2 +1
= 30
3
= 30
30
= 3

= 10 cm
= 0,1 m

2. Tentukan kekuatan lensa ( P) yang anda pergunakan dalam percobaan!


1
P=𝑓
1
= 0,1

= 10 dioptri
3. Tentukan jarak fokus ( f ) cermin cekung yang anda gunakan dalam percobaan !
Jawab :
1 1 1
= +
𝑓 𝑠 𝑠′
1 1 1
= +
𝑓 5 10
2 +1
=
10
3
= 10
10
= 3

= 3,3 cm
= 0,033 m

H. Pembahasan
Dalam kehidupan sehari-hari dua alat optik yaitu cermin dan lensa banyak
kita jumpai, baik itu lensa cembung, lensa cekung, cermin datar, cermin cembung,
maupun cermin cekung. Cermin merupakan benda optik yang tidak tembuh cahaya,
yang memantulkan hampir semua cahaya yang datang. Sedangkan lensa adalah piranti
optis yang dibatasi oleh dua permukaan bidang bola atau salah satu bidang batasnya
bidang datar.
Pada percobaan ini kami mengamati sifat dari bayangan yang dibentuk oleh
lensa cembung dan cermin cekung. Pada percobaan lensa cembung dan cermin cekung
, perlakuan yang kami lakukan sebanyak tiga kali percobaan dengan variasi jarak benda
ke lensa (s) dimulai dari 5 cm, 15 cm dan 20 cm. Berdasarkan pengamatan sifat lensa
cembung pada percobaan pertama yaitu maya, terbalik dan diperbesar. Percobaan kedua
bersifat nyata, terbalik, dan diperbesar. Sedangkan untuk percobaan ketiga lensa
cembung bersifat nyata, terbalik, dan sama besar. Pada percobaan cermin cekung,
pertama memiliki sifat maya, tegak, diperbesar. Kedua dengan jarak benda 15 cm
memiliki sifat nyata, tegak dan diperbesar. Percobaan ketiga dengan jarak benda 20 cm
memiliki sifat nyata, tegak, sama besar.
Jarak fokus lensa cembung pada percobaan yang telah kami lakukan yaitu
10cm atau 0,1 m. Sedangkan jarak fokus pada cermin cekung yang telah dilakukan yaitu
3,3 cm atau 0,033 m. Kekuatan lensa yaitu 10 dioptri.

I. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah kami lakukan didapatkan kesimpulan yaitu;
1. Sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa cekung adalah maya, tegak dan
diperbesar. Sedangkan lensa cembung yaitu nyata, terbalik dan diperbesar.
2. Hubungan antara jarak benda, jarak bayangan dan jarak fokus lensa adalah semakin
jauh jarak benda, maka jarak bayangannya semakin dekat dan jarak fokusnya relatif
sama atau tetap

J. Daftar Pustaka
Giancoli,C.Douglas.2001.Fisika Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Purwoko.2007.Fisika. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Rumanta, Maman dan dkk. 2020. Praktikum IPA di SD. Jakarta : Penerbit UT.
Sarojo,G.2011.Gelombang dan Optika.Jakarta: SalembaTeknika.
Soedojo,Peter.2004.Fisika Dasar. Yogyakarta: Andi.

K. Kesulitan
Dalam praktikum lensa cembung dan cermin cekung ini kami mengalami kesulitan
karna terlalu banyak angin menyebabkan nyala lilin tidak stabil, sehingga kami
kesulitan untuk melakukan pengamatan.
L. Saran dan Masukan
Harapan kami semoga hasil praktikum ini dapat bermanfaat bagi semua orang dan
dapat membantu proses pembelajaran.

M. Foto Kegiatan
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM PEMBIMBINGAN

MODUL 8 Listrik dan Magnet

KP 1. Kelistrikan

Nama : Lia Andini

NIM : 857822182

Kelas :1B

Kelompok :1

UPBJJ SURAKARTA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TERBUKA

TAHUN 2021
PRAKTIKUM KELISTRIKAN

A. Judul
1. Percobaan muatan listrik
2. Percobaan arus listrik

B. Tujuan
1. Percobaan muatan listrik
a. Menunjukkan adanya muatan listrik pada suatu benda, akibat yang ditimbulkan
dari sifat muatan.
b. Memperlihatkan adanya gaya elektrostatika dua buah benda bermuatan.
2. Percobaan arus listrik
a. Menjelaskan aliran arus dalam suatu rangkaian listrik
b. Menjelaskan pengaruh tegangan terhadap suatu lingkaran.

C. Alat dan Bahan


1. Percobaan muatan listrik
a. Bola pingpong 2 buah.
b. Benang jahit secukupnya.
c. Lembaran kain wool dan nilon.
d. Tas plastik.
e. Isolasi
f. Sisir plastik.
g. Potongan kertas kecil- kecil
h. Alat buku tulis.
2. Percobaan arus listrik
a. Baterai 1,5 volt 3 buah
b. Kabel penjepit secukupnya ( merah dan hitam )
c. Bola lampu 2,5 volt – 3,6 volt /0,007 A 3 buah
d. AVO meter 1 buah
e. Dudukan baterai 3 buah
f. Alat buku tulis.
D. Landasan Teori
Listrik dalam hal ini terbagi atas 2 yakni listrik statis dan listrik dinamis. Listrik
statis dan listrik dinamis sama-sama mempelajari tentang muatan-muatan listrik pada
suatu benda, namun bedanya pada listrik statis khusus mempelajari tentang muatan-
muatan listrik dalam keadaan diam pada suatu benda. Listrik dinamis khusus
mempelajari tentang muatan-muatan listrik (elektron) yang bergerak melalui
penghantar. Arus listrik adalah jumlah muatan yang mengalir tiap satu satuan waktu.
Arus mengalir dari titik berpotensial lebih tinggi ke titik yang berpotensial lebih
rendah.(Sri Handayan : 2009)
Muatan listrik ada 2 macam diantaranya muatan positif (proton) dan muatan
negatif (elektron). Benda yang memiliki muatan positif dan negatifnya sama disebut
dengan benda netral. Ada juga benda yang memiliki muatan positif dan muatan negatif.
Benda disebut bermuatan positif jika benda tersebut memiliki jumlah proton lebih
banyak daripada jumlah elektorn, lalu benda disebut bermuatan negatif jika benda
tersebut memiliki jumlah elektorn lebih banyak daripada jumlah proton.
Dua buah benda yang memiliki muatan sejenis akan saling tolak menolak ketika
didekatkan satu sama lain. Adapun dua buah benda dengan muatan yang berbeda (tidak
sejenis) akan saling tarik menarik saat didekatkan satu sama lain. Tarik menarik atau
tolak menolak antara dua buah benda bermuatan listrik adalah bentuk dari gaya listrik
yang dikenal juga sebagai gaya coulomb. Gaya Coulomb atau gaya listrik yang timbul
antara benda-benda yang bermuatan listrik dipengaruhi oleh dua faktor,
yaitu sebanding besar muatan listrik dari tiap-tiap benda dan berbanding terbalik
dengan kuadrat jarak antara benda-benda.[2]
Arus listrik didefinisikan sebagai banyaknya muatan listrik yang mengalir pada
suatu penghantar tiap satuan waktu.(Aip Saripudin : 2009) . Arus listrik adalah aliran
muatan listrik melalui sebuah konduktor. Arus ini bergerak dari potensial tinggi ke
potensial rendah.(Joko Sumarsono : 2009). Arus listrik adalah laju aliran muatan listrik
yang melalui suatu luasan penampang lintang.( Karyono : 2009)

E. Prosedur Percobaan
1. Percobaan muatan listrik
a. Menggantungkan sebuah bola pingpong pada bagian pinggir meja dengan
menggunakan benang dan isolasi. Menggosokkan plastik pada baju, kemudian
didekatkan pada bola pingpong, mengamati apa yang terjadi.
b. Menggosokkan sisir pada rambut beberapa kali, kemudian didekatkan pada
potongan-potongan kertas yang terletak diatas meja, mengamati apa yang terjadi.
c. Apa yang terjadi apabila percobaan ( 2 ) dibiarkan dalam waktu yang cukup lama?
Berikan penjelasannya !
d. Mengikat 2 bola pingpong dengan benang, kemudian menggantungkannya di
pinggir meja (tempelkaan dengan isolasi ). Mendekatkan kedua bola ( jangan
sampai bersentuhan ). Mengamati apa yang terjadi.
e. Menggosok bola kiri dan kanan dengan kain wool, mendekatkan keduanya,
mengamati apa yang terjadi.
f. Melengkapi tabel hasil pengamatan.

2. Percobaan arus listrik


a. Menyusunlah 3 buah baterai secara seri, kemudian membuat gambar
rangkaiannya.
b. Menghubungkan kabel merah pada kutub (+) dan kebal hitam pada kutub (-).
c. Salah satu ujung kabel merah dan hitam yang telah terpasang bola lampu ( dipilih
salah satu dari bola lampu 2,5 volt – 5,6 volt ). Jika lampu menyala menandakan
adanya aliran arus dari kutub ( +) menuju kutub (-).
d. Besarnya arus liastrik yang mengalir dalam rangkaian dapat menggunakan
amperemeter yang dipasang secara seri, mencatat besarnya. Tetapi apabila sudah
tidak ada AVO meter, nyala lampu sudah cukup membuktikan adanya arus yang
mengalir.
e. Menyusun rangkaian seperti di modul halaman 8.6.

F. Hasil Pengamatan
1. Percobaan muatan listrik
1) Tas plastik yang digosokkan pada baju kemudian didekatkan pada bola ping pong
yang diigantung di bagian pinggir meja yang terjadi adalah bola pingpong tertarik
ke arah tas plastik.
2) Sisir yang digosokkan dengan rambut kemudian didekatkan pada potongan-
potongan kertas kecil maka yang terjadi adalah potongan-potongan kertas kecil
tertarik oleh sisir dalam beberapa saat.
3) Apabila percobaan (2) dibiarkan dalam waktu yang cukup lama maka potongan-
potongan kertas kecil akan jatuh.
4) Dua bola pingpong yang masing-masing digantungkan di bagian pinggir meja,
saat kedua bola pingpong didekatkan tidak ada reaksi (tidak tarik-menarik dan
tidak tolak-menolak)
5) Bola kiri dan kanan masing-masing digosokkan pada kain wool kemudian kedua
bola tersebut didekatkan maka terjadi tolak-menolak
6)
Bola pingpong Bola pingpong kanan digosok dengan
kiri digosok Wool Plastik Nilon
dengan
Wool X  
Plastik  X 
Nilon   X

2. Percobaan arus listrik


Tabel 8.1
No. Bahan Lampu Konduktor
Menyala Tidak Ya Tidak
1. Kawat besi  −  −
2. Kawat tembaga  −  −
3. Sendok perak  −  −
4. Kayu −  − 
5. Karet penghapus −  − 
6. Grafit −  − 
7. Kertas −  − 
8. Tas plastik −  − 
9. Air keran −  − 
10. Air garam  −  −
G. Pertanyaan
1. Percobaan muatan listrik
a. Mengapa pada langkah (6) antara 2 bola tidak ada reaksi ?
Jawab : Kedua bola pingpong tidak ada reaksi karena tidak mengandung muatan
listrik.
b. Apakah bola pingpong pada langkah (6 ) memiliki muatan yang sejenis atau
berlawanan? Jawab : Kedua bola pingpong bermuatan sejenis, sehingga saling
menolak.
c. Jika terdapat 4 buah benda masing – masing A, B, C, dan D.bila diketahui benda
A menarik B, B menarik C, sedangkan C menarik D. Bila A bermuatan negatif,
tentukanlah jenis muatan benda B, C, dan D !
Jawab : Terdapat 4 benda yaitu: A, B, C, dan D. Jika A menarik B, B menarik
C, C menarik D. Diketahui A bermuatan negatif maka: B bermuatan positif C
bermuatan negatif D bermuatan positif.
2. Percobaan arus listrik.
a. Jelaskan pengertian arus listrik!
Jawab : arus listrik adalah muatan yang mengalir dari potensial tinggi ke
potensial rendah.
b. Mengapa percobaan 1, baterai disusun secara seri ?
Jawab : baterai disusun seri agar nyala lampu bersinar terang.
c. Tentukan mana yang lebih tahan lama dengan menggunakan 3 buah baterai yang
disusun secara seri atau paralel ? mengapa demikian ?
Jawab : Paralel baterainya lebih tahan lama karena muatan listrik yang mengalir
lebih sedikit sehingga menyebabkan nyala lampu redup.
d. Dari hasil percobaan buatlah kesimpulan tentang arus listrik !
Jawab : Arus listrik adalah muatan yang mengalir dari potensial tinggi ke
potensial rendah.

H. Pembahasan
1. Percobaan muatan listrik
Dari praktikum yang kami lakukan terjadi gaya tarik menarik antara tas
plastik dengan bola pingpong. Kertas akan tertarik di sisir karena ada muatan listrik.
Potongan kertas akan jatuh karena gaya listrik pada sisir sudah habis. Tidak terjadi
reaksi sama sekali diantara kedua bola pingpong. Saling menolak karena kedua bola
pingpong bermuatan listrik sejenis akibat gosokan dengan kain wool. Saling tolak
menolak karena bermuatan listrik sejenis
a. Bola pingpong yang sama- sama digosok dengan kain wool
b. Bola pingpong yang sama- sama digosok dengan plastik
c. Bola pingpong yang sama- sama digosok dengan nilon
d. Saling tarik menarik karena bermuatan listrik yang berbeda
e. Bola pingpong yang digosok wool dan bola pingpong yang digosok plastik
f. Bola pingpong yang digosok wool dan bola pingpong yang digosok nilon
g. Bola pingpong yang digosok plastik dan bola pingpong yang digosok nilon
2. Percobaan arus listrik
a. Kawat besi
Setelah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam ( - ) dirangkai dengan
lampu dan dihubungkan ke baterai menggunakan lempengan besi sebagai saklar
dan lampu tetap menyala.
b. Lempeng tembaga
Setelah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam ( - ) dirangkai dengan
lampu dan dihubungkan ke baterai menggunakan lempengan tembaga sebagai
saklar dan lampu tetap menyala.
c. Lempeng seng
Setelah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam ( - ) dirangkai dengan
lampu dan dihubungkan ke baterai menggunakan lempeng seng sebagai saklar dan
lampu tetap menyala.
d. Kayu
Setelah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam ( - ) dirangkai dengan
lampu dan dihubungkan ke baterai menggunakan kayu sebagai saklar dan lampu
tidak menyala.
e. Karet penghapus
Setelah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam ( - ) dirangkai dengan
lampu dan dihubungkan ke baterai menggunakan karet penghapus sebagai saklar
dan lampu tidak menyala.
f. Mata pensil (Grafit)
Setelah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam ( - ) dirangkai dengan
lampu dan dihubungkan ke baterai menggunakan mata pensil (Grafit) sebagai
saklar dan lampu tidak menyala.
g. Kertas
Setelah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam ( - ) dirangkai dengan
lampu dan dihubungkan ke baterai menggunakan kertas sebagai saklar dan lampu
tidak menyala.
h. Tas plastik
Setelah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam ( - ) dirangkai dengan
lampu dan dihubungkan ke baterai menggunakan plastik sebagai saklar dan lampu
tidak menyala.
i. Air kran
Setelah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam ( - ) dirangkai dengan
lampu dan dihubungkan ke baterai menggunakan kemudian dihubungkan ke air
kran dan lampu tidak menyala.
j. Air garam
Setelah kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam ( - ) dirangkai dengan
lampu dan dihubungkan ke baterai menggunakan kemudian dihubungkan ke air
garam dan lampu tetap menyala.

I. Kesimpulan
A. Percobaan muatan listrik
Dari praktikum yang kami lakukan dapat disimpulkan, dua buah benda yang
berbeda muatan akan saling tarik menarik begitu juga sebaliknya benda yang sama
muatannya akan tolak menolak

B. Percobaan arus listrik


Tidak semua bahan dapat dialiri arus listrik (menjadi konduktor), dari bahan
bahan yang telah disediakan maka bahan yang dapat dijadikan sebagai konduktor
adalah : lempeng besi, tembaga, seng, dan air garam dan bahan yang tidak dapat
dialiri listrik (isolator) adalah : kayu, karet penghapus, mata pensil (grafit), kertas,
tas plastik, dan air kran. Semakin besar sumber tegangan maka nyala lampu akan
semakin terang.
J. Daftar Pustaka

Handayani Sri. dkk 2009. Fisika 1 untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Pusat Pembukuan
Departemen Pendidikan Nasional.

https://aktifisika.wordpress.com/2008/12/10/listrik-statis/ diakses pada hari rabu , 19


mei 2021. Pukul 09.30 WIB. [2]

Karyono. dkk 2009. Fisika 1 untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta : Pusat Pembukuan
Departemen Pendidikan Nasional.

Saripudin Aip. dkk 2009. Praktis Belajar Fisika 1 untuk Kelas X Sekolah Menengah
Atas / Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta :
Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Sumarsono Joko. dkk 2009. Fisika untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Pusat Pembukuan
Departemen Pendidikan Nasional

Rumanta, Maman dan dkk. 2020. Praktikum IPA di SD. Jakarta : Penerbit UT

K. Kesulitan
Dalam praktikum percobaan muatan listrik dan percobaan arus listrik ini, kami tidak
mengalami kesulitan.

L. Saran dan Masukan


Harapan kami semoga hasil praktikum ini dapat bermanfaat bagi semua orang dan
dapat membantu proses pembelajaran.
M. Foto Kegiatan

Lampiran Foto Kegiatan Percobaan Muatan Listrik

Persiapan Alat dan Bahan Percobaan Muatan Listrik

Bola Pingpong yang digantung Potongan kertas kecil

Kegiatan Praktikum
Bola Pingpong digosok dengan plastik dan Nilon

Bola Pingpong digosok dengan plastik Bola Pingpong digosok dengan Nilon dengan
Wol Wol

Hasil Pengamatan

Bola Pingpong Tarik Menarik Bola Pingpong Tolak Menolak


Karena adanya muatan listrik karena tidak ada muatan listrik
Percobaan Arus Listrik

Persiapan Alat dan Bahan

Kegiatan Praktikum Arus Listrik


Hasil Pengamatan Praktikum Arus Listrik

Kawat Besi Kawat Tembaga

Sendok Perak Kayu

Karet Penghapus Grafit ( mata pensil)


Kertas Tas Plastik

Air Keran Air Garam


LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM
MANDIRI
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM MANDIRI

MODUL 1 Makhluk Hidup

KP 2. Simbiosis

Nama : Lia Andini

NIM : 857822182

Kelas :1B

Kelompok :1

UPBJJ SURAKARTA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TERBUKA

TAHUN 2021
A. Judul Percobaan
Simbiosis Parasitisme

B. Tujuan Percobaan
Mengidentifikasi simbiosis parasitisme di lingkungan sekitar.

C. Alat Dan Bahan


1) Alat-alat tulis
2) Lembar pengamatan
3) Lingkungan sekitar

D. Landasan Teori
Dalam suatu ekosistem selalu terjadi hubungan saling ketergantungan antara
makhluk hidup dengan makhluk hidup dan dengan lingkungannya. Suatu bentuk
hubungan yang sangat erat antara satu spesies makhluk hidup dengan spesies makhluk
hidup lainnya yang hidup bersama dalam suatu habitat tertentu yang disebut simbiosis.
Ada 3 jenis simbiosis yang ada di alam, yaitu simbiosis parasitisme,
komensalisme, dan mutualisme. Simbiosisi parasitisme adalah suatu hubungan siantara
dua spesies (organisme), dimana satu spesies mendapatkan keuntungan, sedangkan
spesies lainnya (sering disebut inang) atau dirugikan.

E. Prosedur Percobaan
1) Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2) Mengamati lingkungan sekitar rumah yaitu dikebun dan kandang ternak
3) Mencoba identifikasi beberapa simbiosis parasitisme yang terjadi antara hewan
dengan tumbuhan, antara hewan dengan hewan, atau antara tumbuhan dengan
tumbuhan.
4) Menemukan setidaknya 5 hubungan yang terjadi
5) Menulis hasil identifikasi pada Lembar Kerja
6) Menganalisis makhluk hidup mana yang dirugikan dan mana yang diuntungkan
7) Mengetahui jenis keuntungan dan kerugian apa yang terjadi pada hubungan simbiosis
tersebut
8) Menuangkan hasilnya pada Tabel 1.7

F. Hasil Pengamatan
Tabel 1.7
Hasil Pengamatan Simbiosis Parasitisme
No. Jenis hubungan Pihak yang dirugikan Pihak yang diuntungkan
parasitisme Jenis Jenis Jenis Jenis
makhluk kerugian makhluk keuntungan
hidup hidup
1 Benalu pada Pohon Menghambat Benalu Menyerap
pohon mangga Mangga pertumbuhan nutrisi
dan merusak
2 Ulat pada pohon Pohon Daun Ulat Memakan
salam Salam berlubang daun salam
dan habis
3 Kutu pada anjing Anjing Kehilangan Kutu Menghisap
darah dan darah anjing
gatal
4 Nyamuk pada Manusia Kehilangan Nyamuk Menghisap
manusia darah dan darah
gatal manusia
5 Lalat pada sapi Sapi Kehilangan Lalat Menghisap
darah dan darah sapi
gatal

G. Pertanyaan
1) Apakah hubungan kutu anjing dengan anjing merupakan hubungan parasitisme?
Jelaskan!
2) Di antara hubungan parasitisme yang anda temukan, adakah yang menyebabkan
kematian pada inangnya? Jelaskan!
Jawaban pertanyaan:
1) Iya. Karena kutu anjing diuntungkan dengan cara menghisap darah anjing.
Sedangkan si anjing merasa dirugikan karena darahnya berkurang dan merasa gatal.
2) Ada, yaitu hubungan parasitisme antara manusia dengan nyamuk. Pada hubungan
tersebut dapat mengakibatkan kematia. Nyamuk Aides Aygepty dapat menyebabkan
penyakit demam berdarah. Jika terlambat mendapat pertolongan maka dapat
mengakibatkan kematian. Nyamuk cikungunya dapat mengakibatkan kelumpuhan
pada manusia..

H. Pembahasan
Simbiosis parasitisme adalah hubungan dua individu yang memiliki perbedaan
spesies yang menguntungkan satu pihak dan pihak lain dirugikan.
- Benalu menyerap bahan makanan dari inangnya yaitu pada pohon mangga, sehingga
pertumbuhan pohon mangga itu akan terhambat.
- Ulat pada daun salam memakan daun salam sehingga daun salam menjadi berlubang
dan habis.
- Kutu pada anjing menghisap darah anjing sehingga anjing dirugikan. Selain itu, anjing
juga merasa gatal.
- Nyamuk merugikan manusia karena nyamuk menghisap darah manusia. Manusia
dirugikan karena nyamuk menyebabkan gatal dan menyebabkan penyakit yang
berbahaya yang mengancam kehidupan manusia (nyamuk aides aygepty dan nyamuk
cikungunya.
- Lalat pada sapi menempel, mengganggu dan menggigit/menghisap darah sapi sehingga
sapi merasa gatal karena darahnya berkurang.

I. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan dapat disimpulkan bahwa simbiosis parasitisme adalah
interaksi atau hubungan dua makhluk hidup yang satu mendapat keuntungan dan yang
satu dirugikan makhluk hidup lainnya. Parasite berpengaruh buruk pada kehidupan
inangnya.

J. Daftar Pustaka
Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT. Prata Sejati Mandiri.
K. Kesulitan
Praktikum ini kami tidak mengalami kesulitan

L. Saran Dan Masukan


Harapan kami semoga hasil praktikum ini dapat bermanfaat bagi semua orang dan
dapat membantu proses pembelajaran.

M. Foto Praktikum
Tahap Persiapan

Pengamatan

Benalu pada pohon mangga Ulat pada pohon salam


Kutu pada anjing Nyamuk pada manusia

Lalat pada sapi

Hasil akhir
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM MANDIRI

MODUL 3 Makanan

KP 1. Jenis Zat dalam Makanan

Nama : Lia Andini

NIM : 857822182

Kelas :1B

Kelompok :1

UPBJJ SURAKARTA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TERBUKA

TAHUN 2021
PRAKTIKUM MAKANAN

A. Judul Percobaan
Pengelompokan Bahan Makanan

B. Tujuan Percobaan
Dapat mengelompokkan bahan makanan berdasarkan kandungan zat gizinya.

C. Alat Dan Bahan


1. Tempat plastik
2. 20 macam bahan makanan

D. Landasan Teori
Makanan dapat di artikan sebagai sesuatu yang di makan, akan berfungsi
sebagai bahan baku penyusun tubuh. Makanan seimbang adalah makanan yang
terdiri dari beraneka ragam bahan pangan sehingga zat-zat yang terkandung di
dalamnya memenuhi zat gizi yang di butuhkan.Pengelompokan makanan dapat di
dasarkan pada slogan empat sehat lima sempurna, yaitu makanan di kelompokkan dalam
lima golongan, yaitu:
1. Makanan pokok merupakan sumber zat tenaga(energi).
2. Lauk-pauk merupakan zat pembangun.
3. Sayuran merupakan zat pengatur.
4. Buah-buahan merupakan zat pengatur.
5. Susu merupakan zat pengatur dan pembangun.

Zat-zat gizi dalam makanan terdiri dari:

1. Karbohidrat di sebut juga hidrat arang atau zat tepung yang terdapat pada
umbi-umbian dan padi-padian.
2. Protein di sebut juga zat pengatur terdapat pada putih telur, lauk-pauk (hewani
dan nabati).
3. Lemak berfungsi sebagai sumber energi dan cadangan makanan.
4. Garam mineral sebagai zat pengatur.
5. Vitamin sangat di perlukan agar organ tubuh bekerja secara optimal.
6. Air sangat berguna sebagai zat pelarut.
E. Prosedur Percobaan
1. Mengumpulkan bahan makanan sebanyak 20 macam.
2. Mengelompokkan masing-masing bahan makanan tersebut ke dalam kelompok
karbohidrat, protein, lemak dan vitamin.
3. Mencatat semua data masing-masing kelompok itu dalam kolom yang sudah
disediakan pada lembar kerja.
4. Simpulan apa yang dapat diambil dari percobaan ini?

F. Hasil Pengamatan

Pengelompokan bahan makanan berdasarkan zat gizi

No. Jenis bahan Karbohidrat Protein Lemak Vitamin


makanan
1 Beras 
2 Tahu 
3 Tempe 
4 Telur 
5 Kacang Hijau 
6 Tepung 
7 Wortel 
8 Tomat 
9 Kentang 
10 Susu  
11 Kacang tanah  
12 Santan 
13 Jeruk 
14 Daging ayam 
15 Semangka 
16 Jagung 
17 Bayam 
18 Buncis 
19 Roti 
20 Labu siam  

G. Pertanyaan
1. Zat makanan (zat gizi) apakah yang sangat diperlukan oleh balita?
2. Zat makanan apakah yang terutama diperlukan orang yang bekerja?
3. Pada usia lanjut makanan apakah yang sangat diperlukan?
Jawaban:
1. Zat makanan yang dibutuhkan oleh balita adalah vitamin, protein, dan karbohidrat
2. Zat makanan yang dibutuhkan oleh pekerja adalah karbohidrat.
3. Zat makanan yang dibutuhkan oleh lansia adalah protein.

H. Pembahasan
Setiap jenis gizi yang kita dapatkan mempunyai fungsi yang berbeda.
Karbohidrat merupakan sumber tenaga yang kita dapatkan sehari-hari. Salah satu contoh
makanan yang mengandung karbohidrat adalah beras, tepung, kentang, jagung, roti
dan labu siam. Protein digunakan oleh tubuh untuk membantu pertumbuhan kita,
baik otak maupun tubuh kita. Lemak digunakan oleh tubuh kita sebagai cadangan
makanan dan sebagai cadangan energi. Lemak akan digunakan saat tubuh kekurangan
karbohidrat, dan lemak akan memecah menjadi glukosayang sangat berguna bagi tubuh
kita saat kita membutuhkan energi, contohnya kacang tanah, susu, santan. Protein
terlibat dalam sistem kekebalan (imun) sebagai antibodi, sistem kendali dalam
bentuk hormon, sebagai komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam
transportasi hara. Sebagai salah satu sumber gizi, protein berperan sebagai sumber
asam amino bagi organisme yang tidak mampu membentuk asam amino tersebut
contohnya susu, telur, daging ayam, tempe, tahu, kacang hijau, kacang tanah. Vitamin
sangat penting untuk sumber vitalitas tubuh serta menjaga kesehatan tubuh kita.
Kita membutuhkan vitamin untuk melengkapi karbohidrat, protein dan lemak
contohnya pada jeruk, semangka, wortel, tomat, bayam, buncis, dan labu siam.

I. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan pengelompokkan bahan makanan berdasarkan zat gizi ada 4
jenis:
1. Karbohidrat sebagai sumber zat tenaga. Contoh : beras, tepung, kentang, jagung,
roti dan labu siam.
2. Protein sebagai zat pembangun. Contoh : susu, telur, daging ayam, tempe, tahu,
kacang hijau, kacang tanah.
3. Lemak sebagai sumber energi dan cadangan energy. Contoh : kacang tanah, susu,
santan.
4. Vitamin sebagai zat pembangun. Contoh : jeruk, semangka, wortel, tomat, bayam,
buncis, dan labu siam.
J. Daftar Pustaka

Rumanta, Maman dkk. 2019. Praktikum IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka

https://www.scribd.com/document/420637376/Laporan-Praktikum-IPA-Modul-3-A-

1-PENGELOMPOKKAN-BAHAN-MAKANAN

K. Kesulitan
Praktikum ini kami tidak mengalami kesulitan

L. Saran Dan Masukan


Harapan kami semoga hasil praktikum ini dapat bermanfaat bagi semua orang dan
dapat membantu proses pembelajaran.

M. Foto Kegiatan
Tahap Persiapan

Bahan-bahan makanan
Tahap Pengamatan

Tahap Pengelompokan

Karbohidrat Protein

Lemak Vitamin
Hasil Pengamatan
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM MANDIRI

MODUL 4 Mekanika

KP 1. Gaya

Nama : Lia Andini

NIM : 857822182

Kelas :1B

Kelompok :1

UPBJJ SURAKARTA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TERBUKA

TAHUN 2021
PRAKTIKUM MEKANIKA

A. Judul Percobaan
Gaya listrik statis

B. Tujuan Percobaan
1. Untuk mengetahui adanya gaya listrik statis.
2. Untuk membuktikan adanya gaya listrik statis dengan menggunakan rambut kering.

C. Alat Dan Bahan


1. Sisir plastik.
2. Rambut sesorang yang agak tebal dan kering.
3. Potongan-potongan kertas kecil.

D. Landasan Teori
Gaya listrik adalah tarikan/dorongan yangditimbulkan oleh benda-benda yang
bermuatan listrik. Ada dua jenis muatan listrik, yaitu muatan listrik positif dan muatan
listrik negative. Kekekalan muatan listrik menyatakan bahwa jika sejumlah muatan
listrik dengan jenis tertentu dihasilkan dalam suatu proses, maka sejumlah listrik
bermuatan lawan jenisnya dihasilkan, sehingga jumlah muatan neto dalam suatu system
terisolasi adalah nol.

E. Prosedur Percobaan
1. Mengisi lembar kerja sesuai dengan petunjuk.
2. Menyisir rambut kering yang agak tebal dengan sisir plastik.
3. Kemudian mendekatkan sisir plastik ke potongan – potongan kertas kecil.
4. Mengamati apa yang terjadi.

F. Hasil Pengamatan

No Keadaan sisir Keadaan kertas


1 Netral sebelum digosok rambut Diam tak bergerak
2 Sesudah digosok ke rambut Bergerak/tertarik ke arah sisir
G. Pertanyaan
Gaya apakah yang menyebabkan potongan kertas tertarik oleh sisir plastik yang
digosokkan dengan rambut kering?
Jawaban:
Gaya listrik statis yang ditimbulkan oleh sisir yang digosok ke rambut yang kering.

H. Pembahasan
Untuk mengetahui adanya gaya listik statis, maka kita melakukan percobaan
dengan sisir plastik, rambut kering dan agak tebal dan potongan-potongan kertas.
Setelah kita gosokkan atau kita sisir rambut yang agak tebal dengan sisir plastik,
kemudian kita dekatkan dengan potongan-potongan kertas, maka yang terjadi adalah
potongan-potongan kertas akan tertarik kearah sisir plastik tersebut. Hal itu disebabkan
karena sisir plastik sudah mengandung /bermuatan gaya kelistrikan. Adanya gaya
kelistrikan inilah yang membuat benda plastik dapat menarik potongan-potongan kertas
atau benda-benda kecil lainnya.Akan tetapi, tarikan tersebut hanya berlangsung
sementara (sebentar), hal itu terjadi karena benda plastik menjadi tidak bermuatan listrik
lagi.

I. Kesimpulan
Sisir plastik setelah digunakan untuk menyisir rambut kering, lalu didekatkan pada
potongan kertas kecil-kecil, maka kertas tersebut akan tertarik dan menempel pada sisir.
Hal ini terjadi karena gesekan sisir dengan rambut mampu menghasilkan gaya listrik
statis. Gaya listrik statis inilah yang menyebabkan potongan kertas tertarik dan
menempel pada sisir.

J. Daftar Pustaka

Rumanta, Maman dkk. 2019. Praktikum IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Eko Susilowati, dkk. (2010). Ilmu Pengetahuan Alam 5. Jakarta : Pusat


Perbukuan, KementerianPendidikan Nasional.

K. Kesulitan
Praktikum ini kami tidak mengalami kesulitan
L. Saran Dan Masukan
Harapan kami semoga hasil praktikum ini dapat bermanfaat bagi semua orang dan
dapat membantu proses pembelajaran.
M. Foto Kegiatan
Tahap Persiapan

Alat dan Bahan

Tahap Pelaksanaan

Sisir sebelum digosok ke rambut Sisir setelah digosok ke rambut


Tahap Pengamatan

Hasil Pengamatan
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM MANDIRI

MODUL 5 Kalor Perubahan Wujud Zat dan Perpindahannya pada suatu Zat

KP 3. Perubahan Panas pada suatu Zat

Nama : Lia Andini

NIM : 857822182

Kelas :1B

Kelompok :1

UPBJJ SURAKARTA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TERBUKA

TAHUN 2021
Praktikum Panas pada suatu Zat

A. Judul Percobaan
Pemuaian Zat Cair

B. Tujuan Percobaan
Menguji bahwa zat cair (air) jika dipanaskan akan memuai.

C. Alat Dan Bahan


1) Botol minuman bekas 1 buah.
2) Pewama secukupnya.
3) Sedotan minuman 1 buah.
4) Baskom/ember 1 buah.
5) Lilin mainan/malam secukupnya.
6) Termometer 1 buah.

D. Landasan Teori
Pemuaian adalah bertambahnya ukuran suatu benda karena pengaruh perubahan
suhu atau bertambahnya ukuran suatu benda karena menerima kalor.
Pada zat cair tidak melibatkan muai panjang ataupun muai luas, tetapi hanya
dikenal muai ruang atau muai volume saja. Semakin tinggi suhu yang diberikan pada
zat cair itu maka semakin besar muai volumenya. Pemuaian zat cair untuk masing-
masing jenis zat cair berbeda-beda, akibatnya walaupun mula-mula volume zat cair
sama tetapi setelah dipanaskan volumenya menjadi berbeda-beda. Pemuaian volume zat
cair terkait dengan pemuaian tekanan karena peningkatan suhu.
Makin tinggi kenaikan suhu, makin besar penambahan volume zat cair. Pemuaian
zat cair yang satu dengan yang lain umumnya berbeda, meskipun volume zat cair mula-
mula sama. Untuk seluruh zat cair pemuaian makin besar jika kenaikan suhu bertambah
besar.
Pemuaian zat cair dapat dimanfaatkan dalam penggunaan termometer zat cair,
biasanya zat cair yang digunakan adalah raksa atau alkohol. Sifat naik atau turunnya zat
cair dalam pipa kapiler sebagai akibat pemuaian zat cair inilah yang digunakan untuk
mengukur suhu. Permukaan zat cair naik sepanjang pipa kapiler dan berhenti pada posisi
tertentu yang sesuai dengan suhu benda. Suhu yang terukur dinyatakan oleh skala yang
berimpit dengan permukaan zat cair pada pipa kapiler tersebut.
Pemuaian yang terjadi pada zat cair adalah muai volume. Air yang keluar dari
bejana merupakan indikasi perbedaan pemuaian yang berbeda antara zat padat dan zat
cair. Air yang tertumpah dari bejana menandakan pemuaian zat cair yang lebih besar
dari muai zat padat, dalam hal ini adalah bejananya.
Besarnya muai volume: V= V₀ (1 + γ Δt )
pertambahan volume: ΔV= γ V₀ Δt
Ketika suhu naik, volume zat cair bertambah, sementara massanya tetap, akhirnya ketika
suhu zat cair bertambah massa zat cair berkurang.
Bila massa jenis zat cair mula-mula adalah ρ₀ maka: ρ₀= m/ V₀
Keterangan :
m = massa zat cair (kg)
ρ₀ = massa jenis mula-mula (kg/m kubik)
V₀= volume mula-mula ( m kubik atau liter)
V = volume akhir ( m kubik atau liter)
γ = koefisien muai volume

E. Prosedur Percobaan
1) Mencampurkan pewama (bebas) dengan air secukupnya.
2) Memasukan cairan berwarna tersebut ke dalam botol bekas (usahakan bowl
berwama putih bening) sampai penuh.
3) Menutup botol tersebut dengan lilin.
4) Jangan lupa pada waktu menutup botol dengan lilin sertakan sedotan minuman
(usahakan sedotan berwarna putih bening).
5) Selanjutnya memasukkan botol tersebut ke dalam baskom atau ember yang telah
diisi dengan air panas.

F. Hasil Pengamatan
1) Larutan Merah
Sebelum dimasukan kedalam air panas adalah 270 C.

2) Suhu Air Panas


Suhu air panas dalam baskom aluminium adalah 930 C.
3) Ketinggian Air
Ketinggian air panas dalam baskom 1 : 6 cm.
Ketinggian air yang merambat pada pipa dari lilin adalah:
1 menit pertama : 1 cm.
1 menti kedua : 4 cm
1 menit ketiga : 7,5 cm
1 menit keempat: 10 cm
1 menit kelima : 11,5 cm
4) Ketinggian maximum air yang merambat pada pipa : 11,5 cm, setelah mencapai
waktu 1 menit kelima.
5) Suhu akhir pada pipa setelah mencapai ketinggian akhir adalah 790 C.
6) Suhu akhir dalam ember / baskom saat larutan pada pipa mencapai tinggi maksimum
790 C.

G. Pertanyaan
1) Pada percobaan yang dilakukan ada berapa proses perpindahan kalor atau panas?
2) Apa yang terjadi pada larutan dalam pipa jika air dalam ember didinginkan?
Jawaban:
1) Pada percobaan pemuaian zat cair, terjadi proses perpindahan kalor
Dari air di baskom /ember ke air warna dalam botol.
Dari air warna di botol ke pipa (sedotan air minum)
Dari air di baskom /ember ke udara luar.
Dari air di baskom (aluminium) ke baskom tersebut.
2) Jika air di baskom /ember didinginkan, maka tidak akan terjadi pemuaian.

H. Pembahasan
Botol yang telah diisi air berwarna merah dengan suhu 27o C ditutup dengan
plastisin dengan sedotan air minum ditengahnya. Botol tersebut dimasukan dalam
baskom yang berisi air panas 93o C. Dalam waktu 5 menit air merambat pada pipa dari
plastisin dengan ketinggian berubah-ubah. Setelah 5 menit suhu air dalam baskom
menurun menjadi 79o C. Hal ini disebabkan karena ada perpindahan kalor / panas dari
air dibaskom ke air dalam botol lalu ke pipa dan adanya perpindahan kalor dari air
dibaskom keluar (ke udara bebas).

I. Kesimpulan
Pada percobaan zat cair, terjadi perpindahan kalor yaitu :
1) Dari air di baskom ke air warna dalam botol.
2) Dari air warna di botol ke pipa ( sedotan air minum ).
3) Dari air di baskom ke udara luar.
4) Dari air di baskom ( aluminium ) ke baskom tersebut.

J. Daftar Pustaka
Rumanta, Maman dan dkk. 2020. Praktikum IPA di SD. Jakarta : Penerbit UT
http://anistazahara.blogspot.co.id/2013/05/v-behaviorurldefaultvmlo.html diakses pada
31 Mei 2021.
https://alljabbar.wordpress.com/2008/03/30/pemuaian/ diakses pada 31 Mei 2021.
Prasojo, Budi. (2002).Panduan Fisika antuk SLTP kelas satu, Yudhistira: Bandung.

K. Kesulitan
Praktikum ini kami tidak mengalami kesulitan

L. Saran Dan Masukan


Harapan kami semoga hasil praktikum ini dapat bermanfaat bagi semua orang dan
dapat membantu proses pembelajaran.

M. Foto Praktikum
Tahap Persiapan

Alat dan Bahan


Pengamatan

Tahap Awal

1 menit pertama

1 menit kedua
1 menit ketiga

1 menit keempat

1 menit kelima

Anda mungkin juga menyukai