Anda di halaman 1dari 19

STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

DI SD
(SESI 2)
Nurdin Setiawan, MM.Pd
MODUL 2 – KB 1
Beberapa aspek yang perlu dikuasai guru dalam kegiatan belajar di
antaranya sebagai berikut:
• Keberhasilan proses pembelajaran sangat dipengaruhi oleh
pemahaman guru terhadap hakikat belajar. Fungsi pemahaman guru
terhadap hakikat belajar adalah supaya dalam pelaksanaannya guru
dapat mengelola dan membimbing proses pembelajaran sesuai dengan
kaidahkaidah belajar serta dapat memberikan tindak lanjut dalam
kegiatan belajar.
• Kegiatan yang paling menentukan dalam keberhasilan kurikulum adalah
proses pembelajaran atau kegiatan belajar. Belajar merupakan suatu
proses yang hams ditempuh oleh siswa, tetapi esensi dan hakikatnya
harus dipahami oleh guru. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya
diharapkan guru dapat membimbing dan mengelola proses pembelaj
aran sesuai dengan kaidah-kaidah belajar yang efektif.
MODUL 2 – KB 1
• Menurut definisi lama bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah
menambah dan mengumpulkan pengetahuan. Yang diutamakan dalam
defmisi ini adalah penguasaan pengetahuan sebanyak-banyaknya untuk
menjadi cerdas atau membentuk intelektual, sedangkan sikap dan
keterampilan diabaikan.
• Menurut Ernest R. Hilgard, belajar merupakan proses perubahan tingkah
laku yang diperoleh melalui latihan. Perubahan itu disebabkan karena
ada dukungan dari lingkungan yang positif yang menyebabkan terj
adinya interaksi edukatif. .
• Belajar dapat dikatakan sebagai suatu proses, artinya dalam belajar
akan terjadi suatu proses intelektual, flsik, dan mental guna mengubah
perilaku siswa. Kegiatan tersebut dapat diwujudkan dalam proses
aktivitas melihat, membuat, mengamati, menyelesaikan masalah atau
persoalan, menyimak dan sejenisnya.
MODUL 2 – KB 1
• Semua aspek dalam diri siswa sebagai individu seperti intelektual,
sosial-emosional, dan fisik harus terlibat secara utuh sehingga
pengembangan potensi, bakat, dan minat siswa dapat tcrjadi secara
maksimal.
• Ada 4 pilar yang perlu diperhatikan dalam belajar yaitu belajar untuk
mengetahui (learning to know), belajar untuk berbuat (learning to do),
belajar untuk hidup bersama (learning to live together), dan belajar untuk
menjadi (learning to be). Semua itu hams dapat diterapkan pada proses
belajar di Sekolah Dasar baik dalam kelas maupun di luar kelas.
MODUL 2 – KB 1
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar:
1) Faktor dari dalam diri siswa yang mempengaruhi hasil belajar di
antaranya adalah kecakapan, minat, bakat, usaha, motivasi, perhatian,
kelernahan, dan kesehatan iisik, serta kebiasaan siswa,
2) Faktor dari luar diri siswa yang mempengaruhi terhadap basil belajar di
antaranya adalah lingkungan flsik, lingkungan nonflsik, lingkungan
sosial budaya, lingkungan keluarga, program dan disiplin sekolah,
program dan sikap guru, pelaksanaan pembelajaran, dan teman
sekolah.
MODUL 2 – KB 2
• Teori belajar yang dianut guru dalam implementasi proses belajar, akan
mempengaruhi bahan yang dipelajari, proses yang dilaksanakan dan
hasil yang diinginkan. Proses belajar sangat dipengaruhi oleh
pendekatan atau strategi belaj ar yang digunakan dalam pembelajaran.
Proses pembelajaran yang dituntut dalam kurikulum saat ini adalah
proses pembelajaran yang dapat mengOptimalkan seluruh aktivitas
siswa berdasarkan potensi yang dimilikinya.

• Teori belajar disiplin mental menganut prinsip bahwa manusia memiliki


sejumlah daya mental seperti daya untuk mengamati, menanggapi,
mengingat, berpikir dan sebagainya yang dapat dilatih dan didisiplinkan.
Belajar itu sendiri merupakan upaya untuk mengembangkan potensi-
potensi yang dimiliki individu.
MODUL 2 – KB 2
• Teori belajar asosiasi berdasarkan pada perubahan tingkah laku
yang menekankan pola perilaku baru yang diulang-ulang
sehingga menjadi aktivitas yang otomatis. Dalam teori ini belajar
lebih mengutamakan stimulus-respons yang membentuk
kemampuan siswa secara spesif1k dan terkontrol. Hukuman
(punishment) dan ganjaran (reward) merupakan penguatan
(reinforcement) yang dipakai. Pelopor aliran ini di antaranya
Edward L. Thorndike. Ia mengemukakan tiga hukum belajar,
1) hukum kesiapan (law of readiness);
2) hukum latihan atau pengulangan (law of excercise or repetition);
3) hukum akibat (law of ejfect)
MODUL 2 – KB 2
• Proses belajar aliran asosiasi dalam penerapannya memerlukan
pengkondisian yang mendalam dari guru, di antaranya;
1) proses belajar harus dipersiapkan secara sistematis dan terarah
berdasarkan tuj uan yang jelas dan terukur,
2) strategi belajar dipersiapkan lebih teliti;
3) dalam proses belajar selalu menuntut pujian dan ganjaran;
4) proses pembelajaran selalu diawali dengan stimulus-stimulus;
5) aspek siswa (psikologis maupun intelektual) kurang diperhatikan.
MODUL 2 – KB 2
• Menurut teori Gestalt belajar adalah mengubah pemahaman
siswa. Perubahan ini akan terjadi apabila siswa menggunakan
lingkungan. Belajar adalah suatu proses yang bertujuan
eksploratif, imajinatif, dan kreatif. Belajar selalu diarahkan untuk
mengembangkan kemampuan tingkat tinggi dan berpikir tinggi.
Menurut teori belajar ini siswa merupakan individu yang utuh.
Pembelajaran selalu diberikan dalam bentuk problematik atau
masalah aktual dan nyata yang sedang tetjadi saat ini maupun
saat yang akan datang.
MODUL 2 – KB 2
Ada beberapa tipe belaj ar yang dikemukakan Gagne:
1. Signal learning (belajar melalui isyarat).
2. Stimulus-respons learning (belajar melalui rangsangan tindak
balas).
3. Chaining learning (belajar melalui perangkaian).
4. Verbal association learning (belaj ar melalui perkaitan verbal)
5. Concept learning (belajar melalui konsep).
6. Discrimination learning (belajar melalui membeda-bedakan).
7. Rule learning (belajar melalui aturan aturan).
8. Problem solving learning (belajar melalui pemecahan masalah).
MODUL 2 – KB 2
Aspek-aspek inteligensi tersebut dapat ditumbuhkembangkan pada
setiap siswa. Dikenal 7 jenis intelegensi dalam kehidupan sehari-
hari. Inteligensi itu tidak berfungsi sendiri-sendiri tetapi setiap
individu memiliki campuran yang unik dari ketujuh intelegensi
tersebut. Aspekaspek inteligensi tersebut adalah inteligensi
linguistik, logis-matematis, spasial, musik, iisik-kinestetik,
intrapribadi, dan interpribadi.
MODUL 2 – KB 3
Beberapa karakteristik pembelaj aran di Sekolah Dasar yaitu:
A. Karakteristik Pembelajaran di Kelas Rendah
Esensi proses pembelajaran di kelas rendah adalah pembelajaran
konkret yaitu suatu pembelaj aran yang dilaksanakan secara logis
dan sistematis untuk membelaj arkan siswa yang berkenaan dengan
fakta dan kejadian di sekitar lingkungan siswa. Pembelaj aran ini
dilaksanakan berdasarkan rencana pelaj aran (silabus) yang telah
dikembangkan oleh guru. Pembelaj aran konkret lebih sesuai bila
diberikan pada siswa di kelas rendah (kelas 1, 2, 3) Sekolah Dasar.
Kondisi pembelajaran ini harus diupayakan oleh gum sehingga
kemampuan siswa, bahan ajar, proses belajar, dan sistem penilaian
sesuai dengan taraf perkembangan Slswa
MODUL 2 – KB 3
Karakteristik lain yang harus dipahami dalam pembelajamn
di kelas rendah yaitu proses belajar harus dikembangkan secara
interaktif. Dalam ha] ini guru mcmegang peranan penting dalam
menciptakan stimulus-nespons pembelajaran. Sementara itu,
karakteristik aktivitas siswa di kelas rendah Sekolah Dasar masih
relatif kurang terfokus dalam konsentrasi, kecepatan belajar, dan
aktivitas belajar sehingga ha! ini memerlukan kegigihan guru untuk
mengupayakan pembelajaran ke arah prom belajar yang efektif.
Dalam kurikulum SD tahun 2004 dianjurkan di kelas 1 dan 2
Sekolah Dasar agar siswa melakukan kegiatan pembelajaran
tematik. Pembelajaran tematik mempakan strategi pembelajaran
untuk memberikan pengalaman bermakna kepada siswa yang
melibatkan beberapa mata pelajaran.
MODUL 2 – KB 3
B. Karakteristik Pembelajaran di Kelas Tinggi
• Esensi proses pembelajaran kelas tinggi (kelas 4, 5, 6) Sekolah Dasar
adalah suatu pembelajaran yang dilaksanakan secara logis dan
sistematis untuk membelajarkan konsep, dan generalisasi hingga
penerapannya (menyelesaikan soal, menggabungkan, menghubungkan,
memisahkan, menyusun, menderetkan, melipat, dan membagi).
• Banyak strategi belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar di
kelas tinggi Sekolah Dasar, di antarannya: tanya-jawab, latihan atau drill,
belajar kelompok, observasi atau pcngamatan, inkuiri, pemecahan
masalah, dan diskaveri. Di kelas tinggi, siswa dapat dibimbing dengan
menggunakan pembelajaran konstruktivis, artinya siswa dibimbing untuk
mencari, menemukan, menggolongkan, menyusun, melakukan,
mengkaji, dan menyimpulkan sendiri atau berkelompok tentang
substansi yang dipelajarinya.
MODUL 2 – KB 3
• Menurut Piaget siswa kelas 6 SD yang mencapai usia 11 tahun,
masuk dalam fase perkembangan operasional formal, artinya
suatu perkembangan kognitif yang menunjukkan bahwa siswa
sudah memiliki kemampuan berpikir tinggi atau berpikir ilmiah.
Dengan/demikian pada kelas 6 bahkan mulai dari kelas 5
pembelajarannya hams menggunakan beberapa pendekatan
ilmiah.
MODUL 3 – KB 1
• Belajar kolaboratif adalah suatu cara belajar antara 2 orang atau
lebih dengan tujuan yang sama dan adanya ketergantungan satu
sama lain. Dalam belajar kolaboratif pebelajar dapat
mengembangkan pengetahuan bersama maupun pengetahuan
individu. Belajar kooperatif juga merupakan suatu cara belajar
bekelja sama, namun para anggota belum tentu mempunyai
tujuan yang sama. Antarpebelajar yang saling bantu hanya
sebatas apa yang dibutuhkan oleh temannya.
MODUL 3 – KB 1
• Belajar kuantum merupakan suatu kegiatan belajar dengan
suasana' yang menyenangkan karena guru mengubah
(mengorkestrasi) segala sesuatu yang ada di sekelilingnya
sehingga pebelajar bergairah belajar.

• Belajar tematik pada hakikatnya merupakan suatu jenis


pembelajaran yang memadukan beberapa bidang studi
berdasarkan suatu tema sebagai payung (kerangka isi). Dengan
demikian, pebelajar diharapkan memahami hubungan
antarbidang studi (mata pelajaran) secara terpadu.
MODUL 3 – KB 2
• Dalam Kegiatan Belajar 2 ini Anda mempelajari 4 rumpun model
mengajar, yaitu model sosial, pemrosesan informasi, model
personal, dan model sistem perilaku. Rumpun model sosial
dirancang untuk menilai keberhasilan dan tujuan akademik,
termasuk studi tentang nilainilai sosial, kebijakan publik,
memecahkan konflik. Model mengajar sosial diciptakan untuk
membentuk masyarakat belajar.

• Model pemrosesan informasi menekankan pada cara


meningkatkan pembawaan seseorang memahami dunia dengan
memperoleh dan mengorganisasikan data, memahami masalah,
dan mencari pemecahannya, serta mengembangkan konsep-
konsep dan bahasa untuk menyampaikannya.
MODUL 3 – KB 2
• Model belajar personal dimulai dari pandangan tentang harga diri
individu. Seseorang berusaha memahami diri sendiri dengan
lebih baik, bertanggung jawab atas pendidikannya sendiri, dan
belajar mencapai pengembangan yang baru dengan lebih kuat,
lebih sensitif, dan lebih kreatif dalam meraih kehidupan yang
berkualitas tinggi.
• Model sistem perilaku sering disebut teori belajar sosial,
modiflkasi perilaku, therapy perilaku, dan cybernetic. Manusia
memiliki sistem komunikasi koreksi diri yang memodifikasi
perilaku dalam merespons informasi tentang seberapa jauh
keberhasilan tugas-tugas yang dikehendaki. Secara bertahap,
perilaku disesuaikan dengan balikan sampai ada kemajuan dalam
meniti anak tangga dengan aman.

Anda mungkin juga menyukai