Dosen Pengampu :
TAHUN 2022/2023
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan observasi pada suatu rumah sakit “RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA” oleh
mahasiswa Poltekkes Kemenkes Surabaya Prodi D III Keperawatan Tuban. Laporan
observasi dapat di selesaikan dengan lancar dan tepat waktu, laporan observasi yang di susun
oleh kelompok 3 disahkan dan disetujui pada :
Hari : Rabu
Di setujui oleh
Dosen Pengampu :
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufiq, dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan observasi pada suatu rumah sakit “RSUD
Dr. MOEWARDI SURAKARTA” dengan lancar dan tepat waktu.
Adapun tujuan penyusunan laporan observasi ini adalah untuk memenuhi tugas
semester 3 pada mata kuliah K3 1 ( Keselamatan dan Kesehatan Kerja 1) dan menambah
wawasan tentang K3 yang ada pada rumah sakit, atau di tempat pelayanan kesehatana lainnya
bagi penulis serta pembaca sehingga dapat dijadikan acuan untuk mengerti keselamatan pada
saat berkerja di pelayanan kesehatan nantinya.
Tak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Arista Fitri Famalia selaku
dosen pengampu mata kuliah K3 1 yang telah berkenan memberikan waktu dan
kesempatannya untuk membimbing dan mengarahkan dalam penyusunan laporan observasi
ini.
Kami menyadari bahwa laporan observasi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila terdapat kesalahan dalam penyusunan
laporan observasi ini. Kami juga sangat terbuka untuk menerima saran dan kritik guna
penyempurnaan laporan observasi di masa mendatang.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................................ i
KATA PENGANTAR.................................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL.......................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................. vii
BAB I
PENDAHULUAN......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................................... 1
B. Tujuan................................................................................................................ 2
C. Manfaat.............................................................................................................. 2
BAB II
METODE PENGAMBILAN DATA............................................................................ 3
A. Persiapan.............................................................................................................. 3
B. Lokasi................................................................................................................... 3
C. Pelaksanaan.......................................................................................................... 3
D. Sumber Data........................................................................................................ 3
E. Teknik Pengumpulan Data.................................................................................. 4
BAB III
HASIL OBSERVASI LAPANGAN............................................................................. 5
A. Gambaran Umum Rumah Sakit / Perusahaan.................................................... 5
B. Proses Produksi.................................................................................................. 7
C. Potensi Bahaya................................................................................................... 9
D. Faktor Bahaya.................................................................................................... 9
E. Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja................................... 10
F. Pembinaan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (P2k3) ................................... 11
G. Sosialisasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja.................................................. 11
H. Sistem Keselamatan Kerja................................................................................ 11
I. Pelayanan Kesehatan Kerja.............................................................................. 12
iii
J. Gizi Kerja......................................................................................................... 12
K. Pengolahan Limbah.......................................................................................... 12
BAB IV
PEMBAHASAN.............................................................................................................. 14
A. Potensi Bahaya..................................................................................................... 14
B. Faktor Bahaya....................................................................................................... 15
C. Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja...................................... 16
D. Pembinaan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (P2K3) ...................................... 18
E. Sosialisasi Keselamatan Dan Kesehatan Kerja.................................................... 18
F. Sistem Keselamatan Kerja................................................................................... 19
G. Pelayanan Kesehatan Kerja.................................................................................. 20
H. Gizi Kerja............................................................................................................. 21
I. Pengolahan Limbah............................................................................................. 22
PENUTUP...................................................................................................................... 24
A. Kesimpulan........................................................................................................... 24
B. Saran..................................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 26
LAMPIRAN.................................................................................................................. 27
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan yang terjadi selama ini rumah sakit juga
mengembangkan pelayanan lain yang kompetitif sesuai dengan tuntutan
masyarakat. Di samping itu rumah sakit juga mempunyai fungsi mempercepat
penyembuhan dan pemulih penderita seperti yang diharapkan, tetapi apabila tidak
terselenggara dengan baik dan optimal, maka rumah sakit sebagai depot segala
macam penyakit, baik penyakit menular maupun tidak menular. Untuk
mengantisipasi hal tersebut, maka diperlukan kondisi lingkungan rumah sakit
yang memenuhi persyaratan kesehatan lingkungan sehingga diperlukan upaya K3
dan sanitasi rumah sakit.
Upaya K3RS sudah waktunya dimengerti, dipahami, dan dilaksanakan bersama
dari pimpinan rumah sakit sampai pekerja terbawah sekalipun, guna menjamin
masyarakat pekerja rumah sakit dengan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya
baik fisik, mental maupun kesejahteraan sosialnya. Upaya K3RS bukan beban
konsumtif, tetapi investasi dan K3RS merupakan bagian dari manajemen rumah
sakit guna meningkatkan produktivitas pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Sanitasi rumah sakit adalah upaya pengawasan berbagai faktor lingkungan baik
fisik, kimia, dan biologi di rumah sakit yang dapat menimbulkan pengaruh buruk
terhadap kesehatan bagi petugas, penderita, pengunjung, dan masyarakat di sekitar
1
rumah sakit. Adanya upaya sanitasi rumah sakit merupakan upaya preventif untuk
memutuskan terjadinya mata rantai penularan penyakit.
Dalam pelaksanaan proses produksinya, rumah sakit tidak terlepas dari adanya
faktor-faktor serta potensi-potensi bahaya yang ada di dalamnya. Masalah yang
terjadi di rumah sakit dapat menghambat proses pelayanan, termasuk di dalamnya
adalah terjadinya kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, kebakaran maupun akibat
dari bencana alam. Untuk itu perlu adanya persiapan diri sebagai pencegahan hal-
hal yang tidak di tanggung oleh pihak rumah sakit baik yang bersifat ekonomis.
Menyadari akan arti pentingnya penerapan kesehatan dan keselamatan kerja, maka
rumah sakit Dr. Moewardi Surakarta membentuk suatu kepanitiaan untuk
mengelola keselamatan dan kesehatan kerja ( P2K3 ).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mendapatkan gambaran secara umum suatu rumah sakit dalam rangka
memenuhi Tugas Keselamatan dan kesehatan kerja 1 (K3)
2. Tujuan Khusus
Secara Khusus Laporan Observasi ini bertujuan :
2
C. Manfaat
Manfaat kegiatan yaitu untuk mengetahui gambaran umum suatu pelayanan kesehatan,
mencakup profil RSUD Dr. Moewardi Surakarta, potensi bahaya, faktor bahaya, sistem
managemen keselamatan dan kesehatan kerja ( SMK3), pembinaan keselamatan dan
kesehatan kera ( P2K3 ), sosialisasi keselamatan dan kesehatan kerja, sistem keselamatan
kerja, pelayanan keselamatan kerja, gizi kerja dan pengolahan limbah RSUD Dr. Moewardi
Surakarta.
3
BAB II
A. Persiapan
Tahapan persiapan merupakan kegiatan sebelum memulai pengumpulan dan pengolahan
data. Dalam tahap awal ini di susun hal hal penting yang harus segera di lakukan dengan
tujuan untuk mengefektifkan waktu dan pekerjaan. Tahap persiapan ini meliputi kegiatan –
kegiatan sebagai berikut :
B. Lokasi
Tempat lokasi kegiatan berada di Jalan Kolonel Sutarto No. 132, Jebres,
Surakarta Jawa Tengah. Dalam pelaksanaannya penulis ditempatkan di Instalasi
Sanitasi dan IPSRS.
C. Pelaksanaan
Bentuk-bentuk Kegiatan : Wawancara, Observasi dan dokumen yang relevan.
D. Sumber Data
Sumber data diperoleh pada tempat observasi di instalasi sanitasi dan IPSRS RSUD Dr.
Moewardi Surakarta.
4
1. Observasi
Kegiatan yang dilakukan:
a. Pengamatan secara langsung ke lapangan mengenai penerapan K3 serta
pengolahan sanitasi lingkungan.
b. Pendataan mengenai faktor bahaya dan potensi bahaya di RSUD Dr.Moewardi
Surakarta.
c. Pengukuran faktor lingkungan fisik yang berlokasi di Instalasi
Perawatan Intensif, yang meliputi:
Pengukuran kebisingan
Pengukuran penerangan
Pengukuran kadar debu
Pengukuran suhu dan kelembaban
2. Wawancara
Melakukan tanya jawab langsung dengan petugas untuk memperoleh informasi
mengenai penerapan K3 serta pengolahan sanitasi lingkungan.
3. Dokumentasi
Teknik ini dilakukan dengan mengumpulkan dan mempelajari dokumen- dokumen
tentang pengolahan sanitasi lingkungan serta catatan-catatan yang diperoleh dari
instalasi RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
5
BAB III
RSUD Dr. Moewardi Surakarta mempunyai ketenagaan dengan jumlah 1.191 orang yang
terdiri dari tenaga medis, tenaga keperawatan, tenaga farmasi, tenaga kesehatan, tenaga gizi,
tenaga terapi fisik, tenaga keteknisan medis dan tenaga non medis. Sebelum menjadi RSUD
Dr. Moewardi Surakarta seperti sekarang ini, telah terjadi 3 tahap pembentukan dalam
prosesnya, yaitu:
3. Jaman kemerdekaan
Rumah Sakit Surakarta Jebres diganti namanya menjadi Rumah Sakit Umum Jebres
dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI tanggal 19 Juli 1954 No. 4475/RS pada tahun
1976 atas persetujuan Inspektur Kesehatan Rakyat Propinsi Daerah I Jawa Tengah di
Semarang, maka Rumah Sakit Kadipolo dipindahkan ke Rumah Sakit Mangkubumen pindah
6
ke kompleks Jebres. Penggunaan gedung kompleks Jebres diresmikan oleh Presiden
Soeharto.
Alamat : Jl. Kolonel Sutarto No. 132 Jebres Surakarta Kelas : B2 Pendidikan
a. Visi
Menjadi pusat rujukan pelayanan kedokteran akademik terkemuka di Jawa Tengah 2010.
b. Misi
1. Meningkatkan mutu akademik sumber daya manusia penyelenggara pelayanan serta
meningkatkan komitmennya terhadap peningkatan mutu pelayanan.
2. Meningkatkan efisiensi penyelenggaraan pelayanan.
3. Meningkatkan competitiveness pelayanan RSUD Dr. Moewardi Surakarta melalui
peningkatan mutu akademik dari pelayanan.
4. Meningkatkan competitiveness pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas
Maret Surakarta melalui peningkaan mutu pelayanan.
B. Proses Produksi
Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan untuk pelayanan umum, tempat
berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat, yang memungkinkan terjadinya pencemaran
lingkungan, gangguan kesehatan dan atau dapat menjadi tempat penyebab penularan
penyakit. Untuk menghindari hal-hal tersebut di atas, maka lingkungan dan prasarana rumah
sakit perlu dipelihara dengan baik sesuai dengan persyaratan kesehatan. Penyelenggara
penyehatan lingkungan rumah sakit adalah direksi rumah sakit dibantu oleh beberapa orang
tenaga unit kerja di bidang kesehatan lingkungan.
7
Instalasi sanitasi bertugas memelihara kualitas lingkungan rumah sakit dan
mengendalikan faktor-faktor lingkungan yang dapat merrugikan manusia. Ruang lingkup
sanitasi rumah sakit meliputi :
C. Potensi Bahaya
Potensi bahaya yang timbul di RSUD Dr. Moewardi Surakarta adalah :
1. Kebakaran
Potensi kebakaran terdapat di ruang genzet, instalasi gizi, tanki solar, incinerator, farmasi,
dan laboratorium. Untuk masing-masing bagian telah dipasang rambu peringatan bahaya dan
kebakaran. Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta telah disediakan sarana dan prasarana
penanggulangan kebakaran. Seperti hydran, sprinkler, smoke detector, APAR (Alat Pemadam
Api Ringan), alarm kebakaran.
2. Terpeleset
Ada kemungkinan bisa terjadi kecelakaan kerja berupa terpeleset yang disebabkan karena
lantai pada tangga itu terlalu licin dan karet penahan yang ada sebagian telah rusak dan tidak
ada lagi.
D. Faktor Bahaya
Faktor-faktor bahaya yang ada di RSUD Dr. Moewardi Surakarta adalah:
1. Kebisingan
Dari data pengukuran yang ada di RSUD Dr. Moewardi Surakarta diukur dengan
menggunakan alat sound level meter, didapatkan hasil sebagai berikut :
8
No. Lokasi Kebisingan (dB)
4 Haemodialisa 58,9
6 Ruang NICU 63
7 Ruang ICCU 62
8 Ruang ICU 63
9 Laundry 59,5
2. Penerangan
Penerangan merupakan bagian yang sangat penting dalam proses kegiatan di rumah sakit.
Tiap-tiap unit kerja membutuhkan intensitas penerangan yang berbeda-beda sesuai dengan
jenis pekerjaannya. Berikut ini hasil pengukuran penerangan dengan menggunakan alat lux
meter :
9
Tabel 2. Data Pengukuran Penerangan
3. Debu
Keadaan udara dalam suatu tempat berpengaruh terhadap produktivitas dan efisiensi
kerja. Yang paling dominan mempengaruhi keadaan di rumah sakit adalah debu yang timbul
dari proses produksi dan non produksi. Melihat letak geografis rumah sakit yang dekat
dengan jalan raya dan daerah industri, maka berpengaruh terhadap meningkatnya kadar debu.
Sedang dari dalam rumah sakit sendiri terdapat sumber debu kapas yang tinggi pada bagian
laundry. Sedang upaya yang dilakukan untuk menekan paparan debu terhadap karyawan yaitu
dengan sistem kerja cara basah, yaitu linen yang ditangani dibuat basah atau semi basah, serta
menggunakan APD berupa masker.
Debu yang berada di ganggang rumah sakit merupakan sumber debu yang cukup tinggi.
Upaya yang dilakukan dengan house keeping dengan cara pembersihan dan pengepelan
dengan menggunakan desinfektan lysol sebanyak 4 kali yaitu pagi, siang, sore, dan malam.
Sampai saat ini belum ada keluhan dari karyawan, pasien maupun pengunjung mengenai
debu yang terpapar di rumah sakit. Untuk pengukuran kadar debu di RSUD Dr. Moewardi
Surakarta dengan menggunakan alat low volume sampler, dan pengukuran debu telah
dilaksanakan secara intensif.
10
No. Lokasi Suhu (oC) Kelembaban (%)
5. Bahan Kimia
Bahan-bahan kimia di rumah sakit bisa berdampak buruk bagi tenaga kerja yang terpapar
bahan kimia, seperti tenaga kerja di laboratorium, bagian sanitasi khususnya bagian fogging
dengan bahan cidex, yang bahan kimianya berupa formalin yang berbahaya bagi manusia.
Bahan kimia yang biasa digunakan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta adalah alkohol
70%, larutan Buffer yang terdiri dari KH2PO4, K2HPO4, dan NaHPO4. juga digunakan Chlor,
HCl, H2SO4, NaOH, KOH, K2Cr2O4, AgNO3, Formaldehid, Sodium Cyanide, Dilute Zinc
Indicator, Sodium Ascorbat, Zinc Buffer Powder, Zinc Indicator Solution, Methil Alkohol,
KMnO4, (COOH)2.2H2O. Pengamanan lokasi penyimpanan bahan berbahaya dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan. Terdapat MSDS untuk masing-masing bahan kimia.
11
6. Faktor Bahaya Biologi
Faktor biologi yang berbahaya bagi manusia adalah bakteri dan virus yang terdapat di
rumah sakit. Bakteri dan virus selain bisa menginfeksi pasien juga bisa menginfeksi tenaga
kerja yang bekerja di rumah sakit. Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta dilakukan pengukuran
dan pengendalian angka kuman. Pemeriksaan angka kuman dilakukan rutin setiap minggu
atau satu bulan sekali tergantung ruangannya. Adapun hasil yang didapatkan di instalasi
perawatan intensif (IPI) adalah sebagai berikut:
1 ICU 372 1 3
2 ICCU 460 10 17
3 PICU 55 1 13
4 NICU 39 0 1
5 CSSD 55 1 9
6 CV Isolasi 143 1 1
7 CV Pemulihan 170 0 9
8 VK 142 1 2
9 HCU 185 1 2
10 OK. IGD 2 27 0 1
Dalam bentuk kebijakan (Policy) tertulis, jelas dan mudah dimengerti serta diketahui oleh
seluruh kariawan RS. Manajemen RS mengidentifikasi dan menyediakan semua sumber
daya esensial seperti pendanaan, tenaga K3 dan sarana untuk terlaksananya program K3 di
12
RS. Kebijakan K3 di RS diwujudkan dalam bentuk wadah K3 RS dalam struktur organisasi
RS.
Untuk melaksanakan komitmen dan kebijakan K3 RS perlu disusun strategi antara lain :
Team P2K3RS adalah team yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada direktur
untuk menangani masalah K3 di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Di RSUD Dr. Moewardi
Surakarta selain ditetapkannya sistem manajemen lingkungan, juga menetapkan kebijakan
lingkungan yang bertujuan untuk mencegah timbulnya dampak negatif terhadap lingkungan.
Adapun tugas-tugas pokok team P2K3RS yaitu :
13
4. Memberikan saran kepada direktur sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun
kebijakan.
Fungsi-fungsi P2K3RS yaitu :
Falsafah
Optimalisasi sumber daya yang tersedia di RSUD Dr. Moewardi Surakarta yang
menunjang terlaksananya program P2K3RS sehingga terciptanya suasana dan kondisi yang
terlindungi.
Visi
Menjadi tempat kerja yang aman, nyaman, dan terkendali dari kebakaran serta bencana.
Misi
Dapat terselenggaranya keselamatan kerja dan kewaspadaan bencana, untuk
meningkatkan mutu pelayanan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
Tujuan
1. Menjamin dan menjaga keselamatan pasien, pengunjung, karyawan maupun aset yang
dimiliki RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
14
2. Menciptakan lingkungan kerja yang bersih, sehat, aman, dan nyaman yang mampu
meningkatkan produktivitas kerja bagi seluruh karyawan RSUD Dr. Panitia P2K3RS
di RSUD Dr. Moewardi Surakarta
DIREKTUR
Wadir
Wadir Pelayanan
Wadir Umum Penunjang
Medik dan
dan Keuangan Medik dan
Keperawatan
Pendidikan
15
Ketua P2K3RS
Bidang Bidang
Pengamanan Bidang Pengamanan
Peralatan Medik Pelayanan Keselamatan
dan Non Medik Kesehatan Kerja Bnagunan,
dan Pencegahan Bencana, dan
Penyakit Akibat Evakuasi
Kerja
Unit Kerja
a) Persuasi
16
b) Pembiasaan (Conditioning)
c) Sistem dan Prosedur
d) Kekuasaan
Metode sosialisasi penerapan budaya K3 rumah sakit melalui:
1. Pengenalan (awareness)
a. Sosialisasi kebijakan K3 pada setiap pertemuan (rapat, upacara)
b. Spanduk dengan pesan K3 (bulan K3, ultah RS)
c. Poster-poster pesan keselamatan ,Buku saku yang berisi kebijakan K3 (bersamaan
dengan slip gaji)
d. Safety talk sebelum melaksanakan tugas
e. Contoh langsung di lapangan
2. Pemahaman
a. Kursus / Pelatihan
b. Seminar
c. Study banding
d. Pelibatan dalam organisasi K3
e. Praktek Lapangan K3
3. Pengembangan (Development)
a. Keterlibatan dalam tim K3
b. Sebagai fasilitator K3
17
I. Pelayanan Kesehatan Kerja
Pelayanan Kesehatan Kerja yang dilakukan RSUD Dr. Moewardi Surakarta
antara lain :
1. Program pelayanan kesehatan kerja
- Pemeriksaan Kesehatan Awal
Pemeriksaan kesehatan awal ini dilakukan untuk seluruh karyawan baru.
Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan kesehatan mata, jantung, dan thorak serta
kesehatan secara fisik.
- Pemeriksaan Kesehatan Berkala
Pemeriksaan kesehatan ini dilakukan bagi semua karyawan yang bertugas di
tempat yang berisiko besar terhadap gangguan kesehatan terhadap pekerjaannya,
yaitu tenaga kerja yang bekerja di Instalasi Gizi, Farmasi, Radiologi,
Laboratorium, CSSD, Laundry, IPSRS, Instalasi Sanitasi, dan Keperawatan.
Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan meliputi pemeriksaan fisik diagnostik
dan pemeriksaan penunjang lainnya oleh dokter yang ditunjuk Dinas Kesehatan
yang dilakukan 2 kali dalam setahun.
- Pemeriksaan Kesehatan Khusus
Pemeriksaan khusus dilakukan jika tenaga kerja mengalami kecelakaan,
gangguan kesehatan, dan terinfeksi PAK (Penyakit Akibat Kerja).
2. Sarana dan fasilitas
Sarana dan fasilitas pelayanan kesehatan kerja bagi karyawan di RSUD Dr. Moewardi
Surakarta umumnya sama dengan pelayanan untuk pasien. Hanya saja karyawan diberikan
sarana dan prasarana dengan cuma-cuma atau gratis.
3. Jamsostek
Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta ada yang dilakukan Jamsostek dan ada yang tidak,
untuk Askes hanya diberikan bagi PNS (Pegawai Negeri Sipil), sedangkan untuk pegawai
kontrak diberikan jaminan hari tua.
J. Gizi Kerja
Sejauh ini pelayanan Gizi kerja di RSUD Dr. Moewardi Surakarta hanya sebatas
pemberian air minum kepada karyawannya. Untuk extra fooding dari instalasi gizi hanya
diberikan kepada karyawan unit tertentu yang melakukan pekerjaan extra, makanan tersebut
18
berupa telur, mie instant, dan roti. Unit kerja tersebut meliputi karyawan IBS, Perawat Shift
Malam, Karyawan Instalasi Sanitasi khususnya petugas fogging, karyaan laundry dan sub
bagian IPSRS. Pihak RSUD Dr. Moewardi Surakarta juga Belum menyediakan kantin untuk
karyawan. Pihak rumah sakit hanya menyediakan tempat saja dan untuk pengelolaan kantin
dilakukan oleh pihak luar (Dharma Wanita), sehingga kandungan gizi tidak terpantau dengan
baik.
K. Pengolahan Limbah
Limbah rumah sakit khususnya di RSUD Dr. Moewardi Surakarta dapat dibedakan
menurut wujud dan jenisnya yaitu :
1. Limbah padat/sampah Sampah rumah sakit dapat dibedakan menjadi sampah medis
maupun non medis, yakni :
a. Sampah Medis
Sampah yang dihasilkan dari kegiatan pelayanan medis baik untuk diagnosa
maupun terapi. Sampah ini berasal dan kegiatan di ruang pemeriksaan, ruang
operasi, laboratorium, unit perawatan, kamar mayat, apotik dan ruang radioaktif.
Jenis dari sampah medis ini adalah berupa kapas, masker, jarum, kasa bekas,
spuit, jaringan tubuh, rambut, ampul bekas, plester, sisa ramuan obat, bekas obat,
pembungkus radioaktif, dan lain-lain.
b. Sampah Non Medis
Sampah yang dibuang dari kegiatan rumah sakit yang secara keseluruhan tidak
bersifat infeksius sehingga kemungkinan untuk dapat menyebabkan kecelakaan
sangat kecil. Ada 2 jenis sampah non medis yaitu sampah basah (garbages),
sampah kering (rubbish).
1) Garbages
Berasal dari ruang perkantoran dan administrasi, dapur, instalasi gizi,
bangsal perawatan dan semua unit kerja yang ada di rumah sakit yang
menghasilkan sampah yang mudah membusuk. Garbages ini berupa sisa
makanan, bahan makanan dan lain-lain.
2) Rubbish
Berasal dan ruang perkantoran dan administrasi, halaman, taman, dan
semua unit kerja yang dapat menghasilkan sampah yang tidak mudah busuk.
Yang termasuk rubbish antara lain : kayu, karet, potongan rumput, tanaman,
logam, kaca, pembungkus makanan, kertas, plastik dan sebagainya.
2. Limbah Cair
Limbah cair secara umum digolongkan menjadi :
- Kelompok bidang keperawatan : Ruang Rawat jalan, Ruang Rawat Inap, Ruang
Operasi, Ruang IPI, Ruang Kamar Bersalin, Ruang Rawat Bedah, Ruang Instalasi
Gawat Darurat.
- Kelompok bidang penunjang : Ruang laboratorium klinik, Ruang Radiologi dan
Radioterapi, Ruang pencucian linen/laundry, Ruang Farmasi, Ruang
sterilisasi/CSSD, Ruang Instalasi Gizi/dapur pengolahan makanan, Ruang
Instalasi Pemeliharaan Sarana, Ruang Instalasi Kamar Jenasah.
- Kelompok umum : Ruang Perkantoran, Fasilitas sosial (masjid, kafetaria),
Pencucian kendaraan.
Menurut jenisnya limbah cair RSUD Dr. Moewardi Surakarta adalah:
19
1. Golongan eskresi Manusia : sputum/dahak, air seni, tinja, darah.
2. Golongan tindakan pelayanan : limbah cair sisa kumur dari poli gigi dan mulut,
limbah cair pembersih luka/infeksi, limbah cair pembersih alat medis, limbah
cair sisa hidroterapy, limbah cair pasca bedah.
3. Golongan penunjang pelayanan : limbah cair dari laboratorium Klinik, limbah
cair dari instalasi farmasi, limbah cair dari Instalasi Radiologi, limbah cair dari
instalasi laundry CSSD, limbah cair dari kegiatan pemeliharaan sarana, limbah
cair dari kamar jenasah, limbah cair dari kendaraan (solar, oli, bensin), cair dari
pembersihan klantai, Wastafel/km (Pedoman Pengelolaan Limbah Cair Instalasi
Sanitasi RSUD. Dr. Moewardi Surakarta, 2006 : 3-4).
3. Limbah Gas
Limbah gas dapat bersumber dan tempat parkir, pengoperasian genset mesin
diesel dan boiler (ketel uap) serta tempat pembakaran sampah padat. Limbah gas ini
berupa asap kendaraan, asap dan pengoperasian diesel dan boiler, debu, asap dan
senyawa kimia yang berasal dan pembakaran incinerator.
4. Limbah Radioaktif
Limbah ini berasal dan kegiatan radiologi dan kemoterapi. Jenis limbah
radioaktif yang dihasilkan adalah Co60 (atom yang memancarkan radiasi gamma).
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Potensi Bahaya
Potensi bahaya yang timbul di RSUD Dr. Moewardi Surakarta adalah :
1. Kebakaran
Potensi kebakaran terdapat di ruang genzet, instalasi gizi, tanki solar, incinerator, farmasi,
dan laboratorium. Untuk masing-masing bagian telah dipasang rambu peringatan bahaya dan
kebakaran. Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta telah disediakan sarana dan prasarana
penanggulangan kebakaran. Seperti hydran, sprinkler, smoke detector, APAR (Alat Pemadam
Api Ringan), alarm kebakaran.
2. Terpeleset
20
Ada kemungkinan bisa terjadi kecelakaan kerja berupa terpeleset yang disebabkan karena
lantai pada tangga itu terlalu licin dan karet penahan yang ada sebagian telah rusak dan tidak
ada lagi.
Potensi bahaya adalah sesuatu yang berpotensi untuk terjadinya insiden yang berakibat
pada kerugian.
Potensi bahaya yang terjadi di RSUD Dr. Moewardi Surakarta minim, sehingga dapat
diatasi dengan adanya fasilitas, sarana dan prasarana yang disediakan.
B. Faktor Bahaya
Faktor-faktor bahaya yang ada di RSUD Dr. Moewardi Surakarta adalah:
1. Kebisingan
Dari data pengukuran yang ada di RSUD Dr. Moewardi Surakarta diukur dengan
menggunakan alat sound level meter.
2. Penerangan
Penerangan merupakan bagian yang sangat penting dalam proses kegiatan di rumah sakit.
Tiap-tiap unit kerja membutuhkan intensitas penerangan yang berbeda-beda sesuai dengan
jenis pekerjaannya.
3. Debu
Untuk pengukuran kadar debu di RSUD Dr. Moewardi Surakarta dengan menggunakan
alat low volume sampler, dan pengukuran debu telah dilaksanakan secara intensif.
5. Bahan Kimia
Bahan kimia yang biasa digunakan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta adalah alkohol
70%, larutan Buffer yang terdiri dari KH2PO4, K2HPO4, dan NaHPO4. juga digunakan Chlor,
HCl, H2SO4, NaOH, KOH, K2Cr2O4, AgNO3, Formaldehid, Sodium Cyanide, Dilute Zinc
Indicator, Sodium Ascorbat, Zinc Buffer Powder, Zinc Indicator Solution, Methil Alkohol,
KMnO4, (COOH)2.2H2O. Pengamanan lokasi penyimpanan bahan berbahaya dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan. Terdapat MSDS untuk masing-masing bahan kimia.
21
Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta dilakukan pengukuran dan pengendalian angka
kuman. Pemeriksaan angka kuman dilakukan rutin setiap minggu atau satu bulan sekali
tergantung ruangannya.
Faktor bahaya adalah sumber potensi kerusakan atau situasi yang berpotensi kerugian dan
memiliki resiko untuk menimbulkan hasil yang negatif.
Menurut hasil pengukuran setiap faktor bahaya yang ditimbulkan di RSUD Dr. Moewardi
Surakarta minim terjadi dari faktor yang ditimbulkan, sehingga jarang terjadi kecelakaan
kerja yang berpotensi kerugian.
Dalam bentuk kebijakan (Policy) tertulis, jelas dan mudah dimengerti serta diketahui oleh
seluruh kariawan RS. Manajemen RS mengidentifikasi dan menyediakan semua sumber
daya esensial seperti pendanaan, tenaga K3 dan sarana untuk terlaksananya program K3 di
RS. Kebijakan K3 di RS diwujudkan dalam bentuk wadah K3 RS dalam struktur organisasi
RS.
Untuk melaksanakan komitmen dan kebijakan K3 RS perlu disusun strategi antara lain :
22
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang diterapkan sesuai dengan
teori yang dijelaskan sehingga keselamatan dan kesehatan kerja tercapai secara maksimal.
Pembinaan keselamatan dan kesehatan kerja adalah badan pembantu di tempat kerja yang
merupakan wadah kerjasama antara pengusaha dan pekerja untuk mengembangkan kerjasama
saling pengertian dan partisipasi aktif dalam penerapan keselamatan dan kesehatan kerja.
1. Pengenalan (awareness)
a. Sosialisasi kebijakan K3 pada setiap pertemuan (rapat, upacara)
b. Spanduk dengan pesan K3 (bulan K3, ultah RS)
c. Poster-poster pesan keselamatan ,Buku saku yang berisi kebijakan K3 (bersamaan
dengan slip gaji)
d. Safety talk sebelum melaksanakan tugas
e. Contoh langsung di lapangan
2. Pemahaman
a. Kursus / Pelatihan
b. Seminar
c. Study banding
d. Pelibatan dalam organisasi K3
e. Praktek Lapangan K3
3. Pengembangan (Development)
a. Keterlibatan dalam tim K3
23
b. Sebagai fasilitator K3
Sosialisasi pentingnya K3 di rumah sakit salah satunya bisa dilakukan dengan
mengikutsertakan seluruh sumber daya manusia yang ada untuk mengikuti training K3 rumah
sakit. Untuk terlaksananya program K3 dan dapat dilaksanakan dengan baik, maka pihak
manajemen rumah sakit perlu memahami berbagai hal yang terkait dengan K3.
Menindaklanjuti kebutuhan pemahaman terhadap Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah
Sakit tersebut, dalam training ini akan menjawab permasalahan-permasalahan yang terkait
K3 di rumah sakit, tidak hanya dari aspek pengelolaannya saja, akan tetapi lebih
meningkatkan profesionalisme tenaga kerja yang ada di rumah sakit, sehingga diharapkan
para tenaga kerja tersebut lebih peka dan kreatif dalam implementasi K3 di rumah sakit.
Dengan penerapan K3 rumah sakit yang baik dan benar tersebut maka berbagai kasus-kasus
kecelakaan kerja dapat diminimalisasi, produktivitas pekerja dapat ditingkatkan dan pada
akhirnya dapat meningkatkan profit bagi rumah sakit.
Sosialisasi yang dilakukan sudah sesuai dengan teori yang dipaparkan sehingga kasus-
kasus kecelakaan dapat diminimalisir oleh tenaga kerja di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
Keselamatan kerja dalah sebuah kondisi dimana para karyawan terlindungi dari cedera
yang disebbakan oleh berbagai kecelkaan yang berhubungan dengan pekerjaan.
Sistem Keselamatan Kerja yang diterapkan RSUD Dr. Moewardi Surakarta yang sudah
sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia No 44 Tahun 2009 pasal 16 ayat (2) yang
menyatakan bahwa peralatan medis harus diuji dan juga dilakukan kalibrasi secara berkala.
24
Laboratorium, CSSD, Laundry, IPSRS, Instalasi Sanitasi, dan Keperawatan.
Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan meliputi pemeriksaan fisik diagnostik
dan pemeriksaan penunjang lainnya oleh dokter yang ditunjuk Dinas Kesehatan
yang dilakukan 2 kali dalam setahun.
- Pemeriksaan Kesehatan Khusus
Pemeriksaan khusus dilakukan jika tenaga kerja mengalami kecelakaan,
gangguan kesehatan, dan terinfeksi PAK (Penyakit Akibat Kerja).
2) Sarana dan fasilitas
Sarana dan fasilitas pelayanan kesehatan kerja bagi karyawan di RSUD Dr.
Moewardi Surakarta umumnya sama dengan pelayanan untuk pasien. Hanya saja karyawan
diberikan sarana dan prasarana dengan cuma-cuma atau gratis.
3) Jamsostek
Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta ada yang dilakukan Jamsostek dan ada yang
tidak, untuk Askes hanya diberikan bagi PNS (Pegawai Negeri Sipil), sedangkan
untuk pegawai kontrak diberikan jaminan hari tua.
Pelayanan Kesehatan Kerja yang ada di RSUD Dr. Moewardi Surakarta sudah
mencakup dari teori Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 01/MEN/1982.
H. Gizi Kerja
Sejauh ini pelayanan Gizi kerja di RSUD Dr. Moewardi Surakarta hanya sebatas
pemberian air minum kepada karyawannya. Untuk extra fooding dari instalasi gizi hanya
diberikan kepada karyawan unit tertentu yang melakukan pekerjaan extra, makanan tersebut
berupa telur, mie instant, dan roti.
Gizi kerja berarti nutrisi yang di perlukan oleh pekerja untuk memenuhi kebutuhan kalori
sesuai dengan beban kerjanya. Gizi kerja di tunjukan untuk meningkatkan daya kerja yang
setinggi tingginya.
Gizi Kerja di RSUD Dr. Moewardi Surakarta berkebalikan dengan teori gizi kerja
ditunjukkan dengan tenaga kerja yang hanya diberikan air minum saja, untuk makanan hanya
tenaga kerja di unit tertentu. Sehingga, gizi kerja di RSUD Dr. Moewardi Surakarta perlu
ditingkatkan.
I. Pengolahan Limbah
Limbah rumah sakit khususnya di RSUD Dr. Moewardi Surakarta dapat dibedakan
menurut wujud dan jenisnya yaitu :
25
1. Limbah padat/sampah
Sampah rumah sakit dapat dibedakan menjadi sampah medis maupun non medis,
yakni :
a. Sampah Medis
Sampah yang dihasilkan dari kegiatan pelayanan medis baik untuk diagnosa
maupun terapi. Sampah ini berasal dan kegiatan di ruang pemeriksaan, ruang
operasi, laboratorium, unit perawatan, kamar mayat, apotik dan ruang radioaktif.
Jenis dari sampah medis ini adalah berupa kapas, masker, jarum, kasa bekas,
spuit, jaringan tubuh, rambut, ampul bekas, plester, sisa ramuan obat, bekas obat,
pembungkus radioaktif, dan lain-lain.
b. Sampah Non Medis
Sampah yang dibuang dari kegiatan rumah sakit yang secara keseluruhan tidak
bersifat infeksius sehingga kemungkinan untuk dapat menyebabkan kecelakaan
sangat kecil. Ada 2 jenis sampah non medis yaitu sampah basah (garbages),
sampah kering (rubbish).
i. Garbages
Berasal dari ruang perkantoran dan administrasi, dapur, instalasi gizi,
bangsal perawatan dan semua unit kerja yang ada di rumah sakit yang
menghasilkan sampah yang mudah membusuk. Garbages ini berupa sisa
makanan, bahan makanan dan lain-lain.
ii. Rubbish
Berasal dan ruang perkantoran dan administrasi, halaman, taman, dan
semua unit kerja yang dapat menghasilkan sampah yang tidak mudah busuk.
Yang termasuk rubbish antara lain : kayu, karet, potongan rumput, tanaman,
logam, kaca, pembungkus makanan, kertas, plastik dan sebagainya.
2. Limbah Cair
Limbah cair secara umum digolongkan menjadi :
1. Kelompok bidang keperawatan : Ruang Rawat jalan, Ruang Rawat Inap, Ruang
Operasi, Ruang IPI, Ruang Kamar Bersalin, Ruang Rawat Bedah, Ruang Instalasi
Gawat Darurat.
2. Kelompok bidang penunjang : Ruang laboratorium klinik, Ruang Radiologi dan
Radioterapi, Ruang pencucian linen/laundry, Ruang Farmasi, Ruang
sterilisasi/CSSD, Ruang Instalasi Gizi/dapur pengolahan makanan, Ruang
Instalasi Pemeliharaan Sarana, Ruang Instalasi Kamar Jenasah.
3. Kelompok umum : Ruang Perkantoran, Fasilitas sosial (masjid, kafetaria),
Pencucian kendaraan.
26
diesel dan boiler (ketel uap) serta tempat pembakaran sampah padat. Limbah gas ini
berupa asap kendaraan, asap dan pengoperasian diesel dan boiler, debu, asap dan
senyawa kimia yang berasal dan pembakaran incinerator.
4. Limbah Radioaktif
Limbah ini berasal dan kegiatan radiologi dan kemoterapi. Jenis limbah
radioaktif yang dihasilkan adalah Co60 (atom yang memancarkan radiasi gamma).
Pengolahan limbah adalah proses menghilangkan atau menguraikan polutan yang ada
dalam air limbah sehingga hilang sifat-sifat dari polutan tersebut yang meliputi proses fisika,
kimia, dan biologi.
Pengolahan limbah RSUD Dr. Moewardi Surakarta sesuai dengan teori dimana
dikelompokkan sesuai jenis limbah sehingga dapat berurai secara cepat.
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Pelaksanaan pengelolaan limbah di RSUD Dr. Moewardi Surakarta dilaksanakan oleh
seluruh pihak RSDM diantaranya Instalasi Sanitasi, IPSRS, dan Sub bagian Rumah
Tangga, tidak hanya itu secara eksternal Dinas Kesehatan Kota, dan Dinas Lingkungan
Hidup juga ikut bertanggung jawab dalam pelaksanaan pengelolaan limbah. Parameter
yang dijadikan pedoman dalam pengelolaan limbah di RSUD Dr. Moewardi Surakarta
antara lain adalah Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup, Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air
Limbah. Mengingat limbah yang dihasilkan RSDM akan berdampak negatif terhadap
lingkungan, maka dari itu perlu dilakukan upaya pengelolaan terhadap limbah,
diantaranya pengelolaan limbah padat, limbah cair, limbah gas, dan radioaktif yang
masing-masing limbah memiliki standar pengelolaan yang sudah disesuaikan dengan
prosedur tetap yang ada. Untuk menanggulangi dampak limbah yang berasal dari aktifitas
27
RSUD Dr. Moewardi Surakarta maka dilakukan upaya pengelolaan dan pemantauan
terhadap lingkungan, dalam hal ini didasarkan atas beberapa pendekatan, yakni sebagai
berikut : Pendekatan teknologi, Pendekatan ekonomi, Pendekatan sosial budaya,
Pendekatan Institusional.
B. Saran
1. Perlu adanya kerjasama yang terkoordinasi antar semua pihak yang ada di rumah
sakit, baik kerja sama antar instalasi di rumah sakit maupun juga dengan tenaga
medis, pasien, maupun pengunjung rumah sakit.
2. Perlu adanya saran dan masukan untuk penyempurnaan laporan hasil observasi RSUD
Dr. Moewardi Surakarta
DAFTAR PUSTAKA
Marwanti. 2009, Magang Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di RSUD Dr.
Moewardi Surakarta. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Surakarta
28