Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

FUNGSI PENGUKURAN DALAM FISIKA KESEHATAN

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Biomedik

Disusun Oleh:

ELIDAR HASRANOFA

NIM 2213201011

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


POLTEKKES MAJAPAHIT MOJOKERTO
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan merupakan bagian penting dari kesejahteraan masyarakat karena perannnya
sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia, disamping sandang, pangan dan papan. Banyak ilmu
yang dibutuhkan dalam bidang kesehatan, salah satunya adalah fisika. Dewasa ini dunia kesehatan
modern telah memanfaatkan perkembangan teknologi dan prinsip ilmu fisika untuk meningkatkan
efisiensi serta efektivitas dalam dunia kesehatan. Terobosan penting dalam ilmu fisika dan teknologi
ini memberikan sumbangan yang sangat berharga dalam diagnosis dan terapi berbagai penyakit yang
secara tidak langsung telah meningkatkan kondisi sosial ekonomi masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah, penulisan makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan fisika ?
1.2.2 Bagaimana hubungan fisika dengan bidang kesehatan?
1.2.3 Bagaimana fungsi pengukuran dalam fisika kesehatan ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu tujuan umum dan tujuan
khusus.
Tujuan umum penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.3.1 mengetahui ilmu fisika;
1.3.2 mengetahui hubungan fisika dengan bidang kesehatan;
1.3.3 mengetahui fungsi pengukuran dalam fisika kesehatan;
Tujuan khusus penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.3.1 menginformasikan kepada pembaca mengenai ilmu fisika;
1.3.2 menginformasikan kepada pembaca mengenai hubungan fisika dengan bidang kesehatan.
1.3.3 menginformasikan kepada pembaca mengenai fungsi pengukuran dalam ilmu fisika

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Ilmu Fisika


Fisika atau yang juga dikenal dengan ilmu alam adalah ilmu yang mempelajari gejala alam.
Fisika berhubungan dengan pengamatan, pemahaman dan pendugaan atau peramalan fenomena alam
termasuk sifat-sifat sistem buatan manusia. Ruang lingkup fisika sangat luas melibatkan matematika
dan teori, eksperimen dan observasi, komputasi, material serta teori dan teknologi informasi. Sistem
alam yang dipelajari mulai dari yang paling kecil seperti elektron dan quark sampai yang amat besar
seperti tata surya bahkan jagad raya ini. Hasil kajian fisika ini berupa rumus dan hukum fisika atau
dalam bahasa awamnya disebut hukum alam yang kita yakini sebagai hukum Tuhan atau dalam
bahasa religius disebut sebagai ayat-ayat Tuhan.
Ide-ide dan teknik-teknik fisika juga mendorong kemajuan disiplin ilmu lain seperti kimia,
komputer, elektronika dan instrumentasi, ilmu keteknikan, ilmu bahan, matematika dan statistika,
kedokteran dan ilmu-ilmu hayati, meteorologi, dan lain-lain. Fisika adalah disiplin ilmu yang
mencakup aspek teoritis maupun praktis yang berevolusi secara kontinu. Fisika dicirikan oleh
gagasan bahwa sebuah sistem dapat difahami dengan mengidentifikasi beberapa besaran kunci seperti
energi dan momentum (pusa) dan prinsip-prinsip universal yang berkaitan. Bagian yang menarik dari
fisika adalah bahwa prinsip-prinsip universal itu relatif tidak banyak dan dapat berlaku untuk seluruh
sains tidak terbatas pada fisika.
Fisika adalah ilmu pengetahuan empiris. Ketrampilan dan metode yang digunakan adalah
bagian integral dari fisika. Tes akhir validitas setiap teori adalah apakah teori tersebut cocok dengan
eksperimen. Banyak penemuan-penemuan penting yang dibuat sebagai hasil dari pengembangan
suatu teknik eksperimen baru. Sebagai contoh, teknik yang dikembangkan untuk mencairkan gas
helium secara berturutan mengarah pada penemuan yang sama sekali tak terduga tentang
superkonduktivitas, superfluiditas dan seluruh bidang fisika temperatur rendah. Instrumen yang
dikembangkan di bidang fisika dapat diterapkan di cabang ilmu pengetahuan lain. Sebagai contoh,
radiasi elektromagnet yang dipancarkan oleh mesin pemercepat elektron yang semula dirancang
untuk mempelajari partikel elementer, sekarang digunakan untuk mempelajari sifat-sifat bahan di
dalam ilmu keteknikan, biologi, dan kedokteran.

2
2.2 Hubungan Fisika Dengan Bidang Kesehatan
Ada beberapa ilmu yang dibutuhkan dalam bidang kesehatan, salah satunya adalah ilmu
fisika. Fisika medis atau medical physics adalah bidang ilmu yang multidisiplin dan tidak hanya ilmu
fisika aja, karena fisika medis adalah salah satu cabang ilmu fisika yang menerapkan konsep dan
metodologi fisika dalam bidang kedokteran, khususnya dalam diagnosis dan pengobatan penyakit.
Bidang ilmu ini sangat bersinggungan dengan elektronik kesehatan, bioteknologi dan fisika
kesehatan. Dalam konteks profesional di rumah sakit, fisika medis biasanya berperan dalam 3 aspek:
radioterapi, pencitraan medis dan pengobatan nuklir.
Radioterapi adalah penggunaan energy tinggi dengan mengionisasi radiasi untuk pengobatan
tumor. Sedangkan pencitraan medis adalah untuk mendiagnosis penyakit pada pasien. Fisikawan
medis dapat berperan dalam medical image processing dan QA alat2 seperti radiography x-ray, CT-
Scan dan MRI. Untuk MRI, karena prinsip penghasilan citra sangat berbeda dibandingkan x-ray, di
negara maju ada pula istilah MRI physicist.
Pengobatan nuklir adalah penggunaan radioisotop dalam diagnosis bahkan pengobatan
penyakit pasien. Radioisotop yang digunakan dapat menghasilkan pencitraan, dapat pula
menghasilkan data-data berupa angka-angka saja. Peran fisikawan medis adalah untuk mengevaluasi
internal dosis yang dihasilkan radioisotop dalam tubuh manusia, alat-alat yang berhubungan,
contohnya cyclotron (digunakan untuk menghasilkan radioisotop dalam penggunaan PET), PET dan
SPECT.

2.2 Fungsi Pengukuran dalam Fisika Kesehatan

Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran yang diukur dengan alat
ukur yang digunakan sebagai satuan. Sesuatu yang dapat diukur dan dapat dinyatakan dengan angka
disebut besaran, sedangkan pembanding dalam suatu pengukuran disebutsatuan. Satuan yang
digunakan untuk melakukan pengukuran dengan hasil yang sama atau tetap untuk semua orang
disebut satuan baku, sedangkan satuan yang digunakan untuk melakukan pengukuran dengan hasil
yang tidak sama untuk orang yang berlainan disebut satuan tidak baku.

1. Pengaturan Suhu Tubuh

Pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), pengaturan cairan tubuh, dan ekskresi


adalah elemen-elemen dari homeostasis. Dalam termoregulasi dikenal adanya hewan
berdarah dingin (cold-blood animals) dan hewan berdarah panas (warm-blood animals).
Namun, ahli-ahli Biologi lebih suka menggunakan istilah ektoterm dan endoterm yang
berhubungan dengan sumber panas utama tubuh hewan. Ektoterm adalah hewan yang

3
panas tubuhnya berasal dari lingkungan (menyerap panas lingkungan). Suhu tubuh hewan
ektoterm cenderung berfluktuasi, tergantung pada suhu lingkungan. Hewan dalam
kelompok ini adalah anggota invertebrata, ikan, amphibia, dan reptilia. Sedangkan
endoterm adalah hewan yang panas tubuhnya berasal dari hasil metabolisme. Suhu tubuh
hewan ini lebih konstan. Endoterm umum dijumpai pada kelompok burung (Aves), dan
mamalia.

Dalam pengaturan suhu tubuh, hewan harus mengatur panas yang diterima atau
yang hilang ke lingkungan. Mekanisme perubahan panas tubuh hewan dapat terjadi
dengan 4 proses, yaitu konduksi, konveksi, radiasi, dan evaporasi. Konduksi adalah
perubahan panas tubuh hewan karena kontak dengan suatu benda. Konveksi adalah
transfer panas akibat adanya gerakan udara atau cairan melalui permukaan tubuh. Radiasi
adalah emisi dari energi elektromagnet. Radiasi dapat mentransfer panas antar obyek
yang tidak kontak langsung. Sebagai contoh, radiasi sinar matahari. Evaporasi proses
kehilangan panas dari permukaan cairan yang ditranformasikan dalam bentuk gas. Hewan
mempunyai kemampuan adaptasi terhadap perubahan suhu lingkungan. Sebagai contoh,
pada suhu dingin, mamalia dan burung akan meningkatkan laju metabolisme dengan
perubahan hormon-hormon yang terlibat di dalamnya, sehingga meningkatkan produksi
panas. Pada ektoterm (misal pada lebah madu), adaptasi terhadap suhu dingin dengan cara
berkelompok dalam sarangnya. Hasil metabolisme lebah secara kelompok mampu
menghasilkan panas di dalam sarangnya.

Beberapa adaptasi hewan untuk mengurangi kehilangan panas, misalnya adanya


bulu dan rambut pada burung dan mamalia, otot, dan modifikasi sistim sirkulasi di bagian
kulit. Kontriksi pembuluh darah di bagian kulit dan countercurrent heat exchange adalah
salah satu cara untuk mengurangi kehilangan panas tubuh. Perilaku adalah hal yang
penting dalam hubungannya dengan termoregulasi. Migrasi, relokasi, dan sembunyi
ditemukan pada beberapa hewan untuk menurunkan atau menaikkan suhu tubuh. Gajah
di daerah tropis untuk menurunkan suhu tubuh dengan cara mandi atau mengipaskan daun
telinga ke tubuh. Manusia menggunakan pakaian adalah salah satu perilaku unik dalam
termoregulasi.

2. Pemindahan Bahan.

Pengertian pemindahan beban secara manual, menurut American Material


Handling Society bahwa material handling dinyatakan sebagai seni dan ilmu yang

4
meliputi penanganan (handling), pemindahan (moving), Pengepakan (packaging),
penyimpanan (storing) dan pengawasan (controlling) dari material dengan
segalabentuknya.(Wignjosoebroto, 1996).

3. Biomekanika

Biomekanika adalah disiplin sumber ilmu yang mengintegrasikan faktor-faktor


yang mempengaruhi gerakan manusia, yang diambil dari pengetahuan dasar seperti fisika,
matematika, kimia, fisiologi, anatomi dan konsep rekayasa untuk menganalisa gaya yang
terjadi pada tubuh. Kinerja faal dan kenyamanan dari pekerja sudah terbukti sangat
menunjang tingkat produktivitas pekerja, dengan demikian para penanggung jawab
keselamatan dan kenyamanan kerja harus memikirkan faktor bahaya-
bahaya biomekanika.

4. Biomekanika Terapan

NIOSH (National For Occupational Safety and Health) adalah suatu lembaga yang
menangani masalah kesehatan dan keselamatan kerja di Amerika, telah melakukan
analisis terhadap faktor-faktor yang bepengaruh terhadap biomekanikayaitu:

1. Berat dari benda yang dipindahkan, hal ini ditentukan oleh pembebanan langsung.

2. Posisi pembebanan dengan mengacu pada tubuh, dipengaruhi oleh:

a. Jarak horisontal beban yang dipindahkan dari titik berat tubuh.

b. Jarak vertikal beban yang dipindahkan dari lantai.

3. Frekuensi pemindahan dicatat sebagai rata-rata pemindahan/menit untuk pemindahan


berfrekuensi tinggi.

4. Periode (durasi) total waktu yang diberlakukan dalam pemindahan pada suatu
pencatatan.

5
BAB III
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Fisika adalah salah satu dari beberapa ilmu yang membantu bidang kesehatan mencapai
puncaknya. Peralatan kesehatan sangat berhubungan erat dengan ilmu fisika dan perkembangan
teknologi. Dalam pencipataan alat kesehatan sebagian besar prinsip kerjanya menggunakan konsep-
konsep fisika yang diaplikasikan. Sampai kapan pun bidang kesehatan selalu membutuhkan ilmu
fisika. Tidak hanya dalam penciptaan alat, banyak juga permasalahan dalam kesehatan yang
membutuhkan ilmu fisika untuk menanganinya.
Uraian di atas memberikan gambaran kepada kita semua betapa pentingnya peran fisika di
dalam bidang medis khususnya dalam memahami fungsi kerja organ tubuh, dalam pengembangan
alat diagnosa, maupun teknik pengobatan/terapi. Penelitian dasar ini memerlukan biaya besar
sementara nilai ekonominya belum terlihat. Inilah yang menjadi kendala negara berkembang
termasuk Indonesia dalam mendanai penelitian dasar. Jika masalah ini tidak dicarikan penyelesaian,
selamanya bangsa kita hanya akan menjadi bangsa pembeli teknologi dari bangsa lain. Kalibrasi
terhadap alat-alat kesehatan (alat diagnosa maupun terapi) yang tersebar di ribuan rumah sakit masih
bermasalah, sementara pasien-pasien masih bergantung pada pemanfaatan alat-alat tersebut.
Seharusnya alat-alat kesehatan tersebut diuji dan dikalibrasi secara rutin untuk keberhasilan
pengobatan dan keselamatan pasien. Di Indonesia sudah sangat mendesak untuk dibangun suatu pusat
pendidikan yang secara khusus menghasilkan tenaga ahli (medical physicist) yang memiliki
kompetensi untuk melakukan uji dan kalibrasi alat-alat kesehatan tersebut.

4.2 Saran

Dari kesimpulan di atas maka kami sarankan beberapa hal sebagai berikut :

1. Menggunakan alat-alat ksehatan dengan sebaik-baiknya

2. Membeli dan menggunakan alat-alat kesehatan dari luar guna melengkapai peralatan
Rumah Sakit yang ada di Indonesia

3. Marilah para ilmuwan bangsaku, berlombalah berkreasi. Minimalnya untuk kemandirian


kita akan teknologi untuk melayani kebutuhan bangsa sendir. Fisikawan medis Indonesia
teruslah berkarya

6
DAFTAR PUSTAKA

Burns D.M., MacDonald S.G.G., 1975, Physics for Biology and Premedical Students, Addison-
Wesley Publ. Ltd., London.

Cameron J.R dan Skofronick J.G., 1978, Medical Physics, John Wiley & Sons, New York.

Eisberg R.M., 1961, Fundamentals of Modern Physics, John Wiley & Sons Inc., New York.

Sylvia S. Mader, 2001, Human Biology, The McGraw−Hill Companies, 7th Edition, New York.

Anda mungkin juga menyukai