Anda di halaman 1dari 3

Nama : Agus Tri Sapta Yudha

NPM : 20041010196

Kelas : Belneg G155

Essay

Bentuk Pemerintahan Yang Bersih, Baik dan Berwibawa

Menurut saya secara sederhana, Pemerintahan yang bersih, baik, dan berwibawa dapat
dijelaskan sebagai kondisi pemerintahan yang terbebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme
(KKN). Korupsi adalah perbuatan pejabat pemerintah yang menggunakan uang pemerintah
dengan cara-cara yang tidak legal. Kolusi adalah bentuk kerjasama antara pejabat pemerintah
dengan oknum lain secara ilegal pula (melanggar hukum) untuk mendapatkan keuntungan
material bagi mereka. Nepotisme adalah pemanfaatan jabatan untuk memberi pekerjaan,
kesempatan, atau penghasilan, bagi keluarga ataupun kerabat dekat, sehingga menutup
kesempatan bagi orang lain.Pemerintahan yang penuh dengan gejala KKN biasanya tergolong
ke dalam pemerintahan yang tidak bersih, dan demikian pula sebaliknya. Konsep pemerintahan
yang bersih dan berwibawa identik dengan konsep Good Governance (pemerintahan yang
baik).

Dan secara mendetail upaya, Pemerintahan yang bersih, baik, dan berwibawa adalah
mewujudkan tata pemerintahan yang baik(Good Governance), antara lain: keterbukaan,
akuntabilitas, efektifitas dan efisiensi, menjunjung tinggi supremasi hukum, dan membuka
partisipasi masyarakat yang dapat menjamin kelancaran, keserasian dan keterpaduan tugas dan
fungsi penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Jadi, indikator saya yang
menentukan pemerintahan bersih, baik, dan berwibawa adalah Good Governance.Good
governance memiliki beberapa indikator pengukuran. Diantara indikator tersebut adalah:

1. Transparansi
Transparansi merupakan proses keterbukaan menyampaikan informasi atau
aktivitas yang dilakukan. Harapannya, agar pihak-pihak eksternal yag secara tidak
langsung ikut bertanggung jawab dapat ikut memberikan pengawasan. Memfasilitasi
akses informasi menjadi faktor penting terciptanya transparansi ini.
2. Partisipasi
Partisipasi merujuk pada keterlibatan seluruh pemangku kepentingan dalam
merencanakan kebijakan. Masukan dari berbagai pihak dalam proses pembuatan
kebijakan dapat membantu pembuat kebijakan mempertimbangkan berbagai persoalan,
perspektif, dan opsi-opsi alternatif dalam menyelesaikan suatu persoalan.
3. Akuntabilitas

Akuntabilitas didefinisikan sebagai bentuk pertanggungjawaban atas peraturan


yang telah dibuat. Proses ini juga sekaligus menguji seberapa kredibel suatu kebijakan
tidak berpihak pada golongan tertentu. Akuntabilitas akan melewati beberapa proses
pengujian tertentu.

4. Koordinasi
Koordinasi adalah sebuah mekanisme yang memastikan bahwa seluruh
pemangku kebijakan yang memiliki kepentingan bersama telah memiliki kesamaan
pandangan. Kesamaan pandangan ini dapat diwujudkan dengan mengintegrasikan visi
dan misi pada masing-masing lembaga. Koordinasi menjadi faktor yang sangat penting,
karena kekacauan koordinasi dapat menyebabkan efisiensi dan efektivitas kerja
menjadi terganggu.

Pada intinya tata kelola pemerintahan yang bersih, baik, dan berwibawa melibatkan
berbagai pihak secara terintegrasi. Sistem pemerintahan tidak akan berjalan optimal apabila
lembaga tidak didukung oleh partisipasi aktif oleh elemen masyarakat. Lalu, untuk
mencapainya diperlukan kesadaran serta pengetahuan baik pada pelaku pemerintahan maupun
masyarakat.Hal ini dilakukan agar masyarakat dapat berpikir kritis mengenai kebijakan yang
sudah seharusnya dilakukan.

Berdasarkan indikator Good Governance di atas menurut saya Indonesia masih belum
bisa dikatakan sebagai bentuk pemerintahan yang bersih, baik, dan berwibawa.Hal ini
dikarenakan pemerintahan Indonesia masih belum terbebas dari KKN.KKN bukan hanya
masalah biasa ini seperti masalah budaya yang sulit dihilangkan pada pemerintahan
Indonesia.Tidak hanya itu, transparansi, partisipasi, akuntabilitas, dan koordinasi pemerintahan
Indonesia masih belum baik atau belum maksimal diimplementasikan.Maka dari itu menurut
saya Indonesia masih belum bisa dikatakan sebagai bentuk pemerintahan yang bersih, baik,
dan berwibawa.

Akan tetapi, Hal tersebut tidak berarti gagal untuk diterapkan, banyak upaya yang
dilakukan pemerintah dalam menciptaka iklim Good Governance yang bersih, baik, dan
berwibawa.Diantaranya ialah mulai diupayakannya transparansi informasi terhadap publik
mengenai APBN sehingga memudahkan masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam
menciptakan kebijakan dan dalam proses pengawasan pengelolaan APBN dan BUMN. Oleh
karena itu, hal tersebut dapat terus menjadi acuan terhadap akuntabilitas manajerial dari sektor
publik tersebut agar kelak lebih baik dan kredibel kedepannya. Undang-undang, peraturan dan
lembaga – lembaga penunjang pelaksanaan Good governance pun banyak yang dibentuk.

Hal ini sangatlah berbeda jika dibandingkan dengan sektor publik pada era Orde Lama
yang banyak dipolitisir pengelolaannya dan juga pada era Orde Baru dimana sektor publik di
tempatkan sebagai agent of development bukannya sebagai entitas bisnis sehingga masih kental
dengan rezim yang sangat menghambat terlahirnya pemerintahan berbasis Good Governance.
Diterapkannya Good Governance yang bersih, baik, dan berwibawa diIndonesia tidak hanya
membawa dampak positif dalam sistem pemerintahan saja akan tetapi hal tersebut mampu
membawa dampak positif terhadap badan usaha non-pemerintah yaitu dengan lahirnya Good
Corporate Governance. Dengan landasan yang kuat ini diharapkan akan membawa bangsa
Indonesia kedalam suatu pemerintahan yang bersih dan amanah.

Anda mungkin juga menyukai