Anda di halaman 1dari 14

TUGAS ETIKA BISNIS

CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY (CSR)
Dosen : Sumari

Nama : Adnan Setyo Utomo


Nim : 1514290066
Waktu : Rabu/19.30-21.10

1
Kata Pengantar
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan nikmat, rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis
diberikan kemudahan dan kelancaran dalam menyelesaikan makalah
yang berjudul COPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) Makalah ini
disusun guna memenuhi kelengkapan tugas mata kuliah ETIKA BISNIS

Dengan tersusunnya makalah ini adalah berkat bantuan dari berbagai


pihak. oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Sumari
selaku dosen mata kuliah Etika Bisnis. dengan disusunnya makalah ini
diharapkan dapat memberikan informasi kepada berbagai pihak yang
membutuhkannya. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan. oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan
kritik yang membangun demi kesempurnaan pembuatan makalah ini
untuk masa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca sekalian.

Jakarta, 20-11-2018

Adnan Setyo

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3

BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG  4
RUMUSAN MASALAH 4
TUJUAN PENULISAN 4
MANFAAT PENULISAN 5

BAB II LANDASAN TEORI


PENGERTIAN CSR 5
SEJARAH CSR
6
DASAR HUKUM CSR
6
HUBUNGAN CSR DENGAN BISNIS
7
PRINSIP – PRINSIP YANG HARUS DIPEGANG DALAM MELAKSANAKAN CSR 7
INDIKATOR KEBERHASILAN CSR
8

BAB III PEMBAHASAN


CSR UNILEVER INDONESIA
8
CSR INDOFOOD
10

BAB IV PENUTUP
KESIMPULAN
13
SARAN
13

DAFTAR PUSTAKA
14

3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

CSR kepanjangan dari Corporate Social Responsibility ini merupakan komitmen pelaku dunia usaha

untuk memiliki peran dan fungsi terhadap pengembangan dan pemberdayaan masyarakat sekitar

bisnisnya. Dengan kata lain CSR merupakan upaya sungguh-sungguh entitas bisnis untuk

meminimumkan dampak negatif dan memaksimumkan dampak positif operasi perusahaan terhadap

seluruh pemangku kepentingan dalam bidang ekonomi, sosial dan lingkungan untuk mencapai tujuan

pembangunan berkelanjutan.

Dengan demikian, perusahaan seharusnya mengetahui secara mendetail dampak operasinya terhadap

semua pemangku kepentingannya dan seluruh regulasi pemerintah yang relevan sebagai batas kinerja

minimum, dan berupaya sedapat mungkin untuk melampauinya berlandaskan norma etika berlomba

menjadi yang terbaik.

Di Indonesia, praktik CSR belum menjadi perilaku umum, karena banyak perusahaan yang menganggap

sebagai cost center. Namun, di era informasi dan teknologi serta desakan globalisasi, tuntutan

menjalankan CSR semakin besar. Selain itu, pelaksanaan CSR merupakan bagian dari good corporate

governance (GCG), yakni fairness, transparan, akuntabilitas, dan responsibilitas, termasuk tanggung

jawab terhadap lingkungan fisik dan sosial, yang mestinya didorong melalui pendekatan etika pelaku

ekonomi. Oleh karena itu, di dalam praktik, penerapan CSR selalu disesuaikan dengan kemampuan

perusahaan dan kebutuhan masyarakat. Idealnya terlebih dahulu dirumuskan bersama tiga pilar yakni

dunia usaha, pemerintah, dan masyarakat, dan kemudian dilaksanakan sendiri oleh perusahaan.

 B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka kami mendapatkan batasan dan rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengertian dari Corporate Social Responsibility (CSR) ?


2. Bagaimana sejarah dari Corporate Social Responsibility (CSR) ?
3. Bagaimana dasar hukum dari Corporate Social Responsibility (CSR) ?
4. Bagaimana hubungan Corporate Social Responsibility (CSR) dengan bisnis ?
5. Apa saja prinsip-prinsip yang harus dipegang dalam melaksanakan CSR ?
6. Apa saja indikator keberhasilan Corporate Social Responsibility (CSR) ?

 C. Tujuan Penulisan


4
Tujuan pembuatan penulisan ini adalah untuk mengetahui dan memberikan wawasan yang utuh,

komprehensif dan mendalam tentang Corporate Social Responsibility (CSR) dalam berbisnis dan contoh-

contoh perusahaan yang menjalankan CSR dengan baik.

 D. Manfaat Penulisan

Manfaat dari pembuatan penulisan ini adalah agar para pembaca khususnya para calon pebisnis

memiliki dan mengerti akan wawasan yang utuh mengenai pengertian, sejarah, dasar hukum

dari Corporate Social Responsibility(CSR), serta hubungan CSR dengan bisnis, sehingga dapat

mengaplikasikannya dalam kegiatan bisnis yang real di masyarakat pada umumnya.

BAB II LANDASAN TEORI


 A. Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR)

Corporate Social Responsibility (CSR) ialah sebuah pendekatan dimana perusahaan mengintegrasikan

kepedulian sosial di dalam operasi bisnis mereka dan dalam interaksi mereka dengan para stakeholder

berdasarkan prinsip kemitraan dan kesukarelaan (Nuryana, 2005). Menurut Zadek, Fostator, Rapnas,

CSR adalah bagian yang tidak terpisahkan dari strategi bersaing jagka panjang yang berorientasi pada

avokasi pendampingan & kebijakan publik. CSR (Program Corporate Social Reponsibility) merupakan

salah satu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh perusahaan sesuai dengan isi pasal 74 Undang-

undang Perseroan Terbatas (UUPT) yang baru. Undang-undang ini disyahkan dalam sidang paripurna

DPR.

Dalam pasal 74 ayat 1 diatur mengenai kewajiban Tanggungjawab sosial dan lingkungan bagi perseroan

yang menangani bidang atau berkaitan dengan SDA, ayat 2 mengenai perhitungan biaya dan asas

kepatutan serta kewajaran, ayat 3 mengenai sanksi, dan ayat 4 mengenai aturan lanjutan. Ketiga,

Undang-Undang No.25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Pasal 15 (b) menyebutkan bahwa

“Setiap penanam modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan”. Namun UU ini

baru mampu menjangkau investor asing dan belum mengatur secara tegas perihal CSR bagi perusahaan

nasional. Tentu saja kedua ketentuan undang-undang tersebut diatas membuat fobia sejumlah kalangan

terutama pelaku usaha swasta lokal. Apalagi munculnya Pasal 74 UU PT yang terdiri dari 4 ayat itu

sempat mengundang polemik. Pro dan kontra terhadap ketentuan tersebut masih tetap berlanjut

sampai sekarang. Kalangan pelaku bisnis yang tergabung dalam Kadin dan Asosiasi Pengusaha Indonesia

(Apindo) yang sangat keras menentang kehadiran dari pasal tersebut.

5
Jika ditarik pada berbagai pengertian di atas maka CSR merupakan komitmen perusahaan terhadap

kepentingan pada stakeholders dalam arti luas dari sekedar kepentingan perusahaan belaka. Dengan

kata lain, meskipun secara moral adalah baik bahwa perusahaan maupun penanam modal  mengejar

keuntungan, bukan berarti perusahaan ataupun penanam modal   dibenarkan mencapai keuntungan

dengan mengorbankan kepentingan-kepentngan pihak lain yang terkait.

 B. Sejarah Corporate Social Responsibility (CSR)

Istilah CSR pertama kali menyeruak dalam tulisan Social Responsibility of the Businessman tahun 1953.

Konsep yang digagas Howard Rothmann Browen ini menjawab keresahan dunia bisnis. Belakangan CSR

segera diadopsi, karena bisa jadi penawar kesan buruk perusahaan yang terlanjur dalam pikiran

masyarakat dan lebih dari itu pengusaha di cap sebagai pemburu uang yang tidak peduli pada dampak

kemiskinan dan kerusakan lingkungan. Kendati sederhana, istilah CSR amat marketable melalu CSR

pengusaha tidak perlu diganggu perasaan bersalah.

CSR merupakan tanggung jawab  aktivitas sosial kemasyarakatan yang tidak berorientasi profit. John

Elkington dalam buku ”Triple Bottom Line” dengan 3P tipe yaitu:

 Profit à Mendukung laba perusahaan


 People à Meningkatkan kesejahteraan masyarakat
 Planet à meningkatkan kualitas lingkungan

Pengertian CSR sangat beragam. Intinya, CSR adalah operasi bisnis yang berkomitmen tidak hanya untuk

meningkatkan keuntungan perusahaan secara finansial, tetapi untuk pembangunan sosial-ekonomi

kawasan secara holistik, melembaga, dan berkelanjutan. Beberapa nama lain yang memiliki kemiripan

dan bahkan sering diidentikkan dengan CSR adalah corporate giving, corporate philanthropy, corporate

community relations, dan community development. Ditinjau dari motivasinya, keempat nama itu bisa

dimaknai sebagai dimensi atau pendekatan CSR. Jika corporate giving bermotif amal atau charity,

corporate philanthropy bermotif kemanusiaan dan corporate community relations bernapaskan tebar

pesona, community development lebih bernuansa pemberdayaan.

Dalam konteks global, istilah CSR mulai digunakan sejak tahun 1970-an dan semakin populer terutama

setelah kehadiran buku Cannibals with Forks: The Triple Bottom Line in 21st Century Business (1998)

karya John Elkington. Mengembangkan tiga komponen penting sustainable development, yakni

economic growth, environmental protection, dan social equity yang digagas the World Commission on

Environment and Development (WCED) dalam Brundtland Report (1987), Elkington mengemas CSR ke

dalam tiga fokus: 3P (profit, planet, dan people). Perusahaan yang baik tidak hanya memburu

keuntungan ekonomi belaka (profit), tetapi memiliki kepedulian terhadap kelestarian lingkungan

(planet) dan kesejahteraan masyarakat (people).

6
 C. Dasar Hukum Corporate Social Responsibility (CSR)

Landasan hukum yang menyangkut CSR terdapat dalam:

UU No. 40 tahun 2007 yang berisi peraturan mengenai diwajibkannya melakukan CSR. Direksi yang

bertanggung jawab bila ada permasalahan hukum yang menyangkut perusahaan & CSR. Penjelasan

pasal 15 huruf b UU Penanaman Modal menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan “tanggung jawab

sosial perusahaan” adalah tanggung jawab yang melekat pada setiap perusahaan penanaman modal

untuk tetap menciptakan hubungan yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma,

dan budaya masyarakat setempat.

Pasal 1 angka 3 UUPT , tangung jawab sosial dan lingkungan adalah komitmen perseroan untuk

berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan

lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat maupun masyarakat

pada umumnya.

 D. Hubungan Corporate Social Responsibility (CSR) dengan Bisnis

Hasil Survey “The Millenium Poll on CSR” (1999) yang dilakukan oleh Environics International (Toronto),

Conference Board (New York) dan Prince of Wales Business Leader Forum (London) di antara 25.000

responden dari 23 negara menunjukkan bahwa dalam membentuk opini tentang perusahaan, 60%

mengatakan bahwa etika bisnis, praktik terhadap karyawan, dampak terhadap lingkungan, yang

merupakan bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) akan paling berperan. Sedangkan bagi

40% lainnya, citra perusahaan & brand image-lah yang akan paling memengaruhi kesan mereka. Hanya

1/3 yang mendasari opininya atas faktor-faktor bisnis fundamental seperti faktor finansial, ukuran

perusahaan,strategi perusahaan, atau manajemen. Lebih lanjut, sikap konsumen terhadap perusahaan

yang dinilai tidak melakukan CSR adalah ingin “menghukum” (40%) dan 50% tidak akan membeli produk

dari perusahaan yang bersangkutan dan/atau bicara kepada orang lain tentang kekurangan perusahaan

tersebut.

 E. Prinsip – Prinsip yang Harus Dipegang dalam Melaksanakan Corporate Social


Responsibility (CSR)

Prinsip pertama adalah kesinambungan atau sustainability. Ini bukan berarti perusahaan akan terus-

menerus memberikan bantuan kepada masyarakat. Tetapi, program yang dirancang harus memiliki

dampak yang berkelanjutan. CSR berbeda dengan donasi bencana alam yang bersifat tidak terduga dan

tidak dapat di prediksi. Itu menjadi aktivitas kedermawanan dan bagus.

Prinsip kedua, CSR merupakan program jangka panjang. Perusahaan mesti menyadari bahwa sebuah

bisnis bisa tumbuh karena dukungan atmosfer sosial dari lingkungan di sekitarnya. Karena itu, CSR yang

7
dilakukan adalah wujud pemeliharaan relasi yang baik dengan masyarakat. Ia bukanlah aktivitas sesaat

untuk mendongkrak popularitas atau mengejar profit.

Perinsip ketiga, CSR akan berdampak positif kepada masyarakat, baik secara ekonomi, lingkungan,

maupun sosial. Perusahaan yang melakukan CSR mesti peduli dan mempertimbangkan sampai

kedampaknya.

Prinsip keempat, dana yang diambil untuk CSR tidak dimasukkan ke dalam cost structure perusahaan

sebagaimana budjet untuk marketing yang pada akhirnya akan ditransformasikan ke harga jual produk.

“CSR yang benar tidak membebani konsumen.

F. Indikator Keberhasilan Corporate Social Responsibility (CSR)

Indikator keberhasilan dapat dilihat dari dua sisi perusahaan dan masyarakat. Dari sisi perusahaan,

citranya harus semakin baik di mata masyarakat. Sementara itu, dari sisi masyarakat, harus ada

peningkatan kualitas hidup. Karenanya, penting bagi perusahaan melakukan evaluasi untuk mengukur

keberhasilan program CSR, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Satu hal yang perlu diingat, “Salah

satu ukuran penting keberhasilan CSR adalah jika masyarakat yang dibantu bisa mandiri, tidak melulu

bergantung pada pertolong orang lain.

BAB III Pembahasan

A. CSR Unilever Indonesia


Corporate Social Responsibility (CSR) atau lebih dikenal juga dengan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
adalah sebuah issue yang sementara hangat di kalangan dunia usaha. Berikut ini digambarkan secara
singkat CSR yang dijalankan oleh PT. Unilever Indonesia Tbk. dan analisis kritis atas program-program
yang telah dijalankan.

Program-program CSR Yayasan Unilever Indonesia

Yayasan Unilever Indonesia memfokuskan kegiatannya pada 4 program (issue) utama, yakni (1) Public
Health and Education; (2) Humanitarian Aid Program; (3) Small Medium Enterprise Development
Program; dan (4) Environment Program. Keempat program ini telah ditetapkan oleh Board of Directors.

Program-program tersebut dibuat berdasarkan pada empat prinsip utama. Pertama, prinsip relevansi.
Program-program yang dikembangkan selaras dengan bisnis. Kedua, prinsip model. Program
percontohan dikembangkan terlebih dahulu sebelum direplikasi di daerah-daerah lain. Ketiga, prinsip
kemitraan. Prinsip ini dimaksudkan untuk menggalang dukungan mitra-mitra strategis yang memiliki visi
yang sama. Keempat, prinsip replikasi. Kegiatan dan pendekatan yang sukses direplikasi di wilayah-
wilayah lain.

Berikut ini diuraikan secara ringkas program-program CSR Yayasan Unilever Indonesia:

1) Public Health and Education (PHE) Program.

Public Health and Education Program merupakan program CSR yang memberi fokus pada
kebersihan dan kesehatan dalam masyarakat. Tujuan PHE Program adalah (1) mempromosikan

8
gaya hidup sehat di masyarakat; dan (2) mengurangi angka kematian dan angka orang sakit yang
disebabkan oleh diare dan malaria, melalui penyediaan akses sanitasi yang lebih baik dan
perubahan perilaku masyarakat dengan mendorong mereka untuk menjalankan gaya hidup
sehat.

Strategi yang dibangun dalam pelaksanaan program ini yakni pertama, Unilever mencari
pemimpin potensial di dalam masyarakat dengan memberikan sosialisasi tentang program-
program PHE. Kedua, pengembangan kader melalui pelatihan. Ketiga, para kader kesehatan
akan menyebarkan pengetahuan mereka dengan mengadakan generative training. Dan
keempat, lahirlah kader kesehatan yang baru. Para kader inilah yang menjadi agen perubahan di
masyarakat dan menjamin keberlanjutan program.

2) Humanitarian Aid Program

Humanitarian Aid Program berfokus pada bantuan kemanusiaan pasca bencana alam. Unilever
bekerja sama dengan beberapa organisasi, seperti Indonesia Peduli, Peduli Bengkulu, dan
Berbagi untuk Indonesia dalam mengumpulkan dana dan mendistribusikan bantuan kepada
korban bencana alam pada masa gawat darurat dan rekonstruksi. Beberapa kegiatan yang
dilaksanakan, yakni (1) mendirikan sekolah berstandar internasional pasca gempa dan tsunami
di Aceh (26 Desember 2004) dalam kerjasama dengan Media Group; (2) membangun pusat
pelatihan pasca gempa dan tsunami Aceh (2004) bersama Yayasan Nurani Dunia; (3) mendirikan
beberapa fasilitas publik berupa 5 puskesmas, 1 balai masyarakat, dan 1 taman kanak-kanak
pasca gempa 27 Mei 2006 di Yogyakarta; (4) mendoasikan berbagai produk dan mendirikan
dapur umum dan memproduksi 3.000 nasi bungkus selama 5 hari saat banjir besar melanda
Jakarta (Februari 2007); (5) membangun perbaikan fasilitas di Pesantren Darujanna dan di
sekitar Bengkulu Utara pasca gempa Bengkulu (12 September 2007); dan (6) menyiapkan dan
mendistribusikan 8.000 paket bantuan untuk korban banjir di kawasan Jawa Tengah, Jawa
Timur, dan Jakarta dalam kerjasama dengan forum Berbagi untuk Indonesia.

3) Small Medium Enterprise Development Program

Small Medium Enterprise Development Program dilakukan dalam bentuk Black Soybean Farmers
Development. Program ini dilakukan dalam kerjasama dengan Universitas Gajah Mada (UGM)
untuk melibatkan petani dalam memproduksi kedelai hitam berkualitas, yang dikenal dengan
MALLIKA atau ‘kerajaan’. UGM menyediakan ahli pertanian untuk pendampingan petani,
sedangkan Unilever memberikan jaminan pasar dengan komitmen membeli komoditas petani
dengan harga yang disepakati bersama, dan menyalurkan bantuan sarana produksi bagi para
petani yang membutuhkan melalui koperasi tani. Program ini juga melibatkan kaum perempuan.
Lokasi pelaksanaan program adalah Ciwalen, Yogyakarta, Nganjuk, dan Trenggalek. Hingga 2007
sudah dikelola 600 hektar lahan kedelai hitam oleh 600 petani.

4) Environment Program

Environment Program dilaksanakan untuk memecahkan masalah lingkungan, terutama masalah


sampah, yang salah satu sumber utamanya berasal dari sampah rumah tangga. Environment
Program ini dilakukan pertama kali di Surabaya (2005) dengan tema”Surabaya Green & Clean”.
Masyarakat dididik mengenai pemilahan sampah; sampah organik untuk kompos, sedangkan
sampah an-organik didaur ulang. Di samping itu, masyarakat juga didorong untuk melakukan
penghijauan di sekitar rumah mereka. Mereka dilatih untuk mengembangkan pengetahuan
serta kepemimpinan dan berperan sebagai teladan bagi warga sekitar, menjadi duta lingkungan
hidup, dan sumber informasi serta gagasan. Sebagai buah dari program ini, kota Surabaya
memperoleh penghargaan internasional Energy Globe Award karena dinilai berhasil
menyelamatkan Sungai Brantas.

Environment Program juga dilakukan di Jakarta pada 2006 dengan tema “Jakarta Green &
Clean” (JGC). Latar belakang program ini adalah masalah lingkungan yang ditandai dengan
kurangnya penghijauan dan banyaknya timbunan sampah. JGC mengambil bentuk
pemberdayaan masyarakat dalam pelaksanaan programnya. Kegiatan yang dilakukan adalah
pengelolaan sampah, kebersihan, dan penghijauan berbasis masyarakat. Metode yang dipakai
adalah perlombaan. Metode ini dipakai untuk memotivasi masyarakat. Pada tahun 2007

9
dilakukan perlombaan tingkat RT. Tahun 2008 diadakan di tingkat RW dengan melibatkan 300
RW. Sedangkan pada tahun 2009 meningkat menjadi 500 RW.

Program-program CSR Unilever Indonesia tersebut berada di bawah Yayasan Unilever Indonesia yang
merupakan perwujudan utama dari komitmen Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Unilever
Indonesia Tbk. Yayasan Unilever Indonesia dibentuk untuk mewujudkan tujuan PT. Unilever Indonesia
Tbk., yaitu tumbuh bersama masyarakat dan lingkungan dalam kehidupan yang berkelanjutan.

Sebelum Yayasan Unilever Indonesia terbentuk, program CSR PT. Unilever Tbk., ditangani langsung oleh
departemen/unit kerja perusahaan. Beberapa program yang dilaksanakan sebelumnya, yakni (1)
mengadakan ‘Kampanye Cuci Tangan’ dan ‘Kampanye Sikat Gigi’; (2) membina supplier kecil dengan cara
pemberian pinjaman; (3) pemberian pelatihan kepada sales dan distributor tentang bagaimana
melakukan delivery produk yang baik; (4) pemberian pelatihan kepada para karyawan agar menjadi
karyawan dengan high quality; (5) pengadaan ruang kerja yang nyaman bagi karyawan; dan (6)
membuat pabrik berkonsep ‘zero waste management’. Tetapi program-program ini tidak membawa
dampak yang signifikan karena hanya sebatas ‘hit and run’ dan ‘non-sustainable’. Yayasan Unilever
Indonesia dibentuk agar lebih memfokuskan program-program CSR PT. Unilever Indonesia Tbk., agar
lebih berkualitas dan berdampak secara sustainable serta mampu memberi image yang baik bagi PT.
Unilever Indonesia Tbk.

Oleh karena itu, Yayasan Unilever Indonesia menjalankan program-program CSR dengan misi: (1)
melakukan yang terbaik untuk berbagi sumber daya dan kontribusi untuk menciptakan kualitas yang
lebih baik; (2) dengan cara membuka potensi masyarakat, menambah nilai kepada masyarakat,
mensinergikan kekuatan yang ada dengan sesama mitra kerja, dan menjadi katalisator dalam
membangun kemitraan.

B. CSR Indofood
CSR yang dilakukan oleh INDOFOOD, ini dilakukan agar perusahaan dapat lebih dekat dengan
masyarakat maka dari itu perusahaan melakukan CSR, Sepanjang tahun 2011, Indofood terus
melanjutkan program tanggung jawab sosial (Corporate Social Responsibility atau “CSR”) yang
merefleksikan misi Perseroan yakni “Memberikan kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat dan
lingkungan secara berkelanjutan”. Landasan tujuan yang digunakan dalam melaksanakan program CSR
Perseroan adalah: Menciptakan Hidup Yang Lebih Baik Setiap Hari, yang kemudian dituangkan ke dalam
lima pilar CSR yaitu Pembangunan Sumber Daya Manusia, Partisipasi Aktif Dalam Kegiatan Komunitas,
Peningkatan Nilai Ekonomi, Menjaga Kelestarian Lingkungan, dan Solidaritas Kemanusiaan.

Berikut program-program yang dilakukan oleh indofood:

1.) Pembangunan Sumber Daya Manusia

Indofood meyakini pendidikan sebagai faktor utama dalam pembangunan sumber daya
manusia. Dukungan Perseroan diwujudkan dengan cara membuka kesempatan bagi masyarakat
untuk mengikuti pendidikan formal maupun non–formal, mendukung kegiatan pengembangan
riset, dan meningkatkan kompetensi para guru.

2.) Beasiswa Indofood Sukses Makmur (BISMA)

Setiap tahun Perseroan memberikan beasiswa bagi anak–anak karyawan yang berprestasi.
Selama tahun 2011, sekitar 1.570 anak–anak telah memperoleh bantuan beasiswa yang
diberikan untuk tingkat sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi. Melalui bantuan
pendidikan ini, Perseroan ingin mendorong siswa yang merupakan putra putri dari karyawan
Indofood untuk sepenuhnya menggali potensi diri. Lebih dari 15.000 anak karyawan telah
menerima beasiswa ini.Bekerjasama dengan Yayasan Karya Salemba Empat, sepanjang tahun
2011 Indofood juga memberikan beasiswa kepada 226 mahasiswa berprestasi dari Perguruan
Tinggi di Indonesia yaitu Universitas Indonesia, Institut Pertanian Bogor, Institut Teknologi
Bandung, Universitas Padjajaran, Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Sepuluh
Nopember dan Universitas Andalas. Para mahasiswa berprestasi dari keluarga yang kurang
beruntung tersebut memperoleh bantuan beasiswa untuk kebutuhan uang kuliah, biaya buku,
internet dan pemondokan. Selain itu, Indofood juga menyediakan tunjangan dana riset bagi

10
mahasiswa berprestasi yang akan menyelesaikan skripsi dan tugas akhir. Para penerima
beasiswa dibekali dengan pelatihan kepemimpinan melalui kegiatan Indofood Leadership Camp,
yang bertujuan meningkatkan kreativitas, membangun percaya diri, sikap disiplin dan jiwa
kewarganegaraan yang positif. Masing–masing penerima BISMA juga memperoleh kesempatan
pengembangan karir melalui pelatihan soft skills dalam bentuk program orientasi kerja, dan
program magang.Di tahun 2011, program BISMA berhasil meraih apresiasi dan penghargaan
secara nasional dengan diterimanya penghargaan Anugerah Peduli Pendidikan dari Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

3.) Indofood Riset Nugraha (“IRN”)

Dimulai sejak tahun 1998, IRN merupakan program pemberian bantuan dana untuk kegiatan
penelitian di bidang pangan, terutama berkaitan dengan peningkatan kualitas pangan, serta
penganekaragaman pangan dalam rangka mendukung ketahanan pangan nasional. Dari
sebanyak 700 proposal riset di bidang diversifikasi pangan dan ketahanan pangan yang diterima
Perseroan selama tahun 2011, sebanyak 38 program riset memenuhi syarat untuk menerima
dana bantuan setelah melalui proses evaluasi intensif oleh dewan pakar yang terdiri dari 8 orang
ahli terkemuka di bidang teknologi dan industri pangan.

Setiap tahun, dipilih tema yang berbeda sesuai dengan situasi dan kondisi yang sedang terjadi
dalam masyarakat. Bantuan diberikan kepada para mahasiswa strata–1 yang sedang
menyelesaikan skripsinya. Beberapa hasil riset diharapkan dapat dikembangkan lebih lanjut,
antara lain ”Pemanfaatan Umbi Garut Untuk Pembuatan Plastik Biodegradable” serta
“Pertumbuhan dan Hasil Beberapa Genotip Kedelai (Glycine max L) Berbiji Besar Pada Taraf
Cekaman Kekeringan”, merupakan topik–topik riset yang berpotensi memberikan manfaat
positif bagi masyarakat. Selama tahun 2011, tiga makalah riset lainnya telah diikutsertakan
dalam kompetisi internasional. Prestasi ini membuktikan bahwa riset–riset Indonesia dapat
memenuhi standar internasional.

4.) Program Bantuan Sarana Pendidikan

Guna mendukung pendidikan, SIMP, salah satu anak perusahaan Indofood mengelola sekolah–
sekolah yang berlokasi di sekitar area perkebunan yang meliputi Sekolah Dasar hingga Sekolah
Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan. Sekolah–sekolah tersebut kini telah
dilengkapi dengan berbagai fasilitas termasuk laboratorium komputer dan biologi,
perpustakaan, serta fasilitas olah raga dan ekstra kurikuler seperti perangkat drum band. Pada
tahun 2011 SIMP melakukan penambahan 22 ruang kelas pada sekolah–sekolah yang
dikelolanya.

Anak perusahaan tidak langsung Perseroan lainnya, Lonsum juga membangun telah membangun
tiga sekolah baru di area perkebunan Tirta Agung dan Artha Kencana di Kabupatan Musi
Banyuasin, Sumatera Selatan. Lonsum secara konsisten juga membantu sembilan sekolah negeri
yang berada di wilayah perkebunan. Jumlah seluruh murid yang merupakan anak dari karyawan
maupun masyarakat yang tinggal di sekitar perkebunan adalah sebanyak 7.339 anak didik.

Perhatian Indofood bagi pendidikan anak–anak petani kentang yang merupakan mitra usaha
binaan diwujudkan dalam bentuk pembangunan perpustakaan dan arena bermain di
Pangalengan dan Kertasarie, Jawa Barat

Indofood juga memberikan dukungan berupa alat peraga edukasi kepada anak–anak usia Pra
Sekolah/ Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang berlokasi di sekitar kantor Indofood di seluruh
Indonesia. Indofood juga melengkapi sarana taman bermain anak–anak bagi sekolah–sekolah
tersebut. Bekerja sama dengan Indonesian Heritage Foundation, Perseroan mendidik para guru
Sekolah Dasar di Jempang, Sumatra Utara untuk membantu mereka dalam mengaplikasikan
model pendidikan holistik, yang diharapkan dapat memberikan dampak positif pada awal
perkembangan anak.

Pada tahun 2011, guna membantu memberikan pendidikan multi kultur kepada anak–anak sejak
dini, Indofood membagikan buku ensiklopedi Pustaka Anak Nusantara ke ratusan perpustakaan
sekolah dasar dan menengah pertama di seluruh Indonesia. Selain itu Indofood juga
memberikan kumpulan buku dongeng cerita rakyat Indonesia yang kaya akan pesan–pesan
moral.

5.) Layanan Mobil Klinik SUN

11
Sebagai perusahaan yang menghasilkan produk–produk makanan berkualitas, Indofood melalui
anak perusahaannya yaitu ICBP berupaya untuk ikut memberikan edukasi mengenai pentingnya
peningkatan gizi masyarakat. Melalui SUN Mobil Unit Layanan Gizi Ibu dan Balita, Indofood
menyediakan layanan kesehatan, konsultasi dan pendidikan nutrisi bagi masyarakat. Unit–unit
mobil tersebut dilengkapi dengan peralatan Ultrasonography untuk memonitor pertumbuhan
bayi selama masa kehamilan. ICBP telah menerima Millennium Development Goals (MDG)
Award dari Kantor Utusan Khusus Presiden Republik Indonesia untuk MDG, atas partisipasinya
dalam meningkatkan kesehatan anak dan ibu hamil melalui program Mobil Klinik SUN.

6.) Partisipasi Aktif dalam Kegiatan Komunitas

Indofood senantiasa memberikan kepedulian bagi pembangunan masyarakat di mana unit


operasional Perseroan berada. Beberapa program Perseroan, di antaranya adalah:

b. Rehabilitasi Rumah Tinggal

Bekerja sama dengan Yayasan Tzu Chi Indonesia, Indofood mendukung program rehabilitasi
rumah–rumah dalam kondisi buruk. Perseroan telah membantu memperbaiki rumah–rumah di
wilayah kumuh di Cilincing, Jakarta Utara.

c. Kegiatan Sosial dan Keagamaan

Perseroan juga selalu berpartisipasi dan berkontribusi dalam berbagai kegiatan sosial
kemasyarakatan, khususnya yang terkait dengan pendidikan dan peringatan hari besar
keagamaan. Indofood Berbagi Kasih, dilaksanakan pada peringatan hari besar keagamaan
seperti Ramadhan dan Natal. Kepedulian diwujudkan dalam bentuk pemberian paket produk
dan peralatan sekolah kepada komunitas–komunitas yang membutuhkan.

MTQ adalah program yang dikelola sejak tahun 1974 oleh Lonsum. Program ini bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan membaca Al Quran bagi anak–anak karyawan Indofood dan
masyarakat di sekitar area perkebunan. Setiap tahun, Perseroan bersama anak perusahaannya
juga memberikan sumbangan qurban untuk memperingati hari Idul Adha yang diberikan kepada
masyarakat di sekitar area operasional Perseroan

d. Peningkatan Nilai Ekonomi

Indofood terus membangun hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan dengan para
stakeholders melalui program kemitraan guna meningkatkan dan mendorong pengembangan
ekonomi yang berkelanjutan. Program kemitraan Indofood ditujukan bagi keluarga petani,
peternak, pengusaha UKM dan masyarakat sekitar.

e. Kemitraan dengan Petani

Perseroan mengembangkan program–program kemitraan pertanian secara berkelanjutan,


dengan para mitra yang terdiri dari petani kentang, singkong, gula kelapa, cabai dan kelapa
sawit. Dalam program kemitraan ini, Indofood memberikan pelatihan, bimbingan dan
pendampingan di bidang pembudidayaan, penanaman, pemanenan dan pasca pemanenan
komoditas. Pada tahun 2011, dilaksanakan pelatihan bagi para petani kelapa sawit di Rambong
Sialang Traning Center (RSTC) bekerja sama dengan Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia
(APKASINDO). Program pelatihan yang diadakan selama satu minggu ini bertujuan meningkatkan
produktivitas petani dalam melakukan pengelolaan perkebunan.

f. Pemberdayaan Wanita melalui Program Pojok Selera

Indofood mendukung program pemberdayaan wanita melalui Program Pojok Selera. Program ini
diperuntukan bagi para istri petani dan keluarga karyawan perkebunan. Pada tahun 2011,
Indofood mengembangkan program kewirausahaan dan pembuatan makanan berbahan dasar
tepung terigu bagi para istri petani singkong di Malangbong, Jawa Barat; petani cabai di Jember
dan Lumajang, serta penderes gula kelapa di Banyuwangi, Jawa Timur dan petani kentang di
Garut, Jawa Barat.

12
Program pelatihan sejenis juga dilaksanakan untuk para keluarga karyawan dan komunitas di
sekitar Perkebunan Rambong Sialang dan Turagie di Sumatra Utara, Perkebunan Tirta Agung di
Sumatra Selatan, Perkebunan Pahum Makmur di Kalimantan Timur dan Perkebunan
Balombessie di Sulawesi Selatan. SIMP menyelenggarakan kelas–kelas pelatihan pembuatan
makanan bagi ibu rumah tangga yang dikenal dengan SIMP Bakery and Culinary Center. Selain
mendorong pemberdayaan wanita, Perseroan juga mendukung pengembangan UKM.

Indofood mendukung program Desa Sejahtera melalui pelatihan UKM di Cipule, Karawang, Jawa
Barat yang diikuti oleh 30 mitra UKM. Program tersebut merupakan kelanjutan program
kerjasama dengan SIKIB di Tanjung Pasir, Banten pada tahun 2010.

7.) Program Mahesa

Sebagai bagian program berkelanjutan “Feed the World,” Indofood menyumbangkan ternak
kerbau, sapi dan peralatan pertanian bagi komunitas petani, termasuk Karya Harapan Al–ijabah
di Pandeglang, Banten dan kelompok peternak Sarwon Guno di Desa Hargo Tirto, Yogyakarta.

Program UKM BogasariMelalui Divisi Bogasari, Indofood juga terus mengembangkan manfaat
bagi mitra UKM pemegang Bogasari Mitra Card. Manfaat yang diberikan berupa program
pelatihan, dukungan promosi dan bantuan fasilitas kredit perbankan serta berbagai asuransi,
seperti asuransi kebakaran, kesehatan dan kecelakaan. Pada tahun 2011, Perseroan
memberikan penghargaan Bogasari SME Awards 2011 kepada sembilan mitra UKM di wilayah
Jawa Timur dan Jawa Tengah. Penerima Bogasari SME Award 2011 merupakan hasil seleksi dari
seluruh mitra binaan Bogasari yang berada di wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah.

BAB IV PENUTUP
 A. Kesimpulan

 CSR merupakan tanggung jawab sosial dari perusahaan pada dasarnya memiliki konsep dengan visi yang

sama yang untuk pembangunan yang berkelanjutan. Konsep yang dikembangkan disesuiakan dengan

dimensi-dimensi yang ingin diterapakan oleh perusahaan. berbicara tentang visi keberlanjutan dari CSR,

hal ini berkaitan dengan proses-proses yang menjadi tahapan yang harus dilewati oleh perusahaan.

Mislanya dari segi CSR untuk pemeberdayaan masyarakat penerapan CSR dimulai dari pengokohan

perusahaan untuk mencapai keberhasilan dari segi finansial, kemudian ekonomi, sehingga dapat

berdampak pada sosial dan lingkungan. Sementara itu, adanya isue-isue yang berkembang dalam

penerapan CSR ini juga menjadi hal yang perlu diantisipasi terlebih jika isue yang dimaksud lebih kepada

pemaksimalan damapak negatif adanya

B. Saran

CSR sangat bermanfaat untuk masyarakat dan dapat meningkatkan image perusahaan. Jadi, seharusnya

dunia usaha tidak memandang CSR sebagai suatu tuntutan represif dari masyarakat, melainkan sebagai

13
kebutuhan dunia usaha. Untuk melaksanakan CSR perusahaan harus mengakui bahwa permasalahan

masyarakat adalah milik mereka juga. Tidak hanya itu, perusahaan juga harus bersedia menanganinya.

Itu dasarnya untuk melaksanakan CSR. Jadi hanya dengan mengakui masalah apa yang ada di

masyarakat dan itu menjadi bagian mereka, maka CSR lebih mudah dilakukan. Sebab suatu rencana

strategis di belakang program-program CSR bisa jadi akan memberi kontribusi bagi pengurangan

kemiskinan dan ketidakadilan sosial di Republik ini.

DAFTAR PUSTAKA
 

http://www.kaskus.us/showthread.php?t=2848134

http://scylics.multiply.com/journal/item/176/Sejarah_AQUA

http://warnetblacktoili12.blogspot.co.id/2013/07/makalah-csr.html

http://wiwitna.blogspot.co.id/2013/03/corporate-social-responsibility.html

14

Anda mungkin juga menyukai