Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

CSR IN THE STAKEHOLDERS


“PT PGN LNG Fokuskan Program CSR Pada Tiga Pilar Utama”

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

DOSEN PENGAMPU: Dra. Krisnandini W.P., M.Si.,

Disusun oleh Kelompok 3:


Caecilia Chiesa Fidel Aurora (141220114)
Alfin Aditya Nur Fathoni (141220116)
Daffa Firdauzy Iman (141220117)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN" YOGYAKARTA
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah yang
berjudul “CSR in The Stakeholders” pada mata kuliah Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ini
dapat diselesaikan dengan tepat waktu.
Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk melengkapi tugas pada mata kuliah
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan serta memberikan tambahan wawasan mengenai tanggung
jawab sosial perusahaan kepada stakeholders. Dengan ditulisnya makalah ini, diharapkan
adanya saran maupun kritik yang membangun agar kedepannya kami dapat mengembangkan
ilmu dan menambah keterampilan dalam menyusun makalah.
Kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembacanya, terutama
mahasiswa-mahasiswi Program Studi Manajemen UPN “Veteran” Yogyakarta.

Yogyakarta, 26 Februari 2024

Penulis, Kelompok 3

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I PENDAHULUAN 3
1.1 Latar Belakang 3
1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Tujuan Penulisan 3
BAB II PEMBAHASAN 4
2.1 Aspek Moral Corporate Social Responsibility 4
2.2 Teori Stakeholder 5
2.3 Relevansi Teori Stakeholder 7
2.4 Hubungan Perusahaan dengan Stakeholder 8
BAB III KASUS 11
BAB IV ANALISIS KASUS 13
3.1 Teori Pendukung 13
3.2 Critical Review 14
BAB V PENUTUP 15
3.1 Kesimpulan 15
DAFTAR PUSTAKA 16

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Program CSR (Corporate Social Responsibility) merupakan salah satu


kewajiban yang harus dilaksanakan oleh perusahaan sesuai dengan isi pasal 74
Undang-undang Perseroan Terbatas (UUPT) yang baru. Ide yang mendasari Corporate
Social Responsibility (CSR), sering dianggap sebagai inti dari etika, kewajiban bisnis
perusahaan di samping tugas hukum dan ekonomi, adalah untuk mencapai tujuan
jangka panjang untuk kesejahteraan masyarakat. CSR memandang perusahaan sebagai
agen moral dengan parameter keberhasilan perusahaan mengutamakan prinsip-prinsip
moral dan etika yang akan memberikan manfaat paling besar untuk masyarakat.

Istilah ‘Stakeholders’ atau dinamakan pemangku kepentingan adalah kelompok


atau individu yang dukungannya diperlukan demi kesejahteraan dan kelangsungan
hidup organisasi. Pemangku kepentingan adalah seseorang, organisasi atau kelompok
dengan kepentingan terhadap suatu sumber daya alam tertentu. Berdasarkan definisi di
atas dapat disimpulkan bahwa pemangku kepentingan adalah seluruh pihak yang
terkait dengan isu dan permasalahan yang menjadi fokus kajian atau perhatian.
Misalnya terkait isu perikanan, maka makna pemangku kepentingan sebagai para pihak
yang terkait dengan isu perikanan, seperti nelayan, masyarakat pesisir, pemilik kapal,
anak buah kapal, pedagang ikan, pengolah ikan, pembudidaya ikan, pemerintah, pihak
swasta di bidang perikanan, dan sebagainya.

1.2 Rumusan Masalah


1) Apa yang dimaksud aspek moral CSR?
2) Apa yang dimaksud dengan teori stakeholder?
3) Bagaimana relevansi teori stakeholder?
4) Bagaimana hubungan perusahaan dengan stakeholder?

1.3 Tujuan Penulisan


1) Menjelaskan mengenai aspek moral CSR
2) Untuk mengetahui teori stakeholder

3
3) Untuk mengetahui relevansi teori stakeholder
4) Menjelaskan mengenai hubungan perusahaan dengan stakeholder

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 ASPEK MORAL CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

2.1.1. Pengertian CSR in The Stakeholders

Definisi Stakeholders menurut Freeman (1984) adalah individu atau kelompok


yang bisa mempengaruhi dan dipengaruhi oleh organisasi sebagai dampak dari
aktivitas-aktivitasnya. Sedangkan Chariri dan Ghazali mengatakan bahwa perusahaan
bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri namun harus
memberikan manfaat bagi stakeholder-nya (shareholders, kreditur, konsumen, supplier,
pemerintah masyarakat, analis dan pihak lain). Sedangkan Rudito mengemukakan
bahwa perusahaan dianggap sebagai stakeholders, jika mempunyai tiga atribut, yaitu:
kekuasaan, legitimasi, dan kepentingan.

2.1.2. Aspek Moral Corporate Social Responsibility

Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan


menjadi sebuah keyakinan baru bagi pelaku bisnis. CSR menjadi salah satu elemen
penting dalam sebuah kerangka keberlanjutan usaha suatu industri yang mencakup
aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial budaya. CSR merupakan media perusahaan
untuk menjawab berbagai kritik. Sekarang banyak perusahaan atau pelaku industri
menjadikan CSR menjadi yang terintegrasi pada perusahaan, isu lingkungan,
pembangunan berkelanjutan, perubahan iklim, juga mendapat perhatian yang serius
dari pelaku bisnis. Pada umumnya perusahaan di Indonesia menjalankan CSR atas
dasar memenuhi kewajiban kontraktual, dalam hal ini mematuhi peraturan baik yang
dibuat oleh pemerintah pusat maupun daerah.

Stakeholders terbagi menjadi beberapa bagian berdasarkan kepentingannya:

1. Bentuk tanggung jawab sosial perusahaan:


a. Tanggung jawab ekonomi, yaitu bahwa tetap menguntungkan bagi
pemegang saham, menyediakan pekerjaan yang bagus bagi para
pekerjanya dan menghasilkan produk yang berkualitas bagi
pelanggannya.

5
b. Tanggung jawab hukum, yaitu setiap tindakan perusahaan harus
mengikuti hukum yang berlaku sesuai aturan permainan.
c. Tanggung jawab etik, yaitu menjalankan bisnis dengan moral,
mengerjakan apa yang benar, dan apa yang dilakukan harus adil dan
tidak menimbulkan kerusakan.
d. Tanggung jawab filantropis, yaitu memberikan kontribusi secara
sukarela kepada masyarakat, memberi waktu, dan uang untuk pekerjaan
yang baik.
2. Klasifikasi yang berkaitan dengan bentuk tanggung jawab sosial perusahaan:
a. Ethical CSR, yaitu secara moral perusahaan memilih untuk memenuhi
tanggung jawab perusahaan dari segi ekonomi, hukum, dan etika.
b. Altruistic CSR, yaitu memenuhi tanggung jawab filantropis perusahaan
dan melakukan pencegahan timbulnya kerusakan untuk membantu
meningkatkan kesejahteraan masyarakat tanpa memperhitungkan
apakah hal itu menguntungkan perusahaan atau tidak.
c. Strategi CSR, yaitu memenuhi tanggung jawab filantropis yang
menguntungkan perusahaan melalui publikasi positif dan goodwill.

Definisi yang ditulis oleh organisasi dunia World Bisnis Council for sustainable
Development (WBCD) menyatakan bahwa CSR merupakan suatu komitmen
berkelanjutan oleh dunia usaha untuk bertindak etis dan memberikan kontribusi kepada
pengembangan ekonomi dari komunitas setempat maupun masyarakat luas, bersamaan
dengan peningkatan taraf hidup pekerjanya serta seluruh keluarga.

2.2 TEORI STAKEHOLDER

Stakeholder adalah individu atau kelompok yang memiliki kepentingan dalam


operasi dan kinerja suatu perusahaan. Mereka dapat memiliki pengaruh langsung atau
tidak langsung terhadap perusahaan dan terlibat dalam berbagai aktivitas, termasuk
pemilik saham, karyawan, pelanggan, pemasok, regulator, dan masyarakat di sekitar
perusahaan. Penting bagi perusahaan untuk mempertimbangkan kepentingan dan
kebutuhan dari semua stakeholder dalam mengambil keputusan dan merancang strategi.
Dengan mempertimbangkan kepentingan semua pihak yang terlibat,

6
perusahaan dapat membangun hubungan yang sehat dan berkelanjutan dengan
masing-masing stakeholder, dan mencapai tujuan jangka panjang yang berkelanjutan.

2.2.1. Kategori Stakeholder

Secara umum, stakeholder dapat dibagi menjadi beberapa kategori berdasarkan


hubungan mereka dengan perusahaan.Stakeholder utama, sekunder, dan kunci adalah
kategori tambahan dari stakeholder yang digunakan untuk membedakan tingkat
kepentingan dan dampak yang mereka miliki terhadap suatu perusahaan atau proyek.
Berikut adalah penjelasan singkat dan contohnya:

A. Stakeholder utama (primary stakeholder): kelompok stakeholder yang memiliki


kepentingan yang paling besar dalam kesuksesan atau kegagalan perusahaan.
Kepentingan mereka seringkali terkait dengan tujuan utama perusahaan, seperti
laba atau pertumbuhan bisnis. contoh stakeholder utama adalah pemilik saham,
manajemen perusahaan, dan karyawan
B. Stakeholder sekunder (secondary stakeholder): kelompok stakeholder yang
memiliki kepentingan dalam perusahaan atau proyek, namun kepentingan
mereka tidak sebesar stakeholder utama. Contoh stakeholder sekunder adalah
pemasok, pelanggan dan masyarakat lokal.
C. Stakeholder kunci (key stakeholder): kelompok stakeholder yang memiliki
dampak yang signifikan terhadap perusahaan atau proyek, meskipun
kepentingan mereka mungkin tidak sebesar stakeholder utama. Mereka
seringkali memiliki pengaruh atau keterkaitan yang kuat dengan perusahaan
atau proyek. Contoh stakeholder kunci adalah regulator, investor institusional,
dan media

Penting bagi perusahaan atau proyek untuk memahami kepentingan dan


kebutuhan dari setiap kelompok stakeholder, termasuk stakeholder utama, sekunder,
dan kunci. Dengan mempertimbangkan kepentingan dan dampak dari masing-masing
stakeholder, perusahaan atau proyek dapat mengambil keputusan yang lebih baik dan
membangun hubungan yang lebih baik dengan kelompok stakeholder yang relevan.

7
2.2.2. Paradigma Dalam Menerapkan CSR

Paradigma perusahaan dalam menerapkan CSR dapat berbeda beda tergantung


pada nilai dan tujuan bisnis mereka, umumnya terdapat beberapa paradigma umum.
Menurut Wibisono (2007), terdapat tiga kategori paradigma perusahaan dalam
menerapkan CSR, yaitu sebagai berikut :

a. Paradigma filantropi: perusahaan yang menganut paradigma filantropi


cenderung memberikan kontribusi sosial atau donasi secara sukarela dan tidak
terstruktur. Pada paradigma ini, tanggung jawab sosial perusahaan dianggap
sebagai bentuk kontribusi kepada masyarakat atau lingkungan, namun bukan
bagian dari inti bisnis perusahaan
b. Paradigma persyaratan hukum: perusahaan yang menganut paradigma
persyaratan hukum, memandang bahwa tanggung jawab sosial perusahaan
terbatas hanya pada memenuhi persyaratan hukum dan regulasi pemerintah.
c. Paradigma bisnis sosial: perusahaan yang menganut paradigma bisnis sosial,
mengintegrasikan tanggung jawab sosial ke dalam inti bisnis perusahaan
sebagai strategi jangka panjang. Pada paradigma ini, perusahaan memandang
bahwa keberhasilan bisnis dan tanggung jawab sosial saling terkait dan saling
menguntungkan

Penting bagi perusahaan untuk mempertimbangkan paradigma mana yang


sesuai dengan nilai-nilai dan tujuan bisnis mereka, serta memperhatikan dampak sosial
dan lingkungan dari kegiatan bisnis mereka. Dengan memperhatikan aspek CSR,
perusahaan dapat membangun hubungan yang baik dengan semua stakeholder dan
menciptakan nilai jangka panjang yang berkelanjutan bagi semua pihak yang terlibat.

2.3 RELEVANSI TEORI STAKEHOLDER

Melalui pemaparan diatas, dapat dikatakan bahwa Corporate Social


Responsibility (CSR) disini lebih menitik beratkan pada kepedulian perusahaan
terhadap kepentingan stakeholder, bukan hanya untuk kepentingan perusahaan saja.
CSR memiliki konsep yang menekankan bahwa perusahaan memiliki tanggung jawab

8
penuh atas tindakan dan kegiatan dalam operasional perusahaan yang berdampak pada
orang-orang atau masyarakat yang terdampak dan lingkungan sekitar.
Dalam konteks ini, tanggung jawab sosial atas Undang-Undang, memperbaiki
atau bersedia mengganti rugi atas segala kerusakan yang disebabkan oleh aktivitas
perusahaan. Tanggung jawab sosial sendiri merupakan salah satu nilai moral yang
dimana posisinya tidak sama dengan hukum. Indonesia sendiri menghendaki adanya
CSR sebagai suatu kewajiban hukum, mengingat kurangnya kesadaran moral dan
bahkan seringkali terjadi sesuatu hal yang bersifat merugikan. Contohnya seperti
kerusakan lingkungan, eksploitasi SDA, tidak membayar pajak, dan lain-lain.

2.4 HUBUNGAN PERUSAHAAN DENGAN STAKEHOLDER

Bentuk hubungan sosial antara perusahaan dengan stakeholder yang terjadi di


masing - masing negara akan berbeda satu dengan lainnya, hal ini cenderung
dipengaruhi oleh sistem politik yang dipakai dan di anut oleh negara tersebut. Terdapat
3 elemen stakeholder besar dalam satu wilayah, yaitu pemerintah, swasta dan
masyarakat.

Sistem politik di Indonesia bersifat majemuk atau penciptaan suatu model


birokrasi dengan tidak menghilangkan model - model kesukubangsaan yang ada, hal
ini terkait dengan otonomi daerah. Keberadaan suku bangsa yang ada di Indonesia
sangat mewarnai bentuk korporasi yang tumbuh di dalamnya, sehingga menjadi sangat
kontekstual yang mungkin tidak dapat diterapkan secara homogen pada semua wilayah.
Hal ini juga berkaitan bahwa Indonesia terdiri dari beberapa pola hidup yang sangat
berbeda dan bahkan berseberangan antara satu dengan lainnya, seperti berburu dan
meramu serta industri jasa yang dapat hidup secara bersama dalam satu wilayah.

Dari gambaran yang beraneka ragam ini, maka tampaknya model hubungan
antar - stakeholder menjadi pilihan yang tepat bagi perkembangan bisnis di Indonesia.
Lebih ditekankan pada bentuk kemajemukan dari masyarakat dan juga berlandasan
pada model sistem politik nasional sebagai pedoman dalam mengatur tindakan dan
tingkah laku secara nasional.

Model antar - stakeholder disusun berdasarkan atas pandangan dari perusahaan


yang hidup dalam masyarakat dan idenya bertumpu pada anggapan bahwa perusahaan
- perusahaan mempunyai hubungan dengan stakeholder mereka secara
9
aktif dan pasif. Hubungan perusahaan - stakeholder dilihat sebagai hubungan yang
mengalami perkembangan, dan hubungan tersebut diatur secara kontrak baik implisit
maupun eksplisit. Kontrak - kontrak ini sering tidak disebutkan dan tidak terarah pada
negosiasi yang sedang berjalan, khususnya pada bagian harapan yang akan diperoleh
dari hubungan ini dan apa yang akan diterima dari hubungan ini.

Hubungan-hubungan antar-stakeholder dilihat dan diumpamakan sebagai suatu


aliran darah dalam organisasi. Seperti halnya sebuah entitas yang berada dalam
hubungan simbolik pada sebuah lingkungan, seperti itulah yang dilakukan oleh
perusahaan. Hubungan stakeholder menyediakan energi, informasi, dan sumber daya
yang penting bagi kehidupan. Dalam hubungan ini perusahaan menciptakan modal
sosial, modal intelektual, modal lingkungan dan modal finansial dan keseluruhannya
untuk upaya jangka panjang yang berkelanjutan (sustainability) dan juga pertumbuhan.

10
BAB III

KASUS

PT PGN LNG Fokuskan Program CSR Pada Tiga Pilar Utama

Jakarta, TopBusiness – PT PGN LNG Indonesia sebagai afiliasi Sub Holding Gas
Pertamina, dalam menjalankan kegiatan usaha, senantiasa juga konsisten melaksanakan program
CSR (corporate social responsibility) atau Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagai
wujud dan komitmen perusahaan dalam mendukung pembangunan masyarakat dan lingkungan
sekitar secara berkelanjutan. Saat ini program CSR berfokus pada tiga pilar, yakni bidang
pendidikan, lingkungan, dan sosial. Didirikan pada 26 Juni 2012, PT PGN LNG Indonesia (PGN
LNG) merupakan anak perusahaan dari PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN). PGN LNG
dibentuk dengan tujuan membangun bisnis LNG yang terdiri dari LNG Liquifection,
penyimpanan dan pengiriman LNG, dan regasifikasi gas alam untuk mendukung bisnis utama PT
PGN dalam transportasi dan distribusi energi kepada konsumen di seluruh wilayah Indonesia.

Sejak Juli 2014, PGN LNG telah mengoperasikan Floating Storage Regastification
Unit (FSRU) yang terletak ± 21 kilo meter lepas pantai dari Labuhan Maringgai – Lampung
dengan dermaga / Shorebase di Cilegon Banten dan pipa penerima gas di Onshore Receiving
Facilities (“ORF”) di Lampung. Kapasitas produksi 1.5 – 2 MTPA dengan limit pengiriman
hingga 250 MMSCFD. Pada pertengahan tahun 2019, PGN LNG juga memulai pembangunan
Terminal LNG baru di Teluk Lamong, Gresik, Jawa Timur, yang rencananya mulai operasi di
bulan Juli 2023.
Sebagai entitas usaha migas lepas pantai, perusahaan menyadari bahwa aktivitas yang dilakukan
mempunyai dampak bagi lingkungan sekitar maupun sosial kemasyarakatan, seperti bagi para
nelayan. Apalagi sejak berdiri, perusahaan juga menetapkan adanya area terbatas (restricted area)
yang membatasi aktivitas dari luar, seperti kegiatan kapal nelayan agar dalam melakukan
penangkapanm ikan tidak melintas atau mendekati lokasi. Begitu juga adanya dampak
lingkungan, termasuk biota laut sekitarnya.

Perusahaan menyadari, adanya FSRU (Floating Storage Regastification


Unit) di perairan Lampung, hal ini berdampak terhadap ruang gerak nelayan dalam
wilayah penangkapan ikan. Dalam hal ini, perusahaan telah melakukan sosialisasi dan
pemahaman mengenai wilayah terbatas terlarang ini. Dengan berkurangnya ruang gerak nelayan.
Tentu juga ada pengaruh pada mereka.
Dalam hal ini, perusahaan berkontribusi dalam bentuk program-program CSR. Mulai
dari Corporate Philanthropy, dalam bentuk program charity, sumbangan atau bantuan. Di
antaranya dengan memberikan jaket keselamatan, jaring ikan, sembako, dan lainnya bagi para
nelayan. Selain itu, juga ada bantuan lain untuk lingkungan dan kegiatan sosial. Secara umum,
program CSR PGN LNG berfokus pada tiga pilar, yakni pendidikan, lingkungan, dan social, di
antaranya dengan mengacu pada kebijakan Pertamina Group.

Demikian diungkapkan Tim dari PT PGN LNG Indonesia (PGN LNG) dalam sesi
presentasi dan wawancara penjurian “TOP CSR Awards 2023” yang diselenggarakan majalah
TopBusiness Jakarta pada (30/03/2023) secara virtual melalui aplikasi zoom meeting. Adapun
tim PGN LNG terdiri Meidy Aryaldi – Kepala Divisi Administrasi & Umum, Kurniati Nur
Hijriana – Plt. Kepala Departemen Layanan Umum, serta M. Alphian Febrianto – Jr. Analyst
11
Hubungan Masyarakat. Sedangkan Tim Juri terdiri Sentot Baskoro (ASABPINDO), Ina Sawitri
(Yayasan Pengembangan Keunagan Mikro), Ben de Haan (Senior Advisor MSI Group, Febrizal
Efendi (Aspiluki), Thendri Supriatno Ceo Corporate Forum for Community Development
(CFCD), serta Nurdijal M Rahman (Corebest) yang dimoderatori oleh Ahmad Chury (Solusi
KInerj Binsis).

Menurut Meidy Aryaldi, kebijakan dan strategi CSR PGN LNG dilakukan sebagai bentuk
tanggunbgjawab perusahaan untuk memberikan kontribusi positif pada masyarakat dan
lingkungan sekitar wilayah operasi PGN LNG, serta menciptakan nilai yang berkelanjutan bagi
seluruh stakeholder. Dalam melaksanakan program Corporate Social Responsibility (CSR),
manajemen atau perusahaan menyadari bahwa kegiatan ini bukan sekadar tren dalam dunia
usaha, akan tetapi perusahaan menjadikannya sebagai bagian dari elemen fundamental untuk
keberlanjutan bisnis jangka panjang.

“Dasar Hukum CSR adalah Undang-undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas (PT) yang mengatur tentang tanggung jawab sosial dan lingkungan, dimana suatu
perusahaan yang melakukan kegiatan komersial di bidang ini dan/atau yang berkaitan dengan
sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab social. Selain itu juga mengaju atau
berdasarkan ISO 2600 tentang Panduan yang komprehensif dan efektif dalam
melaksanakan CSR perusahaan secara berkelanjutan dalam jangka Panjang,” ujarnya.

Bagi masyarakat sekitar site, di antaranya dilakukan Corporate


Philanthropy, perusahaan berkontribusi dalam bentuk program sumbangan, charity dan bantuan.
Selain itu, ada Green House, pemberdayaan komunitas petani untuk mengelola tanaman pangan
yang bermanfaat bagi masyarakat. Terkait lingkungan site, perusahaan juga melakukan
pengelolaan limbah dengan menggunakan teknik khusus yang sesuai, supaya bisa diserap oleh
alam dengan baik.
Di bidang pendidikan, perusahaan memberikan bantuan sarana pra sarana untuk sekolah, kegiatan
mengajar di sekolah-sekolah dan kampus PT, dan lainnya. Selain itu ada bantuan sosial, seperti
bantuan untuk tempat-tempat ibadah, bantuan untuk Puskesmas, Rumah Sakit, bantuan hewan
kurban, santunan anak yatim piatu dan dhuafa, dan lainnya.

Tahun ini merupakan pertama kalinya PT PGN LNG Indonesia lolos untuk mengikuti
ajang penilaian “Top CSR Awards” ini. Kegiatan TOP CSR Awards ini, merupakan kegiatan
penilaian dan penghargaan tahunan bidang CSR yang terbesar di Indonesia. Tujuannya pertama,
untuk memberikan apresiasi atau penghargaan tertinggi, kepada perusahaan-perusahaan, yang
dinilai berhasil dalam menjalankan program CSR/ TJSL (Tanggung Jawab Sosial &
Lingkungan), yang efektif dan berkualitas. Kedua, sebagai sarana pembelajaran bersama, untuk
meningkatkan kualitas dan efektivitas pelaksanaan program CSR perusahaan-perusahaan yang
beroperasi di Indonesia.

Kegiatan TOP CSR Awards ini diselenggarakan oleh majalah Top Business, yang diterbitkan
oleh PT Madani Solusi Internasional (atau MSI group), yang bekerjasama serta didukung oleh
beberapa asosiasi CSR, Asosiasi Bisnis, dan GCG, serta beberapa perusahaan konsultan CSR dan
Bisnis. Di antaranya (PaGI) Perkumpulan Profesional Governansi Indonesia, Asosiasi GRC,
LKN (Lembaga Kajian Nawacita), CoreBest, MB Consulting (Mitra Bhadra Consulting), ISVI
(Institut Shared Value Indonesia), SKB (Solusi Kinerja Bisnis), SDP (Sinergi Daya Prima),
Dwika Consulting, Melani K Harriman & Associate, serta beberapa Pakar dan Konsultan CSR.
Tema dalam kegiatan TOP CSR Awards 2023 adalah “CSR Innovation Programs for Sustainable
Business Growth” / atau Inovasi-Inovasi Program CSR yang dapat mendukung tumbuhnya bisnis
perusahaan, secara berkelanjutan.

12
BAB III

ANALISIS

3.1 Teori Pendukung

CSR dimaknai sebagai suatu bentuk komitmen perusahaan untuk meningkatkan kualitas
hidup dari karyawan, komunitas lokal dan masyarakat secara lebih luas sebagai bentuk
kontribusinya terhadap pembangunan ekonomi berkelanjutan yang tercermin melalui praktik
bisnis yang baik. Pengungkapan CSR kemudian menjadi media bagi perusahaan untuk
memberikan informasi dari berbagai aspek selain keuangan seperti aspek sosial dan
lingkungan yang tidak dapat dijelaskan secara tersirat dalam setiap komponen dalam laporan
keuangan perusahaan kepada stakeholder maupun shareholder perusahaan

Stakeholder Theory pada CSR. Pengungkapan informasi keuangan, sosial, dan


lingkungan merupakan dialog antara perusahaan dengan stakeholder-nya dan menyediakan
informasi mengenai aktivitas perusahaan yang dapat mengubah persepsi dan ekspektasi
(Adam dan McNicholas 2007). Pengungkapan tersebut dilakukan dengan harapan dapat
memenuhi kebutuhan informasi bagi para stakeholder serta mendapatkan dukungan dari para
stakeholder demi kelangsungan hidup suatu perusahaan. Semakin baik pengungkapan CSR
yang dilakukan oleh perusahaan maka stakeholder akan semakin memberikan dukungan
penuh kepada perusahaan atas segala aktivitasnya yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja
dan mencapai laba yang diharapkan perusahaan.

Implikasi Stakeholder Theory dan Legitimacy Gap terhadap pengungkapan CSR. Dalam
menjalankan tanggung jawab sosialnya, perusahaan harus memfokuskan perhatiannya kepada
tiga hal, yaitu profit, lingkungan, dan masyarakat. Dengan diperolehnya laba, perusahaan
dapat memuaskan pemegang saham melalui pemberian dividen, pengalokasian sebagian laba
yang diperoleh untuk membiayai pertumbuhan dan mengembangkan usaha di masa depan,
serta membayar kewajiban kepada pemerintah berupa pajak. Di sisi lain, juga dapat
meningkatkan reputasi dan kepercayaan bagi konsumen (Ernst dan Young 2013). Dari
perspektif internal, dengan melakukan kegiatan CSR diharapkan dapat memotivasi para
karyawan dan menunjukkan praktek manajemen yang baik (Royle 2005). Sedangkan dari
perspektif eksternal, CSR diharapkan dapat memberikan reputasi yang baik di masyarakat
dan juga membantu perusahaan untuk mengelola fungsinya agar lebih baik (Lewis 2003).
Dengan memberikan perhatian kepada lingkungan sekitar, perusahaan dapat ikut
berpartisipasi dalam usaha-usaha pelestarian lingkungan demi terpeliharanya kualitas
kehidupan umat manusia yang lebih baik dalam jangka panjang. Salah satunya dapat dengan
ikut ambil bagian dalam aktivitas manajemen bencana.

13
3.2 Critical Review

PT PGN LNG Indonesia telah fokus pada tiga pilar utama dalam program CSR-nya, yaitu
bidang pendidikan, lingkungan, dan sosial. Hal ini sesuai dengan teori CSR yang menekankan
pentingnya perusahaan untuk memperhatikan aspek profit, lingkungan, dan masyarakat
dalam menjalankan tanggung jawab sosialnya . Dengan demikian, PT PGN LNG Indonesia
telah memperlihatkan komitmen dalam meningkatkan kualitas hidup karyawan, komunitas
lokal, dan masyarakat secara luas melalui program-program CSR yang dilaksanakan . Dengan
fokus pada tiga pilar tersebut, perusahaan dapat memberikan kontribusi positif pada
masyarakat dan lingkungan sekitar wilayah operasinya, sejalan dengan prinsip-prinsip CSR
yang bertujuan untuk menciptakan nilai yang berkelanjutan bagi seluruh stakeholder.

Melalui berbagai bentuk bantuan kepada masyarakat sekitar, termasuk nelayan, serta
upaya pengelolaan limbah dan pelestarian lingkungan, perusahaan ini telah memberikan
kontribusi positif yang signifikan. Selain itu, partisipasi mereka dalam kegiatan manajemen
bencana juga menunjukkan keseriusan mereka dalam mendukung keberlanjutan lingkungan
dan kesejahteraan masyarakat sekitar wilayah operasinya. Pengakuan atas program CSR PT
PGN LNG Indonesia dalam ajang "Top CSR Awards 2023" yang diselenggarakan oleh
majalah TopBusiness merupakan bukti nyata dari keberhasilan dan efektivitas upaya CSR
perusahaan tersebut. Dengan demikian, perusahaan tidak hanya memberikan manfaat
langsung kepada masyarakat dan lingkungan sekitar, tetapi juga menjadi contoh yang baik
dalam pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan. Keikutsertaan dalam ajang
penghargaan tersebut juga dapat menjadi motivasi bagi perusahaan lain untuk meningkatkan
kualitas dan efektivitas program CSR mereka, serta memperkuat komitmen dalam
menciptakan dampak positif bagi seluruh stakeholder.

14
BAB V PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu tuntutan pilihan yang tidak
bisa dihindarkan lagi Corporate Social Responsibility (CSR) hans dikerjakan sebagai
bentuk tanggung jawab terhadap shareholder (pemegang saham). Dan Corporate Social
Responsibility (CSR) juga suatu pilihan yang mana pilihan tersebut dilandasi oleh
kesadaran dari perusahaan yang tidak hanya pada pemegang saham dan konsumen saja
tetapi ia juga harus memenuhi harapan para stakeholder (pemangku kepentingan)
seperti keluarga, karyawan, rekan bisnis, pemerintah dan masyarakat sekitar.

Selain itu program Corporate Social Responsibility (CSR) in the stakeholders


baru dapat menjadi berkelanjutan apabila, program yang dibuat oleh suatu perusahaan
benar-benar merupakan komitmen bersama dari segenap unsur yang ada di dalam
perusahaan itu sendiri. Tentunya tanpa adanya komitmen dan dukungan dengan penuh
antusias dari karyawan akan menjadikan program-program tersebut bagaikan program
penebusan dosa dan pemegang saham belaka. Dengan melibatkan karyawan secara
intensif, maka nilai dari program-program tersebut akan memberikan arti tersendiri
yang sangat besar bagi perusahaan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Rudito, Bambang dan Melia Famiola. 2013. Corporate Social Responsibility.


Bandung : Rekayasa Bisnis

Studocu. 2022. CSR IN THE STAKEHOLDER,


https://www.studocu.com/id/document/universitas-pembangunan-nasional-veteran-yogyakart
a/management/csr-in-stakeholder-materi-kuliah-csr/46652829 (diakses pada 24 Februari
2023)

16

Anda mungkin juga menyukai