Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN HASIL PENGAMATAN

PRAKTIKUM LARUTAN ELEKTROLIT


DAN NON ELEKTROLIT

Kelas: X MIAU

DIsusun Oleh:
1. KUSNUL KOTIMAH
2. DEKA SASKIA
3. KHALISA HUMAIRA
4. M. HADID

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


SMA MUHAMMADIYAH 4 BENGKULU
TAHUN AJARAN 2019/2020
I.Tujuan Praktek

Untuk mengetahui perbedaan antara larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah,


dan non elektrolit serta mengetahui ciri-ciri dan jenis-jenis larutan elektrolit kuat,
elektrolit lemah, dan non elektrolit.
II. Landasan Teori
Larutan adalah campuran homogen dua zat atau lebih yang saling melarutkan dan
masing-masing zat penyusunnya tidak dapat dibedakan lagi secara fisik. Zat yang jumlahnya
lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut, sedangkan zat yang jumlahnya
lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven. Komposisi zat
terlarut dan pelarut dalam larutan ini dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses
pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan atau solvasi.
Larutan elektrolit adalah Larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Svante Arrhenius, ahli
kimia terkenal dari Swedia mengemukakan teori elektrolit pada tahun 1884. Menurut
Arrhenius, ‘‘larutan elektrolit dalam air terdisosiasi ke dalam partikel-partikel bermuatan listrik
positif dan negatif yang disebut ion (ion positif dan ion negatif) Jumlah muatan ion positif akan
sama dengan jumlah muatan ion negatif, sehingga muatan ion-ion dalam larutan netral’’ Ion-
ion inilah yang bertugas mengahantarkan arus listrik.
Larutan ini memberikan gejala berupa menyalanya lampu atau timbulnya gelembung gas dalam
larutan. Larutan elektrolit mengandung partikel-partikel yang bermuatan (kation dan anion).
Larutan ini dapat bersumber dari senyawa ion (senyawa yang mempunyai ikatan ion) atau
senyawa kovalen polar (senyawa yang mempunyai ikatan kovalen polar)
Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dengan baik. Hal
ini disebabkan karena zat terlarut akan terurai sempurna (derajat ionisasi = 1) menjadi ion-ion
sehingga dalam larutan tersebut banyak mengandung ion-ion. Karena banyak ion yang dapat
menghantarkan arus listrik, maka daya hantarnya kuat.
Contohnya: NaCl
Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dengan lemah.
Hal ini disebabklan karena zat terlarut akan terurai sebagian (derajat ionisasi = 0 < α < 1)
menjadi ion-ion sehingga dalam larutan tersebut sedikit mengandung ion. Hal ini disebabkan
tidak semua terurai menjadi ion-ion (ionisasi tidak sempurna) sehingga dalam larutan hanya
ada sedikit ion-ion yang dapat menghantarkan arus listrik.
Contohnya: air biasa, dan NH3
Pada larutan non elektrolit, molekul-molekulnya tidak terionisasi dalam larutan, sehingga tidak
ada ion yang bermuatanyang dapat menghantarkan arus listrik. (derajat ionisasi = 0)
Contohnya: Larutan urea, dan glukosa
III. A. Alat Dan Bahan
1. 2 Baterai 9 volt
2. 2 Lampu kecil
3. 1m Kabel
4. Elektroda karbon
5. Enam macam larutan yakni: NH3, CH3COOH, Etanol, Air garam, HCL,
6. Gelas kimia
B. Cara Kerja
 Menyiapkan larutan pada setiap gelas kimia
 Merangkai rangkaian alat penguji yakni baterai, kabel, lampu dan
elektroda
 Menguji larutan dengan cara memasukkan kedua buah elektroda kedalam
larutan tanpa membuat keduanya saling bersentuhan
 Amati perubahan yang terjadi pada lampu apkah menyala terang, redup,
atau tidak menyala samasekali, dan pada elektroda apakah terdapat
banyak gelembung, sedikit atau tidak ada gelembung samasekali
 Setelah menguji sebuah larutan maka kita harus membersihkan terlebih
dahulu elektroda yang digunakan dengan cara dibilas dengan air biasa
lalu dikeringkan dengan tisu agar pada saat kita menguji larutan lain,
larutan tersebut tidak terkontaminasi/tercampur
IV. Hasil Pengamatan
Reaksi Kesimpulan
NO Nama Larutan Elektrolit Elektrolit Non
Gelembung Nyala
kuat lemah elektrolit
1 Air kapur Sedikit Tidak V
2 NH3 Sedikit Tidak V
3 CH3COOH Sedikit Tidak V
4 Etanol Tidak Tidak V
5 Air garam Banyak Terang V
6 HCL Banyak Terang V
V. Kesimpulan
Pada praktikum ini, didapatkan bahwa larutan 5 dan 6 merupakan larutan dengan
tingkat hantaran listrik kuat karena memiliki gelembung yang banyak disekitar elektroda dan
bisa menyalakan indikator lampu dengan sangat terang. Selain itu larutan 1, 2, dan 3merupakan
larutan dengan tingkat hantaran listrik rendah yang hanya menampilkan gelembung yang
sedikit di sekitar elektroda. Dan larutan 4 merupakan larutan non elektrolit karena merupakan
senyawa yanf tidak terionisasi sehingga tidak mampu menghantarkan arus listrik
VI. Daftar Pustaka
DAFTAR PUSTAKA Debdikbud, (2013), Dokumen Kurikulum 2013,
http://kangmartho.com (diakses 19 Februari) Arikunto, (2010), Dasar – Dasar Pendidikan
Evaluasi, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta Djamarah, S,B, (2006), Strategi Belajar Mengajar,
Penerbit Rineka Cipta, Jakarta Dewi, Ratna. S, Haryono dan Suryadi, B.D, (2013), Upaya
Peningkatan Interaksi Sosial dan Prestasi Belajar Siswa Dengan Problem Based Learning pada
Pembelajaran Kimia Pokok Bahasan Sistem Koloid di SMA N 5 Surakarta Tahun Pelajaran
2011/2012,Jurnal Pendidikan Kimia, Volume 2, halaman 15 Daryanto, H, (2001), Evaluasi
Pendidikan, PT Rineka Cipta, Jakarta Diah, Widyatun, (2012), Model Pembelajaran Berbasis
Masalah, http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/model-pembelajaran-
berbasismasalah.html (diakses pada 23 Februari 2014) Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2012), Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal
Penelitian Kependidikan , FMIPA UNIMED, Medan Harnanto, Ari dan Ruminten . (2009), kimia
untuk SMA/MA kelas X, Penerbit SetiAji, Medan Johari, J.M.C dan Rachmawati, (2006), Kimia
SMA dan MA untuk kelas X, Penerbit Erlangga, Jakarta Kusuma, D.Cahaya, (2013), Analisis
Komponen-Komponen Pengembangan Kurikulum 2013 pada Bahan Uji Publik Kurikulum 2013,
Jurnal Analisis Komponen-Komponen Pengembangan Kurikulum 2013, Halaman 4-5 Mulyasa,
H.E, (2013), Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, PT Remaja Rosdakarya,
Bandung Mulyatiningsih, Endang, (2013), Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan,
Penerbit Alfabeta, Bandung 83 Nana, Sudjana. (1989), Dasar – Dasar Proses Belajar Mengajar,
PT Sinar Baru Algensindo, Bandung Nanang, C, (2009), Konsep Strategi Pembelajarn, Refika
Aditma, Bandung Purba, Michael, (2006), Kimia SMA/MA kelas X, Penerbit Erlangga, Jakarta
Purba, Michael, (2006), Kimia SMA/MA kelas XI, Penerbit Erlangga, Jakarta Rijani, E, Wahyu,
(2010), Implementasi Metode Latihan Berjenjang Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa
Menyelesaikan Soal – Soal Hitungan pada Materi Stoikiometri di SMA, E-jurnal Dinas Pendidikan
Kota Surabaya, Volume 1, halaman 1 Rusman, (2013), Model – Model Pembelajaran Edisi
Kedua, PT Rajagrafindo Persada, Jakarta Sanjaya, H.Wina, (2006), Strategi Pembelajaran
Berorientasi Standar Proses Pendidikan, PT Prenada Media Group, Bandung Sari, Nur Fatimah
dan Nusikh, (2009), Efektivitas Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah dan Teknik Peta
Konsep Dalam Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa kelas X6
SMAN 6 Malang Semester Genap Tahun Ajaran 2006 – 2007, JPE, Volume 2 Nomor 1, hal 54 -
55 Septiana, Ismi, (2011), Keefektifan Penggunaan Media Peta Konsep Pohon Jaringan pada
Pembelajaran Menulis Cerpen di Kelas X SMA Negeri 1 Mojotengah Kabupaten Wonosobo,
Skripsi, Fakultas Bahasa dan Seni, UNY Yogyakarta Slameto, (2010), Belajar dan Faktor – Faktor
yang Mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta Silitonga, P.M, (2011), Statistika (Teori
dan Aplikasi dalam Penelitian), Penerbit FMIPA UNIMED, Medan Sudarmo, Unggul, (2013),
Kimia Untuk SMA/MA Kelas X, Penerbit Erlangg, Jakarta Sudjana, (2002), Metode Statistika,
Tarsito, Bandung Suryosubroto (2002), Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Rineka Cipta,
Jakarta Sutikno, M. Sorby, (2013), Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Holistica, Lombok 84
Syaiful, B.Djamarah dan Aswan Zain, (1995), Strategi Belajar Mengajar, PT Rineka Cipta, Jakarta
Tambunan, Berton.C, (2011), Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two
Stay – Two Stay (TS-TS) Terhadap Peningkatan Hasil Belajar dan Aktivitas Siswa Pada Pokok
Bahasan Koloid di Kelas XI Semester 2 SMA Negeri 6 Medan T.A 2010/2011, Skripsi, FMIPA
UNIMED, Medan Wahyudin, Agus dan Arina Fithrona, (2007) , Efektifitas Penggunaan Media
Peta Konsep untuk Meningkatkan Prestasi Belajar, Jurnal Pendidikan Ekonomi,

Anda mungkin juga menyukai