PRAKTIKUM KIMIA
Elektrolit,Non Elektrolit,Koloid dan Suspensi
KELOMPOK 4
DI SUSUN OLEH:
Zamin Risky
Mutiya Safitri Arsad
Syief .f. Haris Alu
Wa Ode Dina Sampulawa
Bayu Riadi Mangole
Rindi Narisa
Abdul .G. Maasili
Kiki Wance
Irna Taher
Nasir Lesnussa
FAKULTAS TEKNIK
PRODI SIPIL-INDUS TRI
TAHUN 2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN
1. TUJUAN PRAKTIKUM
2. MANFAAT
➢ Untuk mengetahui perbedaan antara larutan elektrolit lemah, kuat dan non
elektrolit
➢ Mengetahui jenis dan ciri-ciri larutan elektrolit lemah, kuat dan non elektrolit
➢ Membandingkan beberapa larutan untuk mengetahui apakah termasuk ke dalam
larutan lemah, kuat dan non elektrolit
3. LATAR BELAKANG
Larutan memiliki peran yang cukup penting dalam beberapa aspek kehidupan
sehari-hari. Salah satu contohnya adalah air mineral yang dikonsumsi oleh
manusia, larutan elektrolit dan larutan air garam.
Manusia tidak menyadari bahwa dari beberapa larutan di atas ada yang
mampu menghantarkan listrik jika disambungkan dengan sebuah alat tertentu.
Larutan elektrolit bisa berupa asam, garam dan basa. Untuk basa dan asam bisa
berupa elektrolit lemah atau kuat.
Sedangkan garam masuk ke dalam elektrolit kuat, namun jika susah larut
dalam air maka termasuk elektrolit lemah walaupun tersusun dari banyak ion.
Larutan elektrolit adalah larutan yang tidak mampu menghantarkan listrik karena
terdapat zat non elektrolit yang tidak bisa terurai menjadi ion.Namun tetap
berbentuk molekul. Contohnya adalah larutan minyak tanah, gula, alkohol dan
lain sebagainya. Pada percobaan kali ini dilakukan denganenam bahan yaitu
larutan soda,larutan garam,larutan gula,larutan perasan lemon,larutan kopi,larutan
Dancow.
Koloid adalah suatu campuran zat heterogen (dua fase) antara dua zat atau
lebih di mana partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase terdispersi/yang
dipecah) tersebar secara merata di dalam zat lain. Dimana di antara campuran
homogen dan heterogen terdapat sistem pencampuran yaitu koloid, atau bisa juga
disebut bentuk (fase) peralihan homogen menjadi heterogen. Campuran homogen
adalah campuran yang memiliki sifat sama pada setiap bagian campuran tersebut,
contohnya larutan gula.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit
larutan adalah campuran dua zat atau lebih (homogen) yang memiliki kesamaan
dalam zat penyusunnya, tidak bisa dibedakan secara fisik dan saling melarutkan.
Disebut zat terlarut atau solut jika jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan.
Kemudian disebut pelarut atau solven jika jumlahnya lebih banyak dibanding zat
yang lainnya. Kedua komposisi baik zat solut atau solven dinyatakan dalam
konsentrasi larutan sedangkan proses pencampurannya disebut dengan solvasi.
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, larutan elektrolit merupakan larutan yang
mampu menghantarkan arus listrik. Arrhenius dari Swedia mengatakan bahwa larutan
elektrolit yang ada di dalam air mengalami disosiasi ke dalam partikel yang
bermuatan listrik negatif dan positif.
Jumlahnya sama sehingga muatan ion dalam larutan bersifat netral. Ion inilah yang
berfungsi untuk menghantarkan listrik. Ciri dari elektrolit adalah mampu membuat
lampu menyala atau menimbulkan gelembung gas dalam larutan karena mengandung
kation dan anion.
non elektrolit adalah larutan yang didalamnya tidak memuat ion yang bisa
menghantarkan listrik. Apabila diuji maka gelembung akan sedikit dan tidak membuat
lampu bohlam menyala.
Larutan elektrolit berasal dari senyawa kovalen polar atau yang memiliki ikatan
ion. Disebut sebagai larutan elektrolit kuat jika mampu menghantarkan arus listrik
dengan baik, zat terlarut (solut) terurai secara sempurna (derajat ionisasi =1) sehingga
menjadi ion.
Tidak bisa menghantarkan listrik jika senyawa ionik berbentuk padat karena masing-
masing ion sudah terikat kuat dan tidak bisa melakukan pergerakan ketika diberi beda
potensial. Namun jika ionik tersebut dilarutkan dalam pelarut polar misalnya air,
maka ionik tersebut menjadi elektrolit.
Ion yang awalnya sudah terikat akan terlepas, masuk dan menyebar dengan air yang
secara langsung juga menjadi medium untuk bergerak. Tetapi lelehan senyawa ionik
mempunyai daya hantar yang lebih baik dibandingkan dengan larutannya.
Hal tersebut bisa terjadi karena susunan ion di dalam lelehan senyawa ionik lebih
rapat dibanding ketika berbentuk larutan. Ion lebih mudah bergerak menuju katoda
dan anoda ketika diberi potensial yang berbeda.
Hantarannya bisa menjadi sangat kuat apabila jumlah ion dalam larutan cukup
banyak, contohnya adalah NaCI. Larutan elektrolit lemah yaitu larutan yang tidak
dapat menghantarkan listrik karena sifatnya lemah dan tidak terionisasi secara
sempurna atau bahkan tidak sama sekali.
Hal ini dikarenakan zat terlarut hanya terurai sebagian (derajat ionisasi = 0 < α < 1)
sehingga kandungan ion menjadi sedikit dan tidak mencukupi untuk menghantarkan
arus listrik, contohnya adalah air biasa, NH3.
Molekul pada larutan elektrolit tidak terionisasi ke dalam larutan sehingga tidak ada
yang dapat menghantarkan arus listrik (derajat ionisasi = 0). Contohnya adalah larutan
urea dan glukosa.
Derajat ionisasi berbicara tentang apabila zat dilarutkan dalam air, maka terdapat 3
kemungkinan yaitu larut secara sempurna, sebagian atau tidak larut. Arti lainnya
adalah perbandingan antara jumlah molekul zat yang sudah terionisasi dengan mol
asal, sehingga dapat ditulis seperti berikut ini :
Koloid adalah suatu campuran zat heterogen (dua fase) antara dua zat atau lebih
di mana partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase terdispersi/yang dipecah)
tersebar secara merata di dalam zat lain. Dimana di antara campuran homogen dan
heterogen terdapat sistem pencampuran yaitu koloid, atau bisa juga disebut bentuk
(fase) peralihan homogen menjadi heterogen.
Larutan didefinisikan sebagai campuran dua atau lebih zat yang membentuk
satu macam fasa (homogen) dan sifat kimia setiap zat yang membentuk larutan tidak
berubah. Arti homogen menunjukkan tidak ada kecenderungan zat-zat dalam larutan
terkonsentrasi pada bagian-bagian tertentu, melainkan menyebar secara merata di
seluruh campuran. Sifat-sifat fisika zat yang dicampurkan dapat berubah atau tidak,
tetapi sifat-sifat kimianya tidak berubah. Ada dua komponen yang berhubungan
dengan larutan, yaitu pelarut dan zat terlarut.
Pelarut adalah zat yang digunakan sebagai media untuk melarutkan zat lain.
Umumnya, pelarut merupakan jumlah terbesar dari sistem larutan. Zat terlarut adalah
komponen dari larutan yang memiliki jumlah lebih sedikit dalam sistem larutan.
Selain ditentukan oleh kuantitas zat, istilah pelarut dan terlarut juga ditentukan oleh
sifat fisikanya (struktur). Pelarut memiliki struktur tidak berubah, sedangkan zat
terlarut dapat berubah.
suspensi adalah suatu campuran fluida yang mengandung partikel padat. Atau
dengan kata lain campuran heterogen dari zat cair dan zat padat yang dilarutkan
dalam zat cair tersebut. Partikel padat dalam sistem suspensi umumnya lebih besar
dari 1 mikrometer sehingga cukup besar untuk memungkinkan terjadinya sedimentasi.
Tidak seperti koloid, padatan pada suspensi akan mengalami
pengendapan/sedimentasi walaupun tidak terdapat gangguan. Singkatnya
BAB III
METODE PRAKTIKUM
1. METODE PRAKTIKUM
gambar Rangkai alat uji seperti dibawah ini:
BAHAN ALAT
Soda papan oles
Gula Gelas kimia
Garam Aqua gelas
Lemon Tisu
Minuman ion Air secukupnya (pembersih elektroda)
Baterai berukuran 9 volt
Kabel listrik
6 macam larutan yaitu Soda,Gula,Garam,
Lemon,dan minuman ion
Bola lampu kecil (usahakan lampu LED 6 volt)
Elektroda (2 buah paku)
❖ Bahan dan Alat Praktikum Koloid dan Suspensi:
BAHAN ALAT
Gula papan oles
Garam Gelas kimia
Dancaw Aqua gelas
Tisu
Air secukupnya (pembersih elektroda)
Baterai berukuran 9 volt
Kabel listrik
3 macam larutan yaitu Gula/Garam,Dancaw
Bola lampu kecil (usahakan lampu LED 6 volt)
Elektroda (2 buah paku)
senter
2. PEMBAHASAN
Dari percobaan diatas maka kita dapat mengambil pambahasan bahwa, larutan
elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan listrik Setelah melakukan
percobaan, saya mengelompokan larutan-larutan yang telah diuji tersebut ke dalam
beberapa golongan .
1. Larutan elektrolit, yaitu larutan air garam.
2. Larutan Non Elektrolit yaitu Soda,Gula,Garam,Lemon,Minuman ion
Alat uji elektrolit bisa digunakan untuk mengetahui keelektrolitan suatu larutan.
Berdasarkan data di atas dan percobaan yang sudah dilakukan, beberapa bisa
menyalakan lampu dan menghasilkan gelembung namun ada juga yang tidak.
Sedangkan larutan yang hanya mampu membuat lampu menyala redup berarti tidak
dapat terionisasi dengan baik, penghantar listrik yang buruk dan lemah. Begitupun
dengan larutan yang tidak dapat menghidupkan lampu, berarti tidak dapat terionisasi
sama sekali.
Berdasarkan hasil percobaan di atas dengan masing-masing larutan, uji elektroda dan
setelah diamati ada atau tidaknya gelombang dan nyala lampu, maka bisa dipastikan
beberapa larutan yang sudah diuji dikategorikan menjadi tiga golongan.
Pertama adalah larutan elektrolit kuat. Kedua larutan elektrolit lemah dan terakhir
larutan non elektrolit. Tiga sampel di atas yaitu larutan Gula,Garam,Lemon,minuman
ion,soda diuji berdasarkan sifat larutannya apakah tidak bisa menghantarkan listrik
atau sebaliknya.
Ketika kristal gula dilarutkan didalam air, gula tersebut akan larut dan terbentuk
larutan gula. Ketika larutan gula diaduk dan dibiarkan selama 10 menit, warnanya
menjadi bening dan tidak ada endapan. Ketika disaring dengan kertas filtrat, tidak ada
yang dapat tersaring dari larutan gula, sehingga warna kertasnya tetap bening.
Perbandingan warna larutan gula ketika sebelum disaring dan sesudah disaring
dengan kertas filtrat adalah stabil.
Pada saat kopi dicampurkan dengan air, kopi tersebut tidak larut. kopi tersebut
ketika diaduk dan didiamkan selama 10 menit, warnanya menjadi keruh, dan memiliki
endapan. Ketika disaring dengan kertas fitrat, ada yang dapat tersaring dari kopi
tersebut, sehingga warna kertasnya menjadi keruh. Perbandingan warna kopi ketika
sebelum disaring dan sesudah disaring dengan kertas filtrat adalah tidak stabil.
Pada saat susu dicampurkan dengan air, susu tersebut larut. Susu tersebut ketika
diaduk dan didiamkan selama 10 menit, warnanya menjadi keruh, tetapi tidak ada
endapan. Ketika disaring dengan kertas filtrat, ada yang dapat tersaring dari susu
tersebut, sehingga warna kertasnya menjadi keruh. Perbandingan warna susu ketika
sebelum disaring dan sesudah disaring menggunakan kertas filtrat adalah tidak stabil.
BAB V
DOKUMENTASI
Rangkai alat uji praktikum elektrolit Hasil Rangkai alat uji praktikum elektrolit
Gambar 1.2 Gambar 1.3
d). larutan gula e). larutan sari lemon f). larutan sari lemon
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
https://academia.co.id/laporan-praktikum-elektrolit-dan-non-elektrolit/
S, Syukri. 1999. Kimia Dasar 2. Bandung : ITB
Utami, Budi. 2004. Kimia Dasar. Bandung
Winarsi, H. 2007. Antioksidan Alami Dan Radikal Bebas. Yogyakarta : Kanisius.
https://yufitrinanda.blogspot.com/2013/05/laporan-praktikum-mengamati-
perbedaan.html