Robi S. Hidayat
Pusat Lingkungan Geologi, Badan Geologi, Jl. Diponegoro No. 57, Bandung
Sari
Pengelompokan wilayah potensi air tanah Sambas dengan menggunakan matriks kuantitas dan kuali-
tas dapat dibedakan menjadi tiga wilayah potensi. Pertama adalah wilayah potensi air tanah tinggi pada
akuifer tertekan yang meliputi Kecamatan Jawai, Teluk Keramat, Sejangkung, dan Kecamatan Sekura.
Kedua, wilayah potensi air tanah sedang pada akuifer tertekan meliputi Kecamatan Sambas dan Kecamatan
Tebas. Ketiga, wilayah potensi air tanah rendah pada akuifer tertekan meliputi Kecamatan Sanggau Ledo
dan Kecamatan Seluas.
Kata kunci: potensi, air tanah, matriks, kuantitas, kualitas
Abstract
The grouping of the groundwater potential of Sambas area using the quantity and quality matrix of
those groundwater can be divided into three classes. First, high groundwater potential area distributed
in the Jawai, Teluk Keramat, Sejangkung, and Sakura Sub-regencies. Second, the moderate groundwater
potential area covers the Sambas and Tebas Sub-regencies. Third, the low groundwater potential area cov-
ers the Sanggauledo and Seluas Sub-regencies.
Keywords: potential, groundwater, matrix, quantity, quality
205
206 Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 3 No. 4 Desember 2008: 205-216
Adapun tujuannya adalah untuk pengembangan Menurut Kepmen itu, evaluasi potensi air ta-
data dan informasi air tanah nasional, serta sebagai nah yang berlandaskan cekungan air tanah skala
bahan acuan untuk penyusunan rencana umum tata 1:100.000 mencakup kegiatan pengumpulan data
ruang wilayah dari aspek keairtanahan. sekunder, survei lapangan, pengujian kualitas air,
Hasil utama yang diharapkan dari penyelidikan analisis, dan penarikan kesimpulan. Diagram alir
ini adalah: kegiatan tersebut tersaji pada Gambar 1.
- Informasi potensi air tanah daerah penyelidikan
menyangkut kuantitas dan kualitasnya.
- Peta Potensi air tanah skala 1:100.000, termasuk
daerah resapan (recharge area) dan lepasan (dis-
charge area).
Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil
penyelidikan ini adalah:
- Sebagai dasar acuan bagi para perencana di daerah
maupun instansi terkait, dalam rangka upaya
pengembangan wilayah dan pengelolaan sumber
daya air tanah yang berwawasan lingkungan.
- Data dan informasi potensi air tanah yang diper-
oleh dapat dipakai sebagai masukan bagi pengem-
bangan sistem basis data dan informasi air tanah
daerah.
Metodologi
Secara umum, ruang lingkup penelitian meli-
puti:
a). pengumpulan data primer dan sekunder, yang
meliputi data hidrogeologi permukaan maupun
bawah permukaan sumur bor dan penyelidik-
an geolistrik, hidroklimatologi, dan sosial
ekonomi;
b). analisis percontoh air tanah secara lengkap di
Gambar 1. Diagram alir metodologi penelitian.
laboratorium yang meliputi parameter fisika dan
kimia untuk kajian persyaratan air minum;
c). evaluasi dan analisis data terkumpul primer,
Lokasi Daerah Penelitian
sekunder, maupun hasil analisis laboratorium,
Daerah penelitian mencakup seluruh daerah
dan,
Sambas, yang secara geografis terletak dalam
d). perangkuman dan penyajian hasil evaluasi dan
koordinat 108o 40' - 110o 00' Bujur Timur dan 01o
analisis data secara lengkap.
00' - 01o 45' Lintang Utara (Gambar 2). Secara
Metode penyelidikan potensi air tanah yang administrasi pemerintahan, daerah penyelidikan ini
dilaksanakan mengacu kepada Kepmen ESDM meliputi Kota Sambas, Kabupaten Sambas, dan se-
Nomor 1451 K/10/MEM/2000 tentang Pedoman bagian Kabupaten Sanggauledo, termasuk wilayah
Teknis Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerin- Provinsi Kalimantan Barat.
tahan di Bidang Pengelolaan Air Bawah Tanah. Daerah penyelidikan ini yang meliputi luas
Peruntukan air bawah tanah secara berturut-turut kurang lebih 3.229 km2, sekitar 75% terdiri atas dat-
berdasarkan prioritasnya adalah: air minum, rumah aran dengan elevasi rata-rata berkisar antara 0 - 50,0
tangga, industri, peternakan, pertanian, irigasi, per- m di atas permukaan laut (dpl) dan selebihnya secara
tambangan, usaha perkotaan, dan untuk kepentingan setempat-setempat merupakan medan perbukitan
lainnya. dengan elevasi sekitar 50 – 1200 m dpl.
Potensi air tanah di cekungan air tanah Sambas, Provinsi Kalimantan Barat (R. S. Hidayat)
207
108o 30’BT 109o 00’ 109o 30’ 110o 00’ 110o 30’ 111o 00’ BT
2o 15’ LU
2o 15’ LU
2o 00’ 2o 00’
Cermai
Sekuyu
Paloh
Sasak
Sedaya
1o 30’ M 1o 30’
Pampang
Sejangkung
A
SAMBAS L
Sentebang
Ledo A
Y
S
I
Tebas Beramas A
Pelanjau
Selakau Kedondong
1o 00’ 1o 00’
LEMBAR : 1417 SILUAS
Sebakan
Balai Karangan
Bengkayang Duwa Petunga
Samalatan
Serimbu Nayan
Sei Raya Tanjung Beduai
Darit
Sungai Duri Karangan Kembayan
Bodok
SANGGAU
0o 00’ LS
0o 00’ LS
Jungkat Semunta
KETERANGAN
Sungai
U
Batas wilayah kabupaten
Jalan
Batas Negara 0 10 20 30 40 Km
Batas cekungan air tanah
Gambar 2. Peta lokasi daerah penyelidikan Cekungan Air Tanah Sambas Kalimantan Barat.
2 6 00 109 00’
38 30 15’ 32 30’ 3 6 45’ 38 110 00’ 40 00 115 00’BT
Tg Datu
2 00’LU
2 200
B T
2 200
S
Tg Api
0 5 10 15 20 25 30
N
S. 5
Ba
A
nta
na
T
n
A
L
E
S
G. ASUANISANG
20 20
h
G.BATU
alo
A
S.P
Tg Belimbing KALIMATAN
N
I
45’ 45’
C
Liku
G. BELAUTUNGGAL
T
Daerah penyelidikan
U
A
L
nan
anta
18 Tanahitam 18
S.Bantanan
S.B
Kalimantan Baharu
Ngehana
Tg Bajung
30’ 30’
S.Bantanan
Tanjungkolot
a s Sendoyan G. Senujuh
16 mb 16
.Sa
SebataanS
Jambu
SAMBAS
Risau
Semanggau
Sendayung Siluas
14 14
15’ 15’
AS
PU TEBAS Masang JUBA
KA
S
Tg Bila PEMANGKAT
Sanggoledo
G. Bengkawan
1 200
Tg Gunung 1 200
Dawor
Sungainyerah
G. Angah
G. SIMPADANG
Sungaidalung Batuajung
sedangkan rawa meliputi daerah bagian pesisir barat, kebun campuran, dan pertanian berupa persawahan,
utara, dan bagian selatan daerah penelitian. Mor- dan ladang.
fologi ini ditempati oleh material lepas berukuran Daerah aliran sungai yang sebagian atau se-
lempung hingga kerakal, hasil erosi sungai, yang luruhnya termasuk dalam satuan morfologi ini
umumnya dimanfaatkan sebagai lahan permukiman, adalah Sungai Sambas Besar, Selakau, Bantanan,
Potensi air tanah di cekungan air tanah Sambas, Provinsi Kalimantan Barat (R. S. Hidayat)
209
Tampanan, Empayang, Sentimo, Setatuk, Biang, sungai, dan rawa berupa lumpur, pasir, kerikil, dan
Blang, dan Sungai Kumba. Proses erosi sungai yang sisa tumbuhan. Batupasir Kayan tersusun oleh
terjadi sudah mengarah lateral, sehingga penampang batupasir kuarsa, serpih, batulanau, dan sisipan
sungai menyerupai bentuk huruf U, serta alur sungai konglomerat berumur Tersier. Batuan Gunung Api
yang berkelok-kelok. Mengingat proses tersebut, Niut yang terdiri atas basal dan andesit piroksen
sungai-sungai yang mengalir pada morfologi ini berumur Tersier. Batuan terobosan yang terdiri atas
sangat berperan dalam mengisi air tanah (influent diorit, dasit, andesit, dan granodiorit berumur Ter-
stream). Pola aliran sungai di daerah morfologi ini sier. Granit Puch yang berupa granit dan andamelit
adalah pola aliran anastomatik. berumur Kapur. Formasi Pedawan yang berumur
Kapur tersusun oleh serpih, batupasir, batulumpur
Satuan Morfologi Perbukitan karbonatan, sedikit sisipan batugamping, dan
Satuan morfologi ini menempati daerah bagian malihan. Batugamping Bau berumur Jura berupa
selatan, timur, dan barat laut, dengan luas sekitar batugamping berlapis. Kompleks Serabang yang
45 % daerah penyelidikan. Ketinggian berkisar berumur Jura dan telah mengalami pensesaran
antara 50 – 1.275 m dpl. dan kemiringan lereng terdiri atas batuan ultramafik, gabro, basal malih,
antara 2o - 60o. Puncak bagian selatan ketinggian- rijang spillit dan berasosiasi seperti bancuh dengan
nya 800 m dpl., timur 425 m dpl., dan barat laut batusabak, filit, sekis, batupasir malih, dan batu-
1.275 m dpl. tanduk. Kelompok Bengkayang, yang juga berumur
Batuan penyusun morfologi ini, terdiri atas Jura, terdiri atas batupasir, batulempung, batulanau,
batuan gunung api, batuan terobosan, sedimen, dan konglomerat, serpih, batupasir tufan, tuf, dan gra-
batuan malihan berumur Tersier. Batuan tersebut nodiorit. Batuan Gunung Api Sekadau berupa basal,
telah mengalami proses tektonika yang mengaki- dolerit, andesit, tuf, breksi, dan aglomerat, berumur
batkan terjadinya struktur lipatan dan sesar. Trias. Formasi Seminis terdiri atas batusabak, filit,
Secara umum, aliran sungai-sungainya mem- dan batupasir malih.
perlihatkan pola dendritik dengan lembah sebagian
berbentuk huruf V, yang menunjukkan bahwa Curah Hujan dan Suhu Udara
proses erosi ke arah vertikal masih berlangsung Data curah hujan tahunan di daerah penyelidik-
dan sungai-sungai tersebut airnya dipasok oleh air an (BPS Sambas, 2005) berkisar antara 2.737
tanah (effluent stream). sampai 3.050 mm/tahun atau rata-rata tahunan
Daerah morfologi ini, sebagian merupakan sebesar 2.893 mm/tahun dengan rata-rata bulanan
daerah akumulasi air tanah dan sebagian merupa- sebesar 241 mm/bulan. Bila curah hujan ini jatuh
kan daerah imbuh air tanah bagi wilayah yang ada di atas daerah Cekungan Air Tanah (CAT) Sambas
di bawahnya. Kualitas, kuantitas, dan kedalaman dengan luas sekitar 3.229 km2 atau 3.229 juta m2
air tanah di daerah ini bervariasi. akan diperoleh debit curah hujan sekitar 778.189
Peruntukan lahan pada morfologi ini sebagian juta m3/tahun.
besar masih berupa hutan lebat dan belukar, se- Distribusi curah hujan per bulan umumnya
bagian kecil sudah dipakai sebagai perkebunan > 100 mm (bulan relatif basah). Data ini juga
dan perladangan. mencerminkan daerah penyelidikan umumnya ber-
iklim relatif basah (Stasiun Meteorologi Sambas).
Stratigrafi Besarnya intensitas hujan (curah hujan dibagi hari
Secara litostratigrafis, daerah penyelidikan hujan) di daerah penyelidikan, yakni berkisar dari
menurut jenis dan umur batuannya dapat dikelom- 8,2 sampai 24,6 mm/hari atau rata-rata sekitar 15,9
pokkan menjadi tiga satuan, yakni Endapan Aluvium mm/hari. Suhu udara bulanan di daerah penyelidik-
Kuarter, Batuan Sedimen Tersier, serta Batuan Beku an berkisar dari 26,12 sampai 27,200 C.
dan Malihan Pratersier.
Masing-masing satuan batuan tersebut yang ter- Evapotranspirasi
saji dalam Gambar 4 (Rusmana dan Pieters, 1993), Evapotranspirasi (evapotranspiration) adalah
dari muda hingga tua dapat diuraikan seperti berikut: proses kembalinya air ke udara yang disebabkan
Endapan aluvium yang terdiri atas aluvium pantai, oleh penguapan yang berasal dari permukaan tanah
210 Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 3 No. 4 Desember 2008: 205-216
2 00’LU
110 15 BT
2 200 2 200
U
Qc
Qa B T
Qc
N
A Qa
S
T
A
L 5 0 5 10 15 20 25 30
E Qc
S
20 20
JKls JKls
A Qa
N
I
45’ C Qc TKk
45’
KALIMATAN
T TKk
G. BELAUTUNGGAL
U
A JKls Kup
L Qa TKk
Daerah penyelidikan
18 18
Tanahitam TKk
Kalimantan Baharu
Qc
S.
Ta
m
JKLs
pa
pa
Qa
n
30’ 30’
Qa
S.Bantanaan JKLs
Tanjungkolot
Sendoyan G. Senujuh JKLs
16 TKk 16
TPn
Sebataan Qa
Qa TKk
Qa
Qc
Qa SAMBAS
TKk
TRJl
TKk
Risau
Qa Toms
Qa Kp TRJl
PZRs TRjb Kp Siluas
14 Qa 14
15’ Qc Qa 15’
S Kp Toms
PUA TEBAS PZRs
Masang
KA Kp
JUBA
S
Tpn
TKk
PEMANGKAT
Qc TRjb
Qa
TRjb TRjb
PZRs
Sanggoledo
Kp TKk
Tpn
PZRs
Toms Toms G. Bengkawan
1 200 Tpn 1 200
Qa TRjb Dawor
Sungainyerah Kp
Toms
TKk
G. Angah Kp TPn
Tpn
Qa G. SIMPADANG TRjb PZRs TKk
Toms TKk
Tpn
Sungaidalung TRjb TRUsk TRjb Batuajung Kp
KETERANGAN
Endapan aluvial dan rawa : Lumpur, pasir,kerikil, JKLs Komplek Serabang : Batu ultramafik,gabro,basal malih TOPOGRAFI
Qa rijang,sepilit berasosiasi seperti bancuh
sisa tumbuhan
Sungai
Endapan litoral : Lumpur, pasir,kerikil, setempat TRjl Granodiorit Jaboy : Biotit granodiorit terutama kuarsa majemuk
Qc gampingan sisa tumbuhan
Jalan raya
Batuan Gunungapi Sebadau : Basal,dolomit, andesit,
Tpn Batuan Gunungapi Niut : Basal, andesit piroksen TRusk tuf,breksi aglomerat
Batas Negara
Batuan Terobosan Sumatang : Diorit, dasit, andesit, TRjb Kelompok Bengkayang : Batu pasir, batu lumpur, batu lanau,
Toms gramodiorit konglomerat,serpih batu pasir tufan
Sesar
TKk Batuan pasir Kayan : Batupasir kuarsa, serpih, batu lanau, PZRs Formasi Seminis : Batusabak, filit,batupasir malih
dan sisipan
Kp Formasi Pedawan : Serpih, batu pasir, batu lumpur karbonan,
Kup Granit Kueh : Granit adomelit sedikit sisipan batu gamping
Gambar 4. Peta Geologi daerah Sambas - Siluas, Provinsi Kalimantan Barat (Rusmana & Pieters, 1993).
(sungai, danau) dan tumbuh-tumbuhan. Proses lebih kecil dari evapotranspirasinya, maka nilai
serupa namun hanya berasal dari tubuh air (water evapotranspirasi yang dipakai adalah sebesar
body) atau permukaan tanah tanpa tetumbuhan curah hujan itu sendiri.
disebut evaporasi (evaporation). Jumlah uap Hasil penghitungan menunjukkan ETp bulanan
air yang kembali ke udara tersebut merupakan rata-rata antara 124 – 151 mm dan ETp tahunan
komponen pengurang (losses) yang berpengaruh mencapai 1.524 mm. Sementara itu, dari besarnya
terhadap terbentuknya air tanah. Perhitungan evapotranspirasi nyata (actual evapotranspira-
evapotranspirasi potensial (potential evapo- tion, ETa) bulanan terhitung antara 9,55 – 235,15
transpirasition, ETp) dilakukan dengan metode mm dan ETa tahunan yang mencapai 1.328 mm
Emaruchi (1984). dalam luasan 13.400 km 2 akan menghasilkan
Perhitungan evapotranspirasi nyata atau hujan volume evapotranspirasi nyata (hujan efektip)
efektif didasarkan pada selisih antara curah hujan sebesar 17.795 juta m3/tahun (sekitar 45 % total
dan evapotranspirasi potensial. Bila curah hujan hujan).
Potensi air tanah di cekungan air tanah Sambas, Provinsi Kalimantan Barat (R. S. Hidayat)
211
kaan air tanah umumnya kurang dari 1 m. Di daerah Kecamatan Tebas terdapat tiga sumur
b). Di daerah perbukitan yang disusun oleh satuan bor, yaitu sumur EP-06, EP-17, dan EP-18, masing-
batuan beku dan batuan malihan, kedudukan per- masing dengan kedalaman sumur 78 m, 97 m, dan 88
mukaan air tanah terukur terletak di kedalaman m bmt. Data pemboran menunjukkan bahwa batuan
antara 0,4 sampai 11,28 m, dengan fluktuasi per- yang menutupi daerah ini berupa lempung, lempung
mukaan air tanah umumnya kurang dari 2 m. pasiran, dan pasir kuarsa. Akuifer yang terdapat pada
lapisan pasir kuarsa, kedalamannya antara 10 – 47 m,
Parameter Sistem Akuifer 7 – 33 m, dan 13 – 41 m bmt, dan lapisan ini menipis
Nilai parameter sistem akuifer yang meliputi koe- ke arah selatan. Batuan dasar akuifer ini adalah batu
fisien kelulusan (Coefficient of permeability, K) dan sabak. Debit Jenis (Qs) berkisar antara 0,20 – 0,26
keterusan (transmissivity, T) diperoleh dengan cara l/det/m; Transmisivity (T) antara 215 – 318 m2/hari;
menghitung nilai rata-rata harmonik (harmonic mean) dan Debit Optimum (Qopt) berkisar antara 8,4 – 9,6
sistem akuifer tersebut berdasarkan data penampang l/det yang dikategorikan berpotensi sedang.
litilogi sumur bor yang mencakup ketebalan serta nilai Daerah Kecamatan Pemangkat diwakili satu
K lapisan akuifer dan nonakuifer hasil pengujian. Jika sumur bor yang berlokasi di Desa Parit Jawi dan Pen-
pada lapisan akuifer dan nonakuifer tertentu tidak jajab (sumur E-16) dengan kedalaman masing-masing
tersedia data nilai K hasil pengujian, nilainya ditentu- 122 m dan 91 m bmt. Batuan penyusunnya terdiri atas
kan berdasarkan metode deduksi. Perhitungan nilai K lempung, pasir lempungan, pasir halus – kasar, dan
sistem dilakukan dengan persamaan Todd (1980). batu lempung. Kedalaman akuifer pada sumur E-16
Dari empat belas lubang pengeboran air tanah berkisar antara 15 – 19 m dan 27 – 40 m bmt. Debit
berdiameter 8 inci yang pernah dilakukan, hanya Jenis (Qs) 0,12 l/det/m; Transmisivity (T) sekitar 146
enam sumur yang ada data tertulisnya, sedangkan m2/hari, dan Debit Optimum (Qopt) mencapai 3,6 l/
data sumur lainnya kurang lengkap. Sumur yang det (< 10 l/det = potensi sedang).
datanya lengkap dan digunakan dalam analisis pada
penyelidikan ini adalah: Sumur E – 19 dan E – 20 Kuantitas Air Tanah
di Kecamatan Sambas; E – 06, E – 17 dan E – 18 Kuantitas air tanah dipengaruhi oleh jenis dan sifat
di Kecamatan Tebas; serta E – 16 di Kecamatan fisik batuan (kesarangan dan kelulusan batuan), mor-
Pemangkat. Batuan yang menutupi daerah ini, dari fologi, curah hujan, dan tutupan lahan. Karena adanya
atas ke bawah, terdiri atas lempung, lempung pasiran, perbedaan faktor-faktor tersebut, sebaran kuantitas air
dan pasir kuarsa. Debit Jenis (Qs) berkisar antara tanah di daerah penyelidikan tidak merata.
0,30 – 0,70 l/det/m. Transmisivity (T) berkisar antara Perhitungan kuantitas air tanah di daerah penye-
130 – 499 m2/hari, dan Debit Optimum (Qopt) 5 – 7 lidikan, dilakukan terhadap jumlah imbuhan air tanah
l/det dikategorikan sebagai berpotensi sedang. Sumur bebas secara vertikal (vertical groundwater recharge)
dengan debit optimum < 5 l/det berpotensi rendah dan yang dihitung dengan metode estimasi kuantitatif
> 10 l/det berpotensi tinggi. (quantitative estimation) (Haryadi drr., 2003). Hasil
Daerah Kecamatan Sambas dan Kartiasa diwakili perhitungan dengan metode tersebut menunjukkan
oleh dua lubang sumur, yaitu sumur E-19 dan E-20 jumlah imbuhan air tanah di daerah penyelidikan
dengan kedalaman masing-masing 95 m dan 136 m mencapai 1.477,7 juta m3/tahun. Di daerah yang di-
bmt. Batuan yang terdeteksi dari atas ke bawah terdiri tutupi oleh endapan aluvium, ketinggiannya 0 – 50
atas lempung, lempung pasiran, pasir halus – sedang, m, RC sebesar 15 %, P sebesar 3.050 mm/tahun, dan
dan pasir kuarsa. Akuifer yang kedalamannya ber- luas imbuhan sekitar 3.230 km2. Jumlah imbuhan air
variasi antara 24 – 33 m, 39 – 45 m, 30 – 60 m, 66 – 72 tanah pada endapan aluvium adalah sebesar 1.174,4
m, dan 78 – 84 m bmt, lapisannya menebal ke arah juta m3/tahun, sedangkan jumlah imbuhan di daerah
timur - selatan. Batuan dasar ini terdiri atas batuan perbukitan mencapai 303,3 juta m3/tahun.
malihan dan batupasir. Debit Jenis (Qs) berkisar
antara 0,08 – 0,2 l/det/m; Transmisivity (T) berkisar Kualitas Air Tanah
antara 103 – 258 m2/hari, dan Debit Optimum (Qopt) Untuk mengetahui kualitas air tanah di daerah
mencapai 2 – 7 l/det yang dikategorikan berpotensi penyelidikan, telah diambil dua puluh lima percon-
sedang - rendah. toh air tanah bagi keperluan analisis sifat kimia dan
Potensi air tanah di cekungan air tanah Sambas, Provinsi Kalimantan Barat (R. S. Hidayat)
213
fisika airnya di Laboratorium Air, Pusat Lingkungan Berdasarkan perbandingan hasil analisis kimia
Geologi (PLG), Bandung. Parameter kimia penentu percontoh air tanah, baik data primer maupun data
yang digunakan untuk menentukan tingkat potensi sekunder, terhadap baku mutu kualitas air tersebut,
air tanah dalam, bagi keperluan air minum disajikan ternyata air tanah akuifer tak tertekan maupun
pada Tabel 1. Berdasarkan kriteria kualitasnya, air akuifer tertekan di daerah pemetaan umumnya
tanah daerah penyelidikan dibedakan menjadi dua memenuhi baku mutu kualitas air minum, yakni
kelas sebagai berikut: di samping mengandung ZPT < 1000 mg/l, juga
• Baik, jika kadar unsur/senyawa kimia penentu kandungan Cl < 55 mg/l, dan harga Daya Hantar
kualitas air tanah sesuai dengan ketentuan stan- Listrik (DHL) rendah yang berkisar antara 42 – 500
dard kualitas air minum (Tabel 1). umhos/cm. Di daerah sekitar Selakau, DHL berkisar
• Jelek, jika kadar unsur/senyawa kimia penentu antara 900 – 11.000 umhos/cm. Derajat keasaman
kualitas air tanah tidak sesuai dengan ketentuan (pH) percontoh yang dianalisis menunjukkan bahwa
standard kualitas air minum (Tabel 1). umumnya air tanah bersifat asam, yakni pH 3 – 6.
Sementara itu, hasil perhitungan menunjukkan nilai
Tabel 1. Parameter Kimia Penentu Kualitas Air Tanah untuk
parameter sistem akuifer di daerah penyelidikan
Air Minum adalah seperti terlihat pada Tabel 2.
Unsur Fisika Batas Maksimum yang
No
dan Kimia Diperbolehkan
1. PH 6,5 - 8,5
Potensi Air Tanah
2. ZPT / TDS 1000 mg/l
3. Fe 0,3 mg/l Penilaian tingkat potensi air tanah di daerah pe-
4. Mn 0,1 mg/l nyelidikan, yang berbasis skala 1:100.000, dilakukan
5. Na 200 mg/l secara terpisah antara sistem akuifer tak tertekan dan
6. Cl 250 mg/l akuifer tertekan. Sistem akuifer ini dapat dibedakan
7. SO4 250 mg/l
menjadi tiga kriteria (Tabel 3).
8. NO2 3 mg/l
Atas dasar hal tersebut, di daerah penyelidikan
9. NO3 50 mg/l
terdapat tiga wilayah potensi air tanah seperti yang
diuraikan berikut ini (Gambar 5).
Tabel 2. Nilai Parameter Akuifer Tertekan
Debit
Kedudukan Keterusan Debit Jenis
Sumur Lokasi Kedalaman Optimum
Akuifer Litologi T Qs
(Kecamatan) (m) Qopt
(mbmt) (m²/hari) (l/det/m)
(l/det)
E-19 Sambas 95 - 136 24 - 33
E-20 34 - 45 pasir halus 103 - 258 103 - 258 2,0 -7,0
39 - 45
30 - 60
66 - 72
78 - 84
EP-06 Tebas 78 - 97 13 - 17 pasir kasar 215 - 318 0,20 - 0,26 8,4 - 9,6
EP-17
EP-18
EP-16 Pemangkat 99 -122 15 -19 pasir halus 146 0,12 3,6
27 - 40
1 90000 mU(N)
S. Batang Ayer
G. MELINTANG
Nibung
sar
Be
G. KERANJI teh
pu
Luba
Tanjung
S.T
Kalimantan
am
pa
G. SNIPIS
pa
tak-tertekan dan air tanah tertekan
n
Ngehang
Haur
0
25
20
G.SEBUNGA
Baharu
MALAYSIA
Perigi Agung Tabing Dayak
Lubuk Beka
Tumpuk Baharu Nihil U
0
10
Tanjung Bendang ng G. NANGUH
S.Ber
bu
ra
Meranti Se Bungan
Mengkawang S.
jongko
Puduk Kerti Pandan
Parit
ng
Jambu Tanjung Latu
Pendahan
Lubuk Bendang Baharu
25
se Dayu
ak
Tg Bajung Adun
mp
Bambangan
Le
S. Terumai
Sayung Llir Sekura
S
S.
Lubuk Duyung
30’ Sebadi
Tanggo Amas
B
Pogopuk
Skala 1: 100.000 30’
at
emp Mengkajar
S. Riu Selubung
Kolam pecah Kelumpang Saga 0 4 8 Km
Tiga
Kiu Tanjungsarau Pering Neklebar
bi
ai
Kiu Dua
ne
Mensung S. Bantanan
P. sakura
Se
S.
ping Madura
sam Telukkalang Perigiparik Nibung pugu
S. rakit
Sersang
Tanjungkolot Kembayat
Adm Kecamatan Sejangkong Bitah Nawangrimba
Disusun oleh : Robi.S.Hidayat
Sendoyan S. Sendoyan G. Senujuh
SEJANGKUNG
Parit Sekanan BANDUNG, 2007
S.
Bakung
Se
Bukitpiantu
ma
A Mansemat S. Kubah
Kubung
SAMBAS
. Se
Lorong 25
T
lita
paan Keranji
Senyawan Separan
r
sa
Pelimpaan Tanjungrasau Jagoi Risau
u be
JAWAI 25 S. Sendawa
A
uy
Sekayung S. Ensmat
P. Bungin II Saing
mb
Taman
Se
Sukaramai Pangkalan jawa
1 50 Jagoi Sajare
1 50
S.
25 SILUAS
L
Tempukung G. JAGUI
Tanggamas SAMBAS Jagoi Babang
S. Bunbang S. Sikatut
Sungai baru Sebatan I S. Sambas kecil
Risau
S
Paritserang
Dungunlaut Paum
r
sa
Rantaupanjang I
S.
Sekenang
Se
G. BRUNAI
I N
25
mb
ma
Matangkuwang
ng
Segaralimus
S.
ga
Sebatu II
u
S.
Sepuk I Se S. Sabang
Tanjungbuluh B bat
MatangsuriSuahapi Sebawi A u
ng
S. Sebawi A
Matangkuwang II
S. Parang
1 40 1 40
san
S. G. Sepuk
Te Parangaji
S.
ka
Teru
Tekarang g
mi
Sebedang
nis
Matang taraf
Segarauparit Mensabu SANGGAU LEDO
T
15’
U
Suhapi Sempalat
Sei Siapin G. TEMIYANG Simpangtrimulya
JAWAI Sungaibatang Merampai bawah Segorong
A
Sabaran Merampai
Sei Semparuk Sumberrejeki
Semparu SAMBAS
G. MAJAU
TEBAS Masang
S. Batang
Engkanang
Merampai
L
Bukitindah
jaja
Bukitpermai
Pen
ra
Margautama Daan
pa
1 30 G. Tanjungbatu
1 30
nju
Sebalos
ng
PEMANGKAT
G. RINGGIT Sumbermakmur
Tanjung Bila Paratanbesi G. GURUK
Pembangunan Sempuring Kelambu
Enggadangserdang G. KERENSUMA G. KERENSUNA Sapak Hulu
Sidang Girimulyo Param
Muara Kaduk Nusantara Mantibar Sababa (Nanak) G. SEKADAU PT. Mitra Inti Sejati Plantation Malo Sebujit
Teluk Piyai ( PT. Mist )
Sungai Anau
tua
Tamong
Tebingbuluh Sembudinghilir Panda
n
Kandasan
PENAMPANG HIDROGEOLOGI
Kandasan
Komplek LANUD
Setiabudi
Setiabangun
1 20
Eloksempita Dawor
Paritlintang Marong
Siatung Bentuni
Seranggan
Sei Bakung Kedondong
Merus Lalang
Skala Vertikal 1 : 50.000
Sungainyerah
KUALA
Danau
Nahoda Gili
Selakau tua
Sempauk
Skala Horizontal 1 : 100.000 G. Angah
S.
Se
1 10 S. Seme
lagi
Semalangi Sei Selakau ` G. KABANG
1 10
2 60000 mT(E) 2 70 109 00’ 2 80 2 90 3 00 15’ 3 10 3 20 3 30 30’ 3 40 3 50 3 60 45’ 3 70 3 80 110 00’
Wilayah Potensi Air Tanah Tinggi Pada Akuifer 0,30 - 0,36 l/dt/m, dan debit optimum sumur (Qopt)
Tertekan 10,5 - 16,8 l/dt.
Wilayah potensi air tanah ini, terdapat di bagian
tengah daerah penyelidikan yang termasuk di dalam Wilayah Potensi Air Tanah Sedang Pada Akui-
morfologi dataran. Daerah ini meliputi sebagian Ke- fer Tertekan
camatan Jawai sekitar Desa Parit Kunasi, Palimpaan, Wilayah potensi air tanah ini, sebagian terdapat
dan Tamang; sebagian Kecamatan Teluk Keramat di daerah morfologi dataran dan kaki perbukitan
sekitar Desa Danau, Kolam Pecah, dan Pangkalan landai - miring dengan litologi akuifer disusun
Barang; sebagian Kecamatan Sejangkung, sekitar oleh endapan rawa dan sungai. Daerah ini meliputi
Desa Duren, Selamer, dan Tangga Ama, dan se- sebagian Kecamatan Sambas sekitar Desa Tamang,
bagian Kecamatan Sekura, sekitar Desa Bogam, Sekayung, dan Tanah Silam; sebagian Kecamatan
Sekura, Tanjung Bandang, dan Tebing Dayak. Tebas, sekitar Dusun Sepuk I, Sebawi, Sempalat,
Parameter akuifer tak tertekan pada wilayah ini Sebedang, Baharu, dan sebagian Kecamatan Pe-
adalah kedalaman dasar akuifer antara 5 - 30 m bmt, mangkat.
kelulusan (K) hasil uji pemompaan sekitar 8,6 x 10-1 Parameter akuifer tak tertekan pada wilayah ini,
m/hari, keterusan (T) sekitar 17 m2/hari, kedalaman kedudukan dasar akuifer 10 – 20 m bmt, kelulusan
permukaan air tanah antara 0,2 - 2 m bmt, debit jenis (K) 0,8 m/hari, keterusan (T) 15,6 m2/hari, kedala-
sumur (Qs) sekitar 0,17 l/dt/m, dan debit optimum man permukaan air tanah antara 0,2 - 0,5 m bmt,
sumur sekitar 2,5 l/dt. debit jenis sumur (Qs) 0,07 l/dt/m, dan debit opti-
Parameter akuifer tertekan, kedudukan dasar mum sumur 1,4 l/dt.
akuifer antara 50 - 150 m bmt, kelulusan (K) 6 - 8,6 Parameter akuifer tertekan, kedudukan dasar
m/hari, keterusan (T) 430 - 370 m2/hari, permukaan akuifer 40 - 50 m bmt, kelulusan (K) 4 – 8,6 m/
air tanah statis 1 - 1,2 m amt, debit jenis sumur (Qs) hari, keterusan (T) 103 - 449 m2/hari, permukaan
Potensi air tanah di cekungan air tanah Sambas, Provinsi Kalimantan Barat (R. S. Hidayat)
215
air tanah 0,5 – (+ 2) m amt, debit jenis sumur (Qs) 2,5 l/dt dengan kedalaman sumur sekitar 30
0,08 – 0,7 l/dt/m, dan debit optimum sumur (Qopt) m bmt. Qopt pengambilan air tanah tertekan
3,6 – 7,7 l/dt. sekitar 13,5 l/dt dengan kedalaman sumur
sekitar 150 m bmt
Wilayah Potensi Air Tanah Rendah Pada Akui- b) Wilayah potensi air tanah sedang pada akui-
fer Tertekan fer tertekan, meliputi sebagian Kecamatan
Wilayah potensi ini umumnya terdapat di daerah Sambas, sekitar Desa Tamang, Sekayung,
morfologi perbukitan agak curam dengan litologi dan Tanah Silam; sebagian Kecamatan
akuifer disusun oleh batuan sedimen padu, batuan Tebas, sekitar Desa Sepuk I, Sebawi, Sem-
malihan, dan batuan vulkanik. Lokasi penyebaran, palat, Sebedang, dan Baharu; serta sebagian
sebagian Kecamatan Sanggau Kota, sekitar Desa Kecamatan Pemangkat. Qopt pengambilan
Engkanang dan Plangsor; sebagian Kecamatan Si- air tanah tak tertekan bervariasi dari 1,4 l/
luas, sekitar Pahang, Desa Pareh, dan Sejaran. dt dengan kedalaman sumur 10 – 20 m bmt.
Parameter akuifer tak tertekan pada wilayah ini, Qopt pengambilan air tanah tertekan 3,5 –
kedudukan dasar akuifer 5 – 10 m bmt, kelulusan 7,7 l/dt dengan kedalaman sumur sekitar 90
(K) 8.10-2 – 0,2 m/hari, keterusan (T) 8,6 – 0,8 m2/ m bmt.
hari, kedalaman permukaan air tanah 0,5 - 4 m bmt, c) Wilayah potensi air tanah rendah pada akui-
debit jenis sumur (Qs) 0,2 l/dt/m, dan debit optimum fer tertekan menempati sebagian Kecamatan
sumur 0,3 l/dt. Sanggau Kota, sekitar Desa Engkanang dan
Parameter akuifer tertekan, kedudukan dasar Plangsor; sebagian Kecamatan Siluas, seki-
akuifer 50 m bmt, kelulusan (K) 30.10-2 – 0,5 m/ tar Pahang, Desa Pareh, dan Sejaran. Qopt
hari, keterusan (T) 86 - 95 m2/hari, kedalaman per- pengambilan air tanah tak tertekan sekitar
mukaan air tanah 0,5 - 4 m bmt, debit jenis sumur 0,2 l/dtk dengan kedalaman sumur berkisar
(Qs) 0,7 – 0,8 l/dtk/m, debit optimum sumur 2 - 4 antara 5 - 10 m bmt. Qopt pengambilan air
l/dtk. tanah tertekan 2 – 4 l/dt dengan kedalaman
sumur sekitar 50 m bmt.
2. Peta potensi air tanah dapat dipakai sebagai:
Kesimpulan a). Petunjuk umum (skala regional) untuk ke-
perluan rekomendasi debit pengambilan air
Berdasarkan hasil penyelidikan Potensi Air Ta- tanah dan kedalaman sumur bor.
nah Daerah Sambas dapat dikemukakan beberapa b). Bahan masukan dalam penyusunan rancang-
hal sebagai berikut: an tata ruang wilayah provinsi dari aspek
1. Adanya tiga wilayah potensi air tanah menurut kebijakan regional pengelolaan air tanah,
kriteria kuantitas dan kualitas air tanah untuk di antaranya penetapan daerah imbuhan
keperluan air minum, yakni: (recharge area) atau daerah konservasi air
a) Wilayah potensi air tanah tinggi pada akui- tanah dan daerah lepasan (discharge area)
fer tertekan, terdapat di bagian pantai barat atau daerah budi daya air tanah untuk sistem
daerah penyelidikan yang termasuk di dalam air tanah tertekan.
morfologi dataran. Daerah ini meliputi se- c). Keperluan rekomendasi debit pengambilan
bagian Kecamatan Jawai sekitar Desa Parit harus diikuti dengan penelitian tapak (site
Kunasi, Palimpaan, dan Tamang; sebagian investigation) dan uji pemompaan sumur
Kecamatan Teluk Keramat sekitar Desa Da- pada skala lokal.
nau, Kolam Pecah, dan Pangkalan Barang; 3. Pengelolaan sumber daya air tanah melalui kon-
sebagian Kecamatan Sejangkung, sekitar sep cekungan air tanah secara utuh diperlukan
Desa Duren, Selamer, dan Tangga Ama, kerja sama (koordinasi) yang bijaksana antar-
serta sebagian Kecamatan Sekura, sekitar daerah otonom tersebut di atas.
Desa Bogam, Sekura, Tanjung Bandang, 4. Penelitian parameter akuifer terutama menge-
dan Tebing Dayak. Debit optimum (Qopt) nai kelulusan (K), keterusan (T), dan debit jenis
pengambilan air tanah tak tertekan sekitar sumur (Qs) melalui uji pemompaan (pumping
216 Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 3 No. 4 Desember 2008: 205-216