Anda di halaman 1dari 11

Tugas Inovasi Pendidikan

MAKALAH

“SASARAN INOVASI PENDIDIKAN KURIKULUM, FASILITAS DAN


LINGKUNGAN SOSIAL MASYARAKAT”

Dosen Pengampu : Facharuddin Mustari. S.Pd., M.Pd

Disusun oleh :
Kelompok 5

ADSAR A1G1210
AYU ALMASARI A1G1210
AULIAH REZKY A1G1210
CITRA APRILINDAH A1G1210
VARONIKA SAUDIPUTRI A1G1210
INDA AULIANISYA A1G121055
CYNDI TIVANI AURELIA A1G121045
ASLIHA A1G1210
ISTI NINGSIH A1G1210

PRPGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, atas limpahan Rahmat dan
Karunia-Nya dan tak lupa pula kita sanjungkan Sholawat serta Salam kepada
junjungan kita, Nabi Besar Muhammad SAW, Alhamdulillah kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “SASARAN INOVASI PENDIDIKAN
KURIKULUM, FASILITAS DAN LINGKUNGAN SOSIAL
MASYARAKAT” dengan baik dan mengikuti atau mengambil beberapa
Referensi yang tersedia.

Dengan adanya makalah ini semoga para pembaca dapat menambah


pengetahuan atau informasi mengenai Mata Kuliah Inovasi Pendidikan. Terima
kasih sebesar-besarnya kepada Yth bapak Facharuddin Mustari. S.Pd., M.Pd.
selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Inovasi Pendidikan dan kepada pihak-
pihak yang telah memberikan bantuan dalam penyelesaian tugas makalah ini.

Kami juga mengucapkan permohonan maaf apabila terdapat kesalahan


dalam pembuatan makalah ini.Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak
mengalami kekurangan karena keterbatasan kemampuan Kami. Oleh karena itu,
Kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari teman-teman sebagai
bahan pertimbangan perbaikan terhadap kekurangan dari makalah ini.Kami juga
berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi teman-teman untuk menambah
wawasan teman-teman.Sekian, Terima Kasih.

Kendari, 28 Oktober 2022

Kelompok 5
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan pendidikan akan seiring sejalan dengan dinamika
masyarakatnya, karena ciri masyarakat selalu berkembang. Terdapat
kelompok masyarakat yang berkembang sangat cepat, tetapi ada pula yang
lambat. Hal ini karena pengaruh dan perkembangan teknologi, komunikasi
dan telekomunikasi. Dalam kondisi seperti ini perubahan-perubahan di
masyarakat terjadi pada semua aspek kehidupan. Efek perubahan di
masyarakat akan berimbas pada setiap individu warga masyarakat,
pengetahuan, kecakapan, sikap, kebiasaan bahkan pola-pola kehidupan.
Mobilitas yang tinggi mempercepat segala aspek kehidupan dan
pemerataan pembangunan antara pusat dan daerah. Komunikasi yang sangat
cepat, lancar, dan akurat memudahkan seseorang memperoleh informasi yang
sangat berharga bagi kepentingan bisnis, pemerintahan, pendidikan dan hobi.
Produk yang sangat nampak terjadi proses pembaruan, pertentangan atau
konflik antara sektor budaya, sosial dan agama. Melalui proses akulturasi ,
pertentangan, konflik kepentingan seharusnya dapat dikurangi secara perlahan.
Inovasi sebagai salah satu bentuk perubahan yang berkembang di masyarakat,
inovasi terkait dengan pengambilan keputusan yang diambil, baik menerima
bahkan menolak hasil dari inovasi. Inovasi diartikan sebagai penemuan
dimaknai sebagai sesuatu yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang
baik berupa discovery maupun invensi untuk mencapai tujuan atau untuk
memecahkan masalah tertentu. Dalam inovasi tercakup discovery dan invensi.
Sehingga inovasi kurikulum adalah suatu gagasan atau praktek kurikulum
baru dengan mengadopsi bagian-bagian yang potensial dari kurikulum
tersebut dengan tujuan untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan
tertentu.
Intinya dalam inovasi kurikulum dilakukan apabila guru benar-benar
menyakini bahwa pembaharuan itu memang harus dilakukan dan diperlukan.
Dalam menyikapi suatu perubahan, setiap sekolah dituntut berperan dalam
pembaharuan tersebut sampai pada tahap implementasinya dan menetapkan
perubahan itu sesuai dengan perkembangan sekolah tersebut. Sering terjadi
sekolah menerima suatu perubahan tanpa memperhitungkan mengapa mereka
mengadopsinya, apa dampak perubahan itu bagi guru, siswa, dan masyarakat
luas. Kemudian, sekolah yang dijadikan ajang pembaharuan itu digembor-
gemborkan sebagai suatu model yang akan menjadi contoh bagi sekolah lain.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja sasaran inovasi pendidikan terhadap kurikulum?
2. Apa saja sasaran inovasi pendidikan terhadap fasilitas?
3. Apa saja sasaran inovasi pendidikan terhadap lingkup sosial masyarakat?

C. Tujuan Makalah
1. Agar pembaca mengetahui sasaran inovasi pendidikan terhadap kurikulum
2. Agar pembaca mengetahui sasaran inovasi pendidikan terhadap fasilitas
3. Agar pembaca mengetahui inovasi pendidikan terhadap lingkup sosial
masyarakat

D. Manfaat Makalah

1. Sebagai Media pembelajaran para pembaca terkait pelajaran yang


bersangkutan
2. Sebagai media bacaan para pembaca terhadap pelajaran yang bersangkutan
3. Sebagai media Referensi para pembaca
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kurikulum

Inovasi kurikulum terkait dengan gagasan atau praktek kurikulum baru


dengan mengadopsi bagian-bagian yang potensial dari kurikulum tersebut dengan
tujuan memecahkan masalah atau mencapai tujuan tertentu. Dalam tataran
institusi sekolah, maka kurikulum sekolah meliputi program pengajaran dan
perangkatnya merupakan pedoman dalam pelaksanaan pendidikan dan
pembelajaran di sekolah.

Kurikulum sekolah merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam proses


pembelajaran di sekolah, sehingga dalam pelaksanaan inovasi pendidikan,
kurikulum memegang peranan yang sama dengan unsur-unsur lain dalam
pendidikan. Tanpa kurikulum inovasi pendidikan tidak akan berjalan sesuai
dengan tujuan inovasi. Oleh karena itu dalam inovasi pendidikan, semua
perubahan yang hendak diterapkan harus sesuai dengan perubahan kurikulum.
Dengan kata lain perubahan kurikulum diikuti dengan inovasi pendidikan dan
tidak mustahil perubahan keduanya akan berjalan searah.

Dalam melakukan inovasi kurikulum haruslah memperhatikan faktor-


faktor yang menjadi landasan sebagai aspek pertimbangan yang melingkupinya.
Landasan-landasan yang harus diperhatikan dalam melakukan inovasi kurikulum
dijelaskan oleh Sagala (2012:250) sebagai berikut:

1. Landasan filosofis.

Pendidikan ada dan berada dalam kehidupan masyarakat, sehingga apa


yang dikehendaki oleh masyarakat untuk dilestarikan dan diselenggarakan melalui
pendidikan dalam arti seluas-luasnya. Segala kehendak yang dimiliki oleh
masyarakat merupakan sumber nilai yang memberikan arah pada pendidikan.
Dengan demikian pandangan dan wawasan yang ada dalam masyarakat
merupakan landasan filosofis penyelenggaraan pendidikan. Filsafat boleh jadi
didefinisikan sebagai suatu studi tentang hakekat realitas, hakekat ilmu
pengetahuan, hakekat sistem nilai kebaikan, hakekat keindahan dan hakekat
pikiran.

2. Landasan sosial budaya.


Realitas sosial budaya yang ada dalam masyarakat merupakan bahan
kajian inovasi kurikulum untuk digunakan sebagai landasan. Masyarakat sebagai
kelompok individu yang diorganisasikan mereka sendiri ke dalam kelompok-
kelompok berbeda. Masyarakat sebagai kelompok individu mempunyai pengaruh
terhadap individu dan sebaliknya individu pada taraf tertentu juga mempunyai
pengaruh terhadap masyarakat.

Nilai sosial budaya masyarakat bersumber pada hasil karya akal budi
manusia, sehingga dalam menerima, menyebarluaskan, melestarikan atau
melepaskannya manusia menggunakan akalnya. Nilai keagamaan berhubungan
erat dengan kepercayaan masyarakat terhadap ajaran dan nilai-nilai agama yang
mereka anut. Oleh karena itu nilai sosial budaya lebih bersifat sementara bila
dibandingkan dengan nilai keagamaan. Oleh karena itu jelas dalam inovasi
kurikulum haruslah berpijak pada nilai sosial budaya tersebut.

3. Landasan pengetahuan, teknologi dan seni.

Pendidikan merupakan usaha penyiapan subjek didik menghadapi


lingkungan hidup yang mengalami perubahan yang semakin pesat. Perubahan
masyarakat mencakup nilai yang disepakati oleh masyarakat tersebut, sedangkan.
seluruh nilai yang telah disepakati masyarakat dapat pula disebut sebagai
kebudayaan.

Ilmu pengetahuan dan teknologi adalah nilai-nilai yang bersumber pada


pikiran atau logika, sedangkan seni bersumber dari perasaan atau estetika.
Mengingat pendidikan merupakan upaya penyiapan siswa menghadapi perubahan
yang semakin pesat, termasuk di dalamnya perubahan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni, maka dalam melakukan inovasi kurikulum harus berlandaskan
ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

4. Landasan kebutuhan masyarakat.

Inovasi kurikulum juga harus ditekankan pada pengembangan individu


yang mencakup keterkaitannya dengan lingkungan sosial setempat, karena pada
hakekatnya perkembangan kurikulum adalah kebutuhan masyarakat yang dilayani
melalui kurikulum yang dikembangkan.

5. Landasan perkembangan masyarakat.

Ciri utama masyarakat adalah selalu berkembang. Perkembangan ini bisa


lambat bisa juga cepat. bahkan sangat cepat. Ilmu pengetahuan dan teknologi
sangat mendukung perkembangan masyarakat dan kebutuhan masyarakat akan
membantu menetapkan perkembangan yang dilaksanakan. Perkembangan
masyarakat akan menuntut tersedianya proses pendidikan yang sesuai dengan
perkembangan masyarakat, maka diperlukan perancangan berupa kurikulum yang
landasannya berupa perkembangan masyarakat itu sendiri.
Selanjutnya terkait dengan prinsip yang harus diperhatikan dalam
melakukan inovasi kurikulum dijelaskan oleh Sagala (2012:252) sebagai berikut:

1. Prinsip relevansi.

Relevansi berarti sesuai antara komponen tujuan, isi/pengalaman belajar,


organisasi dan evaluasi kurikulum, dan juga sesuai dengan kebutuhan masyarakat
baik dalam pemenuhan tenaga kerja maupun warga masyarakat yang diidealkan
termasuk di dalamnya proses penyampaian dan evaluasi.

2. Prinsip kontinuitas.

Prinsip kontinuitas atau berkesinambungan menghendaki inovasi


kurikulum yang secara vertical dan berkesinambungan berkesinambungan secara
horizontal. Secara vertical antara jenjang pendidikan yang satu dengan jenjang
pendidikan yang lebih tinggi dikembangkan kurikulumnya secara
berkesinambungan tanpa ada jarak di antara keduanya, dari tujuan pembelajaran
sampai ke tujuan pendidikan nasional juga berkesinambungan, demikian pula
yang lain. Sedangkan berkesinambungan horizontal dapat diartikan bahwa inovasi
kurikulum jenjang pendidikan dan tingkat/kelas yang sama tidak terputus-putus.

3. Prinsip fleksibilitas.

Inovasi kurikulum harus menyadari bahwa kurikulum harus mampu


disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat dan waktu yang selalu
berkembang tanpa merombak tujuan pendidikan yang harus dicapai.

4. Prinsip berorientasi pada tujuan.

Tujuan kurikulum mengandung aspek-aspek pengetahuan, keterampilan,


sikap dan nilai, yang selanjutnya menumbuhkan perubahan tingkah laku peserta
didik yang mencakup ketiga aspek tersebut dan bertalian dengan aspek-aspek
yang terkandung dalam tujuan pendidikan.

5. Prinsip efisiensi dan efektivitas.

Inovasi kurikulum harus mempertimbangkan segi efisien dalam


pendayagunaan dana, waktu, tenaga dan sumber-sumber yang tersedia agar dapat
mencapai hasil optimal. Dana yang terbatas harus digunakan sedemikian rupa
dalam rangka mendukung pelaksanaan pembelajaran. Waktu yang tersedia bagi
siswa belajar di sekolah juga terbatas harus dimanfaatkan secara tepat sesuai
dengan mata ajaran dan bahan pembelajaran yang diperlukan.

6. Prinsip keseimbangan.
Dengan keseimbangan tersebut diharapkan terjalin perpaduan yang
lengkap dan menyeluruh, yang satu sama lainnya saling memberikan
sumbangannya terhadap pengembangan pribadi.

7. Prinsip keterpaduan.

Dengan keterpaduan ini diharapkan terbentuknya pribadi yang bulat dan


utuh. Di samping itu juga dilaksanakan keterpaduan dalam proses pembelajaran,
baik dalam interaksi antara siswa dan guru maupun antara teori dan praktek.

8. Prinsip mutu.

Pendidikan yang bermutu ditentukan oleh derajat mutu guru, kegiatan


pembelajaran, peralatan/media yang bermutu.

B. Fasilitas

Fasilitas ini tidak jauh membahas dengan sarana dan prasarana pendidikan. Dalam
meningkatkan inovasi pendidikan itu sendiri haruslah didukung dengan adanya
fasilitas yang lengkap. Tanpa adanya fasilitas, untuk meningkatkan inovasi
pendidikan adalah salah satu hal yang sulit untuk dicapai.

Fasilitas yang harus dilengkapi itu seperti fasilitas belajar mengajar yang
merupakan hal yang esensial dalam mengadakan perubahan dan
pembaharuanpendidikan. Oleh karena itu, jika dalam menerapkan suatu inovasi
pendidikan, fasilitas perlu diperhatikan. Misalnya ketersediaan gedung sekolah,
bangku, meja dan sebagainya. (Lamhot Basani Sihombing, 2010: 152) Sarana
pendidikan diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu (Alex Aldha Yudi,
2012:3);

1. Habis tidaknya dipakai

a. Dilihat dari habis tidaknya dipakai, ada dua macam sarana pendidikan, yaitu
sarana pendidikan yang habis dipakai dan sarana pendidikan tahan lama. Sarana
pendidikan yang habis dipakai adalah segala bahan atau alat yang apabila
digunakan bisa habis dalam waktu yang relatif singkat. Contoh, kapur tulis,
beberapa bahan kimia untuk praktik guru dan siswa, dsb. Selain itu, ada sarana
pendidikan yang berubah bentuk. misalnya kayu, besi, dan kertas karton yang
sering digunakan oleh guru dalam mengajar. Contoh: pita mesin ketik/komputer,
bola lampu, dan kertas.
b. Sarana pendidikan tahan lama Sarana pendidikan tahan lama adalah
keseluruhan bahan atau alat yang dapat digunakan secara terus menerus dan dalam
waktu yang relatif lama. Contoh, bangku sekolah, mesin tulis, atlas, globe, dan
beberapa peralatan olah raga.

2. Bergerak tidaknya pada saat digunakan

Ditinjau dari bergerak tidaknya pada saat digunakan, ada dua macam sarana
pendidikan, yaitu sarana pendidikan yang bergerak dan sarana pendidikan tidak
bergerak.

a. Sarana pendidikan yang bergerak adalah sarana pendidikan yang bisa


digerakkan atau dipindah sesuai dengan kebutuhan pemakainya. contohnya:
almari arsip sekolah, bangku sekolah, dsb. b. Sarana pendidikan yang tidak
bergerak. adalah semua sarana pendidikan yang tidak bisa atau relatif sangat sulit
untuk dipindahkan.

misalnya saluran dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).

3. Hubungannya dengan proses belajar mengajar.

Ditinjau dari hubungannya dengan proses belajar mengajar, sarana pendidikan


dibedakan menjadi 3 macam bila ditinjau dari hubungannya dengan proses belajar
mengajar, yaitu:

a. Alat pelajaran adalah alat yang digunakan secara langsung dalam

proses belajar mengajar, misalnya buku, alat peraga, alat tulis, dan alat

praktik.

b. Alat peraga adalah alat pembantu pendidikan dan pengajaran, dapat berupa
perbuatan-perbuatan atau benda-benda yang mudah memberi pengertian kepada
anak didik berturut-turut dari yang abstrak sampai, dengan yang konkret. c. Media
pengajaran adalah sarana pendidikan yang digunakan sebagai

perantara dalam proses belajar mengajar, untuk lebih mempertinggi

efektivitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pendidikan. Ada tiga

jenis media, yaitu media audio, media visual, dan media audio visual.

Adapun prasarana pendidikan di sekolah bisa diklasifikasikan menjadi dua


macam, yaitu (Alex Aldha Yudi, 2012:3-4):
a. Prasarana pendidikan yang secara langsung digunakan untuk proses

belajar mengajar, seperti ruang teori, ruang perpustakaan, ruang praktik

keterampilan, dan ruang laboratorium.

b. Prasarana sekolah yang keberadaannya tidak digunakan untuk proses belajar


mengajar, tetapi secara langsung sangat menunjang terjadinya proses belajar
mengajar, misalnya ruang kantor, kantin sekolah, tanah dan jalan menuju sekolah,
kamar kecil, ruang usaha kesehatan sekolah, ruang guru, ruang kepala sekolah,
dan tempat parker kendaraan.

C. Lingkup Sosial Masyarakat

Sekolah adalah sub sistem dari sistem sosial, karena itu sekolah tidak
dapat memisahkan diri atau terasing dari masyarakatnya. Bagaimanapun masukan
siswa dan dana adalah berasal dari masyarakat. Lebih dari itu, dii satu sisi sekolah
memerlukan masyarakat dalam menyusun program yang relevan, sekaligus
memerlukan dukungan dari masyarakat baik berupa calon murid/pendaftar,
maupun pembiayaan berupa uang sekolah dalam melaksanakan program sekolah.
Di lain pihak masyarakat memerlukan sekolah sebagai lembaga pelayanan jasa
untuk mendapatkan program yang baik sesuai dengan yang diinginkan.

Penerapan inovasi pendidikan tidak terlepas dari lingkup sosial masyarakat


baik terlibat secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam perubahan
tersebut yang dapat memberikan dampak baik positif maupun negatif dalam
pelaksanaan inovasi pendidikan. Secara langsung ataupun tidak masyarakat
terlibat dalam pendidikan, sebab apa ingin dilakukan dalam pendidikan
sebenarnya mengubah masyarakat menjadi lebih baik terutama masyarakat tempat
peserta didik itu berasal. Keterlibatan masyarakat dalam inovasi pendidikan
membantu inovator dan pelaksana inovasi dalam melaksanakan inovasi
pendidikan.

Perubahan yang terjadi di masyarakat dapat meliputi semua segi


kehidupan masyarakat yaitu perubahan dalam cara berpikir dan interaksi sesama
warga masyarakat menjadi semakin rasional, perubahan dalam sikap dan orientasi
kehidupan ekonomi menjadi semakin komersial, perubahan dalam tata cara kerja
sehari-hari yang semakin ditandai dengan pembagian kerja pada spesialisasi
kegiatan yang semakin tajam, perubahan dalam kelembagaan dan kepemimpinan
masyarakat yang semakin demokratis, perubahan dalam cara dan alat-alat
kegiatan yang semakin modern dan efisien dan lain-lain. Perubahan dan
perkembangan masyarakat yang demikian pada dasarnya berarti pertambahan
diferensiasi dan integrasi. pembagian kerja, dan perubahan dari keadaan homogen
dan heterogen.

Anda mungkin juga menyukai