Anda di halaman 1dari 16

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

KASUS MEDIKAL
COVID 19

Disusun Oleh :

WIDIYANINGSIH
NIM : 0120420825

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

UNIVERSITAS BINAWAN

JAKARTA

2021
Seorang laki-laki berusia 55 tahun dirawat di Instalasi Gawat Darurat RS Arifin Achmad pada 31 Maret
2020. Ia dipindahkan dari rumah sakit swasta setelah tiga hari dirawat di rumah sakit. RS Arifin Achmad
adalah rumah sakit rujukan utama kasus COVID-19 di Provinsi Riau, Indonesia. Awalnya, ia datang ke
rumah sakit swasta dengan keluhan jantung berdebar, batuk, sesak napas, dan demam hilang timbul
Dokter kemudian menyarankan dia untuk dirawat dan diuji untuk tes COVID-19. Awalnya, dia tidak
mengaku bepergian baru-baru ini. Setelah tiga hari, tes usap faring diterima, mengkonfirmasikan bahwa
dia mengidap COVID-19, dan kemudian dia mengakui bahwa dia baru saja tiba dari Jakarta beberapa
hari sebelumnya. Setibanya di RS rujukan, pasien mengalami hipertensi ringan dengan tekanan darah
156/92 mmHg, denyut jantung 101 x/menit frekuensi pernafasan 20 x/menit suhu tubuh normal 36,4ºC,
dan saturasi oksigen 96% saat pasien menghirup udara ambien.

INVESTIGASI DAN PENGOBATAN


Di Unit Gawat Darurat, kami menerima foto rontgen dari rumah sakit sebelumnya (Gambar 1) yang
menunjukkan bayangan difus bilateral yang konsisten dengan bronkopneumonia. Hitung darah lengkap
juga diterima dengan hasil yang biasa-biasa saja kecuali untuk jumlah limfosit yang rendah

Pasien diberikan oksigen 4 liter / menit yang dikirim melalui kanula hidung. Dokter yang merawat
meresepkan ringer laktat 1500 ml selama 24 jam, meropenem 2 x 1 g selama 6 hari, levofloxacin 1x750
mg selama 6 hari, omeprazole 2x 40mg, resfar dalam 100 cc Nacl 0,9% selama 2 jam. Pasien juga diberi
resep vitamin C, oseltamivir 2 x 75 mg / PO, nitrokap 2x0,5 oral, dan plavix 1x75 gr. Pasien
ditempatkan di ruang tekanan negatif penghuni tunggal di departemen penyakit menular.
Pada hari ke-2, pasien mengeluhkan demam intermiten dan batuk kering. Tekanan darahnya masih
hipertensi dengan 149/100 mmHg. Karena pasien melaporkan penurunan dispnea, kami mengurangi
pemberian oksigen menjadi 3 liter / menit. Perawatan yang disorot pada hari kedua adalah pasien mulai
dengan Chloroquine phosphate 2 x 500 mg. Pasien juga diresepkan parasetamol 3 x 500 mg per oral,
vitamin C dikurangi menjadi 400 mg dan cairan ringer laktat IV dikurangi menjadi 1000 ml per 24 jam.
Pada hari ke-3, kadar hemoglobin meningkat menjadi 10,6 g / dl dengan hasil laboratorium lainnya
biasa-biasa saja (Tabel 1). Karena pasien mengeluhkan sulit tidur pada malam hari, dokter meresepkan
alprazolam. Pasien di usap lagi untuk COVID 19, yang hasilnya negatif pada 4 April 2020 (Tabel 2).
Hemoglobin terus meningkat setiap hari berikutnya, dan pasien juga mengalami peningkatan kelegaan
dari dispnea dan tidur nyenyak di malam hari. Kami melakukan rontgen dada pada pasien yang
menunjukkan peningkatan (Gambar 2).

Pada hari ke 9, kadar hemoglobin pasien adalah 11,6 g / dl, jumlah trombosit adalah 443000 / µl, dan tes
fungsi hati serta ginjal dalam kisaran normal. Tes usap yang dilakukan pada hari ke 5 rawat inap
menunjukkan COVID 19 negatif. Kami juga melakukan rontgen dada yang dapat dilihat pada Gambar 3.
Pasien sudah siap dipulangkan.
DUKUNGAN PSIKOSOSIAL
Selama rawat inap, mengurangi kecemasan pasien adalah salah satu tujuan utama kami. Banyak
penelitian menemukan bahwa kecemasan, kepanikan dan depresi pada pasien rawat inap berhubungan
dengan sistem imun yang buruk (Chamberlain et al., 2019; Lutgendorf et al., 2008). Penutup yang penuh
dari ujung kepala hingga ujung kaki dengan alat pelindung diri (APD), dan takut terkontaminasi,
rupanya tidak membuat semua perawat dan dokter ragu-ragu untuk melakukan percakapan yang baik
dan terapeutik dengan pasien. Sistem dukungan dari keluarga pasien juga intens. Setiap hari,
keluarganya mengantarkan makanan, minuman, atau barang favorit yang dia butuhkan, seperti buku dan
Alquran. Mereka terus berkomunikasi melalui panggilan video. Dia percaya bahwa semua yang terjadi
padanya adalah atas izin Tuhan. Dia jarang mengeluh tentang kondisinya dan menunjukkan
penerimaannya. Sebagai seorang Muslim, dia tidak pernah melewatkan sholat 5 kali sehari dan berdoa
agar ALLAH, Tuhan Yang Maha Esa mengakhiri penderitaannya. Semua lingkungan yang mendukung
dari dokter dan perawat, dari keluarganya, serta sikap positif terhadap penyakitnya, berhasil
membuatnya melewati kondisi paling kritis dalam hidupnya.

1. Baca dan pahamilah perjalan kasus pasien tersebut

2. Buatlah concept map tentang Covid-19

3. Identifkasi masalah keperawatan yang dapat muncul pada pasien dengan Covid

4. Jelaskan prinsip-prinsip pemberian intervensi keperawatan pada pasien Covid-19


penyakit infeksi saluran pernapasan, mulai flu
biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle
Covid 19 East Respiratory Syndrome (MERS) dan
Concept Map covid 19 Sindrom Pernapasan Akut / Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS)

Pemeriksaan
Patofisilogi Tanda dan gejala penunjang dan Mekanisme Asuhan
terapi penularan Cara keperawatan
pencegahan

Pathway
Berat ards Ringan COVID-19 paling utama
a. Demam ringan ditransmisikan oleh Diagnosa Rencana
b. Batuk tetesan aerosol penderita keperawatan keperawatan
Parah Demam berhubungan dengan c. Sakit dan melalui kontak
dispnea , gangguan pernapasan, takipnea tengorokan langsung. Aerosol
(> 30 napas / menit), dan hipoksia d. Hidung kemungkinan
(SpO2<90) pada udara kamar ditransmisikan ketika
tersumbat
e. Sakit kepala orang memiliki kontak a. Bersihan jalan napas tidak efektif
f. Nyeri otot langsung dengan b. Gangguan pertukaran gas
Sedang
g. Malaise penderita dalam jangka c. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan
batuk
waktu yang terlalu lama. d. Resiko tinggi infeksi (penyebaran atau aktivitas
dan
Konsentrasi aerosol di ulang)
sesak
napas ruang yang relatif e. cemas
tertutup akan semakin
tinggi sehingga penularan
akan semakin mudah

1. Lakukan pengukuran Saturasi Oksigen

2. Mencuci tangan sesuai dengan prosedur.


a. Sering-Sering Mencuci Tangan
b. Hindari Menyentuh Area Wajah 3. Mengidentifikasi status pasien yang
c. Hindari Berjabat Tangan dan hemodinamik stabil,
Berpelukan 4. Melakukan pemeriksaan terhadap status
d. Jangan Berbagi Barang Pribadi pernapasan.
e. Etika ketika Bersin dan Batuk 5. Mengidentifikasi klien tidak dalam kondisi
f. Bersihkan Perabotan di Rumah nyeri, sesak nafas dan emergency
g. Jaga Jarak Sosial dan Hindari
6. Memastikan klien dalam kondisi sadar dan
Berkumpul dalam Jumlah banyak dapat mengikuti perintah dengan baik.
7. Mengatur posisi klien berbaring di atas tempat
tidur kepala lebih tinggi, bila memungkinkan
dengan posisi semi fowler atau fowler/duduk.
8. Mengatur posisi sesuai kebutuhan untuk
kenyamanan klien
PATHWAY : covid 19
1. Identifikasi 3 masalah keperawatan utama pasien didukung dengan data fokus

No Tanggal dan Data Fokus Etiologi Masalah Keperawatan


Jam
1. Data Subjektif : Virus Covid-19 Bersihan Jalan Nafas
Tn. 55 mengatakan demam dan batuk kering Tidak Efektif
Data objektif : Terpapar orang/benda yang (D.0001)
- Pasien tampak gelisah positif Covid-19
- Pernafasan cepat dangkal
- Suara nafas ronchi basah Masuk melalui udara ke
- Batuk tidak efektif saluran nafas
- RR : 24 x/menit
Masuk ke dalam paru-paru
Bronkus/bronkeolud dan
alveolus

Menggangu kerja makrofag

Infeksi

Peradangan

Produksi sekret meningkat

Akumulasi sekret

Obstruksi saluran nafas

Bersihan Jalan Nafas Tidak


Efektif
2. 19 Meret 2019 Data Subjektif : Tn. R mengatakan sesak nafas dan pusing Virus Covid-19 Gangguan Pertukaran
Jam 12:30 Data objektif : Gas (D.0003)
- Pasien tampak gelisah Terpapar orang/benda yang
- Suara nafas Ronchi basah Pernafasan cuping hidung positif Covid-19
- Irama nafas cepat dangkal
- Nadi : 96 x/menit, Masuk melalui udara ke saluran
- RR : 24 x/menit, nafas
- PC02 : 43,5 mg/dl
- P02 : 125 m/dl
Masuk ke dalam paruparu
- SPO2 : 87%
Bronkus/bronkeolud dan
alveolus
Menggangu kerja makrofag

Infeksi

Peradangan

Produksi sekret meningkat

Difusi gas O2 dan CO2


terganggu

Kapasitas tranportasi O2
menurun

Gangguan Pertukaran Gas


3. 19 Meret 2019 Data Subjektif : Tn. R mengatakan mudah lelah, badan Virus Covid-19 Intoleransi Aktivitas
Jam 12:30 terasa lemas dan apabila beraktivitas nafasnya terasa (D.0056)
sesak Terpapar orang/benda yang
positif Covid-19
Data objektif : - TD meningkat saat beraktivitas - TD :
Masuk melalui udara ke
130/80 mmHg (sebelum) 140/90 mmHg (sesudah) -
saluran nafas
Nadi : 96 x/menit, (sebelum) 100 x/menit, (sesudah) -
RR : 24 x/menit, (sebelum) 26 x/menit (sesudah) Masuk ke dalam paruparu
Bronkus/bronkeolud dan
alveolus

Menggangu kerja makrofag

Peradangan

Peningkatan prostagladin

Peningkatan penggunaan
energi

Keletihan/kelelahan
Intoleransi Aktivitas
Diagnosa Keperawatan :
1. Pola napas tidak efektif (D.0005)
2. Defisit Nutrisi (D.0019)
3. Intoleransi Aktifitas (D.0056)
(Sumber : SDKI., 2017)

5. Buat NCP dari 3 Masalah tersebut

No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi


1. Pola napas tidak efektif (D.0005) Tujuan: a. Pemantauan Respirasi (I.01014)
DS: Setelah dilakukan intervensi selama Observasi:
2x24 jam, Pola nafas dapat ditingkatkan dan 1. Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas
- Klien mengatakan masuk dipertahankan dengan menunjukkan 2. Monitor pola napas
dengan keluhan sesak. Kriteria hasil: 3. Monitor kemampuan kemampuan batuk efektif
- Klien mengatakan memiliki 1. Tidak adanya dispena, penggunaan otot 4. Monitor adanya produksi sputum
riwayat TB (+) Sejak Nov bantu nafas, pemanjangan fase ekspirasi, 5. Monitor adanya sumbatan jalan napas
2018 tetapi tidak minum ortopnea, pernafasan pursed-lip, 6. Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
OAT. pernafasan cuping hidung. 7. Auskultasi bunyi napas
- Klien mengatakan putus obat 2. Dapat ditingkatkan dengan membaiknya 8. Monitor saturasi oksigen
± 2 minggu lalu.Saat di IGD frekuensi nafas, kedalaman nafas, 9. Monitor AGD
ekskrusi dada, ventilasi semenit, Terauputik:
DO: kapasitas vital, diameter thoraks 1. Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi
- Keadaan umum klien anterior-posterior, tekanan ekspirasi, pasien
composmentis dengan tanda tekanan inspirasi. (L.01004). 2. Dokumentasikan hasil pemantauan
tanda vital, tekanan Edukasi:
darah124/ 110 mmHg, 1. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
frekuensi nadi 131 x/menit, 2. Informasikan hasil pemantuan, bila perlu

b. Pengaturan Posisi (I.01019)


frekuensi nafas 25 x, menit, Observasi :
suhu 36ºc, satO2 96%. 1. Monitor status oksigenasi sebelum dan sesudah
Data penunjang : mengubah posisi
- Pemeriksaan laboratorium Terapeutik :
tanggal 19-03-2019 dengan 1. Tempatkan pada posisi terapeutik
hasil sebagai berikut : 2. Atur posisi tidur yang disukai, jika
Hematokrit*: 31% (40 – tidak Kontraindikasi.
52%). Hemoglobin*: 9,8 g/dl 3. Atur posisi untuk mengurangi sesak (mis.
Semi fowler).
- Pemeriksaan rontgen Thorax
4. Tinggikan tempat tidur bagian kepala.
AP tanggal 19-03-2019 pukul
5. Motivasi terlibat dalam perubahan posisi, sesuai
17:54 hasil: Efusi pleura Kebutuhan.
dextra. Edukasi:
- Pemeriksaan TCM pada 1. informasikan saat akan dilakukan perubahan posisi.
tanggal 20-03-2019 pukul Kolaborasi :
10:43, hasil: MTB detected 1. kolaborasi pemberian premedikasi sebelum merubah
very low (Rif resistance Not posisi, jika perlu.
detected).

2. Defisit Nutrisi (D.0019) Tujuan: Manajemen Nutrisi (I.03119)


DS: Setelah dilakukan intervensi selama Observasi :
2x24 jam, nutrisi adekuat 1. Identifikasi status nutrisi.
- Klien mengatakan badan Kriteria hasil: 2. Identifikasi alergi dan intolerasnsi makanan
terasa lemas. 1. Makanan habis 1 porsi. 3. Identifikasi makanan yang disukai.
- Klien mengatakan nafsu 2. Nafsu makan meningkat. 4. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien.
makan menurun sejak 1 3. Nyeri abdomen menurun/hilang 5. Identifikasi perlunya menggunakan
bulan, berat badan turun 4. Mual tidak ada selang nasogastric.
drastis dalam 1 bulan SMRS. 5. Muntah tidak ada. 6. Monitor asupan makanan.
- Klien mengatakan mual dan 6. BB meningkat (IMT cukup) 7. Monitor berat badan.
muntah dan nyeri didaerah (L.03030) 8. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium.
perut sejak 2 bulan lalu. Terapeutik :
DO: 1. Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu.
2. Fasilitasi menentykan pedoman diet. (mis. Piramida
- Keadaan umum klien makanan.
composmentis dengan tanda 3. Sajikan makanan secara menarik dan suhu sesuai.
tanda vital, tekanan darah : 4. Berikan makanan tinggi serat untuk
124/ 110 mmHg, frekuensi mencegah konstipasi.
nadi 131 x/menit, frekuensi 5. Berikan makanan tinngi kalori dan protein.
nafas 25 x, menit, suhu 36ºc, 6. Berikan supplement makan, jika perlu.
satO2 96%. 7. Hentikan pemberian makan melalui selang
- Berat badan 38 kg nasogastric jika asupan oral dapat ditoleransi.
Data penunjang : Edukasi :
- Pemeriksaan laboratorium 1. Anjurkan posisi duduk, jika mampu.
tanggal 19-03-2019 dengan 2. Ajarkan diet yang doprogramkan.
hasil sebagai berikut : Kolaborasi :
Hemoglobin*: 9,8 g/dl (13,2 1. kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
–17,3 g/dl). (mis:pereda nyeri atau antiemetic), jika perlu.
2. kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis nutrient yang dibutuhkan,
jika perlu.
3 Intoleransi Aktifitas (D.0056) Tujuan: Management Energi (I.05178)
Setelah dilakukan intervensi selama Observasi :
2x24 jam, meningkatkan energy untuk 1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
DS: melakukan aktivitas sehari-hari dengan mengakibatkan kelelahan.
- Klien mengatakan badan menunjukan 2. Monitor kelelahan fisik dan emosional.
terasa lemas. Kriteria hasil: 3. Monitor pola dan jam tidur.
- Klien mengatakan masuk 1. Menunjukan penurunan gelaja 4. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama
dengan keluhan sesak. intoleransi aktivitas. melakukan aktifitas.
2. Frekuensi nadi dalam batas normal (60- Terapeutik:
DO: 100 x/mnt). Pulsasi adekuat dan regular. 1. Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus
- Keadaan umum klien Tekanan darah dalam batas normal (mis. Cahaya, suara dan kunjungan).
composmentis dengan tanda (TDD 120 mmHg dan TDS 80 mmHG). 2. Lakukan latihan rentang gerak pasif atau aktif, jika
tanda vital, tekanan darah : Respiratory rate dalam batas normal (16- memungkinkan
124/ 110 mmHg, frekuensi 20x/mnt) tanpa adanya hiperventilasi. 3. Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan.
nadi 131 x/menit, frekuensi Saturasi oksigen >95%. Dapat 4. Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika tidak
nafas 25 x, menit, suhu 36ºc, melakukan aktivitas sehari-hari. dapat berpindah atau berjalan.
satO2 96%. Capillary refill time <3 detik dan tidak 5. Dekatkan semua barang keperluan pasien sehingga
Data penunjang : terdapat tanda-tanda sianosis. (L.05042) dapat di jangkau.
- Pemeriksaan laboratorium Edukasi :
tanggal 19-03-2019 dengan 1. Anjurkan tirah baring.
hasil sebagai berikut : 2. Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap.
Hemoglobin*: 9,8 g/dl (13,2 3. Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan
–17,3 g/dl). gejala kelelahan tidak berkurang.
4. Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan.
Kolaborasi:
Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan
asupan makanan.

(Sumber : SLKI, SIKI 2017)

Anda mungkin juga menyukai