Anda di halaman 1dari 10

Makalah Standar Bangunan Industri

PT. Tirta Sibayakindo

DISUSUN OLEH :

MUHAMMAD IHSAN

180160036

MATA KULIAH :

STRUKTUR BENTANG LEBAR

PRODI TEKNIK ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

T.A. 2020-2021
Daftar Isi

Daftar Isi …………………………………………….....i

Bab I : Pendahuluan ………………………………………………01


Definisi Struktur Bentang Lebar ………………………………………………01
Contoh Bangunab Bentang Lebar ………………………………………………01
Jenis Bangunan Bentang Lebar ………………………………………………02
Struktur Bangunan Bentang Lebar ………………………………………………02

Bab II : Pembahasan ………………………………………………05


Pengertiam Space Frame Structure ………………………………………………05
Sambungan ………………………………………………06
Pipa ………………………………………………06
Bola Pipa ………………………………………………06
Konektor ………………………………………………07
Baut ………………………………………………07

Daftar Pustaka ………………………………………………08


BAB I
PENDAHULUAN

a. Definisi Struktur Bentang Lebar

Bangunan bentang lebar merupakan sistem bangunan yang memungkinkan penggunaan ruang
bebas kolom yang selebar dan sepanjang mungkin. Bangunan bentang lebar secar umum digolongkan
menjadi 2 yaitu bentang lebar sederhana dan bentang lebar kompleks.

1. Bentang lebar sederhana berarti bahwa konstruksi bentang lebar yang ada dipergunakan langsung pada
bangunan berdasarkan teori dasar dan tidak dilakukan modifikasi pada bentuk yang ada.
2. Sedangkan bentang lebar kompleks merupakan bentuk struktur bentang lebar yang melakukan
modifikasi dari bentuk dasar, bahkan kadang dilakukan penggabungan terhadap beberapa sistem struktur
bentang lebar.

Contoh-Contoh Bangunan Bentang Lebar, Baik Sederhana Maupun Kompleks:

Berdasarkan pengertian yang diuraikan, secara lebih jelas bentuk struktur bentang lebar
sederhana dan bentang lebar kompleks dapat di lihat pada gambar di bawah ini:

Bangunan bentang lebar sederhana Contoh Bentuk Bangunan Bentang Lebar Kompleks

Berdasarkan gambar-gambar di atas, bangunan bentang lebar dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan yang
membutuhkan ruang bebas kolom yang cukup besar, seperti untuk kegiatan olah raga berupa gedung
stadion, pertunjukan berupa gedung pertunjukan, audiotorium dan kegiatan pameran atau gedung
exhibition.
b. Jenis Struktur Bentang Lebar
Secara umum, sistem bangunan bentang lebar dikelompokkan dalam dua jenis. Yaitu bentang lebar sederhana
dan bentang lebar kompleks. Sesuai namanya, perbedaan kedua jenis tersebut terletak pada kerumitan
strukturnya.

1. Bangunan Bentang Lebar Sederhana

Sistem ini sangat umum digunakan pada gedung-gedung


olahraga yang tidak terlalu mementingkan estetika bangunanya,
tapi mengedepankan fungsinya.
Misalnya seperti gymnasium, gedung futsal, gedung basket, dan
sejenisnya.
Berdasarkan konsepnya, sistem bentang lebar pada bangunan
jenis ini diterapkan langsung pada bangunan menggunakan teori dasar tanpa adanya modifikasi.

2. Bangunan Bentang Lebar Kompleks

Berbeda dengan sistem bentang lebar sederhana, bentang lebar


kompleks menggunakan perpbaduan berbagai jenis struktur
bentang lebar. Pun sistem ini melakukan modifikasi terhadap
teori dasar yang digunakan. Umumnya, tampilan gedung dengan
sistem kompleks ini sangat menarik layaknya sebuah karya seni.
Seperti halnya Sydney Opera House, gedung tersebut
menggunakan sistem bentang lebar kompleks.

Struktur Bangunan Bentang Lebar


Secara umum, struktur pada sistem bangunan ini terbagi dalam 4 sistem besar struktur yang masing-
masingnya memiliki struktur-struktur lagi.
Struktur tersebut adalah form active structure system, bulk active structure system, vector active structure
system, dan surface active structure system.
Form Active Structure System

1. Cable System
Struktur ini menggunakan struktur
kabel yang menjadi penahan beban
dengan menggunakan fungsi tarik.
Gaya tarik yang bekerja pada
struktur kabel adalah gaya vertikal
dan gaya horizontal karena kabel
diasumsikan selalu berada pada posisi miring.
2. Tent System
Struktur ini bekerja layaknya sebuah tenda yang menggunakan struktur permukaan tipis dan fleksibel. Dengan
karakteristik ini, struktur tenda sangat sensitif terhadap tekanan angin. Maka dari itu struktur ini
membutuhkan tekanan dari dalam tenda agar strukturnya menjadi kaku.
3. Pneumatic System
Struktur ini kerap digunakan pada gedung yang menggunakan konstruksi pneumatik khusus. Struktur ini
terdiri dari dua kelompok, yaitu air-supported structure dan air-inflated structure.
4. Arch System
Struktur ini telah lama digunakan, khususnya pada peradaban Romawi dan Yunani, untuk membangun
bangunan dengan bentangan yang luas. Pada peradaban tersebut, struktur ini dibuat menggunakan material
padat, yaitu bebatuan.
Bulk Active Structure System

1. Beam System
Struktur ini dibentuk dengan cara menempatkan
elemen kaku horizontal di atas elemen kaku
vertikal.
Tujuan dari struktur ini adalah supaya bangunan
lebih kuat dan kolomnya tidak melentur serta
melendut.
2. Frame System
Struktur ini dikenal sebagai salah satu struktur yang menawarkan kekokohan bangunan. Di zaman modern
ini, struktur ini menggunakan material baja dan beton yang menawarkan ketahanan lebih.
3. Beam Grid and Slab System
Struktur ini dibentuk menggunakan balok yang saling bersilangan dengan jarak yang cukup rapat agar mampu
menopang pelat atas yang tipis Ini ditujukan untuk mencegah melendutnya kolom bangunan.
Vector Active Structure System

1. Flat Truss System


Susunan pada struktur ini dibentuk menggunakan
elemen linear yang kemudian membentuk kombinasi
segitiga.
2. Curved Truss System
Sesuai namanya, struktur ini membentuk pola
lengkungan yang dapat membentang hingga 75 meter.
Biasanya digunakan pada bangunan hanggar, stadion,
pabrik, dan lainnya.
3. Space Truss System
Struktur ini terdiri dari elemen linear yang kemudian membentuk ruang 3 dimensi yang membentang dua
arah.

Surface Active Structure System


1. Prismatic Folded Structure System
Karakteristik dari struktur ini adalah penggunaan
bidang lipat yang memiliki kekuatan satu arah.

2. Pyramidal Folded Structure


System
Merujuk pada namanya, struktur ini
menggunakan bidang lipatan yang berbentuk
segitiga.
3. Rotational Shell System
Bidang yang diperoleh dari struktur ini berasal dari suatu garis lengkung yang datar jika diputar terhadap
suatu sumbu.
4. Anticlastic Shell System
Struktur ini menggunakan bentuk pelana yang berbeda pada setiap arahnya yang dibagi lagi dalam berbagai
macam jenis.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Space Frame Structure
Space frame adalah suatu sistem kontruksi rangka ruang dengan menggunakan sistem sambungan
antar batang. Batang-batang tersebut disambungkan menggunakan bola baja atau ball joint. Sistem
sambungan space frame akan membentuk segitiga dengan joint-joint bola baja. Struktur rangka space
frame ini mudah dipasang, dibentuk dan dibongkar kembali. Sehingga pemasangan struktur ini lebih
cepat. Model struktur ini sering digunakan pada atap bentang panjang.
Sistem struktur rangka space frame sangat cocok digunakan pada bangunan dengan bentangan besar yang
menginginkan tidak ada kolom di tengah bangunan.
Jika dilihat dari bawah sistem space frame ini akan
membentuk seperti pyramid, dome, dan lainnya.
Berdasarkan pengalaman, desain dengan sistem
space frame ini lebih efisien dibanding desain rangka
baja profil dengan bentang yang panjang. Bangunan
yang sering menggunakan space frame adalah
pabrik, stadion, skylight, dan sebagainya.
Space frame ini sudah banyak digunakan di Indonesia terutama di kawasan Industri. Beberapa

keuntungan jika menggunakan metode struktur rangka space frame antara lain.
1. Space frame dapat digunakan untuk bentang yang panjang
2. Sistem kontruksi space frame sangat ringan
3. Space frame dapat diterapkan dalam bentuk atap apa pun
4. Umur sistem relatif lebih panjang 50-100 tahun
5. Lebih menarik jika dilihat dari segi estetika
6. Harga lebih efisien dengan bentang panjang
Struktur rangka space frame adalah sistem yang terdiri dari beberapa elemen struktur yaitu sambungan,
pipa besi, bola baja, konektor, baut, dan pelat support. Berikut ini penjelasan dari beberapa elemen sistem
space frame.
1. Sambungan
Beberapa persyaratan yang harus diikuti agar sambungan rangka space frame lebih kuat di antaranya
adalah

 Pengikat sambungan baja ke bukan baja harus terbuat dari baja karbon yang memenuhi
persyaratan ASTM A370
 Pengikat sambungan logam yang berlainan harus terbuat dari baja tahan korosi yang memenuhi
persyaratan ASTM A276 type 321 atau tipe-tipe lain dari baja tahan korosi.
 Pengikat sambungan dari baja ke baja harus terbuat dari baja karbon yang memenuhi persyaratan
ASTM A325 atau ASTM A490.
 Bahan-bahan las harus memenuhi persyaratan dari American Welding Society AWS D1.069 Code
For Welding in Building Construction dan pengelasan harus dilakukan oleh tenaga ahli las yang memiliki
sertifikat 3G.
 Baut-baut angkur dan sekrup-sekrup harus memenuhi persyaratan ASTM A36 atau A325
 Baut dan mur yang tidak diberi finishing harus memenuhi ASTM A307 dan berbentuk segi enam
(Hexagon Bolt Type).
 Baja berlapis seng harus memenuhi ASTM A123 dan lapisan seng untuk produksi uliran sekrup
harus memenuhi ASTM A153
2. Pipa
Pipa space frame yang digunakan harus memenuhi syarat sebagai berikut
 material baja JIS G3444 STK400 dengan tegangan leleh 235 N/mm2 atau BS1387 dengan
tegangan leleh 195 N/mm2
 Diameter pipa : 1,25" - 12"
 Panjang sesuai dengan desain space frame
 Finishing : sand blasting dan cat.

3. Bola Baja
Bola baja space frame yang digunakan harus memenuhi syarat sebagai berikut
 Material baja mempunyai spesifikasi JIS G4051 s45C atau AISI 1045 dengan tegangan leleh 380
N/mm2
 Pembuatan lubang dilakukan dengan menggunakan mesin CNC sehingga dihasilkan akurasi
dengan toleransi ukuran di bawah diameter 0,1 mm dan tingkat akurasi sudut lubang 0,2 derajat.
 Diameter bola antara 49 mm s/d 307 mm bervariasi disesuaikan dengan desain.
 Finishing dari bola adalah elektro galvanis tebal lapisan zinc 25 mikron (DIN 40961) dan cat
4. Konektor
Konektor space frame yang digunakan harus memenuhi syarat sebagai berikut

 Material baja mempunyai spesifikasi JIS G4051 s45C atau AISI 1045 dengan tegangan leleh 420
N/mm2
 Dikerjakan dengan menggunakan mesin bor CNC (lathe dan 2-spindle drilling machine) dan
mesin tap
 Bentuk konektor "bottle system" dibuat dengan menggunakan mesin forging
 Ukuran B032 sampai BI66
 Finishing elektro galvanis tebal lapisan zinc 25 mikron (DIN 50961) dan cat

5. Baut
Baut untuk space frame yang digunakan harus memenuhi syarat sebagai berikut

 Material baja garde 8.8 dengan tegangan leleh 450 N/mm2


 Ukuran sesuai dengan desain
 Baut yang digunakan harus kuat menahan beban dan gaya yang timbul dan dikhususkan untuk
menahan bebabn berat (heavy duty fastening/ anchor)
 Finishing elektro galvanis tebal lapisan zinc 25 mikron (DIN 50961)

6. Pelat Support
Pelat support untuk space frame yang digunakan harus memenuhi syarat sebagai berikut

 Material baja low carbon steel JIS G3101 SS400 atau AISI 1021 dengan titik leleh 240 N/mm2
 Dimensi disesuaikan dengan desain
 Dibentuk dengan menggunakan mesin bubut CNC, tingkat akurasi bertoleransi 0,1 mm di semua
dimensi
 Finishing elektro galvanis tebal lapisan zinc 25 mikron (DIN 50961)
Itulah beberapa elemen yang menyusun struktur rangka space frame. Artikel Pengertian struktur rangka
space frame bisa dijadikan referensi apabila anda akan mendesain struktur bentang panjang. Space frame
banyak diaplikasikan pada bangunan pabrik, kanopi, gedung olah raga, gedung serba guna, kubah masjid
dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.ilmuproyek.com/2015/10/pengertian-struktur-rangka-space-frame.html
http://arsitekturkekinian.blogspot.com/2015/11/sistem-bangunan-bentang-
lebar.html

Anda mungkin juga menyukai