PROPOSAL SKRIPSI
Oleh
Muhammad Harmoko
E1R117019
JUDUL SKRIPSI
Strategi guru dalam mengembangkan mutu pembelajaran matematika
berbasis kultur daerah di SMPN 2 WAWO
Mataram, 29 Januari 2020
Mahasiswa
MUHAMMAD HARMOKO
NIM. E1R117019
Menyetujui,
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Matematika
ii
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS MATARAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Jl. Majapahit No. 62 Telp (0370) 623873 Fax. 634918 Mataram-NTB.
Web: http://unram.ac.id/
JUDUL SKRIPSI
Strategi guru dalam mengembangkan mutu pembelajaran matematika berbasis
kultur daerah di SMPN 2 WAWO
Mataram, 29 Januari 2020
Mahasiswa Pemohon
MUHAMMAD HARMOKO
NIM. E1R117019
Menyetujui,
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Matematika
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
Daerah di kelas VII SMPN 2 WAWO ini tepat pada waktunya. Sholawat dan
muhammad SAW yang telah menuntun umat manusia dari zaman kebodohan
menuju ke zaman yang terang benderang seperti zaman ini. Penulisan proposal
penelitian ini tidak jauh dari bantuan berbagai pihak yang telah memberikan
banyak bantuan, kritik dan saran yang membangun, sehingga proposal ini
terselasaikan dengan tuntas. Oleh karena itu, dengan segala hormat penulis
Universitas Mataram.
penelitian ini.
iv
5. ................. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan
nasehat kaitan akademik sehingga penulis dapat sampai pada puncak ini.
penelitian ini bisa bermanfaat bagi berbagai pihak, baik sebagai bahan bacaan,
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN ..................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................iii
KATA PENGANTAR............................................................................................iv
DAFTAR ISI...........................................................................................................vi
DAFTAR TABEL..................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................ix
BAB I.....................................................................................................................11
1.1 Latar Belakang Masalah...............................................................................11
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................30
1.3 Tujuan penelitian..........................................................................................30
1.4 Manfaat penelitian........................................................................................31
1.4.1. Manfaat Teoritis...................................................................................31
1.4.2. Manfaat Praktis....................................................................................31
1.5. Lingkup penelitian......................................................................................32
1.6. Definisi operasional/istilah..........................................................................32
1.6.1. Strategi Guru......................................................................................32
1.6.2. Mutu Pembelajaran...........................................................................32
BAB II....................................................................................................................34
2.1 Landasan teori..............................................................................................34
BAB III...................................................................................................................45
3.1. Rancangan Penelitian................................................................................45
3.1.1. Pendekatan Penelitian.......................................................................45
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian.................................................................46
3.3. Populasi dan Sampel.................................................................................46
3.4. Metode pengumpulan data.......................................................................47
3.5. Instrumen Penelitian.................................................................................48
3.6. Prosedur Penelitian...................................................................................49
Daftar Pustaka........................................................................................................55
vi
DAFTAR TABEL
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Uma Lengge, 18
Gambar 2.1 Uma Jompa, 18
Gambar 3.1 Konstruksi Uma Jompa 20
Gambar 4.1 Konstruksi Uma Jompa 20
Gambar 5.1 Konstruksi Uma Jompa 21
Gambar 6.1 Motif tembe nggoli mbojo, 23
Gambar7.3 Bagan Prosedur Penelitian, 51
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kisi – Kisi Instrument Penelitian, 69
ix
BAB I
PENDAHULUAN
(SMP) menuntut peranan dari seorang guru. Peranan guru disini adalah
2016). Guru diberi keleluasaan bukan saja memilah dan memilih, tetapi
11
menurut Hamdani & Subarinah (2020) pemecahan masalah adalah strategi
(Radiusman, 2020).
fenomena fisik, sosial, dan fenomena matematis. Hal itu di dukung dengan
12
Terlepas dari tujuan belajar matematika menurut NCTM dan
Assessment (PISA) 2018 yang dirilis serentak pada hari Selasa, 3 Desember
2019, skor rata-rata matematika mencapai 379 dengan skor rata-rata OECD
Mathematics and Science Study (TIMSS) tahun 2015 (Hadi & Novaliyosi,
Indonesia dalam mengerjakan soal- soal tidak rutin sangat lemah, sedangkan
kogniti pada anak. Pertama adalah tahap sensorimotor, pada tahap ini anak
lambat.Tahap yang kedua adalah tahap interiorisasi, tahap ini anak langsung
13
untuk memanipulasi simbol diri dan lingkungan. Biasanya yang menjadi
tahap dominan pada peserta didik pada strata Sekolah Menengah Pertama
belajar masih berjalan dinamis, dan pada strata ini juga mereka kebanyakan
dapat belajar atau beraktivitas sesuai dengan kultur peserta didik, serta
kabupaten bima yaitu “falsafah maja labo dahu”. Menurut (A. Gafar
14
Hidayat & Tati Haryati, 2019) bahwa, maja labo dahu memiliki makna :
maja berarti malu, labo berarti dan, dan dahu berarti takut. Sehingga maja
labo dahu diartikan sebagai malu dan takut. Secara terminologis, maja labo
dahu berarti malu dan takut pada diri sendiri, orang lain dan kepada tuhan
bagi setiap individu dalam bertindak, baik secara horizontal pada sesama
nilai matematika bagi kehidupan, karena falsafah ini memiliki nilai yang
modul atau bahan ajar dalam pembelajaran berbasis budaya local sebagai
propinsi.
15
Ide lain yang memotivasi untuk menggunakan strategi pembelajaran
berbasis budaya Bima adalah krisis karakter yang terlihat pada bahwa
generasi kita sekarang, yang cenderung mengikuti sesuatu hal yang kadang
kala sangat jauh dari karakter budaya bangsa kita. Karakter-karakter yang
tergantikan oleh budaya luar yang tidak jelas datangnya. Memahami status
dari contoh bagaimana tari cokek betawi bertahan saat ini. Tari tradisional
tari cokek dengan tari modern seperti break dance (Sukarwo, 2017).
terbangun di sekolah tersebut dari pagi adalah kegiatan apel pagi dengan
penanaman nilai moralitas dan agama. Biasanya dalam kegiatan ini kepala
karakter dan adab peserta didik. Dari hasil wawancara dengan pak Taufik
16
pelajaran yang khusus mempelajari kekayaan budaya daerah yaitu mata
dengan aktivitas latihan tari hadra dan mata pelajaran Seni Budaya dengan
Uma Jompa…dapat di lihat pada gambar 1.1 dan Uma Lengge dapat di lihat
pada gambar 1.2 sebagai lumbung masyarakat Bima ini semakin menurun
sudah ada sejak sebelum islam masuk ke Bima (1620)(Uma et al., n.d.).
sudah berdiri sejak tahun 1912 dengan bahan utama pembuatannya hanya
dinding serta akar atau kulit pepohonan yang digunakan untuk mengikat
17
bambu dan alang-alang pada bagian sambungan atap dengan bubungan
(Kearifan et al., 2014). Bangunan ini memiliki dua tingkat. Tingkat pertama
salahsatu contoh aplikasi materi bangun ruang kubus dan prisma segitiga.
Ada beberapa bagian uma jompa yang dapat di gunakan sebagai konteks
bangunan yang menjadi inti dari fungsi Uma Jompa ada pada Ro sebagai
18
Gambar 2.1 Uma Jompa
Bagian taja bermula dari batu pali yang terdiri dari empat buah
disusul dengan empat ri’i utama yang berpangku di atas pali. Tiap-tiap ri’i
bangunan dari gaya lateral terlihat pada bagian taja dengan adanya ceko
sebagai balok diagonal yang memperkuat susunan ri,i dan nggapi. Seluruh
19
Gambar 3.1 Konstruksi Uma Jompa (Mawaddah & Hastuti, 2021)
bagian – bagianya. Pertama wadu (batu) pali yang terdiri dari empat buah.
yang terdapat pada wadu pali yakni gabungan dari balok dan prisma
20
nggapi serta beberapa bagian lainnya. Pada wole terdapat implementasi
kosep matematika materi geometri bangun ruang yakni tabung dan balok
yang memiliki ukuran yang kecil. Ketiga, nggapi berjumlah delapan batang
bagian sarangge dan penahan bagian sari dan bagian nggore. Keempat,
penahan bagian sari. Sedagkan sari berbentuk persegi panjang terbuat dari
bahan bambu atau kayu berbentuk persegi panjang yag menjadi bagian
sarangge. Kelima bagian ro. Rangka bagian ro adalah bangun ruang kubus.
Selain terdiri dari rangka pembentuk juga terdapat elemen pengisi dindig
dan lantai. Terdapat satu bukaan pintu sebagai akses masuk ke dalam ro
mengisolasi hama tikus dan berbentuk balok. Balok – balok pada bagian ini
Biaya pembangunan untuk satu bangunan ini sebesar lima belas juta rupiah.
21
Gambar 5.1 Konstruksi Uma Jompa (Mawaddah & Hastuti, 2021)
khas sendiri yaitu tembe nggoli. Ketika Islam menjadi agama yang dianut
oleh masyarakat Bima, sejak itu pula akulturasi ajaran Islam terhadap
menambah fungsi dari tembe nggoli, sehingga menjadi pakaian adat dengan
corak baru yang di kenal dengan rimpu mbojo (Pemanfaatan et al., 2015).
22
Gambar 6.1 Motif tembe nggoli mbojo(Mawaddah & Hastuti,
2021)
makna. Menurut (Nurbaeti, 2019) bahwa motif ini disebut Nggusu upa
kerabat. Selain itu ada motif pado waji (jajaran genjang) yang maknanya
Allah sebagai tuhan yang maha kuasa, juga harus mengakui kekuasaan
23
Seperti sebutan ica atau sabua berarti satu, sebutan ‘dua dengan berari dua,
tolu berarti tiga, upa berarti empat,lima berarti lima, ini berarti enam, pidu
berarti tujuh, waru berarti delapan, ciwi berarti Sembilan, bsampuru berarti
sepuluh, sampuru sabua berarti sebelas, sampuru dua berarti dua belas,
sampuru tolu berarti tiga belas, sampuruupa dan seterusnya, dua mpuru
berarti dua puluh, dua mpuru ica berarti dua puluh satu, dan dua mpuru dua
seterusnya.
kabupaten Bima juga memiliki ciri khas yaitu dengan beberapa terminology
terapkan oleh masyarakat mbojo pada saat trasaksi jual beli di pasar dan
beberapa profesi lainya seperti tukang batu atau bangunan dan pedagang
anggap dapat mewakili dari satuan dan menjadi alat ukur yang di gunakan
sebagai pengganti satuan kilogram dan gram. Benda tersebut seperti embe
pasar untuk menjual barang dagangannya seperti ikan, sayur, ubi, dan lain
24
sebagainya. Yang bermakna tempat. Tempat yang dimaksud bahwa tempat
barang dagangan dipisah menurut jenis dan jumlahnya. Satuan toho dengan
yang sama. Jenis barang dagangan yang disimpan adalah sama. Contoh. jika
ingin menjual ikan maka satuan pengukuran yang digunakan yakni toho.
Ikan dengan jenis dan ukuran yang sama dikumpulkan menjadi satu dengan
jumlah ikan yang sudah ditentukan oleh pedagang yakni antara 5 sampai 10
ikan. Misalnya Uta (ikan) sa-toho, uta ‘dua-toho, uta tolu-toho, dan
seterusnya. Uta (ikan) sa-toho menunjukkan bahwa ikan dengan jumlah dan
ukuran yang sama pada ‘atu tempat, ‘dua toho artinya dua tempat, tolu toho
artinya tiga tempat. Harga ikan setiap ‘toho” berbeda-beda tergantung jenis
ikan dan jumlahnya. Misalkan harga ikan 8.000/toho. Jika ‘dua-toho’ berarti
2 × Rp. 8.000 = Rp. 16.000. kedua adalah basi. Basi adalah benda seperti
gelas, mangkok dan gayung yang digunakan untuk menentukan satuan berat
dari beras, ikan kering, kacang hijau, kedelai dan sejenisnya. Setiap jenis
dan gram yang biasa digunakan sebagai penggan ‘basi’. Satu ‘basi’ disebut
sa-basi, dua ‘basi; disebut ‘dua-basi, tiga ‘basi’ disebut ‘tolu-basi, dan
seterusnya. Ketiga adalah caka atau jengkal. Caka atau jengkal adalah
satuan yang digunakan untuk mengukur panjang dari suatu benda. Sa-caka
artinya satu jengkal, ‘dua caka artinya dua jengkal dan seterusnya. Keempat
adalah embe. Embe atau ember adalah benda yang biasa digunakan untuk
25
ember mewakili berat dari suatu benda yang hendak ingin diukur. Biasanya
narasi soal, penjelasan dan contoh factual penerapan materi – materi yang
dengan rasio dua besaran (satuannya sama dan berbeda), Kompetensi Dasar
jelaskan degan aspek budaya yang pertama juga), Kompetensi Dasar 4.9
26
persentase, bruto, neto, tara). Objek budaya seperti uma lengge, uma jompa
akibat dari dua garis sejajar yang dipotong oleh garis transversal,
Kompetensi Dasar 3.11 tentang Mengaitkan rumus keliling dan luas untuk
hubungan antar sudut sebagai akibat dari dua garis sejajar yang dipotong
27
tempat tinggal peserta didik, yakni salahsatunya adalah falsafah maja labo
Metode penelitian ini adalah etnografi, dalam hal ini peneliti melakukan
28
dengan mendeskripsikan bagaimana proses permainan dan manfaat dalam
keterampilan sosial, dan dapat melatih anak dalam bersikap jujur dan
dalam tarian Caci yang merupakan tarian khas daerah Manggarai Nusa
dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat aspek dan
aktivitas matematis dalam atribut yang dipakai dan aturan tarian Caci
29
penelitian tidak saja menguraikan unsur dan topic matematika dalam tradisi
WAWO?
WAWO?
30
1.3 Tujuan penelitian
sebagai berikut :
SMPN 2 WAWO
Mengetahui manfaat peneliti dalam hal ini dapat dibagi menjadi dua
31
1.4.2. Manfaat Praktis
ini, maka lingkup masalah dalam penelitian ini adalah strategi dan kendala
32
1.6.2. Mutu Pembelajaran
teritorial tertentu.
33
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. Strategi
2012).
34
Strategi pembelajaran adalah pendekatan menyeluruh
metode, dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan
1. Pendekatan Konstruktivisme
35
Konstruktivisme yang dikenal dari kerja Piaget Yang
pemahaman(Agustin, 2016).
3. Pendekatan Open-Ended
36
mengenai proses atau cara pemecahan masalah itu. hal ini dapat
sebelumnya.
atau yang telah dikuasai atau dapat dibayangkan dengan baik oleh
masalah sehari-hari.
hasil(Setiawan, 2020).
atau cara”. Menurut Robert Ulich, istilah metode berasal dari bahasa
37
yunani : meta ton odon, yang artinya berlangsung menurut cara yang
benar (to proceed according to the right way). Dalam kamus besar
Dengan kata lain adalah suatu cara yang sistematis untuk mencapai
tujuan tertentu.
1. Metode Ceramah.
2. Metode Ekspositori
seorang guru kepada seorang siswa dengan maksud agar siswa dapat
38
meguasai materi pelajaran secara optimal. Dalam strategi ini ini materi
harus dijawab terutama dari guru kepada siswa dan dapat pula dari
bentuk pertanyaan yang harus dijawab oleh murid pada saat itu juga.
4. Metode Demonstrasi
suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya
39
sekedar tiruan. Metode demonstrasi sejenis dengan metode ceramah
6. Metode Penemuan
7. Metode Inkuiri
40
apa yang mereka lihat merancang dan melakukan pengujian untuk
atas.
8. Metode Permainan
soal. Kecuali ini dapat pula menyuruh murid mempelajari lebih dulu
topik yang akan dibahas; menyuruh mencari bukti lain daripada ada
41
Di dalam kurikulum 2013 mengunggakan metode penemuan
2. Cooperatif Learning
42
kelompok yang berbeda-beda. Dalam kurikulum 2013 menggunakan
2.1.2.1. Pembelajaran
( Ibrahim, 2021).
43
Akhiran “tics“ berasal dari techne, dan bermakna sama seperti
44
keagamaan sering selaras dengan pola yang terjadi di alam atau
BAB III
METODE PENELITIAN
45
pembelajaran matematika berbasis kultur daera di kelas VII SMPN 2
dan sebagainya.
46
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
3.3.1. Populasi
3.3.2. Sampel
berikut.
47
Dokumentasi merupakan langkah awal sebelum wawancara
3.4.2. Wawancara
48
Adapun hal-hal yang peneliti persiapkan teknik alat-alat
wawancara dalam hal ini yaitu buku catatan untuk mencatat hasil
tetapi sebelum menggunakan alat ini peneliti harus meminta izin dari
sebagai berikut:
49
3.6. Prosedur Penelitian
berurut dari tahap awal hingga tahap akhir yang digunakan dalam
penelitian. Hal ini perlu dilakukan agar penelitian berjalan dengan lancer
dan sistematis.
wawancara.
3.7.2.Tahap Wawancara
50
3.7.2.2 Pelaksanaan Wawancara
Persiapan Penelitian
Dokumentasi
Pelaksanaan Wawancara
51
kesimpulan
Kegiatan Penelitian
Alur Penelitian
kesimpulan Hasil
LAMPIRAN I
Kisi – Kisi Instrumen Penelitian
1 Nama 1
2 Alamat 2
52
3 Umur 3
4 Jenis Kelamin 4
5 Objek budaya 5
1. Nama :
2. Alamat :
3. Umur :
4. Jenis Kelamin :
B. Pertanyaan Inti
5. Apa saja objek budaya mbojo yang anda gunakan dalam dalam mengajar
53
6. Apakah pendekatan pembelajaran yang anda gunakan dalam mengajar
WAWO?
WAWO?
2 WAWO?
WAWO?
54
Daftar Pustaka
A. Gafar Hidayat, & Tati Haryati. (2019). Peran Guru Profesional dalam
Membina Karakter Religius Peserta Didik Berbasis Nilai Kearifan Lokal
(Maja Labo Dahu) Sekolah Dasar Negeri Sila Di Kecamatan Bolo Kabupaten
Bima. Jurnal Pendidikan Ips, 9(1), 15–28.
https://doi.org/10.37630/jpi.v9i1.169
Agustin, R. D. (2016). Kemampuan Penalaran Matematika Mahasiswa Melalui
Pendekatan Problem Solving. PEDAGOGIA: Jurnal Pendidikan, 5(2), 179.
https://doi.org/10.21070/pedagogia.v5i2.249
55
Ahyat, N. (2017). EDUSIANA : Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam.
Edusiana : Jurnal Manajemen Dan Pendidikan Islam, 4(1), 24–31.
Cholid Narbuko, H. A. A. (2015). Metodologi Penelitian. PT. Bumi Aksara.
Diandra, W., Marsidin, S., Sabandi, A., & Zikri, A. (2020). Analisis Supervisi
Kepala Sekolah dalam Penyusunan RPP dan Pelaksanaan Model Saintific di
Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 4(2), 443–452.
https://doi.org/10.31004/basicedu.v4i2.378
Ferdianto, F., & Setiyani, S. (2018). Pengembangan Bahan Ajar Media
Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal Mahasiswa Pendidikan Matematika.
JNPM (Jurnal Nasional Pendidikan Matematika), 2(1), 37.
https://doi.org/10.33603/jnpm.v2i1.781
Hadi, S., & Novaliyosi. (2019). TIMSS Indonesia (Trends in International
Mathematics and Science Study). Prosiding Seminar Nasional & Call For
Papers Program Studi Magister Pendidikan Matematika Universitas
Siliwangi, 562–569.
Haidir, S. (2012). STRATEGI PEMBELAJARAN (Suatu pedekatan Bagaiamana
Meningkatkan Kegiatan Belajar Siswa Secara Transformatif) (Rusmiati
(ed.); 1st ed.). Anggota Ikatan Peerbit Indonesia (IKAPI).
file:///C:/Users/LENOVO/Documents/DOKUMENT/data base
kuliah/PROPOSAL/terakhir/referensi/STRATEGI PEMBELAJARAN.pdf
Hamdani, D., & Subarinah, S. (2020). Argumen Deduktif Mahasiswa Dalam
Mengonstruksi Bukti. … Conference: Education, Social …, 2, 21–32.
Handayani, H. (2015). Pengaruh Pembelajaran Kontekstual Terhadap
Kemampuan Pemahaman Dan Representasi Matematis Siswa Sekolah Dasar.
Didaktik : Jurnal Ilmiah PGSD STKIP Subang, 1(1), 142–149.
https://doi.org/10.36989/didaktik.v1i1.20
Ibda, F. (2015). Perkembangan Kognitif: Teori Jean Piaget. Intelektualita, 3(1),
242904.
Kearifan, B., Di, L., Maria, D., & Bima, K. (2014). STRUKTUR DAN POLA
RUANG KAMPUNG UMA LENGGE Siti Fatimah Azzahra 1 dan Nurini2
PENDAHULUAN Kampung tradisional merupakan bagian dari kota-kota di
56
Indonesia yang perlu dilestarikan , kampung dapat mencerminkan kekhasan
budaya masyarakat . Perkembangan suatu . 2(1), 321–330.
Leo Adhar, E. (2012). Pembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan
Terbimbing Untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi dan Pemecahan
Masalah Matematis Siswa SMP. Jurnal Penelitian Pendidikan, 13(2), 1–10.
Maulipaksi, D. (2016). Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik
Indonesia. In 4 Januari 2016 (Vol. 3, Issue 1, pp. 1–19).
https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2016/06/revisi-kurikulum-2013-
guru-lebih-dimudahkan%0Ahttps://www.kemdikbud.go.id/main/blog/
2016/05/rumah-kunci-sukses-pola-asuh-anak%0Ahttps://
www.kemdikbud.go.id/main/blog/2016/01/7-provinsi-raih-nilai-terbaik-uji-k
Mawaddah, S., & Hastuti, I. D. (2021). Etnomatematika : Eksplorasi Kebudayaan
Mbojo Sebagai Sumber Belajar Matematika. 7(1), 33–42.
Mts, D. I. S. M. P. (2013). Mata Pelajaran Matematika Paket a. 1, 2013.
Muhamad, N. (2016). Pengaruh Metode Discovery Learning untuk Meningkatkan
Representasi Matematis dan Percaya Diri Siswa. Jurnal Pendidikan
Universitas Garut, 9(1), 9–22.
http://journal.uniga.ac.id/index.php/JP/article/view/83
Nasution, W. N. (2017). Strategi Pembelajaran. Kelompok Penerbit Perdana
Mulya Sarana (ANGGOTA IKAPI No. 022/SUT/11) Jl. Sosro No. 16-A
Medan 20224 Telp. 061-77151020, 7347756 Faks. 061-7347756 E-mail:
perdanapublishing@gmail.com Contact person: 08126516306.
file:///E:/MAHASISWA/DOKUMENT/data base
kuliah/PROPOSAL/terakhir/2022/Strategi Pembelajaran.pdf
Netriwati, M. S. L. (2017). Media Pembelajaran Matematika (M. S. Lena (ed.)).
Permata Net.
https://www.researchgate.net/profile/Netriwati-Netriwati/publication/
332935226_MEDIA_PEMBELAJARAN_MATEMATIKA/links/
5cd29c97a6fdccc9dd93ac5c/MEDIA-PEMBELAJARAN-
MATEMATIKA.pdf
Pemanfaatan, E., Elektronik, J., Mahasiswa, O., Kedokteran, F., & Makassar, U.
57
H. (2015). Fakultas adab dan humaniora uin alauddin makassar 2015.
Priyatna, M. (2016). Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol . 05 , Januari
2016. Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam, 05, 1175–1183.
Prof. R. Ibrahim, M. (2021). Beberapa Catatan Tentang Kurikulum dan
Pembelajaran. 14. https://books.google.com/books?
hl=en&lr=&id=EAgiEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA55&dq=kurikulum+dan+
pembelajaran&ots=CHIa8f_Drn&sig=fsriBBRzNZe_iPkPXsOsC_ySm-M
Radiusman, R. (2020). Studi literasi: pemahaman konsep siswa pada
pembelajaran matematika. FIBONACCI: Jurnal Pendidikan Matematika
Dan Matematika, 6(1), 1–8.
Setiawan, A. R. (2020). Peningkatan Literasi Saintifik Melalui Pembelajaran
Biologi Menggunakan Pendekatan Saintifik. Journal Of Biology Education,
2(1), 1. https://doi.org/10.21043/jobe.v2i1.5278
Sugiyono. (2018a). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dam R dan D.
Alfabeta.
Sugiyono. (2018b). Metode Penelitian Kualitatif. Alfabeta.
Sukarwo, W. (2017). Krisis Identitas Budaya: Studi Poskolonial pada Produk
Desain Kontemporer. Jurnal Desain, 4(03), 311.
https://doi.org/10.30998/jurnaldesain.v4i03.1869
Turmuzi, M. (2012). STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA. Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Uiversitas Mataram.
Tusriyanto, T. (2020). Pengembangan Model Pembelajaran Terpadu Berbasis
Budaya Lokal di SD Kota Metro. Elementary: Jurnal Ilmiah Pendidikan
Dasar, 6(1), 59. https://doi.org/10.32332/elementary.v6i1.2206
Uma, T., Di, J., Maria, D., & Bima, K. (n.d.). SAMBUNGAN DAN MATERIAL
KONSTRUKSI BANGUNAN. 1–10.
Yusuf, Suhirman, Suastra, I. W., & Tokan, M. K. (2019). The effects of problem-
based learning with character emphasis and naturalist intelligence on
students’ problem-solving skills and care. International Journal of
Innovation, Creativity and Change, 5(3), 1–26.
Zein, M. (2016). Peran guru dalam pengembangan pembelajaran. Journal UIN-
58
Alauddin, V(2), 274–285.
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/Inspiratif-Pendidikan/article/
view/3480
59