Tugas Keperawatan Anak
Tugas Keperawatan Anak
DISUSUN OLEH
APRILIA KAMBEY
CITRA SOLERAN
DISTANCIA C.L.ANIS
FAKULTAS KEPERAWATAN
2022
DAFTAR ISI
Contents
DAFTAR ISI .................................................................................................................. 2
BAB I ............................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .......................................................................................................... 4
3. TUJUAN ............................................................................................................. 5
BAB II ............................................................................................................................ 6
A. DEFINISI ............................................................................................................ 6
B. ETIOLOGI .......................................................................................................... 7
C. PATOFISIOLOGI ............................................................................................... 8
E. KLASIFIKASI .................................................................................................. 10
I. KOMPLIKASI .................................................................................................. 14
J. PENATALAKSANAAN ................................................................................... 15
A. PENGKAJIAN .................................................................................................. 24
BAB IV ........................................................................................................................ 46
PENUTUP .................................................................................................................... 46
A. KESIMPULAN ................................................................................................. 46
B. SARAN ............................................................................................................. 48
PENDAHULUAN
1 LATAR BELAKANG
pembuluh darah. Dimana organ yang memiliki peranan penting dalam hal ini
adalah jantung yangjuga merupakan organ besar dalam tubuh. Jantung adalah
organ berupa otot berbentuk kerucut. Fungsi utama jantung adalah untuk
yang disebabkan oleh karena adanya rangsangan yang berasal dari susunan saraf
otonom. Seperti pada organorgan yang lain, jantung juga dapat mengalami
dibedakan dalam dua kelompok, yaitu penyakit jantung didapat dan penyakit
jantung bawaan. Penyakit jantung bawaan adalah kelainan struktural jantung yang
kemungkinan terjadi sejak lahir dan beberapa waktu setelah bayi dilahirkan. Salah
satu jenis penyakit jantung yang tergolong penyakit jantung bawaan adalah VSD
yang paling sering ditemukan, yaitu 30% dari semua jenis penyakit jantung
bawaan. Pada sebagian kasus, diagnosis kelainan ini ditegakkan setelah melewati
biasanya belum terdengar oleh karena resistensi vascular paru masih tinggi dan
akan menurun setelah 8-10 minggu. Untuk menghindari atau mencegah penyebab
2. RUMUSAN MASALAH
3. TUJUAN
LANDASAN TEORI
A. DEFINISI
VSD (Ventricular Septal Defect) atau Defek Septum Ventrikel adalah suatu
keadaan abnormal jantung berupa adanya pembukaan antara ventrikel kiri dan
abnormal pada sekat yang memisahkan ventrikel kanan dan ventrikel kiri. (Heni et
pemisah antara kedua ventrikel sehingga darah dari ventrikel kiri ke kanan, dan
lubang pada septum interventrikuler. Lubang tersebut dapat hanya satu atau lebih
yang terjadi akibat kegagalan fungsi septum interventrikuler semasa janin dalam
kandungan, sehingga darah bisa mengalir dari ventrikel kiri ke kanan ataupun
sebaliknya. VSD yaitu defek yang biasanya terjadi pada septum pars
membranaseum dan terletak di bawah katup aorta kadang defek terjadi pada pars
muscolorum. VSD perimembraneus dapat pula terletak baik di bawah cincin katup
aorta maupun pulmonal. Keadaan ini disebut “doubly commited vsd”. VSD
biasanya bersifat tunggal tetapi dapat pula multiple yang disebut “swiss cheese
Sebelum bayi lahir, ventrikel kanan dan kiri belum terpisah, seiring
tersebut normalnya terbentuk. Akan tetapi, jika sekat itu tidak terbentuk sempurna
maka timbullah suatu keadaan penyakit jantung bawaan yang disebut defek
diketahui secara pasti (idopatik), tetapi ada beberapa faktor yang diduga
(PJB) yaitu :
Ibu alkoholisme
Kelainan ini merupakan kelainan terbanyak, yaitu sekitar 30% dari seluruh
kedua ventrikel tidak tertutup sempurna. Kelainan ini umumnya congenital, tetapi
dapat pula terjadi karena trauma. Kelainan VSD ini sering bersama-sama dengan
kelainan lain misalnya trunkus arteriosus, Tetralogi Fallot. Kelainan ini lebih
banyak dijumpai pada usia anak-anak, namun pada orang dewasa yang jarang
C. PATOFISIOLOGI
kanan. Diameter defek ini bervariasi dari 0,5 – 3,0 cm. Perubahan fisiologi yang
1. Tekanan lebih tinggi pada ventrikel kiri dan meningklatkan aliran darah kaya
pulmoner. Jika anak asimptomatik, tidak diperlukan pengobatan; tetapi jika timbul
gagal jantung kronik atau anak beresiko mengalami perubahan vascular paru atau
tersebut. Resiko bedah kira-kira 3% dan usia ideal untuk pembedahan adalah 3
sampai 5 tahun. (Kapita Selekta Kedokteran, 2000; Webb GD et al, 2011; Prema
a. Pada VSD kecil: biasanya tidak ada gejala-gajala. Bising pada VSD tipe ini
S2.
b. Pada VSD sedang: biasanta juga tidak begitu ada gejala-gejala, hanya
c. Pada VSD besar: sering menyebabkan gagal jantung pada umur antara 1-3
bulan, penderita menderita infeksi paru dan radang paru. Kenaikan berat
E. KLASIFIKASI
infundibuler dan sebagian dari batas defek dibentuk oleh terusan jaringan
F. GAMBARAN KLINIS
VSD kecil
a. Biasanya asimptomatik
ventrikel kiri
f. Radiology: ukuran jantung normal, vaskularisasi paru normal atau sedikit
meningkat
VSD sedang
waktu lebih lama untuk makan dan minum, sering tidak mampu
c. Defek 5- 10 mm
f. Takipneu
VSD besar
d. Bayi tampak sesak nafas pada saat istirahat, kadang tampak sianosis
2013).
G. PEMERIKSAAN FISIK
VSD kecil
a. Palpasi: Impuls ventrikel kiri jelas pada apeks kordis. Biasanya teraba
bunyi jantung II agak keras. Intensitas bising derajat III s/d VI.
VSD besar
nafas pendek dan retraksi pada jugulum, sela intercostal dan regio
epigastrium.
b. Palpasi: Impuls jantung hiperdinamik kuat. Teraba getaran bising pada
dinding dada.
pulmonal.
kiri dan kanan.Tidak jarang terjadi hipertrofi ventrikekl kiri dan kanan
meningkat.
perifer
Echocardiografi :
pirau.
b. Pada defek yang kecil,M-Mode dalam batas normal sedangkan pada dua
I. KOMPLIKASI
Endokarditis infektif
akanmembesar
Gagal jantung
Aritmia
Henti jantung
J. PENATALAKSANAAN
1. UMUM
kepatuhan anak dalam hal ini sangat rendah. Jika terjadi gagal jantung berat,
aktivitas fisik harus sangat dibatasi. Saat masa tirah baring seharian,
b. Penggunaan oksigen.
jantung dengan edema paru-paru, terutama jika terdapat pirau dari kanan ke
80% (2/3) dari kebutuhan. Sebelum ada agen diuretik kuat, pembatasan diet
Makanan rendah garam hampir selalu tidak sedap, lebih baik untuk
napas, nadi, tekanan darah, berat badan, hepar, desakan vena sentralis,
basa
jika ada.
udem parupada bayi/ anak yang mengalami gagal jantung kiri.12 Pemberian
anak dengan gagal jantung atau kelainan jantung akan dilakukan operasi,
maka tiga hari sebelumnya diberikan antibiotika profilaksis dan boleh
garam dan air yang berlebihan. Jika kedua cara tersebut tidak efektif,
lebih lanjut memperbaiki kinerja pompa jantung dapat dicoba dengan agen
simpatomimetik atau agen inotropik positif lain. Jika tidak ada dari cara-
menilai hasilnya harus ada pencatatan yang teliti dan berulang kali terhadap
denyut jantung, napas, nadi, tekanan darah, berat badan,hepar, desakan vena
2. PEMBEDAHAN
penutupan spontan atau bila ada gangguan dapat dilakukan setelah berumur
6 bulan.
atau operasi koreksi total sudah tidak mungkin karena arteri pulmonalis
beban yang berat sekali dan akhirnya akan mengalami dekompensasi. Bila
defek tidak ditutup, kelebihan tekanan pada ventrikel kanan dapat disalurkan
b. Penanganan gagal jantung jika terjadi operasi pada umur 2-5 tahun
c. Prognosis operasi baik jika tahanan vascular paru rendah, pasien dalam
dengan VSD yang berat, yaitu ketika tekanan ventrikel kanan sama
pulmonal
Perbaikan dini lebih disukai jika defeknya besar. Bayi dengan gagal
dalam bentuk pengikatan atau penyatuan arteri pulmoner jika mereka tidak
melewati usia pra sekolah atau jika terdapat resistensi vaskular pulmoner
memperbaiki defek itu dengan bekerja melalui katup trikuspid. Jika tidak,
pembedahan
2) Aritmia
Blok cabang ikatan kanan (ventrikulotomi kanan)
Blok jantung
4) Perdarahan
7) Kerusakan miokardium
8) Edema pulmoner
3. NON BEDAH
• VSD kecil dan sedang yang diduga ada peningkatan tahanan paru.
• Jumlah defek.
aliran darah pulmonal sedangkan kateterisasi jantung kiri untuk aliran darah
sistemik.
4. FARMAKOLOGI
sistolik serta tekanan nadi, sedikit sekali atau tidak ada efeknya pada
sistolik.
PATHWAY VENTRIKEL SEPTUM DEFECT
Intoleransi aktivitas
Defisit nutrisi
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
agama, suku, pendidikan, pekerjaan, lama bekerja, No. RM, tanggal masuk,
klien pada masa lalu yang masih relevan.Catat adanya efek samping yang
terjadi di masa lalu. Tanyakan alergi obat dan reaksi alergi apa yang timbul.
5. Riwayat keluarga
Menanyakan penyakit yang pernah dialami oleh keluarga serta bila ada
Penyakit jantung iskemik pada orang tua yang timbulnya pada usia muda
Sistem pernafasan
lain.
gas darah.
Sistem kardiovaskuler
jaundice, mouting,
Pengkajian gastrointestinal
Pengkajian genitourinari
2) Kaji jumlah ( ditentukan oleh berat badan ), PH dan berat jenis untuk
diharapkan.
5) Kaji adanya perubahan pada lingkar kepala ( bila ada indikasi ) ukuran,
6) Kaji respon pupil pada bayi yang usia kehamilannya lebih dari 32
minggu.
Pengkajian kulit
khususnya dimana terdapat daerah penekanan oleh infus atau alat yang
4) Kaji kateter infus dan jarum yang digunakan dan observasi adanya tana
infiltrasi.
5) Kaji adanya infus parenteral : lokasi;arteri,vena perifer, umbilical,
Temperatur
Faktor Prenatal
2) Ibu alkoholisme
Faktor Genetik
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
4. Defisit nutrisi
7. Resiko infeksi
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Penyebab :
Subjektif :
Objektif :
Bradikardia/ takikardia
Kriteria hasil :
Palpitasi menurun
Bradikardia menurun
Takikardia menurun
Gambaran EKG aritmia menurun
Lelah menurun
Dispnea meurun
Intervensi
Perawatan Jantung
Observasi
basah, oliguria)
8. Monitor EKG
9. Monitor aritmia
10. Monitor nilai laboratorium jantung
sesudah aktivitas
obat
Terapeutik
(>94%)
sehat
Edukasi
Penyebab :
Subjektif :
Dispnea
Objektif :
PO2 menurun
Takikardia
Subjektif:
Pusing
Objektif :
Sianosis
Diaforesis
Gelisah
Kriteria hasil :
Dispnea menurun
Takikardia menurun
PCO2 membaik
PO2 membaik
pH arteri membaik
Intervensi :
Pemantauan respirasi
Observasi :
hyperventilasi)
Terapeutik :
Edukasi :
3. Intoleransi aktivitas
Penyebab :
Tirah baring
Kelemahan
Subjektif :
Mengeluh lelah
Objektif :
Merasa lelah
Objektif :
Sianosis
Kriteria hasil :
Intervensi :
Manajemen energi
Observasi :
kelelahan
aktivitas
Terapeutik :
Edukasi :
Kolaborasi :
makanan
4. Defisit nutrisi
Penyebab :
Objektif :
Subjektif :
Nafsu makan menurun
Objektif :
Kriteria hasil :
Intervensi :
Manajemen nutrisi
Observasi :
Terapeutik :
1. Lakukan oral hygiene sebelum makan jika perlu
Edukasi :
Kolaborasi :
Penyebab :
Keterbatasan lingkungan
Objektif :
Objektif
Afek datar
Lesu
Kriteria hasil :
Intervensi :
Perawatan perkembangan
Observasi :
Terapeutik :
1. Pertahankan sentuhan minimal mungkin pada bayi prematur
lain
mandiri
Edukasi :
Kolaborasi :
Krisis situasional
Subjektif :
Merasa bingung
Sulit berkonsentrasi
Objektif :
Tampak gelisah
Tampak tegang
Sulit tidur
Subjektif :
Mengeluh pusing
Anoreksia
Palpitasi
Objektif :
Tremor
Suara bergetar
Kriteria hasil:
Konsentrasi membaik
Intervensi :
Reduksi ansietas
Observasi :
Terapeutik :
datang
Edukasi :
prognosis
kebutuhan
7. Resiko infeksi
Faktor resiko :
Kriteria hasil:
Demam menurun
Kadar sel darah putih membaik
Nyeri menurun
Intervensi :
Pencegahan infeksi
Observasi:
Terapeutik :
lingkungan pasien
Edukasi
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
kategori dari perilaku kepewatan dimana tindakan yang diperlukan untuk tujuan
dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan dilakukan dan diselesaikan.
E. EVALUASI KEPERAWATAN
Menurut (Wahyuni & Sri, 2016). Evaluasi atau tahap penilaian adalah
klien, keluarga dan tenaga kesehatan. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat
kemapuan klien mencapai tujuan yang diinginkan dengan kriteria hasil pada
S : Data Subjektif
Pekembangan keadaan yang didasarkan pada apa yang dirasakan, dikeluhkan, dan
dikemukakan klien.
O : Data Objektif
Perkembangannya bias diamati dan diukur oleh perawat atau tim kesehatan.
A : Analisis
Penilaian dari kedua jenis data (baik subjektif maupun Objektif) apakah
P : Perencanaan
Rencana penanganan klien yang didasarkan pada hasil analisis diatas yang berisi
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Ventrikel Septum Defek adalah kelainan jantung berupa lubang pada sekat
antar bilik jantung yang menyebabkan kebocoran aliran darah pada bilik kiri dan
kanan jantung. Berdasarkan lokasi defek , VSD terbagi atas 4 yaitu ; Defek
otot. Berdasarkan ukuran defek , VSD terbagi atas 3 yaitu : Defek kecil, tidak
didapatkan gejala dan murmur jantung pada pemeriksaan rutin; Defek sedang,
menyebabkan timbul gejala pada bayi ( muncul pada bulan pertama kehidupan);
Defek besar, gejala mulai muncul pada minggu pertama kehidupan. Penanganan
yang dapat dilakukan adalah dengan tindakan bedah dengan cara menjahit lubang
pada sekat antar ventrikel atau menambah defek dengan sepotong dakron.
Ventrikel Septum Defek adalah kelainan jantung berupa lubang pada sekat antar
bilik jantung yang menyebabkan kebocoran aliran darah pada bilik kiri dan kanan
jantung.
muscular, dapat terjadi dibagian manapun dari septum otot. Berdasarkan ukuran
defek , VSD terbagi atas 3 yaitu : Defek kecil, tidak didapatkan gejala dan
gejala pada bayi ( muncul pada bulan pertama kehidupan); Defek besar, gejala
mulai muncul pada minggu pertama kehidupan. Penanganan yang dapat dilakukan
adalah dengan tindakan bedah dengan cara menjahit lubang pada sekat antar
Defek sekat atrium adalah hubungan langsung antara serambi jantung kanan
dan kiri melalui sekatnya karena kegagalan pembekuan sekat. Defek ini dapat
berupa defek sinus venosus di dekat muara vena kava superior, foramen ovale
sekunder yaitu kegagalan pembentukan septum sekunder dan efek septum primum
adalah kegagalan penutupan septum primum yang letaknya dekat sekat antara
bilik atau pada bantalan endokard. Macam-macam defek sekat ini harus ditutupi
pintasan ini dari kanan ke kiri sebagai tindakan timbulnya syndrome Eisemenger.
defects/about-congenital-heart-defects/ventricular-septal-defect-vsd
Kesehatan Anak Ed. III Jilid 2 Editor: Arif Mansjoer, et al. Jakarta: Media
Aesculapius FK UI hal.445-447
http://emedicine.medscape.com/article/892980-overview#aw2aab6b2b2 Diakses
heart disease. In: Bonow RO, Mann DL, Zipes DP, Libby P, eds. Braunwald's
Gray, H., Dawkins, K., Simpson, I., & Morgan, J. (2013). Cardiologi .
Jakarta : Erlangga .
Tim POKJA SDKI DPP PPNI 2017 edisi 1 cetakan III (revisi)
DEFISIT NUTRISI
GAMBARAN KLINIS VSD BESAR
Sering timbul gejala pada masa neonatus
VSD SEDANG
Dispneu meningkat setelah terjadi peningkatan
paru kiri ke kanan dalam minggu pertama
Sering terjadi symptom pada bayi
VSD KECIL setelah lahir
Sesak napas pada waktu aktivitas terutama waktu
Pada minggu ke2 atau 3 simptom mulai timbul
Biasanya asimptomatik minum, memerlukan waktu lebih lama untuk
akan tetapi gagal jantung biasanya baru timbul
makan dan minum, sering tidak mampu
Defek kecil 1-5 mm setelah minggu ke 6 dan sering didahului infeksi
menghabiskan makanan dan minumannya
saluran nafas bagian bawah
Tidak ada gangguan tumbuh kembang Defek 5- 10 mm Bayi tampak sesak nafas pada saat istirahat,
Bunyi jantung normal, kadang ditemukan BB sukar naik sehingga tumbuh kembang kadang tampak sianosis karena kekurangan
bising peristaltic yang menjalar ke seluruh terganggu oksigen akibat gangguan pernafasan
tubuh pericardium dan berakhir pada
waktu distolik karena terjadi penutupan Mudah menderita infeksi biasanya memerlukan Gangguan tumbuh kembang
VSD waktu lama untuk sembuh tetapi umumnya
EKG terdapat peningkatan aktivitas ventrikel
responsive terhadap pengobatan
EKG dalam batas normal atau terdapat kanan dan kiri
sedikit peningkatan aktivitas ventrikel kiri Takipneu Radiology: pembesaran jantung
Radiology: ukuran jantung normal, Retraksi bentuk dada normal
vaskularisasi paru normal atau sedikit EKG: terdapat peningkatan aktivitas ventrikel kiri
meningkat maupun kanan, tetapi kiri lebih meningkat.
Menutup secara spontan pada umur 3
tahun
Tidak diperlukan kateterisasi
KOMPLIKASI
Endokarditis infektif
Gagal jantung
Aritmia
Henti jantung
PEMERIKSAAN PENUNJANG
ECHOKARDIOGRAFI
RADIOLOGI X-RAY
EKG
ASUHAN KEPERAWATAN VSD
Diagnosa Keperawatan
Penurunan curah jantung
Defisit nutrisi
Gangguan tumbuh kembang
Ansietas (orang tua)
Resiko infeksi
INTERVENSI
PENURUNAN CURAH JANTUNG PERAWATAN JANTUNG
Observasi
Identifikasi tanda/ gejala primer penurunan curah jantung
Identifikasi tanda/ gejala sekunder penurunan curah jantung Monitor tekanan
darah
Monitor intake dan output cairan
Monitor berat badan setiap hari pada waktu yang sama
Monitor saturasi oksigen
Monitor keluhan nyeri dada
Monitor EKG
Monitor aritmia
Monitor nilai laboratorium jantung
Periksa tekanan darah dan frekuensi nadi sebelum dan sesudah aktivitas
Periksa tekanan darah dan frekuensi nadi sebelum pemberian obat
INTERVENSI
PENURUNAN CURAH JANTUNG PERAWATAN JANTUNG
Terapeutik
Posisikan pasien semi fowler atau fowler dengan kaki kebawah atau posisi nyaman
Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen (>94%)
Berikan diet jantung yang sesuai
Fasilitasi pasien dan keluarga untuk modifikasi gaya hidup sehat
Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi stres
Berikan dukungan emosional dan spiritual
Edukasi
Anjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi
Anjurkan beraktivitas fisik secara bertahap
Ajarkan keluarga untuk mengukur berat badan harian
Ajarkan keluarga mengukur intake dan output cairan harian
INTERVENSI
GANGGUAN PERTUKARAN GAS PEMANTAUAN RESPIRASI
Observasi
Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas
Monitor pola napas ( seperti bradipnea, takipnea, hyperventilasi)
Monitor adanya sumbatan jalan napas
Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
Auskultasi bunyi napas
Monitor saturasi oksigen
Monitor nilai AGD
Monitor hasil x-ray
Terapeutik :
Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien
Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi :
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Informasikan hasil pemantauan jika perlu
INTERVENSI
INTOLERANSI AKTIVITAS MANAJEMEN ENERGI
Observasi
Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
Monitor pola dan jam tidur
Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas
Terapeutik
Sediakan lingkungan yang nyaman dan rendah stimulus
Berikan aktivitas distraksi yang menenagkan
Edukasi
Anjurkan melakukan secara bertahap
Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan
Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan
INTERVENSI
DEFISIT NUTRISI MANAJEMEN NUTRISI
Observasi
Identifikasi status nutrisi
Identifikasi alergi dan intolerasi makanan
Identifikasi makanan yang disukai
Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastric
Monitor asupan makanan
Monitor berat badan
Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
INTERVENSI
DEFISIT NUTRISI MANAJEMEN NUTRISI
Terapeutik :
Lakukan oral hygiene sebelum makan jika perlu
Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
Berikan makanan tinggi serat mencegah konstipasi
Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
Berikan suplemen makanan
Hentikan pemberian makanan melalui selang nasogastric jika asupan oral bisa
ditoleransi
Edukasi :
Anjurkan posisi duduk jika mampu
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
Kolanorasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien
yang dibutuhkan jika perlu
INTERVENSI
GANGGUAN TUMBUH KEMBANG PERAWATAN PERKEMBANGAN
Observasi
Identifikasi pencapaian tugas perkembangan anak
Identifikasi isyarat perilaku ddan fisiologis yang ditunjukan bayi (mis: lapar, tidak nyaman)
Terapeutik :
Pertahankan sentuhan minimal mungkin pada bayi prematur
Berikan sentuhan yang bersifat gentle dan tidak ragu- ragu
Pertahankan lingkungan yang mendukung perkembangan minimal
Motivasi anak untuk berinteraksi dengan anak yang lain
Sediakan aktivitas yang memotivasi anak berinteraksi dengan yang lain
Fasilitasi anak berbagi dan bergantian/ bergilir
Dukung anak mengekspresikan diri melalui penghargaan positif atau umpan balik atas usahanya
Pertahankan kenyamanan anak
Fasilitasi anak melatih keterampilan pemenuhan kebutuhan secara mandiri
Bernyanyi bersama anak lagu – lagu yang disukai
INTERVENSI
GANGGUAN TUMBUH KEMBANG PERAWATAN PERKEMBANGAN
Edukasi :
Jelaskan orang tua dan/ atau pengasuh tentang milestone
perkembangan anak dan perilaku anak
Anjurkan orang tua menyentuh dan menggendong bayinya
Anjurkan orang tua berinteraksi dengan anaknya
Ajarkan anak keterampilan berinteraksi
Ajarkan anak teknik asertif
Kolaborasi :
Rujuk untuk konseling jika perlu
INTERVENSI
ANSIETAS (ORANG TUA) REDUKSI ANSIETAS
Observasi :
Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
Monitor tanda- tanda ansietas
Terapeutik :
Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan
Pahami situasi yang menimbulkan ansietas
Dengarkan dengan penuh perhatian
Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang akan datang
Edukasi :
Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin di alami
Informasikan secara faktual mengenai diagnosis, pengobatan dan prognosis
Anjurkan melakukan tindakan yang tidak kompetitif, sesuai kebutuhan
Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan
Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat
Latih teknik relaksasi
INTERVENSI
RESIKO INFEKSI PENCEGAHAN INFEKSI
Observasi
Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
Terapeutik :
Batasi jumlah pengunjung
Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan
pasien
Pertahankan teknik aseptik pada pasien beresiko tinggi
Edukasi
Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Ajarkan cara mencuci tangan yang benar
Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
Anjurkan meningkatkan asupan cairan
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
EVALUASI KEPERAWATAN
Abstrak
Nit-Occlud Le VSD coil merupakan alternatif alat penutup DSV yang mulai digunakan di RSUD dr. Soetomo pada
tahun 2017, namun belum dilakukan penelitian mengenai hasil penutupan dengan alat ini. Penelitian ini
bertujuan untuk mengevaluasi efikasi dan keamanan nit-occlud le VSD coil. Metode yang digunakan adalah
observasional deskriptif dengan studi perbandingan, dengan hasil sebagai berikut: Penutupan DSV transkateter
antara Januari sampai Desember 2018 ada 17 tindakan, 10 (58, 8%) kasus dengan nit-occlud le VSD coil.
Keberhasilan implantasi 100%, 8 dengan nit-occlud le VSD coil., 2 ditambah amplatzer (ADO 1 dan AVSO) Tipe
DSV: perimembran 7 (70%), subaortik 2 (20%) dan mid muskularis 1(10%). Penutupan sempurna 7(70%),
sedangkan 3 (30%) didapatkan residual DSV. Closure rate bulan 1 pasca tindakan menjadi 80%. Lama perawatan
pasca tindakan median 2 hari (2 – 3 hari). Komplikasi; 1 (10%) regurgitasi aorta ringan, 1 (10%) hemolisis dan 2
(20%) yang ditambah alat kedua (ADO 1 dan AVSO), kasus pertama: residual DSV sedang dan regurgitasi aorta
berat; kasus kedua: regurgitasi trikuspid dan residual DSV meghilang pada bulan ke 1. Residual DSV 30% menjadi
10% dan closure rate 80% pada pengamatan bulan 1. Penutupan DSV dengan nit-occlud Le VSD coil memberikan
efikasi baik dan aman bagi pasien.
Kata Kunci: DSV, Nit-Occlud Le VSD coil.
Abstract
Nit-Occlud Le VSD coil, an alternative device for closing VSD transcatheter, started to be used in dr. Soetomo
Hosptal in 2017, but no research has been done on the results of closure with this device. This study aims to
evaluate the efficacy and safety of the Nit-Occlud Le VSD coil. Descriptive observational method was used. The
results are as follow: Of the 17 patients who underwent transcatheter closure during January to December 2018,
10 (58, 8%) cases were closed with Nit- Occlud Le VSD coil. The success of implantation is 100%, 8 cases were
closed with Nit-Occlud Le VSD coil, 2 plus an amplatzer (ADO 1 and AVSO). Type of VSD: perimembranaous 7
(70%), subaortic 2 (20%) and mid muscularis 1 (10%). Immediate complete closure in 7/10 (70%), while 3 (30%)
obtained residual DSV. The closure rate at the first month of follow up becomes 80%. Median length of post-
catheterization was 2 days (2 - 3 days). Complications: 1 (10%) mild aortic regurgitation, 1 (10%) hemolysis and 2
(20%) with additional second device (ADO 1 and AVSO): first case: moderate residual VSD and severe aortic
regurgitation; second case: severe tricuspid regurgitation and residual VSD that disappeared in first month. The
residual VSD altered from 30% to 10%, and closure rate was 80% at the first month of observation. VSD closure
with Nit-Occlud Le VSD coil provides good efficacy and safety for patients.
Keywords: VSD, Nit-Occlud Le VSD coil.
Follow up dan Komplikasi Pada evaluasi tahap awal kasus kedua didapatkan
Komplikasi selama tindakan dialami oleh 9 pasien, 4 murmur sampai follow up bulan ke 12. Dari pemeriksaan
pasien mengalami Non Sustain Ventricular Tachycardia ekokardiografi ditemukan regurgitasi trikuspid berat
(NS VT), 1 pasien mengalami NS VT dan PVC (Premature menetap sejak follow up minggu pertama sampai dengan
Ventricular Contraction), 1 pasien dengan NS VT dan bulan ke 12 dan residual DSV yang ditemukan 1 atau 2
multiple PVC, 1 pasien dengan PVC, 1 pasien dengan hari paska tindakan meghilang di pengamatan bulan ke 1
PAC (Premature Atrial Contraction) dan 1 pasien NS VT, dan ditemukan DSV muskularis apikal kecil. Pasien telah
bradikardi dan komplit RBBB. Komplikasi ini sifatnya mendapatkan terapi medikamentosa.
sesaat selama tindakan intervensi.
Nguyen mengevaluasi efikasi dan keamanan nit-occlud® Penutupan tidak sempurna terjadi oleh karena defek
lê VSD coil dibanding ductus occluder mendapatkan terlalu besar untuk ditutup dengan nit-occlud® lê VSD
hasil: keberhasilan implantasi 97,2% dibanding ductus coil, sehingga membutuhkan alat lain untuk menutupnya
occluder 95,6%, penutupan komplit 58% dibanding atau posisi coil yang kurang tepat Haas, 2016). Terdapat
ductus occluder 76,8%, closure rate 84,1%. dibanding dua kasus yang membutuhkan alat tambahan yaitu ADO I
ductus occluder 91,3%, Komplikasi mayor rendah pada dan AVSO. Pada kasus dengan tambahan AVSO terjadi
kedua grup, 1 pasien dengan nit-occlud® lê VSD coil dan residual DSV yang kemudian menutup sempurna, pada
2 pasien dengan ductus occluder membutuhkan pengamatan 1 bulan pasca tindakan ditandai dengan
pacemaker, embolisasi 3 pasien dan endokarditis 1 menghilangnya aliran residual DSV. Adanya regurgitasi
pasien terjadi pada penutupan dengan ductus occluder. berat yang menetap bisa terjadi oleh karena gangguan
Dari penelitian ini disimpulkan pemakaian nit-occlud® lê sekunder akibat implantasi nit-occlud® lê VSD coil atau
Abstrak
Defek septum ventrikel (ventricular septal defect VSD) merupakan penyakit jantung bawaan yang paling
sering ditemukan pada bayi dan anak. Penutupan defek ini masih memberikan tantangan tersendiri.
Penanganan VSD dengan metode minimally invasive transthoracic merupakan perkembangan inovatif
penutupan defek ventrikel. Laporan kasus ini bertujuan memperkenalkan metode terbaru dalam
penanganan kasus VSD yang dilakukan di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang. Kami melaporkan
serial kasus penutupan VSD menggunakan metode minimally invasive transthoracic dengan panduan
transesophageal echocardiography (TEE). Transesophageal Echocardiography digunakan selama prosedur
sebagai panduan penempatan alat dan mengevaluasi hasil operasi. Empat pasien pada periode November
2015 menjalani prosedur penutupan defek, dua pasien laki-laki dan dua perempuan, usia 2 tahun sampai 4
tahun dengan berat badan 12–22 kg, dengan diameter VSD berdasar atas pemeriksaan ekokardiografi 4–7
mm. Penutupan VSD menggunakan metode minimally invasive transthoracic dengan panduan TEE melalui
mini sternotomi menunjukkan prosedur yang aman dan efektif. Penggunaan TEE memberikan informasi
yang sangat berguna selama periode intraoperatif.
Ventricular septal defect (VSD) is the most common congenital heart disease found in infants and children.
Until currently, the management of VSD closure remains as a challenge for clinicians. Ventricular septal defect
closure with minimally invasive transthoracic method is an innovative development of ventricular defect
closure. This case report aimed to introduce the minimally invasive transthoracic VSD closure method which
is the latest method in VSD management, in Dr. Mohammad Hoesin General Hospital Palembang. A series of
VSD closure cases using minimally invasive transthoracic method with transesophageal echocardiography
(TEE) guidance were described. Transesophageal echocardiography is used during the procedure to guide
the placement of device and to evaluate the results of the surgery. Four patients were seen in November
2015, two girls and two boys aged 2 years to 4 years old weighing 12–22 kg, with a diameter of VSD based
on echocardiography examination of between 4–7 mm. The closure of VSD using minimally invasive
transthoracic under TEE guiding through mini-sternotomy is shown as a safe and effective procedure as it
provides very useful information during the intraoperative period.
Korespondensi: Fredi Heru Irwanto, dr., SpAn, Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif Rumah Sakit Umum Pusat
dr. Mohammad Hoesin Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang, Jl. Jenderal Sudirman Km 3,5 Palembang,
Tlpn. 0711-369791, Email fhaeroo.dr@gmail.com
digunakan. Setelah mendapatkan lokasi dan lahan sampai melewati defek. Setelah occluder
posisi secara perpendikular dengan panduan device melewati defek, salah satu piringan
TEE, ahli bedah kemudian memasang jahitan dikembangkan dengan cara menahan occluder
pursue string di sekitar lokasi tusukan. Dinding device dan menarik delivery sheath perlahan-
bebas ventrikel kanan ditusuk menggunakan lahan. Setelah satu piringan menempel pada
trokar ukuran 18 G, kemudian flexible septum ventrikel sebelah kiri, kemudian
hyperechogenic guide wire dimasukkan secara delivery sheath ditarik perlahan-lahan sampai
perlahan melalui trokar dan didorong ke arah piringan yang lain menempel di septum
defek VSD dengan panduan TEE. Setelah guide ventrikel sebelah kanan.
wire melewati defek, kemudian trokar dicabut. Setelah semua piringan dari occluder device
Setelah trokar dicabut, dimasukkan double mengembang dan menutup sepenuhnya ahli
lumen delivery sheath dengan bantuan guide bedah kemudian menggerakkan benang pada
wire. Occluder device kemudian dimasukkan occluder device untuk menguji stabilitas okluder
melalui delivery sheath, didorong perlahan- dengan gerakan manuver berulang-ulang dan
memastikan bahwa okluder terpasang dengan Setelah dirawat selama lebih kurang lima hari
tepat sebelum delivery sheath dan guide wire pasien kemudian dapat dipulangkan.
ditarik keluar seluruhnya. Seluruh rangkaian
prosedur divisualisasi secara terus menerus Pembahasan
menggunakan TEE. Sebelum delivery sheath
ditarik keluar dievaluasi kembali apakah Penutupan defek VSD tanpa pintas jantung
terdapat residual shunt, regurgitasi pada paru dilaporkan pertama kali oleh Amin dan
katup aorta, dan letak device telah menutup menjadi pilihan yang dapat diterima di berbagai
pada defek dengan sempurna. Setelah evaluasi rumah sakit.6 Metode ini di Indonesia pertama
menyeluruh, benang pengikat device dilepas, kali dilakukan di Surabaya. Metode ini memiliki
seluruh delivery sheath dan guide wire ditarik banyak keuntungan antara lain: tidak terdapat
keluar dan dinding ventrikel kanan yang telah komplikasi potensial akibat pemakaian
dijahit dengan pursue string diikat, kemudian mesin cardiopulmonary bypass (CPB), trauma
dinding sternum dijahit, prosedur selesai. pembedahan minimal, lama perawatan lebih
Berdasar atas keseluruhan pasien yang singkat, dan insisi pembedahan lebih kecil
kami kerjakan pada periode November 2015, sehingga nyeri pascaoperasi lebih rendah
kami telah berhasil melakukan penutupan serta masa pemulihan lebih cepat.4-8 Suatu uji
VSD dengan minimally invasive transthoracic perbandingan terhadap 80 pasien di China
pada tiga orang pasien. Satu pasien setelah menunjukkan hasil jangka pendek metode
dilakukan evaluasi dengan TEE didapatkan minimal invasif lebih baik dibanding dengan
ukuran maksimal lebar defek lebih dari metode konvensional, meskipun untuk hasil
7 mm dan jarak subaortik rim (jarak dari jangka panjang efektivitas metode ini masih
katup aorta ke defek VSD) kurang dari 2 mm harus dikonfirmasi lebih lanjut.11
sehingga apabila dilakukan pemasangan Metode ini memiliki beberapa kelebihan
okluder akibat jarak subaortik rim yang terlalu dibanding dengan prosedur penutupan defek
dekat dapat mengganggu pada katup aorta perkutaneus, diantaranya: tidak ada akses
sehingga direncanakan dilakukan penutupan vaskular yang mengalami kerusakan akibat
VSD dengan pintasan jantung paru. pemasangan selongsong dan guide wire
Tiga orang pasien yang dilakukan seperti pada prosedur perkutaneus; occluder
pemasangan okluder dievaluasi menggunakan device mudah dikontrol dan dimanipulasi
TEE, tidak terdapat kelainan anatomis lain, selama prosedur dibanding dengan teknik
arah pintasan dari kiri ke kanan, dan tidak perkutaneus; dengan bantuan TEE prosedur
didapatkan regurgitasi pada katup aorta pada ini relatif aman dan tidak ada paparan radiasi
ketiga pasien ini sebelum dilakukan prosedur terhadap anak dan tenaga kesehatan yang lain
penutupan defek. Selama prosedur dilakukan dibanding dengan prosedur per kutaneus.5,6
keadaan hemodinamik stabil, Hasilnya tidak Prosedur ini masih belum ada evidence
didapatkan residual shunt, tidak terdapat base mengenai indikasi dan kontraindikasi
regurgitasi pada katup aorta, juga tidak pemilahan atau seleksi pasien preoperatif.
ditemukan blok irama jantung atau blokade Kami memilih pasien yang akan dilakukan
atrioventrikular selama dan setelah prosedur. tindakan ini dengan berat badan >5 kg,
Semua pasien diekstubasi di kamar operasi diameter VSD <10 mm, pengukuran subaortik
setelah prosedur pembedahan selesai, tidak rim >2 mm, dan tidak ada regurgitasi aorta
ada komplikasi perdarahan. Pasien kemudian karena keadaan ini berhubungan dengan
dipindahkan ke post anestesia care unit (PACU) potensi kegagalan prosedur dan komplikasi
dan dirawat di bangsal. Satu hari setelah pascaoperasi meningkat.
dirawat di bangsal, kemudian dilakukan Pemeriksaan TEE pada penutupan defek
evaluasi ulang dengan TTE, tidak didapatkan VSD digunakan untuk menentukan jumlah
dislokasi okluder, trombosis, blok irama dan lokasi defek, fungsi ventrikel, ada atau
jantung, ataupun regurgitasi pada katup aorta. tidak ada dan beratnya prolaps, regurgitasi
katup aorta, ada atau tidak ada dan beratnya tersebut meminimalkan efek samping akibat
regurgitasi trikuspid, fraksi pintasan dan pemakaian pintas jantung paru, luka operasi
kelainan kongenital lain.9,12 dan nyeri pascaoperasi yang minimal, waktu
Beberapa hal yang berperan penting pada perawatan lebih singkat, serta terhindar dari
prosedur ini adalah, pertama peranan TEE penggunaan radiasi seperti pada penutupan
sebagai monitor yang aman, efektif terutama defek yang menggunakan metode perkutaneus.
saat penentuan arah dan posisi defek secara Penggunaan TEE memberikan informasi yang
perpendikular, pendorongan guide wire dan sangat berguna selama prosedur berlangsung,
delivery sheath sampai terpasangnya device selain memberikan visualisasi secara terus
menutup defek; kedua, pemilihan ukuran dan menerus selama prosedur berlangsung, TEE
tipe okluder sangat penting untuk penutupan juga mengevaluasi ada tidaknya residual
defek secara lengkap dan menghindari gejala pintasan, gangguan yang mungkin terjadi pada
sisa yang dapat membahayakan. Ukuran katup aorta, serta menilai penempatan device.
device yang terlalu besar dapat menyebabkan
regurgitasi katup dan blokade atrioventrikular, Daftar Pustaka
sementara jika okludernya terlalu kecil
berpotensial menyebabkan residual shunt dan 1. Li F, Chen M, Qiu ZK, Lu J, Wu WH. A new
kesalahan penempatan okluder. minimally invasive technique to occlude
Prosedur yang kami lakukan, pengukuran ventricular septal defect using an occluder
diameter maksimal defek dengan TEE device. Ann Thorac Surg. 2008;85:1067–
memberikan hasil yang lebih akurat dibanding 71.
dengan TTE. Selain itu, TTE juga tidak dapat 2. Holoshitz N, Kenny D, Hijazi ZM. Hybrid
menampilkan struktur yang berdekatan interventional procedures in congenital
dengan defek sebaik pada tampilan TEE.10 Satu heart disease. MDCVJ. 2014;2:93–8.
pasien tidak dapat kami lanjutkan prosedur 3. Lin K, Zhu D, Tao K, Gan C, Tang H, Feng
penutupan defek dengan metode ini karena Y, dkk. Hybrid perventricular device
setelah dilakukan evaluasi menggunakan closure of doubly committed subarterial
TEE, didapatkan defek yang cukup besar ventricular septal defects: mid-term
dan jarak subaortic rim yang terlalu dekat. results. Catheter Cardiovasc Interv.
Informasi ini tidak kami dapatkan melalui 2013;82:225–32.
TTE pada periode preoperatif; ketiga, 4. Liang X, Qian T, Lei F, Ruan F, Sun J, Peng
kerjasama tim merupakan salah satu kunci X, dkk. Intraoperative device closure or
keberhasilan dalam menjalankan prosedur perimembranous ventricular septal defect
ini. Saat ahli bedah melakukan rangkaian with transthoracic minimal invasion. Sch J
prosedur, komplikasi yang dapat terjadi App Med Sci. 2016;4(10D):3846–9.
adalah gangguan irama jantung yang dapat 5. Bai W, An Q, Tang H. Application of
menyebabkan ketidakstabilan hemodinamik. transesophageal echocardiography in
Kondisi euvolume dan anestesi yang adekuat minimally invasive surgical closure of
dapat meminimalisir komplikasi ini. Selain itu, ventricular septal defects. Tex Hearts Inst
visualisasi secara terus menerus melalui TEE J. 2012;39(2):211–4.
dengan informasi yang akurat memudahkan 6. Sun Y, Zhu P, Zhou P, Guo Y, Zheng
ahli bedah melakukan prosedur ini. SY. Intra-operative device closure of
perimembranous ventricular septal
Simpulan defect without cardiopulmonary bypass
under guidance of trans-epicardial
Penutupan VSD memakai metode minimally echocardiography: a single center
invasive transthoracic dengan panduan TEE experience. J Cardiothoracic Surg.
melalui mini sternotomi merupakan prosedur 2016;11:87.
yang sangat aman dan efektif. Metode 7. Quansheng X, Silin P, Zhongyun Z, Youbao
R, Shengde L, Qian C, dkk. Minimally 10. Zhang GC, Chen Q, Chen LW, Cao H,
invasive perventricular device closure of Yang LP, Wu XJ, dkk. Transthoracic
an isolated perimembranous ventricular echocardiographic guidance of minimally
septal defect with a newly designed invasive perventricular device closure
delivery system : preliminary experience. J of perimembranous ventricular septal
Thorac Cardiovasc Surg. 2009;137:556–9. defect without cardiopulmonary bypass:
8. Zang GC, Chen Q, Cao H, Chen LW, Yang LP, initial experience. Euro Heart J Cardiovasc
Chen DZ. Minimally invasive perventricular Imaging. 2012;13:739–44
device closure of ventricular septal 11. Yang XC, Liu DB. Minimally invasive
defect in infants under transthoracic perventricular device closure of
echocardiographic guidance: feasibility ventricular septal defect: a comparative
and comparison with transesophageal study in 80 patients. Chinese Med Sci J.
echocardiography. Cardiovascular 2014;29(2):98–102.
Ultrasound. 2013;11:1–8. 12. Sidebotham D, Merry AF, Legget ME,
9. Parmana IMA. Perioperative Edwards ML. Practical perioperative
transesophageal echocardiography (TEE), transesophageal echocardiography,with
interpetasi dan panduan klinis. Jakarta: critical care echocardiography, Edisi ke-2.
Aksara Bermakna; 2013. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2011.
ABSTRACT
Fruit consumption will decrease cardiovascular heart disease risk. Some fruits have the
ability to prevent cardiovascular heart disease namely pome, apple, and tomato. Those
fruits are containing antioxidants, especially flavonoid. The working mechanism of
bioactive substances contained in the fruits can prevent heart disease. Some of the
working mechanisms of bioactive substances are decreasing of blood cholesterol level,
preventing blood clotting and preventing plaque deposit on blood vessel. The attempt in
introducing and promoting the benefit of fruit forheart disease prevention to society is
done continually through many kind of information media so fruits benefit to health can
spread widely.
ABSTRAK
Konsumsi buah akan menurunkan risiko penyakit jantung. Beberapa buah memiliki
kemampuan untuk mencegah penyakit jantung. Buah yang memiliki kemampuan
mencegah penyakit jantung antara lain delima, apel, dan tomat. Buah-buah tersebut
mengandung zat antioksidan, terutama kandungan flavonoid. Mekanisme kerja zat
bioaktif yang terkandung dalam buah-buahan dapat mencegah penyakit jantung.
Beberapa mekanisme kerja zat bioaktif yang ada antara lain penurunan kadar kolesterol
darah, mencegah penggumpalan darah, dan mencegah timbunan plak pada pembuluh
darah. Upaya pengenalan dan promosi untuk masyarakat tentang manfaat buah sebagai
pencegahan penyakit jantung, dilakukan secara kontinyu melalui berbagai media
informasi, sehingga informasi khasiat buah utuk kesehatan semakin luas.
PENDAHULUAN
WHO menyatakan penyakit kardiovaskular disebabkan oleh gangguan jantung
dan pembuluh darah. Penyakit kardiovaskular antara lain penyakit jantung koroner,
penyakit serebrovaskular, hipertensi, penyakit arteri perifer, penyakit jantung rematik,
penyakit jantung bawaan dan gagal jantung. WHO menyatakan penyakit kardiovaskular
merupakan penyebab kematian no 1 di dunia dari 31 % kematian global. Sebesar 7,4
juta karena jantung koroner dan 6,7 juta karena stroke, dialami oleh penduduk dunia.
Efek adanya peningkatan tekanan darah, glukosa darah, lipid darah, dan kelebihan berat
badan dan obesitas semakin meningkatkan kejadian penyakit kardiovaskular. Sebagian
besar penyakit kardiovaskular dapat dicegah. Upaya pencegahan, dengan penghentian
penggunaan tembakau, pengurangan garam dalam diet, mengkonsumsi buah-buahan
dan sayuran, aktivitas fisik secara teratur dan menghindari minum alkohol (Roger et al,
2014).
Penyakit jantung kononer dan penyakit gagal jantung merupakan penyakit
jantung yang sering ditemui di Indonesia. Penyakit jantung koroner adalah
penyempitan pembuluh darah koroner sehingga otot jantung kekurangan darah. Hasil
Riskesdas 2013, prevalensi jantung koroner berdasarkan diagnosis dokter ada 0,5 %.
Secara klinis, penyakit jantung koroner ditandai nyeri dada di kiri depan, dada terasa
tertekan, tidak nyaman ketika mendaki, kerja berat berjalan cepat, berjalan jauh, akan
hilang ketika menghentikan aktifitas/istirahat. Gejala jantung koroner ditemukan ada 1
%. Gagal Jantung merupakan fungsi jantung yang melemah ketika memompa darah
yang cukup ke seluruh tubuh ditandai dengan sesak nafas pada saat beraktifitas atau
saat tidur terlentang tanpa bantal atau tungkai bawah membengkak. Gagal jantung ada
0,13 % dan gejala gagal jantung ada 0,17 % (Kemenkes, 2014).
WHO (2015), untuk mengurangi risiko penyakit jantung, minimal 400 g (5 porsi)
dari buah-buahan dan sayuran sehat, dan membantu memastikan asupan harian yang
cukup serat makanan. Kentang, ubi jalar, ubi kayu dan akar bertepung lainnya tidak
diklasifikasikan sebagai buah atau sayuran. Namun saat ini masyarakat lebih banyak
mengkonsumsi makanan tinggi energi, lemak, gula atau garam, dan kurang
mengkonsumsi buah, sayuran dan serat makanan seperti biji-bijian. Sayur dan buah
mengandung antioksidan yang tinggi, makanan sehat mengandung buah-buahan,
sayuran, kacang-kacangan dan biji-bijian (misalnya jagung, millet, gandum, gandum,
beras merah). Dan Sangita (2013), konsumsi buah dan sayuran akan menurunkan
risiko dari obesitas, diabetes, hipertensi, dan penyakit kardiovaskular.
American Heart Asociation(2012) menyatakan, dari data NHANES 2005 – 2008,
perilaku masyarakat Amerika mengkonsumsi buah berkisar 1,1 – 1,8 porsi per-hari, dan
mengkonsumsi sayuran 1,3-2,2 porsi per-hari. Sedangkan remaja 5-9 tahun
mengkonsumsi buah 1,5 porsi, remaja 10-14 tahun 1,3 porsi, dan remaja 15-19 tahun
0,9 porsi. Setiap porsi harian buah-buahan mengurangi risiko penyakit jantung sebesar
4%.
Hasil penelitian pada wanita, ditemukan adanya hubungan antara konsumsi
buah dan sayur dengan kejadian gagal jantung, dimana semakin banyak mengkonsumsi
buah dan sayur maka semakin kecil peluang wanita mendapatkan gagal jantung (RR
0,81 (95% CI 0,68-0,97). Sangita (2013), menemukan konsumsi sayuran dapat
menurunkan risiko penyakit jantung iskemik pada laki-laki dan perempuan. Asgary et al
(2013), Beberapa kelompok makanan dan suplemen telah direkomendasikan untuk
mencegah penyakit jantung koroner (PJK) pada wanita. Kelompok makanan (biji-bijian,
buah-buahan, sayuran, ikan, kacang-kacangan, dan kedelai) dan suplemen (pitosterol,
antioksidan, asam folat, dan vitamin B-kompleks).
Kailaku dkk, (2007), buah mengandung antioksidan, yang merupakan molekul
yang sangat penting yang bertindak sebagai pemusnah radikal bebas. Antioksidan
bekerja menangkap radikal bebas dan melepaskan elektronnya sendiri, sehingga
mencegah oksidasi oleh radikal bebas yang dapat merusak molekul-molekul lain.
Bendinelli et al (2011), sampel wanita Itali, menunjukkan adanya penurunan risiko
pada penyakit jantung dengan mengkonsumsi sayuran berdaun. Hubungan terbalik
antara peningkatan konsumsi sayuran berdaun dengan gejala penyakit jantung.
Kebiasaan konsumsi harian total sayuran adalah 188,7 - 99,9 g/hari, konsumsi harian
buah total adalah 351,8 - 207,8 g/hari. Konsumsi sayuran dan buah mengandung zat
antioksidan dan vitamin C yang secara signifikan dapat menurunkan peroksidasi lipid
yang berdampak terhadap patogenesis aterosklerosis. Bhupathiraju et al (2013),
asupan buah dan sayuran dalam kaitannya dengan insiden penyakit jantung koroner
(PJK). Konsumsi sayur dan buah terutama sayur yang berdaun hijau, jeruk, yang
mengandung beta karoten dan vitamin C yang tinggi akan menurunkan risiko penyakit
jantung. Kobylecki et al (2015),asupan buah dan sayuran yang tinggi vitamin C
menurunkan risiko penyakit jantung iskemik dan semua penyebab kematian.
PEMBAHASAN
Dalam tulisan ini, akan dibahas beberapa buah yang dapat dikonsumsi untuk
pencegahan penyakit jantung,antara lain delima, apel, dan tomat.
Delima
Susanto (2013), buah delima memiliki kandungan polifenol, flavonoid, tannin,
kalium, sodium, vitamin B1, Vitamin B2, vitamin B3 dan vitamin C. Sudjijo (2014)
menyatakan kandungan 100 gr buah delima terdiri dari air 78 g, protein 1,6 g, lemak 0,1
g, karbohidrat 14,5 g, dan mineral 0,7 g, gula inversi 20 %, glukosa 5-10 %, asam sitrat
0,5-3,5 %, dan vitamin C 14 mg.Lusitia (2011), kandungan gizi buah delima antara lain
energi 346 kj, karbohidrat 18,7 g, gula 13,7 g, diet serat 4 g, lemak 1,2 g, protein 1,7 g Vit
B1 0,07 mg, Vit B2 0,05 mg, Vit B3 0,29 mg, Vit B5 0,38 mg, Vit B6 0,08 mg, Vit B9 38 mg,
Vit C 10 mg, Kalsium 10 mg, besi 0,30 mg, magnesium 12 mg, fosfor 36 mg, kalium 236
mg, seng 0,35 mg. Hadisaputra (2011), delima mengandung ion kalium, vit A, vit C, vit E,
asam folic, dan zat tanin. Antioksidan dimiliki delima 3 kali lipat daripada wine dan teh
hijau.
Basu and Penugonda (2009), buah delima memiliki kemampuan mengurangi lesi
ateroskelerotik, menurunkan peroksidasi lipid pada penderita diabetes tipe 2, dan
kardioprotektif. Asgary et al (2014) hasil penelitian menemukan delima mengandung
zat antioksidan dan bioaktif polifenol bioaktif . Berkaitan dengan kesehatan jantung,
delima dapat menurunkan kadar lipid dan tekanan darah tinggi serta mencegah
inflamasi pada sel endotel. Ropacki (2013), Ekstrak buah delima 2 g selama 6 minggu,
dapat meningkatkan kondisi syaraf pasien setelah operasi jantung iskemik. Kobylecki et
al (2015), ekstrak kulit buah delima memiliki kemampuan menurunkan efek
cardiodepressent dimana menurunkan tekanan pada jantung dikarenakan adanya
ventrikel kiri yang berkembang. Latifipour (2013), pemberian ekstrak kulit delima
dapat meningkatkan kemampuan mitokondria dan meningkatkan enzim yang
mendukung metabolismejantung.
Susanto (2013), kerja zat aktif di delima meningkatkan daya tahan tubuh,
menurunkan kolesterol, menurunkan tekanan darah, melawan radikal bebas yang dapat
merusak sel-sel, sehingga delima mampu melindungi jantung.Saraswati (2013)
menyatakan setiap 100 gram biji delima mengandung kalium 259 mg/gr. Dan
pemberian 8 ons jus buah delima selama 3 bulan pada 45 pasien jantung iskemia,
menunjukkan kondisi yang lebih baik.
Apel
Boyer and Liu (2004), menyatakan kandungan Quercetin glikosida, 13,2 mg /
100 g buah; vitamin C, 12,8 mg / 100 g buah; procyanidin B, 9,35 mg / 100 g buah; asam
chlorogenic, 9,02 mg / 100 g buah; epicatechin, 8.65 mg / 100 g buah; dan glikosida
Phloretin, 5,59 mg / 100 g buah [46]. Hadisaputra (2011) menyatakan satu porsi apel
terdapat kalium, pectin, selulosa, flavonoid dan asam D-glucaric.
Saraswati (2013) menyatakan jantung mampu menurunkan risiko kematian
pada penderita penyakit jantung koroner dan gangguan kardiovaskular. Kandungan
apel yang berkaitan dengan pencegahan penyakit jantung adalah kandungan flavonoid
yang disebut Quacetin. Quacetin ini memiliki kemampuan sebagai antioksidan yang
akan menurunkan kolesterol LDL dalam pembuluh darah. Selain itu juga mengandung
pectin merupakan serat larut yang menurunkan kolesterol (Lusita, 2011). Hadisaputra
(2011) menyatakan apel mengandung antioksidan yang menurunkan kadar kolesterol
LDL dan menaikan HDL, sehingga memiliki daya pencegahan penyakit jantung.
Boyer and Liu (2004), juga menyatakan beberapa penelitian membuktikan efek
konsumsi apel terhadap penurunan risiko kejadian penyakit kardiovaskular. Pada
wanita, 13-22 % penurunan risiko penyakit kardiovaskular. Hal ini karena apel
mengandung berbagai phytochemical, termasuk quercetin, catechin, phloridzin dan asam
chlorogenic, yang semuanya merupakan antioksidan kuat. Konsentrasi antioksidan di
kulit lebih tinggi daripada di daging apel. Kulit apel mengandung 2-6 kali senyawa
fenolik daripada dalam daging, dan 2-3 kali lebih zat flavonoid dalam kulit
dibandingkan dengan daging. Adanya penurunan peroksidasi lipid lebih tinggi ketika
memakan kulit apel daripada daging apel. Zat procyanidins, epicatechin dan catechin,
memiliki aktivitas antioksidan yang kuat dan menghambat oksidasi low density
lipoprotein (LDL).Quercetindalam apel merupakan antioksidan yang kuat, memiliki efek
protektif potensi terhadap penyakit jantung. Tajoda et al (2013) menemukan bahwa
konsumsi apel dengan lemon akan meningkatkan kemampuan untuk menurunkan
kolesterol LDL dan menaikkan HDL.Dan Nouri and Rezapour (2011), konsumsi apel
menghambat peroksidasi lipid dan menurunkan kolesterol LDL dan trigliserida serta
meningkatkan HDL.
Baluja and Kaur (2013) menyatakan apel sebagai sumber kaya flavonoid yang
mengandungquercetin,proanthocyanidins, anthocyanin dan kandungan pektin
menurunkan tekanan darah, meningkatkan kemampuan endotelia, enzim yang
menghambat angiostensin, mencegah oksidasi LDL dan meningkatkan HDL, mencegah
aterosklerosis dan berdampak pada kesehatan jantung.
Tomat
Nama lain tomat adalah Solanum lycopersicumL. Salah satu zat aktif yang
terkandung dalam buah tomat adalah golongan bioflavonoid termasuk likopen dan α
dan ß-karoten. Kandungan senyawa lain dalam buah tomat di antaranya solanin (0,007
%), saponin, asam folat, asam malat, asam sitrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan
histamin (Canene-Adam, et al, 2004). Adanya antiinflamasi dan antioksidan dari
lycopene dalam tomat, menyebabkan mengkonsumsi tomat beserta olahannya dapat
melindungi jantung (Bohm, 2012).Likopen atau yang sering disebut sebagai α-karoten
adalah suatu karotenoid pigmen merah terang yang banyak ditemukan dalam buah
tomat dan buah-buahan lain yang berwarna merah. Novita dkk (2015) Semakin merah
warna tomat semakin banyak mengandung likopen, dan semakin tidak segar buah
tomat semakin menurun kadar likopen. Likopen dalam tomat semakin mudah diserap
oleh tubuh setelah mengalami pengolahan.
Pereira et al (2015) menemukan efek pemberian tomat terhadap jantung tikus,
adanya pengecilan atrium kiri, hidroperoksida lipid lebih rendah, dan mengurangi
stress oksidatif, peningkatan fungsi diastolic. Lusita (2011) menurunkan risiko
pencegahan penggumpalan darah 72 % ketika mengkonsumsi 1 buah tomat tanpa
membuang bijinya.Duttaroy (2007), tomat memiliki efek kardioprotektif dengan
menghambat agregasi platelet atau aktifitas antiplatelet. Nutrisi antioksidan dalam
tomat, akan memperlambat atrosklerosis dengan peningkatan degradasi LDL,
mencegah pembentukan sel busa dan plak aterosklerosis. Kandungan likopen dalam
tomat, menekan sintesis kolesterol. Bhowmik et al (2013), tomat dan produk tomat
dapat mengurangi risiko penyakit kardiovaskular karena lycopene di dalamnya. Tomat,
akan mencegah pengerasan pembuluh darah. Vitamin E dan lycopene dalam tomat
mencegah oksidasi LDL secara efektif.
Upaya pengenalan dan promosi untuk masyarakat tentang manfaat buah sebagai
pencegahan penyakit jantung, dilakukan secara kontinyu melalui berbagai media
informasi, sehingga informasi khasiat buah utuk kesehatan semakin luas. Sangita
(2013) adanya upaya untuk meningkatkan proporsi pendudukan yang mengkonsumsi 2
atau lebih prosi buah dan sayuran dengan nilai sosial, lingkungan, dan pemasaran buah
dan sayuran.Beberapa cara sebagai upaya peningkatan konsumsi buah antara lain,
selalu menyertakan buah dalam setiap frekuensi makan, memakan buah-buahan segar
sebagai makanan ringan, memakan buah-buahan segar sesuai musim buah yang ada,
dan memakan makanan olahan dari buah-buahan.
KESIMPULAN
1. Kandungan zat antioksidan dalam buah diperkirakan berkaitan dalam
pencegahan penyakit jantung.
2. Mekanisme kerja zat bioaktif yang terkandung dalam buah-buahan dapat
mencegah penyakit jantung. Beberapa mekanisme kerja zat bioaktif yang ada
antara lain penurunan kadar kolesterol darah, mencegah penggumpalan
darah,dan mencegah timbunan plak pada pembuluh darah.
SARAN
Upaya pengenalan dan promosi untuk masyarakat tentang manfaat buah sebagai
pencegahan penyakit jantung, dilakukan secara kontinyu melalui berbagai media
informasi, sehingga informasi khasiat buah untuk kesehatan semakin luas. Dan upaya
menjadikan buah dan sayur sebagai makanan pilihan utama untuk dikonsumsi setiap
hari.
DAFTAR PUSTAKA
Asgary S., Sahebkar A., Afshani M.R., Keshvari M., Haghjooyjavanmard S., Kopaei M.R.
2014. Clinical Evaluation of Blood Pressure Lowering, Endothelial Function
Improving, Hypolipidemic and Anti-Inflammatory Effects of Pomegranate Juice in
Hypertensive Subjects. Phytotherapy Research Vol. 28, Issue 2, pages 193–199.
Baluja Z And Kaur S. 2013. Antihypertensive Properties Of An Apple Peel -Can Apple A Day
Keep A Doctor Away. Bulletin Of Pharmaceutical And Medical Sciences ol.1.Issue.1
Bhupathiraju S.N.,Wedick N.M.,Pan A., Manson J.A.E, Rexrode K.M., Willett W.C, Rimm N
B, and Hu F.B. 2013. Quantity And Variety In Fruit And Vegetable Intake And Risk
Of Coronary Heart Disease. Am J Clin Nutr
`
Bhowmik D., Kumar K.P.S., Paswan S., Srivastava S. 2012.Tomato-A Natural Medicine and
Its Health Benefits. Journal of Pharmacognosy and Phytochemistry Vol.1 No.1 : 33
Bohm V. 2012. Lycopene and heart health. Molecular Nutrition & Food Research. Volume
56, Issue 2, pages 296–303
Boyer J. and Liu R.H. 2004. Apple Phytochemicals and their Health Benefit. Nutrition
Journal 3:5
Canene-Adams K., Clinton, S. K., King, J. L., Lindshield, B. L., Wharton C., Jeffery, E. &
Erdman, J. W. Jr. 2004. The Growth Of The Dunning R-3327-H Transp Lantable
Prostate Adenocarcinoma In Rats Fed Diets Containing Tomato, Broccoli,
Lycopene, Or Receiving Finasteride Treatment. FASEB J. 18: A886 (591.4).
Eyres L., Eyres M.F.,Chisholm A., Brown R.C. 2016.Coconut Oil Consumption And
Cardiovascular Risk Factors In Humans.Nutrition ReviewsVol 74 267-280
Kailaku K.I, Dewandari K.T. dan Sunarman. Potensi Likopen Dalam Tomat Untuk
Kesehatan. Buletin Teknologi Pascapanen Pertanian Vol. 3 2007
Kobylecki C. J., Afzal S., Smith G.D., and Nordestgaard B.G. 2015. Genetically High Plasma
Vitamin C, Intake of Fruit and Vegetables, and Risk Of Ischemic Heart Disease and
All-Cause Mortality: A Mendelian Randomization Study. Am J Clin Nutr;101:1135–
43.
Lusita S. 2011. Aneka Resep Sehat dan Lezat untuk Jus Panjang Umur. Yogyakarta :
Penerbit Araska
Novita M., Satriana, dan Hasmarita E . 2015. Kandungan Likopen Dan Karotenoid Buah
Tomat (Lycopersicum Pyriforme) Pada Berbagai Tingkat Kematangan: Pengaruh
Pelapisan Dengan Kitosan Dan Penyimpanan Jurn Al Teknologi Dan Industri
Pertanian Indonesia – Vol. ,7 No. 1
Nouri M.K. and Rezapour A.K. 2011. Effect of Apple (Malus domestica) Supplementation
on Serum Lipids and Lipoproteins Level in Cholestrol-Fed Male Rat. Middle-East
Journal of Scientific Research 9 (6): 744-748
Pereira B.L.B, Arruda F.C.O, Reis P.P, Felix T.F., Santos P.P, Rafacho R.P., Gonçalves A.F.,
Claro R.T., Azevedo P.S., Polegato B.F., Okoshi K., Fernandes, Paiva S.R.A., Zornoff
L.A.M. and Minicucci M.F. 2015. Tomato (Lycopersicon esculentum)
Supplementation Induces Changes in Cardiac miRNA Expression, Reduces Oxidative
Stress and Left Ventricular Mass, and Improves Diastolic Function. Nutrients7 (11),
9640-9649
Ropacki S.A.,Patel S.M, and Hartman H.M. 2013. Pomegranate Supplementation Protects
against Memory Dysfunction after Heart Surgery: A Pilot Study. Evidence-Based
Complementary and Alternative Medicine
Saraswati N.P. 2013. Terapi 7 Penyakit Paling Berbahaya dengan 12 Buah Paling
Berkhasiat. Yogyakarta : IN AzNa Books
Sudjijo. 2014. Sekilas Tanaman Delima Dan Manfaatnya. Balai Penelitian Tanaman Buah
Tropika
Susanto D.B. 2014. Resep Jus Buah dan Sayur. Jakarta : Cemerlang Publishing