Anda di halaman 1dari 6

Nama : Siti Fatmawati

Nim : 858036538
Semester : 7 ( tujuh )
Kode/ Makul : PDGK 4305/ Keterampilan Menulis

Modul 3 Paragraf
Kegiatan belajar 1 Pengertian dan Fungsi Paragraf

A. PENGERTIAN DAN FUNGSI PARAGRAF


1. Pengertian Paragraf
Paragraf adalah suatu bentuk pengungkapan gagasan yang terjalin dalam rangkaian beberapa
kalimat. Kalimat-kalimat dalam suatu paragraf memperlihatkan kesatuan pikiran yang mempunyai
keterkaitan dengan suatu topik. Paragraf hanya ada dalam ragam bahasa tulis, sedangkan diragam
bahasa lisan tidak ada paragraf. Istilah lain paragraf adalah alenia.

2. Fungsi Paragraf
Menurut Djago Tarigan, ada 7 (tujuh) fungsi paragraf, yaitu:
1. Sebagai penampung dari sebagian kecil jalan pikiran atau ide pokok keseluruhan karangan
2. Memudahkan pemahaman jalan pikiran atau ide pokok pengarang
3. Alat bagi pengarang untuk mengembangkan jalan pikiran secara sintematis
4. Pedoman bagi pembaca untuk mengikuti dan memahami alur pikian pengarang
5. Sebagai penyampai pikiran atau ide pokok pengarang kepada pembaca
6. Sebagai penanda bahwa pikiran baru dimulai
7. Dalam rangka keseluruhan karangan, paragraf dapat berfungsi sebagai pengantar, transisi,
dan penutup karangan.

B. PENANDA DAN STRUKTUR PARAGRAF


1. Penanda Paragraf
Sebuah paragraf dapat ditandai dengan memulai kalimat pertama agak menjorok ke
dalam, kira-kira lima ketukan mesin ketik atau tab (indentation) mesin komputer, dan dapat
juga dengan memberi jarak yang agak renggang dari paragraf sebelumnya ke paragraf
susudahnya.
2. Struktur Paragraf
Struktur paragraf dibangun setidak-tidaknya atas dua unsur utama, yaitu:
a. Kalimat topik
Kalimat topik adalah kalimat yang berisi topik yang dibicarakan pengarang.
Ciri-ciri kalimat topik :
 Mengandung permasalahan yang potensial untuk diperinci dan diiraikan lebih lanjut;
 Merupakan kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri
 Mempunyai arti yang cukup jelas tanpa harus dihubungkan dengan lain;
 Dapat dibentuk tanpa bantuan kata sambung atau frase transisi
b. Kalimat transisi
Transisi adalah mata rantai penghubung antar kalimat dalam paragraf atau antar paragraf
dalam suatu wacana. Transisi dapat berupa kata atau kelompok kata (fase). Jenis- jenis
transisi (transisi kelanjutan, urutan waktu, klimaks, perbandingan, kontras, jarak, ilustri,
sebab akibat, kondisi, simpulan).
c. Kalimat penjelas atau pengembang
Yaitu beberapa kalimat yang menjelaskan atau mengembangkan lebih lanjut kalimat
topik. Ciri-ciri kalimat penjelas atau pengebang adalah;
 Sering merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendir (dari segi arti)
 Arti kalimat ini kadang-kadang baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lain
dalam satu paragraf.
 Pembentukannya sering memerlukan bantun kata sambung atau frase transisi.
 Isinya berupa rician, keterangan, contoh, dan data tambahan lain yang bersifat
mendukung kalimat optic.
d. Kalimat penjelas
Kalimat penegas adalah unsur paragraf yang keempat, selain kalimat topik, kalimat
penjelas dan transisi.
Dua fungsi kalimat penegas, yaitu :
1. Sebagai pengulang atau menegaskan kembali kalimat topik
2. Sebagai daya tarik untuk pembaca untuk dapat segera menemukan maksud penulis.
C. SYARAT PARAGRAF
Sebuah paragraf yang baik mempunyai 3 (tiga) syarat, yaitu:
1. Kesatuan
Kesatuan (kohesi) paragraf hanya mengandung satu gagasan utama yang diikuti oleh
beberapa kalimat penjelas.
2. Kepaduan
Kepaduan (koherensi) paragraf terjalinnya rangkaian rangkaian kalimat secara baik, logis,
bersistem, teratur, dan saling berkaitan. Penyusunan sebuah paragraf harus dibangun melalui
kalimat-kalimat yang logis, bersistem, teratur dan saling berkaitan. Saranan pengaitan dalam
paragraf yang ditulis, meliputi; penggantian, pengulangan, dan penghubung kalimat.
3. Kelengkapan
Kelengkapn paragraf ditandai dengan kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk menunjang
kejelasan kalimat topik.

Kegiatan Belajar 2 Jenis-Jenis Paragraf


A. POSISI PARAGRAF DALAM KARANGAN
Berdasarkan letak atau posisi paragraf dalam sutau karangan, jenis paragraf dapat
dibedakan menjadi:
1. Paragraf pengantar atau pembuka yang berfungsi mengantarkan pembaca pada pokok
persoalan yang akan dikemukakan.
2. Paragraf pengembang atau penghubung yang berfungsi menyampaikan pokok pikiran penulis
3. Paaragraf penutup yang berisi simpulan dari apa yang telah dibicarakan atau di uraikan
sebelumnya.

B. POSISI KALIMAT TOPIK


Berdasarkan letak atau posisi kalimat topiknya, jenis paragraf dapat dibedakan menjadi 4,
yaitu :
1. Paragraf deduktif, kalimat topik terletak diawal paragraf yang kemudian diikuti oleh
beberapa kalimat penjelas.
2. Paragraf induktif, kalimat topik terletak diakhir pargraf yang sebelumnya dipenuhi kalimat-
kalimat penjelas
3. Paragraf deduktif/ induktif atau paragraf campuran, kalimat topik terletak diawal dan diakhir
paragraf
4. Paragraf penuh kalimat topik, semua kalimat yang membangun paragraph sama pentingnya
sehingga tidak satupun kalimat yang khusus

C. TEKNIK PEMAPARANPENGEMBANGAN PARAGRAF


Berdasarkan teknik pemaparan pengembangan paragraf dalam satu karangan ini, paragraf
dibedakan menjadi 5, yaitu:
1. Paragraf argumentatif
Berisi pembuktian untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain agar mereka itu
percaya dan akhirnya bertindak sesuai keinginan pembicara.
2. Paragraf deskriptif
Berisi perincian-perincian secara detail dari objek yang ditulisnya.
3. Paragraf naratif
Berisi kisahan atau cerita tentang kejadian atau peristiwa yang dialami oleh tokoh.
4. Paragraf ekspositoris
Berisi uraian pokok pikiran yang dapat memperluas pengetahuan seseorang. Paragraph ini
bertujuan untuk memberikan informasi, penjelasan, keterangan atau pemahaman tentang
suatu objek.
5. Paragraf persuasif
Berisi bujukan atau himbauan agar seseorang yakin, tergiur, dan tertarik untuk mengikuti
kemauan penulis.

D. PENGEMBANG PARAGRAF
Berdasarkan pengembangan paragraf, jenis paragraf dapat dibedakan menjadi 8, yaitu:
1. Paragraf perbandingan
Berisi perbandingan dua hal atau lebih.
2. Paragraf pertanyaan
Kalimat topik dijelaskan lebih lanjut dengan kalimat tanya.
3. Paragraf sebab akibat
Berisi keterangan suatu kejadian atau peristiwa yang menimbulkan akibat tertentu dari sebab
yang ada.
4. Paragraf contoh
Berisi penjelasan sesuatu secara luas dengan disertai contoh-contoh nyata.
5. Paragraf perulangan
Kalimat topik dapat dikembangkan lebih lanjut dengan pengulangan kata, pengulangan
kelompok kata, atau pengulangan bagian-bagian kalimat yang dianggap penting.
6. Paragraf definisi
Berisi keterangan tentang konsep dan kriteria untuk menjelaskan suatu pengertian.
7. Paragraf proses
Berisi uraian tentang proses atau urutan tindakan yang menghasilkan sesuatu.
8. Paragraf klasifikasi
Berisi pengelompokan hal-hal atau masalah yang mempunyai persamaan atau perbedaan.
Modul 4 Surat

Kegiatan Belajar 1 Seluk Beluk Surat


A. PENGERTIAN SURAT
Dalam kamus besar bahasa Indonesia( KBBI, 1999: 978), surat didefinisikan :
1. Sebagai kertas dan sebagainya yang bertulis ( berbagai-bagai isimaksudnya )
2. Secarik kertas dan sebagainya sebagai tanda atau keterangan kartu
3. Sesuatu yang ditulis, yang tertulis, tulisan. Berdasarkan ketiga pengertian tersebut,
ketiganya tentu dapat menjelaskan pengertian surat. Tetapi jika mengaitkannya dengan
surat dinas maka pengertian ketigalah yang lebih mengarah pada pengertian yang kita
maksud. Yunus (2002:6.3-6.4) menjelaskan surat adalah sehelai kertas atau lebih yang
didalamnya tertulis pesan, yang disajikan dalam format yang khas, yaitu format surat.

B. FUNGSI SURAT
Secara garis besar surat berfungsi sebagai sarana komunikasi tulis dalam konteks formal
yang didalamnya dapat berisi pemberitahuan, penghibur, peryataan, pertanyaan, penawaran,
penolakan, penjelasan, atau klarifikasi.
Yunus (2002;6.4) menjelaskan kelebihan-kelebihan surat dibanding dengan komunikasi
secara lisan, maka surat mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Wakil pribadi, kelompok atau suatu organisasi untuk berhadapan dengan kelompok atau
organisasi lain. Yang termasuk dalam fungsi ini adalah surat izin cutin surat antar
lembaga, surat antar organisasi masyarakat dan sebagainya.
2. Dasar atau pedoman untuk bekerja. Yang termasuk dalam fungsi ini adalh surat
keputusan, surat edaran, surat pemberitahuan, surat tugas, dan sebagainya.
3. Bukti tertulis otentik hitam diatas putih yang memiliki kekuatan hukum atau yuridis.
Yang termasuk dalam fungsi ini misanya surat jual beli ( akta ), kotrak kerja, surat wakaf,
pembagian warisan ( hibah ) dan sebagainya.
4. Alat pengingat atau arsip jka sewaktu-waktu diperlukan. Semua surat dinas memiliki
fungsi sebagai alat pengingat atau arsip.
5. Dokumen historis atau yang memiliki kesejarahan, misalnya untuk menelususri peristiwa
masa lalu. Misalnya, fungsi sebagaimana yang terdapat dalam surat akta kelahiran, atau
akta jual beli, akta pernikahan, surat keputusan, surat tugas, dan lain sebagainya.

C. BAGIAN-BAGIAN SURAT
Terdapat 16 bagia-bagian surat, yaitu :
1. Kepala Surat
Hal yang pertama yang membedakan surat dinas dengan surat pribadi adalah kepala
surat.
Secara umum, unsur-unsur yang terdapat dalam kepala surat sebagai berikut :
a. Logo atau lambang Instasi organisasi atau perusahaan
b. Nama kantor instansi organisasi perusahaan
c. Alamat kantor
d. Nomor kotak pos ( jika ada ) dan kode pos
e. Nomor telephone, faksimile, atau alamat email

2. Nomor surat
Menurut Yunus ( 2002;6.30 ) surat dinas mencantumkan nomor dan kode surat, kecuali
surat dinas yang di tulis oleh perseorangan. Nomor surat ini memiliki kegunaan bagi
pengirim dan penerima surat.
Bagi pengirim, nomor berguna untuk (1), proses pengaturan penyimpan atau pengarsipan
surat keluar; (2), proses pendokumentasian sehingga jika sewaktu-waktu diperlukan dapat
dilacak dengan mudah; dan (3), pelacakan jumlah surat keluar.
Sementara itu, bagi penerima surat, nomor surat dapat berguna sebagai acuan atau
rujukan dalam merespon surat atau medisposisikan surat tersebut kesebagian atau unit
lain yang terkait.
Penulisan nomor atau kode surat diatur dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Kata nomor atau disingkat No. Di ikuti tanda titik dua
b. Garis miring (/) yang digunakan dalam nomor dan kode surat tidak didahului dan di
ikuti spasi
c. Setelah angka tahun, tidak diikuti oleh tanda baca apapun
3. Tanggal, Bulan, dan Tahun Surat
Dalam hal penulisan surat, maka tanggal, bulan dan tahun pengiriman surat harus
dicantimkan, apalagi dalam hal penulisan surat dinas, pencantuman ini berfungsi sebagai
sarana untuk :
a. Memberitahukan penerima kapan surat itu dikirim
b. Memudahkan pelacakan kalau terjadi keterlambatan respon dari penerima surat
c. Memudahkan pengarsipan
d. Menjadi acuan dalam merespon atau menindak lanjutu surat tersebut.
4. Lampiran
Lampiran atau lamp adalah sesuatu yang melengkapi sebuah surat, misalnya jadwal,
makalah, brosur, biodata, atau dokumen lainnya.
Dalam penulisan lampiran, perhatikan hal-hal beriut ini :
a. Penyebutan adanya lampiran sebaiknya dicantumkan pada notasi lampiran dan isi
surat
b. Ketentuan diatas hanya berlakujika pada sebuah surat dilampikar sesuatu
c. Kata lampiran atau lamp. Diikuti oleh titik dua
5. Perihal
Perihal atau hal yang mencantumkan pokok atau inti persoalan yang akan disampikan
dalam sebuah surat dinas.
Rambu-rambu yang perlu diperhatikan dalam penulisan perihal, yakni :
a. Pokok atau initi surat ditulis secara singkat dan jelas yang dapat mencerminkan isi
sebuah surat
b. Kata hal atau perihal diikuti tanda baca titik dua
c. Huruf awal kata pertama isi hal ditulis dengan huruf kapital, sedangkan yang lainya
ditulis dengan huruf kecil jika kata-kata itu bukan merupakan nama
d. Isi hal tidak diikuti oleh tanda baca apapun
6. Alamat ( dalam ) Surat
Dalam menulis alamat surat, perhatikan hal-hal berikut :
a. Alamt tidak perlu diawali dengan kepada tetapi cukup ditulis yth.
b. Penggunaan singkat u.p.
c. Alamat surat tidak diikuti oleh tanda baca apapun
7. Salam pembuka
Salam pembuka merupakan sapan hormat penulis surat sebelum dia mengemukakan
persoalannya.
8. Isi surat
a. Bagian pembuka
b. Bagian isi
c. Bagian penutup
9. Salam penutup
Salam penutup ditempatkan setelah isi surat dan diikuti dengan tanda baca koma. Fungsi
salam penutup adalah untuk menunjukan keakaraban atau rasa hormat penulisnya
10. Jabatan, tanda tangan, cap, nama terang, dan nip
Sebuah surat resmi atau dinas di indonesia kususnya, dianggap sah jika di tanda tanganni
oleh orang yang namanya tercantum sebagai pengirim surat.
11. Tembusan
Tembusan digunakan untuk menunjukan bahwa ada pihak lain, baik instansi, unit
kerja,atau perseorangan yang juga perlu mengetahui tentang ihwal
12. Inisial
Inisial adalah kode pengrnal yang berupa singkatan nama pengonsep dan atau pengetik
surat. Fungsi penulisan inisial tentu saja untuk mengetahui orang yang mengonsep atau
mengetik surat atau mencari file dikomputer jika sipengosep surat kebetulan berhalangan
hadir sementara draf surat harus segera diperbaiki

D. KARAKTERISTIK BAHASA SURAT


Yang di maksud karakterrik bahasa surat dalam pembahasan ini adalah sebuah pirati
komuni kasi yang memungkinkan si penerima pesan dapat memahami maksud yang di
inginkan tanpa ketersinggungan,jelas,dan komunikatif persiapan dalam menulis surat agar
surat tersusun dengan baik mempersiapkan surat seperti; ( a ) menentukan sasaran surat “
siapa yang akan dikirimi surat ( b ) menetapkan materi surat “apa yang akan di kemukakan
dalam surat itu ( c ) menentukan maksud surat “ apakah tujuan pengiriman surat.
Secara umum surat resmi memiliki cici sebagai berikut. ( Yunus, 2002:6.7 )
1. Bahasa yang jelas artinya, bahasa yang di gunakan tidak memberi peluang untuk di
tafsirkan berbeda dari Maksud si penulis surat
2. Bahasa yang lugas dan singkat. artinya, bahasa yang di gunakan langsung tertuju pada
persoalan yang ingin di kemukakan
3. Bahasa yang santun. Artinya, bahasa yang di pakai menunjukan rasa hormat dan
penghargaan yang wajar dari pengirim kepada penerima surat
4. Bahasa yang resmi. artinya, bahasa yang di gunakan mengikuti kaidah bahasa indonesia
yang baik dan benar
Menurut Yunus ( 2002:6.5) sebuah surat resmi yang baik memiliki ciri (1)
menggunakan intrumen yang sesuai, misalnya ukuran kertas, jenis kertas,warna
kertas,warna tinta, atau bentuk/jenis huruf yang di gunakan (2) memakai bentuk yang
standar (3) menggunakan bahasa indonesia baku (4) menghindari kata kata dan singkatan
tidak umum (5) memperhatikan kerapian dan kebersihan surat ( tidak kotor,tampilan
miring, atau kecerobohan lainnya

Sebagai salah satu bentuk karangan, pengembangan surat harus memperhatikan topik,
tujuan, sasaran, ejaan, diksi, gaya bahasa, pengalimatan, dan pengaleniaan. Dalam proses
penyusunannya pun surat harus tetap direncanakan ide/topik/gagasan, dikembangkan, dan
kemudian di sempurnakan. Jika karangan mengacu pada karakteristik jenis karangan atas
dasar berbagai jenis sesuatu dengan tujuannya, maka surat dikemas dengan mengacu pada
format baku yang ditentukan.
Sebuah surat dapat dikatakan efektif jika pesan yang dingin disampaikan oleh si
pengirim pesan dapat diterima sama jelasnya dan sama utuhnya oleh si penerima pesan. Atas
dasar itu, agar kesepahaman ini dapat tercapai, isi surat harus dirumuskan sebaik mungkin
agar si pembaca tidak sampai salah menafsirkan pesan yang akan disampaikan. Untuk dapat
menulis surat, khusunya surat dinas, dengan kerangka pemikiran yang logis, mudah dipahami
pembaca, dan sesuai format tata persuratan, maka pengetahuan tentang kaidah tat tulis bahasa
Indonesia untuk kepentingan formal menjadi hal yang mutlak untuk dikuasai. Penggunaan
gaya kalimat yang runtut, sistematis, dan komprehensif serta penguasaan aturan-aturan
tentang penulisan kata, misalnya, menjadi pedoman dasar bagi seorang calon penulis surat
yang baik.

Anda mungkin juga menyukai