Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

DINASTI-DINASTI KECIL DI TIMUR BAGHDAD


DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA SEJARAH PERADABAN
ISLAM (SPI)
DOSEN PENGAMPU: Binti Nur Afifah,M.Pd.

DISUSUN OLEH:
LULUK JAMILAH (2022700001541)
ABDUL MUIZ (2022700001521)
RIFQI MUBAROK (2022700001553)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) MIFTAHUL ULUM
BANGKALAN 2022
BAB I
PENDAHULUAN

Dinasti-dinasti kecil disini ialah seluruh wilayah yang biasanya disepakatioleh


gubernur pada masa itu atas penunjukkan pemerintah pusat yang ada di Baghdad. Wilayah
tersebut awalnya sejalan dengan pemerintahan pusat. Seiring berjalannya waktu sedikit demi
sedikit wilayah tersebut mendapatkan otonomi secara penuh dari pusat atau wilayah tersebut
sengaja melepaskan diri dari pemerintahan pusat kemudian wilayah tersebut membentuk
dinasi-dinasti kecil.
Dinasti dinasti baru tersebut secara geografis berada di sebelah barat dan berada
di sebelah timur pemerintahan pusat yang terletak di Baghdad. Di sebelah barat terdapat
dinasti idrisiyah di maroko (172-375H/788-985M), dinasti aghlabiyah di Tunisia (184-
289H/800-900M), dinasti dulafiyah di Kurdistan (210-285 H/825-898M), dinasti alawiyah di
Tabaristan (250-316H/864-982M) dinasti hamdaniyah di aleppo dan maushil (317-394H/929-
1002M).sedangkan di sebelah timur terdapat dinasti thahiriyah di khurasan (205-259H/820-
872M) dinati safariyah di fars (254-290H/868-901M) dinasti samaniyyah di transoxania
(261-389H/873-998M) dinasti ukailiyyah (386-489H/996-1095M) dinasti ghaznawiyah (351-
585H/962-1189M)

Pada makalah ini kami tidak membahas dinasti dinasti kecil yang berada yang berada
di barat Baghdad, melainkan membahas dinasti dinasti kecil yang berada di sebelah timur
Baghdad.
BAB II
PEMBAHASAN.

A. DINASTI THAHIRIYAH 205-259H/820-872M)

Dinasti Thahiriyah didirikan oleh Thahir ibnu Husain, seorangyang berasal dari
Persia, lahir di desa Musanj dekat Marw di Khurasan. Iaadalah seorang jendral dengan
jabatan panglima tentara pada masa pemerintahan Al-Makmun (198-218H/813-833M).
Beliau terkenaldengan pendekar bermata satu tapai lihai menggunakan pedangnya karena itu
iadijuluki oleh Kholifah Al-Makmun dengan sebutan Dzu Al-Yaminah, danada yang
mengatakan bermata satu tetapi memiliki dua tangan kanan.
Thahir ibnu Husain diangkat menjadi gubernur oleh Kholifah Al-Makmun pada tahun
205H/820M untuk memimpin wilayah timurBaghdad dengan pusat kekuasaan Khurasan.
Setelah semakin mapankekuasaannya, lama-lama ia mulai menyebut nama khalifah saat
khutbah jum’at. Setelah dua tahun berkuasa Thahir Wafat (207H/822M). Namun diakui
bahwa secara formal para penerus Thahir dikatakan
sebagai pengikut khalifah, namun ia telah wilayahnya sampai ke India. Kemudian
memindahkan pusat pemerintahannya ke Nisabur dan disana mereka berkuasa sampai tahun
258H/872M.
Thahir muncul ketika terjadi perselisihan antara dua pewaris tahtakehalifahan
pemerintahan Abbasiyah, yaitu antara Muhammmad Al-Amin yang memerintah tahun 194-
198H/808-813M anak dari Harun Ar-Rasyiddari istrinya yang keturunan Arab yang bernama
Zubaidah sebagai pemegang kekuasaan di Baghdad denga Abdullah Al-Ma’mun anak Harn
Ar-Rasyid dari istri yang keturunan Persia sebagai pemegang kekuasaan diwilayah Timur
Baghdad. Dalam perselisihan itu Thahir berpihak pada Al-Makmun. Ia diutus oleh Al-
Makmun memimpin pasukan sebanyak empat puluh ribu yang melawan pasukan dari pihak
Al-Amin yang dipimpin olehAli bin Isa yang berkekuatan lima puluh ribu personel. Pada
peperangantersebut pasukan yang dipimpin Thahir memperoleh kemenangantempatnya di
Rey kota dekat Teheren pada tahun 811M. Thahir juga berhasil mengalahkan pasuka Al-
Amin yang dikirim berikutnya dibawahkepemimpinan Ar-Rahaman Al-Jabal. Melihat
peluang yang bagus iniThahir mengarahkan pasukannya ke Baghdad, dengan Harsamah
danZubair yakni dua panglima yang dikirim oleh khalifah Al-Makmun, dan akhirnya Thahir
dapat menaklukkan Baghdad selama dua bulan
setelah pengepungan pasukannya. Sedangkan Al-Amin sendiri terbunuh oleh salah seorang
pasukan Thahir.
Berkat kemenangan tersebut Thahir mendapat hadiah jabatan dariAl-Makmun
menjadi Gubernur dikawasan Timur Baghdad pada tahun205H/820M.

1. Perkembangan dan Kemajuan Dinasti Thahiriyyah

Setelah Thahir ibnu Husyein wafat maka jabatan Gubernurdilimpahkan oleh


Khalifah kepada putranya yaitu Talhah ibnu Thahir yangmemerintah selama enam
tahun yaitu pada tahun 207-213H/822-829M.Pada masanya Talhah bin Thahir
berupaya meningkatkan hubungan kerjasama dengan pemerintah pusat yang pada
masa ayahnya sebutan Khalifahsempat dihentikan.Adapun gubernur-gubernur yang
memerintah padadinasti Thahiriyah adalah sebagai berikut:

1. Thahir ibnu Husain (820M)


2. Talhah ibnu Thahir (822M)
3. Abdullah ibnu Thahir (827M)
4. Thahir ibnu Abdullah (844M)
5. Muhammad ibnu Thahir (862M

Dinasti Thahiriyah mengalami masa kejayaan pada masa Abdullahibnu Thahir (820M)
saudara Talhah. Ia memiliki pengaruh dan kekuasaanyang besar dimata masyarakat dan
pemerintah Baghdad. Oleh karena itu,ia terus menjalin komunikasi dan ketjasama dengan
Baghdad sebagai bagian dari bentuk pengakuannya terhadap peran dan keberadaan
khalifahAbbasiyah. Perjanjian dengan pemerintah Baghdad yang pernah dirintisayahnya terus
ditinkatkan. Peningkatan keamanan di wilayah perbatasanterus dilakukan guna menghalau
pemberontak dan kaum perusuh yangmengacau pemerintah Abasiyah. Selain itu, ia berusaha
melakukan perbaikan di bidang ekonomi dan keaman. Ia juga memberikan ruangyang cukup
luas bagi upaya pengembangan ilmu pengetahuan dan perbaikan moral atau ahlak di
lingkungan masyarakatnya di wilayah timurBaghdad. Dalam rangka mengembangkan ilmu
pengetahuan dunia islam,kebuadayaan dan memajukan ekonomi, dinasti ini menjadikan
kota Naisabur sebagai pusatnya, sehingga pada masa itu, negeri Khurasandalam keadaan
makmur dengan pertumbuhan ekonomi yang baik. Adanya pertumbuhan ekonomi yang
baik inilah yang sangat mendukung terhadapkegiatan ilmu pengetahuan dan kebudayaan pada
umumnya.

2. Kemunduran Dinasti Thahiriyah


Pada masa selanjutnya dinasti Thahiriyah justru mengalamikemunduran saat
di pimpin oleh Ahmad bin Thahir (862M) atau
disebut juga Muhammad bin Thahir saudara dari Abdullah ibnu Thahir. Faktorkemud
uran dinasti Thahiriyah antara lain adalah:

a. Pemerintahannya sudah dianggap tidak loyal


terhadap pemerintahan Baghdad, karena itu Baghdad memanfaatkankelemahannya
sebagai alasan untuk menggusur DinastiThahiriyah dan jabatn startegis diserahkan
kpada pemerintahan baru yaitu Dinsati Safariyah.
b. Pola dan gaya hidup penguasa yang terlalu berlebihan,sehingga menimbulkan dampak
tidak terurusnya pemerintahandan kurangnya perhatian terhadap pengembangan
ilmu pengetahuan dan peradaban islam.
c. Keamanan dan keberlangsungan kepemeruntahan tidakterpikirkan secara serius,
sehingga, keadaan ini dapatdimanfaatkan oleh kelompok lain yang memang sejak
lamamengincar posisi strategis di pemerintahan lokal, sepertikelompok Safariyah.
Kelompok baru ini mendapat kepercayaandari pemerintah Baghdad untuk menumpas
sisa-sisa tentaraDinasti Thahiriyah yang berusaha memisahkan diri
dari pemeintahan Baghdad dan melakukan makar. Dengandemikian, berakhirlah masa
Dinasti Thahiriyah yang pernahmenjadi kaki tangan penguasa Abasiyah di wilayah
timur kota Baghdad.

B. DINASTI SAFARIYAH(254-290H / 868-901M)


Dinasti Safariyah didirikan oleh Ya’kub bin Layts Al-Saffar padatahun 252H/868M
seorang pemimpin Khowarij di wilayah Provinsi Sistan.Dinasti Safariyah ialah dinasti yang
paling lama berkuasa din dunia islamsekitar 253-900H/867-1495M, wilayah kekuasannya
melputi kawasanSijistan dan Iran. Dalam sumber lain dikatakan Dinasti Saffariyah berkuasa
di Persia sekitar 41 tahun (867-908M).
Gelar As-Saffar yang di peroleh oleh Ya’kub menunjukkan bahwa ia adalah seorang ahli
dalam menempa tembaga yang diwarisi secara turuntemurun. Kegagalan usaha keluarganya
menjadukan ia terikat dengansekelompok orang yang mengatasnamakan masyarakat kecil
untukmelakukan gerakan perampokan. Sasaran dari gerakan ini adalah para Muzaiyana,
saudagar kaya yang melintas di tengah perjalan, kemudian diserang dandiambil harta mereka
kemudian hasilnya diberikan pada fakir miskin.
Awalnya, Ya’kub ibn Layts bersama saudaranya Amr ibnu Layts
membantu pasukan Baghdad dalam memberantas pemberontakan yangdilakukan oleh sisa-
sisa tentara Thahiriyah di wilayah Sijistan.Keberhasilannya di Sijistan, membawanya
kepuncak pemimpin tentarasebagain komandan untuk menaklukkan wilayah Heret, Sind, dan
Makran.Kemudian Kirman dan Persia yang di gabungkan dengan Balkh.
Atas jasanya tersebut khalifah Al-Mu’tamid mengangkatnya menjadi Gubernur
yang membawahi wilayah Balkh, Turkistan, Kirman, Sijistan, dan Sind.
Namun ambisi Ya’kub tidak sampai disitu, ia terus bergerak menuju
wilayah lain yang mengalahkan Fars pada 869M, serta menduduki Syiraj(ibu kota Fars).
Kemudian pada 873M ia bergerak menuju Baghdad
dan berusha menduduki ibu kota tersebut. Tetapi pada saat mereka bergerakmenuju Baghdad
pasukan mereka di hadang oleh pasukan Muwaffak pada876M sehingga merekka gagal
memasuki Baghdad. Tetapi meskipun
mereka gagal namun ambisi Ya’kub ibnu Layts untuk mengu
asai Baghdadtidaklah surut, malah ia bersedia untuk mengadakan perundingan. Tatapi
sebelum dilaksanakan perindingan tersebut Ya’kub terlebih dahulu
meninggal pada 879M. Meskipun ia dianggap sebagai gubernur tidak loyaldan melampaui
batas mendat yang diberikan Kholifah, namun jabatangubernur wilayah Timur tetap
dipercayakan kepada saudaranya Amr ibnLayts.
Selanjutnya,Dinasti Safariyah justrumengalami kehancuran ketika pemerintahannya d
i pegang oleh Amr bin Layts, karena ambisinya yang ingin memperluas wilayah kekuasaan
hingga Transxania (ma wara an-nahr). Namun diwilayah ini gerakannya dihambat oleh Bani
Saman, dan beberapa daerah kekuasaanya di ambil alih oleh bani Saman, kecaliSijistan.
Meskipun begitu kekuasaan di Sijistan tidak sepenuhnya merdeka, karena ia harus tunduk di
bawah kekuasaan bani Saman
namun posisi Gubernur tetap tetap berada di bawah bani Safariyah hingga abadke-15M,
meskipun sering kali tejadi pergantian penguasa. Terkadang BaniShaffariyah
silihberganti berada di bawah penguasa lain setelah dinastiSamaniyah, seperti menjadi
penguasa lokal (gubernur) yang tunduk pada pemerintahan dinasti Ghaznawiyah, Bani
Saljuk, dan Bangsa Mongol, dantidak lagi menjadi kepanjangan tangan pemerintahan Bani
Abbas diBagdad. Tidak dapat diketahui secara pasti mengapa dinasti ini
bertahan begitu lama. Hal pasti yang dapat ditegaskan di sini bahwa keberadaandinasti ini
karena persoalan politik praktis dan pragmatis. Sebab menurutJamaluddin Surur, salah satu
ciri khas dari dinasti ini adalah ambisinyauntuk memperoleh kekuasaan otonomi di Sijistan,
sebagai pusat pemerintahannya. Karenannya, ketika kekuasaan datang silih berganti,dinasti
ini tetap memperoleh hak otonom di Sijistan hingga abad ke-15M.

1. Perkembangan dan Kemajuan Dinasti Saffariyah


Perkembangan Dinasti Shaffariyah mengalami kemajuan padamasa
pemerintahan Amr ibn Lays, ia berhasil melebarkan wilayahkekuasaannya sampai ke
Afganistan Timur.
Dalam masa pemerintahannya,terdapat perkembangan yangmenarik, terutama
perkembangan civil society berkaitan dengan keadilan.Dinasti Saffariyah meletakkan dasar-
dasar keadilan dan kesamaan hak diantara orang-orang miskin di Sijistan. Karena itu, faktor
inilah yangkemungkinan menjadi salah satu sebab lamanya dinasti ini berkuasa diSijistan,
karena ia begitu peduli dengan keadaan masyarakat yang menjadi pendukung pemerintahan,
terutama komunitas masyarakat miskin.
2. Kemunduran Dinasati Saffariyah
Kemunduran Dinasti Saffariyah di awali sejak kepemimpinan Amribnu Layts
sampai pada tahun 393H/1003M Mahmud dari Ghaznamenguasai provinsi tersebut
dan menjadikannya sebagai wilayahkekuasaannya, namun Shaffariyah terus bertahan,
dan pada pertempuranGhaznawiyah-Seljuq pada tahun pertengahan abad kesebelas
Saffariyahmemperkuat posisinya, dan mula-mula berkuasa sebagai bawahan
Seljuq,kemudian sebagai bawahan ghuriyyah. Bahkan setelah invasi Mongol
danTimur, kejadian-kejadian yang begitu kalut dan menyedihkan bagisebagian besar
dunia Islam Timur, Dinasti Shaffariyah hanya berhasil bertahan sampai akhir abad
kelima belas.

C. DINASTI SAMANIYAH (261-389 H/874-998 M)


Pendiri dinasti ini adalah Ahmad bin Asad bin
Samankhudat. NamaSamaniyah dinisbahkan kepada leluhur pendirinya yaitu
Samankhudat,seorang pemimpin suku dan tuan tanah keturunan bangsawan
terkenal di Balkh, sebuah daerah di sebelah utara Afghanistan dalam sejarah Samaniyah
terdapat dua belas khafilah yang memerintah secara berurutan,yaitu;

1. Ahmad I ibn Asad Samaniyah (Gub. Farghana) 204 H/819 M


2. Nash I ibn Ahmad, (semula Gubernur Samarkand) 279 H/864 M
3. Ismail I ibn Ahmad 279 H/892 M
4. Ahmad II ibn Ismail 295 H/907 M
5. Al-Amir as-Sa’id Nashr II 301 H/914 M
6. Al-Amir al-Hamid Nuh I 331 H/943 M
7. Al-Amir al-Mu’ayyad Abdul Malik I 343 H/954 M
8. Al-Amir as-Sadid Manshur I 350 H/961 M
9. Al-Amir as-Ridha Nuh II 365 H/976 M
10. Manshur II 387 H/ 997 M
11. abdul Malik II 389H/ 999 M
12. Ismail II Al-Muntashir 1000-1005 M

1. Perkembangan dan Kemajuan Dinasti Samaniyyah


Dinasti Samaniyyah telah memberikan sumbangan yang
sangat berharga bagi kemajuan islam, baik dalam bidang ilmu pengetahuan,filsafat, budaya,
politik, dan lain-lain. Tokoh atau pelopor yang
sangat berpengaruh di bidang filsafat dan ilmu pengetahuan pada dinasti iniadalah ibn sina,
selain beliau juga muncul para pujangga dan ilmuwan di bidang kedokteran, astronomi
dan filsafat yang sangat terkenal, seperti Al-Firdausi, Ummar Kayam, Al-Bairuni dan
Zakariya Ar-Razi. Dinasti ini telah berhasil menciptakan kota Bukhara dan Samarkan
sebagai kota budaya dan kota ilmu pengetahuan yang sangat terkenal di seluruh dunia,
sehingga kota ini dapat menyaingi kota-kota lain, seperti Baghdad dan Cordova. Dinasti ini
juga telah berhasil mengembangkan perekonomian dengan baik, sehingga kehidupan
masyarakat sangat tentram, hal terjadi karena dinasti ini tidak pernah lepas hubungan dengan
pemerintah pusat diBaghdad. Puncak kejayaan Dinasti Samaniyyah terjadi pada masa
khalifahan Ismail.
Kemajuan yang dicapai pada masanya antara lain: mampu menghancurkan Dinasti
Shaffariyah di Transoxania, serta mampumemperluas wilayahnya hingga Tabaristan, Ray,
Qazwin sehinggakeamanan dalam negeri terjamin.
Dinasti ini memiliki saham yang cukup berarti bagi perkembangan Islam, baik dari
aspek politik maupun aspek kebudayaan.Dalam aspek politik, misalnya mereka telah mampu
memelihara tempat atau pusat yangstrategis bagi daulat Islam di timur, mengembangkan
kekuasaan Islamsampai ke wilayah Turki.Sedangkan dalam aspek kebudayaan, misalnya
diistana Dinasti Samaniyyah di Bukhara ini menjadi tempat menetapnya para ulama serta
merupakan kiblatnya para pujangga. Pada masa Nuh ibnu Nashr al-
Samani, ia memiliki perpustakaan yang tidak ada bandingannya.Di dalamnya terdapat kitab-
kitab masyhur dari berbagai disiplin ilmu,yang tidak terdapat di tempat lainnya.Mereka juga
membantumenghidupkan kembali bahasa Persia. Ketika paham Sunni di Baghdadlebih
menekankan taslim wa tadlid, seperti yang digariskan oleh khalifahal-Mutawakkil dan Imam
Ahmad ibnu Hambal, maka perkembangan ilmiah dan kesusastraan serta filsafat memuncak
di tangan Daulat Samaniyyah. Samarkand menjadi pusat ilmu dan kebudayaan Islam
padawaktu itu.Di zaman ini lahir para tokoh pemikir Islam, seperti al-Farabi,Ibnu Sina, al-
Razi, al-Firdausi, dan lainlain.Sementara itu di
wilayah politik yang menarik dikaji adalah bahwa munculnya dinasti-dinasti di
timur Baghdad ini di suatu sisi dianggap sebagai pergeseran dominasi Arab dalam dunia
politik.

2. Kemunduran Dinasati Samaniyyah


Pada saat dinasti mencapai kejayaannya, banak imigran Turki yangmenduduki posisi
penting dalam pemerintahan, namun bersebab dari tingginya fanatic kesukuan pada dinasti
ini, akhirnya mereka para imigran Turki yang menduduki jabatan penting dalam
pemerintahan tersebut banyak yang di copot, Langkah-langkah inilah yang menyebabkan
kehancuran dinasti ini, karena mereka tidak terima dengan perlakuan tersebut, sehingga
mereka mengadakan penyerangan sampai
mereka berhasil melumpuhkan dinasti ini. Sepeninggal Ismail, khalifah al-Mukhtafi
mengangkat Abu Nashr ibnu Ismail, anak dari Ismail. Belum lama memerintah lalu ia
terbunuh, dan digantikan oleh putranya Nashr II, yang baru berusia delapan tahun. Para tokoh
Samani merasa khawatir,sementara itu masih ada paman bapaknya, yaitu Ishaq ibnu
Ahmad, penguasa Samarkand yang memihak kepada penduduk Transoxania. Lalu tokoh
Samani menyampaikan permohonan kepada khalifah al-Muktadir,agar didatangkan
pemerintahan dari Khurasan, tetapi khalifah bersikeras menolaknya.
Pada pertengahan abad kesepuluh, terlihat Dinasti Samaniyyah menunjukkan tanda-tanda
ketidak stabilan.Serangkaian revolusi istana memperlihatkan bahwa kelas militer dan kelas
tuan tanah menentang kebijaksanaan sentralisasi administratif para amir, dan berupaya
memegang kendali, pemberontakan-pemberontakan di Khurasan melepaskan provinsi itu dari
otoritas langsung Bukhara. Maka tidaklah sulit bagi Qarakhaniyyah dan Ghazwaniyah untuk
mengambil alih wilayah-wilayah Samaniyyah pada dasawarsa terkhir abad ini.Dan padatahun
1005 M Ismail al-Muntasir terbunuh dalam pelariannya.

D. DINASTI UKAILIYAH (386-489 H/996-1095 M)


Ukailiyyah berasal dari kelompok suku badui besar Amir ibn
Sha’sha’a, yang juga mencakup Khafaja dan Muntafiq di Irak bawah.
Dengan runtuhnya penguasa terakhir Hamdaniyyah dan Mosul, kota
itu beralih ketangan Abu Dzawad Muhammad Ibnul Musayyib al-Aqili dariUkailiyyah.
Setelah Abu Dzawad Muhammad Ibnul Musayyib al-aqilimeninggal, terjadi upaya
untuk merebut kekuasaan di antara
putra- putranya, suatu upaya yang menghancurkan semua pihak. Namun penguasaan atas
Mosul dan kota-kota lain.
Ukailiyyah dan benteng-bentengnya di Al-Jazirah akhirnya beradadi tangan
Mu’tamid Daulah Qarawisy ibn Al-Muqallid. Problem utama Mu’tamid Daulah
Qarawisy ibn Al-Muqallid adalah menjaga ketuhanan wilayah kekuasaannya agar tidak di
invasi Oghuz dari Persia barat danirak. Upaya menjaga keutuhan ini mengharuskan membuat
persekutuan dengan penguasa lain di irak yang sama-sama terancam yaitu Mazyadiyyah
Hilla.
Kemudian, di bawah Syarafud Daulah Muslim ibn Qarawisy wilayah kekuasaan
Ukailiyyah terbentang hampir di Baghdad sampai keAleppo. Ukailiyyah bukanlah dinasti
Badui yang haus perang, tetapi telah memperkenalkan beberapa hal penting dari pola baku
pemerintahan Abbasiyyah ke wilayah mereka. Pemerintahan ini terus berlangsung hingga
akhirnya dihancurkan oleh orang-orang saljuk pada tahun 489H/1095 M

E. DINASTI GHAZNAWIYYAH (351-585 H/962-1189 M)


Sejak tahun 850-an M, Kekhalifahan Abbasiyah berusaha mencariorang-orang yang
dapat dipercaya untuk dijadikan tentara. Mereka tidakmemakai jasa orang Arab karena takut
orang-orang tersebut akan berusaha merebut kekuasaan. Abbasiyah lalu merasa bahwa orang-
orang Turki merupakan prajurit yang terpercaya.
Maka dari itu orang-orang Abbasiyah mulai menangkap
sejumlah pemuda Turki untuk dijadikan budak, lalu mendidik mereka menjadi tentara.
Ternyata orang Turki terbukti menjadi prajurit yang handal. Namun seiring waktu orang-
orang Turk itu mulai mengambil kekuasaan para khalifah Ababsiyah. Pada tahun 962 M, khal
ifah Ababasiyah memecat Alptigin, jenderal yang bertugas mengurus daerah
Khurasan(Afghanistan modern).
Wilayah dinasti Ghaznawiyah meliputi Iran bagian timur,Afganistan, Pakistan dan
beberapa wilayah bagian India. Pusat pemerintahannya
di kota Ghazna Afganistan. Dinasti inilah yang mampu menembus sampai ke India
menyebarkan agama Islam,
menghancurkan berhala menggantikan kuil dengan masjid dan mampu berjaya sampai kurang
lebih 220 tahun. Namun Alptigin tidak ikhlas dengan pemecatannya. Dia pun berangkat ke
selatan dan merebut benteng Ghaznidari orang-orang Samaniyah yang sebelumnya
menguasainya. Dia meninggal setahun kemudian namun anak buahnya berhasil merebut
Afghanistan dan mendirikan pemerintahan mereka sendiri. Para prajurit ini dikenal sebagai
Ghaznawiyah sesuai nama benteng mereka.
Mereka lalu menaklukan Kabul pada tahun 977 M. Di bawah sultan agung Mahmud,
cucu Alptigin, mereka merebut Heart dari kekuasaan Samaniyah pada tahun 1000 M, dan
menguasai sebagian Persia(Iran modern) juga. Setelah itu pasukan Ghaznawiyah mulai
menyerbu India.
Pada awalnya serbuan Sultan Mahmud ke India adalah untuk mendapatkan emas dan
budak, serta untuk menghancurkan berhala-berhala di sana. Banyak kuil Hindu di India utara
yang dihancurkan dalam serbuanini, termasuk kuil Siwa yang terkenal di Gujarat. Mahmud
memperoleh banyak sekali harta rampasan sehingga dia mampu membangun istanayang
indah di Ghazni. Dia bahkan memiliki 2500 gajah di sana. Jika tibamusim dingin di Ghazni,
Mahmud dan anak buahnya akan berpindah ke Bost menggunakan gajah.
Namun pada akhirnya Mahmud menaklukan Punjab (Pakistanmodern dan India utara)
dan menjadikannya bagian dari kekuasaannya.Mamhmud memerintah sekitar 30 tahun
sebelum akhirnya meninggal pada tahun 1030 M. Dinasti Ghaznawiyah tidak bertahan lama
setelah kematiannya.Pada tahun 1040 M, Ghaznawiyah ditaklukan oleh orang-orang Seljuk
dan Ghuri.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Kemunculan dinasti dinasti kecil yang ada di timur dan baratBaghdad dikarenakan
pemimpin di wilayah itu melakukan pemberontakanyang berhasil menegakkan kemerdekan
secara penuh diwilayah tersebutatau karena seseorang yang ditunjuk menjadi gubernur oleh
khalifah yangkemudian wilayah itu menjadi kuat sehingga pemimpin itu tidak
dapatdigantikan dan menunjuk anaknya sebagai penggantinya. Maka tidakheran jika dalam
waktu yang begitu singkat bermunculan dinasti dinastikecil di sebelah timur dan barat
Bghdad yang mampu lepas control dariBaghdad. Akhirnya bermuncullah dinasti dinasti kecil
yang muncul diwilayah Baghdad yaitu disebelah timur dan barat Baghdad
DAFTAR PUSTAKA
Muzaiyana, Sejarah Peradaban Islam 2, Surabaya: UIN Sunan AmpelPress,2014.

Al-Usairy, Ahmad, At-Tarikhul Islam, Terjemahan: 2003.

C.E. Bosworth, The Islamic Dynasties Eidenburgh,1980, Terjemahan dalam bahasa Indonesia
oleh Ilyas Hasan, Bandung: Mizan,1993.

Depdiknas, Ensklopedi Islam, Jakarta: Ichtiar Baru Van Hive,2002.

Jilid 5Perpustakaan Nasional RI,Ensiklopedia Islam, Jakarta: 2003.

Philip, K. Hitti, History of The Arabis, Jakarta: PT Serambi Ilmu Setia,2010.

Supriadi, Dedi, Sejarah Peradaban Islam, Bandung: Pustaka Setia,2006.

Syamsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Amzah,2009.

http //akademika.dinasti-dinastiindependen.wordpress.com diakses 12/10/2022

http://danankBlogs_dinasti-dinasti.kecil-di-Baghdad.Wordpress.com diakses 15/10/2022

Fuadi, Imam ,Sejarah Peradaban IslamIstianah Abu Bakar, Sejarah Peradaban Islam

Anda mungkin juga menyukai