Anda di halaman 1dari 2

Kekuasaan

58 bahasa

• Halaman
• Pembicaraan
• Baca
• Sunting
• Sunting sumber
• Lihat riwayat
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Ada gangguan emosional yang mempengaruhi mereka yang menjalankan kekuasaan dalam bentuk apa
pun, di antaranya sindrom keangkuhan, megalomania, hamartia, atau narsisme.

Kekuasaan adalah kewenangan yang didapatkan oleh seseorang atau kelompok


guna menjalankan kewenangan tersebut sesuai dengan kewenangan yang
diberikan, kewenangan tidak boleh dijalankan melebihi kewenangan yang
diperoleh[1][2] atau kemampuan seseorang atau kelompok untuk memengaruhi tingkah
laku orang atau kelompok lain sesuai dengan keinginan dari pelaku (Miriam
Budiardjo,2002) atau Kekuasaan merupakan kemampuan memengaruhi pihak lain
untuk berpikir dan berperilaku sesuai dengan kehendak yang memengaruhi (Ramlan
Surbakti,1992).
Dalam pembicaraan umum, kekuasaan dapat berarti kekuasaan golongan,
kekuasaan raja, kekuasaan pejabat negara. Sehingga tidak salah bila dikatakan
kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain menurut kehendak
yang ada pada pemegang kekuasaan tersebut. Robert Mac Iver mengatakan bahwa
Kekuasaan adalah kemampuan untuk mengendalikan tingkah laku orang lain baik
secara langsung dengan jalan memberi perintah / dengan tidak langsung dengan
jalan menggunakan semua alat dan cara yg tersedia. Kekuasaan biasanya
berbentuk hubungan, ada yg memerintah dan ada yg diperintah. Manusia berlaku
sebagai subjek sekaligus objek dari kekuasaan. Contohnya Presiden, ia membuat
UU (subyek dari kekuasaan) tetapi juga harus tunduk pada Undang-Undang (objek
dari kekuasaan).

Sudut pandang kekuasaan[sunting | sunting sumber]


Kekuasaan bersifat positif[sunting | sunting sumber]
merupakan Kemampuan yang dianugerahkan oleh Allah kepada individu sebagai
pemegang kekuasaan tertinggi yang dapat mempengaruhi dan mengubah pemikiran
orang lain atau kelompok untuk melakukan suatu -tindakan yang diinginkan oleh
pemegang kekuasaan dengan sungguh-sungguh dan atau bukan karena paksaan
baik secara fisik maupun mental. Namun di dalam kekuasaan tidak semua yang
berkuasa memiliki kewenangan, karena kewenangan bersifat khusus
Sifat kekuasaan Position Power adalah kekuasaan yang sudah dimiliki oleh
seseorang pada suatu organisasi. Sifat kekuasaan ini biasanya ada pada seseorang
yang memiliki jabatan di suatu organisasi. Dalam hal ini, jabatan yang dimaksud,
seperti ketua atau dewan pembina. Apabila seseorang sudah memiliki jabatan ketua,
maka ia sudah memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengarahkan anak
buahnya. Bagi seseorang yang sudah memiliki kuasa di suatu organisasi, tetapi
tidak bisa mengemban tanggung jawab dengan benar, maka kemungkinan besar
organisasi yang dipimpinnya akan sulit untuk berkembang. Oleh sebab itu, sudah
seharusnya seseorang yang memiliki jabatan di organisasi harus mempunyai
wawasan yang luas supaya organisasi yang dipimpin tidak mengalami kemunduran.
Salah satu cara untuk memperluas wawasan adalah membaca buku.

Anda mungkin juga menyukai