Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

Tentang
MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU DALAM
KURIKULUM 2013 MI/SD

Disusun Oleh:
Hatta Ananda Rumba (2014070097)
Widya Angelina (2014070100)
Hitma Mulwisa (2014070129)

Dosen Pengampu:
Mahmud, S.Pd.I., M.Pd

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
IMAM BONJOL PADANG
1444 H/2022 M
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan segala
Rahmat dan KaruniaNya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”
Rukun Iman (Model Pembelajaran Tematik Terpadu dalam Kurikulum 2013
SD/MI)”. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada bapak Dosen kami, teman-
teman, dan segenap pihak yang telah memberi dukungan dalam menyelesaikan
makalah ini dengan baik.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat menambah wawasan tentang


makna rukun iman dalam pembentukan kepribadian, khususnya dalam memperluas
wawasan dan ilmu pengetahuan tentang Agama Islam

Dengan segala kerendahan hati. Kami sangat mengharapkan kritik dan


sarannya yang bersifat membangun, agar kami dapat menyusun makalah lebih baik
lagi. Kami menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Karena
kesempurnaan sesungguhnya hanya datangnya dari Allah SWT. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya.

Padang, 03 Oktober 2022

Penulis

1
DAFTAR ISI

Cover
KATA PENGANTAR ............................................................................................ 1

DAFTAR ISI ........................................................................................................... 2

BAB I ...................................................................................................................... 3

PENDAHULUAN .................................................................................................. 3

A. Latar Belakang ................................................................................................ 3

B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 4

C. Tujuan Masalah .............................................................................................. 5

A. Karakteristik Pembelajaran Tematik Terpadu dalam Kurikulum 2013 MI/SD


............................................................................................................................. 6

B. Pengertian Pembelajaran Tematik Terpadu dalam Kurikulum 2013 MI/SD 10

C. Keuntungan dan Kelemahan Pembelajaran Tematik Terpadu yang digunakan


dalam Implementasi Kurikulum 2013 MI/SD ................................................... 11

BAB III ................................................................................................................. 16

PENUTUP ............................................................................................................. 16

A. Kesimpulan ................................................................................................... 16

B. Saran ............................................................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 17


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dunia pendidikan adalah dunia yang sangat penting dalam kehidupan
manusia. Manusia yang selalu diiringi pendidikan, kehidupannya akan selalu
berkembang kearah yang lebih baik. Tidak ada zaman yang tidak berkembang, tidak
ada kehidupan manusia yang tidak bergerak, dan tidak ada manusia pun yang hidup
dalam stagnasi peradaban. Dan, semuanya itu bermuara pada pendidikan, karena
pendidikan adalah pencetak peradaban manusia.

Dinamika perkembangan pendidikan akan selalu berubah seiring dengan


perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi di masyarakat.
Untuk mengikuti perkembangan pendidikan yang begitu cepat, pemerintah
berusaha untuk menyesuaikan perkembangan itu melalui perbaikan dan
penyempurnaan kurikulum disekolah-sekolah. Pembenahan kurikulum baru tahun
2013 berbasis sains dan tidak lagi banyak menghafal. Kurikulum untuk tingkat
Sekolah Dasar akan mengalami banyak perubahan dibanding tingkat SMP Dan
SMA/SMK. Salah satu ciri Kurikulum 2013 khususnya untuk anak SD bersifat
Tematik Integratif. Sebagai wacana berkaitan dengan pelaksanaan Kurikulum baru
2013 yang bersifat Tematik Integratif khususnya anak SD.

Peserta didik pada Sekolah Dasar yang duduk di kelas-kelas awal (kelas I,
II& III) berada dalam rentangan usia dini. Pada usia dini, seluruh aspek
perkembangankecerdasan anak (IQ, EQ dan SQ) tumbuh dan berkembang sangat
luar biasa cepat sehingga usia ini sering disebut usia emas (golden age) dalam
perkembangan anak. Dalam aspek perkembangan kognitif (berdasarkan teori/tahap
perkembangan kognitif Piaget), anak usia ini berada pada tahap transisi dari tahap
pra operasi ke tahap operasi konkrit. Piaget, dalam hal ini, menyatakan bahwa setiap
anak memiliki cara tersendiri dalam menginterpretasikan dan beradaptasi dengan
lingkungannya. Menurutnya, setiap anak memiliki struktur kognitif yang disebut
schemata, yaitusistem konsep yang ada dalam pikiran sebagai hasil pemahaman
terhadap berbagai obyek yang ada dalam lingkungannya. Pemahaman tentang
obyek tersebut berlangsung melalui proses asimilasi (menghubungkan obyek
dengan konsep yangsudah ada dalam pikirannya) dan akomodasi (proses
memanfaatkan konsep dalam pikiran untuk menafsirkan obyek). Proses belajar
anak tidak sekedar menghafal konsep-konsep dan fakta-fakta, tetapi merupakan
kegiatan menghubungkan konsep-konsep untuk menghasilkan pemahaman yang
lebih utuh. Belajar dimaknai sebagai proses interaksi dari anak dengan
lingkungannya.

Anak belajar dari hal-hal yang konkrit, yakni yang dapat dilihat, didengar,
diraba dan dibaui. Hal ini sejalan dengan falsafah konstruksivisme yang
menyatakan bahwa manusia mengkonstruksi pengetahuannya melalui interaksi
dengan obyek, fenomena, pengalaman dan lingkungannya. Pengetahuan ini tidak
dapat ditransfer begitu saja dari seorang guru kepada anak. Sejalan dengan tahapan
perkembangan dan karakteristik cara anak belajar tersebut, maka pendekatan
pembelajaran siswa SD kelas-kelas awal adalah pembelajaran tematik. Penerapan
pembelajaran tematik juga dapat dilakukan padatingkat SLTP dan SLTA
tergantung dari materi atau pokok bahasan yang ingindiajarkan, tetapi pada
umumnya penerapan pembelajaran tematik adalah di sekolah dasar.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja Karakteristik Pembelajaran Tematik Terpadu dalam Kurikulum
2013 untuk MI/SD?
2. Jelaskan Pengertian Pembelajaran Tematik Terpadu dalam Kurikulum
2013 SD/MI?
3. Apasaja Keuntungan dan Kelemahan Pembelajaran Tematik Terpadu yang
digunakan dalam Implementasi Kurikulum 2013 MI/SD?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui Karakteristik Pembelajaran Tematik Terpadu dalam
Kurikulum 2013 untuk MI/SD?
2. Mengetahui Pengertian Pembelajaran Tematik Terpadu dalam Kurikulum
2013 SD/MI?
3. Mengetahui Keuntungan dan Kelemahan Pembelajaran Tematik Terpadu
yang digunakan dalam Implementasi Kurikulum 2013 MI/SD
BAB II

PEMBAHASAN

A. Karakteristik Pembelajaran Tematik Terpadu dalam Kurikulum


2013 MI/SD
Menurut buku Pembelajaran Tematik di SD yang diterbitkan oleh
Kemdikbud, pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan dalam
pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan atau memadukan beberapa
Kompetensi Dasar (KD) dan indikator dari kurikulum/Standar Isi (SI) dari beberapa
mata pelajaran menjadi satu kesatuan untuk dikemas dalam satu tema.

Dalam pembelajaran tematik, terdapat 3 model yang lebih dominan


digunakan yaitu:

1. Model Jaring Laba-Laba (Webbed)

Pendekatan webbed model dimulai dengan menentukan tema tertentu,


kemudian dilanjutkan dengan pemilihan sub-sub tema dengan memperhatikan
kaitannya dengan antar mata pelajaran. Dari sub-sub tema ini direncanakan
aktivitas belajar yang harus dilakukan anak. Melalui model pembelajaran ini, anak
akan memperoleh pandangan hubungan yang utuh tentang kegiatan dari ilmu yang
berbeda-beda.

2. Model Terpadu (Integrated)

Dalam pendekatan integrated model, menggunakan pendekatan antar mata


pelajaran yaitu menggabungkan beberapa mata pelajaran dengan menetapkan
prioritas dari kurikulum dan menemukan keterampilan, konsep, dan sikap yang
saling tumpang tindih di dalam beberapa mata pelajaran. Melalui model
pembelajaran ini, anak akan mudah menghubungkan dan mengaitkan materi dari
beberapa mata pelajaran.

3. Model Terhubung (Connected)

Selain dua model di atas, model Connected adalah model pembelajaran


terpadu yang secara sengaja diusahakan untuk menghubungkan satu konsep dengan
konsep yang lain, satu topik dengan topik yang lain, satu keterampilan dengan
keterampilan yang lain, tugas yang dilakukan dalam satu hari dengan tugas yang
dilakukan pada hari berikutnya, bahkan ide-ide yang dipelajari pada satu semester
berikutnya dalam satu bidang studi.

Adapun karakteristik dari ketiga model tersebut adalah:

1. Karakteristik Model Jaring Laba-laba


a. Berpusat pada siswa
Pendekatan ini lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek
belajar, sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu
dengan menberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk
melakuakan aktivitas belajar.
b. Memberi pengalaman langsung
Dengan pengalaman langsung, siswa dihadapkan pada sesuatu yang
nyata/konkrit sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.
c. Pemisahan mata pelajaran yang tidak begitu jelas
Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang
paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.
d. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran
Menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam
suatu proses pembelajaran. Dengan demikian siswa mampu memahami
konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini deperlukan untuk membantu
siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapi sehari-hari.
e. Bersifat Fleksibel
Guru dapat mengkaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan
mata pelajaran lain, bahkan mengkaitkan mata pelajaran dengan kehidupan
siswa dan keadaan lingkungan sekolah dimana meraka berada.

f. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan bakat siswa.


g. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain yang menyenangkan
(Indrawati, 2009: 36).

2. Karakteristik Model Terhubung

Prabowo (2000:3) mengatakan bahwa pembelajaran terpadu sebagai suatu


proses mempunyai beberapa ciri yaitu :

a. berpusat pada siswa (student centered)

proses pembelajaran mengutamakan pemberian pengalaman langsung.

b. pemisahan antar bidang studi tidak terlihat jelas.

Dari beberapa ciri pembelajaran terpadu di atas, menunjukkan


bahwa model pembelajaran terpadu adalah sejalan dengan beberapa aliran
pendidikan modern yaitu termasuk dalam aliran pendidikan progresivisme.
Aliran pendidikan progresivisme memandang pendidikan yang
mengutamakan penyelenggaraan pendidikan di sekolah berpusat pada anak
(child-centered), sebagai reaksi terhadap pelaksanaan pendidikan yang
masih berpusat pada guru dan pada bahan ajar. Tujuan utama sekolah adalah
untuk meningkatkan kecerdasan praktis, serta untuk membuat anak lebih
efektif dalam memecahkan berbagai problem yang disajikan dalam konteks
pengalaman (experience) pada umumnya (William F. O'neill, 1981)

3. Karakteristik Model Terpadu

a. Pembelajaran berpusat pada anak.

Pembelajaran terpadu dikaitkan sebagai pembelajaran yang berpusat


pada anak karena pada dasarnya pembelajaran terpadu merupakan suatu
system pembelajaran yang memberikan keleluasan pada siswa, baik secara
individu maupun kelompok. Siswa dapat aktif mencari, menggali,
menemukan konsep serta prinsip-prinsip dari suatu pengetahuan yang harus
dikusasainya sesuai dengan perkembangannya.

b. Menekankan pembentukan pemahaman dan kebermaknaan.

Pembelajaran terpadu mengkaji suatu fenomena dari berbagai


macam aspek yang membentuk semacam jalinan antar skemata yang
dimiliki siswa, sehingga akan bermakna pada kebermaknaan dari materi
yang dipelajari siswa.

c. Belajar melalui pengalaman langsung

Siswa akan memahami hasil belajarnya sesuai dengan fakta dan


peristiwa yang mereka alami, bukan seedar informasi dari gurunya. Guru
lebih banyak bertindak sebagai fasilitator dan katalisator yang membimbing
kearah tujuan yang ingin dicapai. Sedangkan siswa sebagai aktor pencari
fakta dan informasi untuk mengembangkan.

d. Lebih memperhatikan proses dari pada hasil semata

Pada pembelajaran terpadu dikembangkan pendekatan discovery


inquiri (penemuan terbimbing) yang melibatkan siswa secara aktif dalam
proses pembelajaran yaitu mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai
proses evaluasi. Pembelajaran terpadu dilaksanakan dengan melihat hasrat,
minat, dan kemampuan siswa, sehingga memungkinkan siswa termotivasi
untuk belajar terus menerus.

e. Sarat dengan muatan keterkaitan

Pembelajaran terpadu memusatkan perhatian pada pengamatan dan


pengkajian suatu gejala atau peristiwa dari beberapa mata pelajaran
sekaligus, tidak dari sudut pandang yang berkotak-kotak. Sehingga
memungkinkan siswa untuk memahami suatu fenomena pembelajaran dari
segala sisi, yang pada gilirannya nanti akan membuat siswa lebih arif dan
bijak dalam menyikapi atau menghadapi kejadian yang ada.
B. Pengertian Pembelajaran Tematik Terpadu dalam Kurikulum 2013
MI/SD
Kata ini berasal dari kata Yunani tithenai yang berarti “menempatkan” atau
“meletakkan” dan kemudian kata itu mengalami perkembangan sehigga kata
tithenai berubah menjadi tema. Menurut arti katanya tema berarti ”sesuatu yang
telah diuraikan” atau “sesuatu yang telah ditempatkan” (Gorys Keraf,2001;107)

Sedangkan dalam aspek perkembangan kognitif (berdasarkan tahap


perkembangan kognitif Piaget), anak usia dini ini berada pada tahap transisi
daritahap pra operasi ketahap ketahap konkrit. Piaget dalam hal ini, menyatakan
bahwasetiap anak memiliki cara tersendiri dalam menginterpretasikan dan
beradaptasi dengan lingkungannya. Menurutnya, setiap anak memiliki struktur
kognitif yang disebut schemata, yaitu system konsep yang ada dalam pikiran
sebagai hasil pemahaman terhadap objek yang ada dalam lingkungannya.
Pemahaman tentang objek tersebut berlangsung melalui proses asimilasi
(menghubungkan objek dengankonsep yang sudah ada dalam pikirannya) dan
akomodasi ( proses memamfaatkan konsep dalam pikiran untuk menafsirkan objek
).

Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan


tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan
pengalaman bermakna kepada siswa. Pembelajaran tematik dapat diartikan suatu
kegiatan pembelajaran dengan mengintegrasikan materi pelajaran dalam suatu
tema/topic pembahasan. Sutirjo dan Sri Istuti Malik (2004:6) menyatakan bahwa
pembelajaran tematik merupakan suatu usaha untuk mengintegrasikan
pengetahuan, keterampilan, nilai, atau sikap pembelajaran, serta pemikiran yang
kreatif dengan menggunakan tema. Poerwadarminta (1984 :1.040) Tema adalah
pokok pikiran : dasar cerita ( yang dipercakapkan, dipakai sebagai dasar mengarang
).

Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang dirancang berdasarkan


tema-tema tertentu. Dalam pembahasannya tema itu ditinjau dari berbagai mata
pelajaran. Sebagai contoh, tema “ Air” dapat ditinjau dari mata pelajaran IPA dan
Matematika. Lebih luas lagi, tema tersebut dapat ditinjau dari bidang studi lain,
seperti IPS, Bahasa Indonesia, dan Penjaskes. Pembelajaran tematik menyediakan
keluasan dan kedalaman implementasi kurikulum, menawarkan kesempatan yang
sangat banyak kepada siswa untuk memunculkan dinamika dalam pendidikan. Unit
yang tematik adalah epitome dari seluruh bahasa pembelajaran yang memfasilitasi
siswa untuk secara produktif menjawab pertanyaan yang dimunculkan sendiri dan
memuaskan rasa ingin tahu dengan penghayatan secara alamiah tentang
duniadisekitar mereka.

Pembelajaran tematik juga dapat diartikan sebagai suatu model


pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan
pengalaman yang bermakna kepada siswa. Keterpaduan pembelajaran ini dapat
dilihat dari aspek proses atau waktu, aspek kurikulum, dan aspek belajar mengajar.
Jadi pembelajaran tematik juga bisa diartikan sebagai pembelajaran terpadu yang
menggunakan tema sebagai pemersatu materi dalam beberapa mata pelajaran
sekaligus dalam satu kali pertemuan.

C. Keuntungan dan Kelemahan Pembelajaran Tematik Terpadu yang


digunakan dalam Implementasi Kurikulum 2013 MI/SD
1. Model Jaring Laba-laba

Beberapa kelebihan dari model jaring laba-laba adalah sebagai berikut:

a. Ada kekuatan motivasi yang berasal dari proses penentuan tema yang
diminati oleh anak-anak.
Ini ditentukan oleh guru dan anak-anak melalui percakapan atau
diskusi ringan. Setiap anak dapat mengusulkan tema-tema yang menarik
perhatiannya dan melihat apakah sebagian besar teman-temannya juga
berminat dengan tema tersebut. Ini merupakan motivasi instrinsik yang
sangat menguntungkan bagi proses pembelajaran.

b. Model jaring laba-laba relatif mudah dilakukan oleh para guru.

Model jaring laba-laba cukup mudah dilaksanakan oleh para guru,


termasuk guru-guru yang belum berpengalaman karena model ini sangat
alamiah dengan adanya tema. Jadi, pembelajaran berlangsung alami,
seperti layaknya interaksi antara anak-anak dengan orang dewasa pada
situasi informal.

c. Mempermudah perencanaan kerja tim karena semua anggota tim (guru)


sebagai pengembang dapat bekerja sama untuk mengambangkan semua
bidang/aspek pengembangan melalui satu tema saja sehingga tidak terjadi
ketumpangtindihan dalam materi pembelajaran.

d. Pendekatan “tematik” memberikan kejelasan “payung” yang akan


memotivasi anak maupun guru.

Digunakannya satu tema saja sebagai payung atau pusat minat


sangat sesuai dengan cara berpikir anak yang masih holistik. Hal ini menjadi
dasar diperlakukannya pembelajaran secara terpadu.

e. Model ini juga memudahkan anak untuk melihat berbagai kegiatan atau
berbagai gagasan yang berbeda, namun saling terikat dalam satu tema.

Sedangkan kelemahan model jaring laba-laba adalah sebagai berikut:

a. Langkah yang sulit dalam pembelajaran terpadu model jaring laba-


laba adalah menyeleksi tema.
b. Dibutuhkan waktu dan pikiran untuk mengaitkan setiap tema dengan
sumber belajar yang tersedia dan beradaptasi dengan model ini.
c. Adanya kecendrungan merumuskan suatu tema yang dangkal dan
kurang bermakna bagi anak.
d. Pembelajaran guru lebih fokus pada kegiatan daripada
pengembangan konsep.

2. Model Terhubung

Keunggulan pembelajaran terpadu model terhubung sebagai berikut:

a. Dengan pengintegrasian ide-ide interbidang studi, maka siswa


mempunyai gambaran yang luas sebagaimana suatu bidang studi
yang terfokus pada suatu aspek tertentu.
b. Siswa dapat mengembangkan konsep-konsep kunci secara terus
menerus, sehingga terjadilah proses internalisasi.
c. Mengintegrasikan ide-ide dalam interbidang studi memungkinkan
siswa mengkaji, mengkonseptualisasi, memperbaiki serta
mengasimilasi ide- ide dalam memecahkan masalah.

Adapun kelemahan pembelajaran terpadu model terhubung antara lain


sebagai berikut:

a. Masih kelihatan terpisahnya interbidang studi


b. Tidak mendorong guru untuk bekerja secara tim sehingga isi
pelajaran tetap terfokus tanpa merentangkan konsep-konsep serta
ide-ide antarbidang studi
c. Dalam memadukan ide-ide pada satu bidang studi, maka usaha
untuk mengembangkan keterhubungan antarbidang studi menjadi
terabaikan

3. Model Terpadu

Beberapa kelebihan model terpadu yaitu sebagai berikut:

a. Materi pelajaran menjadi dekat dengan kehidupan anak sehingga


anak dengan mudah memahami sekaligus melakukannya.
b. Siswa juga dengan mudah dapat mengaitkan hubungan materi
pelajaran di mata pelajaran yang satu dengan mata pelajaran lainnya.
c. Dengan bekerja dalam kelompok, siswa juga dapat mengembangkan
kemampuan belajarnya dalam aspek afektif dan psikomotorik, selain
aspek kognitif.
d. Pembelajaran terpadu mengakomodir jenis kecerdasan siswa.
e. Dengan pendekatan pembelajaran terpadu guru dapat dengan mudah
menggunakan belajar siswa aktif sebagai metode pembelajaran.

Adapun kekurangan model pembelajaran terpadu ini yaitu sebagai berikut:

a. Aspek Guru: Guru harus berwawasan luas, memiliki kreativitas tinggi,


keterampilan metodologis yang handal, rasa percaya diri yang tinggi, dan
berani mengemas dan mengembangkan materi. Secara akademik, guru
dituntut untuk terus menggali informasi ilmu pengetahuan yang berkaitan
dengan materi yang akan diajarkan dan banyak membaca buku agar
penguasaan bahan ajar tidak terfokus pada bidang kajian tertentu saja.
Tanpa kondisi ini, maka pembelajaran terpadu akan sulit terwujud.
b. Aspek peserta didik: Pembelajaran terpadu menuntut kemampuan belajar
peserta didik yang relatif “baik”, baik dalam kemampuan akademik maupun
kreativitasnya. Hal ini terjadi karena model pembelajaran terpadu
menekankan pada kemampuan analitik (mengurai), kemampuan asosiatif
(menghubung-hubungkan), kemampuan eksploratif dan elaboratif
(menggali dan menemukan). Bila kondisi ini tidak dimiliki, maka penerapan
model pembelajaran terpadu ini sangat sulit dilaksanakan.
c. Aspek sarana dan sumber pembelajaran: Pembelajaran terpadu memerlukan
bahan bacaan atau sumber informasi yang cukup banyak dan bervariasi,
mungkin juga fasilitas internet. Semua ini akan menunjang, memperkaya,
dan mempermudah pengembangan wawasan. Bila sarana ini tidak dipenuhi,
maka penerapan pembelajaran terpadu juga akan terhambat.
d. Aspek kurikulum: Kurikulum harus luwes, berorientasi pada pencapaian
ketuntasan pemahaman peserta didik (bukan pada pencapaian target
penyampaian materi). Guru perlu diberi kewenangan dalam
mengembangkan materi, metode, penilaian keberhasilan pembelajaran
peserta didik.
e. Aspek penilaian: Pembelajaran terpadu membutuhkan cara penilaian yang
menyeluruh (komprehensif), yaitu menetapkan keberhasilan belajar peserta
didik dari beberapa bidang kajian terkait yang dipadukan. Dalam kaitan ini,
guru selain dituntut untuk menyediakan teknik dan prosedur pelaksanaan
penilaian dan pengukuran yang komprehensif, juga dituntut untuk
berkoordinasi dengan guru lain, bila materi pelajaran berasal dari guru yang
berbeda.
f. Suasana pembelajaran: Pembelajaran terpadu berkecenderungan
mengutamakan salah satu bidang kajian dan ‘tenggelam’nya bidang kajian
lain. Dengan kata lain, pada saat mengajarkan sebuah TEMA, maka guru
berkecenderungan enekankan atau mengutamakan substansi gabungan
tersebut sesuai dengan pemahaman, selera, dan latar belakang pendidikan
guru itu sendiri.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut buku Pembelajaran Tematik di SD yang diterbitkan oleh
Kemdikbud, pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan dalam
pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan atau memadukan beberapa
Kompetensi Dasar (KD) dan indikator dari kurikulum/Standar Isi (SI) dari beberapa
mata pelajaran menjadi satu kesatuan untuk dikemas dalam satu tema.

Dalam pembelajaran tematik, terdapat 3 model yang lebih dominan


digunakan yaitu:

• Model Jaring Laba-Laba (Webbed)


• Model Terpadu (Integrated)
• Model Terhubung (Connected)

Pembelajaran tematik juga dapat diartikan sebagai suatu model


pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan
pengalaman yang bermakna kepada siswa. Keterpaduan pembelajaran ini dapat
dilihat dari aspek proses atau waktu, aspek kurikulum, dan aspek belajar mengajar.
Jadi pembelajaran tematik juga bisa diartikan sebagai pembelajaran terpadu yang
menggunakan tema sebagai pemersatu materi dalam beberapa mata pelajaran
sekaligus dalam satu kali pertemuan.

B. Saran
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karenanya makalah ini masih perlu perbaikan dan penyempurnaan melalui kritikan
dan masukan bermanfaat dari para pembaca sekalian. Semoga makalah yang
sederhana ini dapat memberi manfaat bagi kita semua. Aamiin

DAFTAR PUSTAKA
Aisyah. 2007. Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Universitas Terbuka

Andi, Prastowo. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Tematik Panduan Lengkap


Aplikatif. Yogyakarta: DIVA Press

Diana. 2008. Pembelajaran Terpadu. Bandar Lampung: Fakta Press Fakultas


Tarbiyah IAIN Raden Intan Lampung

Hamdayana, Jumata. 2014. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan


Berkarakter. Bogor : Ghalia Indonesia,
Harianti, Diah. 2013. Model Pembelajaran Terpadu IPA. Departemen Pendidikan
Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Nasional Pusat
Kurikulum.

Hendro, Darmawan dkk. 2011, Kamus Ilmiah Populer Lengkap dengan EYD dan
Pembentukan Istilah serta Akronim Bahasa Indonesia. Yogyakarta:
Bintang Cemerlang

Jakarta: Puskurbalitbang Depdiknas

Mamat, S.B. dkk, 2007. Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran Tematik. Jakarta:


Dirjen Kelembagaan Agama Islam.
Poerwadarminta. 2006. Model Pembelajaran Tematik Kelas Awal Sekolah Dasar.
Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme


Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sukayati & Wulandari, S. (2009). Pembelajaran Tematik di SD. Sleman:


Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu
Pendidik dan Tenaga Kependidikan.

Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rhineka Cipta.


Tim Penyusun Pusat Bahasa Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta:
Prestasi Pustaka Publisher

Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara

Anda mungkin juga menyukai