KELOMPOK I:
UNIVERSITAS KHAIRUN
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
skami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudulAnalisis Pendapatan Dan Kopra
Sebagai Produk Olahan Kelapa Di Maluku Utara ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas ibu Fatmawati Kaddas
SP.M.SI. pada mata kuliah agribisnis tanaman perkebunan, selain itu makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang agribisnis tanaman perkebunan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terimahkasi kepada ibu Fatmawati Kaddas SP. M.SI selaku dosen matakulia
dosen agribisnis tanaman perkebunan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terimahkasi kepada semua pihak yang telah membagi sebagian ilmu
pengetahunnmya sehingga kami dapat meyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Hormat Kami
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan…………………………………………………....
5.2 Saran…………………………………………………....
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
Kelapa (Cocos nucifera L.) merupakan komoditas strategis yang memiliki peran sosial,
budaya, dan ekonomi dalam kehidupan masyarakat Indonesia.Manfaat tanaman kelapa tidak
hanya terletak pada daging dan buahnya yang dapat diolah menjadi santan, kopra, dan
minyak kelapa.Tetapi seluruh bagian tanaman kelapa mempunyai manfaat yang besar.
Demikian besar manfaat tanaman kelapa sehinga ada yang menamakannya sebagai “pohon
kehidupan” (The Tree of Life) atau ”pohon yang amat menyenangkan” (a heaven tree)
(Asnawi dan Darwis 1985).
Kelapa selain dijuluki sebagai ”pohon kehidupan”, juga menamakannya sebagai ”pohon
surga”. Kelapa merupakan tanaman tropis yang telah lama dikenal masyarakat
Indonesia.Mulai daun sampai akar dari tanaman kelapa dapat dimanfaatkan. Sebagai contoh
daun kelapa dapat dimanfaatkan sebagai sapu lidi, daging buahnya dapat dikonsumsi, air
kelapa dapat dimanfaatkan sebagai penawar racun, sabut serta tempurung dapat dimanfaatkan
untuk pembuatan kerajinan tangan, batangnya dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan,
dan pelepah serta akarnya biasa digunakan sebagai bahan bakar.
Kelapa merupakan salah satu komoditi perkebunan yang banyak diminati oleh
masyarakat petani yang ada di seluruh kabupaten dan kota di Sulawesi Tengah. Hal ini
dikarenakan kelapa merupakan pohon yang serba guna dan mempunyai nilai
ekonomis.Kelapa merupakan salah satu sumber pendapatan yang sangat penting bagi
masyarakat Sulawesi Tengah. Sektor pertanian kelapa merupakan komoditas tradisional yang
secara komersial dapat di hasilkan dalam bentuk kopra, minyak kelapa, makanan segar dan
lain-lain. Menurut data Statistik Provinsi Maluku Utara(2021), Ternate memiliki lahan kelapa
seluas 1 080 Ha yang ditanami kelapa.
Kopra adalah daging buah kelapa yang dikeringkan.Kopramerupakan salah satu produk
turunan kelapa yang sangat penting, karena merupakan bahan baku pembuatan minyak kelapa
dan turunannya. Teknologi pengolahan kopra pada dasarnya merupakan proses pengeringan
atau penurunan kadarbuah kelapa yang banyak dilakukan petani kelapa di Ternate masih
merupakan teknik pengolahan kelapa tradisional.
Mesin pengering kopradi desain untuk mempermudah dan mempercepat proses
pembuatan kopra. Pengeringan kopra terbagi menjadi dua yaitu sun drying dan artificial
drying.Sun drying memerlukan sinar matahari sebagai sumber energi, sumber panas dan sinar
ultraviolet.Pengeringan ini dilakukan secara air buah kelapa sampai kadar air tertentu.
Teknologi pengolahan daging terbuka, membutuhkan hembusan angin yang besar dari udara
sehingga pengeringan berlangsung lambat. Namun, pengeringan secara terbuka menyebabkan
rawan kontaminasi dari udara, debu dan kerikil dari lingkungan sekitar. Selain itu,
pengeringan ini dilakukan hanya jika cuaca memungkinkan. Jika tidak, proses pengeringan
secara terbuka tidak efektif dilakukan sehingga sulit dikontrol laju aliran udara panas dan
temperaturnya.Pengeringan buatan (artificial drying) menggunakan bahan bakar.Prinsip
kerjanya adalah pemanasan secara konduksi (penghantaran panas) atau konveksi (pengaliran
panas) yang bertujuan untuk mengurangi kadar air bahan pangan. Dan alat ini mempun yai
kelebihan dapat mengontrol laju aliran udara panas dan temperature ruang bakar
dapat di atur.
1.3 Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan kami, tentang baagaimana proses
pengolahan kelapa menjadi kopra dan analisis pendapatan sampai pada hasil pemasaran
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Klasifikasi:
Ordo : Arecales
Tanaman kelapa digolongkan atas2 tipe, yaitu kelapa tipe Dalam dan tipe Genjah.
Kelapa tipe Dalam umumnya memiliki batang yang tinggi sekitar 15 meter dan bagian
pangkal membengkak (disebut bol), mahkota daun terbuka penuh berkisar 30 – 40 daun,
panjang daun berkisar 5 – 7 meter, berbunga pertama lambat berkisar 7 – 10 tahun setelah
tanam, buah masak sekitar 12 bulan setelah penyerbukan, umur tanaman dapat mencapai 80 –
90 tahun, lebih toleran terhadap macam-macam jenis tanah dan kondisi iklim, kualitas kopra
dan minyak serta sabut umumnya baik (Rompas et al 1988), pada umumnya menyerbuk
silang (Foale, 1992).
Pohon dengan batang tunggal atau kadang-kadang bercabang.Akar serabut, tebal dan
berkayu, berkerumun membentuk bonggol, adaptif pada lahan berpasir pantai.Batang beruas-
ruas namun bila sudah tua tidak terlalu tampak, khas tipe monokotil dengan pembuluh
menyebar (tidak konsentrik), berkayu.Kayunya kurang baik digunakan untuk
bangunan.Bunga tersusun majemuk pada rangkaian yang dilindungi oleh bractea; terdapat
bunga jantan dan betina, berumah satu, bunga betina terletak di pangkal karangan, sedangkan
bunga jantan di bagian yang jauh dari pangkal. Buah besar, diameter 10 cm sampai 20 cm
atau bahkan lebih, berwarna kuning, hijau, atau coklat; buah tersusun dari mesokarp berupa
serat yang berlignin, disebut sabut, melindungi bagian endokarp yang keras (disebut batok)
dan kedap air; endokarp melindungi biji yang hanya dilindungi oleh membran yang melekat
pada sisi dalam endokarp. Endospermium berupa cairan yang mengandung banyak enzim,
dan fase padatannya mengendap pada dinding endokarp seiring dengan semakin tuanya buah;
embrio kecil dan baru membesar ketika buah siap untuk berkecambah (disebut kentos).
Kelapa (Cocos nucifera) termasuk jenis tanaman palma yang mempunyai buah
berukuran cukup besar. Batang pohon kelapa umumnya berdiri tegak dan tidakbercabang,
dan dapat mencapai 10 – 14 meter lebih.Daunya berpelepah merupakan daun tunggal dengan
pertulangan menyirip, daun bertoreh sangat dalam sehingga nampak seperti daun majemuk,
panjangnya dapat mencapai 3 – 4 meter lebih dengan sirip-sirip lidi yang menopang tiap
helaian.Buahnya terbungkus dengan serabut dan batok yang cukup kuat sehingga untuk
memperoleh buah kelapa harus dikuliti terlebih dahulu.Kelapa yang sudah besar dan subur
dapat menghasilkan 2 – 10 buah kelapa setiap tangkainya (Palungkun, 2004).Tanaman kelapa
banyak terdapat di daerah beriklim tropis.Kelapa diperkirakan dapat ditemukan di lebih dari
80 negara.Indonesia merupakan negara agraris yang menempati posisi ketiga setelah Filipina
dan India, sebagai penghasil kelapa terbesar di dunia (APCC, 2006).
Buah kelapa berbentuk bulat yang terdiri dari 35 % sabut (eksokarp dan mesokarp), 12 %
tempurung (endokarp), 28 % daging buah ( endosperm), dan 25 % air. Menurut Ketaren
(1989), tebal sabut kelapa kurang lebih 5 cm dan daging buah 1 cm atau lebih (Palungkun,
2004).
Pembibitan
Persiapan lahan
Penanaman
Hasil (panen )
Pertumbuhan seragam.
Pada umur 6-9 bulan sudah ada pelapah daun yang pecah dan siap di
Pemiliharaan tanaman
1. Konsolidasi tanaman
2. Penyulaman
3. Pengendalian gulma
4. Pemupukan
6. Penunasan pelepah
8. Pemeliharaan jalan.
Pemindahan bibit kelapa di lahan yang telah disiapkan, Lubang tanaman dibuat
dengan ukuran 50 cm dengan kedalaman 40 cm dipisahkan dari tanah bagian bawah. Jarak
antara lubang tanaman yaitu 1x9 m. Pada usia kelapa sekitar 6-8 tahuan umur kelapa berbuah,
bamboo atau gala banmu yang ujungnya di pasang sabit. Jika tinggi pohon lebih dari 8 m
dilakukan dengan cara memanjat atau ditempat tertentu di Indonesia menggunakan hewan
( monyet di Sumatra barat) untuk buah kelapa yang berumur lebih dari 11 bulan.
Sabut buah kelapa mengalami perubahan warna seperti warna coklat ke abu-abuan
atau hitam..
1. Kelapa tidak di panen per butir, tetapi dalam dalam satu tandan langsung
dipanen sehingga pada saat panen yang dipotong tangkai tandan bukan tangkai
buah kelapa.
2. Cara panenen sampai pada saat ini masi secara manual di petik dengan
Penelitian dilakukan di Desa Takome pada tanggal 25 oktober 2022, pada pukul 11:00 WIT –
selesai.
N Alat Bahan
1. Parang Kelapa
3 Karung
4 Korek
5 Terpal
6 Bambu
7 Kayu
8 Genteng
9 Argo
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus. Studi kasus merupakan
metode pengumpulan data secara komprehensif, yang bertujuan agar informasi yang diperlukan untuk
keperluan analisis tergali lebih detail. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja ( purposive ) dengan
pertimbangan bahwa daerah tersebut merupakan salah satu sentra agroindustri kopra.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Identitas petani
Nama : Jauhar
Umur : 33 tahun
a. pembersihan lahan
alat yang digunakan oleh pak Jauhar untuk memotong atau memangkas rumput untuk
setelah lahan bersih maka selanjutnya pak jauhar memanjat pohon kelapa untuk di potong atau
mengambil buah kelapa yang sudah siap dipanen dengan warna kelapa keabu-abuan atau kecoklatan,
setelah buah kelapa jatuh pak jauhar mengumpulkan di bawah pohon tersebut.
pak jauhar mengangkut buah kelapa dengan menggunakan argo dan di kumpulkan di tempat
masyarakat yang ada di kelurahan Takome khususnya petani kopra masih menggunakan kebiasaan
saling membantu atau gotong royong. Dalam proses pembelahan kelapa, khususnya petani kopra ikut
Cara ini merupakan teknik yang banyak dikembangkan di kalangan petani kopra di
cungkel atau di korek setelah itu daging kelapa di masukan ke tempat pengasap dan
diratakan di atas tempat pengasapan dan biasanya petani kopra menyebutkan dengan fufu
dengan cara membakar batok kelapa atau sabuk kelapa dibawa tempat pengasapan kemudian
Berat kg 1 ton
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan analisis dari penelitian terhadap usaha tani kelapa di Desa Takome maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Hasil analisis data menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan yang diperoleh petani kelapa
dari hasil penjualan kopra sebesar Rp. 5.500.000
5.2 Saran
Perlunya upaya pemerintahan untuk mendorong peningkatan pendapatan petani kelapa, salah
satunya dengan melakukan peremajaan terhadap tanaman kelapa yang lama serta untuk
mengembangkan produk dari daging buah kelapa yang memiliki nilai tambah yang lebih tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Foale. 1992. Coconut genetic diversity. Present knowledge and future research needs. Papers
of the IBPGR workshop on Coconut Genetic Resources.8-10 Oktober1991,
Cipanas, Indonesia.IBPGR Rome.p.46-55.
Palungkun R. 2004. Aneka Produk Olahan Kelapa. Jakarta: Penebar Swadaya APCC 2006.
Coconut Integrated Pest Management. Annual report.APCC.
Alamsyah AN. 2005. Virgin Coconut Oil: Minyak Penakluk aneka Penyakit, Jakarta: Agro
Media Pustaka.
Alamsyah.2007. Analisis Pendapatan dan Nilai Tambah Kelapa menjadi Kopra di Desa
Bolubung Kecamatan Bulagi Utara Kabupaten Banggai Kepulauan.e-J.
Agrotekbis 3 (4) : 532-542, Agustus 2015
DAFTAR LAMPIRAN