Anda di halaman 1dari 32

SEJARAH HUKUM PERDATA

INTERNASIONAL INDONESIA

DAN PENGENALAN TERHADAP


HUKUM PERSELISIHAN
(Bab III Buku Wajib)
1
1) Pokok Bahasan III ini memusatkan
pembahasan pada Perkembangan HPI di
Indonesia;
2) Berbicara ttg HPI Indonesia, maka
pembahasan tidak mungkin dilepaskan dari
perkembangan induk dari HPI, yaitu
HUKUM PERSELISIHAN (Confllict of Laws);
PETUNJUK 3) Slides berikut ini akan terlebih dahulu
PEMBELAJARAN berbicara ttg Hukum Perselisihan secara
umum, lalu wujud Hukum Perselisihan di
Indonesia;
4) Sejarah HPI Indonesia akan lebih mudah
dipahami apabila tinjauan dimulai dari
perkembangan hukum di Indonesia
sebelum kemerdekaan.

2
PENDAHULUAN

HUKUM PERSELISIHAN:
“Bidang hukum yang berfungsi untuk
menyelesaikan masalah hukum yang
melibatkan lebih dari satu kaidah, aturan, atau
sistem hukum, melalui penetapan kaidah,
aturan, atau sistem hukum yang seharusnya
berlaku untuk menyelesaikan masalah
tersebut”
3
I N T RO D U K S I

▪ Istilah Hukum Perselisihan (conflictenrecht) setara makna dan


ruang-lingkupnya dengan istilah Conflict of Laws yang
dikenal di dalam tradisi common law;

▪ Kedua-duanya berupaya menjawab persoalan-persoalan


hukum yang menyangkut “perbenturan” (collision)
antara dua atau lebih kaidah atau sistem hukum yang berbeda;

▪ Di Amerika Serikat, sebagai sebuah negara federal,


istilah Conflict of Laws lebih banyak digunakan untuk
menunjuk pada aturan-aturan hukum yang digunakan untuk
menyelesaikan interstate conflicts (perselisihan hukum antar
negara bagian)

4
I N T RO D U K S I

Conflict
of Laws

5
I N T RO D U K S I

• Conflict of Laws di AS dikembangkan untuk


menyelesaikan perselisihan hukum antar negara bagian di
dalam sebuah sistem Federal (Indonesia "Negara
Kesatuan")
• Conflict of Laws umumnya tidak membedakan perkara-
perkara yang bersifat hukum publik atau hukum
keperdataan;
• Secara umum prinsip-prinsip yang berkembang di dalam
Conflict of Laws tidak banyak berbeda dengan apa yang
dikenal di dalam Hukum Perselisihan yang berkembang di
Eropa dan belahan dunia yang lain (termasuk
Indonesia);
6
HUKUM PERSELISIHAN DI
INDONESIA

PENJELASAN UMUM

7
HUKUM PERSELISIHAN INDONESIA

• HUKUM PERSELISIHAN DI INDONESIA mulai


berkembang sejak masa penjajahan Belanda sampai dengan
masa setelah kemerdekaan;
• Persoalan-persoalan Hukum Perselisihan di Indonesia tidak
terbatas pada persoalan di bidang hukum keperdataan saja
namun dapat menyangkut persoalan di bidang hukum publik;
• Dikenal pula dengan sebutan HUKUM ANTAR
TATAHUKUM
• Perkembangan Hukum Perselisihan Indonesia lebih banyak
merupakan Hukum Perselisihan Antar Tata Hukum Intern
(kecuali Hukum Perdata Internasional)
8
HUKUM PERSELISIHAN INDONESIA

Hk. Antargolongan
Bidang
Hukum Keperdataan
Hk. Antaradat

Hk. Antaragama

Hk. Perdata
Internasional

Hukum Antarwaktu
Bidang
Hukum Publik
Hk. Antardaerah

Hk. Antarwewenang
9
HUKUM PERSELISIHAN INDONESIA

10
HUKUM ANTAR ADAT
Adalah:
keseluruhan peraturan dan keputusan hukum
yang menunjukkan hukum (adat) manakah
yang seharusnya berlaku, dalam hubungan
hukum antara warga negara di Indonesia, yang
di dalamnya memperlihatkan titik -titik taut
dengan kaidah-kaidah hukum yang berbeda
dalam lingkungan adat istiadatnya.

11
HUKUM ANTAR ADAT

PERSOALAN-PERSOALAN TENTANG:

• kewenangan peradilan adat mana,


• hukum adat material/substantif yang harus
diberlakukan untuk menyelesaikan sebuah perkara
antaradat,
• Pengakuan dan pelaksanaan terhadap suatu putusan
forum lingkungan hukum adat tertentu di dalam
lingkungan hukum adat lain

12
HUKUM ANTAR GOLONGAN

• Prof. Sudargo : Hukum Antar Tata Hukum Intern


(lihat hal 54 dan Hal 57 Buku Wajib);
• Berkembang di masa Penjajahan Hindia Belanda
• Berakar pada: pembagian golongan penduduk
yang diciptakan oleh pemerintah kolonial Hindia
Belanda, khususnya melalui penetapan Pasal 131
jo. 163 Indische Staatsregeling van Wetgeving.

13
H U K U M A N TA R G O L O N G A N

Inti pemberlakuan Pasal-pasal IS:

• Penduduk Hindia-belanda dibedakan ke dalam 3 golongan


penduduk:
• Golongan Eropa
• Golongan Timur Asing
• Golongan Bumi Putera

• Masing-masing Golongan Penduduk ditundukkan pada


sistem-sistem hukum yang berbeda (Hk. Perdata Barat, Hk.
Perdata Adat TA, Hk Adat);

14
H UK UM AN TAR G O L ON GAN

PASAL 131 INDISCHE STAATSREGELING (IS) SECARA


UMUM MENETAPKAN BAHWA:
PENDUDUK INDONESIA DIBAGI KE DALAM TIGA
GOLONGAN PENDUDUK:

A. GOLONGAN EROPA DAN YANG DIPERSAMAKAN


B. GOLONGAN TIMUR ASING DAN YANG
DIPERSAMAKAN
C. GOLONGAN BUMI PUTERA

15
PASAL 163 IS

❖ Golongan Eropa tunduk pada Hukum Perdata


Barat;
❖ Golongan Timur Asing tunduk pada hukum adat
masing-masing (walaupun sejak tahun 1925
mereka ditundukkan pada Hukum Perdata
Barat, kecuali utk bbrp persoalan yang tetap
dapat diatur berdasarkan hukum adat)
❖ Golongan Bumiputera tunduk pada hukum adat
masing-masing

16
H U K U M A N TA R G O L O N G A N

HUKUM ANTAR GOLONGAN:


Keseluruhan peraturan dan keputusan hukum yang
menunjukkan hukum manakah (di antara berbagai
sistem hukum yang berlaku di wilayah Hindia-
Belanda) yang harus diberlakukan, dalam hubungan
hukum antar penduduk di wilayah penguasa kolonial
Hindia Belanda yang menunjukkan titik-titik pertautan
dengan kaidah-kaidah yang bersumber pada sistem
hukum yang berbeda akibat perbedaan golongan
penduduk para pihak
17
HUKUM ANTAR AGAMA

“Hukum antaragama adalah keseluruhan


peraturan dan keputusan hukum yang
menunjukkan hukum manakah yang berlaku
dalam hubungan hukum antar warganegara,
yang menunjukkan titik-titik pertautan
dengan kaidah-kaidah hukum agama dari
lingkungan keagamaan yang berbeda”

18
H UK UM AN TAR AG AM A

➢ Pada masa penjajahan, hubungan2 hukum yang


melibatkan norma agama yang berbeda (umumnya
di bidang hukum keluarga) diatur oleh kaidah2
Hukum Antar Agama;
➢ Di masa kemerdekaan, aturan2 Hukum Antar
Agama dapat dijumpai di berbagai aturan dan
putusan pengadilan;

19
HUKUM ANTARWAKTU

“Keseluruhan peraturan dan keputusan hukum yang


menunjukkan aturan hukum yang mana yang
harus diberlakukan bila hubungan hukum antar
warganegara di dalam satu negara menunjukkan
titik-titik pertautan dengan dua peraturan yang
mengatur hal yang sama, dan peraturan yang lama
telah digantikan oleh peraturan yang baru”

20
HUKUM ANTARDAERAH

“Keseluruhan peraturan dan keputusan


hukum yang berfungsi dalam menentukan
hukum daerah mana di dalam wilayah
sebuah negara, yang harus berlaku dalam
masalah hukum atau hubungan hukum
yang menyebabkan terlibatnya lebih dari
satu peraturan daerah”

21
HUKUM ANTARWEWENANG

“Keseluruhan peraturan dan keputusan hukum yang


berfungsi dalam menentukan hukum yang harus
diberlakukan dalam penyelesaian
masalah/persoalan hukum yang menyebabkan
terlibatnya lebih dari satu kewenangan
lembaga/instansi pemerintahan serta jajarannya,
baik di tingkat pusat maupun daerah”

22
HUKUM PERDATA
INTERNASIONAL

“Keseluruhan peraturan dan keputusan hukum


di dalam hukum nasional yang berfungsi
untuk menentukan hukum negara mana yang
harus berlaku dalam menyelesaikan masalah
atau hubungan hukum yang melibatkan dua
atau lebih sistem hukum negara-negara yang
berbeda”

23
METODE PENDEKATAN
TRADISIONAL

HUKUM
PERSELISIHAN
PELAJARI Bab III Paragraph C
Buku Wajib.

24
TITIK-TITIK
KUALIFIKA
TAUT
APA POKOK SI FAKTA &
PERKARA/MASAL KUALIFIKA
AH HUKUM YANG SI HUKUM
TITIK-TITIK DIHADAPI?
TAUT
PRIMER

PERKARA
FAKTA-FAKTA HUKUM PENENTUAN
DALAM SEBUAH PERSELISIHAN HUKUM YANG
PERKARA HARUS BERLAKU
HUKUM

25
KAIDAH HUKUM MEMUAT TITIK
TAUT SEKUNDER/TITIK TAUT
PENENTU YANG AKAN
MENENTUKAN KAIDAH/SISTEM
TENTUKAN HUKUM YANG SEHARUSNYA
KAIDAH HUKUM BERLAKU
PERSELISIHAN (LEX CAUSAE)
YANG RELEVAN

PUTUSKAN
PERKARA/SELESAIKAN
MASALAH HUKUM
BERDASARKAN HUKUM
YANG SEHARUSNYA
BERLAKU ITU

26
SEJARAH HUKUM
PERDATA
INTERNASIONAL

INDONESIA
27
ASAS-ASAS UMUM HPI INDONESIA

• Pelajari Bab III Paragraph D Buku Wajib (hal.


72 dst).
• Sampai saat ini, belum ada Peraturan PerUUan
Nasional Indonesia yang berlaku dan khusus
mengatur Hukum Perdata Internasional.
• Apa yang dimaksud dengan Undang-undang
HPI?

28
ASAS-ASAS UMUM HPI INDONESIA

• Peraturan PerUUan yang memuat Kaidah-kaidah HPI


(Choice of Law Rules)
• Memuat kaidah-kaidah HPI baik yang bersifat umum
maupun yang bersifat khusus untuk menyelesaikan
persoalan-persoalan HPI yang khusus;
• Yang berlaku sampai saat ini adalah Kaidah HPI Umum
(General Choice of Law Rules) peninggalan jaman
penjajahan Belanda

29
ASAS-ASAS UMUM HPI INDONESIA

Dimuat di dalam Pasal 16, 17 dan 18 Algemene


Bepalingen van Wetgeving (Stbl 1847 No. 23)(Disingkat
AB):
• Pasal 16 AB tentang Status Personal (lihat hal 76 – 77
Buku Wajib)
• Pasal 17 AB tentang Status Benda Tetap (Lihat hal 77 –
78 Buku Wajib)
• Pasal 18 AB tentang Status Perbuatan
Hukum/Hubungan Hukum (Lihat hal 78 – 80 Buku
Wajib).

30
AS AS - AS AS UM UM H P I I N D O NE S IA

• Pasal 16 AB menggunakan Asas Lex


Domicilium Originis (hukum tempat asal
seseorang – Lex Domicili atau Lex Patriae?)
• Pasal 17 AB menggunakan Asas Lex Situs
atau Lex Rei Sitae (hukum tempat letak benda
tetap)
• Pasal 18 AB menggunakan asas Lex Loci
Actus (tempat perbuatan hukum).

31
AS AS - AS AS UM UM H P I I N D O NE S IA

• Pada tahun 2019-2020, telah dimulai kembali upaya untuk


membuat sebuah UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA
INTERNASIONAL INDONESIA;
• Rencana UU HPI ini sudah masuk di dalam Program Legislasi
Nasional Jangka Menengah, sehingga apabila semua lancar, RUU
ini diharapkan dapat disahkan menjadi UU paling lambat pada
tahun 2023-2024.
• Draft RUU HPI dalam perkembangannya sekarang menjadi
sebuah Kodifikasi HPI yang memuat sampai lebih dari 95 Pasal
dan mencakup asas dan aturan HPI ttg persoalan--persoalan
pokok HPI;

32

Anda mungkin juga menyukai