Anda di halaman 1dari 7

1.

Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di mulai pada tanggal 24 Oktober

hingga 12 November 2022, dengan jadwal dalam satu minggu 6 hari kerja dan terbagi 2

shift pukul 07.30-14.00 dan 09.30-16.00. Pelaksanaan PKL yang bertempat di Rumah

Sakit Umum Daerah (RSUD) Simo di Jl. Bangak-Simo No.KM. 01, Kebayanan 3,

Pelem, Simo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah 57377.

2. Pengertian Rumah Sakit

Rumah Sakit menurut Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4

Tahun 2018 adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,

rawat jalan, dan gawat darurat.

Bisa juga didefinisikan rumah sakit adalah suatu organisasi yang dilakukan

oleh tenaga medis professional yang terorganisir baik dari sarana prasarana

kedokteran, asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan

penyakit yang diderita oleh pasien. (Bramantoro, 2018) juga menjelaskan bahwa

rumah sakit merupakan suatu fasilitas pelayanan kesehatan yang melaksanakan upaya

kesehatan secara berdayaguna dan berhasil guna pada upaya penyembuhan dan

pemulihan yang terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta

melaksanakan upaya rujukan.

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1204/MENKES/SK/X/2004

Persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit dinyatakan bahwa rumah sakit

sebagai sarana pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya orang sakit maupun

orang sehat, atau dapat menjadi tempat penularan penyakit serta memungkinkan

terjadinya pencemaran lingkungan dan kesehatan (Depkes RI 2004).


Menurut WHO (World Health Organization),

 rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan

dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan

penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat.

3. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit

Rumah Sakit Umum mempunyai misi memberikan pelayanan kesehatan y

ang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat. Tugas rumah sakit umum adalah melaksanakan upaya

pelayanan kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan

mengutamakan penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan

terpadu dengan peningkatan dan pencegahan serta pelaksanaan upaya rujukan.

Tugas tersebut perlu dijalankan dengan adanya dukungan dari unit-unit

pembantu yang mempunyai tugas spesifik, diantaranya adalah unit rekam medis.

Unit rekam medis bertanggungjawab terhadap pengelolaan data pasien data

pasien menjadi informasi kesehatan yang berguna bagi pengambilan keputusan.

(Budi, 2011).

Fungsi Rumah Sakit

Berdasarkan UU RI Nomor 44 Tahun 2009, rumah sakit mempunyai fungsi

sebagai :

a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai

dengan standar pelayanan rumah sakit

b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan peroangan melalui pelayanan

kesehatan paripurna.
c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam

rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan.

d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangam serta penapsiran teknologi

bidang kesehatan dalam rangkan peningkatan pelayanan kesehatan dengan

memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

Dalam upaya menyelenggarakan fungsinya, maka Rumah Sakit umum menyel

enggarakan kegiatan :

a. Pelayanan medis

b. Pelayanan dan asuhan keperawatan

c. Pelayanan penunjang medis dan nonmedis

d. Pelayanan kesehatan kemasyarakatan dan rujukan

e. Pendidikan, penelitian dan pengembangan

f. Administrasi umum dan keuangan

4. Tata ruang
5. Struktur

Direktur Komite
Dr. Ratmi Medik
Pungkasari,
Kel M. Kes
Jabatan Sub Bag
Fungsional Tata Usaha

Seksi Seksi
Pelayanan Penunjang
Medik dan Medik
Rudhiyanto,
Keperawatan
Dr. Sulistiyani, S. Ak
MHP

Ins.
Ins. Ins. Ins.
Raw Ins. Ins
Ra Gaw Reh Ins. Ins.
at Radi . IPS
wat at ap Far Laborat
Jala ologi Gi RS
Ina Dar Med masi orium
ni zi
p urat ik

Posisi
Pesert
a
Ins.
Pemulasan
Jenazah

6. Personalia di RSUD Simo

Personalia merupakan serangkaian aktivitas mengelola sumber daya manusia

untuk mengorganisir berbagai aktivitas yang berkaitan dengan bidang

administratif. Tugas lain dari personalia termasuk mengatur hubungan industrial

antara perusahaan dan para karyawannya. RSUD Simo Tipe D Kabupaten

Boyolali didukung oleh 101 PNS, 5 PTT Daerah dan 52 tenaga BLUD dan tenaga

kontrak 29, PGDS 3.


7. Penerimaan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan

Penerimaan merupakan suatu kegiatan menerima sediaan farmasi untuk menjamin

kesesuaian jenis spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera

dalam surat pesanan dengan kondisi fisik yang diterima. Penerimaan sediaan farmasi

di RSUD Simo yang telah dilakukan sesuai dengan aturan kefarmasian, melalui

pembelian langsung di Pabrik Besar Farmasi (PBF) maupun dari sumbangan (hibah)

misalnya dari Dinas Kesehatan. Penerimaan sediaan farmasi dan perbekalan

kesehatan harus dilakukan pemeriksaan yang tepat supaya obat yang diterima sesuai

dengan jenis, jumlah dan mutunya berdasarkan faktur pembelian dan/atau surat

pengiriman barang yang sah.

Penerimaan sediaan farmasi di apotek harus dilakukan oleh Apoteker. Bila Apoteker

berhalangan hadir, penerimaan sediaan farmasi dapat diwakilkan kepada Tenaga

Kefarmasian yang ditunjuk oleh Apoteker Pemegang SIA. Penerimaan sediaan farmasi

dilakukan dengan memberikan faktur dan jumlah barang yang dipesan .setelah itu

dilakukan pengecekan kembali barang yang telah dipesan.

Perlu diperhatikan dalam penerimaan yaitu kondisi barang, jumlah barang yang

dipesan, tanggal kadaluarsa. Faktur yang telah sesuai dengan barang yang dipesan lalu

diberikan cap dan tanda tangan apoteker penanggung jawab. Dua salinan faktur disimpan

untuk selanjutnya diinput sebagai bukti arsip administrasi dan faktur dicatat pada buku

penerimaan, sedangkan faktur asli diserahkan kembali ke PBF.

1.1 Penyerahan obat unit dose/resep individu kepada pasien dibawah pengawasan

apoteker atau pimpinan unit


Sistem Unit Dose Dispensing (UDD) yaitu sistem distribusi obat dengan cara

pemberian sediaan farmasi kepada pasien terutama di rawat inap dalam bentuk dosis

tunggal, diserahkan untuk sekali pemakaian selama pengobatan. Unit Dose Dispensing

merupakan sistem distribusi yang menyediakan obat dalam bentuk satuan penggunaan.

Sistem distribusi ini pada awalnya dirancang dan dikembangkan pada kondisi akut di

rumah sakit. UDD merupakan sistem yang aman dan efisien dalam fasilitas perawatan

jangka panjang, dan dapat meningkatkan produktifitas perawatan serta menyediakan

pemesanan, distribusi, penyimpanan dan pemberian obat dengan tingkat kesalahan yang

kecil. Semua UDD memiliki ciri yang sama, yaitu satu paket unit obat yang didispensing

tepat sebelum diberikan kepada pasien. Obat diisi dalam paket terkecil. Sistem distribusi

ini juga diterapkan dalam pelayanan farmasi rawat inap di RSUD Simo.

Penerapan sistem UDD dipengaruhi banyak faktor, dari segi input, proses maupun

outputnya, yang hasil identifikasinya dapat memperbaiki sistem UDD agar berjalan

optimal. Proses penyerahan obat kepada pasien, harus disertai dengan informasi tambahan

mengenai peringatan atau hal-hal yang harus diperhatikan saat menggunakan obat, dan

jika dapat memberi konseling kepada pasien. Konseling diberikan sesuai umur,

pengalaman, latar belakang dan pemahaman masing-masing pasien. Pejelasan yang

dibutuhkan pasien misalnya beberapa akibat dari obat terhadap kemampuan memusatkan

perhatian/konsentrasi saat mengemudi atau bekerja, beberapa makanan atau obat yang

dihindari, dan juga perlu dijelaskan tindakan yang harus dilakukan jika terdapat dosis

yang terlupa. Beberapa sediaan obat ada kebutuhan khusus untuk dilakukan konseling,

seperti waktu minum obat atau cara pemberian obat yang khusus atau interaksi yang

dapat terjadi dengan makanan atau obat lain.

Sebelum obat diserahkan kepada pasien harus dilakukan pemeriksaan kesesuaian

antara obat dengan resep. Penyerahan obat dilakukan oleh apoteker dan atau Tenaga
Teknis Kefarmasian dengan menanyakan identitas serta alamat dan tangal lahir.

Dilanjutkan dengan pemberian informasi obat dan konseling kepada pasien. Apoteker

atau Tenaga Teknis Kefarmasian harus memberikan informasi yang benar, jelas, dan

mudah dimengerti, Informasi obat yang diberikan kepada pasien meliputi: cara

pemakaian obat, cara penyimpanan obat, jangka waktu pengobatan. Aktivitas serta

makanan dan minuman yang harus dihindari selama terapi. Apoteker dan atau Tenaga

Teknis Kefarmasian harus memberikan konseling sehingga pasien dapat terhindar dari

bahaya penyalahgunaan atau penggunaan obat yang salah. Untuk penderita penyakit

tertentu seperti kardiovaskular, diabetes, TBC, asma dan penyakit kronis lainnya.

Apoteker atau Tenaga Teknis Kefarmasian, tenaga teknis kefarmasian harus memberikan

konseling secara berkelanjutan.

Dapus
Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit. Jakarta2009.
. Kemenkes, RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
269/MENKES/PER/III/2008. 2008
Krista R. Burhanuddin, Heedy Tjitrosantoso PVYY. Pendistribusian Sediaan Farmasi di Instalasi
Farmasi RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado. J Ilm Farm Pharmacon. 2019;5(2):313-321.
Badan POM RI. 2019. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan makanan Republik Indonesia
Tahun 2019 Tentang Pedoman Teknis Cara Distribusi Obat yang Baik. Jakarta.

Larasati, N., & Wulandadari, C. A. (2019). Implementation of Unit Dose Dispensing using
Management Information System in Pharmacy Installation of Panti Rapih Hospital.
JURNAL MANAJEMEN DAN PELAYANAN FARMASI (Journal of Management and
Pharmacy Practice), 8(4), 153. https://doi.org/10.22146/jmpf.37402

Anda mungkin juga menyukai