hingga 12 November 2022, dengan jadwal dalam satu minggu 6 hari kerja dan terbagi 2
shift pukul 07.30-14.00 dan 09.30-16.00. Pelaksanaan PKL yang bertempat di Rumah
Sakit Umum Daerah (RSUD) Simo di Jl. Bangak-Simo No.KM. 01, Kebayanan 3,
Bisa juga didefinisikan rumah sakit adalah suatu organisasi yang dilakukan
oleh tenaga medis professional yang terorganisir baik dari sarana prasarana
penyakit yang diderita oleh pasien. (Bramantoro, 2018) juga menjelaskan bahwa
rumah sakit merupakan suatu fasilitas pelayanan kesehatan yang melaksanakan upaya
kesehatan secara berdayaguna dan berhasil guna pada upaya penyembuhan dan
1204/MENKES/SK/X/2004
orang sehat, atau dapat menjadi tempat penularan penyakit serta memungkinkan
rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan
ang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat
pembantu yang mempunyai tugas spesifik, diantaranya adalah unit rekam medis.
(Budi, 2011).
sebagai :
kesehatan paripurna.
c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam
enggarakan kegiatan :
a. Pelayanan medis
4. Tata ruang
5. Struktur
Direktur Komite
Dr. Ratmi Medik
Pungkasari,
Kel M. Kes
Jabatan Sub Bag
Fungsional Tata Usaha
Seksi Seksi
Pelayanan Penunjang
Medik dan Medik
Rudhiyanto,
Keperawatan
Dr. Sulistiyani, S. Ak
MHP
Ins.
Ins. Ins. Ins.
Raw Ins. Ins
Ra Gaw Reh Ins. Ins.
at Radi . IPS
wat at ap Far Laborat
Jala ologi Gi RS
Ina Dar Med masi orium
ni zi
p urat ik
Posisi
Pesert
a
Ins.
Pemulasan
Jenazah
Boyolali didukung oleh 101 PNS, 5 PTT Daerah dan 52 tenaga BLUD dan tenaga
kesesuaian jenis spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera
dalam surat pesanan dengan kondisi fisik yang diterima. Penerimaan sediaan farmasi
di RSUD Simo yang telah dilakukan sesuai dengan aturan kefarmasian, melalui
pembelian langsung di Pabrik Besar Farmasi (PBF) maupun dari sumbangan (hibah)
kesehatan harus dilakukan pemeriksaan yang tepat supaya obat yang diterima sesuai
dengan jenis, jumlah dan mutunya berdasarkan faktur pembelian dan/atau surat
Penerimaan sediaan farmasi di apotek harus dilakukan oleh Apoteker. Bila Apoteker
Kefarmasian yang ditunjuk oleh Apoteker Pemegang SIA. Penerimaan sediaan farmasi
dilakukan dengan memberikan faktur dan jumlah barang yang dipesan .setelah itu
Perlu diperhatikan dalam penerimaan yaitu kondisi barang, jumlah barang yang
dipesan, tanggal kadaluarsa. Faktur yang telah sesuai dengan barang yang dipesan lalu
diberikan cap dan tanda tangan apoteker penanggung jawab. Dua salinan faktur disimpan
untuk selanjutnya diinput sebagai bukti arsip administrasi dan faktur dicatat pada buku
1.1 Penyerahan obat unit dose/resep individu kepada pasien dibawah pengawasan
pemberian sediaan farmasi kepada pasien terutama di rawat inap dalam bentuk dosis
tunggal, diserahkan untuk sekali pemakaian selama pengobatan. Unit Dose Dispensing
merupakan sistem distribusi yang menyediakan obat dalam bentuk satuan penggunaan.
Sistem distribusi ini pada awalnya dirancang dan dikembangkan pada kondisi akut di
rumah sakit. UDD merupakan sistem yang aman dan efisien dalam fasilitas perawatan
pemesanan, distribusi, penyimpanan dan pemberian obat dengan tingkat kesalahan yang
kecil. Semua UDD memiliki ciri yang sama, yaitu satu paket unit obat yang didispensing
tepat sebelum diberikan kepada pasien. Obat diisi dalam paket terkecil. Sistem distribusi
ini juga diterapkan dalam pelayanan farmasi rawat inap di RSUD Simo.
Penerapan sistem UDD dipengaruhi banyak faktor, dari segi input, proses maupun
outputnya, yang hasil identifikasinya dapat memperbaiki sistem UDD agar berjalan
optimal. Proses penyerahan obat kepada pasien, harus disertai dengan informasi tambahan
mengenai peringatan atau hal-hal yang harus diperhatikan saat menggunakan obat, dan
jika dapat memberi konseling kepada pasien. Konseling diberikan sesuai umur,
dibutuhkan pasien misalnya beberapa akibat dari obat terhadap kemampuan memusatkan
perhatian/konsentrasi saat mengemudi atau bekerja, beberapa makanan atau obat yang
dihindari, dan juga perlu dijelaskan tindakan yang harus dilakukan jika terdapat dosis
yang terlupa. Beberapa sediaan obat ada kebutuhan khusus untuk dilakukan konseling,
seperti waktu minum obat atau cara pemberian obat yang khusus atau interaksi yang
antara obat dengan resep. Penyerahan obat dilakukan oleh apoteker dan atau Tenaga
Teknis Kefarmasian dengan menanyakan identitas serta alamat dan tangal lahir.
Dilanjutkan dengan pemberian informasi obat dan konseling kepada pasien. Apoteker
atau Tenaga Teknis Kefarmasian harus memberikan informasi yang benar, jelas, dan
mudah dimengerti, Informasi obat yang diberikan kepada pasien meliputi: cara
pemakaian obat, cara penyimpanan obat, jangka waktu pengobatan. Aktivitas serta
makanan dan minuman yang harus dihindari selama terapi. Apoteker dan atau Tenaga
Teknis Kefarmasian harus memberikan konseling sehingga pasien dapat terhindar dari
bahaya penyalahgunaan atau penggunaan obat yang salah. Untuk penderita penyakit
tertentu seperti kardiovaskular, diabetes, TBC, asma dan penyakit kronis lainnya.
Apoteker atau Tenaga Teknis Kefarmasian, tenaga teknis kefarmasian harus memberikan
Dapus
Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit. Jakarta2009.
. Kemenkes, RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
269/MENKES/PER/III/2008. 2008
Krista R. Burhanuddin, Heedy Tjitrosantoso PVYY. Pendistribusian Sediaan Farmasi di Instalasi
Farmasi RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado. J Ilm Farm Pharmacon. 2019;5(2):313-321.
Badan POM RI. 2019. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan makanan Republik Indonesia
Tahun 2019 Tentang Pedoman Teknis Cara Distribusi Obat yang Baik. Jakarta.
Larasati, N., & Wulandadari, C. A. (2019). Implementation of Unit Dose Dispensing using
Management Information System in Pharmacy Installation of Panti Rapih Hospital.
JURNAL MANAJEMEN DAN PELAYANAN FARMASI (Journal of Management and
Pharmacy Practice), 8(4), 153. https://doi.org/10.22146/jmpf.37402