DISUSUN OLEH
HABIBURRAHMAN,A.Ma.PKB
19991005 202102 1 001
NDH : 26
LATSAR : LATIHAN DASAR ACALON PEGAWAI
NEGERI SIPIL GOLONGAN II ANGKATAN I
KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT
TAHUN : 2021
NAMA :HABIBURRAHMAN,A.Ma.PKB
NIP :19991005 202102 1 001
INSTANSI :DINAS PERHUBUNGAN
JABATAN :PENGUJI KENDARAAN BERMOTOR TERAMPIL
NDH : 26
JUDUL AKTUALISASI
HABIBURRAHMAN
Menyetujui,
COACH MENTOR
NAMA :HABIBURRAHMAN,A.Ma.PKB
NIP :19991005 202102 1 001
INSTANSI :DINAS PERHUBUNGAN
JABATAN :PENGUJI KENDARAAN BERMOTOR TERAMPIL
NDH : 26
JUDUL AKTUALISASI
HABIBURRAHMAN
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat
dan karunianya sehingga penulis dapat meyelesaikan penyusunan pelaksanaan aktualisasi
dalam Latsar CPNS Tahun 2021 ini,
Laporan Aktualisasi ini disusun berdasarkan hasil rancangan aktualisasi yang di angkat dari
isu-isu yang terjadi di Dinas Perhubungan Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Pada kesempatan
ini, tidak lupa penulis menyampaikan ucapan trimakasih kepada semua pihak atas bantuan
yang diberikan dalam penyusunan laporan aktualisasi ini, baik dukungan moril, materil maupun
sritual, kahususnya kepada:
Akhir kata, penulis berharap Rancangan ini dapat memberikan manfaat di Dinas
Perhubungan Kabupaten Tanjung Jabung Barat
gKuala Tungkal, Mei 2021
Penulis
HABIBURRAHMAN ii
DAFTAR ISI
iii
4.3 Komitmen ......................................................................................................................... 26
BAB V PENUTUP.................................................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.2 Indetifikasi masalah dalam tugas dan alternatif solusi .......................................... 15
v
DAFTAR LAMPIRAN
3. Kegiatan Pertama..................................................................................................... 31
6. Kegiatan Keempat.................................................................................................... 38
9. Penjadwalan ............................................................................................................. 45
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
Sesuai Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI Nomor 21 Tahun 2016
tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan
III, maka Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan (DIKLAT) Prajabatan dilaksanakan
dengan nomenklatur baru ialah Pelatihan Dasar Kader PNS, sebagai salah satu jenis
Pelatihan yang strategis pasca UU ASN dalam rangka pembentukan kemampuan bersikap
dan bertindak profesional yang berlandaskan pada nilai-nilai dasar yang meliputi :
AKUNTABILITAS, NASIONALISME, ETIKA PUBLIK, KOMITMEN MUTU, dan ANTI
KORUPSI, serta di sinkronkan dengan nilai-nilai dasar NKRI yang meliputi : MANAJEMEN
ASN, WHOLE OF GOVERNMENT dan PELAYANAN PUBLIK.
a. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kata yang seringkali kita dengar, tetapi tidak mudah untuk
dipahami. Ketika seseorang mendengar kata akuntabilitas, yang terlintas adalah sesuatu
yang sangat penting, tetapi tidak mengetahui bagaimana cara mencapainya. Dalam
banyak hal, kata akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau tanggung
jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep tersebut memiliki arti yang berbeda.
Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab, sedangkan akuntabilitas
adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai. Akuntabilitas merujuk pada
kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang
menjadi amanahnya. Amanah seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai
publik. Nilai-nilai publik tersebut antara lain adalah:
1. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik kepentingan,
antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor, kelompok, dan pribadi;
2. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah keterlibatan
PNS dalam politik praktis;
3. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan publik;
4. Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan sebagai
penyelenggara pemerintahan.
Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama (Bovens, 2007), yaitu:
1. Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokrasi); dengan membangun suatu
sistem yang melibatkan stakeholders dan users yang lebih luas (termasuk
masyarakat, pihak swasta, legislatif, yudikatif dan di lingkungan pemerintah itu sendiri
baik di tingkat kementrian, lembaga maupun daerah);
2. Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional);
2
3. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).
b. Nasionalisme
Makna nasionalisme secara politis merupakan manifestasi kesadaran nasional yang
mengandung cita-cita dan pendorong bagi suatu bangsa, baik untuk merebut
kemerdekaan atau mengenyahkan penjajahan maupun sebagai pendorong untuk
membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya. Kita
sebagai warga negara Indonesia, sudah tentu merasa bangga dan mencintai bangsa
dan negara Indonesia. Kebanggaan dan kecintaan kita terhadap bangsa dan negara
tidak berarti kita merasa lebih hebat dan lebih unggul daripada bangsa dan negara lain.
Kita tidak boleh memiliki semangat nasionalisme yang berlebihan (chauvinisme) tetapi
kita harus mengembangkan sikap saling menghormati, menghargai dan bekerja sama
dengan bangsa-bangsa lain.
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang meninggikan bangsanya
sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana mestinya. Sikap seperti ini
jelas mencerai beraikan bangsa yang satu dengan bangsa yang lain. Keadaan seperti
ini sering disebut chauvinisme. Sedang dalam arti luas, nasionalisme merupakan
pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus
menghormati bangsa lain.
Nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham kecintaan manusia
Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila.
Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang diarahkan
agar bangsa Indonesia senantiasa: menempatkan persatuan kesatuan, kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau kepentingan
golongan; menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara;
bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak merasa
rendah diri; mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama
manusia dan sesama bangsa; menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia;
mengembangkan sikap tenggang rasa.
Menurut H. Hadi, setiap orang tentu memiliki rasa kebangsaan dan memiliki
wawasan kebangsaan dalam perasaan atau pikiran, paling tidak di dalam hati
nuraninya. Dalam realitas, rasa kebangsaan itu seperti sesuatu yang dapat dirasakan
tetapi sulit dipahami. Namun ada getaran atau resonansi dan pikiran ketika rasa
kebangsaan tersentuh. Rasa kebangsaan bisa timbul dan terpendam secara berbeda
dari orang per orang dengan naluri kejuangannya masing-masing, tetapi bisa juga timbul
3
dalam kelompok yang berpotensi dahsyat luar biasa kekuatannya. Rasa kebangsaan
adalah kesadaran berbangsa, yakni rasa yang lahir secara alamiah karena adanya
kebersamaan sosial yang tumbuh dari kebudayaan, sejarah, dan aspirasi perjuangan
masa lampau, serta kebersamaan dalam menghadapi tantangan sejarah masa kini.
Dinamisasi rasa kebangsaan ini dalam mencapai cita-cita bangsa berkembang menjadi
wawasan kebangsaan, yakni pikiran-pikiran yang bersifat nasional dimana suatu bangsa
memiliki cita-cita kehidupan dan tujuan nasional yang jelas. Berdasarkan rasa dan
paham kebangsaan itu, timbul semangat kebangsaan atau semangat patriotisme.
Wawasan kebangsaan mengandung pula tuntutan suatu bangsa untuk mewujudkan jati
diri, serta mengembangkan perilaku sebagai bangsa yang meyakini nilai-nilai
budayanya, yang lahir dan tumbuh sebagai penjelmaan kepribadiannya.
Rasa kebangsaan bukan monopoli suatu bangsa, tetapi ia merupakan perekat yang
mempersatukan dan memberi dasar keberadaan (raison d’entre) bangsa-bangsa di
dunia. Dengan demikian rasa kebangsaan bukanlah sesuatu yang unik yang hanya ada
dalam diri bangsa kita karena hal yang sama juga dialami bangsa-bangsa lain Wawasan
kebangsaan ialah cara pandang bangsa Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945 tentang diri dan lingkungannya dalam mengekspresikan diri
sebagai bangsa Indonesia di tengah-tengah lingkungan nusantara itu. Unsur-unsur
dasar wawasan kebangsaan itu ialah: wadah (organisasi), isi, dan tata laku. Dari wadah
dan isi wawasan itu, tampak adanya bidang-bidang usaha untuk mencapai kesatuan
dan keserasian dalam bidang-bidang: Satu kesatuan bangsa, satu kesatuan budaya,
satu kesatuan wilayah, satu kesatuan ekonomi, dan satu kesatuan hankam.
Wawasan nusantara sebagai geopolitik Indonesia. Nusantara (archipelagic)
dipahami sebagai konsep kewilayahan nasional dengan penekanan bahwa wilayah
negara Indonesia terdiri dari pulau-pulau yang dihubungkan oleh laut. Laut yang
menghubungkan dan mempersatukan pulau-pulau yang tersebar di seantero
khatulistiwa. Sedangkan Wawasan Nusantara adalah konsep politik bangsa Indonesia
yang memandang Indonesia sebagai satu kesatuan wilayah, meliputi tanah (darat), air
(laut) termasuk dasar laut dan tanah di bawahnya dan udara di atasnya secara tidak
terpisahkan, yang menyatukan bangsa dan negara secara utuh menyeluruh mencakup
segenap bidang kehidupan nasional yang meliputi aspek politik, ekonomi, sosial budaya,
dan hankam. Wawasan Nusantara adalah cara pandang Bangsa Indonesia terhadap
rakyat, bangsa dan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang meliputi darat,
laut dan udara di atasnya sebagai satu kesatuan Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya dan
4
Pertahanan Keamanan. Secara umum wawasan nasional berarti cara pandang suatu
bangsa tentang diri dan lingkungannya yang dijabarkan dari dasar falsafah dan sejarah
bangsa itu sesuai dengan posisi dan kondisi geografi negaranya untuk mencapai tujuan
atau cita–cita nasionalnya. Sedangkan arti dari wawasan nusantara adalah cara
pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945 serta sesuai dengan geografi wilayah nusantara yang menjiwai kehidupan
bangsa dalam mencapai tujuan atau cita–cita nasionalnya. Dengan demikian wawasan
nusantara berperan untuk membimbing bangsa Indonesia dalam penyelenggaraan
kehidupannya serta sebagai rambu– rambu dalam perjuangan mengisi kemerdekaan.
Wawasan nusantara sebagai cara pandang juga mengajarkan bagaimana pentingnya
membina persatuan dan kesatuan dalam segenap aspek kehidupan bangsa dan negara
dalam mencapai tujuan dan cita – citanya.
c. Etika Publik
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang ASN, yakni
sebagai berikut:
1. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
2. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik
Indonesia 1945. 3. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
4. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
5. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
6. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
7. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
8. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah.
9. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
10. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
11. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
12. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
13. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
14. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat
sistem karir
Etika Publik merupakan refleksi tentang standar/norma yang menentukan
baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan
5
publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Ada tiga fokus
utama dalam pelayanan publik, yakni:
1. Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan.
2. Sisi dimensi reflektif, Etika Publik berfungsi sebagai bantuan dalam menimbang
pilihan sarana kebijakan publik dan alat evaluasi.
3. Modalitas Etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan faktual
d. Komitmen Mutu
istilah mutu sekarang ini juga menjadi tema sentral yang menjadi target capaian
institusi, baik di lingkungan perusahaan maupun pemerintahan. Sesungguhnya konsep
mutu berkembang seiring dengan berubahnya paradigma organisasi terkait pemuasan
kebutuhan manusia, yang semula lebih berorientasi pada terpenuhinya jumlah
(kuantitas) produk sesuai permintaan, dan kini, ketika aneka ragam hasil produksi telah
membanjiri pasar, maka kepuasan customers lebih dititik beratkan pada aspek mutu
(kualitas) produk. Mutu sudah menjadi salah satu alat vital untuk mempertahankan
keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas institusi. Banyak definisi mutu yang
dikemukakan oleh para ahli. Goetsch and Davis (2006: 5) berpendapat bahwa belum
ada definisi mutu yang dapat diterima secara universal, namun mereka telah
merumuskan pengertian mutu sebagai berikut. “Quality is a dynamic state associated
with products, services, people, processes, and environments that meets or exceeds
expectation.”
Menurut definisi yang dirumuskan Goetsch dan Davis, mutu merupakan suatu
kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang
sesuai atau bahkan melebihi harapan konsumen atau pengguna. Berdasarkan pendapat
di atas dapat disimpulkan bahwa mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/ jasa
yang diberikan kepada pelanggan (customer) sesuai dengan kebutuhan dan
keinginannya, dan bahkan melampaui harapannya. Mutu merupakan salah satu standar
yang menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu juga dapat dijadikan
sebagai alat pembeda atau pembanding dengan produk/jasa sejenis lainnya, yang
dihasilkan oleh lembaga lain sebagai pesaing (competitors). Para pelanggan, secara
individual, bisa memberikan penilaian dan makna yang berbeda terhadap mutu suatu
produk atau jasa (layanan). Hal ini dipengaruhi oleh persepsi masing-masing
berdasarkan tingkat kepuasan mereka atas produk tersebut, dan juga bergantung pada
konteksnya. Dengan demikian, kepuasan pelanggan/konsumen terhadap mutu suatu
produk/jasa yang sama bisa berbeda-beda, bergantung dari sudut pandang masing-
6
masing ataupun preferensi nilai yang digunakannya sebagai rujukan, sebagaimana
ditegaskan oleh Christopher dan Thor di atas. Oleh karena itu, organisasi dituntut untuk
menetapkan perencanaan mutu, termasuk membuat standar mutu (mulai dari mutu
input, proses, sampai hasil), yang akan menjadi pedoman dalam proses implementasi,
sampai ke pengawasan dan perbaikan mutu .
e. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya kerusakan,
kebobrokan dan kebusukan. Selaras dengan kata asalnya, korupsi sering dikatakan
sebagai kejahatan luar biasa, salah satu alasannya adalah karena dampaknya yang luar
biasa menyebabkan kerusakan baik dalam ruang lingkup, pribadi, keluarga, masyarakat
dan kehidupan yang lebih luas. Kerusakan tersebut tidak hanya terjadi dalam kurun
waktu yang pendek, namun dapat berdampak secara jangka panjang,
Setiap negara mempunyai undang-undang yang berbeda terkait dengan TINDAK
PIDANA KORUPSI . Menurut UU No. 31/1999 jo No. UU 20/2001, terdapat 7 kelompok
tindak pidana korupsi yang terdiri dari : (1) Kerugian keuangan negara, (2) Suap-
menyuap, (3) Pemerasan, (4) Perbuatan Curang, (5) Penggelapan dalam Jabatan, (6)
Benturan Kepentingan dalam Pengadaan, (7) Gratifikasi. Semua jenis tersebut
merupakan delik-delik yang diadopsi dari KUHP (pasal 1 ayat 1 sub c UU no.3/71).
Kesadaran Anti korupsi Anda yang telah mencapai puncak tertinggi akan
menyentuh spiritual accountability Anda, apalagi ketika menyadari bahwa dampak
korupsi itu tidak sekedar kerugian keuangan negara, namun ada kaitannya dengan
kerusakan kehidupan. Sebagai bagian dari warga negara Indonesia dengan keyakinan
akan Ketuhanan Yang Maha Esa, maka kehidupan akan disadari sebagai 3 episode
utama, sebelum kehidupan dunia, kehidupan dunia sendiri dan kehidupan paska dunia.
Penyimpangan secara sosial terjadi ketika manusia menyimpang atau lupa pada
perjanjian mereka dengan Tuhannya, pada saat di alam Roh (Primordial Covenant).
Mereka yang memiliki spiritual accountability akan selalu ingat pada perjanjian dengan
Tuhannya tersebut, yang pada dasarnya : 1) merupakan tujuan hidup dan 2) kesadaran
bahwa hidup mereka harus dipertanggungjawabkan. Tuhan yang menciptakan
kehidupan, memberikan amanah pada manusia dan meminta pertanggungjawaban
sebaliknya manusia yang diciptakan harus amanah mengatur bumi dan segala isinya
serta memberikan pertanggungjawaban. Spiritual Accountability yang baik akan
menghasilkan niat baik, yang akan menghasilkan visi dan misi yang baik, selanjutnya
akan diterjemahkan dalam usaha yang terbaik untuk mendapatkan hasil terbaik.
7
Hubungan konsekuensi tersebut idealnya dapat menjamin bahwa pemilik spiritual
accountability yang baik akan mendorong public accountability yang baik pula, dan
tentunya tidak akan tergerak dan mempunyai niat sedikit pun untuk membuat kerusakan
di muka termasuk didalamnya adalah melakukan korupsi, sebaliknya justeru akan
mempunyai niat yang sangat kuat untuk menghindari korupsi
f. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang
professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada
pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya
aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman
Kedudukan atau status jabatan PNS dalam system birokrasi selama ini dianggap
belum sempurna untuk menciptakan birokrasi yang professional. Untuk dapat
membangun profesionalitas birokrasi, maka konsep yang dibangun dalam UU ASN
tersebut harus jelas. Berikut beberapa konsep yang ada dalam UU No. 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara. Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas: 1)
Pegawai Negeri Sipil (PNS); dan 2) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja
(PPPK). PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu,
diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk
menduduki jabatan pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara nasional.
Sedangkan PPPK adalah warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang
diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai
dengan kebutuhan Instansi Pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam rangka
melaksanakan tugas pemerintahan.
Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi sebagai
berikut:
1) Pelaksana kebijakan public;
2) Pelayan public; dan
3) Perekat dan pemersatu bangsa
Selanjutnya Pegawai ASN bertugas:
1) Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
2) Memberikan pelayanan public yang professional dan berkualitas, dan
3) Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia
8
Selanjutnya peran dari Pegawai ASN: perencana, pelaksana, dan pengawas
penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional melalui
pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang professional, bebas dari intervensi
politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan kebijakan yang dibuat
oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Untuk itu ASN harus mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat
luas dalam menjalankan fungsi dan tugasnya tersebut. Harus mengutamakan pelayanan
yang berorientasi pada kepentingan publik. ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk
memberikan pelayanan publik yang professional dan berkualitas. Pelayanan publik
merupakan kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai peraturan
perundang-undangan bagi setiap warganegara dan penduduk atas barang, jasa,
dan/atau pelayanan administratif yang diselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan
publik dengan tujuan kepuasan pelanggan. Oleh karena itu ASN dituntut untuk
professional dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. ASN berfungsi,
bertugas dan berperan untuk mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. ASN senantiasa dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD
1945, Negara dan Pemerintah. ASN senantiasa menjunjung tinggi martabat ASN serta
senantiasa mengutamakan kepentingan Negara daripada kepentingan diri sendiri,
seseorang dan golongan. Dalam UU ASN disebutkan bahwa dalam penyelenggaraan
dan kebijakan manajemen ASN, salah satu diantaranya asas persatuan dan kesatuan.
ASN harus senantiasa mengutamakan dan mementingkan persatuan dan kesatuan
bangsa (Kepentingan bangsa dan Negara di atas segalanya)
g. WOG (Whole Of Government)
WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan
upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup
koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuantujuan pembangunan kebijakan,
manajemen program dan pelayanan publik. Oleh karenanya WoG juga dikenal sebagai
pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan
yang terkait dengan urusan-urusan yang relevan. Pendekatan WoG ini sudah dikenal
dan lama berkembang terutama di negara-negara Anglo-Saxon seperti Inggris, Australia
dan Selandia Baru. Di Inggris, misalnya, ide WoG dalam mengintegrasikan sektorsektor
ke dalam satu cara pandang dan sistem sudah dimulai sejak pemerintahan Partai
Buruhnya Tony Blair pada tahun 1990-an dengan gerakan modernisasi program
9
pemerintahan, dikenal dengan istilah „joined-up government‟ (Bissessar, 2009;
Christensen & L\a egreid, 2006). Di Australia, WoG dimotori oleh Australian Public
Service (APS) dalam laporannya berjudul Connecting Government: Whole of
Government Responses to Australia's Priority Challenges pada tahun 2015. Namun
demikian WoG bukanlah sesuatu yang baru di Australia. Fokus pendekatan pada
kebijakan. pembangunan dan pemberian layanan publik. Sementara di Selandia Baru
WoG juga dikembangkan melalui antara lain integrasi akunting pemerintahan,
pengadaan barang dan jasa, ICT, serta sektor-sektor lainnya. Pendekatan WoG di
beberapa negara ini dipandang sebagai bagian dari respon terhadap ilusi paradigma
New Public Management (NPM) yang banyak menekankan aspek efisiensi dan
cenderung mendorong ego sektoral dibandingkan perspektif integrasi sektor. Pada
dasarnya pendekatan WoG mencoba menjawab pertanyaan klasik mengenai koordinasi
yang sulit terjadi di antara sektor atau kelembagaan sebagai akibat dari adanya
fragmentasi sektor maupun eskalasi regulasi di tingkat sektor. Sehingga WoG sering kali
dipandang sebagai perspektif baru dalam menerapkan dan memahami koordinasi antar
sector
Terdapat beberapa alasan yang menyebabkan mengapa WoG menjadi penting dan
tumbuh sebagai pendekatan yang mendapatkan perhatian dari pemerintah. Pertama,
adalah adanya faktor-faktor eksternal seperti dorongan publik dalam mewujudkan
integrasi kebijakan, program pembangunan dan pelayanan agar tercipta
penyelenggaraan pemerintahan yang lebih baik. Selain itu perkembangan teknologi
informasi, situasi dan dinamika kebijakan yang lebih kompleks juga mendorong
pentingnya WoG dalam menyatukan institusi pemerintah sebagai penyelenggara
kebijakan dan layanan publik. Kedua, terkait faktor-faktor internal dengan adanya
fenomena ketimpangan kapasitas sektoral sebagai akibat dari adanya nuansa kompetisi
antar sektor dalam pembangunan. Satu sektor bisa menjadi sangat superior terhadap
sektor lain, atau masing-masing sektor tumbuh namun tidak berjalan beriringan,
melainkan justru kontraproduktif atau „saling membunuh‟. Masing-masing sektor
menganggap bahwa sektornya lebih penting dari yang lainnya.
h. Pelayanan Publilk
Pelayanan publik adalah “Sebagai segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang
dilaksanakan oleh Instansi Pemerintahan di Pusat dan Daerah, dan di lingkungan
BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan /atau jasa, baik dalam pemenuhan kebutuhan
masyarakat. (Lembaga Administrasi Negara: 1998)
10
Sementara Departemen Dalam Negeri menyebutkan bahwa: Pelayanan publik
adalah suatu proses bantuan kepada orang lain dengan cara-cara tertentu yang
memerlukan kepekaan dan hubungan interpersonal tercipta kepuasan dan keberhasilan.
Setiap pelayanan menghasilkan produk, baik berupa barang dan jasa (Pengembangan
Kelembagaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, 2004).
Dengan demikian, terdapat 3 unsur penting dalam pelayanan publik, yaitu unsur
pertama, adalah organisasi penyelenggara pelayanan publik, unsur kedua, adalah
penerima layanan (pelanggan) yaitu orang, masyarakat atau organisasi yang
berkepentingan, dan unsur ketiga, adalah kepuasan yang diberikan dan atau diterima
oleh penerima layanan (pelanggan).
1.2 Maksud dan Tujuan
Dalam mempelajari nilai-nilai dasar ANEKA dan nilai-nilai dasar NKRI, maka peserta diklat
dituntut untuk memiliki nilai-nilai dasar tersebut sebagai prinsip yang menjadi landasan dalam
menjalankan profesi sebagai ASN. Maka dari itu ASN harus dapat melaksanakan fungsinya sesuai
dengan tupoksinya masing – masing sebagai pelayan publik, perekat dan pemersatu bangsa serta
pelaksana kebijakan publik. Dalam konteks ini peran ASN mejadi sangat krusial, karena ASN
merupakan penyelenggara pemerintahan, yang secara otomatis menjadi penyelenggara pelayanan
publik, dan turut bertanggung jawab pada kesejahteraan masyarakat. Untuk itu perlu dilakukan
program pembenahan secara tepat. Program yang dimaksud adalah dengan melakukan perbaikan
Sumber Daya Manusia (SDM) melalui pendidikan dan pelatihan serta aktualisasi laporan kegiatan
selama habituasi yang bertujuan untuk menghasilkan ASN yang berkualitas dan bermutu.
Agar Aktualisasi dapat dilaksanakan dengan baik maka peserta diklat perlu membuat rancangan
aktualisasi dan kemudian dituangkan dalam suatu dokumen rancangan aktualisasi yang akan
dilaksanakan di tempat Habituasi. Pelaksanaan habituasi (off-class) merupakan implementasi dari
teori-teori selama proses pembelajaran (on-class) yang saling terkait.
Kegiatan aktualisasi yang perlu dijadikan sebagai kebiasaaan sebagai pelayan publik adalah
karena adanya kreasi- kreasi baru yang berkaitan dengan dokumentasi dan informasi yang sangat
dibutuhkan oleh masyarakat, mengingat semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan
informasi di era teknologi informasi yang berkembang sangat pesat seperti sekarang ini.
1.3 Manfaat
Manfaat ini ditujukan kepada peserta Latsar CPNS di Kabupaten Tanjung Jabung Barat,
manfaat yang di terima antara lain :
1. Menjadi kebiasaan dari implementasi ANEKA;
2. Tahu akan tugas dan kewajiban yang di emban;
11
3. Paham dan mengerti tentang bahayanya Korupsi;
4. Paham dan mengerti dengan keadaan di dalam organisasi;
5. Paham dan mengerti tentang ASN.
1.4 Ruang Lingkup Kegiatan Aktualisasi
Ruang lingkup kegiatan aktualisasi ini adalah di Unit Pengujian Kendaraan Bermotor
Dinas Perhubungan Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan hanya Berlaku di Dinas
Perhubungan Sendiri
12
BAB II
DESKRIPISI LOKUS
13
bidang perhubungan darat.
Wilayah kerja : Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
14
BAB III
15
a. Urgency
Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan waktu yang
tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk memecahkan masalah
yang menyebabkan isu tadi.
b. Seriousness
Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat yang timbul
dengan penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu tersebut atau akibat
yang menimbulkan masalah-masalah lain kalau masalah penyebab isu tidak
dipecahkan. Perlu dimengerti bahwa dalam keadaan yang sama, suatu masalah yang
dapat menimbulkan masalah lain adalah lebih serius bila dibandingkan dengan suatu
masalah lain yang berdiri sendiri.
c. Growth
Seberapa kemungkinan-kemungkinannya isu tersebut menjadi berkembang dikaitkan
kemungkinan masalah penyebab isu akan makin memburuk kalau dibiarkan.
Metode USG merupakan salah satu cara menetapkan urutan prioritas masalah dengan
metode teknik scoring. Proses untuk metode USG dilaksanakan dengan memperhatikan
urgensi dari masalah, keseriusan masalah yang dihadapi, serta kemungkinan
bekembangnya masalah tersebut semakin besar. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1) Urgensy atau urgensi, yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau tidak
masalah tersebut diselesaikan.
2) Seriousness atau tingkat keseriusan dari masalah, yakni dengan melihat dampak
masalah tersebut terhadap produktifitas kerja, pengaruh terhadap keberhasilan,
membahayakan system atau tidak.
3) Growth atau tingkat perkembangan masalah yakni apakah masalah tersebut
berkembang sedemikian rupa sehingga sulit untuk dicegah.
16
Tabel 3.2 Penetapan USG
1 Belum optimalnya 5 5 5 15 I
perawatan dan
pemeliharaan
pengujian kendaraan
bermotor
17
3. Melakukan perawatan dan pemeliharaan alat uji di Unit Pengujian Kendaraan
Bermotor;
4. Melakukan pembuatan Pamflet untuk Prosedur perawatan Alat.
18
3.4 Tahapan Kegiatan
1. Masih belum patuhnya pengemudi kendaraan truk terhadap rambu lalu lintas
2. Masih belum tertibnya kendaraan di persimpangan jalan
3. Belum optimalnya pengarsipan di bagian perhubungan darat
Isu/Masalah Utama : Belum optimalnya perawatan dan pemeliharaan kendaraan bermotor
Gagasan Pemecahan Isu : Optimalisasi Perawatan dan Pemelliharaan di Unit Pengujian Kendaraan Bermotor Dinas
Perhubungan Kabupaten Tanjung Jabung Barat
19
terhadap mentor yang aman, nyaman,
lancar, tertib, handal,
Komitmen Mutu :
Saya akan mengerjakan kegiatan, selamat dan terjangkau
saya akan melaksanakan dengan
tepat waktu
Anti Korupsi :
Saya akan menggunakan alat alat
yang sederhana
2 Melakukan 1. Persiapan alat Foto alat Akuntabilitas : Dalam kegiatan ini Dengan
pembersihan kebersihan Foto dan Saat saya akan melaksanakan
berhubungan dengan visi
kegiatan ini
di area luar 2. Pelaksanaan video pembersihan, saya akan akan
gedung uji kegiatan saat melaksanakan dengan rasa penuh misi Dinas Perhubungan meningkatkan
kegiatan tanggung jawab nilai
yang ke-4 yaitu
organisasi
Nasionalisme : Meningkatakan pada bagian
Saya akan menggunakan alat-alat Aman dan
penyelenggaraan
kebersihan dari produk dalam Nyaman.
negeri operasional jasa
transportasi darat, laut,
Etika Publik :
Saya akan menggunakan pakaian sungai, dan penyeberangan
yang sopan saat melakukan
yang aman, nyaman,
kegiatan
lancar, tertib, handal,
Komitmen Mutu :
selamat dan terjangkau
Saya akan mengerjakan kegiatan,
saya akan melaksanakan sesuai
prosedur yang ada
Anti Korupsi :
Saya akan melakukannya dengan
jujur dan bekerja keras
20
3 Melakukan 1. Persiapan alat Foto alat Akuntabilitas : Kegiatan ini berhubungan Dengan
pengecekan 2. Pelaksanaan Foto Saat melakukan pengecekan alat uji,
dengan visi misi dinas
kegiatan ini
dan perawatan kegiatan dan rasa akan lakukan dengan rasa akan
alat uji video penuh tanggung jawab perhubungan yang ke-2 meningkatkan
kendaraan saat nilai
yaitu Meningkatkan dan
bermotor pelaksa Nasionalisme : organisasi
an Saat melakukan perawatan dan memelihara kualitas dan pada bagian
kegiatan pengecekan, saya akan Efektif
kuantitas sarana dan
melakukannya dengan sabar
prasarana keselamatan dan
Etika Publik :
perencanaan transportasi;
Saat saya melaksanakan kegiatan,
saya akan melaksanakannya
dengan hati-hati dan cermat
dengan memeriksa kembali
komponen alat uji
Komitmen Mutu :
Saya akan menjalankan kegiatan
secara tepat waktu
Anti Korupsi :
Saya akan melakukannya secara
mandiri.
4 Membuat 1. Persiapan alat dan Sketsa Akuntabilitas : Kegiatan ini berhubungan Dari kegiatan
pamflet bahan pamflet Saat saya membuat pampflet, saya ini dapat
dengan visi misi Dinas
tentang cara 2. Mendesain Hasil akan menuliskan dengan jelas meningkatkan
perawatan alat pamphlet Pamflet Perhubungan yang ke-1 nilai
uji 3. Pembuatan pamflet Foto Nasionalisme :
yaitu Meningkatkan
organisasi
4. Memasang pamflet Dalam membuat pamflet saya akan pada
di dekat alat uji menggunakan bahasa yang baik akuntabilitas kelembagaaan keselamatan
dan benar
yang didukung oleh kualitas
Etika Publik : SDM yang professional dan
Saya akan menggunakan kalimat
21
yang sopan di dalam pamflet menguasai perkembangan
teknologi;
Komitmen Mutu :
Saya akan membuat pampflet
dengan inovasi baru sehingga tidak
menjiplak hasil karya orang lain
Anti Korupsi :
Saya akan membuat pamflet secara
sederhana, sehingga pembaca
mudah memahami
22
BAB IV
23
Tabel 4.1.3 Kegiatan Ketiga
24
4.2 Strategi Pembimbingan
A. Stetegi Pembibingan Mentor
STRATEGI PEMBIMBINGAN
Pengendalian Aktualisasi Oleh Coach
(Catatan bimbingan oleh: Coach )
25
NO Tanggal/Waktu Catatan Pembimbing Output Media Komunikasi
1 Jumat,28 Mei 1. Untuk video yang Foto dan
2021 pukul ditampilkan bebas video
07.18 mau ppt atau video kegiatan
2. Yang di tampilkan
Cuma judul, isu yang
di angkat, kegiatan
sama output
4.3 Komitmen
Setelah kegiatan LATSAR ini selesai saya berkomitmen akan melaksanakan tugas dan
fungsi sebagai ASN dan sebagai Pelayan Masyarakat dengan di didasari dari oleh nilai-nilai
dari ANEKA.
26
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian kegiatan-kegiatan aktualisasi yang sudah dilaksanakan dapat di
tarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Dalam menjalankan aktualisasi, penulis harus menjalin komunikasi dan bekerja sama
dengan pihak lain tanpa membeda-bedakan, jadi pelaksanaan aktualisasi juga
membantu penulis belajar mengenai penerapan nilai Nasionalisme. Selain itu, karena
kerja sama tersebut merupakan upaya kolaboratif dalam ranga pencapaian tujuan
bersama;
2. Agar mendapatkan hasil yang baik kita harus bekerja keras, sabar dan berkomunikasi
baik dengan pihak lain, penulis harus menjaga etika, tidak hanya dalam ucapan tapi
juga perbuatan, dari sini penulis dapat belajar dasar dari pelayanan publik supaya
kedepannya dapat menjadi lebih baik.
5.2 Saran
Kegiatan-kegiatan aktualisasi ini sudah sebaiknya di teruskan dan di jadikan kegiatan
rutin perbulan atau perdua bulan sehingga gedung akan terawat terus dan alat alat pun
akan terjaga dari kerusakan-kerusakan fatal.
27
DAFTAR PUSTAKA
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Akuntabilitas. Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan
Golongan II.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Nasionalisme. Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan
Golongan II.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Etika Publik. Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan
II.
Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Lembaga Administrasi Negara. 2017. Manajemen ASN.
Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Lembaga Administrasi Negara. 2017. Pelayanan Publik.
28
LAMPIRAN
1. KONSULTASI BERSAMA MENTOR DAN COACH
29
2. ALAT DAN BAHAN
30
3. KEGIATAN PERTAMA
4. KEGIATAN KEDUA
31
32
33
5. KEGIATAN KETIGA
34
35
36
37
6. KEGIATAN KEEMPAT
38
7. Formulir 1a (Profil Organisasi dan Identifikasi Masalah)
39
10. Mendorong terciptanya iklim usaha yang kondusif
dalam pengembangan jasa transportasi dengan
melibatkan masyarakat.
Niai-Nilai organisasi : Efektif, Efisien, Aman, Nyaman, Handal, Selamat dan
memiliki daya saing.
Struktur Organisasi : (Terlampir)
Tugas Satuan Kerja : Membantu bupati dalam melaksanakan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dan
tugas pembantuan yang diberikan kepada daerah di
bidang perhubungan darat
Tugas Mentor : 1. Merumuskan kebijakan;
2. Melaksanakan kebijakan;
3. Menyusun norma, standar, dan prosedur;
4. Bimbingan teknis dan supervisi;
5. Evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan Lalu lintas,
angkutan, sarana, prasarana, system lalu lintas dan
angkutan jalan, serta keselamatan transportasi di
bidang perhubungan darat.
Rincian Tugas dan Fungsi : Tugas dan Fungsi :
dan/atau Tugas Tambahan, 5. Melakukan pembinaan dan pengawasan lalu lintas;
dan/atau Kegiatan Intensif 6. Melakukan penyuluhan keselamatan lalu lintas dan
Sendiri Dengan persetujuan angkutan jalan;
Atasan 7. Melakukan Pengujian berkala (KIR) kendaraan
bermotor; dan
8. Penertiban serta penegakan hokum pada
pelanggaran lalu lintas dan angkutan jalan.
Tugas Tambahan :
5. Membantu di bagian seksi LLAJ ( lalu lintas dan
angkutan jalan) dalam pengaturan arus lalu lintas;
6. Membantu di bagian staf bagian perhubungan darat
dalam penyusunan rencana, surat tugas dll;
7. Mengikuti operasi YUSTISI dalam menekan
penyebaran Covid-19 di Kabupaten Tanjung Jabung
Barat.
40
No Uraian Tugas Permasalahan Alternatif Solusi
1 Melakukan Belum optimalnya perawatan di Melakukan
pelaksanaan unit pengujian kendaraan optimalisasi dalam
pengujian berkala bermotor kabupaten tanjung perawatan di Unit
kendaraan bermotor jabung barat pengujian kendaraan
bermotor kabupaten
tanjung jabung barat.
2 Melakukan Masih belum tertibnya kendaraan Melakukan sosialisasi
pengaturan arus lalu di persimpangan jalan tentang tata cara
lintas di berkendara kendaraan
persimpangan jalan bermotor
3 Melakukan Belum optimalnya pengarsipan di Melakukan digitalisasi
pengarsipan di bagian perhubungan darat untuk pengarsipan
bagian perhubungan dan pelabelan pada
darat arsip.
4 Melakukan Masih Belum Patuhnya Meningkatkan
pengawasan pengemudi kendaraan truk kesadaran pengemudi
terhadap pengemudi terhadap rambu lalu lintas terhadap rambu-
truk yang masuk di rambu lalu lintas
jalan perkotaan
41
8. Formulir 1b (Keterkaitan Nilai Dasar dengan Kegiatan)
1. Masih belum patuhnya pengemudi kendaraan truk terhadap rambu lalu lintas
2. Masih belum tertibnya kendaraan di persimpangan jalan
3. Belum optimalnya pengarsipan di bagian perhubungan darat
Isu/Masalah Utama : Belum optimalnya perawatan dan pemeliharaan kendaraan bermotor
Gagasan Pemecahan Isu : Optimalisasi Perawatan dan Pemelliharaan di Unit Pengujian Kendaraan Bermotor
Dinas Perhubungan Kabupaten Tanjung Jabung Barat
42
akan bersikap ramah dan sopan yang aman, nyaman,
terhadap mentor
lancar, tertib, handal,
Komitmen Mutu : selamat dan terjangkau
Saya akan mengerjakan kegiatan,
saya akan melaksanakan dengan
tepat waktu
Anti Korupsi :
Saya akan menggunakan alat alat
yang sederhana
2 Melakukan 3. Persiapan alat Foto alat Akuntabilitas : Dalam kegiatan ini Dengan
pembersihan kebersihan Foto dan Saat saya akan melaksanakan
berhubungan dengan visi
kegiatan ini
di area luar 4. Pelaksanaan video pembersihan, saya akan akan
gedung uji kegiatan saat melaksanakan dengan rasa penuh misi Dinas Perhubungan meningkatkan
kegiatan tanggung jawab nilai
yang ke-4 yaitu
organisasi
Nasionalisme : Meningkatakan pada bagian
Saya akan menggunakan alat-alat Aman dan
penyelenggaraan
kebersihan dari produk dalam Nyaman.
negeri operasional jasa
transportasi darat, laut,
Etika Publik :
Saya akan menggunakan pakaian sungai, dan penyeberangan
yang sopan saat melakukan
yang aman, nyaman,
kegiatan
lancar, tertib, handal,
Komitmen Mutu :
selamat dan terjangkau
Saya akan mengerjakan kegiatan,
saya akan melaksanakan sesuai
prosedur yang ada
Anti Korupsi :
Saya akan melakukannya dengan
jujur dan bekerja keras
43
3 Melakukan 3. Persiapan alat Foto alat Akuntabilitas : Kegiatan ini berhubungan Dengan
pengecekan 4. Pelaksanaan Foto Saat melakukan pengecekan alat uji,
dengan visi misi dinas
kegiatan ini
dan perawatan kegiatan dan rasa akan lakukan dengan rasa akan
alat uji video penuh tanggung jawab perhubungan yang ke-2 meningkatkan
kendaraan saat nilai
yaitu Meningkatkan dan
bermotor pelaksa Nasionalisme : organisasi
an Saat melakukan perawatan dan memelihara kualitas dan pada bagian
kegiatan pengecekan, saya akan Efektif
kuantitas sarana dan
melakukannya dengan sabar
prasarana keselamatan dan
Etika Publik :
perencanaan transportasi;
Saat saya melaksanakan kegiatan,
saya akan melaksanakannya
dengan hati-hati dan cermat
dengan memeriksa kembali
komponen alat uji
Komitmen Mutu :
Saya akan menjalankan kegiatan
secara tepat waktu
Anti Korupsi :
Saya akan melakukannya secara
mandiri.
4 Membuat 5. Persiapan alat dan Sketsa Akuntabilitas : Kegiatan ini berhubungan Dari kegiatan
pamflet bahan pamflet Saat saya membuat pampflet, saya ini dapat
dengan visi misi Dinas
tentang cara 6. Mendesain Hasil akan menuliskan dengan jelas meningkatkan
perawatan alat pamphlet Pamflet Perhubungan yang ke-1 nilai
uji 7. Pembuatan pamflet Foto Nasionalisme :
yaitu Meningkatkan
organisasi
8. Memasang pamflet Dalam membuat pamflet saya akan pada
di dekat alat uji menggunakan bahasa yang baik akuntabilitas kelembagaaan keselamatan
dan benar
yang didukung oleh kualitas
44
Etika Publik : SDM yang professional dan
Saya akan menggunakan kalimat
menguasai perkembangan
yang sopan di dalam pamflet
teknologi;
Komitmen Mutu :
Saya akan membuat pampflet
dengan inovasi baru sehingga tidak
menjiplak hasil karya orang lain
Anti Korupsi :
Saya akan membuat pamflet secara
sederhana, sehingga pembaca
mudah memahami
April Mei
No Kegiatan
Minggu ke-3 Minggu ke-4 Minuggu ke-1 Minggu ke-2
45