Anda di halaman 1dari 14

Kelompok 2

Agnesia Hasugian
Deby Sitepu

Alkoksi
Marcello Sitanggang
Nadya Siahaan
Yolanda Doloksaribu

Alkana
Tugas Kimia
02/10

Sifat
Fisika
Wujud
Dimetil eter berbentuk gas pada temperatur kamar dan eter sederhana lainnya berbentuk cairan yang

mudah menguap
Titik didih dan titik leleh
Eter mempunyai titik didih dan titik leleh lebih rendah daripada alkohol yang bersesuaian. Hal ini

karena tidak adanya ikatan hidrogen pada eter


03/10

Kelarutan
− Eter sukar larut dalam air karena

molekulnya tidak begitu polar.


− Dalam laboratorium, eter sering dipakai

sebagai pelarut senyawa nonpolar seperti

Sifat

lemak dan damar


Daya hantar listrik
Fisika
Tidak mengantar listrik (Non Elektrolit)
04/10

Sifat Kimia
1. Ikatan hidrogen
Eter dapat membentuk ikatan H dengan senyawa lain yang mengandung gugus OH seperti air,

alkohol, fenol, atau gugus amina (-NH2).

Antar molekul eter hanya ada ikatan van der Waals.


05/10

Sifat Kimia
Kepolaran
Molekul eter tidak begitu polar sehingga kelarutannya dalam

air sedikit.
Kereaktifan
-Eter sangat tidak reaktif, tahan terhadap pengoksidasi atau

pereduksi, asam-asam encer, dan basa.


-Eter mudah terbakar dengan adanya oksigen menghasilkan

CO2 dan H2O


06/10
Tata Nama
IUPAC Trivial
Rantai yang jumlah atom C-nya paling Eter yang memiliki gugus alkil R sama
sedikit disebut gugus alkoksi (–O–R’), dengan R’ disebut eter simetris dan
sedangkan yang jumlahnya paling banyak penamaannya disebut dengan dialkil
disebut rantai induk (R). eter.
Gugus alkoksi diberi nama dengan cara Eter yang memiliki gugus R tidak sama
mengganti akhiran -ana pada alkana dengan R’, penamaannya adalah : alkil (R)
menjadi akhiran -oksi, sedangkan rantai - alkil (R’) - eter, dengan memperhatikan
induk diberi nama seperti nama alkana urutan abjad.
berdasarkan jumlah atom C-nya.
07/10

Dengan eter dipandang sebagai gugus -O- yang


Trivial mengikat dua gugus alkil (R) dengan struktur: R–O–R’
08/10

Pemberian nama dengan memandang bahwa eter


IUPAC merupakan gugus alkoksi (–O–R’) yang terikat pada
suatu alkana.
09/10

Reaksi Alkoksi Alkana


Alkoksi alkana (eter) mengalami reaksi kimia yang lebih
sedikit daripada alkohol. Untuk membedakan eter dan
alkohol yang memiliki rumus kimia yang sama,
diperlukan reaksi-reaksi kimia. Salah satu pembeda
adalah bahwa eter tidak dapat bereaksi dengan logam
aktif.
Reaksi Eter 10/10

Reaksi dengan PCl 5 Reaksi dengan Asam Halida


Eter bereaksi dengan PCl5 , tetapi tidak melepaskan Eter terurai oleh asam halida (HX), terutama HI
HCl (berbeda dengan alkohol). Jika asam halida terbatas:
Rumus:
(I akan berikatan dengan akil yang memiliki
C terbanyak). Contoh:
CH 3 - O - C2H 5 ---> CH3 - OH + C2H5- I
Contoh:
Jika asam halida berlebih:

Contoh:
CH3- O - C2H5 ---> CH - OH + C2H5- I + H2O
PEMBUATAN ALKOKSI
ALKANA (ETER)
1) ELIMINASI/DEHIDRASI ALKOHOL

Alkoksi alkana (eter) adalah senyawa dengan rumus umum Cn​H2n+2​O, merupakan isomer
fungsi dari alkohol. Alkoksi alkana mengandung gugus fungsi −O−, atau biasa ditulis R−O−R′,
dengan R adalah rantai karbon alkil. Eter dapat dibuat dengan cara memanaskan alkohol
dengan asam sulfat pekat pada suhu sekitar 140∘C. Asam sulfat diperoleh kembali pada akhir
reaksi.

Contohnya adalah reaksi pembuatan dietil eter dari etanol:

Karena melepaskan air di akhir reaksi, reaksi pembuatan eter ini juga disebut reaksi dehidrasi
alkohol.
2) SINTESIS WILLIAMSON

Eter dapat dibuat dengan mereaksikan suatu alkil halida (haloalkana) dengan suatu alkoksida.
Alkoksida dapat dibuat dengan mereaksikan suatu alkohol primer dengan suatu basa.

Secara umum, sintesis senyawa eter dapat dinyatakan sebagai berikut

Contoh reaksi sintesis williamson:


Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai