DI SUSUN OLEH :
Aulia Nur Fajrani Sahabuddin 09320220159
Restu Tri Putri Hijriah 09320220148
Emil Kuswanto 09320220173
Samsul Alam 09320220142
Alfanza Anis 09320220145
Fakhri Sadri 09320220166
KELOMPOK 1
MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjakan kehadirat Tuhan yang Maha Esa,
karena atas berkat dan penyertaanNya sehingga kami mampu menyelesaikan tugas
makalah yang membahas tentang jurusan Teknik Pertambangan ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini tak terlepas dari
dukungan semua pihak maka tak lupa kami ucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya atas bantuan serta dukungan yang telah diberikan kepada kami baik
dukungan fisik dan dukungan moril.
Kami juga sangat menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih
terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu kami memohon kritik maupun saran
dari pembaca.
PENULIS
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................................
KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................
2.1 Pengertian Minyak Bumi.............................................................................................
2.2 Komposisi Minyak Bumi.............................................................................................
2.3 Proses Terjadinya Minyak Bumi.................................................................................
2.4 Pengolahan Minyak Bumi...........................................................................................
2.5 Bensin........................................................................................................................
2.6 Dampak Pembakaran Bahan Bakar...........................................................................
BAB 3 PENUTUP...........................................................................................................
3.1 Kesimpulan................................................................................................................
3.2 Saran..........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
Membahas identifikasi minyak bumi tidak dapat lepas dari bahasan teori
pembentukan minyak bumi dan kondisi pembentukannya yang membuat suatu
minyak bumi menjadi spesifik dan tidak sama antara suatu minyak bumi dengan
minyak bumi lainnya. Pemahaman tentang proses pembentukan minyak bumi
akan diperlukan sebagai bahan pertimbangan untuk menginterpretasikan hasil
identifikasi. Ada banyak hipotesa tentang terbentuknya minyak bumi yang
dikemukakan oleh para ahli, beberapa diantaranya adalah :
1). Teori Biogenesis (Organik)
Macqiur (Perancis, 1758) merupakan orang yang pertama kali
mengemukakan pendapat bahwa minyak bumi berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Kemudian M.W. Lamanosow (Rusia, 1763) juga mengemukakan hal yang sama.
Pendapat di atas juga didukung oleh sarjana lainnya seperti, New Beery (1859),
Engler (1909), Bruk (1936), Bearl (1938) dan Hofer. Mereka menyatakan bahwa:
“minyak dan gas bumi berasal dari organisme laut yang telah mati berjuta-juta
tahun yang lalu dan membentuk sebuah lapisan dalam perut bumi.”
2). Teori Abiogenesis (Anorganik)
Barthelot (1866) mengemukakan bahwa di dalam minyak bumi terdapat
logam alkali, yang dalam keadaan bebas dengan temperatur tinggi akan
bersentuhan dengan CO2 membentuk asitilena. Kemudian Mandeleyev (1877)
mengemukakan bahwa minyak bumi terbentuk akibat adanya pengaruh kerja uap
pada karbida-karbida logam dalam bumi. Yang lebih ekstrim lagi adalah
pernyataan beberapa ahli yang mengemukakan bahwa minyak bumi mulai
terbentuk sejak zaman prasejarah, jauh sebelum bumi terbentuk dan bersamaan
dengan proses terbentuknya bumi. Pernyataan tersebut berdasarkan fakta
ditemukannya material hidrokarbon dalam beberapa batuan meteor dan di
atmosfir beberapa planet lain.
Dari sekian banyak hipotesa tersebut yang sering dikemukakan adalah Teori
Biogenesis, karena lebih bisa. Teori pembentukan minyak bumi terus berkembang
seiring dengan berkembangnya teknologi dan teknik analisis minyak bumi,
sampai kemudian pada tahun 1984 G. D. Hobson dalam tulisannya yang berjudul
“The Occurrence and Origin of Oil and Gas”.
Berdasarkan teori Biogenesis, minyak bumi terbentuk karena adanya
kebocoran kecil yang permanen dalam siklus karbon. Siklus karbon ini terjadi
antara atmosfir dengan permukaan bumi, yang digambarkan dengan dua panah
dengan arah yang berlawanan, dimana karbon diangkut dalam bentuk karbon
dioksida (CO2). Pada arah pertama, karbon dioksida di atmosfir berasimilasi,
artinya CO2 diekstrak dari atmosfir oleh organisme fotosintetik darat dan laut.
Pada arah yang kedua CO2 dibebaskan kembali ke atmosfir melalui respirasi
makhluk hidup (tumbuhan, hewan dan mikroorganisme). Dalam proses ini, terjadi
kebocoran kecil yang memungkinkan satu bagian kecil karbon yang tidak
dibebaskan kembali ke atmosfir dalam bentuk CO2, tetapi mengalami
transformasi yang akhirnya menjadi fosil yang dapat terbakar. Bahan bakar fosil
ini jumlahnya hanya kecil sekali. Bahan organik yang mengalami oksidasi selama
pemendaman. Akibatnya, bagian utama dari karbon organik dalam bentuk
karbonat menjadi sangat kecil jumlahnya dalam batuan sedimen.
Pada mulanya senyawa tersebut (seperti karbohidrat, protein dan lemak)
diproduksi oleh makhluk hidup sesuai dengan kebutuhannya, seperti untuk
mempertahankan diri, untuk berkembang biak atau sebagai komponen fisik dan
makhluk hidup itu. Komponen yang dimaksud dapat berupa konstituen sel,
membran, pigmen, lemak, gula atau protein dari tumbuh-tumbuhan, cendawan,
jamur, protozoa, bakteri, invertebrata ataupun binatang berdarah dingin dan panas,
sehingga dapat ditemukan di udara, pada permukaan, dalam air atau dalam tanah.
Minyak bumi terbentuk dari penguraian senyawa-senyawa organik dari jasad
mikroorganisme jutaan tahun yang lalu di dasar laut atau di darat. Sisa-sisa
tumbuhan dan hewan tersebut tertimbun oleh endapan pasir, lumpur, dan zat-zat
lain selama jutaan tahun dan mendapat tekanan serta panas bumi secara alami.
Berikut adalah langkah-langkah proses pembentukan minyak bumi:
a. Ganggang hidup di danau tawar (juga di laut). Mengumpulkan energi dari
matahari dengan fotosintesis.
b. Setelah ganggang-ganggang ini mati, maka akan terendapkan di dasar
cekungan sedimen dan membentuk batuan induk (source rock). Batuan
induk adalah batuan yang mengandung karbon (High Total Organic
Carbon). Batuan ini bisa batuan hasil pengendapan di danau, di delta,
maupun di dasar laut. Proses pembentukan karbon dari ganggang menjadi
batuan induk ini sangat spesifik. Itulah sebabnya tidak semua cekungan
sedimen akan mengandung minyak atau gas bumi. Jika karbon ini
teroksidasi maka akan terurai dan bahkan menjadi rantai karbon yang tidak
mungkin dimasak.
c. Batuan induk akan terkubur di bawah batuan-batuan lainnya yang
berlangsung selama jutaan tahun. Proses pengendapan ini berlangsung
terus menerus. Salah satu batuan yang menimbun batuan induk adalah
batuan reservoir atau batuan sarang. Batuan sarang adalah batu pasir, batu
gamping, atau batuan vulkanik yang tertimbun dan terdapat ruang berpori-
pori di dalamnya. Jika daerah ini terus tenggelam dan terus ditumpuki oleh
batuan-batuan lain di atasnya, maka batuan yang mengandung karbon ini
akan terpanaskan. Semakin kedalam atau masuk amblas ke bumi, maka
suhunya akan bertambah. Minyak terbentuk pada suhu antara 50 sampai
180 derajat Celsius. Tetapi puncak atau kematangan terbagus akan tercapai
bila suhunya mencapat 100 derajat Celsius. Ketika suhu terus bertambah
karena cekungan itu semakin turun dalam yang juga diikuti penambahan
batuan penimbun, maka suhu tinggi ini akan memasak karbon yang ada
menjadi gas.
d. Karbon terkena panas dan bereaksi dengan hidrogen membentuk
hidrokarbon. Minyak yang dihasilkan oleh batuan induk yang telah matang
ini berupa minyak mentah. Walaupun berupa cairan, ciri fisik minyak
bumi mentah berbeda dengan air. Salah satunya yang terpenting adalah
berat jenis dan kekentalan. Kekentalan minyak bumi mentah lebih tinggi
dari air, namun berat jenis minyak bumi mentah lebih kecil dari air.
Minyak bumi yang memiliki berat jenis lebih rendah dari air cenderung
akan pergi ke atas. Ketika minyak tertahan oleh sebuah bentuk batuan
yang menyerupai mangkok terbalik, maka minyak ini akan tertangkap dan
siap ditambang.
2.5 Bensin
3.2 Saran
Saran saya adalah kita sebagai manusia harus menjaga kelestarian alam
dan menjaganya dengan baik, seperti halya dalam minyak bumi, seharusnya kita
sebagai manusia khususnya bagi para pengusaha-pengusaha pertambangan tidak
mengeksplorasi secara besar- besaran karena minyak bumi merupakan energi
yang tak terbarukan dan membutuhkan jutaan tahun untuk mendapatkannya.
Selain itu kan masih banyak energi yang bisa menggantikan minyak bumi, maka
itu harus di kembangkan dan yang pasti lebih ramah lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Nana Sutresna. 2007. Cerdas Belajar Kimia. Bandung: Penerbit Grafindo Media
Pratama
Rufaida, Dyah, dkk. 2012. Kimia SMA/MA Kelas X Semester 2. Klaten: Intan
Pariwara Nawawi, Harun. 1955. Minyak Bum; dan Hasil Minyak Bumi,
Penggalian, Pengerjaan dan Pemakaiannya. Penerbit Buku Teknik:
Jakarta.
Wiseman, Peter. 1983. An Introduction to Industrial Organic Chemistry. Second
Edition. Applied Science Publisher: London