Epistasis Dominan
- Epistasis dominan terjadi pada
persilangan umbi lapis bawang
berwarna merah dengan umbi
berwarna kuning. Gen A
menyebabkan umbi berwarna
merah dan gen B menyebabkan
umbi berwarna kuning.
- Epistasis dominan terjadi bila
sebuah gen dominan
mengalahkan pengaruh gen lain
yang bukan alelnya.
- Rumusnya adalah gen A bersifat
epistasis terhadap gen B dan b.
Oleh karena itu, meskipun dalam
genotip terdapat gen B atau b, gen
A tetap menutup ekspresi dari gen
B dan b.
Epistasis Resesif
- Peristiwa ini terjadi jika gen
resesif mengalahkan pengaruh
gen dominan dan resesif yang
bukan alelnya.
- Rumusnya adalah gen aa
epistasis terhadap B dan b. Pada
persilangan antara anjing
berambut emas dan anjing
berambut coklat, dihasilkan
keturunan F1 berambut hitam.
- Beberapa gen yang berperan
adalah gen B (menentukan warna
hitam), gen b (menentukan warna
coklat), gen E (menentukan
keluarnya warna), dan gen e
(menghambat keluarnya warna).
5) ➢ Sindrom Klinefelter
- Merupakan salah satu jenis
penyakit gangguan genetika.
Kondisi ini diderita oleh laki-laki
yang dilahirkan dengan
kromosom X tambahan.
- Pertama kali diperkenalkan oleh
H.H. Klinefelter (1942). Kejadian
kelahiran 1: 5.000 kelahiran pria.
Kariotipe (22 AA + XXY), terdapat
trisomik pada gonosom kromosom
nomor 23 dan 24
- Ciri fisik penderita sindrom ini :
• Gejala klinis dari sindrom
klinefelter ditandai dengan
perkembangan ciri-ciri seksual
yang abnormal atau tidak
berkembang, seperti testis yang
kecil dan aspermatogenesis
(kegagalan memproduksi sperma).
• Testis yang kecil diakibatkan
oleh sel germinal testis dan sel
selitan (interstital cell) gagal
berkembang secara normal. Sel
selitan adalah sel yang ada di
antara sel gonad dan dapat
menentukan hormon seks pria.
• Selain itu, penderita sindrom ini
juga mengalami defisiensi atau
kekurangan hormon androgen,
badan tinggi, peningkatan level
gonadotropin, dan ginekomastia.
• Penderita klinefelter akan
mengalami ganguan koordinasi
gerakbadan, seperti kesulitan
mengatur keseimbangan,
melompat, dan gerakan motor
tubuh yang melambat.
• Dilihat dari penampakan fisik
luar, penderita klinefelter
memiliki otot yang kecil, namun
mengalami perpanjangan kaki
dan lengan.
5. Gen Letal
- Gen letal adalah gen yang dalam
keadaan homozigot menyebabkan
kematian individu.
- Adanya gen letal pada suatu
individu menyebabkan
perbandingan fenotipe dalam
keturunan menyimpang dari
hukum Mendel.
- Gen letal terdiri atas gen dominan
letal dan gen resesif letal.
a. Gen dominan letal
Gen dominan letal adalah gen
dominan yang apabila dalam
keadaan homozigot
menyebabkan kematian
individu. Contonya:
1) Ayam “creeper”
Pada ayam ras, dikenal
adanya gen sebagai
berikut: C = gen untuk
ayam creeper (tubuh
normal kaki pendek) c =
gen untuk ayam normal
Gen dominan C jika
homozigot CC berakibat
letal. Sehingga perkawinan
2 ayam creeper akan
menghasilkan keturunan
dengan perbandingan 2
creeper : 1 normal.
3) Penyakit Huntington
Penyakit Huntington
diperkenalkan pertama kali
oleh Waters pada tahun
1848, kemudia oleh Lyon
pada tahun 1863. Gejala
penyakit ini adalah
penderita menunjukkan
gejala abnormal, kejang-
kejang dan sering
membuang barang yang
dipegangnya tanpa disadari.
Sistem saraf buruk dan sel-
sel otak rusak sehingga
menyebabkan depresi dan
tak jarang pasien bunuh
diri. Penyakit ini
disebabkan oleh gen
dominan letal H yang
menyebabkan kematian.
Orang yang genotipenya
homozigot HH mula-mula
tampak normal, tetapi
umumnya mulai umur 25
tahun memperlihatkan
gejala penyakit ini. Orang
yang heterozigot Hh juga
sakit, tetapi tidak parah.
sedangkan yang bergenotipe
hh adalah normal. Pada
tahun 1872, makalah
tentang penyakit ini
dibawakan oleh George
Hungtington, dan kini
penyakit ini lebih dikenal
sebagai Hungtington’s
Disease atau disingkat HD.
Brakidaktili
a. Sistem M, N, MN
b. Sistem Rhesus
1) Albino
ciri-cirinya yaitu seluruh bagian
tubuhnya tidak berpigmen. Kulit
badan dan matanya berwarna merah
jambu karena warna darah
menembus kulit. Oleh karena itu,
matanya sangat sensitif terhadap
cahaya. Pada perkawinan dua orang
yang normal, heterozigot dapat
menghasilkan keturunan albino. Hal
ini disebabkan kedua orang tuanya
mempunyai gen resesif yang akan
bergabung membentuk gen resesif
homozigot (aa). Orang tua yang
terlihat normal tetapi dapat
menurunkan albino kepada anaknya
ini disebut “carrier”.
2) Gangguan Mental (Fenilketonuria)
Salah satu contoh bentuk gangguan
mental adalah idiot, yang ditentukan
oleh gen resesif homozigot (gg) seperti
pada albino. Anak idiot umumnya
diturunkan dari kedua orang tua yang
normal heterozigot (Gg). Penderita ini
mempunyai ciri-ciri, antara lain:
wajahnya menunjukkan kebodohan,
daya responnya lambat, kulit dan
rambutnya kekurangan pigmen,
umumnya tidak berumur panjang,
steril (tidak mampu menghasilkan
keturunan atau mandul), dan jika
urinnya ditetesi larutan fenil oksida
5% akan berwarna hijau kebiruan
karena terdapatnya senyawa derivat
fenil ketourinarin (FKU). Senyawa ini
tidak ditemukan pada orang normal.
Adanya senyawa FKU ini disebabkan
tidak adanya enzim pengubah asam
amino fenilalanin menjadi tirosin.
3) Brachydactily (Brakhidaktili)
Brachydactily adalah keadaan
seseorang yang mempunyai jari-jari
pendek atau tidak normal. Hal ini
terjadi karena pendeknya tulang-
tulang pada ujung jari dan tumbuh
menjadi satu. Kelainan ini disebabkan
oleh gen dominan B. Orang yang
normal akan mempunyai genotip
homozigot resesif (bb). Genotip
homozigot dominan (BB)
menyebabkan individu letal.
4) Cystinuria (Sistinuria)
Cystinuria adalah keadaan seseorang
yang mempunyai kelebihan asam
amino sistein yang sukar larut,
diekskresikan dan ditimbun menjadi
batu ginjal. Kelainan ini disebabkan
oleh adanya gen dominan homozigot
(CC).
5) Polydactily (Polidaktili)
Selain ada brakhidaktili, ada juga
polidaktili, yaitu keadaan seseorang
yang mempunyai kelebihan
(tambahan) jari pada tangan atau
kaki. Jadi jumlah jari kaki atau
tangannya lebih dari lima. Polidaktili
disebabkan oleh adanya gen dominan
homozigot (PP). Karena itu, genotip
orang normal adalah Pp.
6). Galaktosemia
Sekitar setiap 100.000 kelahiran, ada
satu alel homozigot resesif yang
menyebabkan galaktosemia (gg).
Individu yang normal memiliki alel
GG, sedangkan individu carrier,
memiliki alel Gg. Individu yang
mendapatkan alel homozigot resesif ,
tubuhnya tidak dapat menghasilkan
enzim yang dapat memecah laktosa.
Pada keadaan normal, laktosa diubah
menjadi glukosa dan galaktosa,
kemudian diubah menjadi glikogen.
Tingkat galaktosa yang tinggi pada
darah dapat menyebabkan kerusakan
pada hati, mata, dan otak.
7). Huntington
Huntington merupakan suatu
penyakit degeneratif yang menyerang
sistem saraf. Penderita
menggelengkan kepala pada satu
arah. Huntington disebabkan oleh alel
dominan (H). Dengan satu alel H saja,
semua individu yang heterozigot akan
mendapatkan Huntington. Individu
yang normal memiliki alel resesif (hh).
1) Buta Warna
Buta warna dibedakan menjadi 2 tipe. Yang
pertama adalah tipe protan, yaitu apabila
tidak dapat membedakan warna hijau
karena bagian mata yang sensitif terhadap
warna hijau tersebut rusak. Kedua adalah
tipe deutan, yaitu apabila yang rusak adalah
bagian mata yang sensitif terhadap warna
merah. Tipe deutan ini paling sering terjadi.
Buta warna disebabkab oleh gen resesif c
(colour blind) pada kromosom X. Gen ini
tidak dijumpai pada kromosom Y.
2) Anodontia
Anodontia merupakan kelainan pada
seseorang yang tidak mempunyai benih gigi
pada rahangnya, sehingga gigi tidak dapat
tumbuh selamanya. Kelainan ini banyak
ditemukan pada pria. Menurut para ahli,
penderita anodontia juga menunjukkan ciri
seperti berambut jarang dan susah
berkeringat. Gen resesif penyebab anodontia
adalah a, sehingga pewarisan sifatnya juga
seperti pada buta warna.
3) Hemofilia
Sebelum ditemukan, penyakit hemofilia
mula-mula dikenal di negara-negara Arab.
Pada waktu itu, seorang anak mengalami
pendarahan akibat dikhitan (disunat).
Sementara itu, putera mahkota Alfonso dari
Spanyol juga meninggal akibat pendarahan
karena kecelakaan. Selanjutnya, penelitian
mendalam tentang hemofilia juga dilakukan
pada anggota kerajaan Inggris. Ratu Victoria
adalah orang yang dikenal pertama kali
sebagai carrier hemofilia yaitu mempunyai
genotip heterozigotik (Suryo, 2005). Gen
penentu hemofilia adalah gen resesif h.
Berbeda dengan buta warna dan anodontia,
genotip resesif homozigot pada hemofilia
bersifat letal. Hemofilia merupakan suatu
penyakit keturunan, dengan ciri sulitnya
darah membeku saat terjadi luka. Waktu
yang diperlukan oleh seorang penderita
hemofilia untuk pembekuan darah adalah
50 menit hingga 2 jam, sehingga akan
menyebabkan perdarahan bahkan kematian.
Sementara itu, orang yang normal hanya
memerlukan waktu 5-7 menit untuk
pembekuan darah.
a. Struktur Kromosom
Kromosom mempunyai 2 bagian
utama
yaitu sentromer dan lengan (kromatid).
1. Sentromer
Sentromer merupakan bagian
kepala kromosom berbentuk bulat
yang merupakan pusat kromosom
dan membagi kromosom menjadi
dua lengan. Bagian ini merupakan
daerah penyempitan pertama pada
kromosom yang khusus dan tetap.
Daerah ini disebut juga kinetokhor
atau tempat melekatnya benang-
benang gelendong (spindle fiber).
Elemen-elemen ini berfungsi untuk
menggerakkan kromosom selama
mitosis. Pembelahan sentromer ini
akan memulai gerakan kromatid
pada masa anafase.
2. Lengan (Kromatid) Bagian lengan ini
merupakan bagian badan utama
kromosom yang mengandung
kromosom dan gen. Umumnya
jumlah lengan pada kromosom dua,
tetapi ada juga beberapa yang hanya
berjumlah satu. Lengan dibungkus
oleh selaput tipis dan di dalamnya
terdapat matriks yang berisi cairan
bening yang mengisi seluruh bagian
lengan. Cairan ini mengandung
benang benang halus berpilin yang
disebut kromonema.
keturunannya.
d.Fungsi Kromosom
Kromosom berfungsi membawa sifat
individu dan membawa informasi genetika,
karena di dalam kromosom mengandung
gen. Menurut hukum Mendel, gen dalam
kromosom terdapat dalam keadaan
berpasangan dan anggota pasangan itu
diperoleh dari parental (induk). Pada waktu
pembelahan meiosis, pasangan kromosom
tersebut berpisah dan hanya satu anggota
dari setiap pasangan itu yang berpindah ke
sel kelamin.
B. DNA dan RNA
1. DNA
- Dioxyribo Nucleic Acid (DNA) atau
Asam Deoksiribo Nukleat
merupakan senyawa kimia yang
terdapat di dalam inti sel.
- DNA pertama kali ditemukan oleh
F. Miescher(1869) dari sel
spermatozoa dan sel eritrosit
burung, selanjutnya dinamakan
sebagai nuklein.
- DNA dapat ditemukan pada
organel mitokondria, plastida, dan
sitoplasma (dalam jumlah yang
sedikit).
- DNA merupakan komponen yang
ditemukan secara ekslusif di
dalam kromosom dan mempunyai
sifat antara lain:
1. Merupakan material
kromosom sebagai pembawa
informasi genetik, melalui
aktivitas pembelahan sel.
2. Tebalnya 20 Å (Amstrong) dan
panjangnya beribu-ribu Å (1 Å =
10-10 meter).
3. Dapat melakukan replikasi,
yaitu membentuk turunan atau
menggandakan diri. DNA hasil
replikasi ( DNA anak) memiliki
urutan basa yang identik dengan
yang dimiliki oleh heliks ganda
parental ( DNA induk).
4. Pada sel organisme prokariotik
(bakteri), DNA berantai tunggal.
Pada sel eukariotik, DNA berupa
heliks (rantai) ganda.
5. Pada suhu mendekati titik
didih atau pada pH yang ekstrim
(kurang dari 3 atau lebih dari 10),
DNA mengalami denaturasi
(membuka). Jika lingkungan
dikembalikan seperti semula,
DNA dapat kembali membentuk
heliks ganda, disebut renaturasi.
a. Struktur DNA
- DNA merupakan suatu polimer
nukleotida ganda yang berpilin ke
arah kanan (double heliks).
- DNA merupakan suatu polimer
yang terdiri atas nukleotida-
nukleotida dengan jumlah
ratusan atau ribuan.
- Setiap nukleotida terdiri dari 1
gugus fosfat, 1 basa nitrogen, dan
1 gula pentosa.
1. Gugus fosfat (PO4-); berfungsi
untuk mengikat molekul gula
satu dengan gula yang lain.
2. Basa nitrogen ini terikat pada
setiap molekul gula. Basa
nitrogen dibedakan menjadi dua
a. Basa Purin Basa purin
dengan struktur cincin ganda
yaitu Adenin (A) dan Guanin (G)
Replikasi DNA
DNA mempunyai kemampuan untuk
mengadakan replikasi, yaitu
memperbanyak diri atau menggandakan
diri. Peristiwa ini terjadi mendahului
penggandaan kromosom, berlangsung
pada waktu interfase, yaitu pada saat sel
siap untuk melakukan pembelahan.
Tujuan replikasi DNA adalah agar sel
anakan hasil pembelahan mengandung
DNA yang identik dengan DNA sel
induknya. Kesalahan dalam replikasi
DNA dapat mengakhibatkan perubahan
pada sifat selsel anakan.
Model Replikasi DNA Para ahli
mengemukakan tiga model mekanisme
replikasi DNA, yaitu sebagai berikut:
a. Model Konservatif Kedua untai
polinukleotida induk atau yang lama
tidak berubah dan berfungsi sebagai
cetakan. Heliks ganda DNA baru tidak
mengandung polinukleotida lama.
b. Model Semikonservatif Double heliks
DNA induk terpisah, kemudian
mensintesis pita DNA yang baru dengan
cara melengkapi (komplementasi) pada
masing-masing pita DNA induk tersebut.
2. RNA
Bahan genetik, selain DNA adalah RNA.
Di dalam inti sel makhluk hidup, baik sel
prokariotik maupun sel eukariotik
terdapat asam nukleat yang berupa DNA
dan RNA. Tetapi beberapa virus tidak
memiliki DNA, sehingga hanya memiliki
RNA saja, maka dalam hal ini fungsi RNA
menjadi sama dengan DNA, baik sebagai
materi genetik maupun dalam mengatur
aktivitas sel.
Struktur RNA
RNA (ribonucleic acid) adalah
makromolekul polinukleotida yang
berbentuk untai tunggal. RNA berperan
dalam sintesis protein.
RNA memiliki untai polimer yang lebih
pendek dari pada DNA karena dibentuk
melalui transkripsi fragmen-fragmen
DNA. Keberadaan RNA di dalam sel tidak
tetap karena RNA mudah terurai dan
harus diproduksi kembali. Komponen
penyusun RNA, yaitu sebagai berikut.
1. Gula ribosa berkarbon
2. Gugus fosfat
3. Basa nitrogen, terdiri atas dua jenis:
Purin, ada dua macam: guanin (G) dan
adenin (A), Pirimidin, ada dua macam:
urasil (U) dan sitosin (S atau C)
Fungsi RNA
1. Menyampaikan informasi genetik
dalam bentuk kode-kode genetik dalam
inti ke ribosom dan sebagai pola cetakan
dalam membentuk polipeptida.
2. Sebagai mesin perakit dalam sintesis
protein yang bergerak ke satu arah
sepanjang RNA duta.
3. Mengangkut asam-asam amino ke
ribosom.
Jenis RNA
RNA dapat dibedakan menjadi tiga jenis,
yaitu RNA-d/m RNA, RNA-t, RNA-r.
- Berbeda halnya dengan DNA yang
terletak dalam nukleus, RNA banyak
terdapat dalam sitoplasma terutama
ribosom walaupun ada pula
beberapa di antaranya dalam
nukleus.
- Dalam sitoplasma, kadar RNA
berubah-ubah. Hal ini dipengaruhi
oleh aktivitas sintetis protein. Ketika
suatu protein akan disintetis,
kandungan RNA dalam sel
meningkat begitu pula sebaliknya.
1. RNA duta (RNA-d) atau
messenger RNA
RNA duta adalah RNA yang menjadi
model cetakan dalam proses
penyusunan asam amino pada
rantai polipeptida atau sintesis
protein. Disebut RNA duta,
karena molekul ini merupakan
penghubung DNA dengan protein
dan membawa pesan berupa
informasi genetik dari DNA untuk
membentuk protein. Informasi
genetik berupa urutan nukleotida
RNA duta yang memesan suatu
asam amino yang disebut kodon.
Penyusunan rantai polipeptida
tergantung dari urutan kodon pada
RNA duta. Urutan kodon pada RNA-
d yang dicetak DNA tergantung pada
macam protein yang akan disintesis.
RNA duta berumur sangat pendek,
hanya beberapa menit hingga
beberapa hari, setelah itu akan
segera terurai.
c. Translasi
Translasi adalah tahap kedua
produksi protein, setelah
transkripsi, pengkodean DNA
menjadi petunjuk untuk perakitan
protein dalam bentuk mRNA.
Translasi membuat struktur dasar
yang mendasari banyak jaringan
hidup, tetapi aspek penting sintesis
protein berlanjut setelah
terjemahan. Tahap translasi dalam
sintesis protein terjadi dalam sel
tetapi di luar inti, dalam struktur
khusus yang disebut ribosom.
Translasi adalah perakitan protein
dari asam amino dalam urutan
tertentu sesuai dengan petunjuk
dari mRNA. mRNA bergerak keluar
dari inti ke ribosom sel ketika
translasi dimulai. RNA diatur sesuai
dengan kode tertentu, di mana
urutan tiga nukleotida diatur untuk
mengkodekan asam amino yang
sesuai, sebuah unit yang disebut
kodon. Ribosom mengelilingi mRNA,
menggunakannya untuk merakit
sebuah rantai asam amino dalam
urutan yang sama bahwa mereka
akan ditemukan dalam protein
selesai. Ini membentuk kompleks
pasangan satu asam amino dengan
kodon mRNA yang sesuai.
Translasi terdiri dari tiga tahap
(sama seperti pada transkripsi) yaitu
inisiasi, elongasi, dan terminasi.
Inisiasi
Tahap inisiasi terjadi karena adanya
tiga komponen yaitu mRNA, sebuah
tRNA yang memuat asam amino
pertama dari polipeptida, dan dua
sub unit ribosom. mRNA yang
keluar dari nukleus menuju
sitoplasma didatangi oleh ribosom,
kemudian mRNA masuk ke dalam
“celah” ribosom. Ketika mRNA
masuk ke ribosom, ribosom
“membaca” kodon yang masuk.
Pembacaan dilakukan untuk setiap
3 urutan basa hingga selesai
seluruhnya. Elongasi Pada tahap
elongasi dari translasi, asam amino-
asam amino ditambahkan satu per
satu pada asam amino pertama
(metionin). Ribosom terus bergeser
agar mRNA lebih masuk, guna
membaca kodon II. Misalnya kodon
II UCA, yang segera diterjemahkan
oleh tRNA berarti kodon AGU sambil
membawa asam amino serine. Di
dalam ribosom, metionin yang
pertama kali masuk dirangkaikan
dengan serine membentuk
dipeptida. Ribosom terus bergeser,
membaca kodon III. Misalkan kodon
III GAG, segera diterjemahkan oleh
antikodon CUC sambil membawa
asam amino glisin. tRNA tersebut
masuk ke ribosom. Asam amino
glisin dirangkaikan. dengan
dipeptida yang telah terbentuk
sehingga membentuk tripeptida
d. Terminasi
Tahap akhir translasi adalah
terminasi. Elongasi berlanjut hingga
kodon stop mencapai ribosom. Triplet
basa kodon stop adalah UAA, UAG,
dan UGA. Kodon stop tidak mengkode
suatu asam amino melainkan
bertindak sinyal untuk menghentikan
translasi. Polipeptida yang dibentuk
kemudian “diproses” menjadi protein.
e. Kode Genetik
Nirenberg dan Matthaei (1960)
mengadakan percobaan untuk
memecahkan masalah kode genetik
dengan mencampurkan urasil dengan
enzim pembentuk RNA. Dari
percampuran ini dihasilkan RNA yang
hanya terdiri atas urasil dan
dinamakan poli-Urasil (poli-U).
Apabila poli-U dimasukkan ke dalam
campuran berbagai asam amino, akan
terbentuk rangkaian fenilalanin, yaitu
protein yang terdiri atas satu macam
asam amino.
f. Regulasi Ekspresi gen
Ekspresi Gen. Gen merupakan unit
molekul DNA atau RNA dengan
panjang molekul tertentu yang
membawa informasi genetik (Yuwono,
2010). Gen dapat diwariskan dan
diekspresikan. Ekspresi gen
merupakan rangkaian proses
penerjemahan informasi genetik
dalam bentuk urutan basa pada DNA
atau RNA menjadi protein.
g. Mutasi
Mutasi adalah perubahan substansi
genetik. Mutasi bisa terjadi pada gen
atau koromosom. Mutasi merupakan
peristiwa yang jarang terjadi, yang
mungkin hanya satu kali terjadi
dalam setiap 100.000 kasus replikasi
DNA. Proses terjadinya mutasi
dinamakan mutagenesis. Di alam
mutasi terjadi secara acak, spontan,
dan jarang. Namun mutasi dapat
terjadi pada semua makhluk hidup.
Suatu individu yang mengalami
perubahan sifat akibat mutasi ini
dinamakan mutan.
Ada beberapa alasan yang
menjadikan mutasi penting untuk
dipelajari, yaitu:
1. Mutasi dapat menguntungkan
(meskipun jarang terjadi) ataupun
merugikan organisme yang menjadi
mutan (atau keturunannya)
2. Mutasi penting bagi para ahli
genetika, sebagai usaha untuk
mencari atau membuat suatu varian
(mutan) yang tidak memiliki
kemampuan untuk melakukan suatu
proses yang akan dipelajari. Varian-
varian genetik tersebut memiliki hal-
hal menarik untuk dipelajari
3. Mutasi penting sebagai sumber
utama variasi genetik yang
menyebabkan perubahan secara
evolusi (evolusi akan dipelajari pada
pembahasan berikutnya). Penyebab
Mutasi Pada dasarnya, proses
replikasi (perbanyakan) DNA saat
terjadinya pembelahan sel selalu
berlangsung tanpa kesalahan.
Ketepatan dan kebenaran dalam
mengkopi materi genetik
tersebut sangat penting untuk
memastikan kelangsungan genetik
sifat-sifatnya
Mutagen digolongkan menjadi
mutagen kimia, mutagen fisika, dan
mutagen biologis.
1. Mutagen Kimia
Mutagen kimia adalah senyawa
kimia yang dapat menyebabkan
perubahan struktur materi
genetik sehingga memunculkan
mutasi pada suatu individu
makhluk hidup.
Berdasarkan cara kerjanya,
mutagen kimia dibedakan menjadi
analog basa, bahan-bahan kimia
pengubah struktur dan komponen
pasangan basa, serta agen
pengubah struktur DNA.
a. Analog Basa Bahan-bahan
kimia jenis ini secara struktural
menyerupai purin dan pirimidin
serta bergabung dalam DNA
menggantikan basa nitrogen
normal selama proses replikasi
DNA. Contoh analog basa adalah
bromourasil dan aminopurin.
Bromourasil adalah suatu
senyawa yang menyerupai timin
(T) dan akan bergabung dengan
DNA serta berpasangan dengan
adenine (A) seperti halnya timin.
b. Bahan-bahan Kimia Pengubah
Struktur dan Komponen Pasangan
Basa Ada banyak, mutagen kimia
jenis ini, beberapa di antaranya,
adalah asam nitrit (HNO2) dan
nitrosoguanidin. Keduanya
menyebabkan modifikasi basa
purin dan pirimidin dengan
mengubah komponen ikatan
hidrogennya.
c. Agen Pengubah Struktur DNA
Bahan-bahan kimia jenis ini
meliputi NAAAF, Psoralen, dan
peroksida. NAAAF adalah molekul
besar yang berikatan dengan
basa-basa dalam DNA dan
menyebabkan basabasa tidak
dapat disandi atau dikode.
Psoralen merupakan agen yang
menyebabkan benangbenang DNA
mengalami persilangan.
2. Mutagen Fisika
3. Mutagen Biologis
Mutagen biologis umumnya
merupakan bahan genetik, yaitu
asam nukleat. Bahan itu dibawa
langsung oleh virus atau bakteri.
Bahan gentik yang dibawa oleh
virus atau bakteri tersebut
memiliki kemampuan untuk
mengubah kondisi DNA sel suatu
organisme sehingga terjadi
mutasi.
Contoh virus yang memiliki
kemampuan menyebabkan mutasi
adalah bakteriofag, Human
papillomavirus (HIV), virus
Rubellas, Cytomegalovirus, dan
virus hepatitis.
Contoh bakteri yang memiliki
kemampuan menyebabkan mutasi
adalah Agrobacterium dan
Helicobacer pylori. Mutagenesis
bakteriofag dapat terjadi karena
kerusakan DNA akibat pemutusan
dan delesi yang mungkin
ditimbulkan oleh efek nuklease
atau karena gangguan perbaikan
DNA.
Jenis-Jenis Mutasi
Mutasi dapat dikelompokkan
berdasarkan cara terjadinya mutasi,
berdasarkan sumber, tingkatan
mutasi, dan sel tempat terjadinya
mutasi:
1. Mutasi Alami dan Buatan
Mutasi alami (mutasi spontan)
adalah mutasi yang terjadi di alam
secara acak (random), tanpa
diketahui sebabnya secara pasti. -
- Mutasi ini jarang terjadi, tingkat
kemungkinannya pun sangat
kecil.
-Mutasi spontan mungkin terjadi
karena mekanisme tertentu di
dalam sel yang tidak sempurna.
--- Mutasi spontan dapat
disebabkan oleh beberapa alasan
berikut: ketidakstabilan
nukleotida, kesalahan replikasi,
serta ketidaksempurnaan meiosis.
– Faktor- Faktor yang dapat
memicu terjadinya mutasi alami,
yaitu sinar kosmik dari matahari
atau dari luar angkasa, sinar
ultraviolet matahari, bahan-bahan
radio aktif, dan bahan-bahan
kimia.
- Mutasi buatan adalah peristiwa
perubahan materi genetik
makhluk hidup yang sengaja
dilakukan manusia dengan
tujuan-tujuan tertentu.
-Mutasi buatan biasanya
dilakukan dengan cara
memberikan agen penyebab
mutasi (mutagen). Mutagen
tersebut dapat berupa bahan-
bahan kimia atau bermacam-
macam bentuk radiasi. Sebutan
lain untuk mutasi buatan adalah
mutasi induksi. Dibandingkan
dengan mutasi spontan, laju
mutasi induksi lebih tinggi. Pada
mutasi induksi urutan DNA
berubah sebagai akibat terpapar
oleh mutagen.
Dampak Mutasi
contoh dampak mutasi bagi organisme yang
mengalaminya.
1. Resistansi Antibiotik pada Bakteri
Mutasi pada bakteri sering kali
menghasilkan resistansi (kekebalan)
terhadap obat-obatan antibiotik
2. Terbentuknya Produsen Antibiotik
yang Lebih Efektif Melalui proses
mutasi, kapang dan mikroba dapat
diubah menjadi produsen bahan-
bahan berguna, misalnya antibiotik
yang lebih efektif.
3. Resistansi Sel Sabit terhadap Malaria
Alel sel sabit menyebabkan sel darah
merah yang normalnya berbentuk
bulat bikonkaf menjadi berbentuk
sabit.
4. Meningkatkan Keanekaragaman
Genetik Mutasi merupakan suatu
cara untuk memasukkan alel-alel
baru ke dalam suatu populasi. Alel-
alel baru tersebut kemudian akan
memunculkan sifat yang berbeda dari
sifat populasi sebelumnya. Itu berarti
mutasi meningkatkan
keanekaragaman genetik suatu
populasi. Keanekaragaman genetik
sangat penting bagi proses evolusi
dan pembentukan spesies baru.
Kegiatan Belajar 3:
A. Evolusi dapat diartikan sebagai
perubahan atau perkembangan struktur
makhluk hidup menjadi lebih adaptif
dalam kurun waktu yang lama. Evolusi
terjadi secara perlahan, terjadi pada
populasi makhluk hidup.
B. Teori abiogenesis : teori Generation
Spontanea (penciptaan yang terjadi
secara spontan. Artinya bahwa
kehidupan berasal dari benda tak hidup
yang terjadi secara spontan) dicetuskan
oleh Aristoteles pada tahun 384–322 SM.
Didukung Needham (percobaan air
kaldu). Dipatahkan setelah penemuan
mikroskop oleh Antonie Van L.
C. Teori biogenesis : makhluk hidup berasal
dari makhluk hidup. Ilmuwan
pendukung :
1. Fransisco Redi : Percobaan daging
terbuka dan tertutup
2. Lazaro Splanzani : air kaldu yang
dipanaskan
3. Louis Pasteur : kaldu dalam leher
angsa
D. Teori evolusi kimia: asal-usul kehidupan
diawali oleh terbentuknya senyawa-
senyawa organik di asmosfer. Dengan
adanya gas-gas seperti Metana (CH4),
Hidrogen (H2), uap air (H2O), Amonia
(NH3) di atmosfer, dengan bantuan sinar
kosmik dan kilatan halilintar, dapat
terbentuk senyawa organik seperti Asam
amino. Senyawa organik tersebut
terkumpul dalam sup primordial (sup
purba). Melalui sup purba inilah
kemungkiana kehidupan paling
sederhana muncul. Teori evolusi kimia
dipelopori oleh Harold Urey, Stanley
Miller dan Opharin.
E. Teori Evolusi Pra-Darwin
1. Plato : Dunia diciptakan oleh Sang
Pencipta
2. Kreasionisme (Aristoteles) :
Penciptaan kehidupan terjadi
sekaligus lengkap, kemudian selesai
dan tidak ada lagi evolusi atau
perubahan.
3. Copernicus dan Galileo : matahari
merupakan pusat dari rotasi planet-
planet, bukan bumi. Dunia organik
dan dunia fisik dapat diatur dengan
hukum-hukum alami
4. Erasmus Darwin (1731-1802)
menyatakan bahwa kehidupan di
bumi memiliki asal-usul yang sama
dan respons fungsional di wariskan
kepada keturunan.
5. George Cuvier : Katastropisme
(catastrophism) : yang menyatakan
bahwa makhluk hidup setiap strata
tidak ada hubungan kekerabatan.
Setiap strata terbentuk akibat
terjadinya bencana alam, seperti
gempa, banjir, atau kemarau panjang.
Jika strata lenyap oleh bencana,
muncul strata baru lengkap dengan
makhluk hidup baru, yang berpindah
dari daerah lain
6. James Hutton (1795). Teori ini
menyatakan bahwa perubahan
geologis berlangsung pelan tetapi
pasti.
7. Charles Lyell (1797-1875). Paham ini
menyatakan bahwa proses geologis
ternyata menuruti pola yang seragam
sehingga kecepatan dan pengaruh
perubahan selalu seimbang dalam
kurun waktu tertentu
(unformitarians)
F. Teori evolusi Lamarck : Lamarck
mengungkapkan bahwa makhluk hidup
berevolusi sebagai respon terhadap
perubahan lingkungannya. Teori evolusi
Lamarck menjelaskan dua fakta penting,
yaitu:
1. Penemuan fosil yang memperlihatkan
bahwa makhluk hidup di masa
lampau berbeda dengan yang hidup
saat ini (use and dis use). Contoh :
leher jerapah.
2. Teorinya menjelaskan mengapa setiap
makhluk hidup memiliki adaptasi
yang baik terhadap lingkungannya.
G. Teori Darwin: Bapak Evolusi merupakan
penulis dari buku “The Origin of Species
by Means of Natural Selection”. “Spesies
yang ada sekarang merupakan hasil
evolusi dari spesies nenek moyangnya
(pewarisan dengan modifikasi)” dan
“Seleksi alam merupakan mekanisme
terjadinya evolusi tersebut”.
H. Teori seleksi alam yang dikemukakan
Darwin, yaitu:
1. Spesies memiliki kemampuan untuk
menghasilkan keturunan yang
banyak;
2. Sumber daya alam di bumi terbatas,
sehingga terjadi kompetisi untuk
bertahan hidup di antara keturunan
pada setiap generasi;
3. Terdapat variasi dalam populasi
makhluk hidup, dan variasi ini
umumnya dapat diwariskan;
4. Proses ini berlangsung dari generasi
ke generasi, sehingga populasi lambat
laun menjadi teradaptasi lebih baik
terhadap lingkungannya
I. Bukti-bukti Evolusi
1. Pengaruh penyebaran geografis
2. Catatan Fosil
3. Adanya Anatomi Perbandingan
(homologi, analogi)
4. Studi Perkembangan Embrionik
5. Biologi molekuler
6. Studi perbandingan biokimia
7. Organ Tubuh yang Tersisa
8. Peristiwa Domestifikasi
(partenokarpi)
Kegiatan Belajar 4: