Pertemuan 2 Sikap Dan Kepuasan Kerja
Pertemuan 2 Sikap Dan Kepuasan Kerja
ISH1G2-PERILAKU ORGANISASI
PREVIEW..
• Setiap orang memiliki sikap terhadap segala sesuatu, antara lain terhadap
pimpinan, aturan, kampus, keluarga, teman, bahkan terhadap diri kita sendiri.
• Pada bab ini ini kita akan mempelajari tentang sikap, bagaimana hubungan
antara sikap kita dengan perilaku yang kita tampakkan, dan bagaimana sikap
mempengaruhi kepuasan dan ketidakpuasan pegawai.
http://www.azquotes.com/picture-quotes/quote-if-you-don-t-like-something-change-it-if-you-can-t-change-it-change-your-attitude-maya-angelou-0-84-86.jpg
Contact : warihpuspita@gmail.com
3
CAPAIAN PEMBELAJARAN
Contact : warihpuspita@gmail.com
4
SIKAP
• Adalah pernyataan evaluatif (baik yang • Memahami ke 3 komponen sikap ini akan
menyenangkan maupun yang tidak memudahkan kalian dalam memahami hubungan
menyenangkan) terhadap objek, individu, antara sikap dan perilaku.
maupun peristiwa. Contoh : ketika kita berkata AFEKTIF
KOGNITIF
“aku suka pekerjaanku”, pada saat itu kalian
menyatakan sikap kalian terhadap pekerjaan
kalian.
PERILAKU
https://quitsmokingcommunity.org/wp-content/uploads/2014/06/sharecare.jpg
5
KOMPONEN SIKAP
Contact : warihpuspita@gmail.com
6
COGNITIVE DISSONANCE
Contoh kasus : perilaku dan sikap, sehingga akan menyebabkan seseorang untuk
▪ Baik di media cetak maupun di media elektronik telah banyak berusaha mengurangi ketidaksesuaian tersebut dengan mencari
anjuran untuk berhenti merokok dengan alasan kesehatan. keadaan stabil yang memiliki hanya sedikit ketidaksesuaian,
Anjuran ini juga disertai dengan adanya data yang diperoleh dari
hasil penelitian dengan disertai data statistic. Walau demikian
para perokok sebagian menyangkal bahwa salah satu penyebab
resiko kanker adalah rokok. Walaupun mereka menerima bukti
penelitian bahwa rokok berbahaya, mereka tetap aktif membeli
rokok yang dianggap memiliki tingkat bahaya paling rendah dan
juga berolah raga agar mengurangi resiko bahaya kanker.
▪ Leo Festiger (1950) mengemukakan adanya teori “cognitive
dissonance”, atau ketidaksesuaian kognitif (ketidak-
konsistenan). Teori ini merujuk pada ketidaksesuaian yang
dirasakan oleh seseorang antara 2 sikap atau lebih atau antara
http://webodysseum.com/wp-content/uploads/2013/04/Vintage+Healthy+Cigarette+Ads+0.jpg
7
http://guetau.com/wp-content/uploads/2014/12/peer-pressure2.jpg
Contact : warihpuspita@gmail.com
8
➢ Sikap kerja adalah evaluasi positif maupun negative yang dimiliki oleh karyawan tentang
aspek-aspek lingkungan tempat kerja mereka.
➢ Komponen utama sikap kerja berfokus pada 3 komponen utama yaitu : kepuasan kerja (job
satisfaction), keterlibatan pekerjaan (job involvement) dan komitmen organisasional
(organizational commitment)
http://www.cic.gc.ca/english/hire/images/hire_temp_workers.jpg
Contact : warihpuspita@gmail.com
9
KEPUASAN KERJA
(JOB SATISFACTION)
➢ Sikap positive yang dimiliki oleh seseorang tentang tentang pekerjaan mereka; yang
merupakan hasil dari persepsi mereka tentang pekerjaan mereka, dimana ada kesesuaian
antara harapan individu dengan organisasi.
➢ Pegawai yang memiliki level kepuasan kerja yang tinggi, memiliki perasaan positif terkait
dengan pekerjaan mereka
http://cdn.uconnectlabs.com/wp-content/uploads/sites/7/2015/01/I-Love-My-Job-Wallpaper-e1424093390581.jpg
Contact : warihpuspita@gmail.com
10
Contact : warihpuspita@gmail.com
11
https://gabriellebossy.files.wordpress.com/2015/03/c27b4c85ec8fb5e275dedd3a2d680515-600x.jpg
14
Keluar Aspirasi
Ketidakpuasan ditunjukkan dalam Ketidakpuasan ditunjukkan melalui
bentuk meninggalkan organisasi usaha-usaha yang aktif dan K
D konstruktif untuk memperbaiki O
Ex : mencari posisi baru, resign
E kondisi N
S S
Ex : membentuk serikat pekerja
T T
R R
U U
Pengabaian Kesetiaan
K K
T Ketidakpuasan diungkapkan dengan Ketidakpuasan diungkapkan dengan T
I cara membiarkan kondisi menjadi cara aktif menunggu membaiknya I
F lebih buruk. kondisi. F
Ex : sering absen Ex : membela organisasi saat
mendapat kecaman eksternal
Pasif
Contact : warihpuspita@gmail.com
15
KETERLIBATAN KERJA
(JOB INVOLVEMENT)
KOMITMEN ORGANISASIONAL
(ORGANIZATIONAL COMMITMENT)
➢ Adalah suatu keadaan dimana seorang karyawan memihak suatu organisasi tertentu serta tujuan-tujuannya,
dengan harapan untuk dapat mempertahankan keanggotaan dalam organisasi tersebut.
➢ 3 dimensi dari komitmen organisasional adalah komitme afektif, komitmen berkelanjutan dan komitmen
normative.
1.Komitmen afektif → perasan emosional untuk organisasi. Contoh : Karyawan Kedai kopi yang bekerja karena
kecintaannya terhadap kopi dan sejarah kopi.
2.Komitmen berkelanjutan → nilai ekonomi yang ddapatkan dari bertahan di organisasi tersebut daripada
keluar dari organisasi tersebut. Contoh : pegawai bertahan dalam suatu perusahaan karena ia memperoleh
gaji yang tinggi jika dibandingkan dengan di tempat lain
3.Komitmen normative → kewajiban untuk bertahan di suatu perusahaan karena adanya alasan moral dan etis.
Contoh : para pehgawai yang bertahan tidak meninggalkan perusahaannya yang mengalami krisis karena
merasa bahwa perusahaan tersebut adalah tempat yang selama ini menaunginya.
Contact : warihpuspita@gmail.com
17
PERCEIVED ORGANIZATIONAL
SUPPORT
➢ Perceived organizational support (POS) adalah tingkat tingkat kepuasan pelanggan tinggi, lebih produktif, memiliki
dimana karyawan yakin bahwa organisasi menghargai keuntungan lebih tinggi, serta memiliki tingkat perputaran
kontribusi mereka dan perduli dengan kesejahteraan mereka. karyawan dan kecelakaan kerja yang lebih rendah.
Contoh : adanya kepercayaan di mata karyawan bahwa
perusahaan akan memafaafkan kesalahan yang mereka
lakukan apabila mereka bersikap jujur.
https://i.ytimg.com/vi/bHDDeLuFlj4/maxresdefault.jpg
18
KESIMPULAN
➢ Karyawan yang merasa puas dan memiliki komitmen terhadap pekerjaannya, memiliki tingkat
turn over, kemangkiran, dan perilaku negative yang rendah. Mereka juga menunjukkan
performa kerja yang lebih baik.
➢ Walaupun gaji yang tidak terlalu tinggi sepertinya tidak akan menarik kandidat pekerja yang
potensial, manager juga harus menyadari bahwa gaji saja tidaklah cukup.
➢ Salah satu cara untuk meningkatkan kepuasan kerja pekerja adalah berfokus pada hal
intrinsic dari pekerjaan tersebut, antara lain dengan cara membuat pekerjaan menjadi lebih
menantang dan menarik.
➢ Kepuasan kerja berhubungan erat dengan efektivitas organisasi. Pegawai yang memiliki level
job engagement (keterikatan emosional dengan pekerjaan) yang diatas rata-rata akan
menyebabkan level kepuasan pelanggan yang juga tinggi.