Anda di halaman 1dari 15

ALOKASI BIAYA

“Joint Product dan By Product”


Dosen Pengampu : I Putu Gede Chandra Artha Aryasa S.E.,M.Ak.,BKP

Oleh Kelompok 3 :

1. Komang Widyastuti (13/2002622010073)


2. Desak Made Deviani Antari (15/2002622010075)
3. Ni Komang Tri Lestari (24/2002622010084)
4. Sang Ayu Putu Diah Anggra Dewi (33/2002622010359)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI AKUNTANSI
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Pertama-tama, puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas pertolongan Tuhan
Yang Maha Esa, kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul ”Alokasi Biaya Joint
Product dan By Product“ dapat diselesaikan tepat waktu. Makalah ini merupakan syarat
untuk memenuhi tugas dari Bapak I Putu Gede Chandra Artha Aryasa S.E.,M.Ak.,BKP
selaku dosen mata kuliah Akuntansi Biaya. Kami juga mengucapkan terima kasih atas semua
bimbingannya untuk menyelesaikannya makalah ini.

Dalam menyelesaikan paper ini kami menghadapi banyak kendala, namun dengan
adanya pembagian tugas antar kelompok, semua masalah tersebut dapat dilalui. Semoga
Tuhan Yang Maha Esa memberkati kita semua. Walaupun makalah ini memiliki banyak
kekurangan dalam penyusunan dan penjelasannya, namun kami berharap makalah ini dapat
dijadikan referensi dan memberikan manfaat bagi pembaca.

Denpasar, 12 November 2021

Penyusun

i
DFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1. Latar Belakang............................................................................................1


1.2. Rumusan Masalah.......................................................................................1
1.3. Tujuan.........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2

2.1. Perbedaan Joint Product dan By Product................................................2-5

2.2. Alokasi Biaya Bersama (joint cost) ke Masing-Masing Produk............5-9

BAB III PENUTUP..............................................................................................10

3.1 Kesimpulan................................................................................................10

3.2 Saran...........................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pertumbuhan ekonomi yang terjadi saat ini sangat berpengaruh terhadap
perkembangan perusahaan dimana setiap perusahaan yang ada dituntut memiliki
kemampuan bersaing lebih kompetitif. Dengan demikian pimpinan perusahaan perlu
memikirkan kembali secara jelas mengenai kebijakan yang ada dalam perusahaan,
untuk dapat memenangkan persaingan yang dihadapi. Perusahaan industri merupakan
perusahaan yang mengelola faktor-faktor produksi untuk menghasilkan output.
Untuk mengetahui berapa jumlah biaya yang digunakan atau dikeluarkan untuk
menghasilkan output, perusahaan menggunakan teori akuntansi biaya.Dalam
perusahaan-perusahaan industri dihadapkan dengan masalah yang rumit dalam
menentukan biaya produksi dan harga pokok produksi. Misalnya masalah penetuan
harga pokok produk utamadanproduk sampingan. Pembebanan biaya produk akan
mempengaruhi harga pokok produksi. Penetapan harga pokok yang benar sangat
berperan dalam efesiensi, biaya, dan menghasilkan penjualan sebagai sumber utama
pendapatan. Harga pokok main product dan by product dapat diartikan sebagai biaya
yang timbul karena pemrosesan atau pembuatan secara bersama, dan jenis barang
yang dihasilkan adalah dari faktor yang sama, maka akan menimbulkan biaya
bersama.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa perbedaan dari by product dan joint product?
2. Bagaimana alokasi biaya bersama (joint cost) ke masing- masing produk?

1.3. Tujuan
Tujuan dari dibuatnya paper ini yaitu bertujuan agar mahasiswa mengetahui
perbedaan dari by product dan joint product, dimana kedua jenis produk ini memiliki
definisi dan karakteristik yang berbeda. Selain itu membantu mahasiswa dalam
memahami alokasi biaya ke masing-masing produk dengan menggunakan 4 metode
yaitu metode nilai jual relatif, metode satuan fisik, metode rata-rata biaya persatuan
dan metode rata-rata tertimbang.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Perbedaan By Product dan Joint Product


A. Definisi Produk Sampingan (by product)
Istilah produk sampingan digunakan untuk suatu produk yang bernilai total
relatif kecil dan diproduksi secara berbarengan dengan produk yang bernilai lebih
besar. Produk yang nilainya lebih besar biasa disebut dengan produk utama. Produk
sampingan juga bisa diartikan sebagai produk yang bukan tujuan utama operasi
perusahaan tetapi tidak dapat dihindarkan terjadinya dalam proses pengolahan
produk disebabkan sifat bahan yang diolah atau karena sifat pengolahan produk,
kuantitas dan nilai produk sampingan relatif kecil dibandingkan dengan nilai
keseluruhan produk. Pembedaan produk utama dan produk sampingan terletak pada
nilai jualnya. Jika nilai jual salah satu produk relatif lebih kecil dari yang lainnya
maka dikategorikan sebagai produk sampingan, sedangkan apabila produk-produk
yang dihasilkan relatif sama maka dikategorikan sebagai produk bersama. Saat
memproduksi produk utama, ada beberapa contoh ketika produk lain muncul yang
tidak terlalu penting, dibandingkan dengan produk utama, adalah produk
sampingannya. Ini dihasilkan dari bahan yang dibuang, yaitu memo atau limbah dari
proses utama. Titik pemisahan adalah tahap di mana produk sampingan dipisahkan
dari produk utama. Berdasarkan kondisi pasar, produk dapat diklasifikasikan
sebagai :
 Produk yang dijual dalam bentuk aslinya.

 Produk yang menjalani pemrosesan berikutnya sebelum dijual.

Dengan perubahan kondisi ekonomi, hubungan antara produk sampingan dan produk
utama juga mengalami perubahan, seperti ketika nilai ekonomi produk sampingan
lebih besar daripada produk utama, maka produk sampingan dari industri tersebut
menjadi yang utama. produk dan sebaliknya. Contoh : pada pabrik penggergajian
kayu, kayu lapis dan papan kayu merupakan produk utama, sedangkan serbuk gergaji
dan kayu bakar merupakan produk sampingan.

2
B. Definisi Produk Bersama ( joint product )
Produk Bersama adalah beberapa macam produk yang dihasilkan bersama-
sama atau serempak dengan menggunakan satu macam atau beberapa macam bahan
baku, tenaga kerja dan fasilitas pabrik yang sama dan engan input yang sama, dengan
proses yang sama dan masing-masing memiliki nilai jual yang sangat tinggi sehingga
tidak satupun dari mereka dapat diakui sebagai produk utama. Biaya produk bersama
bersifat homogen untuk seluruh produk sampai pada titik pisah. Nilai jual dari
masing-masing produk bersama relatif sama sehingga tidak ada produk yang
dianggap sebagi produk utama dan produk sampingan. Dalam produk bersama,
ketika bahan baku diproses, itu menghasilkan lebih dari dua produk. Produksi produk
bersama dilakukan secara sadar, oleh manajemen organisasi masing-masing, yaitu
manajemen bertujuan untuk memproduksi semua produk. Ada titik pemisahan dari
tempat produk dipisahkan dan diidentifikasi. Pada tahap ini, produk dijual langsung
atau diproses lebih lanjut, untuk dijadikan produk jadi. Jumlah yang dikeluarkan
hingga titik pemisahan disebut sebagai biaya bersama .  Contoh umum dari produk
bersama adalah diesel, bensin, pelumas, parafin, pabrik penyulingan minyak mentah
(crude oil) menghasikan minyak siap dikonsumsi berupa minyak gasolin, karosine,
minyak diesel (solar), minyak bakar, minyak tanah, dan lain-lain.
Dapat dilihat pada tabel dibawah perbedaan produk bersama dan produk sampingan
berdasarkan dasar untuk perbandingannya :

Dasar Untuk Produk Bersama Produk Sampingan


Perbandingan
Nilai jual dan kuantitasnya Nilai jual dan kuantitas Produk sampingan dapat
produk bersama tidak bisa dipastikan akan memiliki
ditentukan lebih besar atau nilai jual serta kuantitas
lebih kecil karena semua yang lebih sedikit karena
produk relatif sama. dihasilkan dari pembuatan
produk utama.
Produksi Produk bersama tidak harus Produk sampingan harus
diolah lebih lanjut sebelum diolah lagi agar bisa dijual

3
dijual. Walau tak menutupi dan memiliki nilai yang
kemungkinan, beberapa lebih tinggi.
produk bersama harus diolah
lagi agar berkualitas lebih
baik
Metode hitung biaya produk Produk bersama Produk sampingan hanya
memanfaatkan tiga jenis menggunakan dua metode
metode yaitu metode harga yaitu metode tanpa harga
pasar, metode unit kuantitas pokok (tidak menghitung
dan metode harga pokok per harga pokok produk
unit. sampingan) dan metode
dengan harga pokok
(menghitung harga pokok
produk sampingan).

C. Karakteristik Produk Sampingan dan Produk Bersama


 Karakteristik Produk Sampingan :

a. Produk sampingan dihasilkan secara bersamaan dengan produk utama


dalam suatu proses produksi, namun, perusahaan tidak memiliki
intensi untuk membuat produk ini.  
b. Produk sampingan memiliki nilai jual yang lebih kecil dari pada
produk utama. Selain itu, kuantitas dari produk sampingan juga jauh
lebih sedikit dari main produk yang dibuat perusahaan. 
c. Produk sampingan memerlukan proses lebih lanjut sebelum siap
digunakan atau dijual. 
d. Produk sampingan tidak pernah tercipta tanpa adanya proses produksi
untuk pembuatan produk utama. Hal ini karena produk sampingan
tercipta dari bahan baku produk utama.
 Karakteristik Produk Bersama :
a. Produk bersama yang dihasilkan secara bersama menggunakan faktor
produk yang juga sama akan memiliki hubungan fisik yang erat satu sama
lain. Ketika mencoba untuk menambah kuantitas maupun harga jual dari
salah satu produk, maka produk lain juga akan mengalami hal serupa. 

4
b. Produk bersama atas dasar proses serta biaya produk yang sama, maka tidak
dikenal produk yang memiliki nilai lebih signifikan. Semua produk dalam
produk bersama dianggap sama dan setara. 

c. Dalam proses produksi produk bersama, dikenal istilah titik pisah yang
digunakan untuk memisah produk-produk yang dibuat secara bersamaan
melalui bahan baku, tenaga kerja, serta biaya overhead yang juga sama. 
d. Ketika produk bersama telah melewati split-off atau titik pisah, maka
produk sudah menjadi produk yang berbeda dan berdiri sendiri. Beberapa
sudah bisa langsung dijual, beberapa masih perlu diolah untuk
menghasilkan produk yang lebih baik. Itulah mengapa harganya relatif
sama dengan kemungkinan berbeda yang kecil dalam kapasitas yang tidak
terlalu besar. 

2.2. Alokasi Biaya Bersama (joint cost) ke Masing-Masing Produk


Biaya bersama harus dialokasikan ke masing-masing jenis produk supaya dapat
menentukan nilai persediaan akhir barang dalam proses, persediaan barang jadi,
harga pokok produksi dan laporan laba kotor per segmen produk. Biaya bersama
dapat dialokasikan dengan menggunakan salah satu metode yang ada. Pemilihan
metode alokasi mana yang baik digunakan lebih baik melihat hubungan yang bisa
diterima akal. Metode alokasi biaya bersama adalah sebagai berikut:
 Nilai jual relatif
 Satuan fisik
 Rata-rata biaya persatuan
 Rata-rata tertimbang

a. Nilai Jual Relatif


Biaya bersama dialokasikan ke setiap jenis produk bersama berdasarkan
proporsi nilai jualnya. Metode ini dipakai dengan asumsi bahwa produk yang
memiliki nilai jual yang lebih tinggi, tentu memerlukan biaya yang tinggi juga.
Produk yang memiliki nilai jual yang tinggi mendapat alokasi biaya bersama
yang tinggi juga. Pada metode niai jual relatif, terdapat dua metode, yaitu metode
nilai pasar saat split off dan metode nilai jual hipotesis.

5
Biaya bersamaa dialokasikan ke produk sesuai dengan perbandigan setiap nilai
jualnya. Dalam metode ini biasanya besarnya nilai jual merupakan cerminan dari
besamya harga pokok produk yang bersangkutan.
Contoh :
Tuan Sihombing mempunyai pabrik yang memproduksikan suatu produk. Produk
yang dihasilkan oleh pabrik tersebut ada 4 macam produk, yaitu produk A, B, C
dan D. Biaya bahan baku yang terjadi merupakan biaya bersama. Selain biaya
bahan baku, semua biaya yang terjadi 6 dari 24 tung menurut jenis produk. Biaya
bahan baku yang digunakan untuk proses produksi pada bulan Juni 2015 sebesar
Rp 500.000. jumlah produksi dan harga jual masing-masing produk adalah
sebagai berikut:

Produk Harga jual/unit (Rp) Unit Biaya konversi (Rp)


A 10 19.500 47.550
B 12 15.000 30.800
C 15 10.000 10.650
D 15 15.000 16.000

Nilai Jual Produk A = 19.500 unit x Rp 10 per unit = Rp 195.000


Nilai Jual Produk B = 15.000 unit x Rp 12 per unit = Rp 180.000
Nilai Jual Produk C = 10.000 unit x Rp 15 per unit = Rp 150.000
Nilai Jual Produk D = 15.000 unit x Rp 15 per unit = Rp 225.000
Total Nilai Jual Rp 750.000

195.000
Biaya Bersama BB untuk Produk A = x 500.000 = Rp 130.000
750.000
Biaya Konversi = Rp 47.550
Total Harga Pokok Produksi = Rp 177.550
Unit yang Diproduksi 19.500 Unit
Harga Pokok Produksi A Per Unit Rp 9,11

180.000
Biaya Bersama BB untuk Produk B = x 500.000 = Rp 120.000
750.000
Biaya Konversi = Rp 30.800

6
Total Harga Pokok Produksi = Rp 150.800
Unit yang Diproduksi 15.000 Unit
Harga Pokok Produksi B Per Unit Rp 10,05

150.000
Biaya Bersama BB untuk Produk C = x 500.000 = Rp 100.000
750.000
Biaya Konversi = Rp 10.650
Total Harga Pokok Produksi = Rp 110.650
Unit yang Diproduksi 10.000 Unit
Harga Pokok Produksi C Per Unit Rp 11,07

225.000
Biaya Bersama BB untuk Produk D = x 500.000 = Rp 150.000
750.000
Biaya Konvensi = Rp 16.000
Total Harga Pokok Produksi = Rp 166.000
Unit yang Diproduksi 15.000 Unit
Harga Pokok Produksi D Per Unit Rp 11,07

b. Satuan Fisik
Pada metode ini, biaya bersama akan dialokasikan ke setiap jenis produk
memakai output per jenis produk.
Contoh :
Pabrik minuman ringan mempunyai 3 jenis minuman, yaitu rasa jeruk manis,
jeruk asli dan jeruk sangat manis. Ketiga jenis produk tersebut merupakan produk
utama yang diolah dari satu jenis bahan baku. Data-data yang diperoleh dari
pabrik minuman ringan yaitu biaya bahan baku dan biaya pengolan sebesar Rp
95.405.000. Produksi yang dihasilkan untuk masing-masing minuman adalah 558
kaleng untuk rasa jeruk manis, 465 kaleng untuk rasa jeruk asli dan 837 kaleng
untuk rasa jeruk sangat manis.

Produk Yang Dihasilkan Rasa Jeruk Manis 558 Kaleng


Produk Yang Dihasilkan Rasa Jeruk Asli 465 Kaleng
Produk Yang Dihasilkan Rasa Jeruk Sangat Manis 837 Kaleng
Total Produk Yang Dihasilkan 1.860 Kaleng

7
Alokasi Biaya Bersama Untuk Masing-Masing Produk :
558
Rasa Jeruk Manis = X 95.405.000 = Rp 28.621.500
1.860
465
Rasa Jeruk Asli = X 95.405.000 = Rp 23.851.250
1.860
837
Rasa Jeruk Sangat Manis = X 95.405.000 = Rp 42.932.250
1.860
c. Rata-Rata Biaya
Biaya rata-rata satuan ditentukan dengan jumlah biaya bersama akan dibagi
dengan total unit produk bersama yang dihasilkan. Setiap jenis produk bersama
akan mendapatkan alokasi biaya bersama sebesar biaya rata-rata per unit yang
dikaitkan dengan besarnya unit pada jenis tersebut.
Contoh :
Sebuah industri rumah tangga memproduksikan 3 produk, yaitu produk A,
produk B dan produk C. Ketiga produk tersbeut diolah secara bersama dari satu
jenis bahan baku yang sama. Biaya yang dikeluarkan untuk membuat ketiga
produk tersebut adalah Rp 500.000. Produk A yang dihasilkan sebanyak 30.000
unit, produk B yang dihasilkan sebanyak 28.000 unit dan produk C yang
dihasilkan sebanyak 22.000 unit.
Penyelesaian :
Produk A yang dihasilkan 30.000 unit

Produk B yang dihasilkan 28.000 unit

Produk C yang dihasilkan 22.000 unit

Total produk yang dihasilkan 80.000 unit

Biaya bersama per unit = Rp 500.000 = Rp. 6,25

Rp 80.000

Alokasi Biaya Bersama Untuk Produk A = 30.000 unit x Rp 6,25 = Rp 187.500

Alokasi Biaya Bersama Untuk Produk B = 28.000 unit x Rp 6,25 = RP 175.000

Alokasi Biaya Bersama Untuk Produk C = 22.000 unit x Rp 6,25 = Rp 137.500

8
d. Rata-Rata Tertimbang
Metode ini mirip dengan metode nilai jual, dimana metode nilai jual setiap
produk diberi bobot dengan harga jualnya. Pada metode rata-rata tertimbang, tiap
produk diberi bobot sesuai dengan keinginan kita. Tentu dengan
mempertimbangkan berbagai faktor dalam menentukan besarnya bobot untuk
setiap produk.
Contoh :
CV. Cantika Indah memproduksikan 4 jenis produk yang dihasilkan dari satu
proses produksi. Selama periode Juni 2015 terjadi biaya bersama sebesar Rp
50.000.000. Produk Q diproduksi sebanyak 24 unit dan diberi bobot 3, produksi
X diproduksi sebanyak 18 unit dan diberi bobot 2, produksi Y diproduksi
sebanyak 9 unit dan diberi bobot 4, produksi Z diproduksi sebanyak 36 unit dan
diberi bobot 1.
Penyelesaian :

Produk Q = 24 unit x 3 =72

Produk X = 18 unit x 2 = 36

Produk Y = 9 unit x 4 = 36

Produk Z = 36 unit x 1 = 36

Alokasi biaya bersana untuk masing – masing produk :

Produk Q = 72 x Rp 50.000.000= Rp 20.000.000

180

Produk X = 36 x Rp 50.000.000= Rp 10.000.000

180

Produk Y = 36 x Rp 50.000.000= Rp 10.000.000

180

Produk Z = 36 x Rp 50.000.000 =Rp 10.000.000

180

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perbedaan By Product dan Joint Product A yaitu Definisi Produk Sampingan Istilah
produk sampingan digunakan untuk suatu produk yang bernilai total relatif kecil dan
diproduksi secara berbarengan dengan produk yang bernilai lebih besar. Definisi
Produk Bersama Produk Bersama adalah beberapa macam produk yang dihasilkan
bersama- sama atau serempak dengan menggunakan satu macam atau beberapa
macam bahan baku, tenaga kerja dan fasilitas pabrik yang sama dan engan input yang
sama, dengan proses yang sama dan masing-masing memiliki nilai jual yang sangat
tinggi sehingga tidak satupun dari mereka dapat diakui sebagai produk utama. Biaya
bersama dapat dialokasikan dengan menggunakan salah satu metode yang ada.
Pemilihan metode alokasi mana yang baik digunakan lebih baik melihat hubungan
yang bisa diterima akal. Metode alokasi biaya bersama adalah sebagai berikut:
 Nilai jual relatif
 Satuan fisik
 Rata-rata biaya persatuan
 Rata-rata tertimbang

3.2 Saran

Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam
penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas. Karena kami
hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan. Dan kami juga sangat
mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Sekian penutup dari kami semoga dapat diterima di hati dan kami ucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya.

10
DAFTAR ISI

https://id.scribd.com/document/501020387/Chapter-7-Biaya-produk-bersama-dan-
produk-sampingan

11

Anda mungkin juga menyukai