PENDIDIKAN AGAMA
Tentang :
KETUHANAN DALAM ISLAM
Dosen pengampu :
JUMADI,S.Pd.l.,M.Pd
Disusun oleh :
MARDIANTO 01202201025
ILSA 01202201016
SURIANTI 01202201048
(PGSD)
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT tuhan pemilik langit dan bumi, kami bersaksi bahwa tidak
ada llah selain Allah SWT dan Muhammad SAW sebagai Rasul-Nya, kami berlindung dari
segala keburukan perbuatan kami yang menyimpang, dan kami memohon selalu bimbingan-
Nya. Shalawat dan salam selalu tercurah atas Nabi yang mulia, manusia pilihan, contoh yang
Makalah ini kami susun guna memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama oleh
bapak Jumadi, S.Pd.I.,M.Pd. selaku dosen pengampuh mata Pendidikan Agama, dengan tema
Ketuhanan dalam Islam. Untuk itu kami telah berusaha sebaik mungkin dalam
penyusunannya, mulai dari pengumpulan sumber pencarian informasi yang sesuai dengan
tema sampai pada tahap penyusunan telah kami lakukan sebaik mungkin. walaupun demikian
kami selaku penyusun menyadari masih terdapat kekurangan dalam makalah ini. Oleh sebab
itu kami selaku penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
guna menyempurnakan kekurangan yang tentunya ada pada makalah kami ini.
Demikianlah, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun dan pembaca
sekalian.
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................ 1
C. Tujuan .............................................................................................................................. 1
BAB II ....................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 2
A. Hakikat Tuhan ................................................................................................................. 2
B. Sejarah Pemikiran Manusia Tentang Tuhan ..................................................................... 3
1. Pemikiran Barat ........................................................................................................... 3
2. Pemikiran Umat Islam ................................................................................................. 6
BAB III.................................................................................................................................... 12
PENUTUP ............................................................................................................................... 12
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 12
B. Saran ............................................................................................................................. 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkataan Tuhan merupakan terjemahan dari kalimat Rab ()ربdalam bahasa Arab
yang merujuk pada interpretasi ulama terhadap S. al-Jatsiyat:23 dan al-Qashas : 38 yang
Menurut Ibn Taimiyah difinisi dari kalimat Ilah ( )ال هdalam al-Qur‟an tersebut
adalahyang dipuja dengan penuh kecintaan hati, tunduk kepada-Nya, merendahkan diri
perlindungan dariNya dan menimbulkan ketenangan di saat mengingat dan terpaut kepada
Nya.
Tuhan disebut Allah dan diyakini sebagai Zat Maha Tinggi Yang Nyata dan Esa,
Pencipta Yang Maha Kuat dan Maha Tahu, Yang Abadi, Penentu Takdir, dan Hakim bagi
semesta alam. Islam menitik beratkan konseptualisasi Tuhan sebagai Yang Tunggal dan
mempercayai tentang keberadaan Tuhan sang Pencipta alam semesta. Hal ini merupakan
pondasi dasar keberagamaan seseorang sehingga itu setiap mahasiswa perlu memiliki
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Tuhan
Tuhan (ilah) ialah sesuatu yang dipentingkan oleh manusia sedemikian rupa,
harapkan dapat memberikan kemaslahatan atau kegembiraan dan termasuk pula sesuatu
menyatakan berbagai objek yang dibesarkan atau dipentingkan manusia, misalnya dalam
َ ََ س ْم ِع ًٖ ََقَ ْه ِب ًٖ ََ َج َع َم َع ٰهى
ِِ َ ِر ٖي ِِ ٰٰ َُ ًۗ فَ َم ْه ٌَّ ٍْ ِِ ٌْ ًِ ِم ْه ََ ْع َ ّٰللاُ َع ٰهى ِع ْه ٍم ََّ َخت ََم َع ٰهى َ َ اَفَ َر َءٌْتَ َم ِه ات َّ َخذَ ا ِٰن ًٍَٗ ٌ َُٰىًُ ََا
ضهًَُّ ه
َّٰللاِ اَفَ ََل تَذَ َّك ُر َْن
ه
Artinya : Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya
Telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas
Dalam surat Al-Qashash ayat 38, perkataan illah dipakai oleh fir`aun untuk dirinya
sendiri :
ًِ ط ِه ُع ا ٰ ِٰٓنى ا ِٰن
َّ َ ص ْرحا نَّ َع ِهّ ًْٰٓ ا
َ ًْ ّطٍ ِْه فَاجْ َع ْم ِن ْ ََقَا َل فِ ْر َع ُْنُ ٰ ٌٰٓاٌَُّ ٍَا ْان َم ََلُ َما َع ِه ْمتُ نَ ُك ْم ِّم ْه ا ِٰن ًٍ ٍَِ ِْر
ّ ِ ي فَا َ َْقِِْ ِن ًْ ٌٰ ٍَامٰ هُ َعهَى ان
Artinya : “Dan Fir‟aun berkata : wahai para pembesar aku tidak menyangka bahwa
Contoh ayat diatas tersebut menunjukkan bahwa perkataan ilah bisa mengundang
berbagai arti benda, baik abstrak (nafsu atau keinginan pribadi) maupun benda nyata
(fira`un atau penguasa yang dipatuhi dan dipuja). Perkataan illah juga dalam bentuk
2
Menurut Ibnu Taimiyah Al-Ilah adalah yang dipuja dengan penuh kecintaan hati,
kepadanya umat tempat berpasrah ketika berada dalam kesulitan, berdoa dan bertawakal
kepadanya.
1. Pemikiran Barat
atas hasil pemikiran baik melalui pengalaman lahiriyah maupun batiniyah, baik yang
bersifat pemikiran rasional maupun pengalaman batin. Dalam literatur sejarah agama,
dikenal dengan Teori evolusionisme, yaitu teori yang menyatakan adanya proses dari
kepercayaan yang amat sederhana, lama kelamaan meningkat menjadi sempurna. Teori
tersebut mula-mula dikemukakan oleh Max Muller, kemudian disusul oleh EB Taylor,
Robertson Smith, Luboock dan Jevens. Proses perkembangan pemikiran tentang Tuhan
a. Dinamisme
Menurut ajaran ini manusia jaman primitif telah mengakui adanya kekuatan
berpengaruh positif dan ada yang berpengaruh negatif. Kekuatan ada pada pengaruh
tersebut dengan nama yang berbeda-beda, seperti mana (Malaysia), dan tuah
(melayu), dan sakti (india) yakni kekuatan gaib.Mana adalah kekuatan gaib yang tidak
dapat dilihat atau diindera dengan pancaindera.Oleh karena itu dianggap sebagai
sesuatu yang misterius. Meskipun nama tidak dapat diindera, tetapi ia dapat dirasakan
pengaruhnya.
3
b. Animisme
primitif, roh dipercayai sebagai sesuatu yang aktif sekalipun bendanya telah mati.Oleh
karena itu, roh dianggap sebagai sesuatu yang selalu hidup, mempunyai rasa senang,
manusia tidak terkena efek negatif dari roh-roh tersebut, manusia harus menyediakan
kebutuhan roh.Saji-sajian yang sesuai dengan saran dukun adalah salah satu usaha
c. Politeisme
kepuasan, karena terlalu banyak yang menjadi sanjungan dan pujaan. Roh yang lebih
dari yang lain kemudian disebut dewa. Dewa mempunyai tugas dan kekuasaan
tertentu sesuai dengan bidangnya. Ada dewa yang bertanggung jawab terhadap
cahaya, ada yang membidangi masalah air, ada yang membidangi angin dan lain
sebagainya.
d. Henoteisme
Oleh karena itu dari dewa-dewa yang diakui diadakan seleksi, karena tidak mungkin
menjadi lebih definitif (tertentu). Satu bangsa hanya mengakui satu dewa yang disebut
dengan Tuhan, namun manusia masih mengakui Tuhan (Ilah) bangsa lain.
Kepercayaan satu Tuhan untuk satu bangsa disebut dengan henoteisme (Tuhan
Tingkat Nasional).
e. Monoteisme
dan bersifat internasional. Bentuk monoteisme ditinjau dari filsafat Ketuhanan terbagi
4
Deisme adalah kepercayaan bahwa dengan pengetahuan, akal dan pikiran,
bahwa Tuhan tidak mencampuri urusan manusia dan mengubah hukum-hukum alam
semesta.
Panteisme atau pantheisme (Yunani: πάν ( 'pan' ) = semua dan θεός ( 'theos' ) =
Tuhan) secara harafiah artinya adalah "Tuhan adalah Semuanya" dan "Semua adalah
Teisme agnostis adalah pandangan filosofis yang mencakup baik teisme dan
Tuhan, namun mengganggap bahwa dasar dari kepercayaan ini merupakan sesuatu
yang pada dasarnya tidak memungkinkan untuk dipahami atau diketahui secara pasti.
oleh Max Muller dan EB.Taylor (1877), ditentang oleh Andrew Lang (1898) yang
bahwa orang-orang yang berbudaya rendah juga sama monoteismenya dengan orang-
orang Kristen. Mereka mempunyai kepercayaan pada wujud yang Agung dan sifat-
sifat yang khas terhadap Tuhan mereka, yang tidak mereka berikan kepada wujud
yang lain. Dengan lahirnya pendapat Andrew Lang, maka berangsur-angsur golongan
memahami sejarah agama.Mereka menyatakan bahwa ide tentang Tuhan tidak datang
5
2. Pemikiran Umat Islam
a. Konsepsi Aqidah.
Dalam kamus Al-Munawir secara etimologis, aqidah berakar dari kata 'aqada-
terbentuk menjadi „aqidah yang berarti keyakinan relevensi antara arti kata aqdan dan
aqidah adalah keyakinan itu tersimpul kokoh dalam hati, bersifat mengikat dan
lain: Menurut Hasan al-Bana dalam kitab majmu‟ah ar-rasa,il „Aqaid (bentuk jamak
dari aqidah) adalah beberapa perkara wajib diyakini kebenarannya oleh hati dan
mendatangkan ketentraman jiwa menjadi keyakinan yang tidak bercampur sedikit pun
dengan keragu-raguan.
b. Konsepsi Tauhid
Ajaran Islam tidak hanya memfokuskan iman kepada wujud Allah sebagai
suatu keharusan fitrah manusia, namun lebih dari itu memfokuskan aqidah tauhid
yang merupakan dasar aqidah dan jiwa keberadaan Islam.Islam datang disaat
Allah kecuali segelintir umat manusia dari golongan Hunafa, (pengikut nabi Ibrahim
as) dan sisa-sisa penganut ahli kitab yang selamat dari pengaruh tahayul animisme
maupun paganisme yang telah menodai agama Allah. Sebagai contoh bangsa arab
jahiliyah telah tenggelam jauh kedalam paganisme, sehingga Ka‟bah yang dibangun
untuk peribadatan kepada Allah telah dikelilingi oleh 360 berhala dan bahkan setiap
Tauhid sebagai intisari Islam adalah esensi peradaban Islam dan esensi tersebut
adalah pengesaan Tuhan, tindakan yang mengesakan Allah sebagai yang Esa, pencipta
yang mutlak dan penguasa segala yang ada.Keterangan ini merupakan bukti, tak dapat
6
diragukan lagi bahwa Islam, kebudayaan dan peradaban memiliki suatu esensi
Naas. Surat ini dinamakan Al Ikhlas karena di dalamnya berisi pengajaran tentang tauhid.
Surat ini tergolong surat Makkiyah, terdiri atas 4 ayat. Meski tergolong surat pendek dan
hanya 4 ayat, namun surat ini memiliki keistimewaan yang begitu besar hingga mampu
bahasan pokok isinya adalah menegaskan keesaan Allah dan menolak segalabentuk
penyekutuan terhadap-Nya.
Artinya:
Esa.Maknanya bahwa Allah itu Esa dalam keagungan dan kebesarannya, tidak adayang
serupa dengan-Nya, tidak ada sekutu bagi-Nya. Karena hanyaAllah-lah Tuhan pencipta
alam semesta.
Ayat kedua: Allah adalah /khalik/ (pencipta) alam semesta ini. Manusia adalah
makhluk ciptaan Allah. Selain manusia yang termasuk makhluk seperti malaikat, jin,
hewan dan tumbuhan. Di hadapan Allah, semua makhluk itu lemah. Oleh karena itu
hanya kepada Allah semua makhluk meminta perlindungan. Allah sebagai pencipta tidak
membutuhkan siapapun. Allah justru sebagai tempat meminta segala sesuatu. Dia-lah
tempat bersandar dan bergantung dalam segala kebutuhan. Dia-lah yang paling tinggi
kekuasaan-Nya. Allah tidak butuh makan dan minum. Dia tetap kekal setelah para
makhluk-Nya binasa.
Ayat ketiga: Allah tidak beranak dan tidak diperanakkan atau dilahirkan.
Mengakui bahwa Allah mempunyai anak dan diperanakkan adalah musyrik dan
merupakan dosa besar. Semua makhluk yang diciptakan Allah akan mati. Allah bukanlah
7
makhluk, jadi Allah tidak akan pernah mati. Allah akan tetap hidup selama-lamanya.
mengatakan bahwa ‟Uzair adalah anak Allah. Sedangkan Nashoro mengatakan bahwa Al
Masih (Isa, pen) adalah anak Allah. Dalam ayat ini, Allah meniadakan itu semua.” (Zadul
Masiir)
Ayat keempat: Manusia merupakan makhluk hebat, yang telah dianugrahi akal
pikiran. Dengan akal pikirannya manusia dapat membuat pesawat, kapal selam, telepon,
komputer, laptop dan lainnya. Manusia juga dapat menjelajahi ruang angkasa, mengolah
tanah menjadi sumber kehidupan, dan menjinakkan binatang buas. Tetapi, sepandai-
pandainya manusia dia tidak dapat menciptakan matahari, bumi, bintang, bulan bahkan
dirinya sendiri. Allah yang menciptakan seluruh alam semesta ini. Allah juga
menciptakan manusia, tidak ada satu pun makhluk yang dapat menyamai-Nya.
Maksudnya adalah tidak ada seorang pun sama dalam setiap sifat-sifat Allah. Jadi Allah
meniadakan dari diri-Nya memiliki anak atau dilahirkan hingga memiliki orang tua. Juga
Allah meniadakan adanya yang semisal dengan-Nya. Syaikh Abdurrahman bin Nashir As
Sa‟di mengatakan makna ayat ini : ”dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia”
yaitu tidak ada yang serupa (setara) dengan Allah dalam nama, sifat, dan perbuatan.
Tauhid mempunyai beberapa macam, ada tauhid uluhiyah, tauhid ubudiyah, dan
1. Tauhid Rububiyah
Rububiyah berasal dari kata Rabb, dari sisi bahasa berarti tuan dan pemilik.
Dikatakan Rabb ad-Dar berarti tuan rumah Secara etimologi yaitu menumbuhkan,
2. Tauhid Uluhiyah
wajib disembah dan tidak ada tuhan lain selain Dia. Pengakuan dan keyakinan bahwa
8
Allah swt adalah satu-satunya Dzat yang berhak disembah yang direalisasikan dalam
bentuk ibadah.
Tauhid Asma‟ Wa Sifat yaitu beriman kepada nama-nama Allah dan sifat-
atau menakwilkan dari maknanya yang benar, maka dia telah berbicara tentang Allah
tanpa ilmu dan berdusta terhadap Allah dan Rasulnya. Sifat-sifat Allah dibagi menjadi
Sifat Dzatiyah
melihat, dll.
Sifat Fi’liyah
bersemayam di atas „Arasy, turun ke langit dunia ketika tinggal sepertiga akhir
Allah. Di bawah ini contoh-contohnya : Jika seseorang mengetahui asma‟ dan sifat-
Nya, juga mengetahui arti dan maksudnya secara benar maka yang demikian itu akan
kepada-Nya. Jika ia mengetahui jika Rabbnya sangat dahsyat azab-Nya maka hal itu
akan membuatnya merasa diawasi Allah, takut, dan menjauhi maksiat terhadap-Nya.
Jika ia mengetahui bahwa Allah Maha Pengampun, Penyayang, dan Bijaksana maka
hal itu akan membawanya kepada taubat dan istighfar, juga membuatnya bersangka
baik kepada Rabbnya dan tidak akan berputus asa dari rahmat-Nya. Manusia akan
mencari apa yang ada di sisi-Nya dan akan berbuat baik kepada sesamanya.
9
4. Tauhid Ubudiyah
Suatu keyakinan bahwa Allah swt, merupakan Yuhan yang patut disembah,
ditaati, dipuja dan diagungkan. menghambakan diri dengan keikhlasan tanpa disertai
perincian dari hakikat tauhid bahwa, “ tidaklah disebut bertauhid hingga mengakui
bahwa tiada tuhan selain allah. Dan juga mengakui bahwa dialah ilah yang
sesungguhnya bagi hamba. Lalu menyerukan peribadatan hanya kepada allah tanpa
disertai penyelewengan.
Pemikiran terhadap Tuhan yang melahirkan Ilmu Tauhid, Ilmu Kalam, atau
Ilmu Ushuluddin di kalangan umat Islam, timbul sejak wafatnya Nabi Muhammad
SAW. Secara garis besar, ada aliran yang bersifat liberal, tradisional, dan ada pula
sebagian umat Islam yang lain memahami dengan pendekatan antara kontektual
dengan tektual sehingga lahir aliran yang bersifat antara liberal dengan tradisional.
Ketiga corak pemikiran ini telah mewarnai sejarah pemikiran ilmu ketuhanan dalam
menekankan pemakaian akal pikiran dalam memahami semua ajaran dan keimanan
dalam Islam. Orang islam yang berbuat dosa besar, tidak kafir dan tidak mukmin.
Ia berada di antara posisi mukmin dan kafir (manzilah bainal manzilatain). Dalam
menganalisis ketuhanan, mereka memakai bantuan ilmu logika Yunani, satu sistem
yang bercorak rasional ialah muncul abad kemajuan ilmu pengetahuan dalam
pecahan dari kelompok Qadariah, sedang Qadariah adalah pecahan dari Khawarij.
10
b. Qodariah yang berpendapat bahwa manusia mempunyai kebebasan dalam
berkehendak dan berbuat. Manusia sendiri yang menghendaki apakah ia akan kafir
atau mukmin dan hal itu yang menyebabkan manusia harus bertanggung jawab atas
perbuatannya.
c. Jabariah yang merupakan pecahan dari Murji‟ah berteori bahwa manusia tidak
kalangan umat islam periode masa lalu. Pada prinsipnya aliran-aliran tersebut di
atas tidak bertentangan dengan ajaran dasar Islam. Oleh karena itu umat Islam yang
memilih aliran mana saja diantara aliran-aliran tersebut sebagai teologi mana yang
koreksi ilmu berlandaskan al-Quran dan Sunnah Rasul, tanpa dipengaruhi oleh
kepentingan politik tertentu.Di antara aliran tersebut yang nampaknya lebih dapat
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tuhan (ilah) ialah sesuatu yang dipentingkan oleh manusia sedemikian rupa,
atau kegembiraan dan termasuk pula sesuatu yang ditakuti akan mendatangkan
atas hasil pemikiran baik melalui pengalaman lahiriyah maupun batiniyah, baik yang
B. Saran
Dengan adanya makalah ini, kami harap untuk para pembaca agar dengan
mempelajari ini,maka bertambah pula keimanan dan kecintaan kita kepada Allah
SWT.
Mungkin ada salah kata dari penulisan makalah kami, atau ada kekeliruan, mohon
12
DAFTAR PUSAKA
Al-Qur‟an Al Karim
http://agungsukses.wordpress.com/2008/07/24/konsep-ketuhanan-dalam-islam/
Azra, Azyumardi, dkk. 2002. Pendidikan Agama Islam Perguruan Tinggi umum. Jakarta:
Departemen Agama RI
Dr. M. Yusuf Musa, 1984, Segi-segi Pemikiran Falsafi dalam Islam (editor : DR. Ahmad
http://eurekamal.wordpress.com/2007/06/25/konsep-ketuhanan-dalam-filsafat-
24 September 2011)
13