Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH

MENGARTIKAN LIMA SIFAT WAJIB ALLAH SWT DAN


MENAMPILKAN PRILAKU PERCAYA DIRI,TEKUN DAN HEMAT

Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah : Akidah Akhlak MI/SD
Dosen Pengampu : Ihsan Mustofa ,M.Pd.I

Disusunoleh :

1. Saputri manda puspita


2. Sri lestari
3. Via Eka saputri

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH ( STIT)


PRINGSEWU LAMPUNG
2021

i
KATA PENGNANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas semua limpahan rahmat
dan karunianya, sehingga makalah ini sanggup tersusun hingga selesai.Tidak lupa
kami mengucapkan banyak terimakasih atas uluran tangan dan bantuan berasal
dari pihak yang telah bersedia berkontribusi bersama dengan mengimbuhkan
sumbangan baik anggapan maupun materi yang telah mereka kontribusikan.

Dan kita semua berharap semoga makalah ini mampu menambah


pengalaman serta ilmu bagi para pembaca. Sehingga untuk ke depannya sanggup
memperbaiki bentuk maupun isi makalah, sehingga menjadi makalah yang
memiliki wawasan yang luas dan lebih baik lagi.

Karena keterbatasan ilmu maupun pengalaman kami, kami percaya tetap


banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sanga berharap saran
dan kritik yang membangun berasal dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.

Pringsewu, 05 November 2021


Penyusun,

Kelompok II

ii
DAFTAR ISI

COVER.............................................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................1
A. Latar belakang masalah........................................................................1
B. Rumusan masalah.................................................................................1
C. Tujuan pembahasan..............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................3
A. Sifat sifat wajib bagi allah....................................................................3
B. Pengertian dan contoh prilaku percaya diri..........................................3
C. Pengertian dan contoh prilaku tekun ...................................................6
D. Pengrtian dan contoh prilaku hemat ....................................................6
BAB III PENUTUP..........................................................................................9
A. Kesimpulan...........................................................................................9
B. Saran.....................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................10
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................12
B. Rumusan Masalah .......................................................................................14
C. Tujuan ........................................................................................................14
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................15
A. Sifat Mustahil Bagi Allah SWT,Beserta Artinya ......................................15
B. Menampilkan Prilaku Setia Kawan ...........................................................19
C. Menampilkan Prilaku Kerja Keras ............................................................21
D. Menampilkan Prilaku Penyayang Terhadap Hewan .................................25
E. Menampilkan Prilaku Penyayang Terhadap Lingkungan ..........................29
BAB III PENUTUP..........................................................................................32
F.Simpulan .......................................................................................................32
G.Saran ……………………………………………………………………...32
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Allah adalah tuhan yang wajib diimani oleh makhluk-nya.Untuk


menumbuhkan keimanan tentunya kita perlu mengenal Allah. Dalam ayat-ayat
Al-qur’an, Allah tidak diperkenalkan sebagai sesuatu yang bersifat materi.
Jika dijelaskan dengan sifat materi berarti Ia berbentuk dan dibatasi oleh
tempat. Padahal, Allah adalah Tuhan yang tidak memerlukan sesuatu.Allah
adalah Tuhan yang memiliki keagungan tidak terbatas. AL-Qur’an juga tidak
memperkenalkan Allah sebagai zat nonmaterial yang tidak dapat diberi sifat
atau digambarkan dalam kenyataan sehingga sulit untuk dijangkau oleh akal
manusia. Jika Allah diperkenalkan dengan cara ini tentu hati manusia tidak
akan tenteram dan yakin karena akalnya tidak dapat memahami hakikat-Nya.
Al-Qur’an ternyata menempuh cara pertengahan yaitu memperkenalkan sifat-
sifat Allah. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an, Allah antara lain
dikenal dengan sifat dan asma Maha Mendengar, Maha Melihat, Maha Hidup,
Maha Berkehendak, Maha Menghidupkan, dan Mematikan, serta Yang
bersemayam di atas Arsy. Seluruh penjelasan tersebut akanmengantarkan kita
pada pengenalan yang dapat terjangkau oleh akal. Namun demikian AL-
Qur’an juga tetap menyatakan bahwa tidak ada yang serupa dengan Allah.
Sifat wajib bagi Allah termasuk diantaranya adalah Wujud, Qidam, Baqa’,
Mukhalafatu lil hawaditsi, Qiyamuhu binafsihi, Wahdaniyah, Qudrat, Iradat,
Ilmu, Hayat, Sama’, Bashar, Kalam.

B. Rumusan Masalah
1. Apa arti lima sifat wajb Allah Swt ?
2. Apa maksudnya rilaku percaya diri ?
3. Apa maksudnya prilaku tekun ?
4. Apa maksudnya rilaku hemat ?

1
C. Tujuan
Makalah ini dibuat agar pembaca tau apa saja sifat Wajib Allah dan bisa
yakin bahwa Allah maha sempurna, serta jika kita mempelajari sifat wajib
Allah dapat menyelamatkan kita dari kesesatan paham tentang Allah sebagai
contoh bila seseorang memahami betul akan sifat Mukholafah Lilhawadits
maka ia tidak akan berkeyakinan Allah duduk di atas Arsynya.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SIFAT SIFAT ALLAH

Sifat-sifat Allah adalah sifat sempurna yang yang tidak terhingga bagi
Allah. Sifat-sifat Allah wajib bagi setiap muslim mempercayai bahwa terdapat
beberapa sifat kesempurnaan yang tidak terhingga bagi Allah. Maka, wajib
juga dipercayai akan sifat Allah yang dua puluh dan perlu diketahui juga sifat
yang mustahil bagi Allah. Sifat yang mustahil bagi Allah merupakan lawan
kepada sifat wajib.

B. SIFAT-SIFAT WAJIB BAGI ALLAH


Sifat wajib bagi Allah adalah sifat yang harus ada pada Zat Allah sebagai
kesempurnaan bagi_Nya. Allah adalah Khaliq, Zat yang memiliki sifat yang
tidak mungkin sama dengan sifat-sifat yang dimiliki makhluk_Nya. Zat Allah
tidak bisa dibayangkan sebagaimana bentuk, rupa dan ciri-ciri_Nya.Begitu
juga sifat-sifat_Nya, tidak bisa disamakan dengan sifatsifat makhluk. Sifat-
sifat wajib bagi Allah itu diyakini melalui akal (wajib aqli) dan berdasarkan
dalil naqli (Al-Qur’an dan Hadits). Pembagian Sifat-sifat Wajib bagi Allah

1. Wujud (Ada)
Sifat wajib Allah SWT yang pertama adalah ‘wujud’ yang artinya
‘ada’. Maksudnya, Allah adalah zat yang pasti ada, Dia berdiri
sendiri, tidak diciptakan oleh siapapun dan tidak ada Tuhan selain
Allah Ta’ala. Bukti bahwa Allah SWT itu ada adalah
terciptanya alam semesta  dan seisinya.

Allah SWT berfirman:

H‫ى‬Hِ‫ ف‬H‫ ُج‬Hِ‫ل‬Hَ‫ ي‬H‫ا‬H‫ َم‬H‫ ُم‬Hَ‫ ل‬H‫ ْع‬Hَ‫ ي‬Hۚ H‫ش‬ ِ H‫ر‬Hْ H‫ َع‬H‫ ْل‬H‫ ٱ‬H‫ى‬Hَ‫ ل‬H‫ َع‬H‫ى‬Hٰ H‫ َو‬Hَ‫ ت‬H‫ ْس‬H‫ ٱ‬H‫ َّم‬Hُ‫ ث‬H‫م‬Hٍ H‫ا‬Hَّ‫ي‬Hَ‫ أ‬H‫ ِة‬Hَّ‫ ت‬H‫ ِس‬H‫ى‬Hِ‫ ف‬H‫ض‬
Hَ H‫ر‬Hْ Hَ ‫أْل‬H‫ ٱ‬H‫ َو‬H‫ت‬ َ Hَ‫ ل‬H‫ َخ‬H‫ ى‬H‫ ِذ‬Hَّ‫ل‬H‫ ٱ‬H‫و‬Hَ Hُ‫ه‬
ِ H‫ َو‬Hٰ H‫ َم‬Hٰ H‫ َّس‬H‫ل‬H‫ ٱ‬H‫ق‬
ُ ُ َ ُ ْ ْ
Hۚ H‫ ْم‬H‫ت‬H‫ ن‬H‫ ك‬H‫ ا‬H‫ َم‬H‫ن‬Hَ H‫ ْي‬H‫ أ‬H‫ ْم‬H‫ ك‬H‫ َع‬H‫ َم‬H‫ َو‬Hُ‫ ه‬H‫ َو‬Hۖ H‫ا‬Hَ‫ه‬H‫ي‬Hِ‫ ف‬H‫ ُج‬H‫ ُر‬H‫ ْع‬Hَ‫ ي‬H‫ ا‬H‫ َم‬H‫ َو‬H‫ ِء‬H‫ٓا‬H‫ َم‬H‫ َّس‬H‫ل‬H‫ ٱ‬H‫ن‬Hَ H‫ ِم‬H‫ ُل‬H‫ ِز‬H‫ن‬Hَ‫ ي‬H‫ ا‬H‫ َم‬H‫ َو‬H‫ا‬Hَ‫ ه‬H‫ ن‬H‫ ِم‬H‫ ُج‬H‫ ُر‬H‫خ‬H Hَ‫ ي‬H‫ ا‬H‫ َم‬H‫ َو‬H‫ض‬ ِ H‫ر‬Hْ Hَ ‫أْل‬H‫ٱ‬
H‫ ٌر‬H‫ ي‬H‫ص‬ ‫هَّلل‬
Hِ Hَ‫ ب‬H‫ن‬Hَ H‫و‬Hُ‫ ل‬H‫ َم‬H‫ ْع‬Hَ‫ ت‬H‫ ا‬H‫ َم‬Hِ‫ ب‬Hُ H‫ ٱ‬H‫َو‬

“Allah-lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di
antara keduanya dalam enam masa, kemudia ia bersemayam di atas

3
‘Arsy. Tidak ada bagi kamu selain daripada-Nya seorang
penolongpun dan tidak (pula) seorang pemberi Syafa’at 1190. Maka
kamu tidak memperhatikan?” (QS As-Sajadah: 4).

2. Qidam (Awal)
Qidam memiliki arti terdahulu. Maksudnya, Allah SWT adalah sang
pencipta yang menciptakan alam semesta beserta isinya. Oleh karena
itu, tidak ada pendahulu atau yang mengawali selain Allah SWT.
Allah SWT tidak diciptakan karena menjadi zat pertama  yang
mengawali semua hal.

H‫ ٌم‬H‫ ْي‬Hِ‫ ل‬H‫ َع‬H‫ ٍء‬H‫ي‬Hْ H‫ َش‬H‫ ِّل‬H‫ ُك‬Hِ‫ ب‬H‫و‬Hَ Hُ‫ ه‬H‫ َو‬H‫ن‬HُHۚ H‫ط‬
Hِ H‫ا‬Hَ‫ ب‬H‫ ْل‬H‫ ا‬H‫ َو‬H‫ ُر‬H‫ ِه‬H‫ا‬Hَّ‫ظ‬H‫ل‬H‫ ا‬H‫ َو‬H‫ ُر‬H‫خ‬Hِ Hٰ ‫اْل‬H‫ا‬H‫و‬Hَ H‫ ُل‬H‫ َّو‬Hَ ‫اْل‬H‫ ا‬H‫ َو‬Hُ‫ه‬

Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Alquran: “Dialah Yang


Awal dan Yang Akhir, Yang Zhahir dan Yang Bathin, dan Dia Maha
Mengetahui segala sesuatu.” (QS Al-Hadid: 3).

3. Baqa’

Baqa’ berarti kekal. Sudah menjadi hukum Allah bahwa setiap


mahluk berproses menuju kehancuran atau kebinasaan. Sedangkan,
sebagai sang pencipta, Allah SWT kekal dan tidak berubah-ubah.

Dalam surat Al-Qasas ayat 88, Allah berfirman:

ٌ Hِ‫ل‬H‫ا‬Hَ‫ ه‬H‫ ٍء‬H‫ي‬Hْ H‫ َش‬H‫ ُّل‬H‫ ُك‬H‫و‬Hَۗ Hُ‫اَّل ه‬Hِ‫ ا‬Hَ‫ ه‬H‫ ٰل‬Hِ‫ ٓاَل ا‬H‫ َر‬Hۘ H‫ َخ‬H‫ ٰا‬H‫ا‬Hً‫ ه‬H‫ ٰل‬Hِ‫ ا‬Hِ ‫ هّٰللا‬H‫ َع‬H‫ َم‬H‫ع‬
H‫ ِه‬H‫ ْي‬Hَ‫ل‬Hِ‫ ا‬H‫ َو‬H‫ ُم‬H‫ ْك‬H‫ ُح‬H‫ ْل‬H‫ ا‬Hُ‫ه‬Hَ‫ ل‬Hۗ H‫ ٗه‬Hَ‫ ه‬H‫ج‬Hْ H‫و‬Hَ ‫اَّل‬Hِ‫ ا‬H‫ك‬ ُ H‫ ْد‬Hَ‫ اَل ت‬H‫َو‬
H‫ن‬Hَ H‫و‬Hْ H‫ ُع‬H‫ج‬Hَ H‫ر‬Hْ H‫ت‬ ُ

Artinya : “Janganlah kamu sembah di samping (menyembah) Allah,


Tuhan apa pun yang lain. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah)
melainkan Dia. Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Bagi-
Nyalah segala penentuan, dan hanya kepada-Nyalah kamu
dikembalikan." (Al Qasas: 88).

4
4. Mukhalafatu lil hawaditsi

Sifat ini berarti berbeda dengan semua mahluk. Baik zat maupun
sifatnya, Allah sang Maha Pencipta tidak mungkin sama dengan
mahluk ciptaannya.

Dalam surat Asy-Syura ayat 11, Allah SWT berfirman:

َ H‫ ْم‬H‫ ُك‬H‫ ُؤ‬H‫ َر‬H‫ ْذ‬Hَ‫ ي‬H‫ ۚا‬H‫ ًج‬H‫ا‬H‫و‬Hَ H‫ز‬Hْ Hَ‫ ا‬H‫م‬Hِ H‫ ا‬H‫ َع‬H‫ ْن‬Hَ ‫اْل‬H‫ ا‬H‫ن‬Hَ H‫ ِم‬H‫ َّو‬H‫ا‬H‫ ًج‬H‫ ا‬H‫و‬Hَ H‫ز‬Hْ Hَ‫ ا‬H‫ ْم‬H‫ ُك‬H‫ ِس‬Hُ‫ ف‬H‫ ْن‬Hَ‫ ا‬H‫ن‬Hْ H‫ ِّم‬H‫ ْم‬H‫ ُك‬Hَ‫ ل‬H‫ َل‬H‫ َع‬H‫ َج‬H‫ض‬
ِ Hۗ H‫ر‬Hْ Hَ ‫اْل‬H‫ ا‬H‫ َو‬H‫ت‬
ِ H‫و‬Hٰ H‫م‬Hٰ H‫ َّس‬H‫ل‬H‫ ا‬H‫ ُر‬H‫ ِط‬H‫ا‬
ْ ْ
ِ Hَ‫ ب‬H‫ل‬H‫ ا‬H‫ ُع‬H‫ ْي‬H‫ ِم‬H‫ َّس‬H‫ل‬H‫ ا‬H‫ َو‬Hُ‫ ه‬H‫و‬Hَ Hۚ H‫ ٌء‬H‫ي‬Hْ H‫ َش‬H‫ه‬Hٖ Hِ‫ ل‬H‫ ث‬H‫ ِم‬H‫ َك‬H‫س‬
H‫ ُر‬H‫ ْي‬H‫ص‬ َ ۗ
Hَ H‫ ْي‬H‫ ل‬H‫ ِه‬H‫ ْي‬Hِ‫ف‬

Artinya: "(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu
dari jenis kamu sendiri yang berpasangan-pasangan dan dari jenis
binatang ternak yang berpasangan-pasangan (pula), dijadikan-Nya
kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang
serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha mendengar dan melihat."
(QS Asy-Syura: 11).

5. Qiyamuhu binafsihi

Artinya berdiri sendiri. Allah SWT tidak membutuhkan bantuan apa


pun dan dari siapapun. Dalam surat Al-Ankabuut ayat 6, Allah SWT
berfirman:

H‫ن‬Hَ H‫ ْي‬H‫ ِم‬Hَ‫ ل‬H‫ع‬Hٰ H‫ ْل‬H‫ ا‬H‫ ِن‬H‫ َع‬H‫ ٌّي‬Hِ‫ ن‬H‫ َغ‬Hَ‫ ل‬Hَ ‫ هّٰللا‬H‫ َّن‬Hِ‫ا‬Hۗ H‫ه‬Hٖ H‫ ِس‬H‫ ْف‬Hَ‫ن‬Hِ‫ ل‬H‫ ُد‬H‫ ِه‬H‫ ا‬H‫ َج‬Hُ‫ ي‬H‫ ا‬H‫ َم‬Hَّ‫ن‬Hِ‫ا‬Hَ‫ ف‬H‫ َد‬Hَ‫ه‬H‫ا‬H‫ج‬Hَ H‫ن‬Hْ H‫ َم‬H‫و‬Hَ

Artinya : "Dan barang siapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya


itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha
Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam." (QS. Al-Ankabuut:
6).

5
C. PRILAKU PERCAYA DIRI
Percaya diri artinya yakin akan kemampuan diri sendiri. Dengan demikian,
orang yang percaya diri tidak akan minder dalam menghadapi apa pun. Ia akan
selalu yakin bahwa usahanya akan berhasil. Karena itu, orang yang percaya
diri hidupnya akan sukses.
Percaya diri bukan berarti sombong. Orang yang percaya diri meyakini bahwa
setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan. Sedangkan sombong
beranggapan bahwa hanya dirinya yang paling mampu. Jadi, sikap percaya
diri sangat menghargai orang lain.
Orang yang percaya diri dapat dilihat dari penampilannya. Ia akan selalu
menjaga kerapiannya. Rambutnya akan selalu disisir rapi. Pakaian yang
dikenakannya selalu disetrika. Ia pun akan memakai parfum agar wangi.
Kamu sebagai siswa harus percaya diri. Jika ada pelajaran yang tidak
dimengerti, jangan malu untuk bertanya. Jika ada PR, dikerjakan sendiri. Saat
sedang ujian, tidak menyontek buku atau kerjaan teman. Siswa yang percaya
diri pun akan sopan kepada temannya.
Sikap percaya diri merupakan sikap yang terpuji. Anak yang percaya diri akan
disayang oleh Allah. Anak yang percaya diri akan disayang orang tuanya. Ia
pun akan disayang gurunya. Selain itu, ia akan memiliki banyak teman.
Lawan dari percaya diri adalah rendah diri. Rendah diri artinya tidak yakin
akan kemampuan dirinya. Orang yang rendah diri akan selalu takut berbuat
sesuatu. Oleh karena itu, ia akan mengalami kesulitan dalam hidupnya.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan ciri-ciri orang yang percaya
diri, yaitu:
1. Percaya akan kemampuan dirinya,
2. Selalu sungguh-sungguh dan tanggung jawab dalam mengerjakan sesuatu,
3. Teguh pendirian dalam kebenaran,
4. T idak mudah terbujuk oleh rayuan yang menyesatkan, dan
5. Selalu menghargai orang lain.
Orang yang percaya diri pun harus bertawakal kepada Allah. Sebab,
keberhasilan usaha yang kita lakukan dikabulkan oleh Allah.

D. PRILAKU TEKUN
Tekun artinya rajin, keras hati, dan bersungguh- sungguh dalam
berusaha. Orang yang tekun tidak akan putus asa jika mengalami kesulitan. Ia

6
akan terus berusaha untuk menyelesaikannya. Jika ia gagal, ia akan mencoba
kembali dan kegagalannya dijadikan pelajaran.
Orang yang tekun dapat dilihat dari semangatnya berusaha. Ia akan terlihat
rajin dalam bekerja. Pekerjaan yang dikerjakannya akan selalu tuntas.
Waktu pengerjaannya pun akan sesuai target. Bahkan, bisa lebih cepat dari
waktu yang telah ditentukan.
Sebagai siswa kita harus tekun belajar. Saat belajar di kelas,
perhatikanlah penjelasan guru dengan saksama. Setelah pulang sekolah, ulang
kembali pelajaran yang diterima. Tugas atau PR selalu dikerjakan dengan
baik. Siswa tekun pun akan mempelajari dahulu pelajaran yang akan dibahas
di sekolah.
Sikap tekun merupakan sikap terpuji. Anak yang tekun akan disayang Allah,
orang tua, dan guru. Ia pun akan menjadi siswa yang pintar di sekolahnya.
Selain itu, teman-temannya akan senang bersamanya.
Lawan dari tekun adalah malas. Anak yang malas akan sulit untuk
belajar, baik di sekolah maupun di rumah. Jika ia mengalami kesulitan, ia
akan meninggalkan pekerjaannya. Jika ia gagal, ia akan putus asa.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan ciri-ciri orang tekun, yaitu:
1. Rajin dan disiplin dalam mengerjakan sesuatu,
2. Pantang menyerah dalam menyelesaikan sesuatu,
3. Bersungguh-sungguh dalam mengerjakan sesuatu, dan
4. Tidak putus asa jika mengalami kegagalan.

E. PRILAKU HEMAT
Orang yang hemat akan cermat dalam membeli barang yang dibutuhkan.
Ia tidak akan membeli barang yang sekiranya kurang perlu. Oleh karena itu,
orang yang hemat dapat menyimpan uangnya dengan baik. Jika ada keperluan
mendadak, ia tidak akan kesulitan karena punya simpanan uang.
Orang yang hemat akan hidup sederhana dan rendah hati. Hidupnya tidak akan
berlebih-lebihan. Keperluan hidupnya dipenuhi secara cukup. Misalnya,
meskipun Pak Ahmad memiliki mobil, namun ketika berangkat kerja ia
menggunakan sepeda motor.
Sebagai siswa kamu harus hemat. Kamu pasti mendapat uang jajan setiap hari.
Uang jajan tersebut sebaiknya digunakan sebagian saja. Sedangkan sebagian
lagi dapat kamu tabungkan.

7
Dengan demikian, jika kamu perlu biaya lebih, kamu tidak akan kesulitan
mencari uang. Misalnya, kamu perlu membeli buku penunjang pelajaran.
Untuk membeli buku tersebut, kamu bisa menggunakan uang tabunganmu.
Sikap hemat merupakan sikap terpuji. Islam sangat menganjurkan untuk hidup
hemat. Orang tidak hemat termasuk saudara setan. Oleh karenanya
biasakanlah untuk hidup hemat.
ciri-ciri orang hemat, yaitu:
1. Membelanjakan uangnya dengan cermat,
2. Hidupnya tidak boros,
3. Hidupnya sederhana dan rendah hati, serta
4. Memikirkan masa depan dengan cara menabung
Percaya diri artinya yakin akan kemampuan diri sendiri. Orang yang
percaya diri tidak pernah minder dalam menghadapi apa pun.
Tekun artinya keras hati dan bersungguh- sungguh dalam berusaha. Orang
yang tekun tidak akan putus asa jika mengalami kesulitan. Ia akan terus
berusaha semampunya agar usahanya berhasil.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Beriman berarti memiliki keyakinan dan atas yang diimani dan melakukan
apa yang diyakini tersebut. Beriman kepada Allah ialah percaya dan yakin
akan kebesaran Allah serta papaun yang dijelaskan dalam kitab maupun apa
yang disampaikan utusan Allah. Beriman kepada Allah wajib juga mengetahui
sifat Allah dan mengimaninya. Alalh memiliki sifat yang Maha atas
segalanya.
Percaya diri artinya yakin akan kemampuan diri sendiri. Orang yang
percaya diri tidak pernah minder dalam menghadapi apa pun.
Tekun artinya keras hati dan bersungguh- sungguh dalam berusaha. Orang
yang tekun tidak akan putus asa jika mengalami kesulitan. Ia akan terus
berusaha semampunya agar usahanya berhasil.

B. Saran
Hendaklah kita menjaga perbuatan kita kareana Allah mengetahui apapun
yang kita lakukan dan ucapkan. Dan menambah keimanan kita dengan
berinbadah kepada Allah. Dengan bertasbih memujinya dan melaksanakan
ibadah yang di perintahkan dan juga dijelaskan Rasululah dalam Hadisnya,

9
DAFTAR PUSTAKA

https://tirto.id/cara-membiasakan-perilaku-terpuji-percaya-diri-tekun-dan-hemat-
ggkl

https://id.theasianparent.com/sifat-wajib-allah

10
MAKALAH
SIFAT MUSTAHIL ALLAH SWT,PRILAKU SETIA KAWAN,PRILAKU
KERJA KERAS,PRILAKU PENYAYANG TERHADAP HEWAN,DAN
PRILLAKU PENYAYANG LINGKUNGAN
Makalah Ini Di Ajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok Mata
Kuliah
AQIDAH AKHLAK MI/SD

OLEH TUGAS KELOMPOK :


FIRMAN ARDIANSYAH
LILI INDAH SARI
DOSEN PENGAMPU : IHSAN MUSTOFA,M.Pd.I

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI) SEKOLAH


TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) PRINGSEWU LAMPUNG
2019

11
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Allah adalah tuhan yang wajib diimani oleh makhluk-nya.Untuk


menumbuhkan keimanan tentunya kita perlu mengenal Allah.Dalam ayat-
ayat Al-qur’an, Allah tidak diperkenalkan sebagai sesuatu yang bersifat
materi. Jika dijelaskan dengan sifat materi berarti Ia berbentuk dan dibatasi oleh
tempat. Padahal, Allah adalah Tuhan yang tidak memerlukan sesuatu.Allah
adalah Tuhan yang memiliki keagungan tidak terbatas.

AL-Qur’an juga tidak memperkenalkan Allah sebagai zat nonmaterial yang


tidak dapat diberi sifat atau digambarkan dalam kenyataan sehingga sulit untuk
dijangkau oleh akal manusia. Jika Allah diperkenalkan dengan cara ini tentu
hati manusia tidak akan tenteram dan yakin karena akalnya tidak dapat
memahami hakikat-Nya.

Al-Qur’an ternyata menempuh cara pertengahan yaitu memperkenalkan sifat-


sifat Allah. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an, Allah antara lain dikenal
dengan sifat dan asma Maha Mendengar, Maha Melihat, Maha Hidup, Maha
Berkehendak, Maha Menghidupkan, dan Mematikan, serta Yang bersemayam di
atas Arsy. Seluruh penjelasan tersebut akanmengantarkan kita pada pengenalan
yang dapat terjangkau oleh akal. Namun demikian AL-Qur’an juga tetap
menyatakan bahwa tidak ada yang serupa dengan Allah.
Sifat mustahil bagi Allah SWT berarti sifat-sifat yang secara akal tidak mungkin
dimiliki Allah SWT. Sifat-sifat mustahil merupakan kebalikan dari sifat-sifat
wajib bagi Allah SWT. Sifat-sifat mustahil bagi Allah SWT jumlahnya sama
dengan sifat-sifat wajib bagi Allah yaitu sebanyak 20 ( dua puluh ) sifat,
yaitu :Adam,Hudust,Fana, Mumastalatu lil khawadist, Ihtiyajuhu lighairihi.
Ta’addud,Ajzun, Karahah, Jahlun, Mautun,Shamamun,Umyun, Bukmun,
Aajizan, Mukrahan, Jaahilan, Mayyitan, Ashammu, A’ma,Abkamu.

Di dalam kehidupan sehari - hari, kita pasti membutuhkan orang lain. Tidak
mungkin manusia dapat hidup sendirian, karena manusia adalah makhluk sosial.
dalam bermain saja kita membutuhkan teman, baik di rumah, di sekolah,
maupun di mana saja. coba kalian bayangkan bagaimana rasanya tidak punya
teman, pasti hidup kita merasa tidak nyaman karena kita tidak mempunyai
teman bermain.

12
Agar tercipta suatu pergaulan yang erat, maka kita harus tetap menjaga diri
jangan sampai teman merasa tersinggung oleh sikap dan perbuatan kita, tetapi
sebaliknya kita harus berusaha selalu akrab dan rukun. Di dalam pergaulan
pun kita tidak boleh membeda-bedakan teman. sebab semua teman adalah
saudara kita, baik kaya atau miskin, baik pintar atau miskin, baik hitam atau
putih. semuanya adalah teman kita.

Untuk mencapai suatu cita-cita, kita tidak bisa berpangku tangan merrunggu
nasib baik saja, tetapi harus diupayakan dengan sebuah usaha atau
kerja.Bekerja.keras merupakan sikap terpuji yang dapat menumbuhkan
kreativitas karena adanya tuntutan untuk berpikir agar usaha yang dilakukan
mencapai hasil optimal.
Islam sangat menganjurkan agar kita bekerja keras yang diistilahkan
dengan "Bersungguh- sungguh atau berjuang di jalan Allah.".Semuanya tentu
dilakukan terhadap hal-hal yang positif.

Kasih sayang Allah swt. terhadap makhluknya itu tidak terbatas, maka dari itu
Allah swt. memerintahkan untuk berbuat baik, mengasih sayangi terhadap
sesama makhluk, mencintai karena Allahswt. semata berarti mencintai makhluk
yang diridhai untuk dicintai dan dengan cara yang diridhai pula. Makhluk yang
di ridhai untuk dicintai adalah para nabi, ulama, fakir, miskin, yatim, hewan-
hewan yang dihalalkan dan yang diharamkan, dan lain sebagainya.Barang siapa
yang menyayangi hamba Allah swt.Maka Allahswt.akan menyayanginya.
Oleh karena itu, tatkala hamba tersebut menyayangi makhluk lainnya (hewan),
maka ia memperoleh pahala sebagaimana apabila dilakukannya

Islam melarang perbuatan dzalim.Dan kedzaliman itu bisa terjadi tidak hanya
kepada manusia, namun juga kepada hewan. Dan hal itu terlarang bahwa Islam
tidak membolehkan menyiksa binatang dengan cara apa pun, membuatnya
kelaparan, memukulnya, membebaninya dengan sesuatu yang ia tidak mampu,
mengikatnya, memotongnya, menyakiti hatinya, bahkan menyiksanya dengan
benda tumpul, menyentrumnya dengan sengatan listrik atau membakarnnya.
Sedangkan Allah swt.senantiasa memberi rezki pada setiap makhluk-Nya. Dia
pulalah yang berhak menghidupkan dan mematikan makhluk-Nya.

Dalam pandangan akhlak Islam, seseorang tidak dibenarkan mengambil buah


sebelum matang, atau memetik bunga sebelum mekar, karena hal ini berarti
tidak memberi kesempatan kepada makhluk untuk mencapai tujuan
penciptaannya. Ini berarti manusia dituntut untuk mampu menghormati proses-
proses yang sedang berjalan, dan terhadap semua proses yang sedang
terjadi. Yang demikian mengantarkan manusia bertanggung jawab, sehingga ia

13
tidak melakukan perusakan, bahkan dengan kata lain, "Setiap perusakan terhadap
lingkungan harus dinilai sebagai perusakan pada diri manusia sendiri."

Oleh karena itu, makalah ini ditulis untuk menjelaskan bagaimana latar
belakang pendidikan
Aqidah Ahklah.

B. Rumusan Masalah
Masalah yang dibahas dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.Apa pengertian sifat mustahil bagi Allah ?
2.Apa Prilaku Setia Kawan?
3.Apa Prilaku Kerja Keras ?
4. Apa Prilaku Penyayang Terhadap Hewan?
5. Apa Prilaku Penyayang Terhadap Lingkungan?

C. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah Pembelajaran Aqidah Ahklah adalah untuk:
1. Mendeskripsikan Sifat Mustahil Bagi Allah SWT?
2. Mengetahui Prilaku Setia?
3. Mengetahui Prilaku Kerja Keras?
4. Mengetahui Prilaku Penyayang Terhadap Hewan?
5. Mengetahui Menampilkan Prilaku Penyayang Terhadap Lingkungan?

14
BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian sifat mustahil bagi Allah

Sifat mustahil bagi Allah SWT berarti sifat-sifat yang secara akal tidak mungkin
dimiliki Allah SWT. Sifat-sifat mustahil merupakan kebalikan dari sifat-sifat
wajib bagi Allah SWT. Sifat-sifat mustahil bagi Allah SWT jumlahnya sama
dengan sifat-sifat wajib bagi Allah yaitu sebanyak 20 ( dua puluh ) sifat, yaitu :

1.‘Adam
Adam artinya tidak ada .
Alam semesta ini ada yang menciptakan yitu Allah SWT. Tidak mungkin
alam semesta ini terjadi dengan sendirinya. Tidak mungkin diciptakan oleh
manusia atau mahluk yang lain. Yang menciptakan adalah Allah. Maka mustahil
Allah SWT tidak ada (‘Adam) .

“Dan dialah yang menciptakan bagi kamu sekalian, pendengaran, pengelihatan


dan hati( tetapi) amat sedikitlah kamu bersyukur. Dan Dia telah menciptakan dan
mengembangbiakkan kamu di bumi dan kepadanNya-lah kamu akan
dihimpunkan. Dan Dialah yang menghidupkan dan mematikan dan Dialah
yang (mengatur) pertukaran malam dan siang. Mengapa kamu tidak
memahaminya?”.(Q.S. Al-Mu’minun / 23 : 78-80 )

2. Huduts
Huduts artinya baru atau adapemulaannya.

Setiap yang baru atau ada permulaannya akan selalu didahului dengan tidak ada.
Sesuatu yang tidak ada kemudian ada, pasti ada yang membuat atau
menciptakan. Maka mustahil Allah SWT bersifat Huduts, sebab siapa yang
menciptakan Allah SWT ? Setiap sesuatu yang Huduts pasti ada akhirnya
sehingga tidak ada lagi. Hal ini jelas mustahil (tidak mungkin) bagi Allah SWT.

15
"Dialah yang awal dan akhir, yang dhahir dan yang bathin. Dan Dia maha
Mengetahui
segala sesuatu”. ( QS. Al-Hadid / 57 : 3)

3.Fana’
Fana’ artinya rusak.

Mustahil Allah SWT yang mengendalikan seluruh alam semesta yang amat
rumit ini bersifat
fana’ (rusak).
”Semua yang ada dibumi akan binasa. Dan tetap kekal Dzat tuhanmu
yang mempunyai
kebesaran dan kemuliaan”. (QS Ar-Rahman/55 : 26-27)

4.Mumastalatu lil khawadist


Artinya menyerupai yang baru atau makhluk. Manusia saja jika membuat barang
tentu tidak bisa
sama persis dengan dirinya. Tidak mungkin Allah yang Maha Sempurna
menciptakan mahlukNya sama dengan Dia sendiri.
”Dan tidak ada seorangpun yang sama dengan Dia (Allah)”. (QS Al-Ikhlas/112 :
4).
5.Ihtiyajuhu lighairihi.
Artinya membutuhkan sesuatu kepada selain dariNya.

Allah SWT adalah Maha Kaya. Mustahil Allah membutuhkan yang lain.
Allahlah yang menciptakan semua makhluk dan memberi nikmat kepada semua
makhluknya tetapi Dia tidak pernah mengharapkan imbalan.
”Dan Dialah yang Maha kaya sedangkan kamulah orang yang
membutuhkan-Nya”. (Q.S.
Muhammad / 47 : 38 )

6.Ta’addud
Ta’addud artinya berbilang atau lebih dari satu.

16
Muastahil Allah lebih dari satu, sebab jika Allah ada dua atau lebih, pasti akan
terjadi perbedaan pendapat. Misalnya dalam pengaturan peredaran planet-planet
dan bintang-bintang. Bila terjadi perbedaan cara pengaturan peredaran planet-
planet dan bintang maka akan terjadi tabrakan. Kenyataannya planet-planet
dan bintang-bintang selalu teratur beredar menurut garis edarnya. Hal ini
menunjukkan bahwa hanya ada satu sumber pengaturnya yaitu Dzat Yang
Maha Esa Yaitu Allah SWT.

“Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah


keduanya itu telah rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai 'Arsy
daripada apa yang mereka sifatkan”. (QS al-Anbiyaa/21 : 22).

”Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan bahwa Allah itu salah


seorang dari yang tiga padahal sekali-kali tidak ada tuhan selain dan Tuhan
Yang Maha Esa jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakana itu,
maka orang-orang kafir diantara mereka disentuh siksa yang pedih”. (Al-Maidah
: 73)

7.‘Ajzun artinya Lemah.


Manusia mempunyai kekuatan pikiran dan fisik yang dengannya dapat
memanfaatkan alam untuk meningkatkan taraf hidupnya. Manusia adalah
ciptaan Allah. Jika manusia memiliki kekuatan apalagi Allah SWT, maka
mustahil Allah bersifat lemah.

“Dan tiada sesuatupun yang dapat melemahkan Allah, baik yang di langit
maupun yang di bumi.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa”. (QS Fathir/35 : 44)

8.Karahah artinya terpaksa.

Allah SWT melakukan sesuatu tanpa ada yang mempengaruhi secara terpaksa
atau ada yang memaksa. Tidak mungkin Allah Dzat yang maha berkehendak
melakukan suatu perbuatan atas dasar perintah pihak lain. Maka mustahil Allah
SWT bersifat Karahah (terpaksa), diperintah atau diancam agar mau menjadikan
sesuatu atau tidak menjadikan sesuatu.

17
"Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap segala yang Dia
kehendaki." (Q.S. Hud :
107).

18
9.Jahlun artinya Bodoh
Manusia diciptakan Allah masing-masing mempunyai keistimewaannya sendiri-
sendiri. Ini menunjukkan bahwa ilmu Allah sangat luas atau maha luas.
Allah SWT memberikan ilmu kepada manusia maka mustahil Allah SWT
bersifat Jahlun atau bodoh.
“Dan tidaklah kamu diberi pengetahuan (oleh Allah) melainkan hanya
sedikit saja”.(QS Al
Israa/17 : 85)

10.Mautun artinya Mati.


Allah menghidupkan dan mematikan mahlukNya. Mahluk Allah seperti
manusia, binatang,
tumbuh-tumbuhan yang hidup karena kehendak Allah, dan mustahil Allah
sebagai penciptanya bersifat mautun atau mati sebab Allah Maha Hidup.
”Allah tidak ada tuhan selain Dia yang maha hidup, kekal, dan terus
menerus mengurus (
mahlukNya ) tidak mengantuk dan tidak tidur”. (QS al-Baqarah/2 : 255).

11.Shamamun artinya tuli.


Allah mendengar setiap doa orang yang beriman walaupun hanya berupa bisikan
di dalam hati sebab Allah Maha Mendengar dan Maha mengetahui. Oleh
sebab itu mustahil kalau Allah bersifat Shamamun (tuli).

"Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (Q.S. Al Baqarah/2 : 256).

12.‘Umyun artinya Buta.


Manusia, binatang diciptakan oleh Allah dengan diberi indra mata untuk
melihat. Apalagi Allah
yang Maha Melihat maka mustahil juka Allah bersifat ‘umyun ( buta ).
“Dia mengetahui pandangan mata yang khianat dan apa yang
disembuyikan oleh hati.
Sesungguhya Allah Dialah yang maha Mendengar Lagi Maha Melihat”. (QS Al-
Mu’min/ 19-20)

19
“Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala
yang kelihatan;
dan Dialah yang Maha Halus lagi Maha mengetahui”. (QS Al An’am/6 : 103).

13. Bukmun artinya Bisu.


Allah SWT menurunkan wahyu kepada para nabi, dari wahyu itu
kemudian terhimpun kalamullah yang tertulis dalam kitabullah. Adanya al-
Qur’an yang berisi firman Allah membuktikan bahwa mustahil Allah bersifat
bukmun (bisu).

“Para rasul itu kami lebihkan sebagian atas sebagaian yang lain. Di antara
mereka ada yang Allah bercakap-cakap (langsung dengannya) dan Allah
meninggikan sebagian dari mereka beberapa derajat”. (QS Al Baqarah/2 : 253).

14.‘Aajizan
Áajizan artinya maha lemah. Mustahil Allah bersifat Maha Lemah.
15. Mukrahan
Mukrahan artinya Maha Terpaksa. Mustahil Allah bersifat Maha Terpaksa.
16. Jaahilan
Jahilan artinya Maha Bodoh. Mustahil Allah bersifat Maha Bodoh.

17.Mayyitan
Mayyitan artinya Maha Mati. Mustahil Allah bersifat Maha Mati.
18.Ashammu
Ashammu artinya Maha Tuli. Mustahil Allah bersifat Maha Tuli.
19.A’ma
A’ma artinya Maha Buta. Mustahil Allah bersifat Maha Buta.
20.Abkamu
Abkamu artinya Maha Bisu. Mustahil Allah bersifat Maha Bisu.

B.Prilaku Setia Kawan

20
Setia kawan memiliki arti merasa bersatu terhadap orang lain. Manusia
yang merupakan makhluk sosial, tidak akan pernah bisa hidup sendiri tanpa
adanya bantuan dari orang lain.

Di dalam pergaulan pun kita tidak boleh membeda-bedakan teman. sebab semua
teman adalah saudara kita, baik kaya atau miskin, baik pintar atau miskin, baik
hitam atau putih. semuanya adalah teman kita.
Ini sesuai dengan sabda Rasulullah shalallahu alaihi wassalam, yaitu :
"Seorang muslim adalah saudara muslim, janganlah menganiaya, menghina, dan
meremehkannya" ( H.R Tirmizi )
Selain sabda rasulullah, Allah subhanahu wa ta'ala juga menerangkan dalam
surat Al - Hujurat yaitu :

Artinya : "Sesungguhnya orang mukmin itu bersaudara, maka berbuat


baiklah antara saudara saudara dan takutlah kamu kepada Allah agar kamu
dirahmati." ( Q.S Al Hujurat [49]: 10)

Adapun peraturan yang harus dipatuhi dalam pergaulan dengan teman yaitu:
1. Berlaku jujur dan saling menghormati sesama teman
2. Jangan menyakiti dan menghina teman
3. Jika mempunyai makanan jangan lupa teman diberi
4. Jika teman mendapat kesenangan atau prestasi kita ucapkan selamat.
5. Jika teman mendapat kesulitan atau kesusahan kita harus segera menolong
atau membantu,
saling menasihati, mengingatkan, dan meminta maaf jika ada kesalahan
6. Jika terjadi perselisihan segera diselesaikan melalui musyawarah dengan
sebaik baiknya

Allah SWT telah menciptakan manusia itu secara berkelompok-kelompok.


Mengapa? Salah satu yang menjadi tujuannya adalah agar mereka bisa saling
mengenal satu sama lain, agar bisa saling menjalin persahabatan, tali silaturahmi,
bukan malah untuk bermusuhan.

Beberapa kelompok manusia itu memang pasti berbeda. Kelompok yang satu
memiliki kelebihan dan kekurangan, serta juga tidak berbeda dengan kelompok
yang lain yang juga memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Maka dari itu, dengan adanya perbedaan ini, harus bisa saling melengkapi.

21
Agar kelebihan yang dimiliki oleh seseorang itu bisa bermanfaat bagi orang
banyak, maka ia harus bergabung dengan orang lain. Sementara itu, agar
kekurangan seseorang tidak merugikan, maka ia harus bekerja sama dengan
orang lain.
Maka, tidak ada salahnya jika kita berteman dengan siapapun. Mereka itu semua
sama, mereka teman kita, walau terlihat perbedaan.

Dan perilaku setia kawan itu sangat penting.bisa menimbulkan sikap yang
positif, membangun hal-hal yang positif, mulai dari kecil. Jika sudah
ditanamkan dari kecil, maka kelak akan menjadi kebiasaan yang positif dewasa
nanti.

Melakukan hal yang positif itu sangatlah indah. Percaya atau tidak, hati kita
nantinya akan lebih nyaman dan tenteram setelah berbuat kebaikan terhadap
orang lain.

Jadi, di sini bisa disimpulkan jika setia kawan adalah bersikap terus menjalin
hubungan yang baik, akrab dengan teman walau di saat sedang susah maupun
sedang senang, dan ini merupakan suatu bentuk hubungan timbal balik. Dalam
segala hal, kita tetap bisa berteman dengan mereka.

Beberapa manfaat yang bisa dipetik dari setia kawan ini, seperti : a.Mempererat
hubungan pertemanan yang sudah terjalin b.Membuat hati menjadi lebih lapang
dan ikhlas
c.Terdorong untuk bisa saling tolong-menolong
d.Tidak bersikap sombong di hadapan orang lain e.Mendorong kita untuk selalu
bersikap positif

C.Pengertian Kerja Keras

Kerja keras artinya melakukan suatu usaha atau pekerjaan secara terus menerus
tanpa mengenal lelah.Kerja keras juga dapat diartikan suatu tindakan atau
perbuatan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dan serius sampai tercapai
suatu tujuan.

22
Agama islam mengajarkan umatnya agar selalu bekerja keras dalam
menjalankan kehidupannya di muka bumi ini. Segala sesuatu yang dilakukan
tidak dengan kerja keras, hasilnya tidak akan sempurna. Sebaliknya, seberat apa
pun suatu pekerjaan jika dilakukan dengan sungguh-sungguh, niscaya hasilnya
akan dapat diraih dengan baik.

Kerja keras merupakan sikap terpuji yang perlu dimiliki oleh setiap orang yang
menginginkan kesuksesan dalam hidupnya. Kerja keras adalah kunci dalam
mencapai kesuksesan dan tujuan yang dicita-citakan manusia.

1.Bentuk Kerja Keras


Sebagai muslim, kita harus mengetahui bentuk perilaku kerja keras, agar dapat
meneladaninya
dalam kehidupan sehari-hari. Diantara bentuk perilaku kerja keras sebagai
berikut.

a.Melakukan setiap pekerjaan dengan sungguh-sungguh, sepenuh hati dan


dengan niat ibadah karena Allah SWT.
b.Tidak mudah patah semangat dalam melakukan setiap pekerjaan, seberat dan
sesulit apa pun pekerjaan yang dihadapinya.
c.Melakukan pekerjaan tidak tergesa-gesa, sebab pekerjaan yang dilakukan
dengan tergesa-gesa tidak akan mendatangkan hasil yang baik.

23
d.Tidak meremehkan setiap pekerjaan yang hanya akan mendatangkan sikap
malas dan jenuh dalam bekerja, melainkan sebaliknya semua pekerjaan
dipandang serius sehingga harus dilakukan dengan sungguh-sungguh.
e.Mencintai pekerjaan yang sedang dilakukannya sehingga bekerja dengan
sepenuh hati.

2.Cara kerja keras a.Intropeksi diri


Introspeksi diri merupakan cara awal yang dilakukan untuk dapat bekerja
keras, pantang
menyerah, dan ulet, terutama mengenai kekurangan dan kelemahan yang anda
miliki. Dengan demikian anda akan memiliki semangat agar bisa
memperbaiki kekurangan dan kelemahan tersebut. Tentunya memperbaiki
kekurangan dan kelemahan diri bukanlah hal yang mudah sehingga perlu bekerja
keras, pantang menyerah, dan ulet dalam memperbaiki kedua hal tersebut.

b.Memotivasi diri
Memotivasi diri juga merupakan cara yang dilakukan untuk dapat bekerja keras,
pantang menyerah, dan ulet. Karena dengan memotivasi diri untuk dapat
bekerja keras, pantang menyerah, dan ulet inilah yang nanti akan membantu
kita dalam mencapai tujuan, cita-cita, dan keberhasilan dalam hidup. Seperti
para ilmuan yang berhasil meraih nobel, di mana dia selalu termotivasi untuk
bekerja keras, pantang menyerah, dan ulet dalam penemuan atau penelitian
yang dilakukannya.

c.Berkeyakinan positif
Berkeyakinan positif sebenarnya adalah nama lain dari optimis. Yakinlah diri
ini bahwa kita pasti bisa mewujudkan apa yang kita inginkan, seperti cita-cita.
Tentu rasa optimis itulah yang nantinya akan mendorong kita untuk dapat
bekerja keras, pantang menyerah, dan ulet karena kita tahu bahwa cita-cita
bukanlah hal yang mudah untuk diwujudkan tanpa adanya sebuah usaha.

d.Fokuskan diri pada tujuan


Memfokuskan diri pada tujuan merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk
dapat bekerja keras, pantang menyerah, dan ulet. Karena apabila kita tidak
memfokuskan diri pada tujuan melainkan pada hambatan yang bisa saja
menghadang, maka akan besar kemungkinan bahwa kita akan kehilangan daya
juang, yaitu bekerja keras, pantang menyerah, dan ulet. Apabila hal itu terjadi,
maka kita tidak akan pernah bisa untuk mencapai tujuan yang kita inginkan.

24
e.Berani bertaruh dengan resiko
Berani bertaruh dengan resiko di sini tentu juga harus memperhitungkan
faktor-faktor yang
mempengaruhinya, seperti pesentase keberhasilan dan kegagalan yang
mungkin saja terjadi. Tetapi dengan keberanian mengambil resiko itulah yang
nantinya akan mendorong kita untuk dapat bekerja keras, pantang menyerah, dan
ulet agar mampu meminimalisir bahkan menghilangkan resiko yang berdampak
negatif, yaitu kegagalan.

f.Berani menghadapi tantangan


Berani menghadapi tantangan merupakan salah satu yang bisa kita lakukan
untuk mencapai sesuatu yang kita inginkan.Sedemikian sehingga untuk
melewati tantangan tersebut sampai akhirnya mencapai sesuatu yang diingikan
menyebabkan kita untuk selalu bekerja keras, pantang menyerah, dan ulet.

g.Tidak terpengaruh dengan kegagalan orang lain


Janganlah sampai kita terpengaruh akan kegagalan yang dialami oleh orang
lain. Justru kita harus mampu berkaca pada kegagalan tersebut agar tidak
mengulangi kesalahan dan kegagalan yang sama dengan cara melakukan usaha
secara bekerja keras, pantang menyerah, dan ulet.

h.Terus berusaha dengan kesempatan yang ada


Sebagaimana kita tahu bahwa kesempatan tidak mudah untuk datang
begitu saja, apalagi
kesempatan yang kedua. Oleh karena itu, apabila memanfaatkan setiap
kesempatan yang ada merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk dapat
berkerja keras, pantang menyerah, dan ulet dalam mencapai sesuatu yang
diinginkan2.

i.Imbangi dengan pemikiran yang kreatif


Pemikiran yang kreatif juga bisa dijadikan sebagai penyeimbang untuk
dapat bekerja keras,
pantang menyerah, dan ulet. Hal ini karenakan pemikiran yang kreatif bisa
membantu bagaimana cara supaya sesuatu yang sudah kita lakukan dengan cara
bekerja keras, pantang menyerah, dan ulet tidak menjadi sesuatu yang sia-sia.

25
j.Hindari mengambil kesimpulan terlalu cepat
Artinya janganlah anda mengambil kesimpulan terlalu cepat tentang
keberhasilan maupun
kegagalan yang akan dicapai nantinya. Pengambilan kesimpulan terlalu cepat
atas kegagalan yang akan dicapai justru akan menyusutkan semangat anda untuk
dapat bekerja keras, pantang menyerah, dan ulet.

Demikian beberapa sikap dan cara yang semestinya dilakukan untuk dapat
bekerja keras, pantang menyerah, dan ulet. Tanamkanlah beberapa sikap yang
telah disebutkan dan dijelaskan di atas agar bisa selalu bekerja keras, pantang
menyerah, dan ulet dalam mencapai sesuatu yang anda inginkan, seperti tujuan
maupun cita-cita di dalam hidup.

3.Contoh kerja keras a.Ulet


bTekunTidak mudah menyerah&putus asa
c.Selalu memiliki d.Pemikiranyang luas e.Selalu berpikir ke depan

D. Adab Terhadap Hewan


Seorang muslim beranggapan bahwa kebanyakan hewan adalah makhluk mulia,
maka dari itu ia
menyayanginya karena Allah sayang kepada mereka dan ia selalu berpegang
teguh kepada etika dan adab berikut ini:
1. Memberinya makan dan minum apabila hewan itu lapar dan haus,
sebab Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda :
‫رجأةبطردبكلكيف‬
"Pada setiap yang mempunyai hati yang basah (hewan) itu terdapat pahala
(dalam berbuat baik
kepadaNya)" (HR Al-Bukhari: 2363)
‫حريلَمحريلَنم‬H‫م‬

26
"Barangsiapa yang tidak belas kasih niscaya tidak dibelaskasihi" (HR Al-
Bukhari ; 5997, Muslim : 2318)
‫ نف ماومحرا‬H‫ءامسلايفنممكمحريضرْلاي‬
"Kasihanilah siapa yang ada di bumi ini, niscaya kalian dikasihani oleh yang
ada di langit" (HR
At-Tirmdzi: 1924)

2. Menyayangi dan kasih sayang kepadanya, sebab Rasulullah Shallallahu


‘alaihi wa sallam telah bersabda ketika para sahabatnya menjadikan burung
sebagai sasaran memanah: ‫يشذختانمنعل‬H‫هيفائ‬H‫ضرغحورلا‬H‫ا‬
"Allah mengutuk orang yang menjadikan sesutu yang bernyawa sebagai
sasaran" (HR Al-
Bukhari: 5515, Muslim: 1958, Redaksi ini riwayat Ahmad: 6223)

Beliau juga telah melarang mengurung atau mengikat binatang ternak untuk
dibunuh dengan dipanah/ditombak dan sejenisnya, dan karena beliau juga telah
bersabda:
‫اهيلإاهدلواودراهدلوبهذهعجفنم‬
"Siapa gerangan yang telah menyakiti perasaan burung ini karena anaknya?
Kembalikanlah
kepadanya anak-anaknya".
Beliau mengatakan hal tersebut setelah beliau melihat seekor burung
berputar-putar mencari
anak-anaknya yang diambil dari sarangnya oleh salah seorang sahabat" (HR
Abu Daud : 2675 dengan sanad shahih)

3. Menyenangkannya di saat menyembelih atau membunuhnya, karena


Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam telah bersabda,
‫انإ‬H‫ابتكه ل‬H‫ءيشلكىلعناسحلإ‬,‫ةلتقلااونسحأفمتلتقاذإف‬, ‫فمتحبذاذإو‬H‫حبذلااونسحأ‬, ‫هترفشمكدحأدحيلو‬, ‫تحيبذحريلو‬H‫ه‬
"Sesungguhnya Allah telah mewajibkan ihsan (berbuat baik) atas segala sesuatu,
maka apabila kalian membunuh hendaklah berlaku ihsan di dalam pembunuhan,
dan apabila kalian menyembelih hendaklah berlaku baik di dalam
penyembelihan, dan hendaklah salah seorang kamu menyenangkan
sembelihannya dan hendaklah ia mempertajam mata pisaunya" (HR Muslim:
1955)

27
4. Tidak menyiksanya dengan cara penyiksaan apapun, atau dengan
membuatnya kelaparan, memukulinya, membebaninya dengan sesuatu yang ia
tidak mampu, menyiksanya atau membakarnya, karena Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam telah bersabda: "Seorang perempuan masuk neraka karena
seekor kucing yang ia kurung hingga mati, maka dari itu ia masuk neraka karena
kucing tersebut, disebabkan ia tidak memberinya makan dan tidak pula
memberinya minum di saat ia mengurungnya, dan tidak pula ia membiarkannya
memakan serangga di bumi" (HR Al-Bukhari: 3482)

Ketika beliau berjalan melintasi sarang semut yang telah dibakar, beliau
bersabda:
‫أيغبنيلَهنإ‬H‫نلا بذعين‬H‫إرا‬Hَّ‫برل‬H‫نلا‬H‫را‬
"Sesungguhnya tidak ada yang berhak menyiksa dengan api selain Rabb
(Tuhan) pemilik api" (HR Abu Daud : 2675, hadits shahih)
5. Boleh membunuh hewan yang mengganggu, seperti anjing buas, serigala,
ular, kalajengking, tikus dan lain-lainnya, karena beliau telah bersabda,
‫يفنلتقيقساوفسمخ‬H‫امرحلاولحلا‬H‫ابارغلاوةيحل‬Hْ‫فلاوعقبل‬H‫لكلاوةرأ‬H‫اوروقعلاب‬H‫يدحل‬H‫ا‬

"Ada lima macam hewan fasik yang boleh dibunuh di waktu halal (tidak ihram)
dan di waktu ihram, yaitu ular, burung gagak yang putih punggung dan
perutnya, tikus, anjing buas dan rajawali" [HR Muslim : 1198].
Juga ada hadits shahih yang membolehkan membunuh kalajengking dan
mengutuknya.
6. Boleh memberi wasam (tanda/cap) dengan besi panas pada telinga binatang
ternak yang tergolong na'am untuk maslahat, sebab telah diriwayatkan
bahwasanya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi wasam
pada telinga unta shadaqah dengan tangan beliau yang mulia. Sedangkan hewan
lain selain yang tergolong na'am (unta, kambing dan sapi) tidak boleh diberi
wasam, sebab ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat ada seekor
keledai yang mukanya diberi wasam beliau bersabda,
‫ لانعل‬H‫همسويذلاه‬
"Allah mengutuk orang yang memberi wasam pada muka keledai ini" (HR
Muslim: 2117)
7. Mengenal hak Allah pada hewan, yaitu menunaikan zakatnya jika hewan itu
tergolong yang wajib dizakati.
8. Tidak boleh sibuk mengurus hewan hingga lupa taat dan dzikir kepada Allah.
Sebab Allah telah berfirman:

28
‫هيأاي‬H‫يذلاا‬H‫اللّركذنعمكدلَّوألَّومكلاومأمكهلتلَّاونمآن‬
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu
melalaikan kamu
dari mengingat Allah" (QS. Al-Munafiqun/63: 9)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun telah bersabda berkenaan dengan
kuda :
‫ليخلا‬H ‫جرل‬Hٍ‫ورتسلجرلورجل‬H‫أفرزولجرىلع‬H‫ذلاام‬H‫رجأهلي‬H‫هطبرلجرف‬H‫بسيفا‬H‫أفه للَي‬H‫هبلاط‬H‫مفةضوروأجرميفا‬H‫صأا‬H‫ا‬H‫ب‬
‫اهليطيفت‬H‫لتناكةضورلاوأجرملانمكلذ‬H‫اهنأولوتانسحه‬H‫هليطعطقن‬H‫ نت تسافا‬H‫فرش‬H‫اكنيفرشوأا‬H‫آتن‬H‫حاهثاورأواهراث‬
َ‫ان‬H‫لذليهفهلت‬H‫جرورجأك‬H‫نغتاهطبرل‬H‫مثا فعتواي‬Hَ‫نبترماهنأولوهلتانس‬H‫ريملوهنمتبرشفره‬H‫لذناكيقسينأد‬H‫سحك‬
‫طبرلجرورتسكلذليهفاهروهظا‬H‫لءاونوءايروارخفاه‬ ْ ‫رزوكلذىلعيهفملَسلإلَه‬
"Kuda itu ada tiga macam. Kuda bagi seseorang menjadi pahala, kuda bagi
seseorang menjadi pelindung dan kuda bagi seseorang menjadi dosa. Adapun
kuda yang mendatangkan pahala adalah kuda seseorang yang dipangkal untuk
fisabilillah, ia banyak berdiam di padang rumput atau di taman.

Maka apa saja yang dimakan oleh kuda itu selama dipangkal di padang
rumput atau di taman itu, maka pemiliknya mendapat pahala-pahala kebajikan.
Dan sekiranya ia meninggalkannya lalu mendaki satu atau dua tempat tinggi,
maka jejak dan kotorannya menjadi pahala-pahala kebajikan baginya.

Maka dari itu kuda seperti itu menjadi pahala bagi pemiliknya. Kuda yang
diikat oleh seseorang karena ingin menjaga kehormatan diri (tidak minta-minta)
dan ia tidak lupa akan hak Allah Subhanahu wa Ta'ala pada leher ataupun
punggung kuda itu, maka kuda itu menjadi pelindung baginya. Dan kuda yang
diikat (dipangkal) oleh seseorang karena kebanggaan, riya dan memusuhi
orang-orang Islam, maka kuda itu mendatangkan dosa baginya" (HR Al-
Bukhari :
2371)

Itulah sederet adab atau etika yang selalu dipelihara oleh seorang muslim
terhadap hewan karena taat kepada Allah dan Rasulnya, sebagai pengamalan
terhadap ajaran yang diperintahkan oleh syari'at Islam, syari'at yang penuh
rahmat, sayari'at yang serat dengan kebaikan bagi segenap makhluk, manusia
ataupun hewan.

29
E.Alam sebagai rahmat dan karunia Allah SWT
Akhlak kepada lingkungan adalah perilaku atau perbuatan kita terhadap
lingkungan, Akhlaq
terhadap lingkungan yaitu manusia tidak dibolehkan memanfaatkan sumber
daya alam dengan jalan mengeksploitasi secara besar-besaran,sehingga timbul
ketidakseimbangan alam dan kerusakan bumi.

lingkungan harus diperlakukan dengan baik dengan selalu menjaga,


merawat dan melestarikannya karena secara etika hal ini merupakan hak dan
kewajiban suatu masyarakat serta merupakan nilai yang mutlak adanya. Dengan
kata lain bahwa berakhlak yang baik terhadap lingkungan merupakan salah satu
manifestasi dari etika itu sendiri.

Pada dasarnya, akhlak yang diajarkan Al-Qur’an terhadap lingkungan bersumber


dari fungsi manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan menuntut adanya interaksi
antara manusia dengan sesamanya dan manusia terhadap alam lingkungan.
Kekhalifahan mengandung arti pengayoman, pemeliharaan, dan pembimbingan
agar setiap makhluk mencapai tujuan penciptanya.

Dalam pandangan akhlak islam, seseorang tidak dibenarkan mengambil buah


sebelum matang atau memetik bunga sebelum mekar. Karena hal ini berati tidak
memberi kesempatan kepada makhluk untuk mencapai tujuan penciptaannya. Ini
berarti manusia dituntut untuk mampu menghormati proses-proses yang
sedang berjalan, dan terhadap semua proses yang sedang terjadi, sehingga ia
tidak melakukan pengrusakan atau bahkan dengan kata lain, setiap perusakan
terhadap lingkungan harus dinilai sebagai perusakan pada diri manusia sendiri.

Akhlak yang baik terhadap lingkungan adalah ditunjukkan kepada penciptaan


suasana yang baik, serta pemeliharaan lingkungan agar tetap membawa
kesegaran, kenyamanan hidup, tanpa membuat kerusakan dan polusi sehingga
pada akhirnya akan berpengaruh terhadap manusia itu sendiri yang menciptanya.

1.Memelihara kesehatan lingkungan


Pengertian Kesehatan Lingkungan
Kesehatan lingkungan adalah kesehatan yang sangat penting bagi kelancaran
kehidupan dibumi, karena lingkungan adalah tempat dimana pribadi itu tinggal.
Lingkungan yang sehat dapat dikatakan sehat bila sudah memenuhi syarat-syarat
lingkungan yang sehat.

30
Kesehatan lingkungnan yaitu bagian integral ilmu kesehatan masyarakat yang
khusus menangani dan mempelajari hubungan manusia dengan lingkungan
dalam keseimbangan ekologis. Jadi kesehatan lingkungan merupakan bagian
dari ilmu kesehatan mayarakat.

Syarat-syarat Lingkungan Yang Sehat


1.Keadaan Air
Air yang sehat adalah air yang tidak berbau, tidak tercemar dan dapat
dilihat kejernihan air
tersebut, kalau sudah pasti kebersihannya dimasak dengan suhu 1000C, sehingga
bakteri yang di dalam air tersebut mati.
2. Keadaan Udara

Udara yang sehat adalah udara yang didalamnya terdapat yang diperlukan,
contohnya oksigen dan di dalamnya tidka tercear oleh zat-zat yang merusak
tubuh, contohnya zat CO2 (zat carbondioksida).

3. Keadaan tanah
Tanah yang sehat adalah tamah yamh baik untuk penanaman suatu tumbuhan,
dan tidak tercemar
oleh zat-zat logam berat.
• Cara-cara Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan
1. Tidak mencemari air dengan membuang sampah disungai
2. Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor
3. Mengolah tanah sebagaimana mestinya
4. Menanam tumbuhan pada lahan-lahan kosong
• Tujuan Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan

1. Mengurangi Pemanasan Global.Dengan menanam tumbuhan sebanyak-


banyaknya pada lahan kosong, maka kita juga ikut serta mengurangi pemanasan
global, karbon, zat O2 (okseigen) yang dihasilkan tumbuh-tumbuhan dan zat
tidak langsung zat CO2 (carbon) yang menyebabkan atmosfer bumi berlubang
ini terhisap oleh tumbuhan dan secara langsung zat O2 yang dihasilkan tersebut
dapat dinikmati oleh manusia tersebut untuk bernafas.

31
2.Menjaga Kebersihan Lingkungan. Dengan lingkungan yang sehat maka kita
harus menjaga kebersihannya, karena lingkungan yang sehat adalah lingkungan
yang bersih dari segala penyakit dan sampah.Sampah adalah musuh kebersihan
yang paling utama. Sampah dapat dibersihkan dengan cara-cara sebagai berikut ;

Membersihkan Sampah OrganikSampah organik adalah sampah yang dapat


dimakan oleh zat-zat organik di dalam tanah, maka sampah organik dapat
dibersihkan dengan mengubur dalam-dalam sampah organik tersebut, contoh
sampah organik :Daun-daun tumbuhan, Ranting-ranting tumbuhan, Akar-akar
tumbuhan.

Membersihkan Sampah Non Organik Sampah non organik adalah sampah yang
tidak dapat hancur (dimakan oleh zat organik) dengan sendirinya, maka sampah
non organik dapat dibersihkan dengan membakar sampah tersebut dan lalu
menguburnya.

32
BAB III PENUTUP

A.Kesimpulan

a. Sifat mustahil bagi Allah SWT berarti sifat-sifat yang secara akal tidak
mungkin dimiliki Allah SWT. Sifat-sifat mustahil merupakan kebalikan dari
sifat-sifat wajib bagi Allah SWT. Sifat-sifat mustahil bagi Allah SWT
jumlahnya sama dengan sifat-sifat wajib bagi Allah yaitu sebanyak 20 ( dua
puluh ) sifat, yaitu :Adam,Hudust,Fana, Mumastalatu lil khawadist, Ihtiyajuhu
lighairihi. Ta’addud,Ajzun, Karahah, Jahlun, Mautun,Shamamun,Umyun,
Bukmun, Aajizan, Mukrahan, Jaahilan, Mayyitan, Ashammu, A’ma,Abkamu.

b. Setia kawan memiliki arti merasa bersatu terhadap orang lain. Manusia
yang merupakan makhluk sosial, tidak akan pernah bisa hidup sendiri tanpa
adanya bantuan dari orang lain.
c. Kerja keras artinya melakukan suatu usaha atau pekerjaan secara terus
menerus tanpa mengenal lelah.Kerja keras juga dapat diartikan suatu tindakan
atau perbuatan yang dilakukan
dengan sungguh-sungguh dan serius sampai tercapai suatu tujuan.
d. Seorang muslim beranggapan bahwa kebanyakan hewan adalah makhluk
mulia, maka dari itu
ia menyayanginya karena Allah sayang kepada mereka dan ia selalu
berpegang teguh kepada etika dan adab berikut ini:
1. Memberinya makan dan minum apabila hewan itu lapar dan haus
2. Menyayangi dan kasih sayang kepadanya

e. Kesehatan lingkungan adalah kesehatan yang sangat penting bagi


kelancaran kehidupan dibumi, karena lingkungan adalah tempat dimana
pribadi itu tinggal. Lingkungan yang sehat dapat dikatakan sehat bila sudah
memenuhi syarat-syarat lingkungan yang sehat.

B.Saran
Sebaiknya guru yang mengajar telah menguasai dengan baik seluruh
bidang studi yang berkaitan dengan Materi yang akan dipelajari. Karena
dikhawatirkan jika yang mengajar kurang menguasai materi, pembelajaran tidak
akan membuahkan hasil yang maksimal.

33
DAFTAR PUSTAKA

http://ndocfile.blogspot.com/2012/10/sifat-mustahil-bagi-Allah-SWT.html
http://falah-kharisma.blogspot.com/2012/12/membiasakan-perilaku-setia-
kawan.html http://www.habibullahurl.com/2017/02/pengertian-setia-kawan-
menurut-islam.html http://myidilnet.blospot.com/2017/02/makalah-kerja-
keras.html http://hanafauziah55.blogspot.com/2012/07/kerja-keras.
Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jaza'iri, Adab Terhadap Hewan, Diakses
dari, E-book, https://ibnumajjah.com/2015/02/20/adab-terhadap-hewan/.
Ardi, Adab Terhadap Hewan, diakses dari http://idr.uin-
antasari.ac.id/4274/4/BAB%20I.pdf
Dr. Rosihan Anwar, Akidah Akhlak, Pustaka Setia, Bandung, 2008
Kementrian Lingkungan Hidup RI, “HImpunan Peraturan Perundang-
Undangan Lingkungan
Hidup”. Jakarta, 2002.
Drs. H. Ambo Asse, M.Ag. 2003. Al-Akhlak al-Karimah Dar al-Hikmah wa al-
Ulum.Makassar: Berkah Utami

Anda mungkin juga menyukai