Anda di halaman 1dari 32

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SIFAT

DAN PERUBAHAN WUJUD BENDA MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO


VISUAL KELAS V SD NEGERI TANETE Commented [Na2CL1]: Bentuk piramida terbalik

PROPOSAL SKRIPSI

OLEH
AGUS TINA WATI
NPM 3061856150

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN


PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA BANJARMASIN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2022 Commented [Na2CL2]: Ukuran huruf di cover 14
A. Judul Penelitian
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Perubahan Wujud Benda
Menggunakan Media Audio Visual Kelas V SD Negeri Tanete.

B. Latar Belakang Masalah


Pendidikan adalah proses memproduksi sistem nilai dan budaya ke arah
yang lebih baik, antara lain dalam pembentukan kepribadian, keterampilan dan
perkembangan intelektual siswa. Terkait dengan mutu pendidikan pada jenjang
Sekolah Dasar (SD) sampai saat ini masih jauh dari apa yang kita harapkan,
terutama pada kualitas pembelajaran.
Salah satu mata pelajaran yang turut berperan penting dalam pendidikan
wawasan, keterampilan dan sikap ilmiah sejak dini bagi anak adalah mata pelajaran
IPA. ilmu pengetahuan alam adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang
alam semesta dan segala isinya. IPA adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang
alam sekitar beserta isinya. Hal ini berarti IPA mempelajari semua benda yang ada
di alam, peristiwa dan gejala-gejala yang muncul di alam.
Proses belajar mengajar IPA lebih ditekankan pada pendekatan
keterampilan proses, sehingga siswa dapat menemukan fakta-fakta, membangun
konsep-konsep, teori-teori dan sikap ilmiah siswa itu sendiri yang akhirnya dapat
berpengaruh positif terhadap kualitas proses pendidikan maupun produk
pendidikan. Untuk itu perlu dikembangkan suatu model pembelajarn untuk Commented [Na2CL3]: Perbaiki tulisan!

menemukan atau menerapkan sendiri ide-idenya. Guru hanya memberi tangga yang
membantu siswa untuk mencapai tingkat pemahaman yang lebih tinggi, namun
harus diupayakan agar siswa dapat menaiki tangga tersebut. (Nur dan Wikandari,
2000).
Indikator utama yang digunakan untuk menilai kualitas pembelajaran dan
kelulusan siswa dari suatu lembaga pendidikan, sering didasarkan pada hasil belajar
siswa yang tertera pada nilai tes hasil belajar. Dalam Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM), guru sudah berupaya menyampaikan materi dengan rinci dan jelas,
terutama pada pelajaran IPA. Dalam proses pembelajaran guru di sekolah telah
berusaha dengan maksimal, kenyataannya di lapangan hasil belajar para siswa tidak
sesuai dengan apa yang diharapkan, khususnya pada kompetensi Sifat-sifat dan
Perubahan Wujud Benda.
Kenyataan yang terjadi dilapangan bahwa guru kelas V SD Negeri Tanete Commented [Na2CL4]: Awalan di dengan kata tempat
penulisannya dipisah (diputus)
masih menggunakan pembelajaran pola lama, yaitu proses pembelajaran satu arah
yang didominasi oleh guru melalui metode ceramah dan masih kurang melibatkan
siswa untuk aktif dalam proses belajar mengajar. Guru pun jarang menciptakan
model pembelajaran IPA dengan pengamatan langsung, percobaan, ataupun
simulasi. Akibatnya, IPA dianggap sebagai pelajaran hafalan. Padahal
pembelajaran IPA dapat menjadi wahana bagi siswa untuk berlatih menjadi
ilmuwan, mengembangkan menumbuhkan motivasi, inovasi, kreativitas sehingga
siswa mampu menghadapi masa depan yang penuh tantangan melalui penguasaan
IPA.
Usaha untuk meningkatkan pemahaman siswa memerlukan model
pembelajaran yang efektif dan efisien, sehingga siswa dapat menguasai kompetensi
yang diharapkan. Dalam proses belajar mengajar, model pembelajaran memiliki
peran yang sangat penting menunjang tercapainya tujuan pembelajaran. Dengan
menggunakan media audio visual dalam pembelajaran diharapkan dapat
meningkatkan pemahaman siswa mengenai sifat-sifat dan Perubahan Wujud Benda
pada siswa kelas V.
Pada pelaksanaan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam tentang sifat-sifat
dan Perubahan Wujud Benda menunjukkan hasil belajar yang kurang memuaskan,
sebagian besar siswa memperoleh nilai di bawah standar ketuntasan belajar
minimal yang sudah ditentukan. Commented [Na2CL5]: Catatan perbaikan:
1. Dalam satu paragraf minimal terdiri atas tigas (3) buah kalimat
2. Dalam setiap paragraf minimal terdiri atas 1 buah sumber
3. Penulisan sumber (Nama balakang, tahun: halaman)
4. Gunakan sumber pustaka terbaru (10 tahun terakhir yaitu dari
mulai tahun 2012-2022)
C. Identifikasi Masalah
Selama proses pembelajaran berlangsung, sebagian besar siswa kurang
bersemangat mengikutinya, ketika diberikan soal-soal latihan mereka mengalami
kesulitan dalam mengerjakannya, hal ini terjadi karena para siswa belum
memahami materi pembelajaran yang telah dijelaskan kan oleh guru.
Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis mencoba untuk mengidentifikasi
faktor penyebab kurang berhasilnya proses pembelajaran yang sudah dilaksanakan
sehingga hasil belajar siswa rendah. Ada beberapa masalah yang terjadi dalam
proses pembelajaran, yaitu:
1. Rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran hal ini dapat
dilihat dari hasil tes yang masih dibawah standar KKM;
2. Teknik pembelajaran mengenai Sifat dan Perubahan Wujud Benda kurang
bervariasi;
3. Siswa kurang termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. Commented [Na2CL6]: Gabung saja, tidak usah dijadikan 2
paragraf

D. Batasan Masalah
Permasalahan pada pembelajaran IPA dengan materi Sifat dan Perubahan
Wujud Benda diantaranya adalah rendahnya hasil belajar siswa dan kurang
maksimalnya guru menyampaikan materi pembelajaran di SD Negeri Tanete. Oleh
karena itu, peneliti membatasi masalah pada penggunaan media Audio Visual pada
materi Perubahan Wujud Benda kelas V SD Negeri Tanete ke ranah kognitif dan
afektif.

E. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah, maka dapat dirumuskan masalah penelitian
yaitu:
1. Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Sifat dan Perubahan
Wujud Benda menggunakan media Audio Visual kelas V SD Negeri Tanete?
2. Bagaimana respon siswa kelas V SD Negeri Tanete terhadap pembelajaran
materi Sifat dan Perubahan Wujud Benda dengan menggunakan media Audio
Visual?

F. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Sifat dan Perubahan Wujud Benda
menggunakan media Audio Visual kelas V SD Negeri Tanete. Commented [Na2CL7]: Isi tujuan sesuaikan dengan rumusan
masalah. Pada rumusan masalah ada 2 poin berarti tujuan juga ada 2
poin, yaitu:
1. untuk meningkatkan hasil belajar
G. Manfaat Penelitian 2. untuk mendeskripsikan respon terhadap pembelajaran

Manfaat dari penelitian ini tentang untuk meningkatkan hasil belajar siswa
pada materi Sifat dan Perubahan Wujud Benda menggunakan media audio visual
kelas V SD Negeru Tanete, diharapkan penelitian ini mampu memberikan manfaat
sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Menambah bukti bahwa penggunaan media audio visual pada materi Sifat
dan Perubahan Wujud Benda dapat meningkatkan hasil belajar siswa di sekolah
dasar kelas V.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Membantu meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Sifat dan
Perubahan Wujud Benda menggunakan media audio visual.
b. Bagi Guru
1.) Guru mendapatkan tambahan wawasan tentang model pembelajaran
yang cocok pada pembelajaran Sifat dan Perubahan Wujud Benda
agar pembelajaran di kelas semakin efektif dan efesien.
2.) Mampu meningkatkan kinerja guru.
c. Bagi Sekolah
1.) Dengan diadakanya penelitian tindakan kelas ini dapat menberikan
kontribusi yang lebih baik pada sekolah dalam rangka perbaikan
pembelajaran khususnya mata pelajaran IPA.
2.) Sebagai masukan kepada sekolah agar selalu dapat memberikan
suasana belajar yang inovatif serta menyenangkan kepada siswa
dengan menggunakan media audio visual.

H. Kajian Pustaka
1. Tinjauan Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
Secara umun Imron (1996:2) belajar adalah suatu upaya yang
dimasuksudkan untuk menguasai/mengumpulkan sejumlah pengetahuan.
Pengetahuan tersebut diperoleh dari seseorang yang lebih tau atau yang
sekarang yang dikenal guru atau sumber-sumber lain karena guru
sekarang ini merupakan satu-satunya sumber belajar. Dalam belajar,
pengetahuan tersebut dikumpulkan sedikit demi sedikit hingga akhirnya
menjadi banyak.
Menurut prikologi belajar, belajar adalah suatu perubahan tingkah
laku dalam diri seseorang yang relatif menetap sebagai hasil dari sebuah
pengalaman.
Contoh belajar membaca berarti individu mendapatkan
pengalaman, dan terjadi perubahan dalam tiga ranah yaitu, kognitif,
afektif, dan psikomotorik.
Fontana (1981:147) belajar adalah proses perubahan yang relatif
tetap dalam prilaku individu sebagai hasil dari pengalaman. Dalam
pengertian ini memusatkan perhatian pada tiga hal:
1.) Bahwa belajar harus memungkinkan terjadinya perubahan perilaku
individu.
2.) Bahwa perubahan itu harus buah dari pengalaman.
3.) Bahwa perubahan itu terjadi pada perilaku individu.
Slameto (2002:2) belajar adalah suatu proses usaha yang dlakukan
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya.

b. Pengertian Pembelajaran
Menurut Budimansyah (2002:1) pembelajaran adalah sebagai
perubahan dalam kemampuan, sikap, atau perilaku siswa yang relatif
permanen sebagai akibat pengalaman atau pelatihan. Perubahan
kemampuan yang hanya berlangsung sekejab dan kemudian kembali ke
perilaku semula menunjukkan belum terjadi peristiwa pembelajaran,
walaupun mungkin terjadi pengajaran. Tugas seorang guru adalah
membuat agar proses pembelajaran pada siswa berlangsung secara
efektif. Selain fokus pada siswa pola fikir pembelajaran perlu diubah dari
sekedar memahami konsep dan prinsip keilmuan, siswa juga harus
memiliki kemampuan untuk berbuat sesuatu dengan menggunakan
konsep dan prinsip keilmuan yang telah dikuasai. Seperti dinyatakan
dalam pilar-pilar pendidikan/pembelajaran dari UNESCO, selain terjadi
“learning to know” (pembelajaran untuk tahu), juga harus terjadi
“learning to do” (pembelajaran untuk berbuat) dan bahkan dituntut
sampai pada “learning to be” (pembelajaran untuk membangun jati diri
yang kokoh) dan “learning to live together” (pembelajaran untuk hidup Commented [Na2CL8]: Bahasa asing diketik miring (Italic)

bersama secara harmonis).


Menurut UUSPN nomor 20 tahun 2003, pembelajaran adalah
proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar. Ada lima konsep dalam pengertian tersebut
yaitu: interaksi, peserta didik, pendidik, sumber belajar, dan lingkungan
belajar. Ciri utama pembelajaran adalah inisiasi, fasilitasi, dan
peningkatan proses belajar siswa. Dimyati (2002:286) mengemukakan
bahwa hakekat pembelajaran adalah: Kegiatan yang dimaksudkan untuk
membelajarkan pembelajar, Program pembelajaran yang dirancang dan
diimplementasikan (diterapkan) dalam suatu sistem, Kegiatan yang
dimaksud untuk memberikan pengalaman belajar kepada pembelajar,
Kegiatan yang mengarahkan pembelajar ke arah pencapaian tujuan
pembelajaran, Kegiatan yang melibatkan komponen-komponen tujuan ,
isi pembelajaran, sistem penyajian dan sistem evaluasi dalam
realisasinya.
Banyak ahli mengemukakan bahwa pembelajaran merupakan
implementasi kurikulum, tapi banyak juga yang mengemukakan bahwa
pembelajaran itu sendiri merupakan kurikulum sebagai aksi/kegiatan.
Guru sebagai orang yang berkewajiban merencanakan pembelajaran
(instruction planning) selalu mengacu kepada komponenkomponen
kurikulum yang berlaku. Lebih lanjut Dimyati mengemukakan bahwa
hakekat kurikulum adalah: 1. Kurikulum sebagai jalan memperoleh ijazah
2. Kurikulum sebagai mata dan isi pembelajaran 3. Kurikulum sebagai
rencana kegiatan pembelajaran 4. Kurikulum sebagai hasil belajar dan 5.
Kurikulum sebagai pengalaman belajar.

c. Hasil Belajar
Menurut Suprijono (2009: 5-6), hasil belajar adalah pola-pola
perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan
keterampilan. Merujuk pemikiran Gagne, hasil belajar berupa hal-hal
berikut.
1.) Informasi verbal, yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan
dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.
2.) Keterampilan intelektual, yaitu kemampuan mempresentasikan
konsep dan lambang.
3.) Strategi kognitif, yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan
aktivitas kognitifnya. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep
dan kaidah dalam memecahkan masalah.
4.) Keterampilan motorik, yaitu kemampuan melakukan serangkaian
gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi sehingga terwujud
otomatisme gerak jasmani.
5.) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan
penilaian terhadap objek tersebut.
Commented [Na2CL9]: Tambahkan kajian pustaka tentang
respon siswa terhadap pembelajaran
d.
d.e. Hakikat IPA
Berdasarkan kajian tersebut, IPA merupakan suatu hal yang
didasarkan dari gejala alam, yang mana gejala alam tersebut akan menjadi
suatu pengetahuan jika diawali dengan sikap ilmiah dan menggunakan
metode ilmiah. Dari kegiatan metode ilmiah tersebut akan mendapatkan
suatu ilmu atau pengetahuan yang dapat diaplikasikan bagi umat manusia.
Menurut Samatowa (2011) Ilmu Pengetahuan Alam membahas tentang
gejala – gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada
hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Lebih
lanjut Carin dan Sund (1993) mendefinisikan IPA sebagai pengetahuan
yang sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum (universal )
dan berupa kumpulan data hasil observasi dan eksperimen.
Merujuk pada pengertian IPA tersebut, hakikat IPA meliputi
empat unsur utama yaitu (Puskur, 2006):
1.) Sikap: Sikap yang didasari seorang ilmuwan selama proses
mendapatkan suatu pengetahuan, sikap tersebut terdiri dari rasa ingin
tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan
sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat
dipecahkan melalui prosedur yang benar bersifat open minded.
Selain rasa ingin tahu, menurut Khamrani (2002) sikap ilmiah lain
yang dikembangkan adalah sikap yang senantiasa mendahulukan
bukti, luwes, kritis, dan peka terhadap lingkungan. Samatowa (2011)
sikap ilmiah terdiri dari terbuka, kreatif, tekun dan teliti.
2.) Proses: yaitu prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah,
yang terdiri dari penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau
percobaan, evaluasi, pengukuran dan penarikan kesimpulan. Cara
Penyelidikan IPA menurut (Wisudawati, 2015) adalah observasi,
eksperimen dan matematika. Observasi adalah saat para ahli yang
ingin mempelajari objek atau kejadian alam melalui kegiatan
observasi, eksperimen dalam hal ini menggunakan metode ilmiah.
Matematika sangat diperlukan untuk menyatakan hubungan antar
variabel dalam hukum dan teori.
3.) Produk: yaitu berupa fakta, prinsip, teori dan hukum. Batang tubuh
IPA berisi tiga dimensi pengetahuan, yaitu pengetahuan faktual
(fakta), pengetahuan konseptual (konsep), pengetahuan prosedural
(prinsip, hukum, hipotesis, teori dan model). Dan keempat adalah
dimensi pengetahuan metakognitif.
Menurut Bloom dalam Anderson dan Krathwol (2012),
Pengetahuan faktual meliputi elemen- elemen dasar yang digunakan oleh
para pakar dalam menjelaskan, memahami dan secara sistematis yang
lazimnya berupa simbol – simbol yang diasosiasikan dengan makna
konkret atau simbol yang mengandung informasi penting. Pengetahuan
faktual kebanyakan berada pada tingkat abstraksi yang rendah dan
melibatkan panca indra. Contoh pengetahuan fakta adalah pengetahuan
tentang warna tumbuhan, nama ilmiah suatu tumbuhan, sub atom.
Pengetahuan konseptual, mencakup tentang kategori, klasifikasi
dan hubungan antara dua atau lebih kategori atau klasifikasi dan
hubungan antara dua atau lebih kategori atau klasifikasi. Contohnya
adalah konsep memuai, mendidih, teori evolusi, gerakan lempeng bumi,
dll. Pengetahuan Prosedural, adalah pengetahuan tentang cara melakukan
sesuatu. Misalnya keterampilan untuk melakukan pengukuran.
Aplikasi: Penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam
kehidupan sehari-hari. Konsep IPA yang telah didapatkan dalam proses
menggunakan metode ilmiah, selanjutnya dapat digunakan dalam
kehidupan untuk keselamatan umat manusia. Keempat unsur dalam IPA
tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan
satu sama lainnya.

e.f. Pembelajaran IPA SD


Belajar merupakan inti sari dari kegiatan pembelajaran. Kegiatan
pembelajaran merupakan proses untuk mendapatkan hasil belajar. Seperti
yang disebutkan sebelumnya bahwa hasil dari proses belajar tidak hanya
pada ranah pengetahuannya saja, namun juga pada ranah yang lainnya
seperti hasil belajar afektif maupun psikomotor.
Setiap pembelajaran dalam suatu mata pelajaran pasti memiliki
tujuan untuk mengembangkan ketiga aspek hasil belajar. Sebagaimana
tujuan pembelajaran IPA menurut BSNP (2013) sebagai berikut:
1.) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-
Nya.
2.) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsepkonsep IPA
yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3.) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang
adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,
teknologi dan masyarakat.
4.) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam
sekitar,memecahkan masalah dan membuat keputusan.
5.) Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara,
menjaga dan melestarikan lingkungan alam.
6.) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
7.) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA
sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/ MTs.
Berdasarkan tujuan tersebut dapat diketahui bahwa pada
pembelajaran IPA, hasil belajar yang ingin dikembangkan juga terdapat tiga
macam, dari pengetahuannya, sikap yang biasa dikenal sikap ilmiah dan
keterampilan yang dikenal dengan keterampilan proses dalam pembelajaran
IPA. Diharapkan ketiga unsur ini dapat muncul pada diri peserta didik,
sehingga peserta didik dapat mengalami proses pembelajaran secara utuh
memahami fenomena alam melalui kegiatan pemecahan masalah, metode
ilmiah dan meniru cara dan sikap ilmuwan bekerja dalam menemukan fakta
baru.
Hasil belajar yang juga harus dikembangkan dalam pembelajaran
IPA adalah sikap ilmiah siswa. Sikap ilmiah yang dikembangkan
diantaranya adalah sikap yang senantiasa mendahulukan bukti, luwes,
kritis, tekun, terbuka, kreatif, teliti dan peka terhadap lingkungan. Sikap ini
tidak hanya dikembangkan selama proses pembelajaran IPA saja, namun
lebih terpenting lagi, sikap ini dikembangkan tidak hanya sampai pada
tahap mengetahui namun sampai pada tahap menerapkan. Dapat kita
contohkan, saat ini hampir semua warga negara mendapatkan pembelajaran
IPA, namun pada kenyataannya hasil belajar yang ditunjukkan belum
menunjukkan keseluruhan hasil belajar yang ingin dicapai. misalnya setelah
peserta didik mengetahui bahwa tanaman itu sangat berfungsi bagi
kehidupan manusia karena dapat menghasilkan oksigen, maka jika peserta
didik tersebut memahami pentingnya tumbuhan bagi manusia maka secara
otomatis peserta didik tersebut tidak akan merusak tumbuhan yang ada di
sekitar tempat tinggalnya dan mungkin akan secara sadar berusaha
menanam tanaman bukan melakukan kegiatan seperti menginjak, atau
dengan membuang sampah didekat tumbuhan tersebut yang mampu
merusak kehidupan tumbuhan tersebut.
Dalam melatihkan keterampilan-keterampilan proses dasar IPA dan
sikap ilmiah, diperlukan suatu pembelajaran yang tidak hanya siswa
berperan sebagai penerima namun siswa harus mengalami sendiri
pengalamannya dalam memahami ilmu tersebut, sehingga pada akhirnya
dapat diterapkan dalam kehidupan sehari- hari siswa, selain itu
pembelajaran IPA juga diarahkan untuk mengembangkan kemampuan
berpikir siswa melalui permasalahan-permasalahan yang ada dalam
kehidupan siswa. Sehingga siswa terbiasa untuk berpikir dan bersikap
ilmiah. Menurut BSNP (2013) Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan
secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan
berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai
aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di
SD/MI menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung
melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap
ilmiah.
Piaget dalam Desmita (2011) menyatakan bahwa perkembangan
siswa berada pada tahap operasional kongkrit yang membutuhkan
pengalaman dan benda atau objek secara langsung. Pengalaman langsung
memegang peranan penting sebagai pendorong laju perkembangan kognitif
siswa pada tahapan operasional tersebut. Melalui pengalaman langsung
siswa akan mengalami pembelajaran yang bermakna dan akan lebih
dipahami oleh siswa, karena siswa mengalami sendiri apa yang akan
dipelajari. Lebih lanjut menurut Samatowa (2011) model belajar
berdasarkan pengalaman langsung memperkuat daya ingat anak dan
biayanya sangat murah sebab menggunakan alat dan media belajara yang
ada di lingkungan anak sendiri.

2. Media Pembelajaran
Media sebagai salah satu komponen yang disusun untuk memberikan
kemudahan kepada seseorang dalam memahami sesuatu. Media digunakan
sebagai perantara dalam menyampaikan sesuatu dengan menggunakan alat
tertentu yang disesuaikan dengan konsep terhadap apa yang akan disampaikan.
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti
"tengah" perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media dapat diartikan
sebagai perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.
Gerlach dan Ely mengatakan bahwa media jika dipahami secara garis besar
adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat
peserta didik mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.
Dalam hal ini, pendidik, buku, dan lingkungan sekolah dapat dikatakan sebagai
media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses pembelajaran
cenderung diartikan alat-alat grafis. Senada dengan yang diungkapkan oleh
Suprapto bahwa media pembelajaran sebagai alat yang sangat efektif dalam
membantu pendidik untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Media yang sering dikenal sebagai alat, baik elektronik maupun non
elektronik dijadikan sarana dalam menyampaikan atau menghubungkan
komunikasi dapat disebut dengan media. Media juga dikatakan alat yang
digunakan oleh pendidik sebagai perantara untuk memanipulasi materi yang
abstrak menjadi konkret, yang besar menjadi kecil, dan yang rumit menjadi
kompleks dalam pembelajaran untuk lebih mempertinggi efektivitas dan
efisiensi dalam mencapai tujuan pembelajaran. Apabila alat-alat tersebut
digunakan dan dijadikan sumber informasi pembelajaran, maka disebut media
pembelajaran.
Media pembelajaran sering digunakan sebagai penyampai pesan atau
perantara guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Sebagai perantara
dalam menyampaikan pesan (materi belajar), media pembelajaran disusun
sedemikian rupa agar memberikan kemudahan kepada siswa untuk belajar dan
memahami apa yang telah disampaikan oleh guru sehingga media pembelajaran
berfungsi sebagaimana mestinya.
Berkembangnya sains dan teknologi saat ini, memunculkan banyak
media pembelajaran yang dapat digunakan, termasuk alat bantu audio visual
dalam proses pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk menghindari verbalisme
yang mungkin terjadi jika hanya menggunakan alat bantu visual. dengan media
pembelajaran yang relevan maka peserta didik akan lebih memahami sesuatu
yang abstrak menjadi lebih konkret.
Media pembelajaran diharapkan dapat merangsang siswa agar
berkeinginan untuk terus belajar dan mengembangkan apa yang telah
didapatkan selama proses pembelajaran. selain itu, media pembelajaran sebagai
perantara dalam menyampaikan karya-karya yang telah dihasilkan seseorang
berkaitan dengan materi pembelajaran sebagai gambaran dan sarana kepada
siswa dalam proses belajarnya.

3. Media Audio Visual


Media audio visual merupakan salah satu jenis media yang dapat
digunakan dalam proses pembelajaran. Media audiovisual berasal dari kata
media yang berarti bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk
menyampaikan atau menyebarkan ide, gagasan, atau pendapat kepada
penerima. media pembelajaran audio visual merupakan perantara atau
penggunaan materi yang mampu dipahami melalui indera. dengan adanya
media tersebut akan terbentuk kondisi yang dapat mendukung terjadinya proses
pembelajaran dengan sasaran sikap, pengetahuan, dan keterampilan pada siswa.
Dalil yang mengatakan bahwa media audio visual media yang
mengaktifkan mata dan telinga peserta didik saat proses belajar mengajar
berlangsung. Selain itu, media audio visual sebagai sumber belajar dapat
memberikan pilihan dalam menggunakan media pembelajaran sesuai dengan
karakteristik siswa. Aryhar mendefinisikan bahwa media audio visual adalah
jenis media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan melibatkan
pendengaran dan penglihatan dalam suatu proses atau kegiatan. Pesan dan
informasi yang dapat disalurkan melalui media ini berupa pesan verbal dan
nonverbal yang mengandalkan penglihatan maupun pendengaran beberapa
contoh media audio visual ialah film video, program TV, dan lain-lain.
Media pembelajaran audio visual digunakan melalui unsur suara dan
gambar, seperti rekaman video berbagai ukuran film, slide suara, dan lain
sebagainya. hal tersebut dilakukan untuk menyampaikan pesan yang
terkandung dalam materi pelajaran serta menciptakan situasi belajar yang dapat
mendukung siswa untuk belajar dengan baik sehingga akan membantu
tercapainya tujuan pembelajaran. Kemampuan media ini dianggap lebih baik
dan lebih menarik, sebab mengandung kedua unsur jenis media.
Adapun dalam penggunaannya, media audio visual menampilkan
perpaduan antara gambar dan suara dengan membentuk karakter yang hampir
sama dengan objek aslinya melalui alat-alat tertentu. media audio visual ini
diharapkan dapat memahami semua yang telah didemonstrasikan oleh guru.
Dengan demikian, media audiovisual dapat dikatakan sebagai media yang dapat
digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan melibatkan pendengaran dan
penglihatan dalam suatu proses atau kegiatan. Media ini didemonstrasikan
melalui film, video, program TV, slide suara( sound slide) dan lain-lain.
Kelebihan media audio visual menjadi salah satu pertimbangan
tersendiri mengingat pembelajaran yang dilakukan oleh guru harus sesuai
dengan kebutuhan belajar siswa sehingga media pembelajaran dapat digunakan
dengan tepat. Terdapat beberapa kelebihan media pembelajaran audio visual
antara lain:
a. Bahan pengajaran akan lebih bermakna, sehingga dapat lebih dipahami oleh
para siswa dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran yang
lebih baik.
b. Mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal,
sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga saat mengajar.
c. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru ama tetapi juga aktivitas mengamati,
melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain.
d. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar.
Seperti yang kita ketahui, media pembelajaran audio visual merupakan
salah satu bentuk media yang diaplikasikan dengan melibatkan pendengaran
dan penglihatan dalam proses belajar-mengajar titik tentunya, media di rancang
sedemikian rupa agar kelemahan yang terdapat di dalam media tidak tampak.
Mengingat adanya kelemahan dalam media pembelajaran audio visual,
maka media digunakan dengan cara yang telah ditetapkan oleh guru dengan
mempersiapkan rancangan media agar proses pembelajaran tetap berjalan
dengan baik. Beberapa kelemahan audio visual dalam pembelajaran sebagai
berikut:
a. Media audio lebih banyak menggunakan suara dan bahasa verbal, hanya
dapat dipahami oleh pendengar yang mempunyai tingkat penguasaan kata
dan bahasa yang baik.
b. Penyajian materi melalui media audio dapat menimbulkan verbalisme bagi
pendengar.
c. Kurang mampu menampilkan detail dari objek yang disajikan secara
sempurna.
Kelebihan dan kelemahan yang terdapat dalam media audio visual
bukan merupakan kendala dalam proses pembelajaran akan tetapi menjadi
suatu hal yang memberikan pertimbangan agar guru tetap aktif dan kreatif
dalam mengembangkan dan menyampaikan materi pembelajaran.

4. Langkah-langkah Menggunakan Media Audio Visual


Media audio visual memiliki langkah-langkah dalam penggunaanya
seperti halnya media pembelajaran lainnya. Langkah-langkah pembelajaran
menggunakan media audio visual adalah sebagai beriku:
a. Persiapan
Kegiatan yang dilakukan oleh guru pada saat persiapan yaitu:
1.) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran.
2.) Mempelajari buku petunjuk penggunaan media.
3.) Menyiapkan dan mengatur peralatan media yang digunakan.
b. Pelaksanaan/Penyajian
Pada saat melaksanakan pembelajaran menggunakan media audio
visual, guru perlu mempertimbangkan seperti:
1.) Memastikan media dan semua peralatan telah lengkap dan siap
digunakan.
2.) Menjelaskan tujuan yang akan dicapai.
3.) Menjelaskan materi pelajaran kepada siswa selama proses
pembelajaran berlangsung.
4.) Menghindari kejadian-kejadian yang dapat menggangu konsentrasi
siswa.
c. Tindak Lanjut
Aktivitas ini dilakukan untuk memantapkan pemahaman siswa tentang
materi yang telah disampaikan menggunakan media audio visual.
Disamping itu aktivitas ini bertujuan untuk mengukur efektivitas
pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kegiatan yang bisa dilakukan
diantaranya diskusi, observasi, eksperimen, latihan dan tes adaptasi. Commented [Na2CL10]: Catatan perbaikan:
1. Dalam satu paragraf minimal terdiri atas tigas (3) buah kalimat
2. Dalam setiap paragraf minimal terdiri atas 1 buah sumber
3. Penulisan sumber (Nama balakang, tahun: halaman)
5. Sifat dan Perubahan Wujud Benda 4. Gunakan sumber pustaka terbaru (10 tahun terakhir yaitu dari
mulai tahun 2012-2022)
a. Sifat-sifat Benda
Di lingkungan sekitar kita ada banyak sekali benda. Benda-benda
di alam digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu benda padat, benda cair, dan
benda gas. Setiap jenis benda mempunyai sifat yang dapat
membedakannya dengan jenis benda lain. Bahkan setiap benda padat pun
mempunyai ciri khas yang berbeda-beda. Persamaan sifat benda padat,
cair, dan gas yang lain adalah menempati ruang. Artinya semua jenis benda
membutuhkan ruang. Semua benda mempunyai ukuran isi atau volume.
Benda padat mempunyai bentuk dan ukuran yang tetap. Coba,
ambil pensil yang kamu miliki! Bentuk dan ukuran pensil tetap walaupun
dipindah-pindahkan ke tempat lain. Benda cair ukurannya tetap, namun
bentuknya berubah- ubah sesuai dengan wadah yang ditempatinya. Jika air
dimasukkan ke dalam gelas, maka bentuknya seperti gelas. Jika
dipindahkan ke dalam piring, maka bentuknya seperti piring, dan
seterusnya. Benda gas, bentuk dan ukurannya berubah-ubah. Contohnya,
udara di dalam balon. Udara di dalam balon bentuknya seperti balon.

1.) Sifat-sifat benda padat


a) Bentuk dan volumenya tetap.
b) Partikelnya berdekatan dan teratur.
c) Mempunyai massa dan berat.
d) Dapat diubah dengan perlakuan tertentu, misalnya memuai jika
dipanakan dan menyusut jika didinginkan, digunting, ditekan,
dilipat, dan disobek.
2.) Sifat-sifat Benda Cair
a) Bentuknya berubah sesuai tempatnya.
b) Volume tetap.
c) Dapat mengalir ke tempat yang lebih rendah.
d) Menekan ke segala arah.
e) Meresap ke celah-celah kecil.
f) Partikelnya berdekatan dan tidak teratur.
g) Mempunyai berat dan massa.
3.) Sifat-sifat Benda Gas
a) Bentuk dan volumenya berubah sesuai tempatnya.
b) Mempunyai massa.
c) Menempati ruang.
d) Menekan ke segala arah.
e) Partikelnya berjauhan dan tidak teratur.

b. Perubahan Wujud Benda


Perubahan wujud benda disebabkan oleh lingkungan yang berubah,
misalnya suhu lingkungan yang menjadi panas dan dingin. Perubahan
wujud suatu benda yang terjadi antara lain adalah peristiwa membeku,
mencair, menguap, mengembun atau menyublim.

1.) Membeku
Membeku merupakan wujud benda cair menjadi benda padat.
Perubahan ini terjadi karena suhu di lingkungan menjadi dingin.
Benda cair akan membeku jika suhunya di bawah 0°C. Perubahan air
menjadi es merupakan salah satu peristiwa yang sering dijumpai
sehari-hari. Contohnya membuat es batu dan membuat puding.
2.) Mencair
Mencair merupakan perubahan wujud benda padat menjadi benda cair
akibat suhu yang panas. Beberapa peristiwa di sekitarmu mudah kamu
temui untuk menunjukkan peristiwa ini. Contohnya es krim atau es
batu yang mencair dan memanaskan mentega.
3.) Menguap
Menguap merupakan perubahan wujud benda cair menjadi benda gas.
Peristiwa ini mudah dijumpai ketika ada kegiatan masak-memasak.
Pada saat air dipanaskan di atas api kompor, dalam beberapa saat, air
akan mendidih. Peristiwa mendidih adalah contoh terjadinya
penguapan atau perubahan dari benda cair ke gas dan pada saat yang
sama, terjadi pengurangan volume air.
4.) Mengembun
Mengembun adalah peristiwa perubahan wujud gas menjadi cair.
Peristiwa ini merupakan kebalikan dari peristiwa menguap. Pada
waktu gas mengembun, gas melepaskan kalor karena terjadi
penurunan suhu di sekitarnya. Peristiwa sehari-hari yang mudah kamu
jumpai antara lain peristiwa pengembunan yang terjadi di pagi hari.
Meskipun pada malam sebelumnya tidak terjadi hujan, tetapi pada pagi
hari, terdapat tetesan air pada tanaman yang berada di luar. Kamu juga
dapat menjumpai beberapa tempat terasa lembap oleh air. Peristiwa
mengembun ini terjadi karena uap air dalam udara menyentuh
permukaan seperti permukaan daun atau permukaan yang lainnya.
5.) Menyublim
Menyublim merupakan peristiwa berubahnya wujud zat padat menjadi
gas. Mengkristal adalah perubahan wujud gas menjadi padat. Peristiwa
“lenyapnya” kapur barus yang diletakkan di dalam lemari sering
dijadikan contoh peristiwa menyublim. Contoh peristiwa ini terjadi
pada saat uap iodium yang mengkristal menjadi padatan pada saat
didinginkan pada suhu tertentu.
6.) Mengkristal
Mengkristal adalah peristiwa perubahan zat gas menjadi zat padat.
Proses ini terjadi karena adanya pelepasan energi panas dari suatu
benda. Contohnya peubahan uai air menjadi salju atau berubahnya
udara dingin di dalam lemari es menjadi bunga es. Commented [Na2CL11]: Catatan perbaikan:
1. Dalam satu paragraf minimal terdiri atas tigas (3) buah kalimat
2. Dalam setiap paragraf minimal terdiri ats 1 buah sumber
3. Penulisan sumber (Nama balakang, tahun: halaman)
6. Penelitian yang Relevan 4. Gunakan sumber pustaka terbaru (10 tahun terakhir yaitu dari
mulai tahun 2012-2022)
a. Fatimah (2018) dengan judul “Pengaruh Media Audio Visual Terhadap
Hasil Belajar Siswa Kelas V Mata Pelajaran IPA Di MI Daarul Aitam
Palembang”. Hasilnya menunjukkan bahwa penggunaan media
pembelajaran dengan media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar
pada mata pelajaran IPA di kelas V hal ini dapat dilihat dari hasil tes siswa
yang telah ditetapkan. Persamaan penelitian ini dengan penlitian yang saya
laksanakan adalah sama-sama penelitian yang meneliti hasil belajar siswa
dengan menggunakan media audio visual pada mata pelajaran IPA.
Perbedannya terletak pada subjek penelitian dan objek penelitian.
b. Nuriyah Istiqomah (2013) dengan judul “Pengembangan Bahan Ajar IPA
Materi Perubahan Wujud Benda dan Sifatmya dengan Metode Eksperimen
Untuk Siswa Kelas IV SDN Sumbersari 2 Malang”. Hasilnya menunjukkan
secara signifikan efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPA materi perubahan wujud benda dan sifatnya untuk siswa kela
IV SDN Sumbersari 2 Malang. Hal ini dapat dibuktikan dengan melihat
nilai rata-rata tes siswa. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang
saya laksanakan yaitu sama-sama meneliti hasil belajar siwa pada materi
perubahan wujud benda dan sifatnya. Perbedaanya terletak pada subjek
penelitian dan metode atau model yang digunakan pada penelitian.
c. Rizka Agustini (2019) dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Melalui Penerapan Media Video Pada Materi Perubahan Wujud
Benda Kelas V Di SDI At-Taqwa Pamulang Tahun Ajaran 2018/2019”.
Hasilnya menunjukkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar siswa yang
dapat dilihat dari nilai tes siswa. Persamaan penelitian ini dengan penelitian
yang saya laksanakan yaitu sama-sama meneliti hasil belajar siswa pada
materi perubahan wujud benda. Perbedaanya terletak pada subjek
penelitian dan model pembelajaran yang digunakan. Commented [Na2CL12]: 1. Sebelum isi per poin, tuliskan dulu
kalimat pengantarnya
2. penulisan sumber lebih baik disertai dengan tahun dan
halamannya untuk mengurangi tindakan plagiasi.

Commented [Na2CL13]: Jarak jangan terlalu jauh

7. Kerangka Berpikir
Dari hal-hal diatas, kerangka berpikir penelitian ini tersusun dalam
bagan yang kami sajikan sebagai berikut:

Mata Pelajaran IPA dengan Materi Sifat dan Perubahan Wujud Benda

Permasalahan yang dihadapi:


1. Hasil belajar siswa kelas V di SD Negeri Tanete belum mencapai
batas KKM yang sudah ditetapkan oleh sekolah (>70).
2. Guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dalam
menyampaikan materi khususnya sifat dan perubuhan wujud benda
hanya menggunakan metode ceramah.
3. Penyampaian materi secara verbal menghambat proses belajar siswa,
karena banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami
materi tersebut.
4. Pembelajaran IPA pada siswa kelas V di SD Negeri Tanete belum
sepenuhnya efektif dan efisien dan masih banyak siswa yang kurang
antusias dalam mengikuti pembelajaran.
5. Cara penyajian materi yang kurang menarik sehingga siswa mudah
bosan dalam mengikuti pembelajaran IPA.
6. Belum pernah diterapkan penggunaan media audio visual dalam
Pemanfaatan Media Pembelajaran dalam bentuk Media Audio Visual
pembelajaran sifat dan perubahan wujud benda

1. Siswa mampu menjelaskan dan menyebutkan tentang apa saja sifat-


sifat benda dan apa saja perubahan wujud benda beserta contohnya.
2. Hasil belajar siswa kelas V di SD Negeri Tanete mencapai batas KKM
yang sudah ditetapkan oleh sekolah (>70).
3. Pembelajaran dinilai tidak efektif karena materi yang diajarkan belum
mampu dimengerti oleh siswa dengan baik.
4. Cara penyajian materi menarik sehingga siswa mudah antusias dalam
mengikuti pembelajaran IPA dengan materi sifat-sifat dan perubahan
wujud benda.

Commented [Na2CL14]: Gambar diagram/nerawa/flowchart


Hasil belajar siswa meningkat jangan terpotong
Jangan lupa di bawah gambar tuliskan judul gambar
Gambar 1. …..
8. Hipotesis Tindakan
Penggunaan media audio visual dalam proses pembelajaran merupakan
salah satu perencanaan yang telah guru siapkan untuk membuat proses
pembelajaran lebih menarik dan dapat memotivasi siswa dalam belajar. Hal itu
sesuai dengan pelajaran IPA yang pada umumnya materinya memerlukan
contoh sederhana dalam proses memahami Sifat-sifat benda dan Perubahan
Wujud Benda. Dalam proses pembelajaran guru akan menyampaikan
penjelasan tentang sifat-sifat benda dan Perubahan Wujud Benda sambil
menayangkan media audio visual yang sudah disiapkan. Dengan menggunakan
media audio visual siswa dapat memahami penjelasan singkat tentang sifat-sifat
benda dan Perubahan Wujud Benda. Dengan menggunakan media Audio
Visual ini diharapkan lebih memudahkan siswa untuk menyerap lebih baik
materi yang telah disampaikan oleh guru. Serta dengan menggunakan media
audio visual dapat membantu guru dalam menyampaikan materi sifat-sifat
benda dan Perubahan Wujud Benda sehingga siswa menjadi lebih tertarik dan
antusias dalam mengikuti pembelajaran, pesan serta informasi yang
disampaikan oleh guru dapat diterima dengan baik, dan meningkatkan
pemahaman siswa pada materi sifat-sifat benda dan Perubahan Wujud Benda
dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

I. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Rancangan ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) maka
prosedur penelitian ini sesuai dengan prosedur penelitian tindakan kelas yang
dilakukan dalam suatu proses berdaur/bersiklus. Setiap siklus terdiri dari
perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.
Berdasarkan analisis terhadap permasalahan yang ada, penelitian
tindakan kelas ini direncanakan terdiri dari 2 siklus, setiap siklus terdiri dari
dua kali pertemuan dengan 4 fase, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan
tindakan, observasi dan evalusi, dan refleksi terhadap tindakan yang telah pada
setiap siklus. Namun demikian, keputusan untuk melanjutkan atau
menghentikan penelitian pada akhir siklus tertentu sepenuhnya bergantung
pada hasil yang dicapai pada siklus terakhir. Bila hasil yang dicapai telah
memenuhi kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan, maka penelitian
dihentikan dan apabila belum mencapai hasil sesuai dengan yang diharapkan, Commented [Na2CL15]: Tambahakan juga gambar tetang
ringkasan rancangan penelitian
maka penelitian dilanjutkan ke siklus berikutnya.
a. Siklus 1
1.) Rencana perbaikan
Adapun rencana perbaikan yang dilakukan oleh penulis adalah
sebagai berikut:
(a.) Mengamati proses belajar mengajar di kelas
(b.) Penulis mengumpulkan data berupa peristiwa dan hasil belajar
yang dicapai oleh siswa.
(c.) Melakukan wawancara dengan siswa untuk mengetahui
keinginan mereka untuk belajar.
(d.) Melakukan pemeriksaan kembali dokumen yang ada seperti
rencana persiapan mengajar dan soal evaluasi.
2.) Pelaksanaan perbaikan
(a.) Guru memberikan materi pokok tentang perubahan wujud
benda.
(b.) Siswa memperhatikan penjelasan guru.
(c.) Siswa dan guru melakukan tanya-jawab dan guru memberikan
soal-soal latihan.
(d.) Siswa mengerjakan soal latihan.
(e.) Membahas soal latihan bersama-sama.
(f.) Diakhiri pembelajaran guru bersama siswa menyimpulkan
materi pelajaran dan memberikan tindak lanjut berupa PR.

3.) Pengamatan/Pengumpulan Data/ Instrumen


(a.) Dalam proses belajar mengajar siswa kurang aktif dan masih ada
yang bermain dengan temannya.
(b.) Anak masih ada yang tidak dapat menyelesaikan tugas tepat
waktu.
(c.) Guru kurang memantau siswa saat mengerjakan latihan dan
tugas yang diberikan.
4.) Refleksi
(a.) Hasil evaluasi pada siklus ini dengan rata-rata masih kurang dari
kriteria ketuntasan minimal (KKM).
(b.) Siswa yang banyak bermain di kelas dan mengganggu temannya
diberi teguran oleh guru.
(c.) Masih adanya siswa yang tidak dapat menyelesaikan tugas
karena belum tepatnya penggunaan metode pembelajaran.
b. Siklus II
Pada siklus II penulis menyampaikan materi sifat-sifat benda dan
perubahan wujud benda.
1.) Rencana perbaikan
(a.) Pengkondisian siswa.
(b.) Menyiapkan alat peraga berupa LCD.
(c.) Menggunakan metode tanya jawab dan latihan.
(d.) Membuat soal evaluasi.
2.) Pelaksanaan perbaikan
(a.) Guru memberikan motivasi kepada siswa yang belum
memahami mata pelajaran.
(b.) Memberikan penjelasan materi pelajaran tentang perubahan
wujud benda.
(c.) Siswa diajak mengamati video.
(d.) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya kepada
guru.
(e.) Diakhiri pembelajaran guru bersama siswa menyimpulkan
materi pelajaran, memberikan tindak lanjut, memberikan tugas
berupa PR serta menutup pelajaran.
3.) Pengamatan/Pengumpulan Data/Instrumen
(a.) Memberikan penguatan kepada siswa yang dapat menyelesaikan
tugas dan memberikan semangat bagi siswa yang belum
menguasai materi pelajaran.
(b.) Menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan pemberian
tugas.
4.) Refleksi
(a.) Awal pembelajaran yang baik dapat meningkatkan semangat
belajar.
(b.) Penggunaan media yang tepat dapat memudahkan pemahaman
materi.
(c.) Mengadakan penelitian hasil sebagai perbandingan dari hasil
sebelumnya dan sebagai bahan untuk menentukan hasil
berikutnya.

2. Subjek, Lokasi, dan Waktu Penelitian


a. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri
Tanete Kecamatan Kusan Hilir Kabupaten Tanah Bumbu Tahun Ajaran
2021/2022 jumlah siswa 15 orang.
b. Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti mengambil lokasi di SD Negeri
Tanete kecamatan Kusan Hilir Kabupaten Tanah Bumbu.

c. Waktu Penelitian
Dengan beberapa pertimbangan dan alasan peneliti menentukan
menggunakan waktu penelitian selama 2 bulan. Waktu dari perencanaan
sampai penulisan laporan hasil penelitian tersebut pada semester 2 Tahun
Ajaran 2021/2022.

3. Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data dalam PTK seperti pada umumnya suatu penelitian
yaitu dilakukan dengan wawancara, observasi, dokumentasi, dan teknik tes.
a. Wawancara
Kunandar (2011: 157) menyatakan bahwa wawancara merupakan
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang
yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan dalam
permasalahan penelitian tindakan kelas.
b. Observasi
Observasi dilakukan dengan mengamati secara langsung kondisi dan
peristiwa yang terjadi saat penelitian. Pengamatan dilakukan saat peneliti
melakukan kegiatan pembelajaran yang dibantu oleh guru kelas V sebagai
observer, dan peneliti sendiri mengamati prilaku siswa di dalam dan di
luar kelas.
c. Teknik Tes
Teknik tes adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
memberikan serentetan soal atau tugas serta alat lainnya kepada subjek
yang akan diperlukan datanya.

4. Teknik Analisis Data


Dalam penelitian ini, peneliti bermaksud untuk meningkatkan nilai
setelah tindakan dengan menggunakan media audio visual pada pembelajaran
Perubahan Wujud Benda. Berdasarkan peningkatan nilai tersebut, juga akan
diketahui peningkatan nilai ketuntasan sebelum perbaikan dan setelah
dilaksanakannya siklus. Adapun rumus perhitungannya sebagai berikut: Commented [Na2CL16]: Tuliskan jenis teknik analisis datanya!

a. Menghitung Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Siswa


Untuk menghitung hasil belajar siswa digunakan rumus rata-rata dari
seluruh milai siswa, sebagai berikut :
b. Persentase Ketuntasan Siswa
Commented [Na2CL17]: Ukuran huruf rumus jangan terlalu
kecil

Tanda kali jangan pakai huruf X ya, tapi gunakan simbol (insert
symbol)

Dikatakan tuntas belajar secara klasikal jika 75% siswa telah tuntas Tuliskan sumber rumus

belajar atau mendapat nilai ≥ 70.


1.) Menghitung Tingkat Kecenderungan Hasil Belajar Siswa
Kecenderungan Hasil Belajar
Interval
Siswa
81-100 Sangat Tinggi
61-80 Tinggi
51-60 Sedang
31-50 Rendah Commented [Na2CL18]: Catatan:
1. Tabel spasi 1
2. kuran huruf dalam tabel 10
3. Huruf Times New Roman
4. Jangan lupa di ats tabel tambakah judul tabel.
Tabel 1..Kriterian Tingkat Kecenderungan Hasil Belajar
5. Tuliskan sumber tabel

5. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam kegiatan penelitian tindakan kelas ini
adalah apabila siswa kelas V yang menerima pelajaran IPA tentang sifat-sifat
benda dan Perubahan Wujud Benda dengan Media Audio Visual dapat lebih
memahami materi pelajaran tersebut dengan lebih baik yang dapat dilihat
melalui tes. Tes yang digunakan merupakan tes tertulis, siswa mendapatkan
nilai diatas KKM yang telah ditentukan. Commented [Na2CL19]: Untuk PTK terutama hasil belajar,
berikan indikator keberhasilan yang dapat diukur
J. Daftar Pustaka
Tritanto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Zaiful, Moh Rosyid, Halimatus Sa’diyah dan Nanda Septiana. 2019. Ragam Media
Pembelajaran. Malang: Literasi Nusantara.

Hayati, Sri. 2017. Belajar & Pembelajaran Berbasis Cooperative Learning.


Magelang: Graha Cendia.

Thobroni, M. 2016. Belajar & Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.


Nur Kumala, Farida. 2016. Pembelajaran IPA Sekolah Dasar. Malang: Ediide
Infografika.

Kemendikbud. 2017. Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Buku Siswa SD/MI
Kelas V Tema 7 Peristiwa Dalam Kehidupan (Edisi Revisi 2017). Jakarta:
Kemendikbud Republik Indonesia. Commented [Na2CL20]: Catatan perbaikan daftar pustaka:
1. Pustaka diurut sesuai abjad (A-Z)
2. Jumlah pustaka untik proposal minimal 15 buah, sedangkan untuk
laporan penelitian minimal 20 buah
3. Daftar Pustaka Daftar pustaka hanya memuat pustaka yang benar-
benar diacu dalam proposal skripsi
4. Untuk daftar pustaka dari buku Nama penulis, tahun, judul buku
text book (dicetak miring), terbitan (edisi), nama penerbit,
kota/Negara.
5. Untuk daftar pustaka dari Jurnal/majalah: Nama penulis, tahun,
judul tulisan, nama majalah (dengan singkatan resminya dan dicetak
miring/italic), jilid/volume (dicetak tebal), dan halaman.

Anda mungkin juga menyukai