Anda di halaman 1dari 9

DARUL ASRI

10002111

SER 101

Membuat Esay dari Topik (1)

Jumblah Percobaan (1)

SER 101 | 1
I. Pendahuluan

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam adalah hamba dan utusan Allah yang diutus kepada

seluruh ummat Manusia termasuk dikalangan Jin beliau telah menjelaskan semua perkara

kebaikan yang mengantarkan kepada surga dan memperingatkan kepada keburukan yang

akan menjerumuskan kedalam neraka tidak ada satupun perkara yang beliau lupa atau luput

menjelaskan kepada manusia termasuk tentang perkara akan terpecahnya umat islam kedalam

berapa golongan

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam beliau menyebutkan umat Islam akan terpecah

menjadi 73 golongan, 72 golongan masuk Neraka dan hanya satu golongan yang masuk

Surga. Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam menyebutkan dengan tegas dan jelas bahwa 72

golongan masuk Neraka dan hanya satu golongan yang akan masuk Surga, yaitu golongan

yang mengikuti Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam dan para Shahabatnya.

Dan diantara 72 golongan yang Beliau Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam sebutkan masuk

Neraka adalah golongan yang sesat dan menyimpang yaitu salah satunya yang beliau

kabarkan dalam hadist-hadist shohih yaitu golongan atau kelompok khawarij.

Adapun esai Ilmiah ini insyaAllah akan membahas beberapa pembahasan yang meliputi

defenisi khawarij, defenisi thogut dan pemikiran-pemikiran mereka yang menyimpang dan

bantahannya, InsyaAllah.

SER 101 | 2
II. Defenisi Khawarij

Jawas (2017) dalam Mulia dengan Manhaj Salaf mendefenisikan Khawarij adalah aliran

yang sesat dan termasuk ahlul bid’ah. Berasal dari kata ‘Kharaja’ yang artinya keluar. Satu

aliran yang menyempal dari agama islam dan mereka keluar dari Imam-Imam pilihan kaum

Muslimin. Bahkan mereka mengkafirkan ‘Ali dan Mu’awiyah serta para pendukung

keduanya. Mereka (Khawarij) disebut demikian karena menyatakan keluar dari

kepemimpinan ‘Ali setelah peristiwa Shiffin, (Jawas. 2017)

SER 101 | 3
III. Pemikiran-Pemikiran Menyimpang Khawarij

Sulaimi (2011) dalam Majalah Asy Syariah menyebutkan tentang mazhab dan pemikiran-

pemikiran menyimpang Khawarij. Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan hafizhahullah

berkata bahwa mazhab mereka adalah tidak berpegang dengan As-Sunnah wal Jamaah, tidak

menaati pemimpin (pemerintah kaum muslimin), berkeyakinan bahwa memberontak terhadap

pemerintah dan memisahkan diri dari jamaah kaum muslimin merupakan bagian dari agama.

Hal ini menyelisihi apa yang diwasiatkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam agar

senantiasa menaati pemerintah (dalam hal yang ma’ruf/yang tidak bertentangan dengan

syariat) dan menyelisihi apa yang telah diperintahkan oleh Allah ‘azza wa jalla dalam

firman-Nya:

ۖۡ‫سو َل َوُأ ْولِي ٱَأۡلمۡ ِر ِمن ُكم‬


ُ ‫َأ ِطي ُعو ْا ٱهَّلل َ َوَأ ِطي ُعو ْا ٱل َّر‬

“Taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya, serta Ulil Amri (pemimpin) di antara kalian.” (QS.

4 : 59, Assyariah.com)

Allah ‘azza wa jalla dan Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadikan ketaatan kepada

pemimpin sebagai bagian dari agama… Mereka (Khawarij) menyatakan bahwa pelaku dosa

besar (di bawah dosa syirik) telah kafir, tidak diampuni dosa-dosanya, kekal di neraka, dan

ini bertentangan dengan apa yang terdapat di dalam Kitabullah (Al-Qur’an).(Sulaimi, 2011)

Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata, “Mereka berkeyakinan atas kafirnya ‘Utsman

bin ‘Affan radhiallahu ‘anhu dan orang-orang yang bersamanya. Mereka juga berkeyakinan

sahnya kepemimpinan ‘Ali radhiallahu ‘anhu(sebelum kemudian dikafirkan oleh mereka,

pen.) dan kafirnya orang-orang yang memerangi ‘Ali radhiallahu ‘anhu dari Ahlul Jamal.

(Sulaimi, 2011)

SER 101 | 4
Al-Hafizh rahimahullah juga berkata, “Kemudian mereka berpendapat bahwa siapa saja yang

tidak berkeyakinan dengan akidah mereka, maka ia kafir, halal darah, harta, dan

keluarganya.” (Sulaimi, 2011)

Beliau juga berkata, “Mereka terpecah dalam banyak kelompok. Namun di antara prinsip

yang disepakati oleh mereka semuanya adalah berpegang dengan Al-Qur’an dan menolak

segala tambahan yang terdapat di dalam hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam

secara mutlak.” (Sulaimi, 2011)

SER 101 | 5
IV. Bantahan Terhadap Khawarij yang Suka Mengkafirkan Pemerintah

Wajibnya menaati pemerintah muslim selama bukan dalam rangka maksiat. Hal ini

sebagaimana telah ditegaskan oleh Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits Abu

Hurairah radhiyallahu’anhu, beliau bersabda, “Wajib atasmu untuk mendengar dan taat,

dalam kondisi susah maupun mudah, dalam keadaan semangat ataupun dalam keadaan tidak

menyenangkan, atau bahkan ketika mereka itu lebih mengutamakan kepentingan diri mereka

di atas kepentinganmu.” (HR. Muslim, lihat Syarh Muslim [6/469]) (Wahyudi, 2021)

Bantahan terhadap orang orang yang berpemahaman khawarij yang suka mengkafirkan

pemerintah karena berdalil dengan berhukum dengan selain hukum Allah sebagaimanan yang

di jelaskan Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah ketika menjelaskan isi Kitab at-Tauhid:

Yang dimaksud dengan berhukum dengan selain hukum Allah yang dihukumi kafir dan

murtad -sehingga layak untuk disebut sebagai thaghut- adalah dalam tiga keadaan:

Pertama Apabila dia meyakini bahwa berhukum dengan selain hukum Allah -yang

bertentangan dengan hukum Allah- itu boleh, seperti contohnya: meyakini bahwa zina dan

khamr itu halal.

Kedua Apabila dia meyakini bahwa selain hukum Allah itu sama saja (sama baiknya) dengan

hukum Allah.

Ketiga Apabila dia meyakini bahwa selain hukum Allah lebih bagus daripada hukum Allah.

Lalu, dia bisa dihukumi zalim -yang tidak sampai kafir– apabila dia masih meyakini hukum

Allah lebih bagus dan wajib diterapkan namun karena kebenciannya kepada orang yang

menjadi objek hukum maka dia pun menerapkan selain hukum Allah. Demikian juga ia

dikatakan fasik -yang tidak kafir- apabila dia menggunakan selain hukum Allah dengan

SER 101 | 6
keyakinan bahwa hukum Allah yang benar, namun dia melakukan hal itu -berhukum dengan

selain hukum Allah- karena faktor dorongan hawa nafsu, suap, nepotisme dsb. Kemudian

beliau juga menjelaskan bahwa tindakan orang yang mengganti syari’at dengan undang-

undang buatan manusia dapat dikategorikan sebagai bentuk kekafiran akbar -yang saya

dengar dari ceramah Syaikh Abdul Aziz ar-Rays beliau telah rujuk dari pendapat ini sebelum

wafatnya-. Meskipun demikian, orang yang memberlakukan undang-undang ini tidak serta

merta dikafirkan. Seperti misalnya, apabila dia menyangka bahwa sistem yang

diberlakukannya itu tidak bertentangan dengan Islam, atau dia menyangka bahwa hal itu

termasuk urusan yang diserahkan oleh Islam kepada manusia, atau dia tidak mengetahui

bahwa apa yang dilakukannya itu termasuk kekafiran. (wahyudi, 2021)

SER 101 | 7
V. Kesimpulan

Dengan penjelasan di atas jelaslah bagi kita bahwa tindakan orang-orang yang

berpemahaman khawarij dengan mudahnya mengkafirkan penguasa negeri ini –semoga Allah

membimbing mereka- serta menjuluki mereka sebagai rezim thaghut adalah sebuah tindakan

serampangan dan tidak dibangun di atas ilmu yang benar.

SER 101 | 8
REFERENSI

Yazid bin Abdul Qadir Jawas, (2017). Mulia Dengan Manhaj Salaf. Bogor: PustakaAtTaqwa.

Ruwaifi’ bin Sulaimi (2011) Kelompok Sesat Pertama Dalam Islam Diakses pada 10

Desember 2021. Dari https://asysyariah.com/khawarij-kelompok-sesat-pertama-dalam-

islam/.html

Wahyudi (2021) Mengapa Mudah Mengkafirkan Pemerintah Diakses pada 10 Desember

2021. Dari https://muslim.or.id/2549-mengapa-mudah-mengkafirkan-pemerintah.html

SER 101 | 9

Anda mungkin juga menyukai