Anda di halaman 1dari 16

TUGAS TECHNOPRENEURSHIP

DESKRIPSI PRODUK DAN PENGUKURAN


TEKNOMETER EDIBLE ICE TEA

Disusun Oleh:
Dito Bayu Aji (03031182025007)
Riski Yona (03031182025008)
M. Faiz Musyaffa (03031182025021)
Muhammad Azimi Kurniawan (03031282025039)
Shah Jeehan Alied Fahlan (03031382025091)
Rifqi Arya Pramana (03031382025117)

Dosen Pengampu:
Bazlina Dawami Afrah, S.T., M.T., M.Eng

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS
SRIWIJAYA 2022
A. Nama Produk
Produk yang kami buat dan tawarkan untuk Technoprenurship yaitu
“Edible Iced Tea”

B. Deskripsi Produk
Edible Iced Tea merupakan salah satu kemasan primer yang ramah
lingkungan yang berfungsi untuk mengemas dan melindungi pangan, dan dapat
menampakkan produk pangan karena bersifat transparan, serta dapat langsung
dimakan bersama produk yang dikemas karena terbuat dari bahan pangan tertentu.
Edible Iced Tea merupakan lapisan tipis dan transparan yang terbuat dari
bahanbahan organik yang dapat dikonsumsi, sehingga tidak menimbulkan adanya
pencemaran. Bahan penyusun edible dikelompokkan menjadi 3 kategori, yaitu
hidrokoloid, lipida dan komposit (campuran antara hidrokoloid dan lipid). Jenis
polisakarida pati merupakan salah satu bahan baku yang sangat berpotensi untuk
membuat edible film, karena karakteristik fisiknya mirip dengan plastik.
Penggunaan polisakarida sebagai bahan dasar pembuatan Edible Iced Tea
didasarkan pada biaya yang relatif murah dibandingkan dengan bahan lain,
kelimpahan bahan, dan sifat termoplastiknya . Kelebihan Edible Iced Tea yang
dibuat dari hidrokoloid di antaranya memiliki kemampuan yang baik untuk
melindungi produk terhadap oksigen, karbon dioksida, dan lipid, meningkatkan
kesatuan struktural produk dan memiliki sifat mekanis yang diinginkan. •
Keunggulan : ramah lingkungan karena dapat meminimalisir penggunaan plastik
sebagai pembungkus makanan/minuman; tampilan yang minimalis dan simple;
mudah di konsumsi tanpa perlu bantuan alat (sedotan). • Kekurangan : Pembuatan
yang relatif sulit; perlu adanya komposisi bahan yang tepat dalam pembuatannya.

C. Latar Belakang
Berbagai negara saat ini memiliki permasalahan yang hampir sama, yaitu
permasalahan limbah sampah plastik. Limbah ini sendiri dinilai mencemari
banyak sektor di kehihupan sehari-hari. Pencemaran ini sendiri banyak ditemukan
di laut, lingkungan sekitar rumah seperti sungai yang tercemar sampah, selokan
yang tertumpuk sampah. Indonesia sendiri memiliki jumlah sampah plastik yang
cukup mendominasi dengan presentasi sebesar 17,5% dengan total sampah plastik
17.776 ton (SIPSN, 2022). Permasalahan ini dinilai menjadi tantangan bagi para
pemuda
saat ini dalam mengembangkan ide dan kreatifitasnya dalam bentuk barang
maupun jasa yang dapat memberikan dampak baik terhadap permasalahan
tersebut. Produk- produk berbasis teknologi ini dapat berupa pembuatan produk
mulai dari skala kecil dengan memberikan manfaat berupa perubahan sikap atau
perilaku konsumen yang menggunakan plastik kearah yang lebih ramah
lingkungan. Pengembangan produk dalam bentuk minuman sendiri dinilai dapat
memberikan efek yang positif kepada masyarakat karena mayoritas masyarakat
menggunakan plastik sebagai media pembungkus makanan maupun minuman.
Pembuatan edible water dalam bentuk minuman es teh merupakan salah satu
inovasi produk yang dinilai dapat memberikan manfaat yang lebih dan diharapkan
memberikan perubahan dalam pola konsumsi masyarakat terkait penggunaan
plastik sebagai media pembungkus. Kemudahan dalam pengkonsumsian edible
water ini diharapkan dapat memberikan efek yang positif terhadap pengurangan
penggunaan plastik.

D. Tujuan
1) Mengetahui bagaimana proses pembuatan edible iced tea
2) Mengetahui Bagaimana citarasa yang dihasilkan saat mengkonsumsi
edible iced tea
3) Mengetahui perbedaan konsumsi teh dengan edible iced tea dan biasa

E. Manfaat
1. Secara penelitian dapat digunakan sebagai literatur kajian ilmiah dalam
menentukan proses untuk menghasilkan edible iced tea
2. Secara konvensional digunakan sebagai acuan pembuatan produk edible
iced tea dan cita rasa yang dihasilkan
3. Sebagai praktikan, dapat menambah pengetahuan mengenai pembuatan
edible iced tea dan perbedaannya dengan konsumsi biasa.

F. Target Pasar
Target pasar dalam pembuatan produk edible iced tea ini adalah kalangan
mahasiswa Universitas Sriwijaya yang gemar mencoba hal-hal unik dan terdengar
baru di telinga, dan edible iced tea ini juga dapat menarik minat para mahasiswa
yang membeli di tengah panasnya cuaca kota Indralaya.
G. Deskripsi Teknometer (TKT 2)
1.1. TKT 1

Analisa pada TKT 1 terkait produk dari edible ice tea kami pada tiga poin di atas
adalah.

1. Asumsi dan hukum dasar (fisika/kimia) yang akan digunakan pada


teknologi yang telah digunakan. (Poin 5)
Pada point ini telah diasumsikan bahwa dari produk yang akan kami
kami buat didasarkan atas reaksi kimia sederhana antara sodium alginate dengan
kalsium klorida. (Poin 5)

2. Studi literatur tentang prinsip dasar teknologi yang dikembangkan.


Studi literatur telah dilakukan dengan merujuk pada jurnal penelitian
terkait pembuatan edible water berikut.
1) Braihi, A. J., Jawad, H., dan Rashid, A. 2020. Eatable Water Bubbles Via
Sodium Alginate And Calcium Chloride By Simple Chemical Reaction
Method. Test Engineering & Management. Vol. 83(1): 22075- 22081.
2) Winati, D. D. T., Aprilia, S., Nafsiah, I., dan Zakaria, D. 2021. Studi
Literatur : Edible Water Bubble dari Tulang Ikan Lele dan Kulit Markisa
Sebagai Bahan Baku Kemasan Air Mineral. Jurnal Teknologi
Pengolahan Pertanian. Vol. 3(1): 25-32.
Kedua jurnal di atas memberikan penjelasan dan dasar teori yang dapat
kami gunakan dalam pengembangan dari edible water sendiri pada aplikasinya
menjadi edible ice tea. Kedua jurnal tersebut juga memberikan beberapa formulasi
dalam membuat edible water dan dinilai dapat menjadi jurnal rujukan pada
pembuatan produk kami.

3. Formulasi hipotesis penelitian. (Poin 5)


Formulasi hipotesis dari penelitian terdahulu di dapatkan pada jurnal
terkait pertama sebagai acuan dengan perencanaan penggunaan sodium alginate
sebanyak 1 gram dalam air 125 mL, kemudian digunakan kalsium klorida
sebanyak 5 gram yang dilarutkan dalam air sebanyak 500 mL.

1.2. TKT 2

1. Peralatan dan sistem yang akan digunakan, telah teridentifikasi. (5 poin)


Peralatan dan sistem yang digunakan dalam Edible Ice Tea merupakan
sistem yang masih sederhana tidak memerlukan peralatan yang ada di
laboratorium karena hanya menggunakan peralatan seperti baskom, blender, dan
sendok.
2. Studi literatur (teoritis/empiris) teknologi yang akan dikembangkan
memungkinkan untuk diterapkan. (4 poin)
Studi literatur pada Edible Ice Tea menggunakan teknologi pangan
bersifat salah satu kemasan primer yang ramah lingkungan yang berfungsi untuk
mengemas dan melindungi pangan, dan dapat menampakkan produk pangan
karena bersifat transparan, serta dapat langsung dimakan bersama produk yang
dikemas karena terbuat dari bahan pangan tertentu.
3. Desain secara teoritis dan juga empiris teridentifikasi. (3 poin)
Poins terkait desain ini di mana point disini yaitu point 3 yang artinya 60
%, untuk produk yang kami buat sudah 60 % untuk desain secara teoritis
berdasarkan literatur yang kami gunakan juga, sedangkan untuk design aktual
akan kami lakukan saat semua bahan telah ada
4. Elemen-elemen dasar dan teknologi dasar sudah diketahui dengan. (4
poin)
Pada elemen-elemen dasar dan teknonolgi dinyatakan dalam presentase,
yaitu 80%, yang artinya pada kelompok kami telah mengetahui semua elemen
dasar mulai alat dan bahan pembuatan dari produk kami ini, yang dimana elemen-
elemen tersebut tentunya akan digunakan dalam proses pembuatan.
5. Karakterisasi komponen teknologi yang akan dikembangkan telah
dikuasai dan dipahami. (4 poin)
Komponen teknologi sudah 80% dikuasai, hal ini didasari berdasarkan
teknologi yang sudah terverifikasi dari hasil penelitian pada studi literatur yang
telah dilakukan dan dinilai teknologi yang sudah ada dari proses reaksi kimia
sederhana pembuatan lapisan film pada edible water sudah cukup jelas.
Pengembangan dari edible water menjadi edible ice tea sendiri saat ini kami
lakukan dan akan dilakukan pembuatan dasar dari produk secara kasar (prototipe)
sebelum diuji coba lebih lanjut.
6. Kinerja dari masing-masing elemen penyusun teknologi yang akan
dikembangkan telah diprediksi. (4 poin)
Kinerja yang dari masing-masing elemen ini sendiri kami capai dalam
persentase 80% dengan masing- masing komponen teknologi yang didasarkan atas
reaksi kimia sederhana antara sodium alginate dan kalsium klorida. Sodium
alginate sendiri berperan sebagai selulosa dan dinilai dapat meningkatkan sifat
mekanik dari lapisan film sedangkan pada kalsium klorida sendiri mengandung
senyawa Ion kalsium dari kalsium klorida yang dapat berikatan dengan senyawa
pati sehingga membentuk matrix yang dapat mengikat air dan meningkatkan daya
elastisitas.
7. Analisis Awal Menunjukkan Bahwa Fungsi Utama yang Dibutuhkan
Dapat Bekerja dengan Baik (3 poin)
Analisis awal berada di poin ketiga dengan persentase 60%. Fungsi
utama dari produk Edible Ice Tea adalah untuk mengurangi limbah plastik yang
berada di kawasan Indralaya, Sumatera Selatan. Para pengguna plastik di kawasan
tersebut cukup banyak dan banyak juga limbah plastik. Analisis awal terhadap
Edible Ice Tea ini masih berada di persentase 60% karena harus dilakukan uji dan
analisis secara langsung di saat produk telah jadi dan dilakukan uji coba.
Berdasarkan
asumsi, Edible Ice Tea ini dapat bekerja dengan baik untuk mengurangi limbah
plastik.
8. Model dan Simulasi untuk Menguji Kebenaran Prinsip Dasar (3 poin)
Pemodelan dan simulasi dapat dilihat pada video-video referensi di
internet tentang pengujian tekstur, ketebalan, dan rasa. Prinsip dasar Edible Ice
Tea adalah pengurangan limbah plastik. Berdasarkan poin, masih dalam 60%
dikarenakan belum dilakukan uji pemodelan dan simulasi secara langsung
terhadap produk yang akan dibuat. Produk akan dibuat di saat alat dan bahan
sudah tersedia.
9. Penelitian analitik untuk menguji kebenaran prinsip dasarnya. (3 poin)
Penelitian analitik yang diuji untuk mengetahui kebenaran sudah dicapai
dalam persentase 60%. Analisa-analisa yang dilakukan untuk menguji prinsip
dasarnya yaitu analisa ketebalan, tensile strength, elongation, dan FTIR.
Penambahan konsentrasi gliserol sebagai plasticizer berpengaruh terhadap
ketebalan edible film, semakin banyak gliserol yang ditambahkan maka
ketebalannya semakin meningkat. Penambahan konsentrasi gliserol sebagai
plasticizer berpengaruh terhadap tensile strength dari edible film, semakin besar
gliserol yang ditambahkan maka tensile strength semakin rendah. Elongasi edible
film meningkat seiring peningkatan konsentrasi gliserol pada formulasi edible
film.
10. Komponen-komponen teknologi yang akan dikembangkan, secara
terpisah dapat bekerja dengan baik. ( 5 poin)
Komponen-komponen teknologi yang akan dikembangkan yang kami
capai dalam persentase 100%. Komponen penyusun edible film akan
mempengaruhi secara langsung bentuk morfologi maupun sifat pengemas yang
dihasilkan. Tiga komponen penyusun dasar edible film yaitu hidrokoloid (protein,
polisakarida, alginat), lipid (asam lemak, asil gliserol, wax atau lilin), dan
komposit (campuran hidrokoloid dan lipid). Bahan hidrokoloid yang digunakan
secara luas untuk pembentukan edible film yaitu protein dan polisakarida.
Sementara lipid yang umum digunakan dalam pembuatan edible film adalah lilin
alami, asil gliserol asam lemak serta emulsifier.
11. Peralatan yang digunakan harus valid dan reliabel.(5 poin)
Pada bagian peralatan yang digunakan sudah divalidasi dan sudah banyak
tersebar di pasaran secara sederhana serta mudah digunakan karena hanya
memuat, wadah baskom, sendok, mixer (blender) dan juga sendok atau barang
sejenis.
12. Diketahui tahapan eksperimen yang akan dilakukan. (5 poin)
Tahapan eksperimen sendiri digunakan sesuai jurnal rujukan dari kedua
jurnal yang telah diteliti dan ditelaah, dengan mengambil kondisi optimal dari
hasil eksperimen sendiri dinilai sudah memenuhi persyaratan dalam
pengembangan produk kami.
1.3. TKT 3

1. Studi analitik mendukung prediksi kinerja elemen-elemen teknologi (4


poin)
Telah dilakukan studi analitik dalam memprediksi kinerja elemen
teknologi dalam hal ini memanfaatkan reaksi kimia antara senyawa kimia sodium
alginat dengan kalsium klorida.
2. Karakteristik/sifat dan kapasitas untuk kerja system dasar telah
diidentifikasi dan diprediksi (5 poin)
Karakteristik serta sifat termasuk kapasitas telah diidentifikasi dan
dianalisa dalam proses system kerja pada pembuatan produk berupa analisa sifat
dari bahan yang digunakan sebagai dasar dari teknologi yang dimanfaatkan.
3. Telah dilakukan percobaan laboratorium untuk menguji kelayakan
penerapan teknologi tersebut (4 poin)
Telah dilakukan uji percobaan dalam pembuatan produk skala
laboratorium sebagai parameter pengujian teknologi pada produk dengan
mepertimbangkan beberapa aspek selama proses produksi mulai dari waktu
tunggu, pemghomogenan bahan, pelarutan dan pencampuran hingga terbentuk
produk.
4. Model dan simulasi mendukung prediksi kemampuan elemen-elemen
teknologi (5 poin)
Sumulasi dan model yang digunakan kami prediksi telah memiliki
kemampuan dalam mendukung elemen-elemen teknologi yang ada.
5. Pengembangan teknologi tersebut dengan langkah awal menggunakan
model matematik sangat dimungkinkan dan dapat disimulasikan (5 poin)
Permodelan matematik secara sederhana dapat dilakukan dengan
memperhitungkan reaksi yang terjadi, perpindahan massa secara sederhana
maupun secara penggunaan komposisi dengan acuan penelitian terdahulu.
6. Penelitian laboratorium untuk memprediksi kinerja tiap elemen teknologi
(5 poin)
Telah dilakukan penelitian dan percobaan skala laboratorium sebagai
cara dalam pengujian tiap kinerja elemen teknologi, mulai dari pengaruh lama
waktu tunggu, pengaruh lama pengadukan, pengaruh lama pencampuran dan lain
sebagainya terkait variabel proses produksi produk.
7. Secara teoritis, empisris dan eksperimen telah diketahui komponen-
komponen system teknologi tersebut dapat bekerja dengan baik (4 poin)
Secara teoritis, empisris dan eksperimen telah diketahui komponen-
komponen system teknologi tersebut dapat bekerja dengan baik mulai dari
mekanisme reaksi yang terjadi pada kedua bahan yang natinya akan menghasilkan
sebuah lapisan film tipis.
8. Telah dilakukan penelitian di laboratorium dengan menggunakan data
dummy (3 poin)
Telah dilakukan penelitian dengan menggunakan data dummy namun
trial yang dilakukan tidak begitu banyak dan dinilai masih kurang.
9. Teknologi layak secara ilmiah (studi analitik, model/simulasi,
eksperimen) (5 poin)
Teknologi yang digunakan secara ilmiah dapat dikatakan layak dan baik.
1.4. TKT 4

1. Test laboratorium komponen komponen secara terpisah telah dilakukan


(3 poin)
Pengujian komponen secara laboratorium dilakukan secara sederhana,
hal ini dikarekanakan penggunaan bahan kimia yang telah melalui proses test
analisa terlebih dahulu dengan kesiapanteknologi yang sudah ada dan
terverifikasi.
2. Persyaratan system untuk aplikasi menurut pengguna telah diketahui
(keinginan adopter) (4 poin)
Sistem dalam aplikasinya sendiri berdasarkan pengguna telah
teridentifikasi sebagai inovasi dalam penggunaan kemasan yang lebih ramah
lingkungan dan menjadi salah satu cara yang baru dalam pengkonsumsian
minuman.
3. Hasil percobaan laboratorium terhadap komponen-komponen
menunjukkan bahwa komponen tersebut dapat beroperasi (3 poin)
Pengujian terhadap komponen secara sederhana dapat dikatakan
memenuhi persyaratan dan dapat beroperasi secara baik dengan sedikit
kekurangan dalam analisa yang tidak mendetail akibat minimnya alat dan studi
terkait Analisa tesebut.
4. Percobaan fungsi utama teknologi dalam lingkungan yang relevan (5
poin) Percobaan fungsi utama dari teknologi ini sendiri sudah relevan dan baik
terhadap lingkungan karena pada teknologi ini kami menerapkan bahan yang
bersifat food grade yang sudah pasti dapat dikonsumsi dan ramah lingkungan.
5. Prototipe teknologi skala lab telah dibuat (4 poin)
Prototipe telah dibuat namun masih dalam tahap pengembangan untuk
memaksimalkan produk dalam tahap finalisasi.
6. Penelitian integrasi komponen telah dimulai (5 poin)
Penelitian terkait pengembangan produk ini telah terintegrasi terhadap
komponen yang digunakan dan masih berjalan dengan baik.
7. Proses kunci untuk manfakturnya telah diidentifikasi dan dikaji di lab (3
poin)
Proses untuk manufakturnya sendiri telah diidentifikasi namun perlu
dikaji lebih lanjut terkait produk tersebut karena masih dalam tahap
perkembangan.
8. Integrasi system teknologi dan rancang bangun skala lab telah selesai
(low fidelity) (5 poin)
Integrasi system teknologi dan rancang bangun skala lab telah selesai
dilakukan dan diapat produk yang cukup baik.

1.5. TKT 5

1. Persiapan produksi perangkat keras telah dilakukan


Edible ice tea mengunakan perangkat keras yang di lakukan dengan alat
yang sederhana.
2. Penelitian pasar (marketing research) dan penelitian laboratorium utk
memilih proses fabrikasi
Edible ice tea siap untuk dipasarkan karena sudah teruji di lab bagus untuk
dikonsumsi oleh masyarakat.
3. Prototipe telah dibuat
Propertie saat ini masih belum 100% dijalankan karena masih terkendala
di bagian pengemasannya.
4. Peralatan dan mesin pendukung telah diuji coba dalam laboratorium
Peralatan yang digunakan telah lolos dari uji coba laboratorium. Sehingga
layak untuk digunakan dalam pembuatan edible ice tea.
5. Integrasi sistem selesai dgn akurasi tinggi (high fidelity), siap diuji pd
lingkungan nyata/simulasi.
Integrasi saat ini sangat high fidelity karena produk yang dihasilkan ramah
lingkungan tanpa adanya limbah plastik.
6. Akurasi/ fidelity sistem prototipe meningkat.
Akurasi pada edible ice tea meningkat dengan baik.
7. Kondisi laboratorium di modifikasi sehingga mirip dengan lingkungan
yang sesungguhnya
Progres ini hampir terjalan dengan baik.
8. Proses produksi telah direview oleh bagian manufaktur.
Produk edible ice tea telah diuji coba karena ramah lingkungan tanpa
adanya limbah plastik.

1.6. TKT 6

1. Kondisi lingkungan operasi sesungguhnya telah diketahui


Kondisi lingkungan untuk pembuatan edible ice tea sangat rapi dan higenis.
2. Kebutuhan investasi untuk peralatan dan proses pabrikasi teridentifikasi.
Investasi saat ini belum terjalan dengan baik karena masih mencari
investor yang ingin berkerja sama dengan kami.
3. M&S untuk kinerja sistem teknologi pada lingkungan operasi.
M&S dengan teknologi minuman yang ramah lingkungan ini sangat
diperlukan karena bisa mengurangi limbah plastik.
4. Bagian manufaktur/ pabrikasi menyetujui dan menerima hasil pengujian
lab.
Hasil pengujian saat ini belum di setujui pada bagian manufakturnya.
5. Prototipe telah teruji dengan akurasi/ fidelitas lab yg tinggi pd simulasi
lingkungan operasional (yg sebenarnya di luar lab)
Prototipe pada simulasi ini telah terjalan dengan baik tanpa adanya
hambatan apapun.
6. Hasil Uji membuktikan layak secara teknis (engineering feasibility)
Uji layak secara teknik belum 100% teruji dengan baik karena kadang
terkendala pada bagian pembentukaan bahan yang digunakan.

1.7.TKT 7

1. Proses fabrikasi secara umum telah dipahami dengan baik (5 poin)


Proses fabrikasi produk edible ice tea sendiri telah dipahami yang
didasarkan oleh pembuatan edible water.
2. Hampir semua fungsi dapat berjalan dalam lingkungan/kondisi operasi (5
poin)
Fungsi dari produk dan kinerja pada produk sejauh yang diamati dan
di analisa telah berjalan dengan baik dalam kondisi lingkungan operasinya.
3. Test operasi sistem skala laboratorium di dalam lingkungan yang
relevan (4 poin)
Test operasi system skala lab di dalam lingkungan telah relevan dan
dapat dikatakan aman dan berhasil karena semua bahan yang dugunakan sudah
food grade dan teknologinya sendiri hanya memanfaatkan reaksi kimia sederhana
dalam pembuatan lapisan film pada produk sebagai pengganti plastik.
4. Prototipe lengkap telah didemonstrasikan pada simulasi lingkungan
operasional (4 poin)
Prorotipe telah didemonstrasikan pada kondisi lingkungan sekitar dan
dinilai dapat bertahan dengan baik sesuai harapan, namun masih perlu
pengembangan lebih lanjut dan analisa lebih mendetail.
5. Prototipe sistem telah teruji pada ujicoba lapangan (4 poin)
Prorotipe system dari produk sudah teruji dalam lapangan dan dinilai
berhasil dilakukan dengan indicator keberhasilan berupa ketahanan film dalam
kondisi lingkungan sekitar dan ketahanan kuat tekan pada lapisan film tersebut.
6. Siap untuk produksi awal (Low Rate Initial Production- LRIP) (5 poin)
Produksi awal dinilai sudah siap untuk memproduksi edible ice tea ini
sendiri secara start up produk.
7. Perhitungan perkiraan biaya telah divalidasi (design to cost)
Biaya yang digunakan edible ice tea saat ini sangat murah, karena tidak
menggunakan bahan yang mahal.
8. Proses fabrikasi secara umum telah dipahami dengan baik
Proses pabrikasi pada produk edible ice tea sudah dipahami dengan baik
karena bahan dan pembuatannya sangat sederhana.
9. Hampir semua fungsi dapat berjalan dalam lingkungan/kondisi operasi
Semua fungsi pembuatan edible ice tea berjalan dengan baik tanpa ada
efek samping dalam lingkungan atau kondisi operasi karena produk
edible iced ini untuk mengurangi limbah plastik di kalangan saat ini.
10. Test operasi sistem skala laboratorium di dalam lingkungan yang relevan
Edible ice tea sudah mencapai test operasi skala laboratorium dengan
relevan atau baik untuk dikonsumsi.
11. Prototipe lengkap telah didemonstrasikan pada simulasi lingkungan
operasional
Edible ice tea sudah mengikuti prototipe yang lengkap dengan
operasional yang sangat sederhana.
12. Prototipe sistem telah teruji pada ujicoba lapangan
Edible ice tea telah teruji dengan baik karena produknya yang ramah
lingkungan.
13. Siap untuk produksi awal (Low Rate Initial Production- LRIP)
Edible ice tea sangat diperlukan pada kalangan saat ini karena
masyarakat tidak susah mencari tempat pembuangan limbah plastik.

1.8. TKT 8

1. Bentuk, kesesuaian dan fungsi komponen kompatibel dengan sistem


operasi (5 poin)
Bentuk yang diharapkan adalah bulat dan fungsi dari komponen adalah
untuk dimakan. Baik dari segi bentuk maupun komponen sudah sesuai
dengan hasil yang diharapkan.
2. Mesin dan peralatan telah diuji dalam lingkungan produksi (4 poin)
Edible iced tea masih dalam tahap uji untuk proses pemasaran dan
produksi.
3. Diagram akhir telah dibuat (5 poin)
Diagram dalam akhir dalam proses produksi telah dibuat sesuai dengan
urutan pembuatan edible iced tea.
4. Proses fabrikasi diujicobakan pada skala percontohan (pilot-line atau
LRIP) (4 poin)
Proses fabrikasi untuk edible iced tea masih dalam tahap uji coba untuk
diaplikasikan pada skala percontohan.
5. Uji proses fabrikasi menunjukkan hasil dan tingkat produktifitas yang
dapat diterima (5 poin)
Fabrikasi untuk produksi edible iced tea masih dalam tahap uji coba
dengan melakukan testimoni terhadap masing-masing anggota kelompok
baik dari segi rasa dan tekstur. Fabrikasi ini juga telah diujicobakan
dalam lingkungan produksi.
6. Uji seluruh fungsi dilakukan dalam simulasi lingkungan operasi (5 poin)
Semua fungsi pembuatan edible ice tea berjalan dengan baik tanpa ada
efek samping dalam lingkungan atau kondisi operasi karena produk
edible ice ini untuk mnegurangi limbah plastik di kalangan saat ini.
7. Semua bahan/ material dan peralatan tersedia untuk digunakan dalam
produksi (5 poin)
Bahan-bahan yang akan dibeli seperti sodium alginate, gula, dan lain-lain
dapat ditemukan dengan mudah baik dibeli secara langsung maupun di
toko online dan dengan harga yang terjangkau.
8. Sistem memenuhi kualifikasi melalui test dan evaluasi (DT&E selesai) (5
poin)
Edible iced tea dapat melalui tahap test dan evaluasi karena telah sesuai
bentuk, rasa, dan sesuai kegunaannya dalam mengurangi limbah plastik.
9. Siap untuk produksi skala penuh (kapasitas penuh) (5 poin)
Dari hasil analisis keuangan, kapasitas, tujuan pembuatan, dan hasil uji
rasa dan tekstur, dapat disimpulkan bahwa ecible iced tea sudah siap
dilakukan produksi skala penuh.

Anda mungkin juga menyukai