DI Susun Oleh:
Asai : Wasini
Nim : 462021408
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Masalah gizi kurang dan gizi buruk diisukan masih menjadi masalah gizi utama di
Indonesia yang sampai pada saat ini belum tertuntaskan, bukan saja karena luasnya
jangkauan penyebarannya, tetapi juga karena sangat berat implikasinya bagi pertahanan
nasional dan pembangunan generasi mendatang (Budiyanto, 2002).
Berdasarkan data Departemen Kesehatan Indonesia tahun 2004, kasus gizi kurang
dan gizi buruk mencapai 5,1 juta. Kemudian pada tahun 2005 turun menjadi 4,42 juta
kemudian turun menjadi 4,3 juta ( 944.246 diantaranya adalah kasus gizi buruk) di tahun
2006 (Depkes RI, 2006).
Anak yang kekurangan gizi pada usia balita akan tumbuh pendek, dan mengalami
gangguan pertumbuhan dan perkembangan otak yang berpengaruh pada rendahnya tingkat
kecerdasan, karena tumbuh kembang otak 80 % terjadi pada masa balita yakni dalam
kandungan sampai usia 2 tahun. Dampak lain yang ditimbulkan dari anak penderita gizi
buruk adalah kesakitan, kematian, dan penurunan produktivitas yang diperkirakan antara 20-
30 % (Depkes RI, 2006).
Selain masalah gizi kurang dan gizi buruk yang sedang dihadapi, masalah gizi lain
seperti GAKI, anemia dan KEK pada ibu hamil, beserta penyakit infeksi juga merupakan
masalah kesehatan yang masih kerap timbul di masyarakat. Berdasarkan data riskesdas tahun
2010. Masalah gizi ini bila tidak ditangani secara serius akan mengakibatkan bangsa
Indonesia mengalami lost generation (Budiyanto, 2002).
Pemerintah Republik Indonesia melalui Departemen Kesehatan RI tahun 2004 yang
disalurkan lewat seluruh kabupaten dan kota, telah berupaya menanggulangi masalah gizi
dengan melakukan pemanfaatan kembali Posyandu, meningkatkan partisipasi masyarakat
dalam memantau tumbuh kembang balita, meningkatkan kemampuan petugas kesehatan,
mewujudkan keluarga sadar gizi dan memberikan makanan tambahan, MP ASI dan
pemberian kapsul vitamin A, menggalang kerjasama lintas sektoral dan kemitraan serta
mengaktifkan kembali Sistem Kewaspadaan Dini Gizi Buruk. Semua upaya-upaya tersebut
terangkum dalam Upaya Perbaikan Gizi Masyarat (Azwar, 2008).
1.2.Tujuan
1.2.1.Tujuan Umum
Mengaplikasikan teori problem solving cycle (siklus pemecahan masalah) di
Puskesmas Kecamatan Jatinegara khususnya di unit Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi berbagai masalah di unit Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat Puskesmas
Kecamatan Jatinegara.
b. Mengidentifikasi prioritas masalah di unit Upaya Perbaikan Gizi masyarakat Puskesmas
Kecamatan Jatinegara.
c. Mengidentifikasi penyebab masalah di unit Upaya Perbaikan Gizi masyarakat Puskesmas
Kecamatan Jatinegara.
d. Menentukan alternatif pemecahan masalah di unit Upaya Perbaikan Gizi
Masyarakat Puskesmas Kecamatan Jatinegara.
e. Menentukan prioritas alternatif pemecahan masalah di unit Upaya Perbaikan Gizi
Masyarakat Puskesmas Kecamatan Jatinegara.
f. Memberikan masukan yang bermanfaat untuk peningkatan kinerja di unit Upaya Perbaikan
Gizi Masyarakat Puskesmas Kecamatan Jatinegara.
1.3. Manfaat
1.3.1. Bagi Mahasiswa
a. Mendapatkan pengalaman kerja khususnya dalam mengaplikasikan teori yang telah
didapat di bangku kuliah.
b. Dapat mengetahui kondisi dan suasana kerja di unit Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
Puskesmas Kecamatan Jatinegara.
1.3.2. Bagi Puskesmas Kecamatan Jatinegara
a. Terciptanya kerjasama yang bermanfaat antara Puskesmas Kecamatan Jatinegara
dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya.
b. Puskesmas Kecamatan Jatinegara mendapat masukan yang bermanfaat dari mahasiswa di
unit Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat Puskesmas Kecamatan Jatinegara yang bisa
dipertimbangkan untuk membuat kebijakan gizi selanjutnya.