Makalah Afiksasi Pembentukan Adjektiva - PBSI 3C
Makalah Afiksasi Pembentukan Adjektiva - PBSI 3C
Disusun oleh:
Puji syukur ke hadirat Allah Swt senantiasa kita ucapkan. Atas Rahmat dan
Karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta salam kita
curahkan pada Rasulullah Saw. Risalah beliaulah yang bermanfaat bagi kita semua
sebagai petunjuk menjalani kehidupan dan semoga syafaatnya mengalir pada kita
kelak.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Sebelum kita membahas apa itu Afiksasi, kita harus tahu dulu apa itu
Afiks? Afiks adalah morfem terikat yang dilekatkan pada morfem dasar atau
akar. Pembahasan mengenai afiks dapat ditemukan dalam setiap buku
linguistik umum dan morfologi. Namun demikian, pembahasan pada buku-
buku tersebut masih bersifat kurang menyeluruh dan berbeda-beda. Hal ini
dapat disebabkan oleh terbatasnya jenis afiks dari bahasa yang dianalisis atau
belum adanya analisis yang lebih mendalam mengenai afiks.
Afiksasi adalah proses pembubuhan afiks pada suatu satuan, baik
berupa satuan tunggal maupun kompleks untuk membentuk kata. Afiksasi
adalah salah satu dari 3 proses morfologik, yang terdiri atas afiksasi,
Reduplikasi, dan Proses Pemajemukkan.
Kosakata Bahasa Indonesia yang berkategori atau berkelas Adjektiva
pada umumnya berupa kata yang telah “jadi”, atau bentuk yang berupa akar.
Maka tidak ada yang perlu dibentuk terlebih dahulu dengan proses pemberian
afiks. Jadi, tidak sama dengan kata-kata berkategori nomina dan verba yang
sebagian besar perlu dibentuk dulu dengan proses afiksasi. Namun, dalam
hampir semua buku kridaksana (1989) dan buku Alwi (1998) ada sejumlah kata
berafiks yang bentuk dasarnya berkategori Adjektiva dan berkategori nomina
tetapi memiliki komponen makna yang (+ sifat) atau (+ keadaan) digolongkan
juga sebagai kata berkelas Adjektiva. Memang kadang-kadang diakui juga
bahwa kata bentukan tersebut bertumpang rindi dengan kategori lain.
Ciri gramatikal kosakata bahasa Indonesia “asli” yang berkategori
Adjektiva memang tidak tampak. Hal ini berbeda dengan kosakata yang berasal
dari unsur serapan bahasa Arab, bahasa Inggris dan Bahasa Belanda. Kita
1
2
1.3. Tujuan
3
4
✓ Pembersih ✓ Pendingin
✓ Pemutih ✓ Penghitam
✓ Pengering ✓ Pencemar
✓ Pemanas ✓ Pengotor
✓ Penjinak ✓ Pelicin
Catatan:
takut + pe =
• Penakut (yang memiliki sifat takut)
• Menakutkan (penakut “yang menakutkan”)
Pemberian prefiks se- pada semua dasar Adjektiva memberi makna gramatikal
“sama (dasar) dengan nomina yang mengikutinya”. Misalnya:
Pemberian sufiks -an pada semua dasar Adjektiva memberi makna gramatikal
“lebih (dasar)” pada nomina yang mengikutinya. Misalnya:
Perlu dicatat kata asinan dan manisan yang bermakna gramatikal “yang di
(dasar)” dibentuk melalui verba mengasinkan dan memaniskan.
Ada sejumlah kata berafiks ter- yang bentuk dasarnya bukan Adjektiva, tetapi
memiliki persyaratan untuk disebut berkategori Adjektiva, sebab dapat didahului
adverbia agak dan sangat karena bentuk dasarnya itu memiliki komponen makna
(+keadaan). Beberapa contoh:
✓ kehitam-hitaman ✓ kebiru-biruan
✓ kemerah-merahan ✓ kekuning-kuningan
✓ kehijau-hijauan
Catatan:
Ada sejumlah makna gramatikal yang dimiliki dasar Adjektiva bila diberi
konfiks ke-an. Di antaranya adalah:
Oleh karena itu, kalau di dalam berbagai buku tata bahasa dari berbagai penulis
tidak ada keseragaman pendapat bisa kita pahami.
11
2.10.1. Kata serapan dari bahasa Inggris dan Belanda yang berkategori ajektif dapat
kita kenali dari “akhiran” (dalam tanda petik), seperti:
Catatan:
“akhiran” il dari bahasa Belanda menurut pedoman EYD harus diganti dengan
“akhiran” al dari bahasa Inggris. Namun, ada “akhiran” il dan al tidak bisa
dipertukarkan karena memiliki makna yang berbeda, seperti kata idiil dan ideal.
12
2.10.2. Kata serapan dari bahasa Arab yang berkategori Adjektiva dapat kita kenali
dari “akhiran” (dalam tanda petik), antara lain:
A. Simpulan
Kata dalam bahasa Indonesia, terdiri dari kata dasar dan bentuk
imbuhan.
Kosakata Bahasa Indonesia yang berkategori atau berkelas
Adjektiva pada umumnya berupa kata yang telah “jadi”, atau bentuk yang
berupa akar.
Namun, dalam hampir semua buku kridaksana (1989) dan buku
Alwi (1998) ada sejumlah kata berafiks yang bentuk dasarnya berkategori
Adjektiva dan berkategori nomina tetapi memiliki komponen makna yang
(+ sifat) atau (+ keadaan) digolongkan juga sebagai kata berkelas Adjektiva.
Dalam subbab berikut akan dibicarakan kata-kata berafiks bahasa
Indonesia yang oleh banyak pakar digolongkan sebagai kata berkelas
Adjektiva dan dalam subbab lain akan dibicarakan kata-kata berkelas
Adjektiva yang berasal dari unsur serapan dengan kemungkinan
penggunaan “afiks” serapannya dalam pembentukan kata berkelas
Adjektiva.
13
14
DAFTAR PUSTAKA